Benarkah Kaum Musyrik Arab Beriman Kepada Tauhid Rububiyyah Allah? Bantahan Untuk Ustad Firanda (I)

Persembahan Untuk: www.firanda.com dan Para Wahhâbiyyûn

Atas Artikel: Persangkaan Abu Salafy Al-Majhuul Bahwasanya Kaum Musyrikin Arab Tidak Mengakui Rububiyyah Allah Oleh: Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja

Catatan:

Tadinya saya tidak tertarik untuk meladeni artikel yang digelar diwww.firanda.com yang mengkritik tulisan saya, sebab terkesan tidak memahami pesan inti apa yang saya tulis. Tetapi demi kebenaran dan agar tidak dianggap lari dari medan diskusi maka saya pun menyempatkan diri menulis tanggapan ini…. itupun hanya sekedarnya.. tidak menyoroti seluruh poin yang perlu ditanggapi!

Dalam artikelnya yang penuh semangat itu, saudara Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja memaparkan panjang-lebar tanggapannya atas artiekl saya dalam: Kitab Kasyf asy Sybuhat Doktrin Takfir Wahhabi Paling Ganas (14) dengan menyajikan berbagai kutipan para mufassir klasik tentang ayat-ayat Al Qur’an yang diyakininya mendukung pandangan dan kesimpulan yang dibuatnya. Saya benar-benar bangga atas prestasi itu dan berterima kasih atas keseriusannya dalam membantah apa yang saya sajikan dalam artikel saya tersebut. Walaupun ia kelihatan menghindar dari topik inti dalam artikel itu, yaitu pengkafiran Syeikh Ibnu Abdil Wahhâb terhadap kaum Muslim atas dasar pemahamannya yang salah itu! Tetapi tak mengapalah, saya tidak terlalu mempermasalahkan hal itu.

Dari paparan panjang lebarnya dapat disimpulkan beberapa kesimpulan (walau saya tidak dalam rangka menyimpulkan secara menyeluruh). Di antaranya:

  • Pemahamannya terhadap ayat-ayat didasarkan kepada tafsir Salaf. Yang tentunya itu memberi nilai tambah tersendiri yang katanya tidak saya miliki ketika saya menyajikan kesimpulan atau tepatnya alternative penafsiran terhadapnya.

Penafsiran saya harus dianggap batil sebab tidak sesuai dengan tafsir para Salaf; sahabat dan tabi’în. Sebab saya memberikan alternatif pemaknaan: “Sementara itu pernyataan mereka itu bisa saja mereka sampaikan dalam rangka membela diri di hadapan hujatan tajam Al Qur’an, bukan muncul dari i’tiqâd dan keimanan.” … Seakan Allah SWT mengecam mereka bahwa mereka berbohong dalam apa yang mereka nyatakan dengan lisan mereka! Dan sesungguhnya mereka tidak beriman kepada Allah sebagai Dzat Maha Pencipta, Khâliq, Maha Pemberi rizki, Râziq.” … Demikian sebagian ulama Islam memahami ayat-ayat di atas. Dan andai pemahaman di atas ini tidak disetujui dan dianggap lemah, dan apa yang dinyatakan kaum Musyrikûn itu adalah sesuai apa yang mereka yakini, maka perlu diketahui bahwa sekadar mengimani Allah sebagai Dzat Maha Pencipta, Khâliq, Maha Pemberi rizki, Râziq tidaklah cukup alasan dikelompokkan sebagai kaum beriman jika mereka menyembah selain Allah SWT. seperti yang dilakukan kaum Musyrikûn) lihat Kitab Kasyfu asy-Syubuhat Doktrin Takfir Wahhabi Paling Ganas (3) ) Dan ia pun segera menghujat saya dengan kata-katanya:

Maka saya katakan kepada ustadz Abu salafy: Inilah penafsiran sahabat dan para tabi’in –yang sesuai dengan penafsiran syaikh Muhammad bin Abdil Wahhaab-, semuanya sepakat bahwasanya kaum musyrikin mengakui bahwa Allah pencipta mereka dan yang memberi rizki kepada mereka, maka manakah salaf anda yang menafsirkan sebagaimana penafsiran anda bahwasanya kaum musyrikin tidak mengakui Allah sebagai pencipta dan pemberi rizki kepada mereka??, dan pernyataan mereka bahwasanya Allah pencipta mereka hanyalah di lisan saja dan tidak dihati, mereka menyatakan demikian hanya untuk membela diri???? Pantaskah anda menggelari diri anda Abu Salafy namun anda tidak mengikuti seorang salafpun dalam aqidah??!!. Dalam hal ini anda tidak memiliki seorang salafpun sebagaimana juga dalam aqidah anda Allah tidak di atas juga tanpa salaf. Oleh karenanya saya menganjurkan anda untuk mengganti kunyah anda dengan Abu Kholafy, agar lebih baik dan lebih pas”

Sementara seperti yang Anda saksikan, apa yang saya sajikan tidak semestinya mengundang reaksi brutal seperti itu, seakan saya sedang memutar-balikkan ayat-ayat suci Al Qur’an atau mengkufurinya dan mengharuskannya pamer kehebatan dalam memahami tafsir Al Qur’an! Sebab, jujur  saya katakana, apa yang ia sajikan baru setengah dari tafsir Salaf atau bahkan kurang! Sebab, bukankah pembaca yang budiman menyaksikan bagaimana menyebutkan apa yang saya katakana itu adalah pendapat sebagian ahli tafsir… yang jika toh tidak diterima dan dianggap salah, saya pun telah menyajikan alternatif lain, seperti dapat And abaca!

Peringatan!

Seperti telah saya sampaikan bahwa saya bangga dengan prestasi Anda yang telah menyajikan berbagai kutipan tentang ayat-ayat yang dalam hemat Anda hanya memberikan satu tafsiran  dan kesimpulan yang mendukung pemahaman Syeikh Ibnu Abdil Wahhâb –Bapak Doktrin Jama’ah Takfiriyah- bahwa kaum Musyrik Arab telah mengakui Tauhid Allah dalam Rububiyyah/penciptaan dan pengaturan, hanya saja, mereka menyekutukan Allah dalam Ulûhiyyah/penyembahan!

Andai apa yang saya katakan itu benar bahwa para mufassir Salaf demikian memahami ayat-ayat tersebut, tetapi sama sekali tidak berarti mereka sejalan dengan Syeikh Ibnu Abdil Wahhâb dalam mengetrapkannya sehingga diberlakukan atas kaum Muslim –yang dalam anggapannya telah musyrik dalam Ulûhiyyah meskipun mereka mengesakan Allah SWT dalam Rububiyyah! Poin penting untuk diperhatikan. Sebab kita sedang membicarakan doktrin pengkafiran kaum Muslim yang di-cekokkan Syeikh Ibnu Abdil Wahhâb dalam kitabnya itu!

Apa Yang Saudara Sajikan Bukan Satu-satunya Penafsiran!

Sikap hati-hati dalam menafsirkan firman Allah adalah sebuah keharusan. Tidak memastikan sebuah arti tertentu dan meniadakan kemungkinan arti lain adalah sikap terpuji dan sangat dianjurkan!

Saya tidak mengingkari bahwa apa yang Anda sampaikan itu adalah pendapat Salaf! Tetapi ia belum mewakili seluruh Salaf. Ia baru mewaliki sebagian Salaf! Nama-nama penting yang menghiasi istidlâl/argumentasi Anda adalah nama-nama tokoh Salaf terpandang dan selalu manjadi rujukan…. Ath Thabari… Al Qurthubi.. Az Zamakhsyari (yang bermazhab Mu’tazilah musuh bebuyutan kaum Wahhâbi/Salafi) dkk adalah para mufassir kenamaan… semua itu tidak ada masalah bagi saya… . Hanya saja semestinya Anda harus lebih teliti dan mengkajinya secara seksama… bagaimana pandangan para Salaf dan ahli tafsir kebanggaan Anda itu terhadap masalah ini! Hanya itu… sehingga Anda tidak terjebak dalam berbangga diri sebagai yang paling Salafi dari semua, karena Anda telah mampu mengeja dan menerjemah dengan baik kutipan dan keterangan para ulama klasik!

Saudaraku yang saya hormati… Anda perlu tahu, bahwa ternyata apa yang Anda sajikan itu bukan total dari penafsiran para ulama… sebab ternyata masih banyak alternatif lain yang mereka sajikan!

Dalam kesempatan ini saya tidak ingin berpanjang-panjang mengutip keterangan ulama, sebab dengan mengutip satu saja saya sudah keluar dari tanggung jawab saya ketika saya berkata bahwa apa yang saya sajikan adalah pendapat dan pemahaman sebagian ulama- seperti yang Anda hujat saya dan Anda anggap saya hanya bermaksud menipu kaum awam.

Anda berkata:

“Dan untuk semakin menegaskan kebenaran pemahaman ini maka sang ustadz Abu Salafy mengatakan bahwasanya ini adalah pemahaman sebagian ulama Islam.”

Anda juga berkata:

“Namun anehnya Abu Salafy mengesankan bahwasanya ada ulama Islam yang mendukung pendapatnya bahwasanya kaum musyrikin Arab tidak mengakui keesaan Allah dalam penciptaan dan pengaturan alam semesta.”…

Maka saya ingin bertanya manakah ulama Islam yang berpemahaman seperti pemahaman Abu Salafy ini?? Mana ahli tafsir yang berpemahaman seperti pemahaman Abu Salafy ini?? Apalagi dari kalangan salaf??

Hal ini semakin membuktikan bahwasanya gelar Abu salafy hendaknya diganti dengan Abu Kholafi, dan juga semakin menegaskan bahwasanya Abu Kholafy memang tidak segan-segan untuk melakukan tipu muslihat kepada kaum muslimin dengan mengesankan bahwasanya pemahamannya ini merupakan pemahaman ulama Islam. Wallahul Musta’aaan.

.

Abu Salafy Berkata:

Saudaraku yang aku cintai, tinggalkan berbangga diri dan berkata-kata tanpa kendali, sebab ia hanya akan menjadikan Anda merugi!

Di bawah ini saya akan lakukan apa yang Anda minta dari saya… dan setelahnya saya berharap Anda tidak lagi gegabah… sebab ia bukan cermin seorang sarjana pencari kebenaran!

Dan saya berusaha membatasi dengan hanya merujuk kepada kitab-kitab tafsir yang telah Anda andalkan di atas; tafsir al Qurthubi, az Zamakhsyari dan juga dengan merujuk ke tafsir Ibnu Jauzi dan asy Syaukâni.

Tentang ayat 61 surah al Ankabut:

وَ لَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّماواتِ وَ الْأَرْضَ وَ سَخَّرَ الشَّمْسَ وَ الْقَمَرَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ

“Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka:” Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan” Tentu mereka akan menjawab:” Allah”, maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar).”

  • Al Qurthubi berkata:

… maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar) maksudnya: Bagaimana mereka kafir dengan keesaan-Ku dan berbalik dari menyembah-Ku. Artinya: Sesungguhnya mereka akan mengatakan jawaban itu dengan lisan mereka saja ketika ditegakkan hujjah-hujjah atas mereka, sementara hakikatnya mereka tidak mengatakan (berpendapat)nya.”[1]

Abu Salafy Berkata: Saya tidak mengerti bagaimana saudara Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja dapat tidak membaca ketarangan Imam al Qurthubi di atas pada tafsiran ayat 61 dan ia hanya menampilkan tafsiran ayat 63? Padahal ketika menukil keterangan az Zamakhsyari, misalnya ia jusrtu menampilkan ketarangan tentang tafsir ayat 61! Apakah itu ia sengaja ia lakukan untuk menutup-nutupi kenyataan sebab tidak banyak santri yang akan berkessempatan mengeceknya, apalagi kaum awam?! Atau karena alasan lain. Allahu A’lam. Saya tidak akan berburuk sangka kepadanya.

Tentang Ayat 31 surah Yunus:

قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّماءِ وَ الْأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَ الْأَبْصارَ وَ مَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَ يُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَ مَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ فَقُلْ أَ فَلا تَتَّقُونَ

“Katakanlah:” Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan” Maka mereka akan menjawab:” Allah”. Maka katakanlah:” Mengapa kamu tidak bertakwa) (kepada- Nya).”

  • Al Qurthubui juga berkata:

“Maka mereka akan menjawab:’Allah’.Sebab mereka meyakini bahwa Sang pencipta adalah Allah. Atau mereka akan mengatakan dia adalah “Allah” jika mereka mau berfikir dan bersikap obyektif.”[2]

  • Ibnu ‘Athiyyah berkata tentang ayat di atas:

“Maka mereka akan menjawab:’Allah’. Tidak ada jalan bagi mereka kecuali mengatakannya dan mereka tidak dapat menentang dengan selainnya.[3]

Imam al baidhawi berkata:

“Maka mereka akan menjawab:’Allah’. Sebab mereka tidak dapat menentang dan mebantah dalam masalah ini mengingat begitu jelasnya bukti.[4]

  • Al Gharnâthi berkata tentang ayat 31 di atas:

“Katakanlah:” Siapakah yang memberi rezeki kepadamu ….. “ Ayat ini adalah berargumentasi atas kaum kafir dengan hujjah yang banyak lagi jelas yang tiada jalan bagi mereka melainkan mengakuinya.”[5]

Abu Salafy berkata: Dan selain mereka banyak Anda temukan keterangan serupa di antaranya dalam tafsir Fathu al Qadîr; karya asy Syaukâni dan al jawâhir al Hisân karya ats Tsa’âlibi… demikian juga keterangan mereka pada ayat surah al Mu’minun ayat 84-92!

Dari sini dapat Anda saksikan bahwa keterangan saya bukan mengada-ngada dan tanpa dasar rujukan kepada para ahli tafsir! Jika saudara Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja tidak sependapat dengan saya dalam memahami ayat-ayat di atas itu adalah hak dia. Tetapi ia tidak berhak menganggap apa yang dia pilih adalah satu-satunya tafsiran dalam ayat-ayat tersebut apalagi memaksa orang lain menerima pilihannya itu!

Tafsir Salaf Tidak Kebal Kritik

Sebagian orang beranggapan bahwa tafsir Salaf adalah lebih utama bahkan ia harus dikedepankan dan tidak  di kesampingkan. Akan tetapi ia adalah anggapan yang kurang berdasar… sebab bisa jadi generasi akhir lebih mendalami maksud firman Allah SWT dari generasi Salaf! Lagi pula tidak ada bukti pasti keharusan mengedepankan tafsir Salaf, atau paling tidak membatasi diri dalam pemahaman kita terhadap sebuah ayat hanya pada apa yang mereka tafsirkan. Sebab kita harus mengedepankan bukti dan ketepatan penafsiran dan bukan ‘keklasikan’ sumbernya!

Tetapi, mungkin apa yang saya katakan ini berat didengar oleh sebagian pihak yang bangga membatasi diri dengan tafsir Salaf dan memandang dengan sebelah mata segala tafsir yang dihasilkan oleh genarasi Khalaf! Maka di sini saya terpaksa membawakan sebuah bukti yang memberikan dua faedah sekaligus, pertama, adanya tokoh dari kalangan generasi Salaf -seperti yang saya sebutkan- yang berpendapat bahwa kaum kafir Arab tidak mengenal Allah sebagai Dzat Maha Pencipta. Kedua, bahwa tafsir Salaf tidak boleh dianggap kebal kritik. Dan sengaja kritikan itu saya kutip dari Imam para ahli tafsir Salaf yang berulang kali dibanggakan saudara Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja dalam artikelnya tersebut.

Obyektifitas Dalam Mengkaji adalah Anugerah Awal Menemukan Kebenara Sejati

Maaf, tidak bermaksud menghujat atau menuduh saudara Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja atau teman-teman Salafiyyûn lainnya, tetapi adalah aneh jika kita dalam sebuah masalah, kerana kebetulan sesuai atau kita anggap sesuai- kita bersemangat menukil dan membanggakan tafsir Salaf; Ibnu Abbas ra., atau Mujahid, atau Qatadah atau Imam Malik misalnya, namun ketika mereka ternyata terbukti berseberabgan dalam sebuah masalah atau bahkan dalam pola keberagamaan mereka dalam memahami ayat-ayat/hadis-hadis sifat misalnya, nukilan-nukila dari mereka tidak digubris bahkan nama-nama mereka segera ditong-sampahkan!

Jika Anda serius mengandalkan Ibnu Abbas atau penafsir Salaf lainnya misalnya dalam masalah penafsiran ayat-ayat yang Anda jadikan bukti membela tafsiran Anda (dan itu adalah hak Anda untuk memilihnya), tetapi mengapakan Anda (Sebagai Salafi yang tentunya pasti anti ta’wil ayat-ayat/hadis-hadis sifat) mengabaikan Ibnu Abbas ra. dan mufassir Salaf lainnya ketika ternyata mereka mena’wilkannya?! Kami hanya berharap teman-teman Salafi konsisten dalam mendudukkan masalah agama yang menjadi pedoman hidup dan asset kebahagian dunia akhirat kita!

Bukti-bukti adanya sikap mena’wil oleh generasi Salaf dan para tokoh yang selama ini dibanggakan kaum Salafi seperti Imam Ahmad dkk. telah kami paparkan dalam sebuah artikel kami dengan judul: Kaum Salaf Mena’wil Ayat-ayat/Hadis-hadis Shifat, tertanggal April 30, 2008 Harap dirujuk!

.

Ibnu Jarîr Menukil Bahwa Mujahid berpendapat Seperti Pendapat yang Kami Kemukakan

Ketika menafsirkan ayat 22 surah al Baqarah, Ibnu Jarîr ath Thabari menukil dua pendapat tentang siapa yang menjadi alamat pembicaraan Allah dengan firman-Nya:

فَلاَ تَجْعَلُوْا ِللهِ أَندَاداً وَ أَنتُمْ تَعْلَمُوْنَ

“Oleh karena itu, janganlah kalian menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kalian mengetahui (bahwa tidak satupun dari para sekutu itu yang menciptakanmu dan memberikan rezeki kepadamu).”

.

Pendapat pertama: yang dimaksud adalah kaum Musyrik dan juga Ahlul Kitab. Pendapat ini dinukil dari Ibnu Abbas ra.

Pendapat kedua: Yang dimaksud adalah Ahlul Kitab. Kaum Musyrik tidak termasuk. Ini pendapat Mujahid. Juga dari generasi Salaf.

“Kemudian Ibnu Jarîr ath Thabari berkomentar, “Dalam hemat saya yang mendorong Mujahid berta’wil seperti itu dan menyandarkan alamat pembicaraan itu hanya kepada Ahlul Kitab; Taurat dan Injil bukan selain mereka adalah anggapan bahwa bangsa Arab tidak mengetahui bahwa Allah itu adalah Sang Pencipta, Pemberi Rizki karena mereka mengingkari dan mengkufuri keesaan Tuhan mereka dan mempersekutukan-Nya dalam penyembahan sesembahan lain. Memang ini adalah pendapat yang juga ada. Hanya saja Allah SWT mengabarkan dalam kitab-Nyan bahwa mereka itu mengakui keesaan Allah hanya saja mereka menyekutukan-Nya dalam penghambaan sesembahan-sesembahan lain.”[6]

Betapa pun ath Thabari tidak memilih pendapat Mujahid namun adalah bukti bahwa di kalangan para penafsir Salaf ada yang berpendapat seperti itu!

Abu Salafy: Apa yang saya sebutkan dari kutipan para ulama adalah satu dari beberapa pendapat dalam masalah ini. Dan selain pendapat itu dan pendapat yang disajikan panjang lebar saudara Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja dalam artikelnya masih ada pendapat lain. Yaitu bahwa pengakuan mereka akan kemaha Penciptaan dan kemaha Pengaturan Allah SWT itu tidak meniscayakan mereka mentauhidkan Allah dalam Rububiyyah/Khaliqiyah, sebab pada waktu yang sama mereka juga menyekutukan Allah dalam Rububiyyah/Khaliqiyah! Maksudnya bahwa mereka berkeyakinan bahwa selain Allah yang mencipta dan mengatur alam semesta sebagai Tuhan Akbar, di sana juga ada-ada tuhan-tuhan lain yang juga memiliki kemandirian dalam menjalankan fungsi Rububiyah.

Tentang Ayat 106 Surah Yusuf

Allah SWT berfitman:

وَ ما يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلاَّ وَ هُمْ مُشْرِكُونَ

“Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain).”

Adapun tentang ayat di atas, maka perlu diketahui bahwa selain tafsir yang disebutkan saudara kita Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja juga ada pendapat lain yang disampaikan oleh Ibnu Jauzi (w. 597 H) dalam tafsirnya yang jalas menerangkan bahwa mereka yang dimaksud bukankah Mukmin sejatinya…ia berkata, “Jika dikatakan, ‘Bagaimana Allah mensifati si musyrik itu dengan keimanan?’ Maka jawabnya, ‘Sesungguhnya yang dimaksud bukanlah hakikat keimanan, akan tetapi maknanya bahwa kebanyakan mereka meskipun mereka menampakkan keimanan dengan lisan-lisan mereka, mereka itu adalah orang-orang musyrik.”[7]

Ibnu ‘Athiyah (W.546 H) menukil Ibnu Abbas ra. sebagai berkata, “Ayat itu untuk Ahlul Kitab (Yahudi dan Nashrani) mereka beriman kepada Allah kemudian mereka menyekutukan-Nya dari sisi kekafiran mereka kepada nabi-Nya. Atau dari sisi perkataan mereka Uzair itu anak Tuhan. Isa anak Tuhan… .”[8]

Adapun Ibnu Abi Hâtim ia menukil dua riwayat tentang tafsir ayat ini. Pertama, bahwa ayat ini berbicarta tentang syirik ashghar/kecil. Maksudnya adalah riyâ’. Ia berkata, ‘…. Dari Zakariya ibn Zurarah ayahku bercerita kepadaku, ia baerkata, ‘Aku bertanya kepada Abu Ja’far Muhammad ibn Ali tentang ayat: “Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain).” Maka berkata Abu Ja’far, “Syirik dalam ketaatan. Seperti ucapann seorang, ‘Anda bukan karena Allah dan karena si fulan, … .”[9]

Pendapat Ibnu Jarîr ath Thabari

Seperti dikutip saudara kita dari Ibnu Jarîr ath Thabari bahwa ia berkata:

Perkataan tentang ta’wil firman Allah “Dan tidaklah kebanyakan mereka beriman kepada Allah kecuali mereka berbuat kesyirikan” (QS Yusuf : 106)

Allah berkata: Dan tidaklah kebanyakan mereka –yaitu yang telah disifati oleh Allah dengan firmanNya

وَكَأَيِّنْ مِنْ آيَةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ يَمُرُّونَ عَلَيْهَا وَهُمْ عَنْهَا مُعْرِضُونَ

“Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling dari padanya” mengakui bahwasanya Allah pencipta mereka, pemberi rizki kepada mereka, dan pencipta segala sesuatu melainkan mereka berbuat kesyirikian kepada Allah dalam peribadatan mereka kepada patung-patung dan arca-arca dan menjadikan selain Allah sebagai tandingan bagi Allah dan persangkaan mereka bahwasanya Allah memiliki anak. Maha tinggi Allah dari apa yang mereka ucapkan.
Dan para ahli tafsir berpendapat seperti pendapat kami ini.”[10]

Dari kutipan itu kita dapat menyaksikan bagaimana Imam ath Thabari sadar bahwa kemusyrikan mereka dalam penyembahan itu meskipun mereka beriman dalam pengesaan Allah dalam urusan penciptaan dan pengaturan, bukanlah sebab tunggal. Tetapi di samping itu dikeranakan mereka mengaku bahwa Allah punya anak.

.

Kesalahan Klaim Inti Wahhâbi/Salafi Adalah Bahwa Kaum Arab Tidak Menyekutukan Allah SWT Dalam Rubûbiyah!

Apa yang dijelaskan sejauh ini melalui ayat-ayat adalah bahwa kaum Arab benar-benar mengakui Allah sebagai Khaliq dan Rab, atau yangb istilahkan kaum Wahhâbi/Salafi dengan Tauhid Fi Rubûbiyyah. Dan sesungguhnya kemusyrikan mereka hanya dalam Ulûhiyyah/penyembahan selain Allah, bukan selainya. Tetapi –sekali lagi, anggap pendapat ini benar dan tidak tertandingi oleh pendapat lain- akankah ia dengan sendirinya menunjukkan bahwa mereka dalam pengakuannya itu bahwa Allah Khaliq dan Râziq, Rab tidak menyekutukan Allah dalam Rubûbiyah?

Inilah yang harus dibuktikan secara terpisah.

Bukti-bukti Kemusyrikan Bangsa Arab Dalam Rubûbiyyah

Klaim Wahhâbi/Salafi bahwa bangsa Arab mereka beriman kepada Allah dalam Rububiyyah, hanya saja kemusyrikan mereka itu dalam Ulûhiyah/penyembahan. Kendati kaum Msuryrik Arab mengimani Allah sebagai Khâliq/Pencipta dan Râziq/Maha Pemberi rizki, mereka menyembah selain-Nya. Dan (masih dalam pandangan Wahhâbi-Salafi), ayat-ayat yang telah kita bahas sebagiannya adalah bukti nyata yang menunjukkan keimanan itu!

Akan tetapi, apabila kita memerhatikan dan mengaji dengan seksama dengan melibatkan ayat-ayat lain yang berbicara tentang keyakinan kaum Musyrik Arab, khususnya kaum Musyrik Mekkah, kita pasti akan menyaksikan sesuatu yang berbeda dari yang sementara ini diyakini kaum Wahhâbi/Salafi.

Ayat-ayat itulah yang akan kita renungkan kandungannya di sini.

Inti Akidah Kaum Musyrik Adalah Keyakinan Bahwa Allah Memiliki Anak!

Bencana terbesar dalam akidah kaum Musyrik Arab terletak pada klaim mereka bahwa Allah memiliki anak –Maha Suci Allah dari anggapan itu-. Dan apakah dapat diterima akan kita bahwa setelah anggapan mereka itu, mereka juga meyakini bahwa ‘Anak-anak” Tuhan tidak memiliki independen dalam memberikan manfaat dan madharrat, atau yang benar ialah bahwa mereka meyakini bahwa “Anak-anak” Tuhan yang mereka klaim itu benar-benar memiliki  independen, seperti pandangan mereka terhadap anak-anak para raja misalnya. Karena anak juga memiliki pengaruh dan kemampuan secara independen yang memungkinkannya bergerak sebagai wakil Tuhan dalam banyak urusan?

Anggapan seperti itu adalah akidah terjelek bangsa Arab. Al Qur’an menyebutkan akidah tersebut seraca menjelaskan kekejian klaim-klaim kaum Musyrik Arab. Allah SWT berfirman dalam surah Maryam ayat 88-93:

وَ قالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمنُ وَلَداً * لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئاً إِدًّا * تَكادُ السَّماواتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَ تَنْشَقُّ الْأَرْضُ وَ تَخِرُّ الْجِبالُ هَدًّا *  أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمنِ وَلَداً * وَ ما يَنْبَغي‏ لِلرَّحْمنِ أَنْ يَتَّخِذَ وَلَداً * إِنْ كُلُّ مَنْ فِي السَّماواتِ وَ الْأَرْضِ إِلاَّ آتِي الرَّحْمنِ عَبْداً.

“Dan mereka berkata:” Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak”.* Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar,* hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh,* karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak.* Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.* Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba.”

Ketika menafsirkan ayat: Karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Allah berfirman: Langit-langit dan bumi serta gunung-gunung dan seluruh makhluk selain manusia dan jin benar-benar terkejut karena kemusyrikan itu dan hampir-hampir musnah akibatnya karena kemaha agungan Allah.”[11]

Beragam ayat-ayat yang berbicara tentang akidah menyimpang mereka bahwa Allah memiliki anak. Anda dapat temukan dalam banyak tempat dalam Al Qur’an. Di antaranya

Surah Al Baqarah ayat 116:

وَ قَالُوا اتَّخَذَ اللهُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَل لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَ الْأَرْضِ كُلٌّ لَّهُ قَانِتُوْنَ

Mereka berkata, “Allah mempunyai seorang anak”. Maha Suci Allah! Bahkan, segala yang berada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah. Seluruhnya tunduk kepada-Nya.”

Surah Yunus ayat 68:

قالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَداً سُبْحانَهُ هُوَ الْغَنِيُّ لَهُ ما فِي السَّماواتِ وَ ما فِي الْأَرْضِ إِنْ عِنْدَكُمْ مِنْ سُلْطانٍ بِهذا أَ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ ما لا تَعْلَمُونَ

“Mereka berkata:” Allah mempunyai anak”. Maha Suci Allah; Dia- lah Yang Maha Kaya; kepunyaan- Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Kamu tidak mempunyai hujah tentang ini. Pantaskah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.”

Surah al Kahfi:

وَ يُنْذِرَ الَّذينَ قالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَداً

Dan untuk memperingatkan kepada orang- orang yang berkata:Allah mengambil seorang anak’.”

Ayat-ayat daalam surah an Najm telah menyebutkan nama-nama tuhan-tuhan sesembahan yang mereka yakini sebagai “putri-putri” Tuhan. Allah SWT berfirman:

أَ فَرَأَيْتُمُ اللاَّتَ وَ الْعُزَّى * وَ مَناةَ الثَّالِثَةَ الْأُخْرى* أَ لَكُمُ الذَّكَرُ وَ لَهُ الْأُنْثى‏ * تِلْكَ إِذاً قِسْمَةٌ ضيزى‏ * إِنْ هِيَ إِلاَّ أَسْماءٌ سَمَّيْتُمُوها أَنْتُمْ وَ آباؤُكُمْ ما أَنْزَلَ اللَّهُ بِها مِنْ سُلْطانٍ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ وَ ما تَهْوَى الْأَنْفُسُ وَ لَقَدْ جاءَهُمْ مِنْ رَبِّهِمُ الْهُدى.

Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap Al Lata dan Al Uzza.* Dan Manah yang ketiga, yang paling perkemudian (sebagai anak perempuan Allah).* Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan.* Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil.* Itu tidak lain hanyalah nama- nama yang kamu dan bapak- bapak kamu mengada-adakannya; Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun untuk (menyembah) nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan- sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka.”

Ibnu Katsir berkata, Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan. Yaitu kalian menjadikan untuk Allah anak. Dan kami jadikan anak-Nya itu perempuan, sedangkan kalian memilih untuk diri kalian anak laki-laki….

إِنَّ الَّذينَ لا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ لَيُسَمُّونَ الْمَلائِكَةَ تَسْمِيَةَ الْأُنْثى‏

Sesungguhnya orang- orang yang tiada beriman kepada kehidupan akhirat, mereka benar- benar menamakan malaikat itu dengan nama perempuan.” (QS an Najm;27) Allah SWT berkata mengecam kaum Musyrik karena menamakan para malaikat sebagai berjenis kelamin perempuan dan menjadikan mereka sebagai anak-anak perempuan Tuhan. Maha Tinggi Allah dari anggapan itu.”[12]

Asy Syaukâni berkata tentang ayat:Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan. Yaitu bagaimana kalian menjadikan bagi Allah sesuatu yang kalian benci untuk diri kamu sendiri yaitu anak-anak perempuan. Kalian menjadikan untuk kalian apa-apa yang kalian sukai berupa anak-anak laki-laki. Hal demikian karena klaim mereka bahwa para malaikat adalah anak-anak perempuan Allah.”[13]

Kendati demikian dalam ayat 100-102 surah al An’âm disebutkan bahwa ada di antara mereka yang menjadikan anak-anak laki-laki bagi Allah SWT, sebagaimana bagi-Nya pula anak-anak perempuan.

Kenyatan bahwa mereka manjdikan para malaikta sebagai anak-anak perempuan Allah makin jelas dengan memperhatikan ayat 26-29 surah al Anbiyâ’ di bawah ini:

وَ قالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمنُ وَلَداً سُبْحانَهُ بَلْ عِبادٌ مُكْرَمُونَ * لا يَسْبِقُونَهُ بِالْقَوْلِ وَ هُمْ بِأَمْرِهِ يَعْمَلُونَ * يَعْلَمُ ما بَيْنَ أَيْديهِمْ وَ ما خَلْفَهُمْ وَ لا يَشْفَعُونَ إِلاَّ لِمَنِ ارْتَضى‏ وَ هُمْ مِنْ خَشْيَتِهِ مُشْفِقُونَ * وَ مَنْ يَقُلْ مِنْهُمْ إِنِّي إِلهٌ مِنْ دُونِهِ فَذلِكَ نَجْزيهِ جَهَنَّمَ كَذلِكَ نَجْزِي الظَّالِمينَ.

Dan mereka berkata:” Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak”, Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan, * Mereka itu tidak mendahului- Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah- perintah-Nya.* Allah mengetahui segala sesuatu yang di hadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridai Allah, dan mereka itu selalu berhati- hati karena takut kepada-Nya.* Dan barang siapa di antara mereka mengatakan:” Sesungguhnya aku adalah tuhan selain daripada Allah”, maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahanam, demikian Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang lalim.

Yang penting bahwa keyakinan Allah SWT memiliki anak-anak adalah akidah dasar kaum Musyrik Arab yang ditegaskan dalam Al Qur’an secara besar-besaran. Dan akidah itu ditegakkan di atas pondasi keyakinan bahwa anak-anak itu memiliki peran dalam pengaturan/rubûbiah alam semesta walaupun tidak secara penuh! Artinya Allah diyakini sebagai Tuhan teragung sedangkan anak-anak (yang mereka pertuhankan dan mereka sembah) adalah tuhan-tunah “yunior”.

Hal itu jelas bagi kita dengan memerhatikan ketarangan di bawah ini.

Pembuktian Akan hal Itu

Pertama yang akan membuktikan kepada kita bahwa kaum Musyrik Arab meyakini bahwa “anak-nak” Tuhan dalam klaim mereka itu juga memiliki kekuasaan dan kemampuan dzâtiyah (yang disandang dalam diri) yang luar biasa dan bersifat independen. Sebab adanya kesejinisan antara ‘Bapak’ dan ‘Anak’ meniscayakan hal itu. Jika tidak maka mereka (anak-anak) itu tidak laik disebut ‘Anak’.

Allah SWT berfirman: “Dan mereka berkata:Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak”, Dengan akidah itu mereka hendak berkata, bahwa para malaikat itu bersejenis dengan Allah. Maka Allah membantah:Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan. Semua yang ada akan datang menghadap Allah sebagai hamba tidak lebih. Mereka adalah hamba-hamba Alllah tidak akan pernah naik status sebagai yang memiliki sifat ketuhanan dan tidak pula akan menjadi yang bersejenis dengan Allah dan tidak akan menyekutui Allah dalam urusan apapun.

Al Qurthubi berkata, “Dan barang siapa membolehkan untuk menjadikan malaikat sebagai anak-anak perempuan Allah berarti ia menjadikan para malaikta itu sebagai yang serupa dengan Allah. Sebab anak itu sejenis dan serupa dengan bapaknya.”[14]

Keterangan serupa juga dijelaskan oleh an Nasafi alam tafsirnya. Ia berkara, “Kemudian Allah makin menekankan kepalsuan mereka dengan firman-Nya:

مَا اتَّخَذَ اللَّهُ مِنْ وَلَدٍ وَ ما كانَ مَعَهُ مِنْ إِلهٍ إِذاً لَذَهَبَ كُلُّ إِلهٍ بِما خَلَقَ وَ لَعَلا بَعْضُهُمْ عَلىبَعْضٍ سُبْحانَ اللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ

Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, (sebab Allah Maha Suci dari naw’ dan bersejenis. Dan anak seseorang pasti sejenis dengan bapaknya) dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya,(tiada bersama sekutu dalam ketuhanan) kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, (niscaya setiap tuhan akan menyendiri dengan apa yang ia ciptakan)… .”[15]

Keterangan serupa juag disampaikan oleh al Alûsi dalam tafsir Rûh al Ma’âni, jilid X juz, 18/90.

Keterangan para ulama dan mufassir itu menjelaskan kepada kita sebuah kesimpulan bahwa tidak ada makna bagi keyakinan adanya anak bagi Allah kecuali juga dengan disertai keyakinan bahwa ‘Anak’ itu sejenis dengan ‘Bapak’. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifati. Dan tidaklah ada arti bagi keykinan bahwa ‘Anak’ itu sejenis dengan ‘Bapak’ melainkan adanya keserupaan/mitsliyah. Dan tidak ada makna bagi keyakinan adanya mitsliyah melainkan jika diyakini bahwa ‘Anak’ itu memiliki pengaruh dalam penciptaan dan pengaturan. Sebab tidak mungkin mereka diyakini sebagai anak-anak perempuan Allah lalu mereka tidak memiliki kekuasaan dan kekuatan selain hanya memintakan syafa’at kepada “Tuhan Bapak”. Mereka adalah tuhan-tuhan yang disembah dan dimintai bantuan karena mereka adalah tuhan-tuhan yang memiliki kekuasaan luar biasa/khâriqah dan secara independen dari “Tuhan bapak”.

Dan anehnya, Ibnu Tamiyah (orang pertama yang menjadi rujukan utama dalam keyakinan ketuhanan ala Wahhâbi-Salafi, khususnya dalam pembagian Tauhid menjadi Rubûbiyah dan Ulûhiyah dan yang atas dasar itu mereka menuduh kaum Muslim telah terjebak dalam kemusyrikan dalam Ulûhiyah kendati mereka beriman kepada Allah dalam tauhid Rubûbiyah)… anehnya Ibnu Taimyah juga mengakui adanya keserupaan antara ‘Anak’ dan ‘Bapak’. Ibnu Taimyah berkata:

فإنهم يجعلون لله نصيبا من الولد و الولد يشبه أباه.

Sesungguhnya mereka menjadikan bagi Allah bagian dari anak. Sedangkan anak itu menyerupai bapaknya.”

Dan tidak ada arti bagi keserupaan melainkan ada kesejenisan yang artinya keserupaan dalam qudrah/kekuasaan dan serupa dan sekutu. Lalu bagaimana kemudian Ibnu Taimyah dan juga para mukallidnya dari kalangan Wahhâbiyyûn dan Salafiyyûn bahwa kaum Msyrik Arab itu hanya meyakini tuhan-tuhan yang tidak memiliki apa-apa dalam Rubûbiyah?!

Ini adalah salah satu bukti, dan selain itu masih banyak bukti lain.

Andai Sekali pun Kalian Benar!

Andai sekalipun pandangan yang Ibnu Taimiyah, Ibnu Abdul Wahhâb yang bertaklid kepada Ibnu Taimyah serta para Wahhâbi mukallid dalam masalah ini benar… dan kaum Musyrik Arab itu tidak menyekutukan Allah selain dalam Ulûhiyah semantara dalam Rubûbiyah mereka tidak menyekutukan Allah sedikit pun… Andai benar (dan mungkin saja benar, sebab ternyata pendapat itu juga diterima oleh sebagian panafsir Salaf –seperti yang ditulis pemilik www.firanda.com), namun permasalahnya tidak dengan serta merta selasai dan apa yang hendak ia simpulkan itu menjadi benar. Sebab inti masalahnya sebenarnya terletak pada pemahaman menyimpang Ibnu Taimyah dan para mukallidnya seperti Ibnu Abdil Wahhâb dan kaum Wahhâbi mukallidnya dalam mendefinisakan makna ibadah…di mana mereka memasukkan meminta syafa’at, beristighatsah, bertawassul dll. misalnya sebagai bentuk kemusyrikan… sementara para mufassir klasik yang selama ini dirujuk kaum Wahhâbiyyûn dan Salafiyyûn sama sekali tidak memasukkannya dalam daftar kemusyrikan!

Ini meniscayakan peninjauan ulang terhadap pemahaman konsep Tauhid dan Syirik serta Ibadah dalam pandangan Wahhâbiyyûn dan Salafiyyûn dan perbedaannya dengan konsep Tauhid Qur’ani.

Semoga dalam kesempatan lain saya akan kembali membuktikan adanya kemusyrikan dalam Rubûbiyah dalam akidah dan keyakinan kaum Musyrik Arab dan juga menjelaskan konsep ibadah sesuai dengan pandangan Qur’ani. Amîn.


[1] Tafsir al Jâmi’ Li Ahkâm al Qur’ân,13/161.

[2] Ibid,8/247.

[3] Al Muharrar al Wajîz,9/38.

[4] Anwâr at tanzîl,1/434. Ketarangan serupa juga dapat And abaca dalam tafsir Rûh al Ma’âni, jilid 7 juz 11, 161.

[5] At Tashîl Li ‘Ulûm at tanzîl,1/356.

[6] Tafsir Jâmi’ al Bayân,1/164.

[7] Zâd al Masîr,4/227.

[8] Al Muharrar al Wajîz,9/386-387.

[9] Tafsir Abu Hâtim,7/2208.

[10] Tafsir At Thabari 13/372.

[11] Tafsir Ibnu Katsir,3/146.

[12] Ibid.4/271.

[13] Tafsir Fathu al Qadîr,5/131.

[14] Al Jâmi’ Li Ahkâm al Qur’ân,15/122.

[15] Tafsir an Nasafi,2/142.

71 Tanggapan

  1. Subhanallah… Cukup lengkap sekali ulasannya,,,

  2. buat saudara2ku yang salafi… tolong dicermati dulu ulasan kang abu baru kalian boleh bangga nanti dengan si ustz firinda dan ustaz2 wahabi lainnya….
    kami juga besar harapan kalau kalian mau meminta ustz2 kalian untuk mendiskusikan apa yang dijelaskan sama pak abu di sini

    • jangan cuma disini aja berani ngebacot lu, kalo berani tunjukkin congor lu! anjing lu!

      • wadaw, gaswat kalau udah ngomong kayak begono,.. mendingan segera keluar dari muka bumi,xixixi…

      • Gimana sih, ngaku islam, tapi anjing-nya dibawa – bawa, bweh……. heheheheheheheeh…….

        emang ribet kalo udeh ngerasa paling bener……………….. Kalah jadinya tuhan…..

        salam damai

      • Assalamu’alaikum ya Abu Gosok,
        Akhlakmu tdk mencrmnkan seorg mu’min. Ikutlah diskusi dg argumen yg ilmiyah. MasyaAllah, apa yg telah anda tulis sgt tdk pnts.
        Wass.

  3. Kalau dalil dibalas dalil jadinya enak bacanya… tapi sayang sering kali para pengunjung wahabi di sini sukanya ngacao… dasar mazhab POKOKNYA… POKOKNYA AKU YANGT BENAR………… POKOKNYA AKU TO; SING ISLAM… SING NGERTI TAUHID.. yang lainnya BODOH!!!!!! JAHMI!!!!!!!!!
    KALAU SUDAH GITU PASTI RUWET JADINYA

  4. Seandainya klaim salafi itu benar, maka sejak dari dulu para ulama menghukum sesat dan musyrik para pelaku tawasul, isthigosah, ziarah kubur dst. Tapi mereka mempersoalkan hal-hal tersebut dalam wilayah perbedaan furu atau fikih dan bukan akidah serta mereka saling menghargai. Hanya kaum wahabi saja yg mempersoalkannya sebagai masalah akidah sehingga menganggap sebagian besar kaum muslimin bahkan keturunan alawiyin yg berbeda pemahamannya dgn mereka sebagai kaum musyrikin atau minimal ahli bidah, sesat. Dalam sejarahnya mereka telah menumpahkan darah sesama umat islam demi memaksakan keyakinannya dan ternyata yg diperangi oleh mereka benar-benar disamakan dgn kaum musyrikin. Ya Allah… Adakah kaum salaf yg menumpahkan darah karena perbedaan ijtihad. Bahkan kaum khawarij yg jelas jelas sesat diperangi karena mereka Melakukan pembunuhan dan kerusakan bukan karena kesesatannya. Na’udzubillah.

  5. Subhanalloh…Alhamdulillah
    Semoga Alloh memberikan pahala yang berimpah ruah kepada pemilik blog ini @abusalafy

    terimakasih, Jazakallahu Khaoiron katsiro
    Saya yang awam, sangat terbantu dengan penjelasan ini.

    Kang Abu, Mohon Izin di copy, untuk diprint…

    _____________
    -Abu Salafy-

    Silahkan ya akhi… barakallah Fiik

  6. Pada kemana para wahabi/salafi kok sepi….
    biasanya pada rame tempel2 tautan/link atau copas sana copas sini…

    mungkin kasi laporan kepada para masyaikhnya untuk ngebantah ustad abu….

  7. afwan ikut sundul… setelah membaca dengan seksama. ana tidak melihat hujjah yang dibawakan oleh abu salafy diatas.. pendapat2 ulama yang dibawakan sama sekali tidak bepihak pada abu salafy.

  8. @ abu nawas, on Januari 11, 2011 at 2:56

    ente gimana sih ? tulisan abusalafy aja ga paham, apalagi tulisan para Imam ahli ilmu. Coba baca kalimat terakhir yang diberi huruf merah, … gada mufassir, imam2, ahli hadits dll, bahkan yang menjadi rujukan salafy wahaby yang memasukkan tawasul, istigasah, dll ke dalam kemusyrikan….
    jadi yang menganggap tawasul perbuatan musyrik itu cuma salafy/wahaby doank, cut of nya di Ibn abd. wahab sebagai pemicunya…
    pertanyaannya, apakah ibn abd wahab mendapat wahyu ( dari setan/ibliskah ?? ) baru untuk memasukkan tawasul, istigasah, dll ke dalam perbuatan syirik ??

  9. @abah zahra:
    abu salafy itu sudah keliatan belangnya masih sja dibela.
    liat aja si ustad abu salafy sampai detik ini belum dapat membantah tulisan ustad firanda di web beliau yang pertama di http://www.firanda.com/index.php/artikel/31-bantahan/76-mengungkap-tipu-muslihat-abu-salafy-cs. Bantah dulu yang ini jangan loncat-loncat.
    Adapun tulisan si ummu salafy ini ( krn tidak layak disebut sebagai laki-lak- abu salafy) sudah dibantah pula oleh ustad firanda di
    http://www.firanda.com/index.php/artikel/31-bantahan/113-sekali-lagi-tipu-muslihat-abu-salafy-cs-bag-2

  10. gan…ga usah pada banyak ngomong..ustadz firanda tuh ma’ruf orangnya, jelas pendidikannya, juga berani tampil diskusi terbuka, agan kalo bener mengusung kebenaran, berani ga tampil di umum??ustadz firanda aktif di face book, orangnya real, kalo agan usung kebenaran sok lah akun face booknya ada ga?trus berani ga ketemuan langsung diskusi terbuka?kalo perlu akan ane minta masukin TV dan radio serta direkam untuk disebarluaskan…salafy tuch mudah untuk diajak dialog terbuka gan, karena da’wahnya bukan da’wah sirriyah, umatkan penasaran gan, siapa ente sebenarnya…kalo ente bener ‘alim umat perlu tau supaya faidahnya merata, ane sama umat lainnya nunggu tuh gan ente bisa tampil terbuka…kalo ente kagak berani tampil secara terbuka maka ustadz firanda sama aja lawan iblis, ada kesesatannya, syubhatnya tapi kagak ada wujudnya….ane tunggu ya gan…jadilah abu salafy hakiki jangn jadi abu abu tapi berhati banci…

    Abu Salafy:

    Lihatlah isi pembicaraan dan jangan menilai ucapan dari si pengucapnya.

    • abu salafy abu salafy
      1. “Lihatlah isi pembicaraan dan jangan menilai ucapan dari si pengucapnya”

      Saya sudah melihatnya
      “dan memang abu salafy ini tidak ilmiah, kalo nukil perkataan ulama’ sertakan teks aslinya ya !!??, jangan langsung diterjemahkan”

      2. Yang tepat seperti kata ust Firanda nama anda jadi abu kholafy terus berubah jadi abu bid’ah terus yang lebih tepat lagi ummu bid’ah.

    • hai banci berap nih tarifnya sekali main?

    • kaarena wali Allah hanya takut kpd Allah tdk takut kpd selainnya, mgkn abu salafy bkn wali Allah shg takut kpd manusia utk menampilkan diriny

    • @abu salafy
      anda sudah dapat ajakan berdialog dgn ust firanda. Ayo tunjukkan bahwa anda bener2 di atas kebenaran.
      Atau anda memang tdk memiliki nyali utk ini???

    • Ketiga : Semakin jelas bahwasanya Abu Salafy dalam tafsirannya (bahwasanya kaum musyrikin arab sebenarnya mengingkari adanya Allah dan hanya pura-pura tatkala menyatakan Allah yang menciptakan langit dan bumi) tidak mengikuti satupun pendapat dari kalangan salaf. Maka abu salafy hendaknya mengganti gelarnya dari abu salafy menjadi abu kholafi.

      Bahkan tidak ada seorangpun dari para ahli tafsir dari kholaf yang berpendapat dengan pendapatnya. Oleh karenanya tafsiran Abu salafy tersebut adalah bid’ah dalam ilmu tafsir yang tidak pernah dinyatakan oleh seorangpun dari kalangan salaf dan kholaf. Dan saya tidak akan mencabut pernyataan tafsiran bid’ah ini sampai Abu Salafy mendatangkan satu ulama saja dari salaf maupun kholaf yang berpendapat seperti pendapatnya. Oleh karenanya tidak pantas juga gelar abu salafy diganti menjadi abu kholafy, akan tetapi yang pantas adalah abu bid’ah??!!. Dan gelar inipun masih baik, namun tidak pantas bagi orang yang tidak berani menampakan jati dirinya untuk berdialog. Oleh karena itu ana kawatir abu salafy ini bukanlah seorang laki-laki akan tetapi seorang wanita. Jadi yang paling pantas adalah digelari ummu bid’ah.

      Keempat : Jika Abu salafy tidak bisa mendatangkan satu ahli tafsir saja baik dari salaf maupun kholaf maka saya menjadi curiga bahwasanya Abu Salafy bukan hanya mendukung aqidah kaum Rofidhoh, bahkan juga mendukung kaum Jaringan Islam Liberal yang membolehkan menafsirkan dengan hawa nafsu sendiri !!!!

      Abu Salafy:

      Saya harap Anda mau bersabar mengikuti terus artikel-artikel saya di sini menanggapi ustadz Firanda al muhtaram!
      Jangan tergesah-gesah… semua juga bakal ditanggapi, dengan seizin Allah dan taufiq-Nya.

      • Kenapa gak mau berdiskusi dan bertemu langsung dengan Ustadz Firanda Pak Ustadz Abu?. Ga akan ada pistol, ga akan ada senjata tajam, gak akan ada bom,..yang ada hanyalah satu, pembahasan ilmiah untuk melihat sebuah kebenaran. Jika sampeyan memang memperjuangkan kebenaran, tidak salahnya untuk memenuhi undangan Ustadz Firanda tersebut,..Monggo Pak Ustadz Abu, kami siap mendengarkan dan menyimak…

      • Wahabi memang suka main bom, tapi tak usah takut, di Indonesia kalau wahabi ain bom, akan kita babat habis alias bantai tuh wahabi yang pating sliwer di jalan2. Mereka jual, kita beli…. mereka merusak, maka kita rusak. Aku berharap wahabi mau perang dengan kita di Indonesia. Mereka bilang jihad…. kita juga bilang jihad, maklum sudah gatal nih tangan dengan syetan wahabi, pengikut tanduk syetan dari Najd.
        Kita tunggu saja wahabi Indo ngamuk, biar kita juga enak ngamuknya, hehehe……

        Silahkan, wahabi ngamuk….. aku tunggu!!!

  11. @ adam, on Januari 12, 2011 at 1:33 pm

    ane udah baca tulisan ustadz firanda, gada dia menyebutkan ulama2 salaf yang memasukkan ibadah tawasul, istighasah,dll ke dalam perbuatan musyrik…
    coba deh ente baca lagi, mungkin ane terselip, siapa aja ulama salaf yang memasukkan tawasul, istighasah dll ke dalam kemusyrikan ? paragraf berapa ( dari tulisan ustadz firanda bag. ke 2 ) ?

  12. @212
    sembarang kalo ngomong!!!
    Usttadz Abu ini seorang Yang Faqih, beliau tentu akan berani tampil terbuka, lah wong da’wahnya bener toh!!! Ay ustadz Abu, layanin saja untuk debat terbuka, kenapa mesti takut??yakinlah sama Ustadz Abu pati bisa ngadepinnya sekalian penuhi direkam tuh sama TV supaya umat tau bahwa Ustadz Abu ini Ulama Besar dan Bukan Banci !!!

    • waduh, situ udah pernah ketemu sama abu salafy? wah wah…. klo iya hebat donk… berarti ga jauh2 lah… tingghal nebak aja nahwa ini adalah shi’a… toh yang ngedukung2 kan rata2 orang shi’a ya…..

  13. Saya ingin berkenalan dengan sang ustadz dan ingin bisa berdialog langsung dengan beliau (kata Ustadz Firanda)

    ayo kapab abu salafy jangan lewat tulisan bertemu langsung dan selesaikan sesama muslim, itu juga kalau ustadz abu salafy jantan,,,,,

  14. saudaraku se-Islam ……Jika di tantang debat sama Ustad Firanda aja gak berani apalagi menampakan jati diri, akan-kah ustd Abu ini masih layak utk di percaya. thing smart, please

    Abu Salafy:

    Saya harap Anda mau bersabar mengikuti terus artikel-artikel saya di sini menanggapi ustadz Firanda al muhtaram!
    Jangan tergesah-gesah… semua juga bakal ditanggapi, dengan seizin Allah dan taufiq-Nya.

    • pak ustad menurut ana daripada antum banyak nulis artikel, lama>>>>mending langsung aja dialog,jadi ana selaku pendngar bisa langsung tau siapa yg berada diatas kbnaran

    • hahahaha… udah jelas ga akan berani… kan lagi taqiya…. nama nya juga shi’a berkedok ahlusunnah… pura2 sunnah pdahal shi’a…

    • Apakah bantahan dari ustad abu salafy sudah ada lanjutannya terhadap bantahan dari ustad firanda? karena bantahan ustad firanda sudah sejak tahun 2011. sedangkan sekarang sudah tahun 2013, sudah 2 tahun berlalu.

      Dan saya rasa ustad firanda yang benar karena ustad abu salafy juga mengakui :
      Andai sekalipun pandangan yang Ibnu Taimiyah, Ibnu Abdul Wahhâb yang bertaklid kepada Ibnu Taimyah serta para Wahhâbi mukallid dalam masalah ini benar… dan kaum Musyrik Arab itu tidak menyekutukan Allah selain dalam Ulûhiyah semantara dalam Rubûbiyah mereka tidak menyekutukan Allah sedikit pun… Andai benar (dan mungkin saja benar, sebab ternyata pendapat itu juga diterima oleh sebagian panafsir Salaf

  15. 212, on Januari 12, 2011 at 5:01 pm said:

    gan…ga usah pada banyak ngomong..ustadz firanda tuh ma’ruf orangnya,

    Kalo Abu Firanda RELA di juluki MA’RUF oleh Ustadz uut…saya sih setuju aja ..hehehe…julukan yang menggelikan.wassalam.

  16. bikin malu saja si firanda itu, saudara2 nya juga sekarut marut yg ada disini bikin malu islam saja, malu-maluin teriak sana sini maling, tapi pas di rumahnya kita gak diberi kesempatan teriak si dianya yang maling, emang hebat ….. pandai menyimpan kebenaran dan menuhankan ogoismenya saja, merasa benar sendiri ya begitu, pas orang lain mau kritik tulisan si firanda rajagombal itu disitusnya eh … malah ilang gak tau kemana, trus si pengikut bengisnya itu datang kesini minta sesuap nasi supaya artikelnya yg menghujat ditampilin semua …. MALU AKU JADI ORANG WAHABI-SALAFI, MUKELU JAUH …… PERGI AJA LU KELAUT SANA … GAK JANTAN

    • Namanya juga wahabi, Aliraan anti kritik, tapi suka mengkritik. Golongan orang2 bodoh, yang suka memaksakan kehendak, seperti diktator faham, padahal tujuannya jelas, yaitu untuk melanggengkan kediktatoran raja saudi, HAHAHA……

      Raja Saudi yang takut dengan kebangkitan kaum Alawiyin, dzuriyat Rasul SAW. Tapi mau tidak mau, Tanduk Syetan dari Najd, maupun DAJJAL akan kedatangan oleh Imam Mahdi juga, Masyarakat muslim sedunia juga akan menyaksikannya.

      Tanduk Syetan dr Najd + DAJJAL versus Imam Mahdi + Nabi Isa’ as.

  17. @adam, on Januari 12, 2011 at 1:33 pm

    saya udah baca ulasan ust. firanda, terlebih yang bagian 2 tapi gada tuh dia menyebut nama2 muhaddis, imam2, yang mengatakan kalo tawasul, istighasah, sebagai kemusyrikan? coba deh ente baca lagi, mungkin saya yang terselip, paragraph berapa ya, yang tertulis mug=haddits/imam yang memasukkan tawasul/istigasah dll sebagai perbuatan syirik?

  18. ass wrwb
    ciri khas wahabi,tdk ilmuah,banci,fitnah,bidah/musyrik,mengecam ulama.penggemar abu salafy dan kang sastro sampai apal.menurut aku tdk usah turuti dulu muncul debatnya dg demikian akang abu bisa ngikuti kajian2 wahabi dg bebas santai plus rilex dimanapun berada ok siiiiiiiiiiip
    seandainya kang abu mau nuruti nanti setelah kebongkar semua maju teruuuuuuuus kang abu
    mana yg amanah dan mana yg tdk kelihatan artikel kang abu saya bukukan remaja sekitar saya banyak yg membutuhkan tks mohob izin

    • Tidak ilmiahnya dimana? bid’ah dan syiriknya dimana?…Tunjukan lah bro,…jangan cuma berkoar-koar seperti kebakaran jenggot,..

  19. Wahabi ngajak debat terbuka hanya omdo. Dari dulu yg namanya wahabi itu tak bisa diajak diskusi. Bebal. Coba cek ada gak situs wahabi yg jujur dalam diskusi. Suka pilih-pilih koment, kalau ada yg berani diskusi ayo kita diskusi disini jgn banyak omong. Kalau mau diskusi tanpa moderasi ayo ke situs ummati. Berani ndak?

  20. @ abu nawas, on Januari 11, 2011 at 2:56
    @adam, on Januari 12, 2011 at 1:33 pm

    kok pertanyaan abu salafy, yang saya tunggu jawaban dari salafy/wahaby, gada yang jawab ya? sekali lagi deh saya ulangi :

    ” siapakah yang pertama kali ( imam, atau muhaddits, atau ulama, atau ustadz atau siapa lah ) memasukkan tawasul, istighasah, tabaruk, dll sebagai suatu amalan musyrik sehingga membuat yang mengamalkannya jatuh ke dalam kemusyrikan ? ”

    saya tunggu nih …. please dijawab ya wahai salafy/wahaby ……..

  21. Bukan ketenaran yang kita cari tapi kebenaran truskan dakwahnya kang abu, jangan pernah takut dengan kebenaran. tetaplah bersembunyi kang abu yang kita butuhkan bukan profile tapi ilmunya. jadi pertemuan tidak akan menjanjikan apa2 salam ukhuwah semoga Allah merahmati kita sekalian

  22. Jangan pernah takut ketika membawa kebenaran kang abu.

    Mudah-mudahan kang abu berani mendakwahkan kebenaran dengan terang-terangan. Ingatlah bahwa kebenaran akan menang.

    Pada zaman nabi, nabi berdakwah terang-terangan dan juga terbuka walaupun terancam keselamatan oleh orang kafir. Apalagi setelah Umar masuk Islam, tidak ada lagi yang sembunyi-sembunyi. Jangan ikuti kemauan pengecut seperti musafir yang suka bersembunyi.

    Jangan takut kang, kita dari nu punya massa pendukung yang cukup banyak.

    Lebih-lebih sekarang, tidak ada yang perlu kita dikhawatir untuk menunjukkan kebenaran. Maju terus kang abu, tunjukkan diri kita secara terang-terangan. Jangan takut oleh ke-khwatiran orang-orang yang tidak punya nyali.

    Ayo kang abu, berani…!!

    • alamaak ente dsn juga,ente di tunggu mas mamo ntuh di ummati2…

    • @aswjnu

      emang akang kamu tu ga punya nyali… percaya deh.. hehehe..

      lama-lama sampeyyan juga bakal tahu siapa sebenarnya sang abu.

    • kenpa ya NU sangat mendukung perbuatan peribadatn yang tidak ada contohnya dari nabi? mereka kalo diksih tau bahwa perbuatan itu salah dan gk da cntohx dr nabi, mrk bak kbakarn jenggot dan berupaya mencari dalih(bukan dalil) walaupn ad dalilnya itupn bnyak yg palsu atw dhoif?? knpa ustadzx NU brdiam diri dalam hal ini pdhl mrk trkdang jg ngrti dalam hal ini?? apa mrsa org NU it bnyak d negri ini pdahal Allah berfirman
      وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ
      116. Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).
      dan firman-Nyaوَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آَبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ آَبَاؤُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ
      170. Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab: “(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”. “(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?”.

  23. @abah zahra :
    Silakan antum pahami dan baca link berikut :
    http://muslim.or.id/aqidah/tawasul-syar’i-vs-tawasul-syirik.html

    • ane sdh baca di umatiumati mas:

      terlihat jelas berbeda “prinsip” ziarah qubur dan tawassul yg “DICONTOHKAN” rosul, DGN ZIARAH & TAWASSUL YG DILAKUKAN ORG2 SKARANG..!
      dalilnya kemana, ‘amalnya kemana-mana.

      jadi MUNGKIN judul-nya harus dirubah dari ;
      kupas tuntas ziarah kubur dan tawassul versi ahlussunnah wal jama’ah

      kupas tuntas ziarah kubur dan tawassul versi ahlul BID’AH HASANAH wal jama’ah X ya ??

      salam

  24. @adam, on Januari 29, 2011 at 11:33 am said:

    saya udah baca artikelnya, sangat bertolak belakang dengan klaim salafy/wahaby yang selalu berkata kembali ke al-qur’an. kembali ke hadits. Hanya uraian dari penulis berdasarkan ringkasan sebuah buku. Tidak membahas hadits yang membolehkan tawasul, sebagaimana yang dilakukan Nabi SAAW. Beliau SAAW jelas2 bertawassul dengan jah/kedudukan para Nabi terdahulu… apa salafy/wahaby mau bilang Nabi SAAW seorang musyrik? Nabi Adam AS jelas2 bertawassul dengan jah/kedudukan Nabi SAAW ?
    Ente juga tidak menjawab pertanyaan ” siapa yang pertama kali memasukkan tawasul ke dalam amalan musyrik ? ” Hal ini menunjukkan kalo Nabi, sahabat, salafussoleh, para imam, muhaddits, semuanya bertawassul kan?… he..he.. cuma salafy/wahaby aja yang ga bertawassul….dan menebar fitnah kalo tawassul termasuk perbuatan syirik…

    • Kalau menurut saya malah terbalik lo mas,..ketika para shahabat yang dekat dan hidup di zaman Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam tidak melakukan tawassul dengan jah Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam (setelah wafatnya), maka harusnya sampeyan menunjukkan, mana anjuran dari para ulama salaf dan para muhaddits agar kita kaum muslimin bertawassul dengan jah Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam??. Ibadah itu tauqifiyyah, mengikuti contoh, bukan membuat ibadah yang tidak ada contohnya dari Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam…

    • Benar bahwa para shahabat dan para salafus shalih bertawassul, namun dengan apa mas?..Ini yang perlu kita ilmui. Apakah dengan jah Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam setelah wafatnya? atau dengan nama-nama Allah Azza wa Jall, dengan amal shalih, atau melalui wasilah orang shalih yang masih hidup?

  25. kajiann qur’ani ya harus disanggah dengan yang Qur’ani juga jangan dengan korani alias tidak ilmiah kang… pak abu sudah membaw kita terbang bersama wahyu suci kalam ilahi.. kajian tafsir yang menarik ..membuka cakrawala pikiran kita untuk meneliti Al Qur’an…
    bukankah Al Quq’an rujukan utama kita kaum muslimin? mengapa kita berpaling darinya… kalau memang tafsirna/pemahaman pak abu salafy menyalahi maksud Allah Swt ya tolong disanggah oleh ustadznya salafi dengan ilmiah juga biar kita bisa membandingkan, mana yang lebih mirip dengan al Haq!
    Tapi saya agak kecewa karena yang komentar di sini sepertinya premannya sal;afi bukan ustadznya makanya bringas +jahil+kasar dan su’ul abad!
    maaf.. jangan buat kami kecewa berat kepada lkalian wahai salafiyin?

  26. Assalamualaikum kalau videonya ustadz firanda ada nih linknya

    Download Video: Keutamaan dan Adab-adab dalam Berdakwah (Ust. Firanda Andirja, M.A) [PENTING]


    tetapi kalau ustadz abu salafy ga ada yah…

  27. @abah zahra: apakah benar antum sudah baca????
    Kalau antum sudah baca tidak mungkin antum mengatakan “” sangat bertolak belakang dengan klaim salafy/wahaby yang selalu berkata kembali ke al-qur’an. kembali ke hadits. Hanya uraian dari penulis berdasarkan ringkasan sebuah buku””
    Bukankah di situ dengan jelas ada dalil al qur’an? ada dalil hadist, Bahkan shahih??
    Baiklah karena antum ingin sekali tahu tentang hadis tawasul.DAN SAYA HARAP AMTUM BACA LINK BERIKUT :
    http://muslim.or.id/aqidah/hadits-atsar-dan-kisah-dhaif-dan-palsu-seputar-tawassul-2-atsar-atsar-lemah-dan-palsu.html
    http://muslim.or.id/aqidah/hadits-atsar-dan-kisah-dhaif-dan-palsu-seputar-tawassul-1-hadits-hadits-lemah-dan-palsu.html
    http://muslim.or.id/aqidah/atsar-lemah-dan-palsu-seputar-tawassul-dan-tabarruk-3.html

  28. assalamu’alaikum, saya juga ingin menambahkan sedikit entang komentar abah zahra. coba anda baca al-quran surat Az-zumar ayat 3;
    . Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. Selain itu Allah juga berfirman dalam surat lain ”Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan (QS 40 : 60)
    Disitu jika kita mau berfikr jernih, Allah tidak memrintahkan kita untuk berdoa dengan cara menggunakan perantara melainkan langsung berdoa kpada Allah.
    Apakah kita akan mengikti jalannya orang2 jahiliyah, yang mereka berdoa/beribadah kpada orang2 soleh dari kalangan mereka yang sudah mati dengan beralasan bahwa orang2 soleh dari gololngan mereka dapat memberikan syafaat disisi Allah, padahal jelas Alquran melarangnya.

  29. salam….lawong iman itu adanya di dada kok di perdebatkan sampai kayak pada menghunus pedang,aku orang awam yg tinggal di mayoritas orang kuffar sampek malu . apa uda sampean belah dada lawan bicara anda trus dikorek 2 masih terselip kalimat tauhid apa enggak.saling menuduh kafir,gimana anda sekalian mempertanggung jawabkan LAILAAHAILLALLOH yg di ucapkan di mulutnya dan hatinya nanti di yaumil qiamah ke hadirat ALLOH?????????????

  30. kalian ini bicara dari hati apa nafsu?ini dakwah islam apa dakwah golongan.kalau lawan sampean kalah apa sampean merasa puas sebagai pemenang trus yang kalah nggak boleh pake agama islam di ktpnya. ingat….. gimana anda nanti mempertanggungjawab LAAILAAHAILLALLOH MUHAMMADURROSULULLOH ……….

  31. bos styabayu
    berarti saklabah dulu minta di doakan rosulullah salah ya bos kok ndak berdoa sendiri dan rosulullah g nyuruh dia berdoa sendiri aja ya bos
    om munir ni hanya ngladeni wahabi tok, om
    karena yg lain g kaya wahabi om jangan marah 2 ya om.
    tks om munir

  32. @munir,
    ass wrwb
    termakasih ustad munir sy yakin smua ini dmi tegaknya Islam agar terus berkembang namun kalau ada konon orang islam yg menjahili islam hingga banyak orang islam yg bingung tentang islam sampai lari dr islam apalagi smpi d rekrut jadi tukang ngebom umat islam yg lain itu salah siapa? mungkin bagi yg bisa belajar islam d pesantren2 yg baik g masalah,tp bagi yg orang tdk smpt bljar awam terus terang situs ini sebetulnya bisa utk belajar dan menambah wawasan dan artikelnya bagus2 namun dlm coment perkembangannya lain tp kalau ustad munir mampu meluruskan para pembaca disini yg d ras a ustad munir g pas untuk standart islam ya silahkan itu akan lebih baik
    sangat saya harapkan dan bagi para semua pemerhati situs ini mohon maaf kalau ada tuturkata yg kurang berkenan wass wrwb ( kan manusiawi ustad)

  33. Benerkan, Abu Salafy ini cuma siluman, tampil di muka umum aja ga berani, jangan-jangan bang Abu ini Ulil Abshar dai Jaringan Iblis Laknat

    ____________
    -Abu Salafy_

    Kalo anda mengaku seorang muslim maka jangan menghina kepada Nabi, bukankah Yesus itu juga nabinya umat Islam?
    pakailah nama samaran sesuka anda tapi jangan hinakan Nabimu, apakah salafy mengajari anda untuk menghina Yesus atau agama lain?

  34. Secara awam saya baca, orang Arab Jahiliyah jelas musyrik karena menyatakan Allah punya anak. Lalu ada ahli tafsir yang perpendapat bahwa “antara Bapak dan Anak” ada “kemiripan/kesamaan”., yang bisa disimpulkan berarti “musyrik dalam Rububiyah”. Kayaknya masuk akal yah ….. Wallahualam. Mohon ampun Ya Allah seandainya hamba keliru.

  35. sy kira apa yg d sampaikn oleh abu salafy brdasarkan hawa nafsu beliau bkn brdasarkn qur’an & sunnah, sy siap brdebat trbuka dngan anda !!

  36. Begini aja: dari pada brisik, bagi yang sepemahaman dengan ust.Firanda bacalah dengan cermat ulasan Ust. dalam membantah dan dalil dalilnya dah jadikan itu sebagai penambah keyakinan dan istiqomah dalam aqidahnya.
    Bagi yang sepemahaman dengan Abu Salafi bacalah sebaik baiknya pemaparan Ust.Abu dan dalil dalilnya dengan cermat.
    Taqlidlah pada dalil bukan pada person.
    Karena ana seaqidah dengan ust.Firanda maka ana bertambah yakin dengan ulasannya disertai dalil dalil penguat dan bertambah keyakinan saya setelah membaca ulasan Ust.Abu….dan masing masing kita bertanggung jawab atas pilihan kita di hadapan Allah…..Begitu aja kok repot!

    • Dulunya gw suka sama2 Artikel2nya Ust Abu Salafy,tapi lama2 udah gak,semua artikelnya bisa dibantah sama Ust Firanda,ditambah lagi Ust Abu Salafy gak Jelas Orangnya…,jadi Artikel dan Orangnya semakin gak Jelas!!1

  37. Subhanalloh jawaban yg jelas sekali ustadz, untuk saudara2ku: merasa akidahnya benar memang harus, tapi mengkafirkan sesama muslim harus sangat hati2.. Karena hanya akan menyenangkan yahudi, nasrani dan ahli maksiat…

  38. Tauhid Rububiyyah dalam ajaran 3 Tauhid melanggar Tauhid al Asma was Sifat

    Tauhid Rububiyah dalam ajaran 3 Tauhid melanggar Tauhid al Asma was Sifat ajarannya sendiri

    Anomali Tauhid Asma Wa Sifat yang memahami sifat Allah sesuai lafaz zahir Asma dan Sifat Allah, kecuali Sifat Rububiyah.

    Anomali Tauhid Asma Wa Sifat yang memahami sifat Allah sesuai lafaz zahir Asma dan Sifat Allah, kecuali Sifat Rububiyah

    Sifat Rahmat (Kasih Sayang) adalah Sifat Utama Rububiyah Allah

    Benarkah Kaum Musyrik Arab Beriman Kepada Tauhid Rububiyyah Allah? Bantahan Untuk Ustad Firanda (I)

  39. Sifat Rahmat (Kasih Sayang) adalah Sifat Utama Rububiyah Allah

    Sifat Rahmat (Kasih Sayang) adalah Sifat Utama Rububiyah Allah

  40. Tauhid dibagi 3 itu berstandard ganda (double standard). mereka di satu sisi melarang takwail dan ta’thil, tapi di sisi lain banyak mentakwil dan menta’thil ayat

    Sifat-Sifat Rububiyah Allah yang dita’thil (diingkari) dalam pembahasan Tauhid Rububiyah ajaran Tauhid dibagi 3

    Sifat-Sifat Rububiyah Allah yang dita’thil (diingkari) dalam pembahasan Tauhid Rububiyah ajaran Tauhid dibagi 3

    Sifat-Sifat Rububiyah Allah yang ditakwil (dipalingkan maknanya) dalam pembahasan Tauhid Rububiyah ajaran Tauhid dibagi 3

    Sifat-Sifat Rububiyah Allah yang ditakwil (dipalingkan maknanya) dalam pembahasan Tauhid Rububiyah ajaran Tauhid dibagi 3

  41. Bodohnya orang2 Salafi kenapa demen banget sih pengen melakukan debat terbuka, debat terbuka waktunya terbatas, paling masin2 hanya dapat waktu 1 jam paling lama, kira2 bisakah waktu sebanyak itu mengkover seluruh materi ini?

    Kenapa umat Islam begitu bodohnya inign selalu debat langsung, sebenarnya debat langsung bagi saya hanyalah sebagai ajang ego dan gaya2 an.

    Seringkali pada acara debat langsung, pertanyaan tidak sepenuhnya terjawab karena terbatasnya waktu.

    Sedangkan dialog via korespondensi lebih dalam pembahasannya dan setiap partisipan mempunyai banyak waktu untuk menjawab seluruh masalah. Hasilnya, kita sebagai pembaca mendapatkan informasi full dibandingkan debat langsung.

Tinggalkan komentar