Kasus Gus Muwafiq: Antara Ketulusan Membela Nabi saw, Hipokrasi, Kepentingan Politik dan Golongan

Kasus Gus Muwafiq: Antara Ketulusan Membela Nabi saw, Hipokrasi, Kepentingan Politik dan Golongan

Contoh Hadis pelecehan Terhadap Nabi saw dalam Shahih Bukhari dan Muslim:

beberapa hari ini dunia medsos ramai membahas tuduhan beberapa kelompok terhadap Kyai NU Gus Muwafiq yang katanya menghina Nabi saw (tuduhan ini masih perlu diperdebatkan benarkah Gus Muwafiq menghina Nabi saw atau tidak?), Saya melihat elemen-elemen yang gaduh menuduh ini kebanyakan dari kelompok yang sudah lama mempunyai sentimen negatif kepada NU, sering nyinyir, dan melakukan pembusukan terhadap organisasi Islam terbesar di Negara ini. Tentu dibalik itu ada motif-motif politik dan kepentingan golongan dibelakang ini, karena nuansa itu kental sekali.

Saya tidak akan membahas sisi kepentingan politik atau golongan dalam masalah ini, tapi saya bertanya-tanya benarkah serangan kepada Gus Muwafiq tersebut adalah niatan tulus untuk membela pribadi Nabi suci saw? Saya rasa tidak, kenapa? Karena saya tidak pernah mendengar suara dari mereka menyoal atau mengkritisi hadis-hadis penghinaan dan pelecehan terhadap para Nabi bahkan kepada Allah SWT di dalam “kitab Shahih Enam” khususnya Shahih Bukhari dan Muslim, yang menjadi sumber rujukan utama para ulama, ustad dan umat Islam bahkan hadis-hadis pelecehan terhadap pribadi para nabi yang ada di dalam kitab-kitab ini sudah lama menjadi rujukan valid musuh-musuh Islam, kaum orientalis dll  untuk menghina dan menghujat Nabi Muhammad saw dan agama Islam.

Dibawah ini saya nukilkan satu contoh hadis pelecehan terhadap Kesucian Rasulullah saw dalam kitab Shahih Muslim dan Shahih Bukhari:
Baca lebih lanjut

Hadis-hadis Kaum Nashiibi Yang Dishahihkan Oleh Ahli Hadis [Bagian Ketiga]

Hadis-hadis Kaum Nashiibi yang Dishahihkan oleh Ahli Hadis [Bagian Ketiga]

Sumber: http://almaliky.org/subject.php?id=1684

Oleh: Syeikh Hasan bin Farhan al Maliky

.

Bagi pembaca yang belum mengikuti kajian sebelumnya silahkan klik disini untuk kajian pertama dan disini kajian yang kedua

(Dan saat saya menyebut syiah dalam pembahasan ini, yang saya maksudkan adalah para pecinta ahlul bait bukan syiah imamiyah maupun syiah zaidiyah -Syekh Hasan bin Farhan al Maliky-)

Pada bagian ini saya akan membahas dua atau tiga hadis; topik ini sulit, untuk menghimpun kejahilan (ketidak tahuan) dan kesamaran ilmu, maka anda tidak akan mengetahui apakah ia panjang atau singkat.

Hadis ketiga:

Hadis dari Ibn Umar; yang akan saya sebutkan beserta sanad dan matannya, matannya bersambung dengan orang-orang nashibi, akan tetapi beberapa ahli hadis menshahihkannya – seperti Al-Albani dan lainnya – karena mereka tidak awas terhadap kaum nawashib.

Hadis ini ada dalam Sunan Abu Daud (94/4):
Baca lebih lanjut

Apa Itu Sunnah Dalam kitab-kitab Akidah Salafy?

Apa itu “Sunnah” dalam kitab-kitab Akidah Salafy-Wahabi?

Sumber: https://almaliky.org/subject.php?id=907

Oleh: Syeikh Hasan bin Farhan al Maliky

Kamu dapat mengkaji tentang tema-tema dan persoalan-persoalan pada setiap kitab aqidah yang disebut “sunnah”, dari kumpulan-kumpulan yang dinukil oleh Al-Lalaka’i dari para ulama’ salaf yang terdahulu, dimulai dari masa Hammad bin Salamah [bin Dinar al Basri] (167 H)  sampai pada kitab sunnah karya Abdullah bin Ahmad (bin Hanbal) (290 H) Sampai pada sunnah karya Barbahari (329 H) sampai pada penjelasan tentang golongan yang selamat karya Ibn Battah (387 H) sampai pada aqidah salafy karya Al-Lalaka’i sampai pada Ibn Hamid (403 H) sampai pada tulisan-tulisan Abi Ya’la Al-Hanbali (458 H) tentang aqidah, sampai pada Aqidah Al-Wasathiyah dan At-Tadmiriyah dan selainnya karya Ibn Taimiyah (728 H) sampai pada Ibn Qayyim (751 H)  dalam kitab-kitab nya tentang akidah (keyakinan) yang mengajarkanmu tentang “sunnah” sampai pada tulisan-tulisan wahabi tentang akidah yang mengajarkanmu tentang “sunnah”, dan selainnya.
Baca lebih lanjut

Mengapa Muslimin Paling Pendusta Diantara Pemeluk Agama?

Mengapa Muslimin Paling Pendusta Diantara Pemeluk Agama?

Sumber: https://almaliky.org/subject.php?id=93.

Oleh: Syeikh Hasan bin Farhan al Maliky

Saya punya dua pertanyaan yang ingin saya ajukan dan kemudian saya jawab nanti.

Mengapa kaum Muslimin menjadi umat yang paling kotor tutur katanya dibanding pengikut agama-agama lain?
Dan mengapa pengikut aliran Salafi kelompok yang paling kotor mulutnya dibanding pengikut aliran-aliran Isam lainnya?

Dan ada dua pertanyaan ikutan selanjutnya:

Mengapa Umat Islam menjadi umat yang paling pendusta dibanding penganut agama-agama lain?
Dan mengapa pengikut aliran Salafi adalah orang-orang yang paling pendusta dibanding pengikut aliran-aliran Islam lainnya? Baca lebih lanjut

Syekh Hasan bin Farhan Al Maliky: Hadis Palsu Dengan Sanad Yang Shahih, Kok Bisa?

Syekh Hasan bin Farhan Al Maliky: Hadis Palsu Dengan Sanad Yang Shahih, Kok Bisa?

SUMBER: http://almaliky.org/subject.php?id=1305

Oleh: Syeikh Hasan bin Farhan al Maliky

KEBOHONGAN DENGAN SANAD YANG SHAHIH!

Yang paling berbahaya bagi kita adalah kebohongan-kebohongan yang sampai kepada kita melalui sanad-sanad yang shahih, dan yang lebih kita sesalkan lagi adalah kebenaran-kebenaran yang sampai pada kita dengan sanad yang dha’if!

Dua perkara ini adalah hasil dari opini umum yang mendominasi di masa lalu, kemudian ini menghasilkan fitnah, menghasilkan budaya di mana seorang pengkhianat diakui sebagai seorang yang terpercaya/jujur, dan sebaliknya seorang yang jujur dianggap pengkhianat, seorang pembohong dipercaya sedangkan seorang yang jujur dianggap pembohong.

Jangan kalian tanyakan padaku tentang contoh-contohnya, karena begitu banyak hadis-hadis dan riwayat-riwayat yang berkaitan dengan sejarah dan selainnya (yang palsu_red).. Kita telah dipermainkan oleh riwayat yang tidak patuh pada standar atau kriteria-kriteria ilmiah secara umum. Baca lebih lanjut

Rezim Tiran Arab Saudi Tangkap Da’i Syekh Hasan bin Farhan Al Maliky

Rezim Tiran Arab Saudi Tangkap Da’i Syekh Hasan bin Farhan Al Maliky

Sumber: https://hasanalmaliky.wordpress.com/2017/09/19/rezim-al-saud-tangkap-lagi-syekh-hasan-bin-farhan-al-maliky/

Bersamaan dengan penangkapan beberapa ulama, aktivis dan beberapa amir/pangeran, Rezim Salman dan Bin Salman Menangkap juga Syekh Hasan bin Farhan al Maliky dengan tuduhan yang tidak jelas., mengingat Syekh Hasan tidak terlibat dalam kegiatan politik, gerakan oposisi atau partai apapun dan tidak ada  keterikatan dengan mazhab apapun. Syekh Hasan seorang ulama moderat dan pemikir bebas yang tidak terikat oleh mazhab (mujtahid), beliau juga seorang aktivis anti kekerasan dan terorisme baik terorisme mengatasnamakan agama atau bukan,  disamping itu beliau juga seorang peduli HAM.

Syekh Hasan menurut tweet anaknya ditangkap di kota Abha dan Ini merupakan penangkapan yang ketiga kalinya atas Syekh Hasan, sebelumnya Syekh Hasan juga pernah di tahan dua kali, Dan Sejak dulu sampai penahan terakhir ini Rezim al Saud telah mencekal beliau dengan mencabut paspornya.

Para ulama salafy/wahabi di Arab Saudi sudah lama gerah dengan kevokalan Syekh Hasan bin Farhan Al Maliky membogkar pemikiran ekstrim salafy/wahabi,  akidah takfirisme dan kritik atas faham atau “manhaj Salaf” mereka, Syekh Hasan selalu mengajak mereka berdialog secara ilmiah jika tidak berkenan dengan kritikan-kritikannya, banyak buku beliau tulis dalam menyanggah ulama salafy/wahabi namun kiranya mereka tidak berani menghadapinya secara ilmiah dengan jantan maka jalan satu-satunya  adalah fitnah dan memakai tangan penguasa untuk membungkam Syekh Hasan bin Farhan al Maliky (cara-cara licik yang  klise di dunia Islam untuk membungkam lawan). Mudah-mudahan Allah SWT menyelamatkan Syekh Hasan bin Farhan al Maliky dari makar jahat mereka.

Berita penangkapan Syekh Hasan bin Farhan al Maliky diberitakan anak beliau Al Abbas bin Hasan al Maliky lewat Twitter.

Sumber: https://twitter.com/alabbas66/status/907198105824714752

.

.

Dibawah beberapa media yang memberitakan penangkapan rezim al Saud terhadap Syekh Hasan Farhan Al Maliky dan aktivis lainnya. Baca lebih lanjut

Kriminalisasi Ulama di Arab Saudi

Kriminalisasi Ulama di Arab Saudi

SUMBER: https://news.detik.com/kolom/3642435/kriminalisasi-ulama-di-arab-saudi

Jakarta – Krisis politik antara Arab Saudi dan Qatar tidak hanya membuat kisruh berkepenjangan di kawasan Teluk, tapi juga membuat goncangan di dalam negeri Arab Saudi. Sejumlah ulama ditangkap dan dipenjara oleh pihak kerajaan Arab Saudi. Meskipun media Arab Saudi cenderung mendiamkan peristiwa kriminalisasi ulama tersebut, tapi jagat Twitter di dunia Arab ramai membincangkannya.

Selama ini Arab Saudi dikenal sebagai surga bagi para ulama atau pendakwah yang dicekal di negaranya. Mereka eksodus dan diterima dengan lapang dada oleh Arab Saudi. Yang paling populer adalah Zakir Naik, yang divonis terlibat dalam pendanaan gerakan teroris oleh pemerintah India, tapi akhirnya mendapatkan suaka politik dari kerajaan Arab Saudi. Masih ada beberapa ulama lain yang di negerinya terlibat kasus hukum, tapi diberi tempat perlindungan oleh kerajaan Arab Saudi.

Tidak hanya ulama, Arab Saudi juga menampung sejumlah pemimpin negara yang eksodus akibat kisruh politik, seperti Ben Ali, Presiden Tunisia yang tumbang. Juga, Abd Mansour Hadi Rabbu, Presiden Yaman yang dikudeta oleh kelompok Houthi. Baca lebih lanjut

Hadis-hadis Kaum Nashibi yang Dishahihkan oleh Ahli Hadis [Bagian Kedua]

Hadis-hadis Kaum Nashiibi yang Dishahihkan oleh Ahli Hadis [Bagian Kedua]

.

Oleh: Syeikh Hasan bin Farhan al Maliky

Sumber: http://almaliky.org/news.php?action=view&id=1683

Bagi yang belum membaca bagian pertama (mukadimah) pembahasan/kajian ini silahkan membacanya disini: https://abusalafy.wordpress.com/2017/04/28/hadis-hadis-nasibi-yang-ditashih-bag-1/

Hadis pertama: Hadis Mu’adz bin Jabal, diriwayatkan oleh Ahmad, Ibn Hibban, Ibn Abi Ashim, ath-Thabrani dan lainnya, dan redaksinya dari Mu’adz; saya akan sebutkan beserta sanadnya supaya jelas keberadaan nashibi di dalamnya.

.

.

رووا الحديث من طريق أبي المغيرة الحمصي (عبد القدوس بن صالح): حدثني صفوان بن عمرو حدثني راشد بن سعد عن عاصم بن حميد السكوني عن معاذ بن جبل قال؛ لما بعثه رسول الله صلى الله عليه واله وسلم إلى اليمن، خرج معه رسول الله يوصيه، معاذ راكب، ورسول الله تحت راحلته؛ فلما فرغ قال: (يا معاذ إنك عسى أن لا تلقاني بعد عامي هذا، لعلك أن تمر بمسجدي وقبري، فبكى معاذ خشعاً لفراق رسول الله ثم التفت رسول الله نحو المدينة فقال – وهنا الشاهد -) إن أهل بيتي هؤلاء يرون أنهم أولى الناس بي! وإن أولى الناس بي المتقون! من حيث كانوا، اللهم إني لا أحلُّ لهم فسادَ ما أصلحتُ وَايْمُ اللَّهِ لَيَكْفَؤُونَ أُمَّتِي عَنْ دِينِهَا كَمَا يُكْفَأُ الْإِنَاءُ فِي الْبَطْحَاءِ» اهـ !!!

.

Mereka meriwayatkan sebuah hadis dari jalur Abu Mughirah al-Himshi (Abdul Qudus bin Shalih) : Telah bercerita kepadaku Shafwan bin Amr, telah bercerita kepadaku Rasyid bin Sa’ad dari Ashim bin Humaid as-Sukuni dari Mu’adz bin Jabal, ia berkata: Ketika Rasulullah saw mengutusnya ke Yaman, Rasulullah keluar bersamanya dan berwasiat kepadanya, ketika itu Mu’adz sedang menunggangi kuda sementara Rasulullah saw. berada di bawah tunggangannya, dan saat ia berhenti, beliau berkata: (Wahai Mu’adz mungkin engkau tidak akan berjumpa denganku setelah tahun ini, semoga engkau melewati masjid dan kuburanku, lalu Mu’adz menangis dengan tertunduk karena akan berpisah dengan Rasulullah saw., setelah itu Rasul saw. menoleh ke arah Madinah dan berkata – dan di sini ada saksinya) Sesungguhnya Ahlul Baitku memandang bahwa mereka adalah manusia paling utama bagiku! Sesungguhnya manusia paling utama di sisiku adalah orang-orang yang bertakwa! Darimanapun mereka. Ya Allah sungguh aku tidak menghalalkan bagi mereka keburukan yang telah aku perbaiki, Dan demi Allah mereka telah memalingkan umatku dari agamanya seperti wadah yg terbalik di sungai.

Baca lebih lanjut

Hadis-hadis Kaum Nashibi yang Dishahihkan Ahli Hadis [Bag. 1]

Video: Bagi Raja dan Amir-Amir Arab Saudi Syariat Islam Hanya Berlaku Di Dalam Negeri!

Video: Bagi Raja dan Amir-Amir Arab Saudi Syariat Agama Hanya Berlaku Di Dalam Negeri

Raja Arab Saudi memasang gelar sendiri untuk dirinya “Khadimul Haramain” (Pelayan dua kota suci Makkah dan Madinah, biar terkesan Islami – Istilah ini menggantikan gelar yang mereka pasang sebelumnya di depan nama Raja yaitu صاحب الجلالة الملك [Paduka Raja Yang Agung], penggantian gelar ini tidak lama setelah peristiwa penyerangan Masjidil Haram oleh Juhayman al-Otaybi seorang salafy yang muak melihat kehidupan keluarga kerajaan yang bertentangan dengan syariat Islam. Sementara untuk para amir masih tetap disematkan gelar kebangsawanan صاحب السمو الملكي [Paduka Pangeran Yang Mulya, ]).

Raja Arab Saudi Mengklaim negaranya negara Islam dan pemerintahannya pemerintahan Islami, maksudnya berlandaskan dan menjalankan syariat Islam. Seperti wanita dilarang menyetir mobil, bepergian sendiri, dan larangan bersalaman pria dengan wanita yang bukan muhrim, dan banyak lagi hal-hal yang syar’i yang harus diikuti di negara otoriter, negara tanpa DPR yang dipilih rakyat ini.

Apakah benar negara tersebut konsekwen menjalankan syariat Islam? nati dulu, sistem kerajaan yang turun temurun sendiri adalah sistem bid’ah dholalah yang bertentangan dengan Islam dan  tidak pernah diajarkan Nabi saw, tidak pernah dilakukan salaf saleh khususnya empat khalifa. Klaim-klaim tersebut sah-sah saja tapi faktanya, negara ini untuk menjaga keamanan negaranya saja harus membayar milyaran dollar kepada Amerika Serikat (AS) sekutu terdekatnya, di Saudi terdapat banyak pangkalan militer AS, membina hubungan baik secara rahasia maupun terang-terangan dengan Zionis Israel yang memusuhi Islam dan menjajah tanah Islam Palestina, Lebanon dan Suriah.  Baca lebih lanjut

Apakah Allah Akan Menolong Bangsa Paling Pendusta di Muka Bumi ini?

Apakah Allah Akan Menolong Bangsa Paling Pendusta di Muka Bumi ini?

Oleh: Syaikh Hasan bin Farhan Al Maliky

Sumber: http://almaliky.org/news.php?action=view&id=106

hasan_Farhan

 Apakah Allah Akan Menolong Bangsa Paling Pendusta di Muka Bumi ini?

Perhatian saya tertuju pada pernyataan jajak pendapat yang dilakukan Stasiun TV al-Jazirah, Qatar beberapa waktu lalu tentang pasukan Suriah: “Apakah mereka adalah tentara penjajah ataukah Tentara Nasional?” Dan hasilnya lebih dari 90% responden menunjukkan bahwa mereka adalah pasukan penjajah! Walaupun pertanyaannya bisa saja tidak menggunakan bentuk yang kasar semacam ini, namun saya terkejut dengan hasilnya. Baca lebih lanjut

Mana Yang Lebih Terang Petunjuknya Atas Wasiat: Ini Adalah Khalifahmu Setelahku? Atau: Sebagaimana Aku Lebih Berhak Atas dirimu, Maka Orang Ini Juga Lebih Berhak atas Dirimu?

Mana Yang Lebih Terang Petunjuknya Atas Wasiat: Ini Adalah Khalifahmu Setelahku? Atau: Sebagaimana Aku Lebih Berhak Atas Dirimu, Maka Orang Ini Juga Lebih Berhak atas Dirimu? 

Oleh: Syeikh Hasan bin Farhan al Maliky

Sumber: http://almaliky.org/news.php?action=view&id=1425

hasan_Farhan

Pengacauan setan itu bersifat umum, ia mendorong penganut Ahlusunnah agar meninggalkan nash yang jelas dan gamblang. Ia mendorong Syiah agar menambah-nambah dan menyajikan hadis-hadis yang tidak relevan, baik ia dha’if ataupun palsu.

Pada hadis-hadis yang shahih sudah cukup, tetapi setan menginginkan agar si Muslim hilang dalam kesia-siaan, siapapun dia. Yang ini hilang/tenggelam dalam pengingkaran dan fanatisme, dan yang itu hilang dalam menetapkan dan berlebih-lebihan!

Mana Yang Lebih Terang Petunjuknya Atas Wasiat: Ini Adalah Khalifahmu Setelahku? Atau: Sebagaimana Aku Lebih Berhak Atas dirimu, Maka Orang Ini Juga Lebih Berhak atas Dirimu? Baca lebih lanjut

Sanad [Hadis] Wasiat Berdeba dengan Dalil-dalil Wasiat!

Sanad [Hadis] Wasiat Berdeba dengan Dalil-dalil Wasiat!

Pembacaan Atas Sebagian Dalil Wasiat.

Oleh: Syeikh Hasan Farhan al Maliki

Sumber: http://almaliky.org/news.php?action=view&id=1424

Hasan Farhan

Kami bersaksi bahwa Nabi saw. telah menyampaikan Risalah, melaksanakan amanat dan menjalankan perintah-perintah Allah dengan jelas seperti diperintahkan Allah. Perselisihan para pendahulu-lah yang menyeret terjadinya perselisihan di kalangan generasi pelanjut, dan kami tidak harus bertanggung jawab atas mereka; tidak berkewajiban membela siapapun dan mencarikan uzur untuk seorang pun. Kami -pertama-tama – hanya berkewajiban mengikuti nash, kemudian mengimani nash, petunjuk dan penjelasan dan keterangannya…

Yang saya maksud dengan Sanad-sanad Wasiat dalam artikel sebelumnya adalah sanad-sanad [hadis] yang menyebut redaksi ‘Wasiat’ secara terang, seperti:

.

 هذا وصيي

 علي وصيي

‘Orang ini adalah Washi [pengemban Wasiat] ku’,

‘Ali adalah Washi-ku.’ dll

Adapun yang saya maksud dengan dalil-dalil ‘Wasiat’ [Kepemimpinan] maka ia jauh lebih luas. Bahkan Wasiat itu boleh jadi datang dengan redaksi-redaksi lain yang lebih luas, lebih shahih dan lebih tegas, seperti Hadis Ghadir misalnya. Hadis Ghadir dan Hadis Manzailah itu mutawatir. Baca lebih lanjut

Sanad-sanad [Hadis] Wasiat.

Sanad-sanad [Hadis] Wasiat

.

Sumber: http://almaliky.org/news.php?action=view&id=1422

Oleh: Syeikh Hasan bin Farhan al Maliky

hasan_Farhan

Di antara contoh yang saya kaji dan teliti adalah tentang tema ‘Wasiat’ yaitu hadis-hadis Wasiat; apakah Nabi saw. berwasiat untuk Imam Ali (sebagai Pemimpin Tertinggi umat Islam pasca beliau_red) atau tidak?

Dahulu, di masa awal saya menuntut ilmu, saya memastikan kepalsuan hadis-hadis tersebut, dan itu adalah dusta dan kepalsuan Syi’ah, dan sanad-sanadnya tidak lebih dari sekedar dua atau tiga sanad saja… tetatpi, wouw, ternyata sangat mencengangkan….!

Keistimewaan khusus Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib sangat banyak dan spesial dalam kualitasnya. Dan Imam Nasa’i –penulis kitab Sunan- telah berbuat baik ketika menulis buku: Khashaish Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib/Keistimewaan-keistimewaan Khusus Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib. Dan setiap dari masing-masing khashaish itu shahih. Dan para ulama Salafy telah meneliti dan menshahihkan sebagian besar khashaish itu. Dan dengan sangat terpaksa mereka harus membantah Ibnu Taimiyah dalam sikap fanatiknya ketika menolak sebagian keistimewaan khusus yang telah mencapai kemutawatiran.  Baca Lebih lanjut

Imam Ali Antara Sunni Dan Syi’ah

Imam Ali Antara Sunni Dan Syi’ah

Oleh: Syaikh Hasan bin Farhan Al Maliky

Sumber:  http://almaliky.org/news.php?action=view&id=359

hasan_Farhan

Imam Ali adalah sebuah makna dan bukan sekedar kepribadian historis yang menonjol.

Ia merangkum seluruh makna yang indah….

Ia adalah jalan di antara jalan-jalan mengenal Alah.

Di sini, dalam kesempatan ini saya akan menyebutkan kebaikan-kebaikan Ahlusunnah dan kebaikan-kebaikan Syi’ah tentang tema Imam Ali dan sekaligus mengkritisi Syi’ah dan juga Ahlusunnah tentangnya. Dan dalam hemat saya kedua kelompok Muslim ini telah berbuat baik dari satu sisi dan telah berbuat buruk dari sisi lain. Baca lebih lanjut