Kitab Kasyfu asy-Syubuhat Doktrin Takfir Wahhabi Paling Ganas (3)
Karena, orang-orang musyrik juga bersaksi bahwa Allah merupakan satu-satunya pencipta, tidak ada sekutu bagi-Nya, tiada yang memberi rizki selain-Nya, tiada yang menghidupkan dan mematikan selain-Nya, tidak ada sesuatu yang dapat mengatur kecuali Dia, dan sesungguhnya langit, bumi dan seisinya, semuanya hamba dan di bawah kekuasaan dan pengaturan-Nya.
Jika anda mengharapkan bukti dan argumentasi bahwa yang diperangi oleh Rasulullah Saw adalah mereka yang bersaksi akan hal tersebut. Maka bacalah firman Allah ini:
قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّماءِ وَ الْأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَ الْأَبْصارَ وَ مَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَ يُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَ مَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ فَقُلْ أَ فَلا تَتَّقُونَ.
Katakanlah:” Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab:” Allah”. Maka katakanlah:” Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya ).” (Yunus, 31)
Dan firman-Nya:
قُلْ لِمَنِ الْأَرْضُ وَ مَنْ فيها إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ .سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَ فَلا تَذَكَّرُونَ. قُلْ مَنْ رَبُّ السَّماواتِ السَّبْعِ وَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظيمِ. سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَ فَلا تَتَّقُونَ. قُلْ مَنْ بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَ هُوَ يُجيرُ وَ لا يُجارُ عَلَيْهِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ. سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ فَأَنَّى تُسْحَرُونَ.
Katakanlah:” Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?”. Mereka akan menjawab:” Kepunyaan Allah.” Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak ingat?”. Katakanlah: “Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya Arasy yang besar”. Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah” Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak bertakwa”. Katakanlah: “Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari ( azab )-Nya, jika kamu mengetahui”. Mereka akan menjawab:” Kepunyaan Allah.” Katakanlah:” (Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu”. (Al-Mukminun, 84-89)
Dan beberapa ayat yang lain.
Jika memang demikian, bahwa mereka itu telah berikrar dengan hal-hal tersebut namun tetap saja itu semua tidak memasukkan mereka kedalam tauhid yang diseru oleh Rasulullah Saw, dan saat anda mengetahui bahwa tauhid yang mereka ingkari adalah tauhid dalam ibadah yang disebut-sebut oleh orang-orang musyrik di masa kami dengan I’tiqad.
_______________________
Catatan 3:
Sekali lagi di sini Syeikh Ibnu Abdil Wahhâb memberikan gambaran menarik tentang kaum Musyrikûn. Ia tidak menyebutkan berbagai keburukan kaum Musyrikûn. Di sini ia hanya menyebut ayat-ayat yang menunjukkan kepercayaan global kaum Musyrikûn bahwa Allah Pencipta dan Pemberi rizki. Sementara itu pernyataan mereka itu bisa saja mereka sampaikan dalam rangka membela diri di hadapan hujatan tajam Al Qur’an, bukan muncul dari i’tiqâd dan keimanan. Sebab jika benar keyakinan mereka itu, pastilah meniscayakan mereka menerima keesaan Allah dan karasulan Nabi Muhammad saw. serta konsistensi dalam menjalankan berbagai ibadah yang diajarkannya. Karenanya, Allah SWT memerintah Nabi-Nya agar mengingatkan mereka akan konsekuansi dari apa yang mereka nyatakan itu; Maka katakanlah: ”Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya).” dan. Katakanlah: ”(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu.”?!
Seakan Allah SWT mengecam mereka bahwa mereka bebohong dalam apa yang mereka nyatakan dengan lisan mereka! Dan sesungghunya mereka tidak beriman kepada Allah sebagai Dzat Maha Pencipta, Khâliq, Maha Pemberi rizki, Râziq. Sementara pada waktu yang sama mereka juga tidak dapat memngatakan bahwa berhala-berhala sesembahan mereka itulah yang menciptakan langit dan bumi.
Demikian sebagian ulama Islam memahami ayat-ayat di atas. Dan andai pemahaman di atas ini tidak disetujui dan dianggap lemah, dan apa yang dinyatakan kaum Musyrikûn itu adalah sesuai apa yang mereka yakini, maka perlu diketahui bahwa sekadar mengimani Allah sebagai Dzat Maha Pencipta, Khâliq, Maha Pemberi rizki, Râziq tidaklah cukup alasan dikelompokkan sebagai kaum beriman jika mereka menyembah selain Allah SWT. seperti yang dilakukan kaum Musyrikûn.
Dan tidaklah adil apabila Syeikh Ibnu Abdil Wahhâb hanya berfokus menyebut berbagi ayat yang mengesankan adanya sisi positif pada kaum kafir, sementara itu ia melupakan ayat-ayat yang menyebut terang-terangan sisi-sisi buruk kaum kafir; kekafiran, penentangan kepada Rasul dan hari akhir, kazaliman dll. Kemudian ketika menyoroti kaum Muslimin, yang menjadi fokus bidikan adalah sisi kelam dan buruknya, sementara sisi-sisi positif dan terpujinya dilupakan.
Tidak benar! Syeikh Ibnu Abdil Wahhâb melakukan hal itu sebagai pijakan awal untuk melegetimasi memerangi kaum Muslimin yang rajin bersembah sujud di hadapan Allah SWT dengan alasan bahwa mereka sama seperti kaum kafir/musyrik Arab di zaman Nabi saw. yang ia gambarkan dengaan kata-kata menipunya: “Beliau diutus oleh Allah kepada umat manusia yang juga beribadah, berhaji, bersedekah dan selalu berdzikr mengingat Allah.” Jadi, dalam logika Ibnu Abdil Wahhâb, salahkah bila ia juga melakukan persis seperti apa yang dilakukan Nabi Muhammad saw.?! menghalalkan darah-darah dan memerangi mereka!
Catatan:
Coba Anda perhatikan akhir pernyataan Syeikh di atas. Ia tegas-tegas menyebut kaum Msulimin yang berbeda dengannya degang sebutan kaum Musyrikûn; “Anda mengetahui bahwa tauhid yang mereka ingkari adalah tauhid dalam ibadah yang disebut-sebut oleh orang-orang musyrik di masa kami dengan I’tiqad.”
Dan ini adalah bukti nyata doktrin pengafiran yang ditekankan Syeikh untuk para pengikutnya.
Doktrin Pengafiran Ala Syeikh Ibnu Abdil Wahhâb
Seperti telah kami sebutkan sebelumnya bahwa dalam tidak kurang dari dua puluh kesempatan, Syeikh Ibnu Abdil Wahhâb -pendiri Sekte Wahhâbiyah- ini menyebut umat Islam selain dirinya dan pengikutnya sebagai kaum Musyrikûn. Pernyataan di atas adalah teks tegas dalam pengafiran kaum Muslimin; para ulama di zamannya atau paling tidak kebanyakan ulama di zamannya!
Sebab, jika mereka yang ia maksud dengan pernyataan di atas adalah semua ulama’ yang menggunakan kata dan istilah i’tiqâd untuk menunjuk pada arti keyakinan yang telah dirangkum dalam kitab-kitab akidah, maka itu artinya jelas bahwa Syeikh Ibnu Abdil Wahhâb benar-benar telah menvonis musyrik para ulama di zamannya. Jika yang ia maksud adalah i’tiqâd di sini adalah i’tiqâd khusus yaitu i’tiqâd kaum Sufi misalnya, maka itu artinya ia telah mengafirkan satu kelompok besar dari ulama Islam tanpa terlebih dahulu memperhatikan dalil dan alasan mereka dan tanpa mempelajari ta’wîl mereka. Bukankah ta’wîl itu dapat menjadi alasan dielakkannya vonis kafir atas sesorang?!
Al hasil, pernyataan di atas adalah bukti kuat bahwa Syeikh sedang mengafirkan kaum Muslimin di luar kelompoknya sendiri!
Di sini perlu diperhatikan, bahwa hujjah dan argumentsi kaum Sufi itu telah diterima kebenarannya oleh banyak ulama Islam. Seperti keyakinan bahwa waktu dan tempat tertentu itu memiliki kekhususan dalam memberikan pengaruh diijabahkannya doa seorang hamba lebih dari waktu dan tempat lain.
Di antara waktu-waktu itu adalah sepertiga malam akhir, Lailatul Qadar, Hari Arafah, Lailah Nishfu Sya’ban dll. -baik hadis tentangnya kita shahihkan atau tidak-. Dan di antara tempat-tempat tersebut adalah masjid-masjid, tempat-tempat pelaksanaan manasik haji, Arafah, Mina, Muzdalifah, kota suci Madinah al Munawarrah, makam-makam para Nabi as. dan orang-orang Shâlihin, -baik kita terima atau kita tolak argumentasi mereka-, yang pasti mereka adalah orang-orang Muslim yang beriman kepada Allah, kenabian dan hari akhir.
Dan pada masalah terakhir ini telah terjadi perbedaan pendapat sejak masa silam, ada yag melarangnya… dan ada pula yang membolehkannya dengan keyakinan bahwa seorang yang dikebumikan di dalam makam itu adalah orang shâleh, dan ruhnya akan mendengar -sebab dalam keyakinan mereka bahwa mayyit dapat mendengar, dan masalah ini menjadi bahan perselisihan di antara para ulama-. Dan karena ia hidup di alam kuburnya dan ruhnya dapat mendengar doa yang kita panjatkan kepada Allah, maka dengan demikian harapan di-ijabah-kannya doa itu lebih kuat, jika dibacakan di dekat makamnya. Para peziarah itu memohon syafa’at/bantuan darinya agar meng-amin-kan doa yaang mereka panjatkan! Dan praktik seperti ini dibenarkan oleh banyak ulama. Bahkan Ibnu Hazm telah melaporkaan adanya ijmâ’ atasnya, sebagaimana tidak sedikit ulama yang diakui ke-salafiyah-annya oleh kaum Wahhabi seperti adz-Dzahabi dan asy-Syawkani yang juga membolehkannya. Jadi rasanya sangat tidak tepat apabila kemudian kaum Wahhabi menvonis kafir dan musyrik para pelaku praktik seperti tersebut di atas.
Dan apabila kita cermati dengan seksama, berbagai alasan yang dijadikan pijakan untuk vonis ‘galak’ pengafiran kaum Muslimin oleh Ibnu Abdil Wahhâb, kita dapati adalah perkara-perkata yang bukan tergolong mukaffirah (yang menyebabkan kafirnya seseorang), bahkan ia adalah praktik-praktik yang dibolehkan banyak ulama tidak terkecuali tokoh-tokoh andalan Wahhâbi dan imam mereka, seperti Imam Ahmad dan murid-murid terdekatnya seperti Ibrahim al Harbi al Hanbali.
Benarkan Kaum Muslimin Menyembah Kaum Shâlihîn?
Dalam pernyataan Ibnu Abdil Wahhâb di atas tersirat tuduhan bahwa umat Islam adalah menuyembah kaum Shâlihîn. Dan ini jelas tidak berdasar. Umat Islam, baik dari kelompok Shufi, Ulama Ahli Fikih dan kaum awam sekalipun tidak menyembah selain Alllah Dzat Yang Maha Esa. Berbeda dengan kaum Musyrikin, baik kaum Quraisy maupun lainnya yang telah sujud kepada arca dan berhala!! Jika hal ini belum juga jelas bagi kita, pastilah untuk membedakan hal yang lebih rumit dan samar. Di antara hal yang samar adalah tuduhan yang dilontarkan para ulama Islam bahwa Syeikh Ibnu Abdil Wahhâb dan jama’ahnya adalah gerombolan kaum Khawarij Modern. Sebab dalam hemat para ulama itu hampir seluruh ciri negatif kaum Khawarij Klasik telah terkumpul pada penganut Sekte ini, seperti:
1) Mengafirkan kaum Muslimin selain kelompok mereka.
2) Menghalalkan darah-darah kaum Muslimin.
3) Mereka membaca Al Qur’an tetapi hanya sampai di kerongkongan saja, tidak meresap dalam jiwa, karenanya mereka tidak mengindahkan ayat-ayat Al Qur’an yang mengafirkan kaum Muslimin dan mengalirkan darah-darah mereka.
4) Mereka mengetrapkan ayat-ayat yang turun berkaitan dengan kaum kafir kepada kaum Muslimin.
5) Mereka getol mengerjakan ritual-ritual formal. dll.
Dan apabila menyamakan pengikut Wahhâbiyah dengan kaum Khawârij mereka tolak dan mereka anggap sebagai perlakuakn zalim,- sementara kesamaan dan kemiripannya sangat kental-, maka menyamakan kaum Msulimin dengan kaum Musyrikin yang dilakukan oleh kaum Wahhâbi jauh lebih zalim dan jauh dari kebenaran.
Dan jika Syeikh Ibnu Abdil Wahhâb dapat ditoleransi dalam vonis penyamaan itu maka para ulama Islam yang menyamakan Ibnu Abdil Wahhâb dan jama’ahnya dengan kaum Khawârij lebih berhak menerima toleransi itu! Sebab kaum Khawârij masih digolongkan sebagai kaum Muslimin oleh banyak ulama Islam, sedangkan kaum Musyrik Quraisy tidak ada satupun yang meragukan kekafiran mereka!
Filed under: Akidah, Fatwa Wahabi-Salafy, Ibnu Abdul Wahab, Kasyfu asy Syubuhat, Kenaifan Kaum Wahhabi, Manhaj, Mengenal Pemimpin Wahabi, Ulama Salafy-Wahabi Bicara, Wahabi dan Pengkafiran Umat Islam |
Yang kita lihat ucapan dan perbuatan orang jika mengandung kekufuran maka cukup bagi kita untuk mevonisnya kafir dan mengeluarkannya dari millah. urusan hati siapa tahu??? karena hati hanya allah yang tau. anda tidak bisa mensaratkan kalau hatinya………..dst menurut saya ini adalah pemahaman jahmiyah dan murjiah.
jadi anda keliru jika akan menilai orang harus mempertanyakan hatinya. karena iman dari perbuatan dan perkataan, jika salah satunya berbuat kekafiran maka jatuhlah vonis kafir padanya.
Dalam hal ini kelihatan sekali anda tidak mengerti konsep iman menurut ahlu sunnah . Ayat pengkafiran sifatnya umum, tidak harus sama keadaanya degan saat kejadian,ingat bung…ini sudah kaidah pengambilan hukum. misal jika anda tawasul dg mayat orang yang anda anggap wali lalu saya lihat anda pada saat melakukannya maka cukup bg saya untuk memvonis kafir anda dam memerangi anda jika perlu tanpa harus membedah dada anda dan melihat apa yang sebenarnya tertulis dihati anda.
ini ahlus sunnah.
__________
Abu Salafy:
Bersemangat dalam membicarakan masalah agama adalah baik, tapi akan lebih baik jika didasari ilmu pengetahuan…. omongan saudara ini tidak membuktikan anda mengertti masalah agama… saran kami pelajari dulu konsep takfir yang bersifat umum dan takfir mu’ayyan, agar anda tidak keliru dalam berbicara atas nama agama….
Seseorang yang melakukan sebuah tindakan yang mengandung unsur kekafiran/kemusyrikan tidak dapat dengan serta merta boleh divonis kafir wan! Harus ada prosedurnya… apalagi diperangi dan dibunuh!
Apa yang saudara sampaikan diambil dari ulama mana dan siapa namanya serta dalam buku apa?
Belu lagi, harus diperhatikan, masalah yang dianggap sebagai mengandung unsur kemusyrikan itu haruslah pasti/bukan hanya sekedar akibat kesalah pahaman dan atau hasil pemahaman yang dangkal….
Ma’af kami terpaksa agak berpanjang-panjang karena kasihan melihat Anda yang begiutu bersemangat dalam agama tapi tidak diimbangi dengan ilmu yang cukup. Maklum mungkin Anda baru masuk dan berkecimpung dalam dunia agama!
Jadi saran saya perdalam pemahaman saudara tentang agama dan terus ikuti artikel kami di sini yang insyaallah akan membuka dan menambah luas wawasan Anda dan teman-teman Salafy Mu’allaf seperti Anda.
Wassalam.
yang berhak untuk mengadakan investigasi thd perbuatan kekafiran oleh seseorang adalah qodhy karena saat ini qodhy muslimin tidak ada maka cukup bg kita untuk memvonis kafir seseorang dengan apa yang kita lihat. masalah udzur dan penghalang takfir scr muayyan itu tdk bisa dikenakan kepada ubadul qubur spt anda karea risalah ini telah lengkap jd salah sendiri kenapa tidak belajar.
anda menayakan dari ulama dan buku mana???
banyak sekali ulama salafusoleh yang menjelaskan masalah ini untuk mudahnya anda bisa baca buku aljami’ fitholabil ilmi syarif oleh syekh abd qodir b abd azis.disini secara rinci dijelaskan ttg apa yg saudara jdkan unek2.
kalau tdk ada bukunya saya bisa kirim filenya ke email saudara.
__________
-Abu Salafy-
Sepertinya saudara punya semangat yang tinggi untuk membuat hukum agama dari pikiran sendiri..
Masalah tuduhan sebagai ubbad qubur (penyembah kuburan) itu sih sudah biasa kami dengar dari kaum wahabiyah yang sok mengerti agama, tapi sebenarnya belum mengerti banyak tentang dalil-dalil ulama Ahlusunnah (yang tentunya mereka dianggap sebagai Musyrikun)….
Jadi ya bentholeb, kami tunggu komentar saudara atas tulisan kami di atas….
bantah kalau perlu kata demi kata, tunjukkan kesalahan kami, kami pasti akan taqlid kepada saudara nanti….
Lhoooooooooo…….komentar baliknya kok melenceng…?
Yang Focussssss, gak perlu kata demi kata , bantahan saya diatas tolong ditanggapi secara ILMIAH, jangan melenceng? atau mungkin kamu sudah sadar ya..? dengan kebodohan kamu atau ketahuan yaaaa, melintir ucapan….
kok gak tampillll? tidak lulus moderasi yaaaa? atau takut ketahuan salahnya yaaaa?
___________
abu salafy:
Wahai wahabi kdzib (bohong) haram dalam agama Islam !!
wis do gendeng kabeh… mau wahabi mau salafi mau apa namanya klo cara berdakwah tetap dengan penuh emosi dan merasa paling pintar yo.. umat islam gak maju-maju n gak bisa bersatu…
ingat bung bentahleb dan bung abu salafy… pintar itu berbeda sekali dengan merasa pintar…
sekarang saya tanya kepada bung benthaleb dan bung salafy, apakah anda berani menjamin seratus persen kalo apa yang anda sampaikan pasti benar…
dan bila diikuti pasti akan masuk surga….
kebenaran hanya milik ALLAH…gak usah saling mengejek
Kasyfu asy-Syubuhat, kitab tegas membongkar wabah ganas: jilid 1
April 10, 2008
ini merupakan serangkaian jawaban dari tulisan dari pemuka khurafat yang menulis tentang ketidaktahuannya mengenai Kitab Kasyfu asy-Syubuhat karya dari Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
berikut adalah beberapa dari pemikiran rancu dari mereka yang diambil dari sumber abu salafy.wordpress.com dengan judul artikel Kitab Kasyfu asy-Syubuhat Doktrin Takfir Wahhabi Paling Ganas (3)
mereka mengatakan:
Sekali lagi di sini Syeikh Ibnu Abdil Wahhâb memberikan gambaran menarik tentang kaum Musyrikûn. Ia tidak menyebutkan berbagai keburukan kaum Musyrikûn
maka jawaban kami adalah:
mungkin mata dari penulis artikel telah tertutup batu nisan kuburan yang amat besar sehingga tidah jelas apa yang tertulis, bahkan oleh mereka sendiri, apakah:
…….Jika memang demikian, bahwa mereka itu telah berikrar dengan hal-hal tersebut namun tetap saja itu semua tidak memasukkan mereka kedalam tauhid yang diseru oleh Rasulullah Saw,……
adalah pujian Syaikh kepada musyrikun ????, apakah tidak terlihat pada mata-mata kalian tentang penjelasan Syaikh tentang sifat tercela dari kaum musyrik, bukankah pada akhirnya Syaikh menjelaskan bahwa apa yang dilakukan orang musyrik pada masa itu tidak menjadikannya beriman seperti yang diseru oleh Rasulullah.
maka seperti sebuah perumpamaan:
ketika pada masa sebelumnya terjadi tindak kejahatan, yang mana tindak kejahatan itu menggunakan dalih untuk kebaikan, semisal merampok untuk disedekahkan kepada orang-orang miskin, kemudian pada masa setelahnya terdapat sebagian orang yang menerapkan praktek tersebut dengan alasan demi sebuah kebaikan:
maka andaikata kita memberi nasehat kepada orang-orang yang telah meniru perilaku jahat dari orang-orang terdahulu dengan berkata ” bahwa orang yang melakukan tindakan ini sebelummu juga suka berderma kepada orang-orang miskin, namun tindakan seperti ini tetap tidaklah bisa dibenarkan, maka apakah berarti kita menonjolkan sisi kebaikan dari pelaku kejahatan tersebut, dengan tidak menunjukkan hakekat dari kesalahannya sedangkan kita semua melihat bahwa ” namun tindakan seperti ini tetap tidaklah bisa dibenarkan”
maka jikalau kita termasuk orang yang berfikir maka sebenarnya ungkapan tersebuat sangat memalukan untuk dikatakan sebagai sesuatu yang ilmiah
mereka mengatakan:
……….Sementara itu pernyataan mereka itu bisa saja mereka sampaikan dalam rangka membela diri di hadapan hujatan tajam Al Qur’an, bukan muncul dari i’tiqâd dan keimanan………..
maka jawaban kami adalah:
1. penulis artikel sebenarnya tidak faham tentang tafsir Qur’an, dan bahwa mengatakan “bisa saja mereka ……….” adalah sangat jauh dari ilmiah, itulah seorang pendongeng jikalau hendak membawakan sebuah pernyataan yang dituntut argumen yang kuat.
2. kata “bukan muncul dari i’tiqâd dan keimanan………..” bagaimana mungkin kata kata itu yang keluar dari mulut orang yang berilmu, maka sebenarnya penulis tidak memahami isi dari kitab tersebut. siapa yang mengatakan bahwa mereka (musyrikun) adalah beriman, sedangkan dalam kitab tersebut jelas-jelas bahwa mereka tetap saja tidak tergolong dalam tauhid yang diseru oleh Rasulullah, maka jelas mereka bukan orang yang beriman.
3. kata “Seakan Allah SWT mengecam mereka bahwa mereka bebohong dalam apa yang mereka nyatakan dengan lisan mereka! Dan sesungghunya mereka tidak beriman kepada Allah sebagai Dzat Maha Pencipta, Khâliq, Maha Pemberi rizki, Râziq. Sementara pada waktu yang sama mereka juga tidak dapat memngatakan bahwa berhala-berhala sesembahan mereka itulah yang menciptakan langit dan bumi…..“
begitu luar biasa analisis perkiraan dari penulis artikel ini untuk mengetahui isi hati dari kaum musyrikun pada masa itu sedang Allah sendiri tidak menjelaskan bahwa mereka telah berbohong dalam hal ini, namun si ahli nujum bisa menebak-nebak, maka sampai kapan kalian akan tetap membela diri dari perilaku seperti kaum musyrikum mada masa itu.
lihatlah pula bagaimana penulis artikel ini merasa kebingungan menafsirkan ayat di atas hingga muncul kerancuan:
a. pertama ia mengatakan bahwa mereka (musyrikun) itu tidak bersaksi bahwa Allah adalah pencipta dan pemberi rizqi, dengan argumen bahwa mereka berbohong. itu adalah penafsiran yang omong kosong demi nafsu penulis artikel, karena dalam ayat tersebut sama sekali tidak ada faedah bagi mereka(musyrikun) untuk berbohong dalam masalah ini, dan andaikata mereka benar-benar tidak bersaksi bahwa Allahlah Al-Khaliq dan Ar-Razaq maka mereka tidak perlu berbohong, mereka bisa saja langsung mengatakan bahwa berhala berhala merekalah Al-Khaliq dan Ar-Razaq , karena bersaksi kepada Allah maupun kepada berhala dalam masalah ini akan sangat sulit dimintakan bukti terhadap sifat Al-Khaliq dan sifat Ar-Razaq yang mereka persaksikan karena itu adalah masalah yang tidak tampak secara dzahir, jadi apa yang penulis kira tentang hal tersebut adalah mengada ada
sebagai perumpamaan: bahwa manusia diciptakan oleh Allah dan diberi rizqi oleh Allah tidak akan nampak proses penciptaan dan proses pemberian rizqi yang dilakukan oleh Allah yang bisa dilihat oleh siapapun dengan mata dzahir, dan itulah sebuah keyakinan, maka tiada penghalang pula bila mereka (musyrikun) bersaksi bahwa berhala-berhala merekalah yang menciptakan dan memberi rizqi kepada manusia
b. sementara pada penafsiran yang lain penulis artikel ini mengatakan bahwa orang-orang musyrik itu tidak bisa mengatakan bahwa berhala-berhala sesembahan mereka tersebut tidak bisa menciptakan langit dan bumi, adalah sesuatu yang sangat lucu dan jenaka, dan jikalau penulis mengatasnamakan ulama, maka alangkah lebih baik menyertakan siapa ulama yang menafsirkan ayat tersebut.
sangat tidak masuk akal apabila mereka (musyrikun) tidak bisa mengatakan bahwa berhala berhala mereka adalah pencipta langit dan bumi, karena seperti yang kami uraikan diatas bahwa tidak ada penghalang sedikitpun tentang masalah ini.
BAGAIMANA KITA MEYAKINI ALLAH AL-KHALIQ DAN AR-RAZAQ ADALAH SESUATU HAL YANG TIDAK BISA DIMINTAI BUKTI DIMANA LETAK AL-KHALIQ DAN AR-RAZAQNYA ALLAH YANG KITA YAKINI, BEGITU JUGA KITA JUGA TIDAK BISA MENUNTUT BUKTI DIMANA LETAK AL-KHALIQ DAN AR-RAZAQNYA BERHALA ANDAIKATA KAUM MUSYRIKUN TERSEBUT MEMPERSAKSIKANNYA, MAKA YANG PENULIS KATAKAN ADALAH PRASANGKA UNTUK MELEGITIMASI PRAKTEK MEREKA BUKAN PRAKTEK KEMUSYRIKKAN.
LAGIPULA DENGAN KATA TIDAK BISA MENGATAKAN BAHWA BERHALA MEREKA ADALAH PENCIPTA LANGIT DAN BUMI ADALAH BUKTI BAHWA MEREKA TIDAK MENGINGKARI BAHWA BERHALA-BERHALA MEREKA BUKANLAH PENCIPTA LANGIT DAN BUMI.
mereka mengatakan:
Dan tidaklah adil apabila Syeikh Ibnu Abdil Wahhâb hanya berfokus menyebut berbagi ayat yang mengesankan adanya sisi positif pada kaum kafir, sementara itu ia melupakan ayat-ayat yang menyebut terang-terangan sisi-sisi buruk kaum kafir; kekafiran, penentangan kepada Rasul dan hari akhir, kazaliman dll. Kemudian ketika menyoroti kaum Muslimin, yang menjadi fokus bidikan adalah sisi kelam dan buruknya, sementara sisi-sisi positif dan terpujinya dilupakan.
maka jawaban kami adalah:
sekali lagi sebenarnya penulis artikel buta terhadap permasalahan yang di sampaikan Syaikh, Syaikh menyampaikan sifat-sifat orang dizaman beliau hingga zaman sekarang yang menyimpang dari agama Allah yang mereka berdalih itu adalah kebaikan, yang ternyata sifat-sifat tersebut juga dimiliki oleh orang-orang musyrik pada masa Rasulullah, dengan menghadapkan dalil-dalil kesamaan sifat-sifat tersebut, maka itu apakah berarti memandang positif sifat dari kaum musyrikun. bahkan Syaikh mengingatkan kita untuk berhati hati bahwa sifat yang demikian adalah sifat yang hakekatnya tercela.
semisal contoh yang kami utarakan di bahasan paling atas.
kalau penulis artikel mengatakan bahwa “sementara itu ia melupakan ayat-ayat yang menyebut terang-terangan sisi-sisi buruk kaum kafir; kekafiran, penentangan kepada Rasul dan hari akhir, kazaliman dll” adalah bukti bahwa penulis tidak memahami sebenarnya apa pokok bahasan yang difokuskan. yang disingkap Syaikh adalah syubhat tentang ketauhidan, jadi bagaimana mungkin ayat yang menyebutkan tentang kekafiran, penentangan rasul dan hari akhir kedzaliman dan lain lain yang bersifat kekafiran yang terang-terangan digunakan untuk dalil bagi orang-orang yang mengalami kerancuan dalam pemahaman tauhid sedang mereka tidak terang-terangan menentang Rasul dan hari akhir.
kami melihat sikap dzalim penulis artikel kepada Syaikh:
a. penulis secara tidak langsung menuduh Syaikh tidak pernah menyebut mereka(musyrikun) itu sebagai orang yeng terang-terangan kafir kepada ajaran Rasulullah
b. penulis menuduh Syaikh bahwa Syaikh menganggap musyrikun sebagi orangbyang memiliki sisi posotif
padalah ternyata penulislah yang bodoh dalam memahami risalah tersebut.
mereka mengatakan:
Tidak benar! Syeikh Ibnu Abdil Wahhâb melakukan hal itu sebagai pijakan awal untuk melegetimasi memerangi kaum Muslimin yang rajin bersembah sujud di hadapan Allah SWT dengan alasan bahwa mereka sama seperti kaum kafir/musyrik Arab di zaman Nabi saw. yang ia gambarkan dengaan kata-kata menipunya: “Beliau diutus oleh Allah kepada umat manusia yang juga beribadah, berhaji, bersedekah dan selalu berdzikr mengingat Allah.” Jadi, dalam logika Ibnu Abdil Wahhâb, salahkah bila ia juga melakukan persis seperti apa yang dilakukan Nabi Muhammad saw.?! menghalalkan darah-darah dan memerangi mereka!
maka jawaban kami adalah:
mengatakan setuju atau menolak adalah hak dari masing-masing mulut karena semuanya toh akan dimintai pertanggung jawaban terhadap apa yang mereka putuskan, atas apa yang mereka tuduhkan dan celakan kepada Syaikh, namun disini perlu menjadi catatan bahwa Syaikh terlahir sebagai seorang ulama tidak sendirian, namun banyak ulama-ulama yang sezaman dengan beliau dan banyak pula ulama-ulama yang memuji beliau hingga akhir hayat beliau, maka jikalau apa yang dituduhkan penulis benar tentunya yang akan bertanggung jawab adalah banyak ulama yang memuji dakwah beliau, maka seharusnya yang adil adalah bagaimana penulis juga membahas pujian-pujian ulama kepada beliau, apakah itu hanya omong kosong belaka menurut penulis.
cobalah simak kata kata penulis:
Jadi, dalam logika Ibnu Abdil Wahhâb, salahkah bila ia juga melakukan persis seperti apa yang dilakukan Nabi Muhammad saw.?! menghalalkan darah-darah dan memerangi mereka!
sekarang yang menjadi pertanyaan kami kepada penulis:
a. apakah salah kita sebagai pengikut Muhammad berusaha melakukan seperti (walaupun semua tidak akan mampu berbuat sama persis) dengan Muhammad
b. apakah salah seorang yang memiliki kekuasaan dalam wilayah menegakkan hukum dengan memerangi pelaku kesyirikan sedang yang dituntunkan Rasul dan dicontohkan Sahabat bahwa beliau memerangi orang yang tidak berzakat walaupun mereka shalat dan yang lain-lain.
c. jikalau mereka yang dipahami sebagai orang musyrik, maka apakah salah logika tersebut.
BERSAMBUNG
Ditulis oleh abusayev
Disimpan di kaum khurafat bicara Kasyfu asy-Syubuhat |
Bukti Ibnu Taimiah Pernah Bertaubat
Dan Ikut AL-ASYA’IRAH yg dikafirkan oleh Wahhabi
Ibnu Taimiah Bertaubat Dari Akidah Salah(DISERTAKAN DGN SCAN KITA
*INI MERUPAKAN ARTIKEL ULANGAN DITAMBAH DENGAN SCAN KITAB YANG MERUPAKAN BUKTI KUKUH OLEH TUAN BLOG ATAS KENYATAAN YANG DITULIS.SILA RUJUK ARTIKEL ASAL:
http://abu-syafiq.blogspot.com/2007/07/ibnu-taimiah-bertaubat-dari-akidah.html
*TETAPI INI TIDAK MENOLAK PENTAKFIRAN ULAMA TERHADAP PEMBAWA AKIDAH TAJSIM. KERANA GOLONGAN MUJASSIMAH TERKENAL DENGAN AKIDAH YANG BERBOLAK-BALIK DAN AKIDAH YANG TIDAK TETAP DAN TIDAK TEGUH.HARAP FAHAM SECARA BENAR DAN TELITI.
Oleh: abu_syafiq As-Salafy (012-2850578)
Assalamu3alaykum
Ramai yang tidak mengkaji sejarah dan hanya menerima pendapat Ibnu Taimiah sekadar dari bacaan kitabnya sahaja tanpa merangkumkan fakta sejarah dan kebenaran dengan telus dan ikhlas.
Dari sebab itu mereka (seperti Wahhabiyah) sekadar berpegang dengan akidah salah yang termaktub dalam tulisan Ibnu Taimiah khususnya dalam permasaalahan usul akidah berkaitan kewujudan Allah dan pemahaman ayat ” Ar-Rahman ^alal Arasy Istawa”.
Dalam masa yang sama mereka jahil tentang khabar dan berita sebenar berdasarkan sejarah yang diakui oleh ulama dizaman atau yang lebih hampir dengan Ibnu Taimiah yang sudah pasti lebih mengenali Ibnu Taimiah daripada kita dan Wahhabiyah.
Dengan kajian ini dapatlah kita memahami bahawa sebenarnya akidah Wahhabiyah antaranya :
1-Allah duduk di atas kursi.
2-Allah duduk dan berada di atas arasy.
3-Tempat bagi Allah adalah di atas arasy.
4-Berpegang dengan zohir(duduk) pada ayat “Ar-Rahman ^alal Arasy Istawa”.
5-Allah berada di langit.
6-Allah berada di tempat atas.
7-Allah bercakap dengan suara.
8-Allah turun naik dari tempat ke tempat
dan selainnya daripada akidah kufur sebenarnya Ibnu Taimiah telah bertaubat daripada akidah sesat tersebut dengan mengucap dua kalimah syahadah serta mengaku sebagai pengikut Asyairah dengan katanya “saya golongan Asy’ary”.
(Malangnya Wahhabi mengkafirkan golongan Asyairah, lihat buktinya :http://abu-syafiq.blogspot.com/2007/05/hobi-wahhabi-kafirkan-umat-islam.html).
Syeikhul Islam Imam Al-Hafiz As-Syeikh Ibnu Hajar Al-Asqolany yang hebat dalam ilmu hadith dan merupakan ulama hadith yang siqah dan pakar dalam segala ilmu hadith dan merupakan pengarang kitab syarah kepada Sohih Bukhari berjudul Fathul Bari beliau telah menyatakan kisah taubat Ibnu taimiah ini serta tidak menafikan kesahihannya dan ianya diakui olehnya sendiri dalam kitab beliau berjudul Ad-Durar Al-Kaminah Fi ‘ayan Al-Miaah As-Saminah yang disahihkan kewujudan kitabnya oleh ulama-ulama Wahhabi juga termasuk kanak-kanak Wahhabi di Malaysia ( Mohd Asri Zainul Abidin).
Kenyatan bertaubatnya Ibnu Taimiah dari akidah sesat tersebut juga telah dinyatakan oleh seorang ulama sezaman dengan Ibnu Taimiah iaitu Imam As-Syeikh Syihabud Din An-Nuwairy wafat 733H.
Ini penjelasannya :
Berkata Imam Ibnu Hajar Al-Asqolany dalam kitabnya berjudul Ad-Durar Al-Kaminah Fi “ayan Al-Miaah As-Saminah cetakan 1414H Dar Al-Jiel juzuk 1 m/s 148
dan Imam As-Syeikh Syihabuddin An-Nuwairy wafat 733H cetakan Dar Al-Kutub Al-Misriyyah juzuk 32 m/s 115-116 dalam kitab berjudul Nihayah Al-Arab Fi Funun Al-Adab nasnya:
وأما تقي الدين فإنه استمر في الجب بقلعة الجبل إلى أن وصل الأمير حسام الدين مهنا إلى الأبواب السلطانية في شهر ربيع الأول سنة سبع وسبعمائة ، فسأل السلطان في أمره وشفع فيه ، فأمر بإخراجه ، فأخرج في يوم الجمعة الثالث والعشرين من الشهر وأحضر إلى دار النيابة بقلعة الجبل ، وحصل بحث مع الفقهاء ، ثم اجتمع جماعة من أعيان العلماء ولم تحضره القضاة ، وذلك لمرض قاضي القضاة زين الدين المالكي ، ولم يحضر غيره من القضاة ، وحصل البحث ، وكتب خطه ووقع الإشهاد عليه وكتب بصورة المجلس مكتوب مضمونه : بسم الله الرحمن الرحيم شهد من يضع خطه آخره أنه لما عقد مجلس لتقي الدين أحمد بن تيمية الحراني الحنبلي بحضرة المقر الأشرف العالي المولوي الأميري الكبيري العالمي العادلي السيفي ملك الأمراء سلار الملكي الناصري نائب السلطنة المعظمة أسبغ الله ظله ، وحضر فيه جماعة من السادة العلماء الفضلاء أهل الفتيا بالديار المصرية بسبب ما نقل عنه ووجد بخطه الذي عرف به قبل ذلك من الأمور المتعلقة باعتقاده أن الله تعالى يتكلم بصوت ، وأن الاستواء على حقيقته ، وغير ذلك مما هو مخالف لأهل الحق ، انتهى المجلس بعد أن جرت فيه مباحث معه ليرجع عن اعتقاده في ذلك ، إلى أن قال بحضرة شهود : ( أنا أشعري ) ورفع كتاب الأشعرية على رأسه ، وأشهد عليه بما كتب خطا وصورته : (( الحمد لله ، الذي أعتقده أن القرآن معنى قائم بذات الله ، وهو صفة من صفات ذاته القديمة الأزلية ، وهو غير مخلوق ، وليس بحرف ولا صوت ، كتبه أحمد بن تيمية . والذي أعتقده من قوله : ( الرحمن على العرش استوى ) أنه على ما قاله الجماعة ، أنه ليس على حقيقته وظاهره ، ولا أعلم كنه المراد منه ، بل لا يعلم ذلك إلا الله تعالى ، كتبه أحمد بن تيمية . والقول في النزول كالقول في الاستواء ، أقول فيه ما أقول فيه ، ولا أعلم كنه المراد به بل لا يعلم ذلك إلا الله تعالى ، وليس على حقيقته وظاهره ، كتبه أحمد بن تيمية ، وذلك في يوم الأحد خامس عشرين شهر ربيع الأول سنة سبع وسبعمائة )) هذا صورة ما كتبه بخطه ، وأشهد عليه أيضا أنه تاب إلى الله تعالى مما ينافي هذا الاعتقاد في المسائل الأربع المذكورة بخطه ، وتلفظ بالشهادتين المعظمتين ، وأشهد عليه بالطواعية والاختيار في ذلك كله بقلعة الجبل المحروسة من الديار المصرية حرسها الله تعالى بتاريخ يوم الأحد الخامس والعشرين من شهر ربيع الأول سنة سبع وسبعمائة ، وشهد عليه في هذا المحضر جماعة من الأعيان المقنتين والعدول ، وأفرج عنه واستقر بالقاهرة
Saya terjemahkan beberapa yang penting dari nas dan kenyataan tersebut:
1-
ووجد بخطه الذي عرف به قبل ذلك من الأمور المتعلقة باعتقاده أن الله تعالى يتكلم بصوت ، وأن الاستواء على حقيقته ، وغير ذلك مما هو مخالف لأهل الحق
Terjemahannya: “Dan para ulama telah mendapati skrip yang telah ditulis oleh Ibnu Taimiah yang telahpun diakui akannya sebelum itu (akidah salah ibnu taimiah sebelum bertaubat) berkaitan dengan akidahnya bahawa Allah ta’ala berkata-kata dengan suara, dan Allah beristawa dengan erti yang hakiki (iaitu duduk) dan selain itu yang bertentangan dengan Ahl Haq (kebenaran)”.
Saya mengatakan :
Ini adalah bukti dari para ulama islam di zaman Ibnu Taimiah bahawa dia berpegang dengan akidah yang salah sebelum bertaubat daripadanya antaranya Allah beristawa secara hakiki iaitu duduk.
Golongan Wahhabiyah sehingga ke hari ini masih berakidah dengan akidah yang salah ini iaitu menganggap bahawa Istiwa Allah adalah hakiki termasuk Mohd Asri Zainul Abidin yang mengatakan istawa bermakna duduk cuma bagaimana bentuknya bagi Allah kita tak tahu. lihat dan dengar sendiri Asri sandarkan DUDUK bagi Allah di : http://abu-syafiq.blogspot.com/2007/06/asri-menghidupkan-akidah-yahudi-allah.html .
Sedangkan ibnu Taimiah telah bertaubat dari akidah tersebut.
2-
قال بحضرة شهود : ( أنا أشعري ) ورفع كتاب الأشعرية على رأسه
Terjemahannya: ” Telah berkata Ibnu Taimiah dengan kehadiran saksi para ulama: ‘ Saya golongan Asy’ary’ dan mengangkat kitab Al-Asy’ariyah di atas kepalanya ( mengakuinya)”.
Saya mengatakan :
Kepada Wahhabi yang mengkafirkan atau menghukum sesat terhadap Asya’irah, apakah mereka menghukum sesat juga terhadap Syeikhul islam mereka sendiri ini?!
Siapa lagi yang tinggal sebagai islam selepas syeikhul islam kamu pun kamu kafirkan dan sesatkan?! Ibnu Taimiah mengaku sebagai golongan Asy’ary malangnya Wahhabi mengkafirkan golongan Asya’ry pula, rujuk bukti Wahhabi kafirkan golongan As’y’ary :http://abu-syafiq.blogspot.com/2007/05/hobi-wahhabi-kafirkan-umat-islam.html.
3-
والذي أعتقده من قوله : ( الرحمن على العرش استوى ) أنه على ما قاله الجماعة ، أنه ليس على حقيقته وظاهره ، ولا أعلم كنه المراد منه ، بل لا يعلم ذلك إلا الله تعالى ، كتبه أحمد بن تيمية
Terjemahan khot tulisan Ibnu Taimiah dihadapan para ulama islam ketika itu dan mereka semua menjadi saksi kenyataan Ibnu Taimiah :
” Dan yang aku berpegang mengenai firman Allah ‘Ar-Rahman diatas Arasy istawa’ adalah sepertimana berpegangnya jemaah ulama islam, sesungguhnya ayat tersebut bukan bererti hakikatnya(duduk) dan bukan atas zohirnya dan aku tidak mengetahui maksud sebenar-benarnya dari ayat tersebut bahkan tidak diketahui makna sebenr-benarnya dari ayat tersebut kecuali Allah.Telah menulis perkara ini oleh Ahmad Ibnu Taimiah”.
Saya mengatakan:
Ibnu Taimiah telah bertaubat dan mengatakan ayat tersebut bukan atas zohirnya dan bukan atas hakikinya iaitu bukan bererti Allah duduk mahupun bertempat atas arash.
( Bukti Ibnu Taimiah pernah dahulunya berpegang dengan akidah salah: ‘Allah Duduk’
sila rujuk: http://abu-syafiq.blogspot.com/2007/05/penjelasan1-allah-duduk-atas-arasy.html ).
Malangnya kesemua tok guru Wahhabi sehingga sekarang termasuk Al-Bani, Soleh Uthaimien, Bin Baz dan kesemuanya berpegang ayat tersebut secara zohirnya dan hakikatnya (duduk dan bertempat atas arasy). Lihat saja buku-buku mereka jelas menyatakan sedemikian.
Maka siapakah syeikhul islam sekarang ini disisi Wahhabiyah atau adakah syeikhul islam anda wahai Wahhabi telah kafir disebabkan taubatnya?!
4-
وأشهد عليه أيضا أنه تاب إلى الله تعالى مما ينافي هذا الاعتقاد في المسائل الأربع المذكورة بخطه ، وتلفظ بالشهادتين المعظمتين
Terjemahannya berkata Imam Nuwairy seperti yang dinyatakan juga oleh Imam Ibnu Hajar Al-Asqolany : ” Dan aku antara saksi bahawa Ibnu Taimiah telah bertaubat kepada Allah daripada akidah yang salah pada empat masaalah akidah yang telah dinyatakan, dan Ibnu Taimiah telah mengucap dua kalimah syahadah(bertaubat daripada akidah yang salah pernah dia pegangi terdahulu)”.
Saya mengatakan:
Ibnu Taimiah telah memeluk islam kembali dengan mengucap dua kalimah syahadah dan mengiktiraf akidahnya sebelum itu adalah salah dan kini akidah yang salahnya itu pula dipegang oleh golongan Wahhabiyah.
Maka bilakah pula golongan Wahhabiyah yang berpegang dengan akidah yang salah tersebut akan memluk agama islam semula seperti yang dilakukan oleh rujukan utama mereka yang mereka sendiri namakan sebagai Syeikhul Islam?!.
Jadikan qudwah dan ikutan Ibnu Taimiah dalam hal ini wahai Wahhabiyah!.
Ayuh! bertaubatlah sesungguhnya kebenaran itu lebih tinggi dari segala kebatilan. Pintu taubat masih terbuka bagi Wahhabi yang belum dicabut nyawa.
ULAMA-ULAMA YANG MENYATAKAN DAN MENYAKSIKAN KISAH TAUBATNYA IBNU TAIMIAH.
Selain Imam Ibnu Hajar Al-Asqolany dalam kitabnya berjudul Ad-Durar Al-Kaminah Fi “ayan Al-Miaah As-Saminah cetakan 1414H Dar Al-Jiel juzuk 1 m/s 148
dan Imam As-Syeikh Syihabuddin An-Nuwairy wafat 733H cetakan Dar Al-Kutub Al-Misriyyah juzuk 32 m/s 115-116 dalam kitab berjudul Nihayah Al-Arab Fi Funun Al-Adab yang menyatakan kisah taubat Ibnu Taimiah ramai lagi ulama islam yang menyaksikan dan menceritakan kisah pengakuan tersebut antaranya lagi :
-As-Syeikh Ibnu Al-Mu’allim wafat tahun 725H dalam kitab Najmul Muhtadi Wa Rojmul Mu’tadi cetakan Paris nom 638.
-As-Syeikh Ad-Dawadai wafat selepas 736H dalam kitab Kanzu Ad-Durar – Al0Jam’-239.
-As-Syeikh Taghry Bardy Al-Hanafi bermazhab Hanafiyah wafat 874H dalam Al-Minha As-Sofi m/s576 dan beliau juga menyatakn sepertimana yang dinyatakan nasnya oleh Imam Ibnu Hajar Al-Asqolany dalam kitabnya yang lain berjudul An-Nujum Az-Zahirah Al-Jami’ 580.
Merekalah dan selain mereka telah menyatakan taubat Ibnu Taimiah daripada akidah Allah Duduk dan bertempat di atas arasy.
Kata-kata akhirku dalam penerangan kajian ringkas berfakta ini..
Wahai Wahhabiyah yang berakidah Allah Duduk di atas arasy. Itu adalah akidah kristian kafir dan yahudi laknat (Rujuk bukti :http://abu-syafiq.blogspot.com/2007/05/penjelasan1-allah-duduk-atas-arasy.html .
Berpeganglah dengan akidah salaf sebenar dan khalaf serta akidah ahli hadith yang di namakan sebagai akidah Ahli Sunnah Wal Jamaah iaitu Allah tidak memerlukan kepada mana-mana makhlukNya termasuk tempat dilangit mahupun tempat di atas arasy.
Semoga Allah merahmati hambaNya yang benar-benar mencari kebenaran.
Wassalam.
* Saya mengharap komen diberikan atas artikel ini dengan syarat mestilah berfakta yang telus dan ilmiah bukan melulu dan bersemborono khususnya kepada mereka yang mengatakan ianya palsu.
Disebarkan oleh : Tuan Rumah at 5:27 AM
b]IMAM NAWAWI & IBNU HAJAR PUN diKAFIRkan wahabi
Assalamualaikum.
Oleh: abu_syafiq
Islam dan ulamanya tidak harus dikafirkan seperti yang dilakukan oleh Wahhabi..habis dikafirkan semua.
Mungkin sekiranya Nabi Muhammad masih hidup dimuka bumi ini pun baginda tidak akan terlepas dari dikafiran oleh golongan Wahhabiyah ini.
Tidak mustahil pada suatu hari nanti Allah pun Wahhabi kafirkan…wal iyazubillah.
Wahhabi bukan sahaja mengkafirkan Sultan Solahuddin Al-Ayyubi.
tetapi…. WAHHABI TURUT MENGKAFIRKAN IMAM NAWAWI DAN IMAM IBNU HAJAR AL-ASQOLANY!
Saudara seislam sekali….. Apa dah jadi dengan Wahhabi ni?!!!
aduiii..pesal Wahhabi benci sangat dgn ajaran Ahli Sunnah Wal Jamaah dan ulamanya?! tengok dibawah ini seorang lagi ulama Wahhabi yang menjadi rujukan utama oleh Wahhabi dan kitab2 nya diberi secara percuma ketika kita semua pergi menunaikan umrah dan haji…Wahhabi ini yg bernama Muhammad Soleh Uthaimien menyatakan bahawa :
“IMAM IBNU HAJAR AL-ASQOLANY ( PENGARANG FATHUL BARI SYARAH SOHIH BUKHARY) DAN JUGA IMAM NAWAWI ( PENGARANG SYARAH SOHIH MUSLIM) KATA WAHHABI : NAWAWI DAN IBNU HAJAR ADALAH PEMBUAT KESESATAN DAN NAWAWI SERTA IBNU HAJAR BERAQIDAH SESAT DAN MEREKA BERDUA ADALAH KAFIR”!!.
Inilah makna dakwaan Wahhabi.
BUKTI ; Lihat buktinyapada line yg telah dikuningkan:
http://abu-syafiq.blogspot.com/2007/05/imam-nawawi-ibnu-hajar-pun-kafir.html
HABIS SEMUA ULAMA ISLAM PUN DIBID’AHKAN OLEH WAHHABI BAHKAN AQIDAH ULAMA AHLI SUNNAH WAL JAMAAH SEPERTI IMAM IBNU HAJAR AL-ASQOLANY DAN IMAM NAWAWI HABIS DIHUKUM SESAT OLEH WAHHABI.
SIAPAKAH LAGI ULAMA ISLAM YG BELUM DIHUKUM SESAT OLEH WAHHABI?!
ALBANI & AZ-ZAHABI KATA: AKIDAH ISLAM ADALAH “ALLAH WUJUD TANPA BERTEMPAT” & ALLAH TIDAK BERSEMAYAM/DUDUK ATAS ARASY.
nih scan kitabnya albani, baca duluarabnya klo tak tau print,trus bawa ke ustad lu :
http://abu-syafiq.blogspot.com/2007/12/al-bani-berakidah-allah-wujud-tanpa.html
trus nih scan kitabnya imam adzahabi :
http://abu-syafiq.blogspot.com/2007/11/al-hafiz-az-zahabi-kafirkan-akidah.html
Sememang kebenaran akidah Islam tidak dapat ditolak oleh golongan munafiq mahupun kafir Mujassim. Ini kerana burhan dan adillah (hujjah dan dalil) yang terbit dari sumber yang mulia iaitu Al-Quran dan Hadith tiada secebis pun keraguan manakan pula kebatilan. Antara akidah Islam adalah “ Allah Wujud Tanpa Bertempat” dan inilah antara yang Ahlu Sunnah Wal Jama’ah war-warkan bagi memberi kefahaman yang tepat dalam perbincangan akidah Islam dalam mentauhidkan diri kepada Allah.
WAHHABI MALAYSIA KAFIRKAN ALBANI & AZ-ZAHABI
Kesemua Wahhabi di Malaysia berakidah dengan akidah yang tidak menepati Al-Quran dan Hadith Nabawi. Ini amat jelas dengan hujjah yang telah saya ( Abu Syafiq ) kemukakan sebelum2 ini berlandaskan ayat2 Allah dan sabda Nabi Muhammad berkonsepkan kaedah ulama Salaf dan Khalaf tulen.
Semua Wahhabi di Malaysia yang berakidah Allah Bertempat telah menghukum kafir terhadap umat Islam yang berakidah benar Allah Wujud Tanpa Bertempat. Pada masa yang sama Wahhabi di Malaysia alpa akan akidah tok guru mereka sendiri Nasiruddin Al-Bany dan rujukan utama mereka Al-Hafiz Az-Zahaby yang juga berakidah Allah Wujud Tanpa Bertempat, malangnya Wahhabi mengkafirkan sesiapa yang berakidah sedemikian. Ini amat jelas semua Wahhabi di Malaysia bukan hanya mengkafirkan umat Islam bahkan turut mengkafirkan tok guru dan rujukan utama mereka sendiri iaitu Al-Bani dan Az-Zahabi.
Silakan pembaca rujuk teks kenyataan Allah Wujud Tanpa Bertempat Dan Tanpa Berarah oleh Al-Bani & Az-Zahabi :
Kitab: Mukhtasor ‘Ulu Li ‘Aliyyil ‘Azhim.
Pengarang: Syamsuddin Az-Zahabi.
Pentahkik: Nasiruddin Al-Bani.
Cetakan: Maktab Islami.
Mukasurat: 71.
Kenyataan teks Al-Bani bersumber kitab di atas : “ Apabila kamu telah mendalami perkara tersebut, denganizin Allah kamu akan faham ayat-ayat Al-Quran dan Hadith Nabai serta kenyataan para ulama Salaf yang telah dinyatakan oleh Az-Zahabi dalam kitabnya ini Mukhtasor bahawa erti dan maksud sebalik itu semua adalah makna yang thabit bagi Allah iaitu ketinggian Allah pada makhluk-makhlukNya ( bukan ketinggian tempat), istawanya Allah atas arasyNya layak bagi keagonganNya dan Allah tidak ber arah dan Allah tidak bertempat”.
(Sila rujuk kitab tersebut yang telah di scan di atas).
Saya menyatakan:
Al-Bani telah nukilan lafaz akidah yang benar walaupun ulama Islam telah maklum bahawa golongan Mujassimah dan Tabdi’ ini pada hakikatnya akidah mereka sering berbolak balik. Albani pun mengatakan Allah tidak bertempat tetapi Wahhabi di Malaysia pula berakidah Allah itu bertempat bahkan mereka mengkafirkan pula sesiapa yang percaya Allah wujud tanpa bertempat. Kenyatan Al-Bani menafikan tempat bagi Allah adalah secara mutlak dan tidak disebut tempat yang makhluk atau tidak dan ini juga adalah bukti Al-Bani dan Az-Zahabi menafikan Allah Bersemayam/Duduk Atas Arasy. Sememangnya Al-Bani dan Az-Zahabi sering menolak akidah Allah Bersemayam/Duduk Atas ‘Arasy.
Soalan saya kepada Wahhabi..mengapa kamu mengkafirkan Muhaddith kamu ini? Adakah Syeikh Islam kamu, ulama kamu dan Muftary kamu termasuk Albani ini adalah kafir kerana berakidah Allah Tidak Bertempat? Sekiranya TIDAK maka mengapa kamu bawa akidah palsu dan sekiranya YA maka kamu semua adalah NAJIS SYAITON!.
Wahai pembaca yang berakal dan budiman….
– Albani berakidah “ Allah Wujud Tanpa Bertempat dan Tidak Ber Arah ” tetapi Wahhabi Malaysia kafirkan akidah tersebut.
– Hafiz Az-Zahabyi berakidah “ Allah Wujud Tanpa Bertempat dan Tanpa Ber Arah ” tetapi Wahhabi Malaysia kafirkan akidah tersebut bahkan Wahhabi berakidah Allah bertempat. Sila rujuk bukti:
http://abu-syafiq.blogspot.com/2007/12/buku-wahhabi-yang-tersebar-di-seluruh.html
Nah..! Dimanakah hendak dikategorikan golongan Wahhabi ini? Jamban,mangkuk, tandas? atau di tanah perkuburan yang hanya disemadikan dalamnya ahli-ahli Mujassimah pengkhianat amanah?!.
Apapun saya doakan hidayah keimanan diberikan oleh Allah kepada Wahhabi yang masih hidup.
Wassalam.
AL-HAFIZ AZ-ZAHABI KAFIRKAN AKIDAH: ALLAH BERSEMAYAM/DUDUK
*Bersemayam yang bererti Duduk adalah sifat yang tidak layak bagi Allah dan Allah tidak pernah menyatakan demikian, begitu juga NabiNya.
___________________________________________________________________________
Hakikat kebenaran tetap akan terserlah walaupun lidah syaitan Wahhabi cuba merubahnya.
Kali ini dipaparkan bagaimana rujukan utama Wahhabi iaitu Al-Hafiz Az-Zahabi sendiri mnghukum kafir akidah sesat: Allah Bersemayam/Duduk yang dipelopori oleh Wahhabi pada zaman kini. Az-Zahabi adalah Syamsuddin Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Uthman bin Qaymaz bin Abdullah ( 673-748H ). Pengarang kitab Siyar An-Nubala’ dan kitab-kitab lain termasuk Al-Kabair.
Az-Zahabi mengkafirkan akidah Allah Duduk sepertimana yang telah dinyatakan olehnya sendiri di dalam kitabnya berjudul Kitab Al-Kabair. Demikian teks Az-Zahabi kafirkan akidah “ Allah Bersemayam/Duduk” :
( RUJUK SCAN KITAB TERSEBUT DI ATAS )
Nama kitab: Al-Kabair.
Pengarang: Al-Hafiz Az-Zahabi.
Cetakan: Muassasah Al-Kitab Athaqofah,cetakan pertama 1410h.
Terjemahan.
Berkata Al-Hafiz Az-Zahabi:
“Faidah, perkataan manusia yang dihukum kufur jelas terkeluar dari Islam oleh para ulama adalah: …sekiranya seseorang itu menyatakan: Allah Duduk untuk menetap atau katanya Allah Berdiri untuk menetap maka dia telah jatuh KAFIR”. Rujuk scan kitab tersebut di atas m/s 142.
Perhatikan bagaimana Az-Zahabi menghukum kafir sesiapa yang mendakwa Allah bersifat Duduk. Sesiapa yang mengatakan Allah Duduk maka dia kafir.
Fokuskan pada kenyataan Az-Zahhabi tidak pula mengatakan “sekiranya seseorang itu kata Allah Duduk seperti makhlukNya maka barulah dia kafir” akan tetapi amat jelas Az-Zahabi terus menghukum kafir kepada sesiapa yang mendakwa Allah Duduk disamping Az-Zahabi menukilkan hukum tersebut dari seluruh ulama Islam.
Wahai Mohd Asri Zainul Abidin dan Wahhabi yang lain…ketahuilah apabila anda semua mengatakan Allah Duduk merupakan kekufuran yang telah dihukum oleh Az-Zahabi sendiri dan ulama Islam.
Tidak perlu ditunggu kenyataan “ Allah Duduk Seperti MakhlukNya” baru nak dihukum kafir akan tetapi dengan mengatakan Allah Duduk maka ia merupakan perkataan kufur terkeluar dari Islam sepertimana yang dinyatakan oleh Al-Hafiz Az-Zahabi.
Bertaubatlah wahai Wahhabi.
wah wah, Allahu akbar, ini salah satu blog yang paling rusak di dunia yang penuh dengan syubuhat,
pantas saja menyerang kitab kasyfu syubuhat, sebab pemilik blog dan para pendukungnya ini takut apa2 yang ada di dirinya terbongkar oleh kitab kasyfu syubuhat…. ^_^
Kasyfu asy-Syubuhat, kitab tegas membongkar wabah ganas: jilid 1b
April 15, 2008
lanjutan dari: Kasyfu asy-Syubuhat, kitab tegas membongkar wabah ganas: jilid 1a
……………………….
________________
-abusalafy-
Salam,
Buat ustad abusayev, Ma’af tolong kasi tanggapan yang simple dan terkait langsung dengan artikel kami diatas. tulisan anda kelewat panjang (bagaikan menulis buku aja) dan tidak menyanggah secara langsung apa yang kami paparkan.
Jika ingin menulis buku sanggahan tentang artikel kami silahkan saja menerbitkan buku sanggahannya, jangan dipajang di blog kami. Atau anda bisa membuat blog tandingan untuk menyanggah tulisan-tulisan kami. gampang kok anda bisa langsung bikin blog disini: http://id.wordpress.com/
Allahumma arinal haqqo-haqqo warzuknattibaa’ah waarinal baatilan-. baatilan warzunajtinaabah
-abusalafy-
Salam,
Buat ustad abusayev, Ma’af tolong kasi tanggapan yang simple dan terkait langsung dengan artikel kami diatas. tulisan anda kelewat panjang (bagaikan menulis buku aja) dan tidak menyanggah secara langsung apa yang kami paparkan.
Jika ingin menulis buk……………………………………………..
abu sayev:
@ abu salafy(?) coba anda buka lebar-lebar mata anda untuk melihat tulisan dari dibyochemeng, maka kalau anda orang yang tahu malu harusnya tidak mengatakan seperti itu. dan biar nggak menjilat ludah sendiri pak.
makanya kalau komitmen jangan mencla-mencle. kalau yang dianggap ulama saja sudah mencla-mencle, kasihan yang menjadi pengikutnya.
__________
abu salafy:
Sebelum dibyochemeng, tulisan anda yang bagaikan mengarang buku dan copy-paste wahabi-wahabi lainnya TELAH MEMENUHI BLOG INI… MAKANYA KAMI BIKIN PERATURAN BACA DIKANAN ATAS BLOG, DAN MULAI ITU KAMI TIDAK MENTOLERIR LAGI… tulisan copy paste seperti dibyo dan wahabi-wahabi lainnya.
Kalau Anda percaya, banyak tulisan copy-paste yang masuk setelah dibyochemeng dan Anda, tidak kami keluarkan walaupun tulisan itu (copy-paste) menyanggah wahabi, coba anda baca tulisan saudara “DIN” yang copy-pastenya tidak kami tampilkan -lihat disini:
https://abusalafy.wordpress.com/2008/04/28/membongkar-syubhat-kaum-mujassimah-1/#comment-2043
Ma’af mulai itu dan seterusnya, kami tidak akan menampilkan lagi copy-paste dan sanggahan yang bagaikan menulis buku tapi tidak menanggapi argumen kami secara langsung dan to the point….
sebagaimana saran saya kemarin… kami nantikan blog sanggahan akhina abu sayev, dengan blog anda pribadi anda akan lebih bebas menyaggah tulisan-tulisan kami disini, dengan artikel-artikel anda yang panjang-panjang dan biarkan pembaca membandingkannya!
syukron!
abu salafy:
Sebelum c, tulisan anda yang bagaikan mengarang buku dan copy-paste wahabi-wahabi lainnya TELAH MEMENUHI BLOG INI… MAKANYA KAMI BIKIN PERATURAN BACA DIKANAN ATAS BLOG, DAN MULAI ITU KAMI TIDAK MENTOLERIR LAGI………
abu sayev:
oke pak kiai…..kalau masalah itu anda besar-besarkan dengan perkataan anda, coba anda cek kembali mana posting yang dahulu masuk antara tulisan saya atau dibyochemeng. dan lebih dahulu mana tulisan yang saya masukkan dengan peraturan yang anda buat.
tapi kalau itu bisa mengamankan anda dari rasa malu karena kata-kata picisan anda ketahuan belangnya dari kalayak umum maka ya…itu kami sudah tidak bisa membantahnya lagi
______________
-abusalafy-
Salam ustad abu sayev, pertama-tama tidak ada yang kami takutkan dari sanggahan anda, kalo kami takut sejak dari dulu-dulu postingan saudara tidak kami keluarkan, yang kami minta usahakan anda menulis yang simple tidak seperti mengarang buku.
Seperti kata kami yang lalu, kalo tidak puas anda bisa menulis buku sanggahan buat kami, atau menulis sanggahan yang panjan-panjang di blog-blog wahabi. atau membikin blog sendiri seperti saran kami, dan setiap sanggahan di blog sauadara nanti (kalau anda jadi membikin) URL-nya bisa anda posting di blog ini. kami tidak keberatan. SEKALI LAGI INI BUKAN BLOG WAHHABI YANG TAKUT MEMPOSTING TULISAN LAWAN
Saudara mengatakan: kalau masalah itu anda besar-besarkan dengan perkataan anda, coba anda cek kembali mana posting yang dahulu masuk antara tulisan saya atau dibyochemeng.
tidak ada yang membesar-besarkan masalah mas, tapi saudara yang membesar-besarkan, sebagai bukti dibawah ini kami kutip postingan saudara dan sdr. dibyochemeng berikut tanggal postingangannya:
postingan sdr abu sayev:
1. tgl 2008/04/11 at 4:45 AM
https://abusalafy.wordpress.com/2008/02/25/kitab-kasyfu-asy-sybubuhat-doktrin-takfir-wahhabi-paling-ganas3/#comment-1891
dibawah postingan saudara ini ada postingan dibyochemeng tertanggal 13/4/08
postingan sdr. dibyochemeng
1. tgl 2008/04/13 at 3:23 PM
https://abusalafy.wordpress.com/2008/02/25/kitab-kasyfu-asy-sybubuhat-doktrin-takfir-wahhabi-paling-ganas3/#comment-1908
Sekian harap maklum!
okelah pak…..anda memang sebenarnya punya daya dong terhadap permasalahan sangat rendah, dan aku takutnya anda senantiasa tidak sadar dengan daya paham anda sendiri:
kami memaksudkan untuk anda melihat masuknya dua postingan itu agar anda merenungkan kira-kira pas atau tidak ketika mengatakan seperti diatas ketika menanggapi postingan saya.
lalu kalau anda mencantumkan bukti postingan diatas…..wah kelihatan sekali anda itu sebenarnya berdaya paham rendahan. tidak ada faedahnya mas, sampeyan itu nggaremin lautan.
masalah anda mengelak dari ketakutan, memang begitu gaya orang yang SOK PINTER, gengsinya lebih gede dari orang yang PINTER BENERAN.
KALAU SAYA INI ORANG BODHO PAK, TAPI KOK MASIH BISA MIKIR….MUNGKIN ORANG BODHO SUNGGUHAN ITU LEBIH BAIK DARI ORANG PINTAR BOHONGAN YA
cape deee…ribut aja gih sono…nasrani ketawa tuh diluar, cemen nih bikin Islam BUBARRRR…
DUNIA SERBA TUHAN ATAWA TUHAN SEMAKIN BANYAK
Di mana-mana semakin banyak tuhan
Di Irak dan Iran
Di Israel Jalur Gaza dan Afganistan
Di Libanon dan Nikaragua
Di India dan Srilangka
Di Jepang dan Cina
Di Korea dan Pilipina
Di Zimbabwe dan Rodesia
Tuhan semakin banyak
Di Amerika dan Rusia
Di Eropa dan Asia
Di Afrika dan Australia
Di NATO dan Uni Eropa
Di PBB dan badan-badan dunia
Dimana-mana tuhan, ya Tuhan
Disini pun semua serba tuhan
Disini pun tuhan merajalela
Memenuhi desa dan kota
Mesjid dan gereja
Kuil dan pura
Menggagahi mimbar dan seminar
Kantor dan sanggar
Dewan dan pasar
Mendominasi lalu lintas
Orpol dan ormas
Swasta dan dinas
Ya Tuhan, di sana-sini semua serba tuhan
Pernyataanku pernyataan tuhan!
Kebijaksanaanku kebijaksanaan tuhan!
Keputusanku keputusan tuhan!
Pikiranku pikiran tuhan!
Pendapatku pendapat tuhan!
Tulisanku tulisan tuhan!
Usahaku usaha tuhan!
Khutbahku khutbah tuhan!
Fatwaku fatwa tuhan!
Lembagaku lembaga tuhan
Partaiku partai tuhan
Suaraku suara tuhan
Jama’ahku jamaah tuhan!
Keluargaku keluarga tuhan!
Puisiku puisi tuhan!
Kritikanku kritikan tuhan!
Darahku darah tuhan!
Akuku aku tuhan!
Ya Tuhan!
Astaghfirullah
Tuhan aku lalu menangis mencermati kebodohan ini
Salut dengan saudaraku abu salafi, dengan pengetahuan yang luas tentu tanggung jawabnya tegak nya dinul Islam akan semakin berat di pundak Saudara, tapi kalau boleh usul hindarilah mencari keburukan orang lain, karena ini termasuk dari bagian agama, semoga antum tetap istiqomah
ora urus
entul mas gan,
Beraninya belakang layar.
Apakah seperti ini ilmu ???
udah FACE to FACE
terus RECORD pake KAMERA
sampai TUNTAS.
Setelah itu mubahallah
sebenernya siapa yg ingin menebarkan KEBENARAN dengan mengikuti sunnah NABI.
dan siapakah Al-Kadzab.
ditunggu CD RECORD nya….
dari dulu mas yang namanya kaum pengikut hawa nafsu tdk pernah mau ketemu FACE to FACE, biasa dalilnya lemah….
banyak umat yang terbius dengan wahabi