Membongkar Kepalsuan Syubhat Ustadz Firanda Dalam Buku “Ketinggian Allah Di Atas Makhluk-Nya” (8)

Membongkar Kepalsuan Syubhat Salafi Wahhâbi Tentang Ketinggian Fisikal Allah SWT Di Atas Makhluk-Nya

Menyoroti Pendalilan Kesembilan dan Kesepuluh Ustadz Firanda: Hadis Jâriyah Dan Masalah Istiwâ’ Allah SWT,

Setelah kurang lebih sebulan tidak ada artikel baru karena kesibukan mudik dan lebaran, saya ajak kembali sobat cerdas abusalafy untuk melanjutkan tanggapan saya atas bantahan Ustadz Firanda terhadap saya dalam bukunya KETINGGIAN ALLAH SWT DI ATAS MAKHLUK-NYA.

Seperti bantahannya yang telah saya sanggah dan bantah kembali dan saya buktikan kenaifan dan kelemahan pendalilannya… dalil dema dalil atau lebih tepatnya syubhat demi syubhat satu persatu, pendalilannya berikut ini juga tidak kalah lemah dan naifnya. Sebagaimana telah berulang kali saya singgung bahwa Ustadz Firanda terlihat menghindar dari membantah inti tulisan saya Ternyata Tuhan Tidak Di Langit, seri 1-8, dan hanya mencecer pembicaraan yang sebagian besar darinya tidak sedikit pun mengkritisi argumentasi dan hujjah-hujjah ulama Islam yang saya paparkan, khususnya tentang Hadis Jâriyah yang menjadi poin inti dalam artikel-artikel saya tersebut… karenanya Ustadz Firanda masih saja mengangkat Hadis Jâriyah sebagai dalil andalannya. Kenyataan ini membuat kita berkesimpulan, jangan-jangan Ustadz Firanda tidak pernah membaca kritikan yang saya jelaskan atas hadis tersebut! Atau jangan-jangan ia sengaja melompatinya… mendiamkannya dengan tanpa kritik sebab ia sedang BANGKRUT tidak memiliki sesuatu untuk membantahnya… sehingga ia hanya menantikan keluguan dan keawaman kaum awam Salafi untuk mengacungkan jempol penghormatan atas kehebatannya dalam berdalil… atau jangan-jangan –seperti analisa sebagian pengamat- bahwa sebenarnya dengan membantah abusalafy, Ustadz Firanda hanya mencari sensasi dan ketenaran semata. Biar dianggap hebat karena telah membantah abusalafy walaupun bantahannya memalukan!

Pendalilan Kesembilan Ustadz Firanda

Ustadz Firand berkata: “Persaksian Nabi saw. bahwa seorang budak wanita yang ditanya di mana Allah SWT, kemudian menjawab Allah SWT di atas langit sebagai wanita beriman.” Kemdian ia menyebutkan teks riwayat tersebut.

Abusalafy:

Tentang Hadis Jâriyah tersebut telah saya bahas tuntas insya Allah dalam beberapa artikel Ternyata Tuhan Tidak Di Langit:1-8 dan Tokoh Besar Wahhâbi; Syeikh Nâshiruddîn al Albâni Menipu Awan Wahhâbi, karenanya saya tidak akan mengulangnya lagi di sini. Silahkan Anda merujuknya kembali.

Memang aneh ketika Ustadz Firanda melarikan diri dari membahas hadis di atas dan atau membantah kajian saya tentangnya. Bisa jadi dia sadar diri bahwa menceburkan diri dalam membantah argumentasi yang saya ajukan sama dengan bunuh diri dan memamerkan kejahilan dan kedegilannya! Mungkin? Karenanya lebih aman baginya menghindar dari mendiskusikannya.

Hanya saja yang saya ingin paparkan di sini sebagai pelengkap kajian-kajian saya tentang hadis Jâriyah di atas adalah bahwa tidaklah berguna sedikit pun bagi Ustadz Firanda dan kaum Salafi Wahhâbi pewaris kesesatan Sekte sempalan Mujassimah Musyabbbihah ketika ia membanggakan bahwa Imam Syafi’i, misalnya, atau imam fulan atau alim fulan meriwayatkan dan menerima keshahihannya, sebab tidak semua ulama yang menerima keshahihan hadis Jâraiyah ia memahami seperti kaum Wahhâbi Salafi Mujassim memahaminya. Karena boleh jadi imam fulan atau alim fulan itu memahami bahwa yang dimaksud dengan jawaban Jâriyah/budak wanita itu: “Allah di langit” adalah makna yang tidak berkonotasi tempat dan ketinggian fisikal seperti diyakini kaum Mujassimah Musyabbihah. Tetapi menunjukkan Kemahatinggian dan Kemahaagungan. Karenanya dengan sekedar mencatut nama besar Imam Syafi’i sebagai yang berdalil dengan hadis itu untuk sebuah produk hukum fikih tertentu, seperti yang dilakukan Ustadz Firanda bukanlah alasan yang cukup untuk mengatakan bahwa Imam Syafi’i meyakini seperti keyakinan Wahhâbi Salafi Mujassim![1] Lebih lanjut keterangan para ulama dapat Anda baca di sini:

https://abusalafy.wordpress.com/2010/02/17/tuhan-itu-tidak-di-langit-3/

Kaum Wahhâbi Benar-benar Mujassim!

Terlampau banyak bukti yang menunjukkan dengan pasti bahwa kaum Wahhâbi Salafi adalah sekte Mujassimah. Akan tetapi dalam kesempatan ini saya ingin membuktikannya melalui hadis Jâriyah. Dan  kali ini saya ajak pembaca mengikuti keterangan Ibnu Taimiyah yang kemudian disyarahkan oleh Ibnu al Utsaimin; seorang tokoh pimpinan sekte Wahhabi kontemporer dalam kitabnya Syarah al ‘Aqîdah al Wâsithiyyah karya Ibnu Taimiyah. Sebab keterangan tokoh Wahhâbi sekelas Ibnu al ‘Utsaimin adalah penting artinya dan ia sangat berharga bagi para mukallid buta sekte Wahhâbi. Sebagaimana Ustadz Firanda dalam banyak pendalilannya tentang ketinggian fisikal Allah SWT hanya sekedar menjiplak keterangan dan pendalilan yang disajikan Ibnu al ‘Utsaimin.

Ibnu Taimiyah berkata, “Hadis Kesebelas: Tentang Penetapan Ketinggian (Allah) Juga.

Yaitu sabdanya (Nabi) kepada seorang budak perempuan: Aina Allah/Di mana Allah?. Ia menjawab: Di langit. Nabi bersabda: Siapa aku? Ia menajwab: Engkau Rasul, utusan Allah. Nabi bersabda (kepada tuan/pemilik budak itu): Merdekakan dia, karena sesungguhnya dia adalah seorang Mukminah! Diriwayatkan oleh Muslim.

Syarah (Oleh Ibnu al ‘Utsaimin):

Sabdanya: Aina Allah/Di mana Allah?: (Aina) adalah kata untuk bertanya tentang TEMPAT.

Ia berkata: Di langit.: yaitu di atas langit. Atau di Ketinggian, sesuai dengan adanya dua asumsi seperti dijelaskann sebelumnya. …

Dan pertanyaan Nabi saw. dengan kata tanya: aina/di mana menunjukkan bahwa Allah itu BERTEMPAT.

Akan tetapi perlu diketahui bahwa Allah tidak diliputi oleh tempat sebab Allah lebih besar dari segala sesuatu.

Abu Salafy:

Dari keterangan singkat di atas dapat Anda saksikan bagaimana kaum Wahhâbi Salafi meyakini bahwa Allah SWT itu bertempat hanya saja Dzat Allah lebih besar dari tempat dan dari segala sesuatu. Saya tidak mengerti apakah dalam pikiran kaum Wahhâbi Salafi bahwa Dzat Allah sebagiannya bertempat dan sebagiannya lagi di luar tempat, sebab Allah lebih besar dari segala sesuatu dan tempat lebih kecil dari Allah!

Demikianlah mereka membangun akidah “miring” mereka dengan mendasarkan kepada sebuah hadis yang mudhtharib, seperti telah saya jelaskan panjang lebar dalam beberapa artikel sebelumnya.

Dan saya akan kembali menyajikan bukti bahwa sekte Salafi Wahhâbi adalah Mujassimah Musyabbihah di celah-celah tanggapan saya atas pendalilan kesepuluh di bawah ini.

Pendalilaln Kesepuluh Ustadz Firanda

Dalam pendalilan kesepuluh ini Ustadz Firanda juga terlihat setengah hati menyajikannya. Ia berdalil:

Kesepuluh: Penjelasan bahwa Allah SWT beristiwa’ di atas Arsy. Lafadz istiwa’ diikuti dengan penghubung على sehingga bermakna ‘tinggal di atas’ arsy.

Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an pada 8 tempat pada surat: Al-A’raaf: 54, Yunus: 3, Yusuf: 100, Ar-Ra’d: 2, Thaha: 5, al-Furqaan: 59, as-Sajdah: 4, al-Hadid: 4. Para ulama menejlaskan bahwa ‘Arys adalah makhluk Allah SWT yang terbesar dan tertinggi.[2]

Tanggapan Atas Pendalilan Kesepuluh Ustadz Firanda

Abu Salafy:

Sudah semestinya Ustadz Firanda menjelaskan apa keterangan ulama tentang makna ayat-ayat di atas, khususnya dua kata kunci yaitu kata kerja: استوى dan kata العرش. Sebab dengan menjelaskan makna dua kata tersebut akan tanpak jelas bagaimana penafsiran ulama tentangnya. Mungkin yang menjadi alasan mengapa dia menghindar dari menjelaskannya secara detail adalah karena akidah inilah yang akan membutikan akidah Tajsîm yang selama ini mereka sembunyikan dan mereka tolak jika disebut Mujassimah!

Akidah Salafi Wahhâbi Tentang Istiwâ’ Allah SWT adalah Akidah Sekte Mujassimah, Bukan Akidah Ahlusunnah!

Kaum Mujassimah, -dan Salafi Wahhâbi adalah pewaris sejati mereka- mengklaim bahwa ayat:

الرَّحْمنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوى‏

“(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang bersitiwâ’di atas Arasy.” (QS. Thaha [20];5)

Menunjukkan bahwa Allah beristiwâ’ di atas Arsy-Nya. Lalu mereka menaf

sirkan kata istiwâ’ dengan arti: العلو والإستقرار/tinggi dan menetap, dan duduk/bersemayam. Penafsiran ini ditegaskan dalam banyak kesempatan oleh Ibnu al ‘Utsaimin dalam Syarh al ‘Aqîdah al Wâsithiyyah

Bahkan Abdullah putra Ahmad bin Hanbal menegaskan dengan penuh percaya diri bahwa istiwâ’ Allah di atas Arsy-Nya itu tidak mungkin kecuali dengan DUDUK! Ia berkta:

و هل يكون الإستواء إلاَّ بالْجُلوس.

“Dan tidaklah bertisiwâ’ itu melaindak dengan DUDUK!”[3]

Lebih dari itu, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal menulis sebuah bab dengan judul: Ma Ruwiya Fi al Kursuiy wa Julûsi ar Rabbi ‘alaihi/Tentang riwayat seputar al Kursiy dan DUDUKNYA TUHAN DI ATASNYA.[4]  Di dalamnya ia memuat belasan riwayat dan pernyataan mengerikan tentang DUDUKNYA Tuhan yang sangat menyimpang dari akidah murni Tauhid. Insya Allah dalam kesempatan lain saya bahas masalah ini.

Adapun kata Arsy mereka artikan sebagai: السرير/singgasana yang khusus bagi raja.

Penafsiran Istiwâ’ Dengan Arti:الإستقرار/Menetap dan Bersemayam Adalah Penafsiran Sekte Mujassimah!

Ibnu Hajar al Asqallâni ketika menjelaskan makna istiwâ’, ia menukil keterangan Ibnu Baththâl dan membenarkannya bahwa kaum Mujassimah menafsirkan kata istawa’ dengan arti istiqrâr…. lalu ia membantahnya dengan mengatakan:

و أما قول الْمُجَسِّمَةِ  ففاسدٌ  أيضا  لأن  الإستقرار من صفات  الأجسام  و  يلزم منه  الْحلول  و التناهي و هو محال  فِي  حقِّ الله تعالى  و لائقٌ  بالْمخلوقات.

“Adapun pendapat kaum Mujassimah, ia adalah rusak/batil. Sebab sesungguhnya istiqrâr/menetap/bersemayam itu termasuk sifat ajsâd/yang bersifat jasad/fisik dan berkonsekuensi bertinggal/menetap dan terbatas. Dan itu semua mustahil bagi Allah dan pantas bagi makhluk. ”[5]

Jadi dalam akidah mereka, Allah itu bertempat dan menetap di atas Arsy. Demikian dijelaskan oleh Imam Basar Wahhâbi Muhammad bin Shaleh al ‘Utsaimin dalam Syarh al ‘Aqîdah al Wâsithiyyah karya Ibnu Taimiyah: 204-205. Ia mengklaim bahwa ini adalah tafsir Ahlusunnah dan Salaf, dan ia membantah penafsiran lain serta menganggapnya sebagai upaya menyimpang ahlu ta’thîl/kelompok yang mengosongkan Allah SWT dari menyandang sifat, (maksudnya adalah kaum Asy’ariyah dan al Mâturidiyyah).

Sementara ulama Ahlusunnah memandang bahwa penafsiran itu benar-benar menyimpang dan menyalahi bukti-bukti baik naqliyah/nash maupun aqliyah/logika sehat. Demikian dikatakan Imam Ahlusunnah, Imam Fakhruddîn ar Râzi dalam tafsirnya, 22/5-6.

Tetapi anehnya kaum Mujassimah Musyabbihah tidak cukup hanya mengklaim bahwa Dzat Allah SWT berada di posisi teratas, di atas seluruh makhluk-Nya. Tidak cukup demikian, mereka meyakini bahwa Allah itu duduk/bersemayam di atas Arsy sambil meletakkan kedua kaki-Nya di atas al Kursi/pijakan kaki dan klaim-klaim lain yang terang-terangan menggambarkan tajsim/posturisasi Allah … tidak cukup itu, mereka meyakini bahwa kelak Allah SWT mendudukkan Nabi Muhammad saw. di sebelahnya.. di tempat yang kosong dari Arsy tempat bersemayam Allah itu!! … Dan mereka tidak segan-segan menganggap sesat dan mengafirkan siapapun yang meyalahi akidah sesat mereka itu!

Ibnu Qayyim al Jauziyah –ulama Sekte Mujassimah yang sangat dibanggakkan Ustadz Firanda dan juga para Wahhâbi Salafi- menegaskan akidah itu dalam kitabnya; Ijtimâ’ al Juyûsy al Islâmiyah:148 yang juga sangat diandalkan Ustadz Firanda!

Dan dalam Qashidah Nûniyyah-nya, Ibnu Qayyim semakin memperjelas akidah “gila’nya itu. Ia mengabadikannya dalam bait-bait syairnya:

و زعمتُ  أنَّ  محمدا أسرى به  ***  ليلا  إليه  فهو منه  دانِ

و زعمتُ  أنَّ محمدا يوم القيا *** يدنيه  ربُّ  العرش بالرضوانِ

حتى يرى  المختار حقا قاعدا *** معه  على العرش الرفيع الشانِ

و زعمتُ  أنَّ  لعرشه أطا به  ***  كالرحل أطَّ  براكبٍ  عجلانِ

Dan aku mengakui bahwa Muhammad diisra’kan*** di malam hari dan dia Mendekat kepada Dia (Allah).

Dan aku mengakui bahwa Muhammad di hari Kiamat *** akan didekatkan oleh Tuhan Pemilik Arsy dengan keridhaan

Sehingga dia yang terpilih (Nabi Muhammad) menyaksikan Tuhan sedang duduk bersamanya di atas Arsy yang tinggi kedudukannya.

Dan aku mengakui bahwa Arsy itu bersuara (karena beratnya bobot muatan di atasnya) *** seperti kendaraan bersuara ketika awal dikendarai.

Misionaris Wahhâbi Salafi Arab bermana DR. Muhammad Harâs mensyarahi bait-bait bermuatan akidah “gila” di atas dengan keterangannya sebgai berikut: “… Dan Allah mengisra’kan Nabi ke langit sehingga menembusnya dan sampai ke tingkat di mana dia mendengar suara goresan pena… dan Dia (Allah) kelak di hari kiamat ketika Dia turun untuk menetapkan keputusan di antara hamba-hamba-Nya juga mendekatkan Nabi dan mendudukkan Nabi bersama-Nya di atas Arsy yang agung… “[6]

Abu Ya’la al Hanbali –gembong pemuka Sekte Mujassimah Musyabbihah- juga memperjelas akidah “gila” ala Salafi ini dalam kitabnya Ibthâl at Ta’wîl,1/116-117. Dia berkata, “Dan telah datang (keterangan) agama tentangnya. Telah diriwayatkan bahwa Allah mendekatkan hamba-Nya sehingga Allah meletakkan telapak tangan-Nya di atas pundak hamba-Nya itu. Dan karena Allah telah berfirman:

عَسى‏ أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقاماً مَحْمُوداً

“… mudah- mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al Isrâ’ [17];79)

Dia akan mendudukkan Nabi bersama-Nya di atas Arsy. Hal ini tidaklah mustahil atas dasar orang yang menetapkan bahwa Allah itu berada di atas Arsy. Sebab jika Dia berada di sebuah jihah/arah/lokasi maka Dia dapat ditunjuk dengan isyarat dan dapat dilihat. Hal itu dianggap mustahil bagi orang yang menafikan bahwa Allah berada jihah/arah/lokasi yang dapat ditunjuk dengan isyarat.”

Abu Salafy:

Dan di antara bukti bahwa yang diyakini oleh kaum Mujassimah Musyabbihah (Salafi Wahhâbi) tentang makna istiwâ’ adalah: duduk, bertempat, menetap dan ketinggian fisikal Allah di aras Arsy adalah apa yang ditegaskan Ibnu Taimiyah –panutan mutlak Salafi Wahhabi yang hampir-hampir disejajarkan dengan Nabi saw. dalam kemaksuman- dalam ar Risâlah al Hamawiyyah. Di antaranya ia berkata: “Muhammad bin Abdullah berkata, ‘Dan dari ucapan/pendapat Ahlusunnah adalah bahwa al Kursiy itu terletak di hadapan Arsy dan dia (al Kursiy) adalah tempat kedua kaki Allah.’ Kemudian ia menyebutkan hadis riwayat Anas yang di dalamnya disebutkan kemunculan Allah pada hari Jum’at di akhirat nanti. Dan di dalamnya dikatakan: “Maka jika hari Jum’at tiba, Allah turun dari ‘Illiyyîn di atas Kursiy-Nya. Kemudian al Kursiy itu mengelilingi mimbar-mimbar terhiasi dengan permata. Lalu datanglah para nabi dan duduklah mereka semua di atasnya (mimbar-mimbar itu).”[7]

Dalam Risalah itu, tentang ayat:

الرَّحْمنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوى‏

“(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang bersitiwâ’di atas Arasy.” (QS. Thaha [20];5)

Ibnu Taimiyah menegaskan bahwa: “Allah berada di atas langit-langit di atas Arsy. Dan istiwâ’ di atas Arsy itu menunjukkan bahwa Dia BI DZÂTIHI/dengan Dzat-Nya berada di atas Arsy.”[8]

Dari keterangan Ibnu Taimiyyah di atas jelas sekali bahwa mereka mengartikan istiwâ’ dengan arti menetap, duduk, bersemayam di atas Arsy. Dan pengertian ini jelas-jelas menunjukkan akidah Tajsîm nyata! Hal mana berkonotasi pasti bahwa sebelumnya Allah itu tidak berdiam.. tidak menetap … tidak beristiqrâr di atas Arsy dan berbagai konsekuensi batil lainnya!

Karena itu mereka tidak segan-segan meriwayatkan dan mengimani “riwayat-riwayat miring” yang sangat bermasalah seperti hadis:

إنَّ الله عز و جل ينزل إلى سماء الدنيا،  و له فِي كل سماء كرسيٌّ، فإذا نزل  إلى سماء الدنيا جلس  على كرسيّه ثم يقول: من ذا الذي يُقرِض غيرَ  عديمٍ و لا ظلومٍ … فإذا كان الصبح  ارتفع فجلس  على كرسيّه.

“Sesungguhnya Allah –Azza wa Jalla- turun ke langit dunia dan Dia memiliki Kursi (tempat duduk) di setiap langit. Maka jia Allah turun ke langit dunia, Dia DUDUK di atas Kursi-Nya kemudian berfirman: “Siapakah yang mau menghutangi orang/dzat yang tidak papah lagi zalim…. dan jika waktu shubuh tiba ia naik dan DUDUK di atas Kursi-Nya.”[9]

Atau riwayat yang mengatakan bahwa langit mengeluarkan bunyi akibat beratnya BOBOT/TSIQAL Allah seperti kendaran atau kursi baru bersuara ketika keberatan muatan atau benda yang berada di atasnya! Dan arsy Allah yang berada di atas langit itu berbentuk seperti kubah … Demikian mereka menggambarkan Tuhan mereka. Maha suci Allah dari pensifatan kaum Jahil lagi sesat!

Berdasarkan “riwayat-riwayat miring” seperti di atas kaum Mujassimah Musyabbihah (Salafi Wahhâbi) membangun akidah sesat mereka tentang Ketuhanan.

Al ‘Utsaimin berkata menjelaskan firman Allah SWT:

وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَ الْأَرْضَ وَ لاَ يَؤُوْدُهُ حِفْظُهُمَا وَ هُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

“Kursi-Nya meliputi seluruh langit dan bumi, dan Ia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Ia Maha Tinggi dan Maha Agung.” (QS. Al Baqarah [2];255):

“Dan al Kursiy itu, Ibnu Abbas ra. berkata: “Dia adalah tempat kedua kaki Allah Azza wa Jalla-.” Dia bukan Arsy itu sendiri, bahkan ia lebih besar daripada al Kursiy.”[10]

Ibnu Taimiyah juga menegaskan akidah tersebut dalam kitab al Aqîdah al Wâsithiyyah, ia berkata, “Poin Kedelapan-belas: Penetapan adanya al Kursiy, dan adalah tempat pijakan kedua kaki,”[11]

Ibnu Qayyim juga mengabadikan akidah sesat itu dalam bait Qashidah Nûniyah-nya:

و زعمتُ  أنَّ  اللهَ فوقَ العرشِ *** و الكرسيُّ  حَقًّا فوقه  القدمان

Dan aku mengakui bahwa Allah berada di atas Arsy *** Dan Kursiy (pijakan kaki) itu adalah benar, di atasnya terletak kedua kaki (Tuhan).

Pensyarah Qashidah tersebut DR M. Harâs mengatakan, “Dan aku mengakui bahwa Allah berada di atas Arsy BI DZÂTIHI/dengan DZAT-NYA (DIRI-NYA SENDIRI), dan sesungguhnya al Kursiy adalah tempat PIJAKAN KEDUA KAKI ALLAH, sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Abbas.”[12]

Ibnu Qayyim juga meriwayatkan dari Ahmad bin Hanbal dari hadis Ibnu Abbas ra. kisah syafaat yang sangat panjang dan di antaranya sebagai berikut:

فآتي ربِّيْ  عز و جل فأجِدهُ  على كرسيه أو سريره  جالسا.

“… maka aku (Nabi saw.) mendatangi Tuhanku –Azza wa Jalla-, maka aku temukan Dia di atas Kusriy-Nya atau Singgasana-Nya dalam keadaan DUDUK/jâlisan.”

Dan riwayat lain dengan redaksi:

فأستفتح  فيؤذن لي، فأدخل على ربِّيْ فأجِدهُ  قاعِدًا  على كرسيّ العزِّ  فأَخِرّ ساجِدًا.

“… maka aku meminta izin agar dibukakan, lalu aku diizinkan masuk, maka aku pun masuk menemui Tuhanku dan aku temukan Dia DUDUK/qa’idan di atas Kursiy keagungan, lalu aku bersujud.”[13]

Serta masih banyak “riwayat-riwayat konyol” lainnya yang tidak kalah ngawurnya dari riwayat di atas telah dicecer Ibnu Qayyim dan kaum Mujassimah Musyabbihah lainnya dan kemudian ditelan mentah-mentah tanpa nalar  sehat dan logika waras oleh para sarjana Salafi Wahhabi yang hanya pandai menyanyikan lagu wajib kaum Mujassimah Musyabbihah seperti Ibnu Qayyim dan Inbu Taimiyah.

Dan lebih dari semua itu, mereka tidak hanya mengklaim secara palsu bahwa akidah sesat itu adalah akidah yang telah diijma’kan para sahabat, tabi’în dan para ulama Islam, bahkan kegilaan mereka semakin tak terkontrol ketika mengklaim bahwa akidah sesat mereka adalah AKIDAH seluruh nabi dan rasul as. tanpa terkecuali!

Perhatikan penipuan dan dusta Ibnu Qayyim di bawah ini:

و من صفاته تبارك و تعالى: فوقيته و استواؤه  على  عرشه بذاته ، كما وصف نفسه  فِي  كتابه ، و على لسان رسوله (ص) بلا كيف …

“Dan di antara sifat-sifat Allah –Tabâraka wa Ta’âla- adalah Kemaha-tinggian-Nya dan beristiwâ’-Nya di atas Arsy-Nya dengan DZATNYA, sebagaimana Dia mensifati Diri-Nya sendiri dalam Kitab suci-Nya, dan melalui lisan Rasul-Nya saw, tanpa kaif… ulama umat dan tokoh para imam dari kalangan Salaf tidak seorang pun berselisih bahwa Allah BERSEMAYAM DI ATAS ARSY-NYA dan Arsy-Nya di atas langit-langit-Nya… “[14]

Ia juga berkata:

و قد اتفقت  (اي الرسل) كلهم من أولهم إلى  آخرهم  على أن الله فوق سماواته عالٍ  على خلقه،  مستوٍ  بذاته  على عرشه

“Dan para rasul seluruhnya mulai rasul pertama hingga rasul terakhir telah sepakat bahwa sesungguhnya: Allah berada di atas langit-langit, Maha Tinggi di atas makhluk-Nya, BERSEMAYAM DENGAN DZATNYA di atas Arsy-Nya… “[15]

Abu Salafy:

Apa yang ia katakan adalah sebuah dusta murahan dan penipuan tanpa malu. Sebab bagaimana dia (dan juga kaum Salafi Wahhâbi Mujassimah Musyabbihah) selalu mengklaim bahwa mereka selalu konsisten dalam menetapkan sifat bagi Allah sesuai dengan apa yang Allah dan rasul-Nya sifatkan! Mereka tidak mensifati kecuali dengan berdasarkan nash shahih; Al Qur’an atau Sunnah! Nah pertanyaan saya kepada Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim dan para mukallid buta mereka dari kalangan Salafi Wahhâbi: DI MANAKAH KITA DPAT MENEMUKAN PENETAPAN BAHWA ALLAH BERSEMAYAM BI DZÂTIH DI ATAS ARSY-NYA? DI MANAKAH KITA DAPAT MENEMUKAN KATA BI DZÂTIHI?!

Penambahan kata tersebut adalah BID’AH dan KESESATAN BEKALA! Sebab tidak ada baik ayat Al Qur’an maupun sunnah Nabi saw. (yang dhaif sekalipun) yang menyebutkan kata tersebut! Itu hanya tambahan dari kaum Mujassimah Musyabbihah demi mendukung kesesatan akidah Tajsim mereka!

Khulâshatul Bahts

Dari paparan ringkas di atas dapat disimpulkan poin-poin berikut ini:

1)      Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim dan kaum Salafi Wahhâbi berkeyakinan bahwa istiwâ’ Allah itu artinya adalah istiqrâr/menetap/bersemayam/duduk dan ketinggialn fisikal.

2)      Mereka berkeyakinan bahwa Allah duduk di atas Arsy dan menyisakan sedikit tempat untuk Nabi saw. yang kelak akan Dia dudukkan di samping bersampingan dengan-Nya.

3)      Mereka berkeyakinan bahwa Allah turun dari Arsy-Nya menuju al Kursiy yang nama dia adalah tempat pijakan kedua kaki Allah SWT.

4)      Mereka berkeyakinan bahwa karena beratnya bobot yang berada di atas Arsy, maka Arsy mengeluarkan bunyi athîth, yaitu bunyi yang  biasa terdengar dari kursi atau sejenisnya jika kelebihan bobot muatan.

5)      Mereka menetapkan istiwâ’ secara fisikal yang meniscayakan adanya turun, naik, gerak dan bersemayam/duduk sambil meletakkan kedua kaki-Nya di atas al Kursiy.

Abu Salafy:

Inilah sekilas akidah yang dibanggakan Ustadz Firanda tetapi ia tidak memiliki cukup keberanian untuk berterus-terang menjelaskannya.

Lalu apakah ia akan menjajakan akidah sesat ini kepada umat Islam di tanah air tercinta ini dan menipu mereka atas nama akidah Ahlusunnah dan akidah Islam berdasarkan Salaf Shaleh!

Dan meskipun masih banyak pembicaraan seputar masalah istiwâ’ dan kesesatan Wahhâbi Mujassimah Musyabbihah tentangnya, manun untuk sementara ini saya cukupkan sampai di sini dulu. Insya Allah, dengan izin Allah saya akan bahas masalah secara lebih detail dan rinci dalam beberapa artikel khusus. Mohon doanya.

Akhirul Kalam

Dengan demikian maka gugurlah pendalilan kesembilan dan kesepuluh Ustadz Firanda. Pendalilan-pendalilan selanjutnya akan saya tanggapi dalam kesempatan lain insya Allah.

(Bersambung, insya Allah)


[1] Lebih lanjut baca: Tafhul Mu’în Bi Naqdi Kitâb al Arba’în; Imam al Muhaddis Abdullah bin ash Shiddîq al Ghummâri:30 dengan tahqîq dan  catatan kaki oleh Guru kami Allamah Sayyid hasan bin Ali as Seqqaf.

[2] Keterangan Firanda di atas tidak lain hanya menjiplak sajian Ibnu al ‘Utsaimin dalam Syarah al ‘Aqîdah atl Wâsithiyyah. Tetapi bagi saya itu bukan masalah selama memang sebegitu kemampuan Ustadz kebanggaan pengikut Sekte Salafi di Indonesia!

[3] Kitab as Sunnah; Abdullah bin Ahmad bin Hanbal (W.290 H),1/108 dengan tahqîq DR. Muhammad bin Sa’îd al Qahthâni. Terbitan: Dâru Ibn Jauzi. Arab Saudi. Thn. 1431 H.

[4] Ibid.302-309.

[5] Fathu al Bâri,28/184-185.

[6] Syarah al Qashîdah an Nûniyyah,1/83.

[7] Al Fatwa al Hamawiyyah; Ibnu Taimiyah:94.

[8] Ibid. 87.

[9] Ijtimâ’ al Juyûsy al Islâmiyah:69.

[10] Syarah al ‘Aqîdah al Wâsithiyyah:89.

[11] Ibid. 90.

[12] Syarh al Qashîdah an Nûniyyah,1/81.

[13] Ijtimâ’ al Juyûsy al Islâmiyah: 69.

[14] Ibid.138-139.

[15]Ibid. 53.

57 Tanggapan

  1. Alhamdulillah. Akhirnya antum bskali kita dengan ilmu dan bukti baru. Barakallah fikum

    • semoga antum benar2 pencari kebenaran… semoga antum mendapatkan ilmu yang benar ya akhi… abu salafi ini nama samaran dari abu Syi’i.. dia belajar agama dari Universitas di Iran gudangnya Syi’ah laknatullah.

  2. Masya Allah, gamblang banget penjelasan antum ya ustadz. Setelah membaca ini saya yakin tidak ada yang tidak jijik melihat akidah tauhid wahabi salafi taimi quyyimi…
    Ini akidah syirik kentel

  3. Gila tuh ibnu qayyim and juga bosnya si ibnu tay miyah…. apa itu yang digembar gemborkan wahabi MEMURNIKAN AKIDAH TAUHID DARI SYIRIK DAN KHURAFAT!!!! Ini sih bukan syirik dan khurafat lagi… ini mbahnya syirik dan khurafat….
    Ini namanya MALING TERIAK MILING

    • hmmm…. ngemeng aje niy orang… jangan gampang menilai seseorang apalagi dari tulisannya Abu Syi’i ini.. baca dulu kitabnya Ibnul Qayyim Al Jauziyyah Rahimahullah.. baru jelas… dasar PA = pendek akal.

  4. Satu lagi dari Kang Abu sajian santapan hati bagi mereka para pencari kebenaran…

    • Bdnar sobatku… orang tujuannya cari al haq pasti aka menimbang nimbang dalil mazing masing pihak yang berbeda pendapat… bukan hanya sibuknya membantah dalil lawan pendapatnya

    • Setelah saya membaca 8 seri tanggapan Pak Ustadz Abusalafy jelas bagi saya keraluhan dalil aqidah Pak Ustadz Firanda…. saya tunggu sanggahan lanjugannya…

    • apanya yang santapan hati… santapan nafsu iya… tolong dech.. ga bisa berfikir jernih apa ya kamu UPIL… berjalan terbalik aza.. kepala di bawah kaki di atas.. baru kali jelas.. kebenaran itu bagi kalian…

  5. ustad Firanda sudah tidak mampu lagi menanggapi artikel-artikel mas abu. jadi yg ustad sebenarnya mas Abu ato kang Firanda?

  6. Sspertinya begitu.

  7. wahabi…”MATI KUTU”…
    gk bsa ksh tnggapan ke ust.abu

    • silahkan bilang mati kutu.. apa mampus kutu… Allah maha tahu siapa yang sesungguhnya mampus dan mati kutu itu.. yaitu kamu…FAJRI BAHLUL

      • jangan sewot mas bro0w,klo lg marah ente mnding ambil wudhu giiih…,trus ente sholat sunnah,jgn lpa klo bc surat alfatihah di resapin sm artiny….
        “ihdinashirootolmustaqiim”….
        insya allah km dpt hidayah ttng pemahaman agama yg bnr….

  8. percuma sekte khurafat wahabi sokk nyunnah sokk pling ibadah diatas muka bumi, la wong akidah pondasi dlm beragamanya rapuh, sia sia .

    bagaikan istana megah nan mewah yg dibangun diatas pondasi bangunan yg retak. akhirx roboh jg

  9. pnganut sekte wahabi ni kq pd gk nyadar gitu ya, otaknya itu taruh dmna !!! tuhannya kq diposturisasi, sklian dibikin patungnya(berhala) kan udah tau mreka postur tuhan ??? dasar sakit jiwa

    • hey.. Syi’i.. penjelasan yang diposting oleh Abu Syi’i di atas.. aneh.. kok bisa ya.. dia ngarang… seakan2 kayak bener gitu… padahal isinya kebohongan di atas kebohongan… aajiiib… geli aku bacanya… kayak tukang tipu nulis.. di depan para cendekia.. para ahlussunah langsung tahu dan yakiin bahwa sang abu salafi ini jelas warga syi’ah yang mencoba membuat onar di negeri ahlussunnah ini.

      • reaksi wahabi kaya abu muhammad dah biasa,emang udah rata2 wahabi. tolong dong wahabi kalo komen yang berilmu tanggapin atau sanggah artikel ustadz abu salafy jangan marah2 atau fitnah doang

      • kliatan gk da ilmunya, gak berbobot comennya , hei kacong gak bisa baca kitab belagu , abusalafy hanya menyajikan hadis, riwayat shahih dalam pandangan dan penjelasan ulama’ besar ahlussunnah , baca dong jgn cuman bisa koar koar kyk suporter bola , pkai ilmu klo comment . cek terlebih dahulu, kan udah jelas referensi kitab -kitab diatas !!! tinggal buka aje trus renungin pkai akal sehat, . kliatan banget jahiliahnya , langsung kebakaran jenggot .

  10. firman Allah subhanahuwataallah. yg artinya,”dan barangsiapa yg menentang Rasull sesudah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yg bukan jalan-jalan orang2 mukmin, kami biarkan ia leluasa dalam kesesatan yg telah di kuasainya itu dan kami masukan ia ke dalam JAHANAM, dan JAHANAM itu SEBURUK-BURUK tempat kembali. [AN NISA 115]

    • Setujuuuu… ini pukulan telak bagi.. penulis di atas….

      • menyalah gunakan ayat untuk kpntingan hawa nafsu !!! ati-ati kwalat koen . jelas -jelas yang menantang rasul adalah orang -orang bodoh yang hanya ikud-ikutan guru,teman,orang tua,nenek moyang mereka tanpa pernah meneliti ,tidak mau berfikir ( padahal dikasi akal ) !!! , bahwa mreka teracuni hingga lancang mensifati tuhannya secara fisik , sebuah penistaan terhadap zat Allah yg maha suci , Maha suci ALLAH atas dugaan orang -orang gangguan jiwa macam wahabi taimmy al yahudi

  11. akidah koq acur ancuran gitu ya….? la kapan mau masuk surganya… suka boong, khasud, mengkafirkan, finah dan suka ngeyel.
    hebatnya cuma meliara jenggot yg rewoq-rewoq.
    sadarlah kalo ga mau jadi tentara Dajjal si Mata satu, mending ikuttan si Buta dari Gua Hantu…. wk wk wk wk kaaaa
    sori ya om… klo ikut tawa

  12. berat pake nama abusalafy bung, nasab ke SALAF, isinya malah menginjak2 namanya sendiri… sekarang ane mau nanya dech sama orang2 selalu menjelek2an ahlussunnah wal jama’ah macam kalian (rizal dan abi raka).. menurut ente berdua apa makna salaf… ditunggu jawabannya segera…!!!!!

    • tolong tunjukan koment saya yang menjelekan ahlusunnah waljamaah? silahkan

      • dukungan anda terhadap pemahaman abu salafy nyeleneh ini merupakan bentuk nyatanya. karena Abul Abbas Taqiuddin Ahmad bin Abdus Salam bin Abdullah bin Taimiyah al Harrani (Ibnu Taimiyyah) adalah salah satu dari imam2 Ahlussunnah wal Jamaah-pembela sunnah nabi SAW.

      • nyelenehnya dimana om..? tunjukin lalu sanggah itu lebih berilmu dari pada koment nuduh syiah.
        kenapa sih wahabi suka nuduh syiah sama orang yang tidak sepaham dengan mereka…?
        owya saya minta pendapat donk tentang situs tukpencarialhaq.com disitu juga ada yang menjelekan firanda tuh

      • ane gak ngerti sama itu situs… yang jelas ane juga baru denger yang namanya ustadz firanda… tapi begitu liat tulisan abu salafy ini… panas hati dengarnya nama kibarul ulama..dihardik oleh si kecil abu salafy… apalagi disebut mujassimah dan musyabbihah…

        keimanan tentang asma dan sifat Allah menurut aqidah ahlussunah wal jamaah adalah..memahami maknanya, tidak bertanya kaifiyyatnya, beriman kepadanya, dan bertanya tentangnya adalah bid’ah karena tidak pernah para sahabat nabi bertanya tentang bagaimananya…

        sebagaimana perkataan imam Malik Ra tentang istiwa nya Allah di atas Arsy… “Istiwa’-nya Allah ma’lum (sudah diketahui maknanya), dan kaifiyatnya tidak dapat dicapai nalar (tidak diketahui), dan beriman kepadanya wajib, bertanya tentang hal tersebut adalah perkara bid’ah,……..”

    • yahh koar-koar lg dech sich abu abu, loe urusin dulu aqidah yimpang tajsim tasybih loe itu , ngaku ngikut salaf !! tp gk ngerti salaf !! la wong salafnye TAImiah. emang ada salaf yg aqidahnya sama sama LOe dan para wahhbabi ?? jawab berapa orang . orng cuman ibnu TAImiah !! para sahabat gk da yg berkenyakinan begituan , soalnya pkai otak mereka , beda ama loe SAPI . niih saya kasih tau makna SALAF

      • Mas Rizal ini… bahasanya sopan betul ya, ada kata TAI ada SAPI, BABI…Hebat2…salut ane…(kok bisa kata2 itu keluar dari seorang muslim pencari kebenaran)…ga usah marah mas…kita khan lagi mencari kebenaran… bisa jadi saya salah dan juga bisa jadi anda keliru memahaminya karena mendapat ilmu dari yang bukan ahli ilmu.. berikut pemahaman ane tentang Salaf.. mohon disimak.. karena ane sudah menyimak definisi salaf dari Mas Rizal…. selamat menyimak…

  13. Salaf adalah kata Arab yang berarti ‘berlalu’ sebagai lawan dari ‘khalaf’ yang berarti ‘menyusul’. Salafi adalah predikat bagi orang-orang Muslim yang memiliki jargon ‘mengikuti para salaf’ (terdahulu), seperti para ulama dan terutama para pendiri mazhab.

    Akhir-akhir ini bermunculan orang-orang yang mengerek nama Salaf, salafi, salafuna, salaf saleh dan derivatnya. Umumnya, penguna kata ini anti keragamaan, sok pinter agama, dan paling demen memamerkan penguasaannya terhadap literatur-literatur klasik,terutama karya-karya Ibnu Taymiyah. Tidak sedikit orang yang keder dibuatnya. Tanpa bermaksud memfitnah, siapa saja dapat melakukan verifikasi dengan mengunjungi situs-situs, halaman/akun jejaring sosial, dan blog-blog para pengoarnya.

    Sebutan Salaf sering digunakan sebagai topeng dan modus operandi untuk menghindarkan orang dari penyebutan ‘wahabisme’ yang cenderung sinis Kata ’salafi’ tidak lain adalah kemasan lain dari teologi Wahabi yang didirikan Muhammad bin ‘Abdul Wahhâb dari keluarga klan Tamîm.

    Umumnya kaum intelektual dan ulama Sunnî – penganut 4 mazhab ‘resmi’ Hanafi, Syafi’i, Maliki dan Hanbali– menganggap kaum Wahhabi, termasuk pendirinya, sebagai kelompok yang berpikir sangat linier, literer sambil menolak metafor [majâz], sangat denotatif dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’ân maupun hadis.

    Gerombolan ini sangat getol dengan truth claim sembari menganggap kelompok lain, Sunni maupun Syiah sebagai sesat dan menyesatkan. Patokan langganannya adalah pemahaman literal terhadap sejumlah hadis antara lain hadis ‘Kullu bid’ah dhalâlah wa kullu dhalâlah fî n-nâr’. Karena itulah, mereka menganggap berziarah ke kubur termasuk kubur Nabi, tawassul, baca qunût, talqîn. tahlîl, istighâtsah, berzikir berjamaah, membaca burdah berupa puji-pujian pada Nabi yang biasa dilakukan kaum Muslimin lainnya sebagai bid’ah.

    Tidaklah mengherankan, bila mereka tidak mengecam pengeboman masjid-masjid di Najaf dan Karbala yang memakan banyak korban. Kemenangan spektakuler Hizbullah atas Israel pun tidak diapresiasinya karena sentimen sektarian mereka yang telah membantu.

    Kalangan tradisional Islam, terutama NU, mengaku sebagai para pengikut salaf. Itulah sebabnya hampir seluruh pusat pendidikan agama (pesantren) diberi nama ‘al-ma’had as-salafi’ sebagai penegasan pola keberagamaan kaum nahdliyin yang berbeda dengan kelompok Islam lainnya.

    Aksi penyesatan dan penghancuran tempat-tempat ibadah kaum minoritas yang belakangan ini semarak di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari pengaruh finansial sentra wahabisme, Arab Saudi, negara yang ikut hadir dalam konferensi damai ala Amerika di Annapolis.

  14. penghinaan wahabi —-

  15. begitu Mas Rizal… silahkan anda berfaham, ane telah berikan pemahaman yang hakiki tentang salaf dan itulah yang benar, InsyaAllah.

    anda salah jika berkata “Akhir-akhir ini bermunculan orang-orang yang mengerek nama Salaf, salafi, salafuna, salaf saleh dan derivatnya”.
    kata salaf itu telah mafhum sejak 13 abad yang lalu… kasian mas Rizal baru tahu yaa…. ckckck.. (baru belajar agama syiah)

    ane udah tau aqidah anda dengan membela orang2 yang berdomisili di Najaf dan Karbala kemudian loyal dengan Hiizbullah (baca: hizbusyyaithon) syiah (ingat ya.. jangan bawa2 nama islam…karena ISLAM beda dengan syiah).

    akhirul kalam.. hidayah hanya milik Allah, ane atau siapa pun tidak akan mampu memberikan hidayah walaupun sangat menginginkannya. silahkan hidup damai di Indonesia tanpa ancaman dari orang sunni.. (hal yang berbeda ketika sunni berada di negara syiah IRAN…)

    mungkin antum cuma pengikut kecil2an. tapi Wallahi kami warga sunni tidak rela dan tidak sudi dan akan selalu mendoakan agar tokoh2 syiah seperti Jalaluddin, Quraish Shihab, Umar Shihab, Dina Y. Sulaeman, haidar bagir, Khalid Al Walid, muhsin labib, haddad alwi, dll… hancur lebur dari muka bumi Indonesia. amiin Insya Allah.

    • Apa urasan gue ame siah . Kliatan belangnya nihh si wahabi satu ini. Klo gk sesuai ame nafsu kykinannya karna kalah. Langsung dicap siah. Fitnah . ALLAH sbagai saksi . Mikir dulu sapi klo bikin statment . Smga Allah mngadili tuduhan nyasar anda dan para wahabi. Imam madzhab gue aje imam assyafii rahimshullah dituduh siah . Pa lg kita pengikutnya. Loe ngmong kyk udah mlbihi nabi kykinannye ,,,,hahaha sakit jiwa nihh org,

      • Doa lho gk diterima . La wong kyakinannya menyimpang. Bantah nii artikel dsni. Pkai ilmu sebab agama itu ilmu. Bukan doktrin. Makan tuhh doktrin sesat para masyayeih loe.

    • apa urusannya siah ma gue !!! tukang FITNAH . mikir pkai otak klo bikin statment supaya gak jadi bala’ dunia Akhirat, jika gak sesuai realita tu namanya FITNAH . emang sama semua wahabii udah di setting otaknya .dikit-dikit siah , bidah !!! imam madzhab gue aje Al-imam As-syafii rahimahullah sm loe dan para wahabiyyun di FITNAH siah, pa lg pengikutnya !! BASI TAU hari gni nuduh syiah ,ALLAH sebagai saksi terhadap fitnah loe dan wahabi!! di zaman teknologi canggih , ilmu pengetahuan yang mengarahkan pada kebenaran didepan mata, beda ama wahabi yang kolot buku si TAImii aje yang dipelototin 😀 pegimana mau maju khazanah keilmuannya . baca tu kitab-kitab imam besar Ahlussunnah seperti tertera pada Artikel. percuma jg ngomong sama para wahabi .otak-otak doktrin , ISLAM itu ILMU ,bukan DOKTRIN SESAT WAHABI !!!! 😛

  16. abu muhammad and All wahabiyyun magrum@ coba jawab ! siapa yang di maksud para salaf ???? apakah mreka menyakini Allah bertempat berpostur berjasad hingga dapat digambarkan dan bersuara ketika menduduki singgasana ??? dari sini saja sudah tampak jelas penyimpangan wahabi yg membawa pada kesengsaaraan . percuma sholat sampai jidat item semua sak mukanya , jika pondasi prinsipal dibangun diatas aqidah dan kykinan menyimpang yang rapuh

  17. “Warga Suriah Kristen dipaksa
    masuk Islam oleh pemberontak

    Umat Kristen di Suriah mengaku dipaksa masuk Islam oleh tentara pemberontak. Jika tidak mereka akan dibunuh. Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Senin (9/9).

    Oposisi diperkuat oleh Al Qaidah menguasai Desa Maaloula setelah bertempur dengan pasukan Presiden Basyar al-Assad. Ini menyulut kekhawatiran sebab barat terus mendukung pemberontak yang makin banyak disusupi ekstremis.

    Salah satu warga Maaloula mengatakan pemberontak diantaranya berjanggut dan bertakbir sembari menghancurkan gereja dan menyerang sejumlah rumah warga Kristen.

    “Mereka menembaki dan membunuh orang. Aku mendengar suara tembakan dan melihat tiga mayat tergeletak di tengah jalan. Presiden Obama malah mendukung mereka?” ujar salah seorang warga.

    Dalam sebuah video diunggah di Internet tentara pemberontak berbicara di depan kamera mereka akan membersihkan Maaloula dari pendukung Assad. Namun kantor berita Suriah mengklaim pasukan pemberontak bisa dipukul mundur.

    *Sungguh Memalukan jika ini benar terjadi, Rasulullah SAW saja tidak pernah memaksa non-muslim masuk islam dalam keadaan apapun terlebih dalam perang, tawanan akan dibebaskan, bukan diancam untuk dibunuh.

    ——————————–
    udah agidahnya menyimpang sokk tau lagi , malah bikin aturan sendiri yang gak pernah dilakukan rasul dan para sahabat.
    dasar wahabi agama suci ini mau dibawa seenaknya, hingga kluar dari norma agama .meraka pkir agama ini punya embah mereka wahhab.

    • setuju mas Rizal….
      wah fakta trbaru gejolak suriah sdh terungkap…
      mang orng2 wahabi biang keladiny,mang dr dlu demenny ngerebut kkuasaan,ky brdiriny kerajaan saudi skrng…..
      brita trakhr yg sy ketahui,sjumlah negara arab siap mmbyar biaya perang jika ad negara yg mau menginvasi suriah….
      sy prihatin dngerny,bkany mmerangi yahudi,malah dwtny di hambur2kan bt bnuh saudara muslimny sndri,sungguh tragis…
      negarany mah dh ktahuan,gk pke di sebutin….pkokny yg pemimpinny brpaham wahabi….
      Lah wong dwtny gk hbs2 dr minyak….

  18. sibuk ngurusin akidah n ibadah org lain tp lupa mengkaji akidah sndri
    kritis sm akidah org lain tp ga pernah coba cri tw bnr ga ilmu guru2ny.
    gmn mw bnr la wong gurunya kuwalat sm ulama2 sepuh.
    sana sini kuwalat, akhirnya ngaji sm buku. lah kta ulama2 khos,ngaji tanpa guru alias sm buku, gurunya..sett..tiiit…sensor.

  19. bagi pencari kebenaran…..abu safy adalah sosok majhul(tidak dikenal)….jadi wajib ditinggalkan….

  20. @baxooljelly,
    YG WAJIB D IKUTI ABDUL WAHAB N AL ALBANI

  21. YG WAJIB DI KUTI ABUL WAHAB N AL-ALBANI YG PINTER N AHLI DI BIDANG NGAPUSI YG UDAH MEGURU SAMA IBNU TAI

  22. Ini lah debat kusir…akhirnya saling menghujat Dan saling menghinakan..akhirnya nasrani,Yahudi,majusi tertawa terbahak-bahak melihat begitu mudahnya orang2muslim diadu domba

  23. Kalau begitu kapan ABUSALAFY ber mudzakarah dengan FIRANDA? ditunggu konfirmasinya.

  24. “Aku menjamin sebuah rumahdi pinggir jannah bagi siapa saja yang meninggalkan Jannah bagi siapa saja yang meninggalkan perdebatan berkepanjangan meskipun ia dalam kebenaran (al haq) ….. ” (HR Abu Dawud)

  25. Kita doa’kan saja semoga bung firanda diberi allah hidayah.supaya mau bertaubat..amiiin

  26. Sudah kelihatan kan dari komen2nya yang berisi dan tidak berisi. Antara memaki n mencela ulama2 terdahulu. Merasa golongannya paling sempurna dan paling layak masuk surga tp dari tutur katanya saja tidak mencerminkan orang baik.

  27. aqidah orang yg menolak allah di atas arsy memang mirip2 aqidah orang jahmiyah, mereka lebih mendahulukan akal di bandingkan hadis dan Quran, mereka juga mengatakan allah berbicara tanpa suara, tanpa huruf dan tanpa bahasa, secara tidak langsung mereka mengatakan kalau allah tidak dapat di lihat disurga, karena kalau allah dapat di lihat di surga berarti allah bertempat dan artinya Aqidah mereka yg mengatakan allah ada tanpa tempat teleh gugur, padahal nabi muhamad pernah berkata kepada umatnya bahwa kalian akan melihat allah di surga dengan mata kepala kalian..

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s