Benarkah Kaum Musyrik Arab Beriman Kepada Tauhid Rububiyyah Allah? – Bantahan Untuk Ustad Firanda (II)

Bukti Kedua bahwa Kaum Musyrik Arab Menyekutukan Allah dalam Tauhid Rububiyyah Allah

Seperti telah dijanjikan, saya akan berusaha menyajikan berbagai bukti Qur’ani bahwa kaum Musyrik Arab tidak hanya menyekutukan Allah SWT dalam Ulûhiyah seperti klaim Pendiri sekte Wahhâbiyah, tetapi mereka juga musyrik dalam Rubûbiyyah Allah. Melanjutkan pembuktian sebelumnya yang dapat diikhtisarkan dalam: inti i’tiqâd kaum Musyrik bahwa Allah memiliki anak yang meniscayakan i’tiqâd adanya tajânus dan tasyâbuh. Kini mari kita perhatikan bukti lain yang disajikan Al Qur’an!

Dan sengaja saya tidak akan terseret dalam perdebatan mandul yang tidak menyampaikan kepada kesimpulan apapun selain pamer otot dan tanâbuz bil alqâb. Saya hanya akan memfokuskan diri mengajukan bukti-bukti Qur’an akan hal itu untuk direnungkan. Adapun tanggapan sekedarnya atas hujatan ustadz Firanda sengaja saya pisah dalam artikel terpisah agar para pembaca tidak dikacaukan oleh qîl wal qâl yang menjemukan. Wallahul Muwaffiq.

Mengapa Kami Tidak Tertarik Meladeni Ustadz Firanda?

Seperti sejak awal telah saya katakan, dan kini saya tegaskannya kembali, bahwa saya tidak tertarik meladeni Ustadz Firanda dalam mendiskusikan masalah penyimpangan akidah dan tafsiran konsep Tauhid ala Wahhâbi dalam anggapannya bahwa kaum Musyrik Arab tidak menyekutukan Allah dalam Tauhid fî Rubûbiyyah dengan kata lain mereka mengiqrarkan Rubûbiyyah Allah. Sementara pendapat sebagian ulama yang saya nukil (dan itu yang saya pilih) adalah kaum Musyrik Arab itu menyekutukan Allah tidak hanya dalam Ulûhiyah semata, tetapi mereka juga menyekutukan Allah dalam Rubûbiyyah-Nya! Semua pasti maklum bahwa ketika saya mengatakan bahwa kaum Musyrik Arab itu menyekutukan Allah dalam Rubûbiyyah-Nya, itu artinya mereka meyakini ada tuhan-tuhan lain selain mereka juga mengakui Allah sebagai Tuhan!! Karenanya mereka disebut Musyrikûn/kaum yang menyekutukan Allah! Andai mereka sama sekali tidak mengakui adanya Allah… andai mereka mengingkari adanya Allah… maka mereka pasti tidak disebut sebagai kaum Musyrik, akan tetapi kaum Ateis atau kaum ingkar Tuhan/Allah!

Tetapi anehnya, Ustadz Firanda berulang kali dan entah mengapa dan entah pula dari mana sumbernya mengatakan bahwa saya berpendapat bahwa KAUM MUSYRIK ARAB MENGINGKARI ADANYA ALLAH!

Apa yang ia katakan itu sungguh aneh buat saya… entah dari mana ia mengambilnya… dan anehnya lagi tidak cukup sekali ia mengatakannya bahwa saya berpendapat begitu!

Inilah beberapa kutipan potonagn omongan Ustadz Firanda yang  ia atas-namakan saya:

  • bahwa kaum musyrikin Arab mengingkari adanya Allah sebagaimana pernyataan Abu Salafy.
  • bahwa tafsiran-tafsiran tersebut mendukung pendapat dia bahwasanya kaum musyrikin Arab mengingkari adanya Allah.
  • Abu Salafy mengesankan kepada para pembaca bahwa jika ada pendapat yang lain dalam satu ayat berarti mendukung pendapatnya bahwasanya kaum musyrikin Arab tidak mengakui adanya Allah. Ini merupakan tipu muslihat yang cukup halus sekali.
  • Oleh karenanya saya meminta Abu Salafy tolong tunjukan kepada saya satu tafsir saja dari ulama salaf (tentunya dengan sanad yang bersambung dan shahih) atau bahkan dari ulama kholaf yang menyatakan bahwasanya kaum musyrikin Arab tidak mengakui adanya Allah,
  • Demikian juga tafsiran para ahli tafsir yang lainnya, tidak seorangpun dari mereka yang menyatakan bahwa kaum musyrikin Arab mengingkari adanya Allah.
  • Ketiga: Semakin jelas bahwasanya Abu Salafy dalam tafsirannya (bahwasanya kaum musyrikin arab sebenarnya mengingkari adanya Allah
  • Kelima: Jika Abu Salafy berhasil mendatangkan pendapat satu ulama saja yang menyatakan bahwa kaum musyrikin Arab mengingkari adanya Allah

(Baca Sekali lagi : Tipu muslihat Abu Salafy CS (bag 2) )

.

Saya tidak ingat di mana saya mengatakan pendapat seperti itu, jika Ustadz Firanda tahu tolong dikabarkan kepada saya, mungkin saya sudah pikun atau salah menulis dan Andalah yang ingat dan tahu. Jadi tolong Anda tegur saya, agar saya segera meralat pendapat keliru itu!!!

Apa yang ia katakan berulang kali ini adalah bukti konkrit kebenaran perkataan ulama bahwa kaum Wahhâbi itu sulit memahami kata-kata lawan bicaranya!

Mengajak diskusi mereka itu, atau paling tidak sebagian dari mereka seperti mengajak diskusi atau berbicara dengan kaum yang disifatkan dalam firman-Nya:

… وَجَدَ مِنْ دُونِهِما قَوْماً لا يَكادُونَ يَفْقَهُونَ قَوْلاً

“… dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan.(QS. Al Kahfi;93)

Karenanya, seperti berulang kali saya tegaskan bahwa saya tidak tertarik meladeni kaum yang mengalami problem komunikasi dengan lawan diskusinya… alias sulit mengerti ucapan orang lain! Oleh sebab itu saya akan menfokuskan membahas bukti-bukti yang mendukung kesimpulan saya dalam masalah ini.

Berargumentasi Dengan Dalil Tamânu’[1] Adalah Bukti Kemusyrikan Rubûbiyyah Kaum Musyrik Arab

Sekali lagi sekedar mengingatkan bahwa pembuktian ini adalah tanggapan atas klaim Ibnu Taimiyah yang diadopsi oleh Pendiri sekte Wahhâbi yang kemudian ditaklidi oleh para mukallid butanya bahwa bangsa Arab itu beriman kepada Rubûbiyyah Allah SWT. kemusyrikan mereka hanya pada tauhid Ulûhiyah saja.

Akan tetapi ayat-ayat yang menyajikan bukti Tauhid Allah dalam Khâliqiyah/penciptaan[2] dan Rubûbiyah/pengaturan dan tiada Pencipta dan Pengatur di alam semesta ini selain Allah SWT dengan menjadikan keteraturan jagat raya sebagai bukti Tuhid Rubûbiyah Allah SWT membutikan kepada kita bahwa sebenarnya kaum Musyrik Arab itu menyekutukan Allah SWT dalam Rubûbiyah dan mereka meyakini adanya pencipta atau paling tidak pengatur lain selain Alllah SWT.

Benar, bahwa di sana banyak ayat Al Qur’an yang mengecam penyimpangan i’tiqâd kaum Musyrik dalam Ulûhiyah/penyembahan kepada selain Allah SWT dengan menjelaskan bahwa penyembahan itu tidak boleh diberikan kepada selain Sang Maha Pencipta, Sang Maha Pengatur yang Memberikan manfaat dan bahaya. Dan tiada yang menyandang sifat seperti itu melainkan Allah SWT.

Akan tetapi di dalam Al Qur’an juga terdapat banyak ayat yang menyoroti dan mengkritik tajam penyimpangan i’tiqâd kaum Musyrik Arab dalam Tauhid Rubûbiyyah. Ayat-ayat itu tidak dapat kita paksakan untuk kita alihkan maknanya kepada anggapan bahwa ia (ayat-ayat itu) sedang menegakkan pembuktian tentang Tauhid fi Ulûhiyah/tauhid dalam penyembahan.

Ayat-ayat itu tidak sedang berbicara tentang ilâh dengan arti sesembahan. Tetapi ia sedang berbicara tentang ilâh dalam arti sebuah maujûd yang diyakini oleh kaum Musyrik Arab memiliki pengaruh secara independen dalam sebagian urusan pengaturan alam semesta ini. Atau paling tidak maujûd itu dapat memberikan manfaat dan atau madharrat secara independen/istiqlâl.

Mari kita perhatikan ayat-ayat di bawah ini:

Ayat Pertama: Allah SWT berfirman:

مَا اتَّخَذَ اللَّهُ مِنْ وَلَدٍ وَ ما كانَ مَعَهُ مِنْ إِلهٍ إِذاً لَذَهَبَ كُلُّ إِلهٍ بِما خَلَقَ وَ لَعَلا بَعْضُهُمْ عَلىبَعْضٍ سُبْحانَ اللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ

Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada ilâh (yang lain) beserta-Nya, kalau ada ilâh/tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu.” (QS. Al Mukminûn;91)

Penjelasan:

Pemahaman yang benar terhadap ayat ini meniscayakan kita memahami dengan benar makna kata ilâh. Dalam kamus pemahaman Wahhâbi ilâh selalu diartikan: ma’bûd sesembahan/tuhah yang disembah. Akan tetapi pemaknaan itu tidak benar, paling tidak, kata itu tidak selamanya beratikan ma’bûd. Setidaknya dalam ayat ini dan ayat-ayat sejenis, kata ilâh tidak dapat diartikan ma’bûd, akan tetapi ia bermaknakan Dzat yang memiliki pengaruh independen dalam mengatur sebagian urusan alam semesta!

Hal itu dikerenakan ayat ini sedang menghujat kaum Musyrik Arab yang menyekutukan Allah SWT. dengan mengatakan, ‘Andai ada ilâh/tuhan beserta Allah yang juga mencipta dan mengatur alam semesta ini, pastilah masing-masing ilâh itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari ilâh-ilâh itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Dan yang terjadi pastilah hanya kekacauan dan ketidak-serasian dalam tatanan dan aturan alam ciptaan. Akan tetapi yang kita saksikan adanya murni keteraturan dan keserasian. Jadi dapat dipastikan bahwa tiada Ilâh selain Allah.’ Maka jika kata ilâh diartikan ma’bûd maka arti ayat itu demikian: ‘Jika ada sesembahan selain Allah pastilah masing-masing sesembahan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari sesembahan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu.’

Dan apabila kita katakan (seperti apa yang diyakini para mukallid Ibnu Taimiyah) bahwa kaum Musyrik Arab itu hanya menyekutukan Allah dalam Ulûhiyyah/penyembahan saja dan tidak menyekutukan Allah dalam Rubûbiyyah pastilah pembutkian itu tidak mengena dan tidak tepat sasaran. Sebab mereka akan mengatakan, ‘Mengapa kamu berhujjah dan mengajukan bukti keteraturan kepada kami untuk membuktikan bahwa: Hanya Allah-lah Dzat yang Maha Pencipta dan Maha Pengatur alam semesta, seakan kami ini tidak meyakini bahwa memang demikian bahwa hanya Allah yang Maha Pencipta dan Maha Pengatur alam semesta! Kami tidak menyekutukan Allah dalam Rubûbiyyah. Kami tidak meyakini bahwa âlihah/sesembahan-sesembahan kami itu memiliki pengaruh secara independen dalam mengatur alam semesta. Mereka sama sekali tidak memiliki kekuasaan dalam mengaturnya, justeru mereka itu tunduk kepada pengaruh pengaturan Allah; Tuhan Akbar! Lalu mengapakan kamu berhujjah kepada kami tentang sesuatu yang sudah kami yakini dan imani?!’

Karenanya, berargumen dengan dalil tamânu’ yang dipilih dalam ayat ini membuktikan bahwa mereka meyakini bahwa âlihah (bentuk jama’ kata ilâh) yang mereka pertuhankan itu juga memiliki pengaruh secara independen dalam proses pengaturan alam semesta.

Dengan keterangan lain dapat dikatakan: pembuktian ketidak benaran I’tiqâd adanya lebih dari satu ilâh dalam ayat di atas tidak akan tepat arah kecuali jika kita tafsirkan kata ilâh dengan makna Sang Pencipta dan Wujud yang memiliki pengaruh dalam pengaturan alam semesta yang di tangannya-lah segala kendali urusan. Dan apabila kata ilâh kita artikan ma’bûd maka pembuktian itu justru rusak dan berbalik. Sebab dalam ayat itu ditegaskan, ‘Jika ada ilâh lain selain Allah pastilah yang terjadi adalah kerusakan, kekacauan pengaturan alam, bukan keteraturan seperti yang kita saksikan dan kita rasakan: dan sekali-kali tidak ada ilâh (yang lain) beserta-Nya, kalau ada ilâh beserta-Nya, masing-masing ilâh itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari ilâhilâh itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu.

Keterangan Para Mufassir Tentang Ayat di Atas

Demikian para mufassir memahami ayat di atas.

(1)   Ibnu Jarîr ath Thabari berkata:

{مِنْ إِلَهٍ إِذًا لَذَهَبَ} يقول: إذن لاعتزل كل إله منهم {بِمَا خَلَقَ} من شيء، فانفرد به، ولتغالبوا، فلعلا بعضهم على بعض، وغلب القويّ منهم الضعيف؛ لأن القويّ لا يرضى أن يعلوه ضعيف، والضعيف لا يصلح أن يكون إلها، فسبحان الله ما أبلغها من حجة وأوجزها، لمن عقل وتدبر.

قوله{ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ} يقول تعالى ذكره؛ تنـزيها لله عما يصفه به هؤلاء المشركون من أن له ولدا، وعما قالوه من أن له شريكا، أو أن معه في القِدم إلها يُعبد تبارك وتعالى.

Masing-masing ilâh itu akan membawa (pastilah setiap tuhan/ilâh akan menyendiri/ memonopoli) makhluk yang diciptakannya (apapun yang ia ciptakan, dan masing-masing akan berusaha mengalahkan yang lainnya. Yang kuat dari mereka (ilâh-ilâh) akan mengalahkan yang lemah. Sebab yang kuat tidak akan rela dikalahkan oleh yang lemah, dan yang lemah tidak pantas jadi ilâh. Maka maha Suci Allah, alangkah lugas dan padatnya hujjah ini bagi yang berakal dan merenungkannya….

Firman: Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu (Allah berfirman menyucikan Diri-Nya dari apa yang disifati oleh kaum Musyrik bahwa Dia mempunyai anak dan dari apa yang mereka katakan bahwa Dia meiliki sekutu/syarîk atau ada bersamanya sejak qidam ilâh yang disembah. Maha Berkah dan maha Tinngi Allah).”[3]

(2)   Al Baghâwi berkata:

{مَا اتَّخَذَ اللَّهُ مِنْ وَلَدٍ وَمَا كَانَ مَعَهُ مِنْ إِلَهٍ} أي: من شريك {إِذًا لَذَهَبَ كُلُّ إِلَهٍ بِمَا خَلَقَ} أي: تفرد بما خلقه فلم يرض أن يضاف خلقه وإنعامه إلى غيره, ومنع الإله الآخر من الاستيلاء على ما خلق  {وَلَعَلا بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ} أي: طلب بعضهم مغالبة بعض كفعل ملوك الدنيا فيما بينهم, ثم نـزه نفسه فقال { سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ}

Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada ilâh (yang lain) beserta-Nya (maksudnya sekutu) kalau ada ilâh beserta-Nya, masing-masing ilâh itu akan membawa makhluk yang diciptakannya (masing-masing ilâh akan menyendiri dengan apa yang iaciptakan dan tidak rela ciptaannya dan penganugerahan nikmat yang ia lakukan itu disandarkan kepada selainnya, dan ia akan mencegah ilâh lain dari menguasai apa yang ia ciptakan) dan sebagian dari ilâhilâh itu akan mengalahkan sebagian yang lain (sebagian dari ilâh itu akan berusaha mengalahkan ilâh yang lain, seperti yang terjadi di antara para raja di dunia. Setelahnya, Allah mensucikan Diri-Nya, Dia berfirman: Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu.”[4]

(3)   Ibnu Katsir berkata:

ينـزه تعالى نفسه عن أن يكون له ولد أو شريك في الملك، فقال: { مَا اتَّخَذَ اللَّهُ مِنْ وَلَدٍ وَمَا كَانَ مَعَهُ مِنْ إِلَهٍ إِذًا لَذَهَبَ كُلُّ إِلَهٍ بِمَا خَلَقَ وَلَعَلا بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ} أي:لو قُدِّر تعدد الآلهة، لانفرد كل منهم بما يخلق، فما كان ينتظم الوجود. والمشاهد أن الوجود منتظم متسق، كل من العالم العلوي والسفلي مرتبط بعضه ببعض، في غاية الكمال، {مَا تَرَى فِي خَلْقِ الرَّحْمَنِ مِنْ تَفَاوُتٍ} ثم لكان كل منهم يطلب قهر الآخر وخلافه، فيعلو بعضهم على بعض. والمتكلمون ذكروا هذا المعنى وعبروا عنه بدليل التمانع، وهو أنه لو فرض صانعان فصاعدا، فأراد واحد تحريك جسم وأراد الآخر سكونه، فإن لم يحصل مراد كل واحد منهما كانا عاجزين، والواجب لا يكون عاجزًا، ويمتنع اجتماع مراديهما للتضاد. وما جاء هذا المحال إلا من فرض التعدد، فيكون محالا فأما إن حصل مراد أحدهما دون الآخر، كان الغالب هو الواجب، والآخر المغلوب ممكنًا؛ لأنه لا يليق بصفة الواجب أن يكون مقهورا؛ ولهذا قال: { وَلَعَلا بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ } أي:عما يقول الظالمون المعتدون في دعواهم الولد أو الشريك علوا كبيرا.

“Allah menyucikan Diri-Nya dari memiliki anak atau sekutu dalam mulk/kerajaan, tasharruf/pengaturan dan dalam ibadah. Dia berfirman: “Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada ilâh (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu.”(Andai dikira-kirakan ada beberapa âlihah niscaya masing-masing darinya akan menyendiri dengan apa yang ia ciptakan, maka tidaklah akan terjadi keteraturan alam wajud ini. semantara yang disaksikan adalah wajud ini sangat terartur dan serasi, masing-masing dari ala atas maupun alam bawah saling terkait dalam puncak kesempurnaan “kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.” Kemudian pastilah masing-masing dari mereka mencari kemengan atas lainnya dan menyelisihinya, maka sebagiannya akan mengalahkan sebagian yang lain. Para teoloq Islam/mutakallimûn menyebutkan keterangan ini dan menamainya dengan dalil tamânu’ yaitu: jika diasumsikan ada dua pencipta atau lebih, lalu yang satu berkehendak untuk menggerakkan sebuah jism (ciptaannya) sedangkan yang lain menghendakinya diam (tidak bergerak), lalu jika kehendak keduanya tidak terjadi maka berarti keduanya itu lemah. Dzat Yang Wajib adanya (Tuhan) tidak boleh lemah. Sebagaimana juga tidak mungkin kehendak keduanya itu terjadi, sebab ia artinya berkumpulnya dua hal yang saling bertengtangan. Dan kemustahilan ini tidak muncul melainkan dari asumsi adanya lebih dari satu Tuhan, maka ia (adanya lebih dari satu Tuhan) juga mustahil. Atau kehendak salah satunya terjadi sedangkan kehendak yang lainnya tidak, maka yang menang itulah yang Tuhan yang wajib (pasti/harus) adanya, sedangkan tuhan yang kalah bukanlah tuhan, sebab dikalahkan itu bukanlah sifat Tuhan yang wajib adanya. Karenanya Allah berfirman: dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu.(yaitu Maha Suci Allah dari apa yang diucapkan oleh orang-oraang yang zalim yang melampaui batas dalam klaim mereka bahwa Allah mempunyai anak atau sekutu.[5]

(4)   Tafsir al Qurthubi:

فقال الله تعالى{ما اتخذ الله من ولد} من صلة {وما كان معه من إله} من زائدة؛ والتقدير: ما اتخذ الله ولدا كما زعمتم، ولا كان معه إله فيما خلق. وفي الكلام حذف؛ والمعنى: لو كانت معه آلهة لانفرد كل إله بخلقه {ولعلا بعضهم على بعض} أي ولغالب وطلب القوي الضعيف كالعادة بين الملوك، وكان الضعيف المغلوب لا يستحق الإلهية. وهذا الذي يدل على نفي الشريك يدل على نفي الولد أيضا؛ لأن الولد ينازع الأب في الملك منازعة الشريك. {سبحان الله عما يصفون} تنزيها له عن الولد والشريك.

“Allah –Ta’alâ- berfirman, ‘Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, kata min adalah shilah. dan sekali-kali tidak ada ilâh (yang lain) beserta-Nya’ kata min di situ zâidah. Taqdir-nya adalah: Sekali-kali Allah tidak menjadikan anak seperti yang kalian anggap dan tidak pula bersamanya ada ilâh lain bersama-Nya. Dalam kalimat itu ada yang sengaja dsihapus/tidak disebutkan. Makna ayat itu: Andai bersama Allah ada ilâh-ilah lain pastilah masing-masing akan memonopoli ciptaannya.  “dan sebagian dari ilâh-ilâh itu akan mengalahkan sebagian yang lain’ yang kuat akan mengalahkan dan akan meminta yang lemah seperti kebiasaan para raja. Dan yang lemah dan kalah tidak berhak dipertuhan. Dan bukti yang menunjukkan tidak adanya sekutu ini juga merupakan bukti yang menunjukkan tidak adanya anak bagi Allah. Sebab anak itu akan melawan ayah dalam kekuasaan persis seperti sekutu melawan sekutunya. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu. Menujukkan kemaha sucian Allah dari mepunyai anak dan sekutu.

Demikianlah keterangan sebagian ulama tafsir. Semoga jelas bagi Anda.

Para Salaf Tidak Berkomentar Tentang Ayat Di atas, Lalu Bagaimana?

Sepenjang penelusurann penulis dalam kitab-kitab tafsir bil ma’tsûr/tafsir dengan riwayat dari Salaf, seperti tafsir ath Thabari, tafsir Ibnu Katsir, ad Durr al Mantsûr dll. kami tidak menemukan komentar apapun dari para mufassir Salaf, baik sahabat maupun tabi’î. Lalu apa yang akan terjadi jika kita memasung diri dalam pemahaman kita terhadap Al Qur’an dan menggantungkan diri kepada tafsiran mereka?! Apakah kita akan mengatakan, ‘Kami tidak berani berkata apapun tentang ayat ini mengingat para Salaf tidak menafsirkannya.’ Dan janganlah sekali-sekali kita menafsirkannya… kita bukan ahlinya… hanya Salaf yang berhak menafsirkannya… kita hanya dibolehkan mengatakan apa yang mereka katakan dan tidak halal hukumnya keluar dari pemahaman mereka!

Atau mungkin teman-teman Wahhâbi-Salafi mengetahui ada tafsir Salaf tentang ayat ini?! Tolong kalian tidak keberatan berbagi informasi. Semoga Allah membalas kebaikan kalian.

Inilah masalah yang juga perlu kita renungkan dalam sikap kita atas tafsir Salaf!

Ayat Kedua: Allah SWT berfiman:

أَمِ اتَّخَذُوا آلِهَةً مِنَ الْأَرْضِ هُمْ يُنْشِرُونَ * لَوْ كانَ فيهِما آلِهَةٌ إِلاَّ اللَّهُ لَفَسَدَتا فَسُبْحانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ .

Apakah mereka mengambil ilâh-ilâh (tuhan-tuhan) dari bumi, yang dapat menghidupkan (orang-orang mati).* Sekiranya ada di langit dan di bumi ilâh-ilâh (tuhan-tuhan) selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai Arasy daripada apa yang mereka sifatkan. (QS. al Anbiyâ’;21-22)

 

Keterangan:

Relasi Antara Keteraturan Tatanan Alam Dan Kemaha Esaan Allah Dalam Rubûbiyyah!

Ayat di atas juga turun sebagai pembuktian akan tauhid Allah dalam Rubûbiyyah dan kecaman atas kemusyrikan kaum Musyrik Arab yang menjadikan âlihah selain Allah yang mereka yakini memiliki kekuasaan dapat menghidupkan yang mati. Bukti yang diajukan dalam ayat di atas mengatakan, “Alam semesta ini, betapa pun ia terdiri dari bagian-bagian yang tak terhingga ragamnya, dan antara satu bagian dan lainnya saling terkait, akan tetapi ia benar-benar rapi  dan teratur. Hal itu dikarenakan ia diatur oleh sebuah aturan yang rapi dan tungal pula. Aturan yang menaungi alam ini adalah aturan saling interaksi, memberi pangaruh dan dipengaruhi.

Andai alam ini diatur oleh beberapa pengatur yang berdiri secara independen, dan masing-masing dari elemen alam raya ini terkait dengan satu pengatur saja, niscaya yang akan terjadi adalah ketidak-teraturan dan kehancuran. Sebab dalam kondisi seperti itu, keterkaitan antara elemen jagat raya akan tidak lagi terjadi!

Akan tetapi keteraturan pada tatanam jagat raya/alam ciptaan ini adalah nyata dan terbukti, maka dapat dipastikan bahwa tidak ada âlihah selain Allah yang mengatur jagat raya ini!

Demikian kurang lebih argumentasi yang ditegakkan oleh ayat di atas! Ia dari sisi tertentu serupa dengan dalil tamânu’ yang telah dijelaskan pada pembuktian ayat pertama, akan tetapi di sini ia lebih tepat dan lebih detail.[6]

Coba kita perhatikan redaksi dalam ayat di atas, Allah SWT mengatakan, “Sekiranya ada di langit dan di bumi ilâh-ilâh (tuhan-tuhan) selain Allah redaksi yang dipilih di sini adalah kata âlihah, bukan arbâb (bentuk jama’ dari kata rabbun). Andai kita mengikuti penafsiran ala Wahhâbi yang mengatakan bahwa ilâh/âliah artinya adalah ma’bûd/sesembahan/sesuatu yang disembah, tentu ayat ini akan menjadi tidak mampu mengajukan bukti Tauhid seperti yang dimaksudkan! Sebab pada kenyataanya di langit dan di bumi banyak sesembahan selain Allah SWT. dan kendati demikian alam berjalan teratur… Lalu bagaimana Al Qur’an mengatakan jika ada âlihah/sesembahan selain Allah tatanan alam tidak mungkin berjalan tertarur dan pasti akan hancur berantakan![7]

Dengan memaknai kata âlihah dalam ayat di atas dengan ma’bûd/sesembahan/sesuatu yang disembah, maka ayat itu menjadi bohong adanya!

Kata ilâh dalam ayat di atas mesti ditafsirkan dengan maujûd yang seluruh makhluk mengambil keberadaannya dari-Nya dan seluruh kebutuhan makhluk akan dipenuhi oleh-Nya.

Sekedar Memperjelas Makna

Di sini, perlu diperhatikan:

Pertama, jika diasumsikan bahwa ilâh-ilâh yang diyakini ketuhanannya oleh kaum Musyrik Arab  dan mereka sembah itu tidak memiliki kekuasaan apapun secara independen dalam mengatur tatanan jagat raya ini, niscaya penghujatan Al Qur’an terhadap akidah mereka menjadi tidak tepat sasaran. Sebab sekali lagi saya jelaskan bahwa mereka (dalam asumsi ini yang dipilih oleh teori tauhdi ala Wahhâbi-Taimi) tidak layak dijuhat dan dikecam penyimpangan akidahnya! Karena mereka tidak meyakini adanya pengatur di jagat raya ini selain Allah. Âlihah yang mereka sembah itu tidak memiliki kekuasaan apapun…yang mereka dapat lakukan hanya tasyaffu’/ memintakan syafa’at kepada Tuhan Agung; Allah agar memenuhi hajat-hajat mereka!

Karena ayat di atas sedang mengecam dan menghujat kaum Musyrik Arab, karenanya ia adalah bukti kuat bahwa kaum Musyrik Arab itu menyekutukan Allah dalam Rubûbiyyah juga! Dan bukan hanya menyekutukan Allah dalam Ulûhiyyah, seperti yang diklaim oleh sementara orang!

Kedua, jika kata âlihah ditafsirkan dengan ma’bûd/sesembahan/sesuatu yang disembah, maka ayat tersebut lemah dan tidak mampu menegakkan bukti tauhid Allah dalam Rubûbiyyah-Nya.

 

Relasi Antara Tauhid Dalam Rubûbiyyah Dan Tauhid Dalam Penyembahan!

Tentu tidak diragukan lagi di sini bahwa yang berhak disembah adalah Dzat Yang Maha Memiliki segala urusan hamba/makhluk. Adapun yang tidak memiliki kekuasaan mutlak atas urusan hamba maka ia bukan Tuhan yang berhak disembah! Ia adalah makhluk yang lemah dan serba membutuhkan!

 

 

Perhatikan Sekali Lagi!

Mungkin Anda beranggapan bahwa ayat di atas tidak sedang menghujat kaum Musyrik Arab karena penyimpangan akidah syirik mereka yang mengatakan bahwa ada tuhan-tuhan lain yang menandingi Allah SWT dalam pengaturan alam semesta ini… tuhan-tuhan yang diyakini memiliki kekuasaan pengaturan paling tidak terhadap sebagian dari elemen jagat raya ini secara independen… mereka justeru mentauhidkan Allah dalam Rubûbiyyah. Akan tetapi kemusyrikan mereka terletak hanya pada menyekutukan Allah dalam Ulûhiyyah/penyembahan terhadap selain Allah!

Sekali lagi, jika Anda mau sedikit merenung bagian akhir ayat di atas, pasti anggapan itu segera terusir… Anda segera yakin bahwa kaum Musyrik Arab benar-benar telah terjebak dalam menyekutukan Allah dalam Rubûbiyyah di sampan juga dalam Ulûhiyyah!

Akhir ayat berbunyi:

فَسُبْحانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ .

Maka Maha Suci Allah yang mempunyai Arasy daripada apa yang mereka sifatkan.

Anda tentu faham bahwa yang mereka sifatkan untuk Allah SWT adalah adanya âlihah selain Allah SWT yang juga mengatur bagian-bagian dari alam raya secara independen!

Jika yang disifatkan oleh mereka sesuatu yang lain dari yang sedang dikecam dalam ayat itu niscaya akan kelihatan ketidak-singkronan dan ketidak serasiannya! Mungkinkah itu?!

Demikian pula dengan akhirat ayat pertama yang telah dijelaskan.

 

Bukti Tambahan

Dua ayat di atas memuat kecaman atas kemusyrikan kaum Musyrik Arab yang menjadikan âlihah selain Allah. Âlihah yang mereka yakini itu tidak sekedar sesembahan yang hanya disembah untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui rekomendasi dan menjadi perantara untuk memintakan kepada Allah apa yang diminta oleh si penyembahnya, dalam arti bahwa kaum Musyrik Arab tidak meyakini bahwa sesembahan mereka itu memiliki kekuasaan apapun dalam menjalankan pengaturan alam semesta; mematikan, mengihidupkan, memberikan manfaat dan menepis madharrat mislanya.

Akan tetapi lebih dari itu, mereka mensifati âlihah yang mereka pertuhankan dan mereka sembah itu sebagai tuhan-tuhan yang mampu menghidupkan orang-orang yang mati secara independen. Karenanya Allah mengecam mereka sebab tidak ada yang memiliki sifat dan kekuasaan seperti itu selain Allah SWT.

Bukankah itu bukti tambahan dalm rangkaian ayat di atas bahwa yang dimaksud dengan âlihah tuhan-tuhan yang memiliki kekuasaan secara independen. Dan itu artinya kaum Musyrik Arab telah benar-benar menyekutukan Allah dalam Rubûbiyyah-Nya! Tidak hanya dalam Ulûhiyyah saja!

Perhatikan ayat tersebut:

أَمِ اتَّخَذُوا آلِهَةً مِنَ الْأَرْضِ هُمْ يُنْشِرُونَ.

Apakah mereka mengambil ilâh-ilâh (tuhan-tuhan) dari bumi, yang dapat menghidupkan (orang-orang mati).

Imam ath Thabari meriwayatkan dari Mujahid dengn sanad bersambung melalui perawi-perawi yang telah ia sebutkan nama-nama mereka dan tak seorang pun yang majhûl. Mujahid berkata menafsirkan:

يُنْشِرُونَ

Artinya: menghidupkan.[8]

Dan para mufassir sepakat bahwa potongan ayat: هُمْ يُنْشِرُونَ adalah sifat bagi kata: آلِهَةً. Itu sekali lagi artinya bahwa kaum Musyrik Arab telah terjebak dalam syirk dalam Rubûbiyah! Andai mereka tidak berkeyakinan demikian, dan andai mereka itu berkeyakinan bahwa yang menghidupkan dan mematikan itu hanya Allah SWT pastilah hujutan itu tidak tepat sasaran! Bukankah demikina saudaraku?!

Renungan Akhir

Mereka yang bersikeras mengatakan bahwa kaum Musyrik Arab itu tidak mengingkari bahkan mereka mentauhidkan Allah dalam Rubûbiyyah.. dalam menciptakan alam … dalam memberikan rizki dan bentuk-bentuk lain dari pengaturan alam dengan mengajukan ayat-ayat yang memuat iqrâr dan pengakuan mereka akan hal itu, sepertinya perlu memperhatikan kembali rangkaian ayat-ayat yang mereka ajukan itu. Sebab pada kenyataannya semua ayat itu, -yang walaupun memuat iqrâr secara lisan kaum Musyrik Arab bahwa Allah lah yang mencipta dll.- ia menyebutkan dan sekaligus mengecam akidah dasar kaum Musyrik Arab yang mengatakan bahwa Allah itu mempunyai anak! Dan sekaligus menegakkan buktu tauhid Alalh melalui dalil tamânu’! bukankah itu bukti kuat bahwa kaum Musyrik Arab itu menyekutukan Allah dalam Rubûbiyyah?!

Mari kita perhatikan dan kita tadabburi ayat-ayat itu secara seksama:

A) Ayat-ayat dalam surah az Zukhruf (ayat 9-19) yang menyebutkan bahwa kaum yang mengakui Allah lah Sang Maha Pencipta ya mereka pulalah yang meyakini bahwa Allah mempunyai anak!

Allah SWT berfirman:

وَ لَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّماواتِ وَ الْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ خَلَقَهُنَّ الْعَزيزُ الْعَليمُ

Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka:” Siapakah yang menciptakan langit dan bumi”, niscaya mereka akan menjawab:” Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.”

الَّذي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ مَهْداً وَ جَعَلَ لَكُمْ فيها سُبُلاً لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Yang menjadikan bumi untuk kamu sebagai tempat menetap dan Dia membuat jalan- jalan di atas bumi untuk kamu supaya kamu mendapat petunjuk.

وَ الَّذي نَزَّلَ مِنَ السَّماءِ ماءً بِقَدَرٍ فَأَنْشَرْنا بِهِ بَلْدَةً مَيْتاً كَذلِكَ تُخْرَجُونَ

Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).

وَ الَّذي خَلَقَ الْأَزْواجَ كُلَّها وَ جَعَلَ لَكُمْ مِنَ الْفُلْكِ وَ الْأَنْعامِ ما تَرْكَبُونَ

Dan Yang menciptakan semua yang berpasang-pasang dan menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi.”

لِتَسْتَوُوا عَلى‏ ظُهُورِهِ ثُمَّ تَذْكُرُوا نِعْمَةَ رَبِّكُمْ إِذَا اسْتَوَيْتُمْ عَلَيْهِ وَ تَقُولُوا سُبْحانَ الَّذي سَخَّرَ لَنا هذا وَ ما كُنَّا لَهُ مُقْرِنينَ

“Supaya kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan supaya kamu mengucapkan,” Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainyaو

وَ إِنَّا إِلى‏ رَبِّنا لَمُنْقَلِبُونَ

dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.”

وَ جَعَلُوا لَهُ مِنْ عِبادِهِ جُزْءاً إِنَّ الْإِنْسانَ لَكَفُورٌ مُبينٌ

Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba-hamba- Nya sebagai bahagian daripada- Nya. Sesungguhnya manusia itu benar- benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah).”

أَمِ اتَّخَذَ مِمَّا يَخْلُقُ بَناتٍ وَ أَصْفاكُمْ بِالْبَنينَ

Patutkah Dia mengambil anak perempuan dari yang diciptakan-Nya dan Dia mengkhususkan buat kamu anak laki-laki.

وَ إِذا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِما ضَرَبَ لِلرَّحْمنِ مَثَلاً ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَ هُوَ كَظيمٌ

“Padahal apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira dengan apa yang dijadikan sebagai misal bagi Allah Yang Maha Pemurah; jadilah mukanya hitam pekat sedang dia amat menahan sedih.”

أَ وَ مَنْ يُنَشَّؤُا فِي الْحِلْيَةِ وَ هُوَ فِي الْخِصامِ غَيْرُ مُبينٍ

Dan apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan dalam keadaan berperhiasan sedang dia tidak dapat memberi alasan yang terang dalam pertengkaran.

وَ جَعَلُوا الْمَلائِكَةَ الَّذينَ هُمْ عِبادُ الرَّحْمنِ إِناثاً أَ شَهِدُوا خَلْقَهُمْ سَتُكْتَبُ شَهادَتُهُمْ وَ يُسْئَلُونَ

Dan mereka menjadikan malaikat- malaikat yang mereka itu adalah hamba- hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang- orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan malaikat- malaikat itu Kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai pertanggung jawab.

Abu Salafy:

Dari paparan ayat-ayat di atas jelaslah bagi kita semua bahwa mereka yang berkata: Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui adalah mereka yang berkata:Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba- hamba- Nya sebagai bahagian daripada- Nya. Dan yang berkata: Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba-hamba- Nya sebagai bahagian daripada-Nya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah).” Mereka itu adalah orang-oran yang mengiqrârkan bahwa tiada Khâliq yang mengatur alam, namun kendati demikian mereka menjadikan tuhan-tuhan lain yang mereka yakini sebagai anak-anak perempuan Allah,“Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan malaikat- malaikat itu Kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai pertanggungan jawab.

Hal makin jelas apabila Anda memperhatikan ayat-ayat terakhir surah ini. Baca ayat 81-87. Mereka yang menjawab ketika ditanya siapa yang menciptakan mereka: Allah, ya mereka itulah yang meyakini bahwa Allah mempunyai anak/walad.

Setelah jelasnya ayat-ayat di atas, rasa-rasanya tidak terlau mendesak untuk menyebutkan keterangan para mufassirûn… Sebab ayat-ayat tersebut sebegitu jelasnya sehingga yang diperlukan hanya sekedar memahami makna kata untuk setelahnya direnungkan dan ditadabburi.

Demikian pula dengan ayat-ayat dalam surah al Mu’minûn (ayat 84-92) yang sebagiannya telah kita jelaskan sebelumnya, ia cukup jelas menerangkan kepada kita bahwa mereka yang mengiqrârkan Allah sebagai Sang Pencipta, ya mereka pula yang mengatakan bahwa Allah mempunyai anak!

Perhatikan rangkaian ayat-ayat tersebut:

قُلْ لِمَنِ الْأَرْضُ وَ مَنْ فيها إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Katakanlah:” Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui.”

سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَ فَلا تَذَكَّرُونَ

Mereka akan menjawab:” Kepunyaan Allah.” Katakanlah:” Maka apakah kamu tidak ingat.”

قُلْ مَنْ رَبُّ السَّماواتِ السَّبْعِ وَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظيمِ

“Katakanlah:” Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya Arasy yang besar”

سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَ فَلا تَتَّقُونَ

“Mereka akan menjawab:” Kepunyaan Allah.” Katakanlah:” Maka apakah kamu tidak bertakwa”

قُلْ مَنْ بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْ‏ءٍ وَ هُوَ يُجيرُ وَ لا يُجارُ عَلَيْهِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

“Katakanlah:” Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)- Nya, jika kamu mengetahui.”

سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ فَأَنَّى تُسْحَرُونَ

“Mereka akan menjawab:” Kepunyaan Allah.” Katakanlah:” (Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu”

بَلْ أَتَيْناهُمْ بِالْحَقِّ وَ إِنَّهُمْ لَكاذِبُونَ

“Sebenarnya Kami telah membawa kebenaran kepada mereka, dan sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta.”

مَا اتَّخَذَ اللَّهُ مِنْ وَلَدٍ وَ ما كانَ مَعَهُ مِنْ إِلهٍ إِذاً لَذَهَبَ كُلُّ إِلهٍ بِما خَلَقَ وَ لَعَلا بَعْضُهُمْ عَلى‏ بَعْضٍ سُبْحانَ اللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ

“Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali- kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,”

عالِمِ الْغَيْبِ وَ الشَّهادَةِ فَتَعالى‏ عَمَّا يُشْرِكُونَ

“Yang mengetahui semua yang gaib dan semua yang nampak, maka Maha Tinggilah Dia dari apa yang mereka persekutukan.”

Abu Salafy:

Penutup ayat terakhir di atas akan membuka cakrawala baru dalam pemahaman kita akan I’tiqad kaum Musyrik Arab terhadap sesembahan-sesembahan mereka… dan bahwa mereka itu benar-benar telah musyrik dalam Rubûbiyyah Allah SWT! Mereka (yang karena jawaban-jawaban mereka seperti yang tercantum dalam ayat 85,87,89) ya mereka itulah yang mengatakan bahwa Allah mempunyai anak seperti dalam ayat 91. Dan kemusyrikan mereka itulah yang dikecam dalam ayat 92 dengan firman-Nya: “maka Maha Tinggilah Dia dari apa yang mereka persekutukan.”

Ibnu Katsir berkata menafsirkan:

{سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ} أي:عما يقول الظالمون المعتدون في دعواهم الولد أو الشريك علوا كبيرا.

“maka Maha Tinggilah Dia dari apa yang mereka persekutukan. Yaitu Maha Suci Allah dari apa yang dikatakan oleh orang-orang yang zalim yang melampau batas itu dalam anggapan mereka bahwa Allah Mmepunyai anak atau sekutu. Maha Tinggi Allah.”

Demikian juga dengan al Qurthubi, ath Thabari seperti yang telah lewat saya sebutkan.

Semoga keterangan ringkas dalam artikel ini dalam menambah kefahaman kita akan hakikat kemusyrikan kaum Musyrik Arab. Dan untuk dalil kedua yaitu dalil tamânu’ ini saya cukupkan dengan menyebutkan dua ayat walaupun masih ada beberapa ayat lainnya.

Untuk pembuktian lebih lanjut ikuti terus artikel-artikel lanjutan dalam seri ini.

(Bersambung Insya Allah)


[1] Tamânu’ adalah adanya saling berebut pengaruh dan kekuasan atas ciptaan mereka masing-masing antara Allah dan tuhan-tuhan yang dipersekutukan oleh kaum Musyrik! Perhatikan juga keterangan Ibnu Katsir seperti akan saya sebutkan nanti pada tafsir ayat pertama!

[2] Kaum Wahhâbi-Salafi biasa menyebut dua tingkatan tauhid itu dengan sebutan Tauhid Rubûbiyyah. Sementara akan lebih tepat jika dirinci, sekedar untuk memilah saja. Tetapi kita tidak perlu meributkan istilah selama masih disepakati maksudnya. Karenanya istilah Rubûbiyah yang kami gunakan di atas merujuk kepada penggunaan Wahhâbi-Salafi.

[3] Tafsir Jâmi’ al Bayân; ath Thabari,18/49.

[4] Tafsir Ma’âlim an Tanzîl,5/43, keterangan serupa juga disampaikan oleh al Khâzin dalam tafsir Lubâb an Tanzîl-nya,5/43.

[5] Tafsir Ibnu Katsir,3/254.

[6] Redaksi dalam ayat di atas tidak sepenuhnya sesuai dengan dalil tamânu’ yang dijelaskan oleh para Teoloq Islam dalam pembuktian tauhid Allah. Demikian dikatakan  Imam Ibnu Jazzi al kalbi dalam tafsir at Tashîl-nya,3/24.

[7] Sebagian ahli tafsir juga terjebak dalam kesalahan ketika menafsirkan kata âlihah dengan tuhan-tuhan yang disembhah/ma’bûdât selain Allah, di antaranya adalah asy Syaukani, ia berkata menafsirkan, “Sekiranya ada di langit dan di bumi ilâh-ilâh (tuhan-tuhan) selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa” artinya, sekiranya di langit dan di bumi ada âlihah ma’bûdât ghairallah/ilâh-ilâh/tuhan-tuhan yang disembah selain Allah tentulah keduanya langit dan bumi dan segala makhluk yang ada di dalamnya pasti rusak. …. Kerusakan terjadi akibat ilâh yang ada bersama Allah itu tentu harus diasumsikan keduanya Maha Kuasa untuk menguasai secara penuh dalam bertasharruf (pengaturan). Di saat itu akan terjadi perebutan dan berselisihan maka karenanya akan terjadilah kerusakan.” (Tafsir Fathu al Qadîr,3/402) Keterangan akhir asy Syaukâni ini tepat dan rapi, namun sayang ia tidak mendukung tafsirannya terhadap kata âlihah yang ia artikan dengan ma’bûdât! Wallahu A’lam. Sebab adanya sesembahan selain Allah di langit dan muka bumi ini adalah sesuatu yang riil… namun demikian alam semesta tidak rusak!

[8] Tafsir Jâmi’ al Bayân; ath Thabari,17/13.

75 Tanggapan

  1. bismillah
    mohon tanggapannya ust. abu biar kami yg awam tdk bingung & keyakinan kami semakin kuat!

    firanda.com/index.php/home/31/117-tipu-muslihat-abu-salafy-cs-3-qtuduhan-ustadz-abu-salafy-bahwasanya-ibnu-taimiyyah-menwww.cela-ali-dan-umarq

  2. “ Sesungguhnya barangsiapa yang baik keislamannya , pasti ia meninggalkan ucapan dan perbuatan yang tidak penting baginya, ucapan dan perbuatan dia terbatas dalam hal yang penting baginya . ” ( Jami’ ul Ulum wal Hikam)

  3. lebih baik abu salafy,keblinger bersama saya..daripada menunjukan artikel2 yg lama lama menunjukan tipu muslihatnya semakin ketahuan talbisnya..hidup NU & SyIah..

  4. yaa Alloh bukalah mata hati orang orang yang tersesat yang semakin jauh dari segala yang Engkau ridhoi ………dan lunakanlah hati mereka agar mau menerima nasehat dan teguran dari saudaranya semuslim ……Amiin ….Amiin ….Amiin……Yaa Robbal Allamiin……

  5. assalamu’alaikum…

    Menambahkan pak Abu, mari kita renungi bersama ayat -ayat dibawah ini…: ( Robbunalloh):
    benarkah orang musyrik bertauhid rububiyah…?

    22. Al Hajj 40. (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: “Tuhan kami hanyalah Allah”. Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid- masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa,
    41. Fushshilat 30. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.
    46. Al Ahqaaf 13. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah[1388] maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.
    [1388]. Istiqamah ialah teguh pendirian dalam tauhid dan tetap beramal yang saleh.

    Benarkah makna illah hanya sesembahan (untuk rukuk dan sujud) saja…?
    perhatikan ayat -ayat berikut:

    25. Al Furqaan 43. Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?,
    45. Al Jaatsiyah 23. Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya[1384] dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
    [1384]. Maksudnya Tuhan membiarkan orang itu sesat, karena Allah telah mengetahui bahwa dia tidak menerima petunjuk-petunjuk yang diberikan kepadanya.
    28. Al Qashash 38. Dan berkata Fir’aun: “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat[1124] kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta”.
    [1124]. Maksudnya: membuat batu bata.

    semoga bermanfaat,…
    45. Al Jaatsiyah 24. Dan mereka berkata: “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa”, dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.

  6. Perkataan antum di artikel ini:
    ((Saya tidak ingat di mana saya mengatakan pendapat seperti itu, jika Ustadz Firanda tahu tolong dikabarkan kepada saya, mungkin saya sudah pikun atau salah menulis dan Andalah yang ingat dan tahu. Jadi tolong Anda tegur saya, agar saya segera meralat pendapat keliru itu!!!))
    Inikan sebagian kesimpulan yang bisa dipetik dari perkataan antum sendiri,
    ((Ustadz Abu Salafy berkata ((Kaum Musyrikun tidak beriman dengan sebagian Tauhid Rububiyyah, tidak juga beriman dengan tauhid Uluhiyyah (penyembahan kepada Allah). Semua mengetahui bahwa kaum musyrikun menyembah berhala-berhala dan arca-arca. Apa yang mereka lakukan tidak terbatas hanya pada memohon syafa’at kepada arca-arca tersebut. Bahkan seperti disebutkan sebagian ulama pernyataan kaum Musyrikun yang mengakui Rububiyyah (Tauhid dalam Pencipta) itupun disampaikan dengan tujuan membela diri tanpa konsistensi dalam meyakini dan menjalankannya. Atau keyakinan seperti itu hanya diyakini oleh sebagian mereka saja, tidak seluruh mereka, terbukti bahwa di antara mereka ada yang sama sekali tidak percaya Tuhan dan tidak percaya adanya hari kebangkitan))(lihat : https://abusalafy.wordpress.com/2008/04/22/kasyf-asy-sybuhat-doktrin-takfir-paling-ganas-14/) )) –> lihat di http://www.firanda.com/index.php/home/31/82-persangkaan-abu-salafy-al-majhuul-bahwasanya-kaum-musyrikin-arab-tidak-mengakui-rububiyyah-allah
    Dan banyak lagi dari perkataan-perkataan antum yang diantara kesimpulannya seperti itu, jadi tolong dijaga ucapan antum,
    ((Apa yang ia katakan berulang kali ini adalah bukti konkrit kebenaran perkataan ulama bahwa kaum Wahhâbi itu sulit memahami kata-kata lawan bicaranya!))
    Jadi siapa yang sulit memahami kata lawan bicaranya? la wong dari tulisannya sendiri tidak paham kesimpulannya…

    Abu Salafy:

    Saya khawatir komentar Anda ini juga bukti kertidak mengertian Anda akan apa yang saya tulis… yang dituduhkannustadz Firanda itu sama sekali tidak pernah saya katakan… saya memintanya untuk menunjukkan dimana saya mengatakannya?!
    Apa yang Anda nukil dari perkataan saya itu tolong Anda fahami lagi… samakah dengan apa yang dituduhkan ustdaz Firanda al Muhtaram?

  7. DITANTANGIN FIRANDA TUH!!!!!!!!
    APA MUNGKIN BENER YG FIRANDA BILANG JANGAN2 ANTUM BUKAN LAKI-LAKI!!!!!!!!!!!
    NGOMONG AJA DI GEDEIN!!!!
    JANTAN DONG JANGAN KAYA BANCI!!!!!
    KATANYA BER’HUJJAH PAKE DALIL

  8. FIRANDA PINGIN KETEMU & DIALOG LANGSUNG AMA ANTUM, JAUH2 DARI MADINAH!!! SAMPERIN DONG !!!!!! JANGAN NGOMONG DENGAN TEGAS TIDAK AKAN MELADENI TAPI AKUI DENGAN TEGAS KALO GA PUNYA NYALI!!!

  9. jawaban yg sangat..sangat bagus dan sangat mudah dimengerti untuk orang-orang bodoh yang akan anda sesatkan.

  10. Assalamu’alaikum..
    Menambahkan mas Abu,
    mari kita renungkan ayat ayat dibawah ini, benarkah kaum musyrikin mekah bertauhid rububiyyah..( Robbunallohu), tentunya jika mereka mengakui rububiyyah Allah, malaikat akan turun kepada mereka:….

    22. Al Hajj 40. (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: “Tuhan kami hanyalah Allah”. Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid- masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa,

    41. Fushshilat 30. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.

    46. Al Ahqaaf 13. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah[1388] maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.
    [1388]. Istiqamah ialah teguh pendirian dalam tauhid dan tetap beramal yang saleh.

    wallohu a’lam.

  11. penjelasan yang gamblang dan memuaskan. barakallahu fiik.

  12. untuk sobatku si abu said
    anta ini gimana sih kok jadi ikut-ikutan nggak negreti omongan orang!
    Yang dituduhkan si mbak firanda kepada ustaz abu itu apa? lhah yang kamu pmongkan itu apa? Ngggak nyambung sepertinya…
    Perhatiakn ya: Mbak firanda nuduh pak ustaz abu mengatakan kalau kaum musyrik arab tidak mengakui keberadaan Allah…
    Lha di mana ustaz abu ngomong seperti itu?
    yang dikatakan ustaz abu kan hanya sebatas ada sebahagian saja, coba ya perhatikan ini kutipan kamu:
    (((bahwa di antara mereka ada yang sama sekali tidak percaya Tuhan))) apa sama dengan tuduhannya mbakk firanda manisku?1 Beda kan?!
    JADI BENER KATA USTAZ KALAU KALIAN WAHABI ITU SULIT BERKOMUNIKASI ALIAS …..

  13. ingin melihat dialog langsung FIRANDA ma ABU SALAFY, ga lewat internet. GMN PAK ABU,TAKUT YA… KALO KAMU MEMANG BENAR KNAPA TAKUT????….,tentunya banyak kaum muslimin yg akan mnyaksikan..kalo ga brani,alangkah pantas gelar ini buat kau “ABU SALAFY SI BANCI”…,skali lagi jngan hanya bisa katakn ‘AKU GA MAU LAYANI FIRANDA’. kamu itu GA ILMIAH…PENAKUT

    • muslam kalo nt bukan BANCI nt aja dialog disini sama saya berani gak ? kalo kamu ga berani berarti kamu cuma BANCI teriak BANCI

    • kamu marah ya…eh gitu aja kok emosi.
      coba tunjukan ahlak yang baik ya mas. katanya berdasarkan hadis dan qur’an.
      wah nte mesti banyak belajar lagi ya. jangan patah semangat dong.

  14. saudaraku kaum muslimin,jnglah kalian mmbanggakn klompok/organisasi kalian,sebab nabi tidak mberikan glar2 ada islam merah..hijau..biru..sbagaiman hadits kedua di arbaun nawawi,ktika nabi ditanya tentang islam oleh malaikat jibril…dan prlu kita ingat stelah nabi dakwah sembunyi2..bliau akirnya dakwah terang2an..sbagaimana kisah surat al-lahab….saudaraku musuh2 islam sngat ingin mnghancurkan agama kita,baik scara fisik ato tulisan2an. bgitu pula situs ini kita ga tau sapa pengelola situs ini..apakah orang MUSLIM PA ORANG KAFIR…pa seorang laki2 pa wanita barat yg suka celana mini…kita ga tau…kalo dia mnginginkan kbaikan pada islam…ngapain harus ngumpet..,ktika ada saudara kita mau ketemu langsung ma dia..dia malah ngumpet,katanya mau mcontoh nabi…. buat saudaraku kaum muslimin berfikirlah…waspalah terhadap situs ini

    • para gerombolan sekte wahabi senengsekali kalo lawan bicaranya emosi…
      tapi alhamdulillah…kita ahlussunnah adeem, tenang, dan gak serampangan kalo obral fatwa…hehehehe…
      sori ya….kaciaan

    • Nak Muslim ini PASTI banyak belajar Islam-nya dari buku-buku terjemahan. Istighfar Nak …. Islam tidak sesimpel itu. Kalau ajaran Islam cuma setebal buku-buku terjemahan, mana bisa menjadi “Rahmatan Lil ‘Alamin”. Para imam madzhab saja menghabiskan seluruh umurnya untuk mempelajari Islam dan itu masih belum cukup terbukti tidak ada satupun yang mengatakan kalau pendapatnya YANG PALING BENAR.

  15. saudaraku kaum muslimin,jnglah kalian mmbanggakn klompok/organisasi kalian,sebab nabi tidak mberikan glar2 ada islam merah..hijau..biru..sbagaiman hadits kedua di arbaun nawawi,ktika nabi ditanya tentang islam oleh malaikat jibril…dan prlu kita ingat stelah nabi dakwah sembunyi2..bliau akirnya dakwah terang2an..sbagaimana kisah surat al-lahab….saudaraku musuh2 islam sngat ingin mnghancurkan agama kita,baik scara fisik ato tulisan2an. bgitu pula situs ini kita ga tau sapa pengelola situs ini..apakah orang MUSLIM PA ORANG KAFIR…pa seorang laki2 pa wanita barat yg suka celana mini…kita ga tau…kalo dia mnginginkan kbaikan pada islam…ngapain harus ngumpet..,ktika ada saudara kita mau ketemu langsung ma dia..dia malah ngumpet,katanya mau mcontoh nabi…. buat saudaraku kaum muslimin berfikirlah…waspalah terhadap situs ini

  16. @salafiwaras jiddan
    neng… jgn bwa2 mbok mu toh.. mbokmu disuruh Ustad firanda tuh ketemu biar tau mbokmu itu jgn ngawur klo ngomong dan klo udah ketahuan boongnya jgn takutlah tunjukan dong walau mbokmu itu WANITA, ntar klo di pertemuan pasti dilindungi.. kan salafi sangat menghormati wanita dan memuliakan wanita.. jadi neng jgn takut yah…

  17. Salah satu bukti nyata bahwa kaum Arab jahiliyah masih beriman kepada tauhid rububiyyah adalah dipakainya nama Abdullah untuk anak laki-laki mereka.
    Salah satunya adalah ayah Rasulullah sendiri.
    Sehingga semua orang pun tahu bahwa Rasulullah bernama Muhammad bin Abdullah.
    Kalau orang Arab jahiliyah tidak beriman pada tauhid rububiyyah tentulah tidak dikenal nama demikian, melainkan nama lain, seperti Abdul Ka’bah yang merupakan nama salah satu paman Rasulullah dan nama Abu Bakar semasa jahiliyah.

    • Masya Allah ….
      Anda HEBAT, Membantah pendapat para mufassirin hanya dengan SEBUAH NAMA.
      Saya pernah dimintai tolong ( membuat cover ) oleh temen nasrani tapi karena saya lagi sibuk saya tolak dan dia berkata: “Biarlah tuhan yang balas …” Saya jawab: “Bilangin aja sama tuhanmu, wong tuhanmu ma tuhanku beda …”

  18. ikutan nyimak aja….

  19. @ Abu khalafy…..

    Justru itu akhi…mereka menamakan Abdulloh. Abdulka’bah , abdul uza, dll ,itu menunjukkan kalau mereka mensyirikkan Alloh dalam hal rububiyahnya…
    Sebenarnya kesimpulan dari bahasan diatas adalah” kaum kafir khuraisy juga mensyirikkan Alloh dalam hal uluhiyah dan rububiyah-Nya”
    dengan kata lain musyrik ya musyrik, tauhid ya tauhid.
    Semoga bisa dipahami dan diambil pelajaran.
    (lihat kembali ayat – ayat Al-Qur’an diatas…)

    • @. nahl muslam
      emang Aqidah Islam dibangun hanya untuk Musyrikin quresy doang ya ? manusia kan ada yang ateis ada yang kafir ada yang animis ada yang dinamis , kalo tauhid versi wahabi cuma yang Musyrik doang kali ya ?

  20. sampai detik ini saya belum melihat ada bantahan Salafiyyun yang ilmiah atas bukti-2 kang abu salafy! mengapa kalian menjauh dari tema inti kang abu ya?!
    bukankah apa yang disampaikan kang abu ini ilmiah yang juga harus dibantahnya ya ilmiah juga donk?!
    kami tunggu… janga debat kusir.. udah capek lihat kalian wahai salafiyyun bisanya hanya lari dari tema sntral bahasan!!

  21. hasyim as’ari,ahmad dahlan,imam bonjol mreka prnah ada, dan brdakwah terang2an mendakwahkan islam…bagaimana dgn abu salafy????, … kalo memang kamu yakin berada diatas kebenaran knapa takut dakwah terang2an…katanya meneladani NABI MUHAMMAD……..,BUAT SAUDARAKU KAUM MUSLIMIN, jgnlah kalian terkecoh dng suatu tulisan..karna orang2 kafir sngat ingin menghancurkan agama kita…Apakah kita selama ini tau dng sebenarnya wujud asli dari abu salafy..apakah dia seorang muslim pa kafir..laki pa perempuan..,selama ini dia hanya nulis aja di internet..KALO HANYA NULIS AJA WARTAWAN AJA BISA..,bisa saja dia seorang komentator bola yg hanya bisa ngomong doang…kalo dia (ABU SALAFY) ini menginginkan kebaikan bagi islam,,,,knapa ga pernah ada pengajian dia,,,,APKAH DIA PERNAH ADAKAN PENGAJIAN UMUM..ga pernah ada kan…????…….,buat saudaraku yg slama ini terkagum2 dng tulisan dia…APAKAH KALIAN PERNAH HADIRI PENGAJIAN DIA…DAN DIMANA????….

    • beni nt lupa pepatah bijak ya ? lihat apa yang disampaikan jangan lihat siapa yang menyampaikan , kebaikan itu dari manapun datangnya ambil , jangan cuma emas dan duit doang yg nt mo ambil sakalipun di comberan.

    • Mas Beni, lupa kali kalau yang namanya da’wah bentuknya bukan cuma pengajian ( Baca= Pengkajian). Apalagi kalau pengkajiannya cuma seminggu sekali dan yang dikaji hanya terjemahan dan “kitabnya” sudah dipilih-pilih.
      Kalau memang sampean MAMPU dan punya ilmunya, bantah aja di forum yang sama dengan cara dan pedoman yang sama pula yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah.

  22. ngapain di bantah ucapan abu salafy bikin habis tenaga saja ,orang bego (abu salafy)kok di bantah ,kitakan ikut bego seperti abu salafy

  23. MUDAH2AN PEMBELA ABU SALAFY TIDAK SEBEGO ABU SALAFY DAN SI ALMALIKI YANG SEPERTI KOTORAN ITU

  24. buat ahmadsyahid, pepatah bijak yang mana….apakah boleh kita dalam beragama memakai pepatah…tunjukan dalilnya dr alqur’an dan hadist…

    • ben , al-hikmatu dolatul muslim aina wajadaha ya khudzha , undzur ma qola , wala tandzur man qola , jadikanlah al-qur`an dan hadist sebagai timbangan dan ukuran dalam menerima atau menolak pepatah.

  25. buat saudaraku ahmadsyahid smoga Alloh merahmatimu, kamu katakn bahwa kebaikn /kebenaran bisa datang dr mana aja…padahal semuanya mngaku diatas alqur’an dan hadits dan mngaku merekalah yg baik/ benar…dngan patokan apa engkau dapat membedakan/memilah2..bahwa ini benar ini salah…..padahal semua orang islam mngaku diatas alqur’an dan hadit dan mencintai nabi muhammad
    Balas

    • untuk menimbang benar tidak nya sebuah Faham tentu dengan Qur`an dan Hadist dibarengi dengan metodologi yang sudah ditetapkan oleh para Imam Mdzhab yang sudah terbukti dan diakui oleh seluruh Ulama Ummat islam.

      ada patron-patron yang ditetapkan oleh Ulama Ahlu Sunnah yang tentu berdasarkan pemahaman yang menyeluruh dan mendalam atas Qur`an dan Hadist Nabi , lantas apa yang bikin bingung ?

  26. @luvi sapitry
    wkwkwk coba ente tujukkan blog wahabbi mana yg bs ngomong bisa ngepost comment se enek bero ente? ada nggak? bisa tunjukkan..?
    klo cuma ngomong doang kaya nt anak SD juga bisa…wkwkwk

  27. assalamualaykum….

    kepada ustad abu salafy……
    apa hubungan dalil yang ustadz bawakan dengan makna keyakinan orang kafir qurais kepada Rubbubiyah Allah, bagaimana jikalau dalil diatas kami yakini juga sebagai makna dari kekuasaan Allah dalam RubbubiyahNya

    • pujoko

      yang menjadi persoalan adalah pembedaan Ma`na Rob dan Ilah , seakan keduanya mempunyai perbedaan arti yang esensial , padahal tidak ada satu ayatpun yang membedakan Ma`na Rob dan Ilah , bahkan pembedaan ma`na Rob dan Ilah yang difahami oleh kaum Wahabi sangat bertentangan dengan Ayat-ayat Suci Al-qur`an maupun Hadist Nabi SAW.

    • cuba di di baca lagi mas…artikel yang berkenaan dengan pertanyaannya. pasti ketemu.
      jangan keburu2 emosi.

  28. maaf…saudaraku ahmadsyahid..bukankah semua kaum muslimin semuanya mengaku berpegang dng alquran dan hadits…lalu alquran dan hadit ini kita pahami dng pemahaman siapa??…
    maaf juga .”al-hikmatu dolatul muslim aina wajadaha ya khudzha , undzur ma qola , wala tandzur man qola “..
    ini ayat pa kalo hadits riwayat sapa…dan apakh yg dimasud dgn ALHIKMAH disini…saya hanya takut salah dlm memahami..bukan sprti yg saudara inginkan….dan JNGAN LUPA soal yg diatas tadi ya…ALQURAN HADIT PEMAHAMAN SIAPA YG HRS KITA IKUTI ????

  29. ben , saya diatas sudah katakan kita mengikuti pemahaman Ulama Ahlu Sunnah , Imam Madzhab yang empat Imam abu hanifah , imam Malik bin anas , Imam As-syafi`i dan Imam ahmad bin Hanbal , masa masih ditanyain aja mau ikut pemahaman siapa ?.

    qaul pertama ( al-hikmatu dolatul muslim dst ) dan yang kedua ( undzur man qola) adalah Qoul Imam Hatim al-asham beliau meninggal pada tahun 237 hijriyah. beliau terkenal dengan sebutan Luqman Umat sayidina Muhammad SAW.

    adapun hikmah menurut Ulama adalah : setiap kalimah yang menasehati dan mengingatkanmu atau mengajakmu pada kebaikan atau melarangmu dari kejelekan itulah hikmah.

    ben setiap muslim mengaku mengikuti Qur`an dan Hadits , dan harus mengikuti Ulama Ahlu Sunnah yang sudah sangat terkenal dan diterima Oleh seluruh kaum muslimin seperti Imam yang empat diatas , apa saudara beni masih bingung juga ?

    tidak akan binasa orang yang tahu siapa dirinya.

  30. kenapa pertanyaan saya nggak di jawab ustadz, padahal saya benar-benar ingin mencari kebenaran

  31. menurut saya sebaiknya ga ysah di jawab ja atau jawab dengan jawaban yang SAMIN aja
    percuma ga bakal di terima apapun jawabannya
    baik diambil quran atau hadist wong dia hanya
    keminter

  32. @abu khalafy: astagfirullah antum telah membilang bahwa ayah handa Rasulullah Saw seorang kafir, mana bukti dalilnya? apakah Allah swt tidak bisa menitipkan ruh yang sangat dicntainya sehingga harus disimpen didalam manusia kafir. Nabi Isa as saja disimpan di seorang wanita suci bernama syaidah Maryam masa Rasulullah saw sang sayidul mursalim atau raja para nabi dan Rasul tidak bisa dititipkan ke orang yang suci juga. Jaga ucapan antum dan janganlah antum jadi penyampai kabar tapi jadilah peniliti kabar. Ana mw bertanya apakah agama itu hanya dibawa hanya oleh Rasulullah Saw terus kalau begitu agama Nabi Ibrahim itu apa? truz apakah agama Nabi Ismail apa? dan masa keturunan yang dijaga kesuciannya seperti keluarga Bani Hasyim membelot dari ajaran nenek moyangnya, mohon direnungkan. Syukron

  33. teman 2 wahabi sebetulnya ngerti kemunafikannya
    tapi mundur isin.

  34. yang pengecut itu wahhaby, buktinya mereka menutup blog-nya dari diskusi-diskusi ilmiyah. mereka tak berani.
    mudah-2an allah swt segera memusnahkan wahabi bersama musnahnya raja antek dajjal yg kerjaannya menjaga kepentingan amrika-eropa (haromain/karena keduanya diharomkan oleh islam.)
    abu salafy? saya tak harus kenal secara pribadi dgn beliau. tapi tulisan-2 beliau yg ilmiyah dan tak terbantahkan oleh khowarij wahaby, cukup sbg bukti bagi saya bahwa beliau memang difihak yg benar.
    kalo ustadz wahaby memang mmpu membantah tulisan beliau, mbok ya dibantah saja dgn cara yg ilmiyah.
    Jangan banyak bacot, kalian khowarij budak kafirun.

  35. ……..ini mencari kebenaran,bukan mencari dosa dan permusuhan,akhi..yang komentar nyo kita sibukan menuntut ilmu,.biarkan mereka memfitnah kita,.kita mendoakan nya biar mereka kembali pada jalan yang benar,….kita jangan terbawa eemosi…ingat para ustad kita jangan berdebat,…karna hanya buang2 waktu saja.

  36. Abu Salafy pengecut takfiri… mengkafirkan para sahabat…..mendukung kemusyrikan…, kenapa koment saya tidak dimuat. ha ha ha bertaubatlah sebelum ajal menjemputmu… semoga ALlah memberi hidayah kepadamu… yang telah mendukung agama muysrikin arab sebagaimana orang-oarng yang kamu taklidi seperti alwi al-maliki pendukung kemusyrikan…

  37. yooo kita yang pendukung abu slafy membuat
    komunitas biar lebih siiip gitu lho, aku sangat siap
    dan tunggu beritanya kita bisa ngumpul dmn mulainya

  38. saudar2ku ysh pendukung abu salafy sama wahabi g usah milir serius2 lah nyantai aja .
    g usah carikan dalil 2 hadist dan quran ambil aja
    jawaban pakai film upin dan ipin kan malah nyambung

  39. yooo kita yang pendukung abu salafy membuat
    komunitas biar lebih siiip gitu lho, aku sangat siap
    dan tunggu beritanya kita bisa ngumpul dmn mulainya
    oh…yaaa lupa
    nanti pakai kaos bertulisan abu salafy memang oye

  40. masih mending fir’un ketimbang si binbaz,ibnu taimiya
    atau si abdul wahab

  41. Tante luvi mabok kurma plastik

  42. @khoerudin

    Dalam berdebat pakelah bahasa yang santun & beradab, katanya ASWAJA, mana buktinya?

    Memfonis seseorang apa itu dibolehkan?

    Walao sepanas apapun dalam berdebat jangan sekali2 MEMFONIS!

    Apa antum lebih baik dari Syaikh AbdulWahab Rohimahulloh?
    Coba kalo antum merasa lebih baik dari beliau, Buat Kitab seperti Atsulusu Tsalasah ato kitab TAUHID?

    Bisa ga antum buat kitab seperti itu?

    lIHATLAH buah karya Syaihk Abdul Wahab Rohimahulloh seperti kitab Tauhid menjadi rujukan Da’i, ulama , mahasiswa di Indonesia!

  43. tidak ada kaum wahabi yg membantah dgn dalil
    yg ada hujatan2,
    sy sering diskusi dgn kaum ini,memang ga nyambung
    susah memberikan kebenaran buat mereka.
    dan mereka cendrung emosional,klu sdh terdesak mereka buru2 n rame mengalihkan bahasan

  44. bos sory aku g hina sama om abdul wahab tapi cerita d net kan rata 2 kaya gitu ( copy cerita yg saya dptkan ) yg bener itu cerita2 d net apa om abdul wahabnya memang yg nyleneh.
    bos kalau membandingkan om abdul wahab jangan sama saya to bos tapi sama ulama2 selevelnya bos
    mana ulama2 yg paling nyentrix ( fatwa 2nya bikin kisruh umat maksudnya niru firun cuma beda versi) gito to bos sory ya bos makacih ya bos.
    tapi kalau om abdul wahab memang bener,kan nanti ALLAH yg nunujuki to bos.
    tenang aja

  45. wahai abu salafi bertaubatlah anda kepada Allah ta’ala!!
    tulisan anda memang harus di bantah!! karena ditakutkan akan mempengaruhi orang -orang yang membaca artikel anda,,,,,
    MAKA WAHAI PARA PEMBACA HENDAKLAH ANDA JANGAN TERLALU PERCAYA DAN SELALU BERHATI-HATI TERHADAP ARTIKEL ABU SALAFI
    KARENA DIDALAMNYA TERDAPAT SYUBHAT-SYUBHAT
    Buat Abu Salafi:( kalau memang anda jantan maka publikasikanlah komentar saya)

  46. goblok bangt org2 wahabi ni memahami pembagian tauhid sest ini,mana ada alloh dan nabi nya mencampur adukan iman dgn kufur,bertauhid dgn musrik,itu yg batilnya tauhid ala wahabi yg mungut dari tai miyah.apa lg murod atau maksudnya dari tauhid sesat itu lbh keji yaitu mau mengkapirkan org yg ziarah,tawasul,setan sia wahabi

  47. wahabi sdh menghalalkan liwat atau sodomi,lht artikel abu salafi,abu syafiq jg dari malaysia.hdp aswj bongkar trus kebatilan wahabi

  48. yg lbh jelas lg lht penjelasn mufti al azhar dan ustad kamalludin tentang sestnya tauhid ala ibnu tai miyah

  49. Kasih!
    Aku telah melakukan segalanya untuk ikut memikul kesedihanmu, segalanya kecuali satu : aku tidak datang sendiri padamu, karena itu mustahil. Tapi apalah artinya itu?
    Seperti kataku, kita terpisah dalam tubuh, tapi ruh kita satu : jiwaku selalu bersamamu sepanjang waktu.
    Aku tahu berapa besar kau menderita dan betapa hatimu yang lembut di gerogoti oleh duka, namun ada sebuah jalan keluar dari kesengsaraan ini untuk kita berdua : kesabaran dan ketabahan.
    Ya, cintaku : Kesabaran, Ketabahan, harapan. Apalah hidup ini? Ia tidak lain dari sebuah hikayat dan sebuah tangisan, tempat persinggahan yang singkat di perkemahan sementara kehidupan yang berakhir sama cepatnya dengan saat dimulainya : mereka yang telah tiba hampir tidak punya waktu untuk membongkar barang barang bawaannya karena harus berangkat kembali!
    Mereka berkata bahwa mata adalah jendela menuju jiwa, dan itu adalah benar. Tapi seorang yang bijak tidak akan membiarkan orang lain melihat ke dalam jendela itu, cintaku!

  50. Assalamu’alaikum wr. wb.

    Numpang koment dikit, saya bingung juga dengan sikap sebagian ulama / ustadz yg tidak konsisten dlm memegang suatu keyakinan atau boleh pula dibilang keras kepala ketika hujjah / kebenaran sudah ditegakkan tetap ngootot akan pendiriannya,,, apa nunggu kabar / berita atau fatwa dari ulama ikutannya ( tapi kan pada sudah meninggal semua ), contoh kasus =

    1. Pada permasalahan BID’AH semua DIKATAKAN DOLALAH tidak ada dualisme ( bid’ah hasanah dan sayyiah ),,, pokok nya setiap bid’ah pasti dolalah. ( titik ). padahal ada hadist lain yg mengatakan,,, siapa yg merintis kebaikan ,,, dst. Yaaa yg pokok bagi mereka setiap BID”AH pasti DOLALAH.

    2. Pada pembagian tauhid khususnya rububiyyah dan uluhiyyah ( serta asma wa shifat ) ….,,, KOK mereka ngotot,,, mengatakan bahwa orang musyrik quraisy juga bertauhit rububiyyah, tidak hanya orang muslim yg saja yg bisa meng klaim tauhid rububiyyah,,, kan tampak sekali keras kepalanya,,, yg namanya MUSYRIK ,,,YAA 1 ( SATU KESATUAN ).. TIDAK BISA dikatakan ….. oHHHHHH orang kafir quraisy itu hanya 1/2 sesat saja,,, kan masih ber tauhid rububiyyah,,,,,,,,kan yg salah cuman pada uluhiyyah nya saja, yaaa di neraka juga tidak kekal,,,,,, entar-2 juga ke sorga kok,,, sama dgn orang muslim……….ENAKKKKKK tenannn t<<<…

    Alloh di dlm al-quran menyebut kafir quraisy sebagai orang MUSYRIK. ( titik ) tidak mengenal apakah itu bertauhid rububiyyah atau uluhiyyah, pokoknya yg namanya musyrik pasti kekal di negara, sesuai dengan janjinya.

    Seandainya orang KAFIR QURAISY dikatakan sudah BER TAUHID RUBUBIYYAH RASANYA TAK PERLU ROSULLULLOH berlama-lama DAKWAH di MAKKAH ( 13 thn ) hanya urusan TAUHID.

    KAN pada intinya juga ada pengakuan akan RAB sebagai pemberi rezqi – pengatur alam – dlll.

    KAN dikatakan oleh pahaman yg menganut rububiyyah – uluhiyyah ini bahwa RABB nya KAFIR QURAISY itu sama dengan RABB nya orang ISLAM / MUSLIM / ORANG yg BERIMAN, sehingga ketika dibawakan ajaran islam akan mudah mengenal RABB / TUHANNYA,, ENAKK TENANTTTT,

    PALING MUDAH KALAU SAYA BACA SAJA SURAT AT- TAUBAH,,,
    JELAS SEKALI ALLOH menyebut KAFIR QURAISY dengan sebutan
    1. MUSYRIKUUUUN dan 2. KAFIRUUUUN sedang orang ISLAM dengan sebutan .. AAAMANUUUUU.

    DAN saya sangat YAQIN BAHWA TUHAN / RABB ( kafir quraisy ) dengan TUHAN dan RABB nya orang beriman PASTI BERBEDA…

    KL:O BEDA MENGAPA harus rububiyyah dan uluhiyyah segala.

    BEDA sekali ketika berpendirian pada MASALAH BID'AH.

    Demikian, wassalam

    ABI WILDAN

  51. akarta – PSSI menegaskan, bahwa mengacu dari Statuta FIFA, tim nasional Indonesia tertutup bagi pemain yang bermain di kompetisi Indonesian Super League (ISL). PT. Liga Indonesia dinilai sebagai penyebabnya.

    “Acuan yang dipakai adalah Statuta FIFA Pasal 79. Bunyinya, pertandingan yang dilakukan oleh timnas, di mana pemainnya tidak berada dalam klub atau liga yang terafiliasi dengan anggota FIFA adalah dilarang,” ujar Ketua Umum PSSI Djohar dalam pertemuan klub-klub Divisi Utama PT. Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Kamis (8/12/11).

    Djohar menambahkan, kebijakan itu harus ditegaskan oleh PSSI karena telah diingatkan oleh FIFA melalui Direktur Pengembangan Organisasi dan Asosiasi, Thierry Regenass.

    “Kita maunya semua ke timnas, asalkan prestasinya bagus. Tapi ini FIFA yang mengingatkan, bukan Djohar,” tukas Djohar.

    “PSSI siap dengan kondisi yang ada. Salahkan klub dan pengurus lama yang bergerak di PT. Liga Indonesia,” lanjut dia.

    “Yang memecah belah bangsa, hentikanlah. Yang hancurkan timnas bukan kami, tapi mereka. Makanya kita kerja keras lagi bangun timnas, karena tidak mau dihukum FIFA.”

    Ketua Komite Kompetisi PSSI Sihar Sitorus juga menghimbau kalangan pemain untuk berpikir rasional dan bijak mengenai hal ini. Namun ia juga mengatakan tidak merasa khawatir, karena dengan adanya kompetisi-kompetisi yang dibuat PSSI, pemain yang berprospek bagus tetap akan bisa dipantau dan ditemukan.

    “Semua ada konsekuensinya. Ini bukan sesuatu yang baru, karena semua sudah dituliskan dalam statuta FIFA,” tandasnya.

    36 klub Ikut Divisi Utama

    Sementara itu, kompetisi DivisiUtama yang dikelola PT. LPIS akan bergulir mulai 10 Desember. Sebanyak 36 klub akan ikut ambil bagian. PSIS Semarang kontra Persik Kediri menjadi partai pembuka pada hari Sabtu di Semarang.

    “Sebanyak 36 klub resmi mendaftar di Divisi Utama, 21 hadir, yang lain berhalangan, tapi sampai sekarang tidak ada yang mundur,” terang Djohar.

    Kepada klub-klub peserta diberikan dana subsidi sebesar Rp 500 juta untuk kegiatan kompetisi.

    ”Kita konfirmasi sponsor dua hari yang lalu. Makanya kita baru berani untuk menyerahkan uang hari ini,” terang Djohar.

    Ke-36 klub Divisi Utama tersebut adalah PSLS Lhokseumawe, PSBL Langsa, PSSB Bireun, Persih Tembilahan, PS Bengkulu, Persitara Jakarta Utara, Persikabo Bogor, Produta FC, Gresik United, PSCS Cilacap, PPSM Magelang, PSS Sleman, PSIS Semarang, Persikab Kabupaten Bandung, Persepar Kalteng Putra, Persires Rengat Bali Devata, Persewangi Banyuwangi, Persid Jember, Persis Solo, PSBI Blitar, Persipasi Kota Bekasi, PSP Padang, Persikota Tangerang, PSIM Yogyakarta, PS Barito Putra, Persik Kediri, PSIR Rembang, Persiku Kudus, Persip Kota Pekalongan, Perseman Manokwari, PS Sumbawa Barat, PSBS Biak, Madiun Putra FC, Persemalra Langgur, Persepam Madura United, Persipro Bondowoso, dan Persebul Buol.

    Kemarin, PT. Liga Indonesia juga telah mengumumkan peserta kompetisi Divisi Utama versi mereka, yang akan kickoff 15 Desember. Pesertanya 30 klub, formatnya dua wilayah, Barat dan Timur, masing-masing terdiri dari 15 tim. Subsidi buat setiap klub juga Rp 500 juta

  52. untuk direnungkan abusalafy……kebenaran akan tetap menang…..PASTI ALLAH HENDAK MENYEMPURNAKAN CAHAYANYA ,,,,,MESKIPUN ORANG2 KAFIR MEMBENCINYA….semacam abusalafy as-syi’iy ar-rofidoh

  53. ganti aja nama antum jadi abu Jahal,,,,

Tinggalkan komentar