Mazhab Salaf Shaleh Tentang Islamnya Mu’awiyah (Bagian:4)

Persembahan Untuk Ustadz Firanda Dan Para Pemuja Kaum Munafikin!

Sayyidina Ali ra. Menegaskan Kemunafikan Mu’awiyah!

Sayyidina Ali ra adalah Pimpinan Tertinggi Ahlusunnah di zamannya. Sikap dan pandangan beliau adalah sikap dan pandangan Ahlusunnah sejati. Sayyidina Ali ra adalah puncak tertinggi hirarki Salaf Shaleh! Kenyataan ini saya katakan kepada seluruh kaum Mulsimin, khususnya dari kalangan Salafi Wahhâbi. Karena mereka sangat gemar mengobral sikap dan pandangan Salaf sebagai hujjah, seakan Sayyidina Ali ra. dan para sahabat Ahli Badar bukan Salaf Shaleh! Dan Salaf Shaleh itu hanya orang-orang yang dianggap mendukung penyimpangan akidah mereka semata! Dan akibatnya, mereka terjebak dalam kesesatan berpikir dan berakidah dengan berbagung kepada kelompok penganjur ke dalam api neraka, al Fiatul Bâghiyah! Baca lebih lanjut

Bukti Lain Ijma’ Ahlusunnah Bahwa Allah SWT Tidak Bertempat: Bantahan Untuk Salafy-Wahhâbi! (3)

Bukti Lain Ijma’ Ahlusunnah Bahwa Allah SWT Tidak Bertempat: Bantahan Untuk Salafy-Wahhâbi! (3)

Kendati telah banyak bukti yang diajukan ulama Islam bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Suci dari kebutuhan kepada tempat, baik melalui bukti naqli (Al Qur’an dan Sunnah) maupun bukti aqli/akal sehat (yang sebagian dari bukti-bukti itu telah kami beber panjang lebar dalam artikel-artikel kami di sini), namun entah mengapa, kaum Wahhâbi/Salafi, khususnya yang tenggelam dalam pemujaan kepada kaum Mujassimah tetap saja tidak mau tau… bahkan mereka semakin menjadi-jadi dengan mengklaim bahwa akidah menyimpang itu adalah mewakili akidah Islam murni yang mereka warisi dari para Salaf Shaleh dan dari para ulama; fukaha, muhaditsûn dan mufassirûn klasik. Baca lebih lanjut

Metode Qur’ani Dalam Tafsir Al Qur’an!

Persembahan Untuk: www.firanda.com dan Para Wahhâbiyyûn Yang Jâmidûn!

Al Qur’an adalah kitab suci terakhir yang Allah turunkan untuk umat manusia. Ia diturunkan dengan bahasa dan dikemas dengan susunan yang indah. Sejak awal penurunanya Al Qur’an telah mendapat sambutan hangat dari kaum Muslim dan mengundang perhatian dan keingin-tahuan tentangnya dan tentang makna yang terkandung di dalamnya. Baca lebih lanjut

Ustadz Firanda Kebakaran Jenggot!

Tanggapan Atas Sanggahan Berapi-api Ustdaz Firanda Derngan judul Sekali lagi: Tipu muslihat Abu Salafy CS (bag-2)

.

Sejak awal sudah saya katakan, bahwa saya tidak tertarik meladeni ustadz Firanda dalam hujatannya atas tulisan saya, mengingat sepertinya ia tidak memahami dengan baik apa yang menjadi tema dan permasalah inti yang saya angkat! Dan sekarang, dengan sanggahannya atas tanggapann saya kekhawatiran itu makin terbukti. Dia semakin menjauh dari pokok permasalahn itu!

Para pembaca saya ajak mengingat kembali apa yang saya tulis, yang karenanya ustadz Firanda mengerahkan segenap kemampuannya dan dengan mengandalkan gaya Wahhâbi-Salafi yang sudah sama-sama kita ketahui bersama!

Apa yang saya katakan dalan kritikan saya terhadap Syeikh Ibnu Abdil Wahhâb adalah bahwa ia salah besar ketika ia menvonis kaum Muslim dengan anggapan mereka telah bersyirik dalam penyembahanan/Ulûhuhiyyah, dan karenanya mereka berhak diperangi dan dihalalkan darah-darah mereka, kendati sekali pun mereka mentauhidkan Allah dalam Rubûbiyyah. Sebagaimana juga kaum Musyrik di zaman Nabi saw. kendati mereka mentauhidkan Allah dalam Rubûbiyyah akan tetapi mereka syirik dalam penyembahanan/ Ulûhuhiyyah. Saat itu saya katakan bahwa Syeikh Ibnu Abdil Wahhâb salah ketika mengatakan bahwa kaum Musyrik Arab itu muwahhid dalam Rubûbiyyah dan musyrik dalam Ulûhuhiyyah. Baca lebih lanjut

Benarkah Kaum Musyrik Arab Beriman Kepada Tauhid Rububiyyah Allah? Bantahan Untuk Ustad Firanda (I)

Persembahan Untuk: www.firanda.com dan Para Wahhâbiyyûn

Atas Artikel: Persangkaan Abu Salafy Al-Majhuul Bahwasanya Kaum Musyrikin Arab Tidak Mengakui Rububiyyah Allah Oleh: Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja

Catatan:

Tadinya saya tidak tertarik untuk meladeni artikel yang digelar diwww.firanda.com yang mengkritik tulisan saya, sebab terkesan tidak memahami pesan inti apa yang saya tulis. Tetapi demi kebenaran dan agar tidak dianggap lari dari medan diskusi maka saya pun menyempatkan diri menulis tanggapan ini…. itupun hanya sekedarnya.. tidak menyoroti seluruh poin yang perlu ditanggapi!

Dalam artikelnya yang penuh semangat itu, saudara Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja memaparkan panjang-lebar tanggapannya atas artiekl saya dalam: Kitab Kasyf asy Sybuhat Doktrin Takfir Wahhabi Paling Ganas (14) dengan menyajikan berbagai kutipan para mufassir klasik tentang ayat-ayat Al Qur’an yang diyakininya mendukung pandangan dan kesimpulan yang dibuatnya. Saya benar-benar bangga atas prestasi itu dan berterima kasih atas keseriusannya dalam membantah apa yang saya sajikan dalam artikel saya tersebut. Walaupun ia kelihatan menghindar dari topik inti dalam artikel itu, yaitu pengkafiran Syeikh Ibnu Abdil Wahhâb terhadap kaum Muslim atas dasar pemahamannya yang salah itu! Tetapi tak mengapalah, saya tidak terlalu mempermasalahkan hal itu. Baca lebih lanjut

Akidah Salaf Shaleh: Allah Tidak Butuh Tempat Untuk Bersemayam! Bantahan Untuk Salafy-Wahabi (1)

Akidah Salaf Shaleh: Allah Tidak Butuh Tempat Untuk Bersemayam!

Di mana-mana kaum Wahhâbi-Salafi getol menyebarkan akidah menyimpang mazhabnya yang mengatakan bahwa Allah itu butuh tempat bersemayam… dan Allah itu berada di atas langit sana… duduk di sebuah runag di atas kursi/Arsy yang dipikul oleh beberapa makhluk-Nya… kendati ayat-ayat Al Qur’an, Sunnah shahihah serta hukum akal sehat membuktikan kenaifan akidah menyimpang itu… mereka tetap saja tak berhenti dan kembali kepada Al Qur’an dan Sunnah!

Mereka demi menjaring kaum awam, menisbatkan akidah menyimpang itu kepada kaum Salaf, kemudian mereka mengatakan, siapakah yang lebih berhak diiukti dan diterima pemahaman agamanya, kaum Salaf generasi unggulan Islam atau kaum Khalaf? Baca lebih lanjut

Telah Terbit Buku Perdana Abu Salafy

Telah Terbit Buku Abu Salafy

Sinopsis Dari BukuDiskon.Com

abusalafy

Judul                     :    Mazhab Wahabi
Tema                      :    Monopoli Kebenaran dan Keimanan ala Wahabi
Penulis                  :    Abu Salafy
Edisi                       :    pertama
Tahun Terbit      :    September, 2009
Dimensi                :    15 x 13,5 cm
Jml. Halaman    :    364 (termasuk indeks/pengantar)

Baca lebih lanjut

Kitab Kasyfu asy Sybubuhât Doktrin Takfîr Wahhâbi Paling Ganas (40)

Di antara alasan yang diutarakan Syekh Ibnu Abdil Wahhâb untuk melegalkan pengafiran dan penghalalan darah-darah dan harta kaum Muslimin adalah perintah Nabi saw. untuk memerangi kaum Khawârij.

Baca lebih lanjut

Kitab Kasyfu asy Sybubuhât Doktrin Takfîr Wahhâbi Paling Ganas (39)

Alasan Lain Untuk Melegalkan Pengafiran Kaum Muslimin

Demikian juga dengan jawaban yang ia ajukan dengan menyamakan kasus pengafirannya atas kam Muslimin dengan kasus-kasus: Baca lebih lanjut

Kitab Kasyfu asy Sybubuhât Doktrin Takfîr Wahhâbi Paling Ganas (38)

Ibnu Abdil Wahhâb Menggelari Kaum Muslimin Dengan Musyrikûn!

Dalam lanjutan pembuktian yang hendak ia tegakkan dalam menjustifikasi pengafirannya atas kaum Muslimin. Ia menyebutkan sebuah kasus ketika Usamah ibn Zaid membunuh seorang yang telah menyatakan: Lâ Ilâha Illallah/Tiada Tuhan selain Allah…. .

Ibnu Abdil Wahhâb berkata: Baca lebih lanjut

Kitab Kasyfu asy Sybubuhât Doktrin Takfîr Wahhâbi Paling Ganas (37)

Alasan lain yang diutarakan Syekh Ibnu Abdil Wahhâb untuk melegalkan pengafiran dan penghalalan darah-darah dan harta-harta kaum Muslimin adalah kasus perminataan bani Israil kepada Musa as. agar ia membuatkan sesembahan untuk mereka, seperti sesembahan kaum penyembahan berhala…. dan kasus serupa yang terjadi pada sebagia sahabat Nabi saw… Ia berkata: Baca lebih lanjut

Kitab Kasyfu asy Sybubuhât Doktrin Takfîr Wahhâbi Paling Ganas (36)

Alasan lain yang diutarakan Ibnu Abdil Wahhâb untuk melegalkan pengafirannya atas kaum Muslimin ialah apa yang ia katakan dalam lanjutan keterangannya di atas, ia berkata: Baca lebih lanjut

Kitab Kasyfu asy Sybubuhât Doktrin Takfîr Wahhâbi Paling Ganas (35)

Di antara alasan yang diutarakan Syekh Ibnu Abdil Wahhâb untuk melegalkan pengafiran dan penghalalan darah-darah dan harta-harta kaum Muslimin adalah beberapa asalan di bawah ini. Ia berkata: Baca lebih lanjut

Kitab Kasyfu asy Sybubuhât Doktrin Takfîr Wahhâbi Paling Ganas (34)

Berkata Syeikh:

وَيُقَالُأَيْضاً -: إِذَا كَانَ الأَوَّلُونَ لَمْ يَكْفُرُوا إِلاَّ لأَنَّهُمْ جَمَعُوا بَيْنَ الشِّرْكِ وَتكْذِيبِ الرُّسُلِ ، وَالْقُرْآنِ ، وَإِنْكَارِ الْبَعْثِ ، وَغَيْرِ ذَلِكَ فَمَا مَعْنَى البَابِ الَّذِي ذَكَرَهُ العُلَمَاءُ في كُلِّ مَذْهَبٍ : (بَابُ : حُكْمِ الْمُرْتَدِّ) وَهُوَ الْمُسْلِمُ الَّذِي يَكْفُرُ بَعُدَ إِسْلاَمِهِ . ثُمَّ ذَكَرُوا أنواعا كَثِيرَةً ، كُلُّ نَوْعٍ مِنْهَا يُكَفِّرُ، وَيُحِلُّ دَمَ الرَّجُلِ وَمَالَهُ ، حتّى إِنَّهُمْ ذَكَرُوا أشْيَاءَ يَسِيرَةً عِنْدَ مَنْ فَعَلَهَا، مِثْلَ كَلِمَةٍ يَذْكُرُهَا بِلِسَانِهِ دَونَ قَلْبِهِ ، أَوْ كَلِمَةٍ يَذْكُرُهَا عَلَىَ وَجْهِ الْمَزْحِ وَاللَّعِبِ .

Dan juga dapat dikatakan (sebagai jawaban): jika orang-orang terdahulu itu tidak menjadi kafir kecuali karena mereka menggabungkan antara kesyirikan dan pendustan terhadap Rasul, al-Quran dan mengingkari hari kebangkitan dan yang lainnya, maka apa arti dari bab-bab yang disebut oleh ulama di dalam setiap mazhab: hukum orang yang murtad, seorang muslim yang kafir setelah keislamannya, kemudian mereka menyebutkan berbagai jenis darinya di mana setiap darinya disebut sebagai seorang kafir, yang halal darah dan hartanya bahkan mereka menyebut hal-hal sepele seperti menyebut sebuah kalimat dengan lisannya tanpa meyakini atau menyebut kalimat berdasarkan main-main dan bercanda. Baca lebih lanjut

Kitab Kasyfu asy Sybubuhât Doktrin Takfîr Wahhâbi Paling Ganas (33)

Berkata Syeikh:

وَيُقَالُأَيْضًا -: بَنُو عُبَيْدٍ القَدَّاحِالَّذِينَ مَلكُوا الْمَغْرِبَ وَمِصْرَ في زَمَنِ بَنِي العَبَّاسِكُلُّهُمْ يَشْهَدُونَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ، وَيَدَّعُونَ الإِسْلاَمَ ، وَيُصَلّوْنَ الْجُمُعَةَ ، وَالْجَمَاعَةَ . فَلَمَّا أَظْهَرُوا مُخَالَفَةَ الشَّرِيعَةِ فِي أَشْيَاءَدَوْنَ مَا نَحْنُ فِيهِأَجْمَعَ العُلَمَاءُ عَلَى كُفْرِهِمْ ، وَقِتَالِهِمْ ، وَأَنَّ بِلادَهُمْ بِلادُ حَرْبٍ ، وَغَزَاهُم الْمُسْلِمُونَ حَتَّى اسْتَنْقَذُوا مَا بأَيْدِيهِمْ مِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِينَ

Juga bisa dikatakan: Bani Abîd al Qaddah yang menguasai Maroko dan Mesir di masa dinasti Abbasiyah mereka mengakui bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya serta mengklaim sebagai muslim, salat Jumat dan berjamaah, maka ketika mereka mengumumkan penentangan mereka terhadap syariat di dalam berbagai hal yang bobotnya jauh di bawah hal yang kami bahas, tapi ulama telah bersepakat atas kekafiran dan kewajiban untuk diperangi dan negara mereka harus diperangi dan selanjutnya orang-orang muslim menyerang mereka dan sehingga menyelamatkan negeri-negeri kaum Mulimin dari tangan/kekuasaan mereka.

_______________

Catatan 29:

Abu Salafy berkata:

Apa yang dikatakan Syeikh di atas adalah tidak benar… sebab: Baca lebih lanjut