Kasus Gus Muwafiq: Antara Ketulusan Membela Nabi saw, Hipokrasi, Kepentingan Politik dan Golongan

Kasus Gus Muwafiq: Antara Ketulusan Membela Nabi saw, Hipokrasi, Kepentingan Politik dan Golongan

Contoh Hadis pelecehan Terhadap Nabi saw dalam Shahih Bukhari dan Muslim:

beberapa hari ini dunia medsos ramai membahas tuduhan beberapa kelompok terhadap Kyai NU Gus Muwafiq yang katanya menghina Nabi saw (tuduhan ini masih perlu diperdebatkan benarkah Gus Muwafiq menghina Nabi saw atau tidak?), Saya melihat elemen-elemen yang gaduh menuduh ini kebanyakan dari kelompok yang sudah lama mempunyai sentimen negatif kepada NU, sering nyinyir, dan melakukan pembusukan terhadap organisasi Islam terbesar di Negara ini. Tentu dibalik itu ada motif-motif politik dan kepentingan golongan dibelakang ini, karena nuansa itu kental sekali.

Saya tidak akan membahas sisi kepentingan politik atau golongan dalam masalah ini, tapi saya bertanya-tanya benarkah serangan kepada Gus Muwafiq tersebut adalah niatan tulus untuk membela pribadi Nabi suci saw? Saya rasa tidak, kenapa? Karena saya tidak pernah mendengar suara dari mereka menyoal atau mengkritisi hadis-hadis penghinaan dan pelecehan terhadap para Nabi bahkan kepada Allah SWT di dalam “kitab Shahih Enam” khususnya Shahih Bukhari dan Muslim, yang menjadi sumber rujukan utama para ulama, ustad dan umat Islam bahkan hadis-hadis pelecehan terhadap pribadi para nabi yang ada di dalam kitab-kitab ini sudah lama menjadi rujukan valid musuh-musuh Islam, kaum orientalis dll  untuk menghina dan menghujat Nabi Muhammad saw dan agama Islam.

Dibawah ini saya nukilkan satu contoh hadis pelecehan terhadap Kesucian Rasulullah saw dalam kitab Shahih Muslim dan Shahih Bukhari:

Imam Muslim dalam Shahihnya meriwayatkan dari Jabir, ia berkata: (Perhatikan poin penting yang saya beri huruf tebal)

بينما رسول الله صلى الله عليه وسلم جالس مع أصحابه إذ مرت به امرأة فأعجبته فقام فدخل على زينب بنت جحش فقضى حاجته ثم خرج فقال إذا رأى أحدكم مثل هذا فليأت أهله فإن المرأة تقبل في صورة شيطان وتولي في صورة شيطان فإذا رأى أحدكم امرأة فأعجبته فليأت أهله فإن ذلك يرد مما في نفسه

Pada suatu ketika Rasulullah saw. duduk bersama para sahabatnya, lalu lewatlah seorang wanitaia menggiurkan beliau, maka beliau bangun pulang menemui Zainab binti Jahsy, lalu menggaulinya, setelah selesai beliau keluar dan bersabda, ‘Jika seorang dari kalian melihat seperti itu maka hendaknya ia menggauli istrinya, sebab sesungguhnya wanita datang menghadap dengan bentuk setan dan berpaling dalam bentuk setan, maka apabila seorang dari kalian memandangnya hendaknya ia menggauli istrinya karena sesungguhnya yang demikian dapat menolak yang ada dalam nafsunya”.

Yang memperparah kisah konyol di atas adalah apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannafnya, Bab Ma Qâlû fi ar Rajuli Yara al Mar’ata Fatu’jibihu fal Yujâmi’ Ahlahu (Orang-orang yang berpendapat tentang seorang pria yang melihat seorang wanita lalu ia asyik hendaknya ia menggauli isitrinya).

.

Dari Abdillah ibn Habib, ia berkata:

خرج رسول الله صلى الله عليه وسلم فلقي امرأة فأعجبته فرجع إلى أم سلمة وعندها نسوة يدفن طيبا (وكان طيب ابن النبي قد توفي) قال فعرفن ما في وجهه فأخلينه فقضى حاجته فخرج فقال من رأى منكم امرأة فأعجبته فليأت أهله فليواقعها فإن ما معها مثل الذي معها

 

Rasulullah saw. keluar lalu memergoki seorang wanita ia menawan hati beliau, maka pulanglah beliau ke rumah Ummu Salamah, dan ketika itu di rumah beliau terdapat banyak wanita yang sedang merawat jenazah Thayyib (putra Nabi saw. yang wafat). perawi berkata, “Maka para wanita itu mengetahui dari raut wajah Nabi saw. (bahwa beliau sedang naik syahwat),maka mereka meningalkan Nabi sendirian dengan Ummu Salamah, lalu beliau melampiaskan hajatnya, setelahnya keluar dan bersabda,“Barangsiapa memandang seorang wanita lalu ia memikatnya hendaknya ia mendatangi istrinya dan menggaulinya karena yang ada pada istrinya juga yang ada pada wanita itu.”

.

Riwayat yang serupa juga terdapat dalam kitab Kasyfu al Khafâ’, bab Man Ra’a Minkum Imra’atan Fa A’jabathu (barangsiapa memandang seorang wanita lalu ia memikatnya).

.

Tentang hadis-hadis di atas yang menyebut bahwa beliau tidak sanggup menahan gejolak syahwatnya setelah memandang seorang wanita yang sedang berjalan di seberang jalan, tidak perlu ada yang saya komentari kecuali bahwa dalam pandangan mereka Rasulullah saw. adalah pria bermental hina dan di kuasai oleh syahwat hayawaniyah-nya sehingga beliau tanpa malu dengan sahabat-sahabat beliau meninggalkan tugas menyampaikan pesan Tuhan kemudian pulang untuk menggauli istri beliau (dalam satu riwayat dikatakan dengan istri beliau Zaenab di riwayat yang lain Ummu Salamah) disiang bolong dan kembali  lagi menemui sahabat-sahabat beliau dan memberitahukan bahwa apa yang beliau lakukan tersebut di karenakan wanita yang beliau pandang itu telah membangkitkan syahwat beliau. Ma’af ini adalah tuduhan keji terhadap kesucian Nabi Muhammad saw, kecuali orang-orang yang tidak memahami kesempurnaan ahlaq Nabi saci saw. yang akan mempercayai dongeng palsu murahan ini.

Saya tantang apakah ada seorang mukmin yang mempunyai rasa malu akan melakukan hal seperti ini dihadapan teman-temannya? sementara dalam hadis shahih disebutakan bahwa Rasulullah saw itu adalah manusia yang paling tinggi rasa malunya, “sifat malu Rasulullah saw melebihi malunya seorang gadis pingitan” [silahkan merujuk Fathul-Bari, Bab sifatun-Nabi, hadis dari sahabat Abu Said al-Khudri. Hadis No. 3562. Juga dalam Bab “Man lam yuwajih annan-Naasa bil-Itab. Hadis no. 6119 ] dan malu itu menurut sabda beliau yang lain adalah “bagian dari Iman” sementara dalam hadis (baca dongeng) “yang katanya shahih” ini Rasulullah saw digambarkan sebagai seorang yang hina yang tidak dapat menegendalikan syahwatnya dan tidak mempunyai rasa malu sama sekali!

.

Imam An-Nawawi pensyarah Shahih Muslim lebih memparah keadaan lagi bukannya mendaifkan dongeng palsu ini tapi malah berkomentar ketika menerangkan hadis di atas mengatakan:

“Di dalamnya terdapat isyarat bahwa kepada adanya hawa nafsu dan ajakan menuju fitnah (ketergodaan) dengannya (wanita), disebabkan Allah menjadikan dalam diri kaum pria kecenderungan kepada wanita dan kenikmatan memandangnya dan semua yang terkait dengannya. Dia serupa dengan setan dalam ajakannya menuju kejahatan dengan was-was dan hiasannya.”

Tidak Mereka sadari pula bahwa matan hadis ini juga merendahkan/menghinakan wanita dimana wanita diserupakan dengan setan. Bahkan dalam kitab-kitab shahih banyak hadis-hadis yang merendahkan wanita, yang luput dari perhatian para ulama, tapi dalam hal ini saya tidak dalam rangka membahas itu.

Bagimana seorang ulama besar selevel An Nawawi bisa kecolongan seperti ini? Bagaimana akal sehatnya bisa menerima pelecehan dan penghinaan berat terhadap pribadi suci Nabi saw. seperti ini?

Kelemahan para ahli hadis banyak yang tidak melihat matan/teks hadis dan tidak mengaca kepada kitabullah al Qur’an dalam menyeleksi hadis, mereka hanya melihat sanad hadis saja, akibatnya hadis-hadis penghinaan seperti ini memenuhi kitab-kitab shahih.

Bayangkan, Rasulullah saw baru saja ditinggal wafat putra mungil kesayangannya, dan di rumah beliau masih banyak orang yang melawat dan merawat jenazahnya, Rasulullah saw tanpa malu sama sekali memanggil istrinya dihadapan orang-orang tersebut dan mengajaknya masuk kamar untuk melampiaskan syahwatnya, Dan luar biasa syahwat itu bergejolak sampai-sampai para wanita yang melawat jenazah di rumahnya dapat mengenali raut wajah beliau saw yang kerasukan syahwat (wal iyadh billah)…“Maka para wanita itu mengetahui dari raut wajah Nabi saw. (bahwa beliau sedang naik syahwat), maka mereka meningalkan Nabi sendirian dengan Ummu Salamah” begitu teks hadis mengatakan

Para musuh islam sangat bergembira dengan adanya hadis-hadis seperti ini lebih lebih diperkuat oleh Hadis dalam Shahih Bukhari yang mendukung dongeng-dongeng palsu penghinaan atas manusia suci junjungan kita Rasulullah saw. Kenapa Nabi saw sebegitu dahsyat syahwatnya sampai tak terbendung? Karena menurut hadis Shahih Bukhari Rasulaullah saw digambarkan mempunyai kekuataan seks setara  kekuatan seks 30 lelaki normal (wal iyadh billah, apa hubungan kenabian dan kekuatan seks?), makanya Nabi saw sering menggilir semua istrinya yang berjumlah 11 orang sekaligus dalam satu malam, begitu kata musuh-musuh Islam.  Silahkan simak hadisnya dibawah ini:

Imam Bukhari dalam Shahih-nya, Kitab al-Ghusl, Bab Idza Jama’ Tsumma ‘Ada Wa Man Dâra ‘Alâ Nisâ’ihi Fi Ghuslin Wâhidin (Jika seorang bersetubuh kemudian ia kembali dan orang yang berkeliling menggauli istri-istrinya dengan satu kali mandi): 1:73 hadis nomer: 268.

.

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ قَتَادَةَ قَالَ حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدُورُ عَلَى نِسَائِهِ فِي السَّاعَةِ الْوَاحِدَةِ مِنْ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَهُنَّ إِحْدَى عَشْرَةَ قَالَ قُلْتُ لِأَنَسٍ أَوَكَانَ يُطِيقُهُ قَالَ كُنَّا نَتَحَدَّثُ أَنَّهُ أُعْطِيَ قُوَّةَ ثَلَاثِينَ وَقَالَ سَعِيدٌ عَنْ قَتَادَةَ إِنَّ أَنَسًا حَدَّثَهُمْ تِسْعُ نِسْوَةٍ

 

“… dari Anas bin Malik, ‘Ia berkata, ‘Adalah Nabi saw. berkeliling menggilir istri-istri beliau dalam satu waktu, siang dan malam dan istri-istrinya (waktu itu) berjumlah sebelas orang. ditanyakan kepada Anas: Apakah Nabi saw. mampu melakukan senggama (dengan sebelas istri beliau siang dan malam)? Maka Anas menjawab, “Kami sering berbincang-bincang bahwa beliau di beri kekuatan tiga puluh leleki….

.

Nabi Muhammad saw. itu adalah utusan/Rasul Allah, manusia paling sempurna akhlaq dan prilakunya, paling sempurna  dalam penghambaannya dan paling mampu dalam mengendalikan nafsunya. Jangan samakan dengan para khalifah bejat yang pernah berkuasa atas kaum Muslimin dan hanya mengumbar nafsu birahi mereka.

Lucunya dalam bab lain Imam Bukhari meriwayatkan hadis yang kontradiksi dengan hadis diatas, dalam hadis ini Rasulullah saw digambarkan sebagai seorang yang loyo dalam hubungan seks., jangankan dengan sembilan atau sebelas istrinya bahkan hanya dengan satu istrinya saja (Aisyah ra.) Nabi saw. tidak sampai selesai sudah loyo. hadis ini tertera dalam Shahih Bukhari, bab Naskhu al mâi minal mâi wa wujûbil ghasli bil tiqâil Khitânaini (bab tentang dimansukhkannya kewajiban mandi disebabkan keluarnya air sperma dan diwajibkannya mandi karena bertemunya dua alat kelamin), Bukhari meriwayatkan:

.

حدثنا هارون بن معروف وهارون بن سعيد الأيلي قالا حدثنا بن وهب أخبرني عياض بن عبد الله عن أبي الزبير عن جابر بن عبد الله عن أم كلثوم عن عائشة زوج النبي صلى الله عليه وسلم قالت ثم إن رجلا سأل رسول الله صلى الله عليه وسلم عن الرجل يجامع أهله ثم يكسل هل عليهما الغسل وعائشة جالسة فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم إني لأفعل ذلك أنا وهذه ثم نغتسل

“… dari Ummu Kultsum dari Aisyah, istri Nabi saw., ia berkata, “Ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw. tentang seseorang pria yang menggauli istrinya kemudian ia loyo (berhenti sebelum mengeluarkan mani) apakah keduanya wajib mandi? Ketika itu Aisyah ra. sedang duduk (bersama Nabi saw.), maka Rasulullah saw. menjawab, ‘Aku benar-benar melakukan seperti itu dengan dia ini (Aisyah ra.) kemudian kami berdua mandi.’”

.

Sekali lagi apa hubungan kenabian dan kehidupan seks ini? dimana sifat malu seorang Nabi yang mengobral cerita kehidupan seks kepada halayak umum, yang mana orang normal saja akan malu menceritakan hal itu apalagi seorang mukmin? Para ahli hadis adalah manusia biasa, mengkultuskan ahli hadis (terutama terhadap Bukhari dan Muslim) yang berlebihan membuat kita lengah dan kehilangan daya kritik kita terutama menyangkut kenabian, tidak disadari oleh ulama dan kita pada umumnya, kita lebih peka jika ahli hadis di singgung, kita lebih membela ahli hadis dibanding membela para Nabi.

Hadis-hadis penghinaan yang menggambarkan para nabi mulia kita seperti manusia amoral yang tidak dapat mengendalikan nafsu seks nya adalah hadis-hadis palsu bikinan para tiran Bani umayyah dan Bani Abbas yang mempunyai gundik ribuan dan biasa mengumbar nafsu seksnya seperti binatang…

Hadis-hadis dongen palsu ini dipakai para tiran tersebut untuk menjustifikasi perbuatannya bahwa Nabi suci saw tidak beda dengan mereka yang selalu mengumbar hawa nafsunya seperti binatang dengan gundik-gundiknya.

Sebagai contoh saya nukilkan tentang Al Mutawakkil yang nama lengkapnya Ja’far Abu al Fadhl bin al Mu’tashim ibin Harun ar Rasyîd, ia dibaiat sebagai Khalifah setelah al Wâstiq pada bulan Dzul Hijjah tahun 232H.

Seperti juga para pendahulunya, al Mutawakkil dikenal gemar menenggak khamer/arak dan gila wanita dan penyembah syahwat. Al Mas’udi berkata: “Ia (al Mutawakkil) memiliki empat ribu selir yang kesemuanya pernah ia gauli. Ia mati meninggalkan empat juta dinar (uang emas) dan tujuh juta dirham (uang perak).” (Muruj adz-Dzahab:4122. dan as-Suyuthi juga mengutip pernyatan itu dalam Tarikh al-Khulafa’:323.)

Dan jangan heran kenapa ahli hadis tidak awas dengan hadis-hadis pelecehan dan penghinaan seperti yang kita bahas diatas? Karena para ahli hadis sangat mengidolakan dan memuji para tiran ini.

Al Mutawakil oleh para ahli hadis dijuluki sebagai Pembela Sunnah Nabi saw.

Perhatikan apa yang dikatakan as Suyuthi dalam Tarikh al-Khulafa’-nya:

“Al-Mutawakkil ‘Ala Allah; Ja’far Abul Fadhl ibn al-Mu’tashim ibn ar Rasyid, … ia dibaiat pada bulan Dzul Hijjah tahun 232H, setelah al-Watsiq, lalu ia langsung menampakkan kecenderungannya kepada sunnah dan membela pendukungnya (sunnah),…..

Akhirul kalam, pertanyaan saya dimana suara orang-orang yang menuduh Gus Muwafiq menghina nabi saw terhadap hadis-hadis pelecehan dan penghinaan dalam kitab-kitab shahih ini? mana ketulusan dan konsistensi mereka dalam membela para nabi? kenapa mereka hipokrit dalam membela para Nabi? padahal kitab-kitab ini adalah sumber yang dipakai rujukan para ulama dan para musuh Islam untuk mendiskriditkan dan menghina para nabi khususnya Nabi Muhammad saw dan Islam?

.

Artikel terkait dalam blog ini yang perlu dibaca:

01. Kajian Ilmu Hadis: Perlakuan Buruk Ahli Hadis Terhadap Nabi Saw.

https://abusalafy.wordpress.com/2014/12/23/kajian-ilmu-hadis-perlakuan-buruk-ahli-hadis-terhadap-nabi-saw-edisi-khusus-menyambut-bulan-kelahiran-nabi-saw/

02. Penghinaan Terhadap Nabi Muhammad Saw., Tanggung Jawab Barat dan Tanggung Jawab Umat Islam!

https://abusalafy.wordpress.com/2015/01/10/film-yang-mengihina-nabi-muhammad-saw-tanggung-jawab-barat-dan-tanggung-jawab-umat-islam/

2 Tanggapan

  1. Mas admin blog ini punya akun Facebook, tidak?

    _______
    Abu Salafy

    Tidak punya akun face book Pak,

Tinggalkan komentar