Kata Imam al Qurthubi Yang Mengatakan Allah Bertempat Hanya Kaum Jahil Yang Mujassimah

Kata Imam al Qurthubi Yang Mengatakan Allah Bertempat Hanya Kaum Jahil Yang Mujassimah

Para ulama Islam tak bosan-bosannya mengingatkan kita terhadap bahaya keyakinan bahwa Allah itu bertempat… dan tempatnya itu di atas langit sana… Akidah yang mengatakan bahwa tempat Allah SWT berada di atas tempat hamha-hamba-Nya!

Kini al Qurthubi berkomentar bahwa akidah itu hanya akidah yang telah masuk dan nyusup ke akal pikiran kaum jahil yang terjebak konsep sesat posturisasi Allah (tajsîm).

Dengarkan komentar beliau!

.

“Sifat al ‘Aliy/Yang Maha Tinggi dalam ayat di atas (ayat Kursi) yang dimaksud adalah ketinggian kehormatan dan kedudukan bukan ketinggian tempat!  Sebab Allah Maha suci dari bertempat di sebuah sudut/sisi. Ath Thabari mengisahkan dari satu kaum bahwa mereka berkata: “Dia Allah Maha Tinggi atas hamba ciptaan-Nya dengan ketinggian tempat-Nya dari tempat makhluk-Nya.” Ibnu Athiyah berkata: “Ini adalah pendapat kaum Jahalah/bodoh yang Mujassimîn/meyakini Allah berjism. Mestinya tidak perlu dihikayatkan.”

Abu Salafy:

Setelah ketarangan para ulama, masihkah kita maragukan penyimpangan akidah yang mengatakan Allah itu bertempat dengan memahami secara awam ayat-ayat tertentu yang mutasyâbihât yang memang biasa kaum penyesat dan juga yang disesatkan berkubang di dalamnya?!

89 Tanggapan

  1. kalau Allah tidak bertempat, mengapa waktu mi’raj rasulullah diangkat ke langit, demikin juga nabi Idris, isa as

  2. @AS
    nah loo…. jawab dolo pertanyaan mas mtsnjagong.
    (mau lari kemana) baru satu pertanyaan….

    • yang membutuhkan tempat dan arah itu hanya Makhluq , adapun Tuhan Allah tentu tidak ada yang menyerupainya dalam segala halnya .

      bagaimanapun yang terlintas dalam fikiran tentang tuhan , maka Allah bukan seperti itu, ingat Laitsa kamitslihi syai`un.

      justru jika meyakini Allah diatas atau dilangit akan bertentangan dengan Qur`an itu sendiri , karena penentuan tempat dan arah adalah bentuk penyerupaan dengan Makhluk, dan itu terlarang.

    • jawaban ente dah dijawab sama si numpang lewat tuh!….

  3. Kalo Allah dimana – mana………..berarti di lubang tinja….Dzat-Nyya juga ada………..

    Kalo Allah ada dimana – mana…….berarti Allahnya banyak

    Kalo Allah ada tanpa arah/tempat/singgasan……………berarti dzat makhluk yg tdk suci melebur dlm Dzat Allah yg suci…..

    Kalo Allah ada dalam hati….
    berarti Dzat Allah yg suci melebur dlm dzat makhluk yg hina penuh dosa.

    gimana ustadz…..bisa jelasin gak ???

    Abu Salafy:

    rapikan cara berfikir kita. Allah bukan bersifat bendawi!

    • hanya orang jahil yang mengatakan Allah ada dimana mana , yang tepat adalah Allah ada tanpa tempat dan arah.

      • ahmadsyahid@ penyimpulan nte subyektif dan gak berdasar.

      • Kalau benda sebesar kelereng dipegang diujung jari, bisa dilihat gk ya bendanya dari semua sisi, ya jelas bisa semuanya wong sebesar kelereng doang, kecil yang bisa di lihat dari mana mana, apalagi kalau sebesar debu, bisa bgt. berarti makhluk/semut diatas kelereng ngeliat yang megang kelareng banyak YA, ADA DIMANA DIMANA SIH YA, BEGITULAH KETOLOLAN SI SEMUT, PADAHAL YANG MEGANG KELERENG CUMA SATU, SAMPAI YANG MEGANG NYAWA SEMUT JUGA SATU, JUGA TINGGAL DIPENCET DOANG MATI SI SEMUT, TP SI SEMUT SOK MIKIR MACAM2 LAGI BILANG YG MEGANG BANYAK……….Astagfirullahhal’azim…

        Nah sekarang Abu bingung coba gali lubang sekuat kuat nya di tepi pantai, pakai tangan bisa GK ?, paling dalam 1 meter udah nyerah, kalau lubang udah digali coba masukkan seluruh air laut itu kedalam lubang 1 meter yang digali tadi, bisa masukkin gk ABU BINGUNG?. Nah begitu juga OTAK ABU BINGUNG kalau mau dimasukin/mikirin kebesaran ALLAH gk bisa bisa kecil banget LUBANG OTAKNYA persis kayak air laut mau dimasukkin ke lubang 1 meter…..

        https://abusalafy.wordpress.com/2011/01/18/kata-imam-al-qurthubi-yang-mengatakan-allah-bertempat-hanya-kaum-jahil-yang-mujassimah/

    • ucapan ente kotor tp ane yakin hati ente lebih kotor.

  4. assalamu’alaikum wr. Wb.
    Sebelum berdebat, ane usul tentukan dulu maroji’nya kalau terjadi beda pendapat, spt : alquran, hadits yg mana, tafsirnya ktb apa, usul hdtsnya ulama mana dst. Biar sama rujukn nya gitu, jd jls mana2 yg brpgg dgn dalil atau nafsu dirinya. Syukron blognya barakallohu fikum .

  5. Maha Suci Alloh dari kata Dimana ………..karena akal dan pikiran kita nggak nyampailah ………..yang sepele kita memikirkan bagaimana kita bisa bermimpi namun kita memaksakan agar bermimpi saja nggak bisa …..apalagi memikirkan Alloh yang Maha Segalanya……..

  6. Abu bingung-> Hati-hati mas klo berbicara! Hati-hati dengan logika anda!

    Saya sependapat dengan ustadz Abu.

    —Allah exists without a place—WaAllahua’lam

  7. @ abu bingung, apa memang setelah menjadi wahhabi harus menggunakan fikiran kotor2 & kalimat2 kotor seperti itu…..
    Lubang tinja adalah tempat untukmu, bukan untuk yg lain, apalagi untuk Tuhan yg akan mengadilimu nanti.
    ..wa amitna fi toriqotihim, wa muafatim minal fitani,,,, termasuk juga fitnah busuk wahhabi ini…
    Astaghfirullah……..

  8. “Allah bukan bersifat bendawi!”
    inilah prbedaan dgn para wahabiyyin.
    pemahaman mereka ttg allah persis dgn pemahaman kaum nasrani sekarang
    ayo.. jgn terjebak dgn pola pikir ini

  9. abu salafy…666…

  10. Yang bilang Allah BERTEMPAT itu siapa, coba tunjuk hidungnya. Salaf ngak pernah bilang bertempat, hanya di atas, di langit sebagaimana zahir Al-Qur`an, Al-Qurthubi sendiri mengakui itu pendapat salaf: http://alponti.multiply.com/journal/item/73/Pengakuan_Al-Qurthubi_bahwa_Ulama_Salaf_Berpendapat_Allah_di_ATAS

    • “Al-Qurthubi sendiri mengakui itu pendapat salaf” >tapi tak dibuktikan pun para salafnya siapa? kok bertawasul lalu para salafnya datang bisik ke telinga agaknya.

  11. Allah meliputi segala sesuatu, meliputi semua mahluk-NYA, tidak bertempat dan tidak membutuhkan tempat.

    Ketika hal itu difahami, maka mau membunuh semut pun tidak berani. Kecuali mengendalikan, mau berbuat maksiatpun tidak berani karena ada yang “melihat” kecuali untuk mendidik. ….. tanpa emosi. wahai cah angon

    • Yang meliputi segala sesuatu itu Ilmu Allah. Adapun Zat Allah itu bersemayam di atas langit sebagaimana yang dikabarkan sendiri oleh Allah di dalam Al quran, contoh Toha ayat 5.
      Adapun tentang kayfiatnya (Hakekat) hanya Allah yang tahu, karena “laytsa kamitslihi syai’un” tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya, tp Allah juga melanjutkan dengan “Wa huwassamiiul bashir” dan Dia Maha Melihat dan Maha Mendengar. Tentu saja kita paham dengan kata melihat dan mendengar tapi sekali lagi hanya Allah yang mengetahui kayfiatnya, kewajiban kita adalah mengimaninya.

  12. @numpang lewat,
    Saya DIANGKAT sebagai marketing manager oleh top management.
    saya DIANGKAT kemana ya? ke lantai 5, 8, atau atap?
    =============
    sebagai karyawan kami yang berprestasi, kamu DIANGKAT sebagai personalia’

    PERSONALIA
    ^



    (KAMU )karyawan biasa

    jadi kamu naik keatas atau kebawah atau kemana jabatan kamu???
    Hayoo coba dipikir… DIANGKAT artinya kebawah atau kemana??????

  13. PERCUMA PAK USTAZ, MANA MUNGKIN ORANG WAHABI MAU TAU ITU SEMUA… KATA MEREKA PKOKNYA ALLAH MANGGON DI LANGIT SAMA DUDUK DI ARSY LALU DI SEBELAHNYA DISISAI DIKIT UNTUK NABI MUHAMMMAD SAW.
    DASAR AKIDAH GILA

    • alhamdulillah para salaf waras tapi pak salafiwaras ini yg perlu dipertanyakan kewarasannya, bukti Allah itu di Arsy yaitu
      1. firman AllaH
      الرحمن علي العرشي استوى
      artinya: Allah itu beristiwa di arsy,
      coba pak waras perhatikan kontek al qur’an ini. dan hati2 dari mempermainkan al qur’an
      2. salahsatu penjelasan ulama: imam malik (salah satu imam fiqh yng empat) beliau gurunya imam syafii berkata:
      الإستواء معلوم كيفية المجهول artinya Allah beristiwa itu maksud y sdh diketahui dan hakikat aslinya bagi kita (manusia/makhluk) tidak mengketahuinya.
      3. kenapa klo kita berdoa dg menegadahkan tangan kelangit…..?

      pak salafiwaras silahkan menjawabnya dg dalil dan bukan dg ucapan pokoknya2 atw dg yg semisal dg ucapan itu. sekarang ap Allah itu beristiwa atw tidak beristiwa….?

      dan hendaknya kita hati2 dalam berbicara dalam perkara agama kalo tidak ada dalilnya

  14. PERCUMA PAK USTAZ, MANA MUNGKIN ORANG WAHABI MAU TAU ITU SEMUA… KATA MEREKA PKOKNYA ALLAH MANGGON DI LANGIT SAMA DUDUK DI ARSY LALU DI SEBELAHNYA DISISAI DIKIT UNTUK NABI MUHAMMMAD SAW.
    DASAR AKIDAH GILA

  15. Aneh memang pikiran orang2 yang ngaku2 salafy padahal WAHABI,…..TUHAN dianggap samaseperti benda/jism…….hanya berdasar teks Al-Qur’an,padahal ayat tsb masih perlu “ditakwil”…..

  16. wah berarti kita2 bisa main ke tempat ALLAH to RAK YO TO
    yooo kapan kita ngadakan rekreasi ke tempat ALLAH YO BIAR yg NUNJUKI WHB kan MEREKA sudah paham tempatnya
    wah enaaaaaaaaaaaaaaak tenan

  17. Maaf, saya melihat beberapa poin ada yang terbawah EMOSI, apakah dibenarkan upaya saling mengingatkan dengan EMOSI ?

    Hati-hati wahai cah angon. salam,

  18. hasyim as’ari,ahmad dahlan,imam bonjol mreka prnah ada, dan brdakwah terang2an mendakwahkan islam…bagaimana dgn abu salafy????, … kalo memang kamu yakin berada diatas kebenaran knapa takut dakwah terang2an…katanya meneladani NABI MUHAMMAD……..,BUAT SAUDARAKU KAUM MUSLIMIN, jgnlah kalian terkecoh dng suatu tulisan..karna orang2 kafir sngat ingin menghancurkan agama kita…Apakah kita selama ini tau dng sebenarnya wujud asli dari abu salafy..apakah dia seorang muslim pa kafir..laki pa perempuan..,selama ini dia hanya nulis aja di internet..KALO HANYA NULIS AJA WARTAWAN AJA BISA..,bisa saja dia seorang komentator bola yg hanya bisa ngomong doang…kalo dia (ABU SALAFY) ini menginginkan kebaikan bagi islam,,,,knapa ga pernah ada pengajian dia,,,,APKAH DIA PERNAH ADAKAN PENGAJIAN UMUM..ga pernah ada kan…????…….,buat saudaraku yg slama ini terkagum2 dng tulisan dia…APAKAH KALIAN PERNAH HADIRI PENGAJIAN DIA…DAN DIMANA????….
    Balas

    • belum2 udah nuduh orang kafir….baca aja mas teliti kitab2 yg disertakan ndak usah pake alasan ada tempat ngajinya ndak,

      • payah g berani nunjukin siapa dirinya g bisa dipercaya
        klo mau terang2an ada pengajiannya biar jelas apa yg mau disampaikan

    • yang pastinya dia lebih berilmu dari kamu

  19. intinya abu salafy berbohong atas nama ulama.lihatlah abu salafy ,kalau tidak menambah ,mengurangi atau dusta mirip seperti nenek moyangnya si almaliky

  20. abusalafy ,jnglah kau ngaku2 salafy kalo aqidah asyari.

  21. MUDAH2AN ABU SALAFY TDK SETOLOL PANUTANNYA NYA SI ALMALIKI ITU

    • Lupi Sapitry, emang mati2an membela wahabi tanpa melihat kebenaran, mungkin hidupnya disokong dana dari dinasti saud dedengkotnya wahabi kalo gak gitu dia gak bisa hidup dan gak bisa makan, maklum diakan corongnya wahabi.

    • maaf nt cewek atau cowok seh ????

  22. luvi sapitry emang wahaby tulen ya bisanya cuman menghujat ulama emang muridnya albani dan kawan-kawan yg bisanya cuman menghujat

  23. Andai terjadi dialog antara penyembah Matahari dengan pengikut Wahabi
    Pw : pengikut wahabi pm : penyembah matahari

    Pw : Agama mu itu Bathil , agamakulah yang benar
    Pm : Tuhanku adalah sesuatu yang terlihat , dan memberikan manfa`at bahkan andapun merasakan manfaat dari tuhanku itu , begitu juga dengan hewan dan tumbuhan semuanya merasakan manfa`at dari matahari yang kusembah, sementara Tuhanmu hai Wahabi , kau katakan tuhanmu tidak terlihat oleh siapapun , hanya kau menganggap Tuhanmu itu ada diatas langit dan arsy, bagaimana bisa agamaku bathil dan agamamu yang benar ?

    Pw : lho , Allah itu berfirman dalam Al-qur`an , apa ada keraguan atas Allah ? qs. Ibrohim ayat 10
    Pm : saya tidak beriman dengan kitab sucimu , berilah aku dalil materil yang bisa diraba dirasa atau dilihat , atau dalil akli yang rasional.

    Pw : terdiam dan bingung harus bagaimana menjawabnya.

    Adakah pengikut Wahabi yang bisa menjawab pertanyaan sang penyembah matahari diatas. ?

  24. Andai terjadi dialog antara penyembah Matahari dengan pengikut Wahabi al- Mujassim
    Pw : pengikut wahabi pm : penyembah matahari

    Pw : Agama mu itu Bathil , agamakulah yang benar
    Pm : Tuhanku adalah sesuatu yang terlihat , dan memberikan manfa`at bahkan andapun merasakan manfaat dari tuhanku itu , begitu juga dengan hewan dan tumbuhan semuanya merasakan manfa`at dari matahari yang kusembah, sementara Tuhanmu hai Wahabi , kau katakan tuhanmu tidak terlihat oleh siapapun , hanya kau menganggap Tuhanmu itu ada diatas LANGIT DAN ASRY bagaimana bisa agama ku yang bathil dan agamamu yang benar ?

    Pw : lho , Allah itu berfirman dalam Al-qur`an , apa ada keraguan atas Allah ? ( qs. Ibrohim ayat 10
    Pm : saya tidak beriman dengan kitab sucimu , berilah aku dalil materil yang bisa diraba dirasa atau dilihat , atau dalil akli yang rasional.

    Pw : terdiam dan bingung harus bagaimana menjawabnya.

    Adakah pengikut Wahabi yang bisa menjawab pertanyaan sang penyembah matahari diatas. ?

  25. mudah2 Allah memberikan pencerahan keIlmuan dan Akhlak yg baik bagi kita semua,…

  26. @ahmadsyahid,

    Ahli Bid’ah ( AH ) dan Pria

    Pria : dimanakah Allah?
    AH : Itu pertanyaan bid’ah..
    Pria : Bukankah Rasulullah pernah bertanya kpda budaknya muawiyah bin hakam dengan pertanyaan “dimanakah Allah”? (Hadits shahih musim)
    AH : maksud saya Allah dimana2,

    Pria : Mana Dalilnya?

    AH : Dan Dia bersama kamu di manapun kamu beradav (QS. Al-Hadid : 4)

    Pria : jadi Allah berada di tempat septi tank juga donk?

    AH : kamu jangan ngawur..!! Allah berada dimana2 tapi tidak disuatu tempat yang najis gitu

    Pria : jadi klo kita ketempat najis Allah g tau n g bisa ngambil nyawa kita n g tau menau donk tentang apa yg kita perbuat?? wah asik neh

    AH : ngggg…bukan gituu tapi… kita harus berfikir obyektif yg positiplah.

    Pria : ente ini gimana sih mengatakan Allah dimana2 tapi tidak tidak dimana2???

    AH : EGP… AU AH GELAP…..

    • Herannya sama wahabi kalo ngomong koq gak berdasar sama sekali, copy paste dari orang wahabi yang lain… dari dulu jawabannya samaa terus… gitu dipertahanin… kesalahan mereka adalah: mereka mengira bahwa aqidah Asyari itu bilang; Allah ada dimana-mana… padahal Asyariyyah itu menyatakan bahwa Allah ada tanpa tempat dan arah… pemahaman Dzat Allah ada dimana-mana itu pemahaman Mu’tazilah yang justru diperangi Asyariyyah… kalo mo ngomong itu research dulu, liat ulama2 Asyariyyah yang justru menafikan faham Allah ada dimana-mana ini… baca kitab2 mereka… salah satunya adalah Al-Imam Al-Ghazali dalam salah satu kitabnya yang menyatakan pendapat Allah ada dimana-mana itu bathil…

      anehnya kesalahan ini terus dipertahankan oleh mereka, tanpa bukti! salah pemahaman dan ini yang mereka jadikan jurus ketika menghadapi orang-orang Asy’ariyyah dan ujung2nya dihubungin ama septic tank ato lubang toilet… bwahahahahahahh…

      ayoo… di check dulu… besar tanggung jawab kalian ketika kalian memfitnah ulama2 Asy’ariyyah seperti itu, karena dari zaman ke zaman mereka adalah mayoritas ulama kaum muslimin dan aqidah mayoritas kaum muslimin… Asy’ariyyah dan Maturidiah… Wallaahu a’lam bishawaab…

  27. bawakan dalil bukan dengan cerita2 dongeng kalau kalah jangan banyak omong nanti ketahuan tololnya

  28. Untuk yang ngefans berat sama SaWah,…dari pada belajar hadist yang telah dipilih sesuai yang cocok dg pembesar Antum,..saya sarankan belajar dulu kaidah-kaidah Arabiyah spt: ilmu nahwu,sharaf,balaghah dll,…….dari pada debat terus ga ada hasil.
    da kalau ingin berdebat silakan coba datangi PonPes2 terkemuka,……

  29. Allah ada dimana-mana. Halah,itu murji’ah. Ga’ nyambung sama asy’ari. Ayo,fokus pd scann kitab di atas. Apa komen anda??

  30. @abu jufri
    kata siapa tuhan ada dimana2?
    Tuhan itu tanpa tempat, bukan dimana2.. Ngawur kamu..
    Klo tuhan itu ada dilangit maka dimana tuhan ketika langit belum diciptakan?? Bingungkan??

  31. @luvi
    tadi udh pake dalil tetep g percaya, sekarang pake logika aja g bisa dijawab hayo gimana kira2 kalo arsy, langit itu diciptakan tuhan ada dimana?
    Dzat tuhan bukanlah benda, coba baca surah al ikhlas.

  32. anda pernah belajar bahasa arab nggak dong!
    kata”as-sama” dalam arti nya atas,berarti allah itu diatas langit bukan di dalam langit.lihatlah di lisanul arab dan kitab2 bahasa yang lain.
    jangan2 antum sebego abu salafy nggak ngeri bahasa arab sok bicara agama.
    JANGAN PELIHARA BODOHMU NANTI SEPERTI ABU SALAFY

  33. kalau orang buta akan tersesat di dunia lha bagaimana di akherat nanti kasian juga ya
    tuhan di atas langit berarti kalau kita dikolong tuhan g g bakalan tahu juga ya
    gitulah kalau ngomong sama orang2 Samin
    G Bakalan nyambung

  34. 1. Ada yang bisa menjelaskan, secara Ontologis definisi “Tempat” itu apa?.

    2. Confirmasi, sepembacaan saya atas referensi Salafiyyin, tidak pernah mengatakan “Allah itu ada di langit”, namun “Allah itu di ATAS langit”. Dua argumen tersebut sangat berbeda pengertian maknanya.

  35. @luvi: emank islam keras yach kk, apakah Rasulullah Saw pernah mengajarkan begitu. apakah Rasulullah Saw ketika marah menggunakan kata2 begitu salah satu cntohnya “tolol”, yang saya tahu akhlak mulia Rasulullah Saw ketika beliau Saw diludahi oleh orang kafir beliau Saw bersabar dan malah ketika orang kafir itu sakit beliau Saw menjenguknya. Truz apakah pantaz kita pengikut Rasulullah Saw mengatakan hal yang bruk ke orang yang sudah meninggal, beliau Saw sangat menghormati orang hidup apalagi orang meninggal. Saya belum pernah mendengar Rasulullah Saw mengungkit Abu Jahal dan Abu Lahab dengan kata2 kasar seperti kk padahal kita sudah tahu kekafiran mereka ataupun Salabah. Lisan seorang mukmin ada dibelakang hatinya artinya sebelum mengucap seorang mukmin sangat hati2 menjaga lisannya, syukron 😀

  36. teman 2 wahabi sebetulnya ngerti kemunafikannya
    tapi mundur isin.

  37. jangan berdebat ,…bikin pusing aja.masalahnya ga ada yang bikin hati tenang..malah pada emosian semua….padahal muslim semua..masa pada berantem..kaya ama penjahat aja….awas nanti ditunggangi oleh orang munafikin yang mau menghancurkan agama allah..

  38. Kalau tuhan diatas langit berarti derajat tuhan diatas semua mahkunya bahkan langit atau arsy. kalau dalam arti hakiki atau zat Allah diatas langit berarti ada sesuatu di bawah tuhan dong, berarti tuhan punya bagian atas dan bawah dong, naudzubillah.

  39. yooo kita yang pendukung abu slafy membuat
    komunitas biar lebih siiip gitu lho, aku sangat siap
    dan tunggu beritanya kita bisa ngumpul dmn mulainya

  40. Apalah nak bising-bising sangat. Orang yang kata Allah di langit, ada tempat, ada anggota yang indah tu orang ZUHUD…taknak syurga…nak NERAKA…biarlah..tapi yang tak bestnya nak masuk neraka pun masuklah sorang-sorang..yang sibuk nak tarik orang sama masuk neraka tu apasal???

  41. tuhan di atas, diangkat,di apa lagi yaww
    kayaknya aneh kalau bertempat dah, tuhan punya tangan, apakah juga punya kaki? di atas ars, apa itu ars?

  42. pak abu salafi, tlg jwb kritik pak firanda yg ilmiah bhw anda berargumen dng hadits yg tdk bersanad, ll trnyata sanadx lemah. ato anda menukil perkataan ulama tp tdk amanah/ korup. dsb. kl boleh saya menilai, cara berdebat anda kurang ilmiah. terkesan emosional dan menghasut melalui celaan2 anda. sedang pak firanda dia bahas satu topik dng detil beserta dasar2x.
    kpd sdr2 yg tdk pakar, mr kt jaga kesejukan dialog beliau berdua, agar kt dpt manfaatx. jgn saling mencela yg mnjdkan kita berhati keras, shg kt jd orang yg lalai.

  43. wahai wahabi betina kau jangan sembarangan dgn ulama almaliky,blh tak kau mubahalah dgn aku.seperti mubahalahnya gulam ahmad dgn ulama india trus selang tiga bln sigulam qadiani mati hina.aku tantang kau luvy sapitry untuk mubahalh,kalau berani hubungi aku 082173716972

  44. semua ulama ahlussunah sepakat 4 mazhab alloh wujud tanpa tempat,hanya akidah yahudi dan wahabi saja yg seperti itu serta pengikutnya si luvy sapitry.kau mau disodomoi tak?seikh wahabi sdh halalkan sodomi tau tak?.lht artikel ABU SYAFIQ DARI MALAYSIA

  45. KPD LUVY SAPITRY 2 KATA SAJA,Kau tobat atau diakhirat akan berhadapan dgn kesesatan kau

  46. Assalamu’alaikum,
    Allah sendiri yang memberitahukan dalam Al qur’an bhw Allah bersemayam di arsy, bahkan arsyNya diatas air.
    ” Allah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sbgmn) yg kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menundukan matahari dan bulan , masing2 beredar menurut waktu yang tlh ditentukan. Dia mengatur urusan (makhlukNya)dan menjelaskan tanda2 (kebesaran-Nya) agar kamu yakin akan pertemuan dg Tuhanmu” (Q.S AR-RA’D ayat 2 )

    Imam Nawawi berkata, ” makna bersemayam sdh mahfum, tapi bgm-nya / hakekat -nya hanya Allah Yang Maha Mulia sendiri yg tahu.

    ” Dan Dia lah yg menciptakan langit dan bumi dlm enam masa, dan ‘Arsy Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah diantara kamu yang lebih baik amalnya. Jika engkau berkata ( kepada penduduk mekah) , “Sesungguhnya engkau akan dibangkitkan setelah mati”, niscaya orang kafir itu akan berkata, ” Ini hanyalah sihir yang nyata”. (Q.S HUD ayat 7)

    ” Suatu kali Rasulullah bertanya kepada seorang budak prempuan, ” Dimanakah Allah ” ? Lalu Budak itu menjawab , ” di Langit ” Kemudian Nabi SAW bertanya lagi, ” Saya siapa ? Jawabnya, ” Engkau rasulullah” Kemudian Nabi SAW berkata, ” benar iman org ini “. Lalu Nabi SAW menyuruh membebaskan budak itu. ( Sahih Bukhari/ Muslim)

    Nah, sdr2 sekalian , apakah kalian msh akan membantah firman Allah dg logika ataupun dg ilmu kalam kalian yang hebat2 ?. Astaghfirullah.
    Wassalam.

  47. Bagaimana dengan dalil2 ini, Rosul sendiri yang mengatakan bahwa Dzat Alloh itu ada dan bisa dilihat di Syurga tentu dengan tidak menyamakannya dg MAKHLUQ,

    Alloh Maha Suci dari itu semua. kita meyakini apa yang Alloh dan Rosul NYA tetapkan tanpa menyamakannya dg MAHLUQ.

    Kalo Rosul NYA mengkiyaskan ya kita qiyaskan, kalo tidak ya tidak kita qiyaskan (tentu harus bisa dibuktikan dg sabda2nya) bukan qiyas akal-akalan kita.

    1. Jarir bin Abdullah berkata.

    قَالَ جَرِيرُ بْنُ عَبْدِالهِi كُنَّا عِنْدَ النَّبِيِّ إِذْ نَظَرَ إِلَى الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ فَقَالَ أَمَا إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا لاَ تُضَامُّونَ أَوْ لاَ تُضَاهُونَ فِي رُؤْيَتِهِ فَإِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ لاَ تُغْلَبُوا عَلَى صَلاَةٍ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا فَافْعَلُوا ثُمَّ قَالَ فَ ( سَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا ) (كتاب :كتاب مواقيت الصلاة باب :باب فضل صلاة الفجر رقم الحديث :547 الجزء :1 الصفحة 209 ,صحيح البخاري

    Jarir bin Abdullah berkata: “Kami duduk bersama Rasulullah, kemudian beliau memandang bulan yang sedang purnama, lalu beliau bersabda: ”Sesungguhnya kamu akan melihat Tuhanmu sebagaimana engkau melihat bulan, tidak ada yang menghalangimu untuk melihat-Nya, kalau kamu mampu tidak meninggalkan shalat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya maka lakukannlah. [HR.Bukhari Muslim]

    2. Sabda Nabi yang maksudnya.
    Sesungguhnya engkau akan melihat Tuhanmu dengan mata kepala sendiri,”[HR.Bukhari Muslim]

    3. Sabda Nabi yang berbunyi.

    إِذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ قَالَ يَقُولُ الهُe تَبَارَكَ وَتَعَالَى تُرِيدُونَ شَيْئًا أَزِيدُكُمْ فَيَقُولُونَ أَلَمْ تُبَيِّضْ وُجُوهَنَا أَلَمْ تُدْخِلْنَا الْجَنَّةَ وَتُنَجِّنَا مِنَ النَّارِ قَالَ فَيَكْشِفُ الْحِجَابَ فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنَ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ عَزَّ وَجَلَّ (صحيح مسلم باب :باب إثبات رؤية المؤمنين في الآخرة ربهم سبحانه (كتاب :كتاب الإيمان )) رقم الحديث : الجزء 1: الصفحة : 163

    Apabila penduduk surga telah masuk ke surga, Allah Taala berfirman: ”Apakah kamu menginginkan sesuatu yang akan Aku tambahkan?”. Mereka berkata: “Bukankah Engkau telah memutihkan muka kami dan memasukkan kami ke dalam surga, dan menyelamatkan kami dari neraka?”. Kemudian Allah membuka tabir, dan tidak ada sesuatu yang telah diberikan kepada mereka yang lebih mereka cintai dari pada melihat Tuhannya Yang Maha Tinggi. [HR.Muslim, dari Shuhaib)]

    demikian mudah2an menjadi pencerahan kita semua….

  48. Wajib bagi kita meyakini bahwa Rosululloh sollallohu ‘alaihi wasallam bersifat …..AMANAH…

    apa kolerasinya dg dalil diatas…?

    tidak ada ilmu yang disembunyikan olehnya…baik ma’na maupun tafsirnya

    pasti sudah dijelaskan semuanya. AKAL kita tdk akan mampu menjangkau semuanya.

    sesuatu yang ghoib..maka yakini saja berita dari ALLOH da Rosulnya.

  49. banyak perbedaan pendapat dikalangan para sahabat, tapi mereka mendapat gelar radiallahu anhum ajmain ketika mereka masih di dunia. kalo antum pada berdebat siapa yang jamin antum pada masuk surga……

  50. Hidup ini ujian saudaraku…..

    Rosululloh sudah berwasiat kepada kita semua…
    Tidak akan sesat orang yang mengikuti Kitabullah dan Sunnah Rosululloh…….

    Kebenaran FILSAFAT sifatnya NISBI….
    Kebenaran Wahyu Sifatnya MUTLAK….

    Jadikan AKAL kita tunduk pada WAHYU….

    1. Mana yang akan kita pilih… Wahyu ato Akal..?

    ءَأَمِنتُم مَّن فِي السَّمَآءِ أَن يَخْسِفَ بِكُمُ اْلأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ
    Apakah kamu merasa aman terhadap Yang di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?. (QS. Al-Mulk: 16).

    وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

    Dan Alloh Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. al-Baqarah: 255)

    الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى

    Ar-Rahman (Yang Maha Pemurah) bersemayam di atas ‘arsy. (QS. Thaha: 5)

    إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ

    Kepada-Nyalah naik perkataan yang baik, dan amal shalih dinaikkan-Nya. (QS. Fathir: 10)

    تَعْرُجُ الْمَلاَئِكَةُ وَالرُّوْحُ إِلَيْهِ

    Malaikat-malaikat dan Jibril naik kepada-Nya. (QS. al-Ma’arij: 4)

    2. Mana yang akan kita pilih… Wahyu ato Akal..?

    إِنَّ اللهَ لَمَّا قَضَى الْخَلْقَ كَتَبَ عِنْدَهُ فَوْقَ عَرْشِهِ إِنَّ رَحْمَتِيْ سَبَقَتْ غَضَبِيْ

    Sesungguhnya Alloh tatkala menetapkan penciptaan, Dia menulis di sisi-Nya di atas ‘arsy: “Rahmat-Ku mengalahkan kemarahan-Ku.” (HR. Bukhari 7422 dan Muslim 2751)

    Dan juga sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

    أَلاَ تَأْمَنُوْنِيْ وَأَنَا أَمِيْنُ مَنْ فيِ السَّمَاءِ

    Tidakkah kalian mempercayaiku padahal aku dipercaya oleh Dzat yang di atas langit. [HR.Bukhari 4351 dan Muslim 1064]

    Betul..para Sahabat Rodiallohuanhum kadang beberapa hal berbeda pendapat, tapi dalam hal AQIDAH mereka SATU….

    Mereka Rodiallohuanhum sepakat bahwa Alloh di atas Arsy.

  51. Assalamualaikom,

    Saya numpang usrah dan saya nak minta respond dari sahabat beraliran Wahabbiyun. Sebelum itu izinkan saya nukilkan pendapat berkatan ungkapan:-
    “Tiada bertempat ” dan “di mana-mana” itu amat berbeda dari segi pengertian dan tafsirannya, ia tidak sama sebab itu kedapatan kekeliruan dari segi pemahamannya.

    Oleh kerana kefahaman tafsiran daripada ayat mutasyabihah ini berlandaskan akal maka saya akan mengutarakan persoalan berbentuk akliah:=

    1. Sebelum Allah mencipta langit, arasy dan kursi dimana Allah?

    2. 1.Kalau Allah dilangit, di langit sebelah mana? Kalau kita yang berada dizone khatulistiwa ini langitnya di rusuk sekeliling bumi. Kalau orang di Greenland langitnya ke utara bumi. Cuba kita lukiskan sfera bumi dan pastinya sekeling atas dan bawah bumi ini dipanggil langit semuanya. Maka lihatlah kita di mana langit penduduk bumi.

    2.2. Kalaulah juga dilangit, di langit mana? Langit dunia tentunya tidak kan sebab kaum Wahabbiyun
    mentafsirkan hadis yang Allah turun ke langit dunia pada 1/3 akhir malam. Adakah langit Marikh atau planet lain atau langit matahari atau langit bintang bintang?

    3. Nasruddin Albani berpendapat Allah berada selepas alam. Persoalannya Alam yang mana kerana alam ini ada yang tampak dan alam ghaib?
    Atau alam planetkah atau alam bintang2.

    Rasanya kali ini kita kemukakan fasal langit dulu
    supaya kalau ada respond dari kumpulan Wahabbiyun mudah saya faham dan cerna kefahaman itu.

    Buat masa ini saya berfahaman “dilangit ” ini bererti berkedudukan t yang “tinggi ” sesuai dengan Sifat Dzat Allah Yang Maha Suci dari semua aspek tidak seperti makhluk yang bersifat rendah dari segala aspek. Langit itu memberi erti ketinggian seperti bacaan tasbih dalam sujud
    ” Subhana Rabbiyal a’la wa ihamdih ” – Maha Suci Allah yang Maha Tinggi”
    (Harap dikoreksi kalau ada kesalahan – ungkapan ringkas untuk kefahaman)
    Inilah kefahaman saya, tempatnya hanya Maha Suci Allah jua yang Maha Mengetahui. Saya memberitahu mereka dibawah saya supaya jangan kita fikirin banyak perkara wujudnya Allah, cukuplah dengan dalil yang sepertiman terdapat pada Sifat 20 , fasal akal kita ini rendah. Ianya akan menimbulkan fitnah terhadap Allah. Beribadahlah secara ikhlas semoga Allah akan memberi pertunjuk kepada kita.
    Saya juga berpesan bahawa ilmu Kalam dalam hal
    agama ini ialah bahtera ke Neraka. Mustahil kita tahu sesuatu melainkan apa yang Allah beritahu. (Al Baqarah)
    Wallahu A’lam

  52. Koreksi salah taip= tertinggal ‘ b’

    ” Subhana Rabbiyal A’ la wa bihamdih”

  53. @ Kiye.edi: halah, bolak2 lagi pake dalil2 yang dimanipulasi. Semua dalil2 yg kamu pakai sudah dijelaskan sama Mas Abu Salafy di artikel2 sebelumnya. Baca lagi aja!

  54. Saudaraku yg sy cintai

    Pemikiran dan pemahaman para salafy dan wahabi itu sdh sgt ketinggalan Zaman ! Mrk seolah generasi yg kehilangan waktu dan bodoh krn mrk seolah dibutakan oleh pendapat2 gurunya yg sombong, angkuh krn ttp menolak kebenaran meskipun mrk tahu jika mrk keliru akan pndapat mrk jika Allah SWT itu bersemayam di Arsy !

    Apakah Allah SWT tdk menegur mrk ?
    Perhatikan sejarah, sesungguhnya Ibnu Taimiyyah tlh mndapat hidayah dariNYA, krn beliau adalah salah satu Ulama Islam yg pertama mengakui jika Bumi itu bundar, lonjong, elips terserah apapun istilahnya yg pasti tdk datar…..!
    Skiranya beliau berpikir maka tentu beliau akan bertobat dan meralat smua ucapannya yg mengatakan seolah Allah SWT itu menyerupai sifat makhluknya !
    sy akan ttp memandang beliau hidup di zaman IPTEK blum se maju hari ini maka mgk Allah SWT msh bisa memaafkannya…..!

    Al quran itu adalah induk dr smua cabang ilmu…! Sehingga Al Quran tdk boleh bertentangan dgn ilmu itu sndiri yg melahirkan teknologi !

    Msh ingat Fatwa dr Ibnu Baaz yg kacau balau itu ? beliau mengkafirkan siapapun yg tdk sejalan dgn pendapatnya bhw bumi itu datar !
    Ibnu Baazpun Allah SWT beri hidayah….! Mengapa pendapat ttg bumi itu datar beliau paksakan untk kita terima ? krn beliau sadar jika sekiranya bumi itu bundar maka klaim kata “Diatas” itu gugur dgn sndirinya !

    Perhatikan bumimu !
    Bumi kita seolah sperti sbuah bola yg mengapung dlm sbuah ruang yg skiranya kita ibaratkan dlm sbuah kamar maka kata “diatas” akan mengarah kemana sj…..! Anggaplah di stiap permukaan bola itu di huni oleh manusia salafy dan wahabi lalu di wkt bersamaan di tanya di mana Allah SWT ? maka mrk bersamaan menunujuk keatas !
    Maka sbagian dr mrk menunjuk 4 sisi dinding, sbagian lg menunjuk lantai dan sbagian yg lainnya menunjuk flafon ! Lalu mana yg benar ttg kata “Diatas” ?
    Jg mengartikan Allah SWT itu bersemayam di atas Arsy tanpa mentakwilkannya jg akan mmberi arti jika kita sgt meremehkan dan mengolok2 Allah SWT ! Seolah Allah SWT itu repot hrs kesana kemari mengurus ciptaanNYA !

    Maka sadarlah…..! Krn smua dalil yg mrk sampaikan itu sgt mudah utk di patahkan….! Allahu Akbar
    Wallahu A’lam bis shawab

  55. 2. salahsatu penjelasan ulama: imam malik (salah satu imam fiqh yng empat) beliau gurunya imam syafii berkata:
    الإستواء معلوم كيفية المجهول artinya Allah beristiwa itu maksud y sdh diketahui dan hakikat aslinya bagi kita (manusia/makhluk) tidak mengketahuinya.

    Perkataan beristiwa’ itu akan slamanya di pernyatakan, krn manusia mmpunyai akal ! Pertanyaan bgemana caranya Allah SWT itu beristiwa’ itu pertanyaan cerdas dan sgt manusiawi bg mrk yg berpikir ! bukankah gurumu sndiri yg mmbuka dan mengartikan beristiwa itu tanpa hrs di takwil ? shingga manusia bertanya kpdnya ttg arti beristiwa’ itu ?
    Shingga jawaban gurumu ttg pertanyaan bgemana Allah SWt beristiwa’ itu bid’ah adalah jawaban dr orang yg putus asa ! Jawaban dr orang bodoh yg mrasa pinter…..!
    Jika pemahamanmu ttg beristiwa’ sperti pemahaman gurumu maka sy yakin stiap saat km akan memikirkan ttg cara Allah SWT beristiwa’ yg tdk sama dgn cara manusia bersemayam…..!
    Kcuali kalian mmpu atw di otak kalian ada katup yg bisa menutup rapat rasa ingin tahu itu…….!

  56. LEBIH BAIK DIAM DARI PADA MENGOMENTARI TAPI ANDA2 GAK PUNYA ILMU, MAKIN BANYAK ANDA BERKOMENTAR TANPA DALIL ALQURAN DAN SUNNAH DENGAN PEMAHAMAN SHABAT RODIALLAHUANHU, ANDA MAKIN JAUH DALAM KESESATAN.

  57. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah Ta’Ala

  58. assalaam ane bukan orang pinter dlm agama,tapi masalah ini jelas sudah keterlaluan abusalafy..setiap tulisanya tidak pernah lengkap dgn periwayatan yg sohih !! orang bodohpun tahu kalau dia itu anakbuah dajjal yg bertujuan memecahbelah umt dgn memfitnah banyak orang..dan termasuk memfitnah Alloh!!! fahamnya banyak kotoran dari al khawarij pimpinan dajjal dan osama yg udah meninggal.dan juga banyak kotoran dari faham2 lain yg bertujuan menghancurkan Islam dan umatnya secara global !!! dia abusalafy yg bukan salaf gak tahu apa itu ilmu kekhalifahan,strategy thdp musuh atau tetangga yg kafir,..atau sikap muslim terhadap berbagai jenis orang selain islam..jadi saya sangka dia adalah bukan seorang MUSLIM !! dimohon semua pembaca jangan terpengaruh..lebih baik kita sama sama memperdalam ilmu agama masing2 sambil terus menerus berdoa agar diberi jalan yg selurus-lurusnya,..wallaahu a’laam

    _____________
    Abu Salafy:

    Salut dengan kepintaran anda… selamat!

  59. tidak akan pernah ada fitnah setelah adam diciptakan selain fitnah dajjal…….agama akan diputar balik dgn akal2an…teknology,kepentingan,nafsu dll….bersabarlah semuanya.karena saya yakin isra mi’raj tak kan pernah bisa dijelaskan dgn penjelasan logis sesuai dgn teknology apapun…istighfar dan kembalilah kalian kepada al quran dan hadits rosululloh .jangan terbawa oleh pemikiran Abusalafy yg sedang terkena Fitnah DAJJAL laknatulloh

    _____________
    Abu Salafy:

    عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم:
    ” ليسَ المؤمِنُ بِطَعّان ولا لعّان ولا فاحِش ولا بَذيء ” (رواه البخاري في الأدب وأحمد وإبن حبان والحاكم)

    [سباب المسلم فسوق، وقتاله كفر] (متفق عليه)

    [ومن لعن مؤمنا فهو كقتله ومن قذف مؤمنا بكفر فهو كقتله] اخرجه البخاري

  60. ralat=tidak akan pernah ada fitnah besar setelah adam diciptakan sebasar fitnah dajjal….

    • Manhaj Abusalafy adalah Akal2an…jadi dimohon kepada setiap muslim yg masih ingin lurus dijalan alloh dan senantiasa ingin di beri ilmu yg sebenar2nya agar jangan lagi menghiraukan Abusalafy dan para pengikutnya yg jahil….jika keterangan,nasihat dan sebagainya tidak dihiraukan apalagi terus malah memfitnah para ulama2 salaf ya sudah,…baginya Agamanya….

  61. Herannya sama wahabi kalo ngomong koq gak berdasar sama sekali, copy paste dari orang wahabi yang lain… dari dulu jawabannya samaa terus… gitu dipertahanin… kesalahan mereka adalah: mereka mengira bahwa aqidah Asyari itu bilang; Allah ada dimana-mana… padahal Asyariyyah itu menyatakan bahwa Allah ada tanpa tempat dan arah… pemahaman Dzat Allah ada dimana-mana itu pemahaman Mu’tazilah yang justru diperangi Asyariyyah… kalo mo ngomong itu research dulu, liat ulama2 Asyariyyah yang justru menafikan faham Allah ada dimana-mana ini… baca kitab2 mereka… salah satunya adalah Al-Imam Al-Ghazali dalam salah satu kitabnya yang menyatakan pendapat Allah ada dimana-mana itu bathil…
    anehnya kesalahan ini terus dipertahankan oleh mereka, tanpa bukti! salah pemahaman dan ini yang mereka jadikan jurus ketika menghadapi orang-orang Asy’ariyyah dan ujung2nya dihubungin ama septic tank ato lubang toilet… bwahahahahahahh…
    ayoo… di check dulu… besar tanggung jawab kalian ketika kalian memfitnah ulama2 Asy’ariyyah seperti itu, karena dari zaman ke zaman mereka adalah mayoritas ulama kaum muslimin dan aqidah mayoritas kaum muslimin… Asy’ariyyah dan Maturidiah… Wallaahu a’lam bishawaab…

  62. Assalamu’alaykum

    Istiwa Allah SWT di arsy NYA yang berada diatas langit merupakan ijma’ ulama ahlus sunnah , lebih jelasnya lihat http://firanda.com/index.php/artikel/bantahan/76-mengungkap-tipu-muslihat-abu-salafy-cs

    Kaidah memahami sifat fi’liyah Allah SWT tanpa adanya takyif ( kondisi Allah SWT dalam pekerjaanNYA ) jadi ketika Allah SWT istiwa’ di Arsy NYA bukan berarti Allah SWT seperti makhluq yang butuh tempat karena memang Allah SWT beda dengan makhluq. Bagaimana kita bisa membayangkan istiwa’ Allah SWT seperti bersemayamnya makhluq .. lho wong dzat Allah SWT kita tidak tahu

    Inilah aqidah ahlu sunnah wal jama’ah ….

    ABu Salafy:

    Paling mudah mengaku ijma’ Ahlusunnah, padahal ijma’ itu tdak ada/tidak pernah terjadi! yang terjadi justru sebaliknya.

  63. apa ini??
    siapa ulama salaf yg bilang Allah duduk ??
    mana buktinya??
    kalau ngomong itu harus ada buktinya..
    jgn buta kepada tulisan artikel ini, mana buktinya kalau ulama blng Allah duduk?
    Allah beristiwa’, bukan duduk !
    bersemayam berbeda dengan duduk !
    itu ayat suci Al-Qur’an !
    jangan menebar fitnah wahai Abu Salafi !
    nama anda sangat mengadu domba, tidak mencerminkan aqidah salaf !
    salaf tidak seperti anda !
    anda hanya mengadu domba !
    jgn terpengaruh oleh orang ini, orang yg ga pernah unjukin dirinya !
    cuma bersembunyi dibalik blog !
    mana wajah anda !
    anda sangat gemar bersembunyi, tidak seperti Ustadz Abu Firanda !
    beliau (Ustadz Firanda) orang yg shalih, mengadakan kajian, dan menunjukkan wajahnya !
    bagaimana dengan anda !
    apa anda malu menunjukkan wajah anda, yg katanya anda bermanhaj “salaf” !
    salaf apa anda!
    anda hanya mengadu domba!
    semoga Allah ‘Azza wa Jalla membuka hati anda..
    semoga anda terbuka dalam memperoleh ilmu yg haq

  64. dari kitab terjemahan Daf’u Syubah al-Tasybih bi Akkafi al-Tanzih karya imam ibnu al-jauzi al-hanbali yang diterjemahkan oleh H. Kholil Abou Fateh, Lc, MA

    Firman Allah:
    ثُمّ اسْتَوَى عَلَى العَرْش (الأعراف: 54)، / ثُمّ اسْتَوَى عَلَى العَرْش (يونس: 3)، ثُمّ اسْتَوَى عَلَى العَرْش (الرعد: 2)، ثُمّ اسْتَوَى عَلَى العَرْش (الفرقان: 59)، ثُمّ اسْتَوَى عَلَى العَرْش (السجدة: 4)، ثُمّ اسْتَوَى عَلَى العَرْش (الحديد: 4)، الرّحْمنُ علَى العَرْش اسْتَوى (طه: 5)

    Imam al-Khalil ibn Ahmad [ahli bahasa terkemuka; guru Imam Sibawaih] berkata: “Makna al-‘Arsy “العرش” adalah as-Sarîr “السرير”; artinya ranjang [atau singgasana]. Setiap ranjang atau singgasana yang ditempati oleh seorang raja secara bahasa disebut dengan arsy. Penggunaan kata “‘Arsy” dalam bahasa Arab sangat dikenal, baik di masa jahiliyah maupun setelah kedatangan Islam. Dalam al-Qur’an penggunaan kata arsy di antaranya dalam firman Allah:

    وَرَفَعَ أبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْش وَخَرّوْا لَهُ سُجّدًا (يوسف: 100)

    [Maknanya: “Dan Nabi Yusuf menaikan kedua ibu bapaknya (Nabi Ya’qub) ke atas arsy (singgasana), dan mereka semua turun baginya bersujud]” (QS. Yusuf: 100)

    Juga dalam firman-Nya tentang perkataan Nabi Sulaiman:

    قَالَ يَاأيّهَا الْمَلأ أيّكُمْ يَأتِيْنِي بعَرْشِهَا (النمل: 38)

    [Maknanya: “Nabi Sulaiman berkata: Wahai pembesar-pembesar siapakah di antara kalian yang dapat mendatangkan arsy-nya kepadaku? (yang dimaksud mendatangkan singgasana Ratu Bilqis)]”. (QS. An-Naml: 38 ).

    Ketahuilah, kata Istawâ “استوى” dalam bahasa Arab memiliki berbagai macam arti, di antaranya bermakna I’tadala “اعتدل”; artinya “sama sepadan”. Dalam makna ini sebagian kabilah Bani Tamim berkata:

    فَاسْتَوَى ظَالِمُ العَشِيْرَةِ وَالْمَظْلُوْمُ

    [Artinya “Menjadi sama antara orang yang zalim dari kaum tersebut dengan orang yang dizaliminya”. Kata Istawâ dalam bait sya’ir ini artinya “sama sepadan”].

    Kata Istawâ dapat pula bermakna tamma “تمّ” ; artinya sempurna. Dalam makna ini seperti firman Allah tentang Nabi Musa:

    وَلَمّا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَاسْتَوَى ءَاتَيْنَاهُ حُكْمًا وَعِلْمًا (القصص: 14)

    [”Ketika dia (Nabi Musa) telah mencapai kekuatannya dan telah sempurna Kami (Allah) berikan kepadanya kenabian dan ilmu”]. (QS. Al-Qashash: 14).

    Kata Istawâ dapat pula bermakna al-Qashd Ilâ asy-Syai’ “القصد إلى الشىء” artinya; bertujuan terhadap sesuatu. Dalam makna ini seperti firman Allah:

    ثُمّ اسْتَوَى إلَى السّمَاء (فصلت: 11)

    [Yang dimaksud Istawâ dalam ayat ini ialah qashada “قصد”, artinya bahwa Allah berkehendak (bertujuan) untuk menciptakan langit].

    Kata Istawâ dapat pula dalam makna al-Istîlâ’ ‘Alâ asy-Syai’ “الاستيلاء على الشىء” artinya; menguasai terhadap sesuatu. Dalam makna ini sebagaimana perkataan seorang penyair:

    إذَا مَا غَزَا قَوْمًا أبَاحَ حَرِيْمهُمْ وأضْحَى عَلى مَا مَلَكُوْهُ قَدِ اسْتَوَى

    [Maknanya: “Apa bila ia memerangi suatu kaum maka ia mendapatkan kebolehan atas sesuatu yang terlarang dari mereka, dan jadilah ia terhadap apa yang mereka miliki telah menguasai”].

    Isma’il bin Abi Khalid ath-Tha’i meriwayatkan bahwa arsy adalah yaqut yang berwarna merah. Para ulama Salaf memahami ayat ini sebagaimana datangnya [dalam teks-teks syari’at] tanpa memberlakukan tafsir dan takwil terhadapnya.

    Sementara itu ada golongan yang datang belakangan (al-Muta’akhirîn) yang memahami ayat ini dalam makna indrawi [yaitu kaum Musyabbihah]. Di antara mereka ada yang menambahkan kata “Dzat” “ذات” ; mereka berkata: “Istawâ ‘Alâ ‘Arsyihi Bi Dzâtih” “استوى على عرشه بذاته” [ini ungkapan sesat hendak mengatakan bahwa Allah dengan Dzat-Nya bertempat di arsy]. Padahal tambahan kata tersebut dari mereka sendiri, karena tidak ada riwayat dari siapapun yang menyebutkan redaksi demikian. Tambahan redaksi ini tidak lain hanya datang dari pemahaman indrawi mereka, dalam hal ini mereka berkata: “al-Mustawî ‘Alâ asy-Syai’ Innamâ Yastawî Bi Dzâtih” “المستوي على الشىء إنما يستوي بذاته”. [Mereka memahami kata Istawâ hanya dalam makna bertempat dan bersemayam, karena itu dalam kesimpulan sesat mereka Allah bertempat dengan Dzat-Nya di atas arsy].

    Ibnu Hamid al-Musyabbih berkata: “Pemahaman Istawâ di sini adalah bahwa Allah menempel (pada arsy), Istawâ ini adalah sifat Dzat-Nya, dan makna Istawâ di sini adalah duduk”.

    Ibnu Hamid juga berkata: “Sebagian golongan dari para sahabat kami [orang-orang yang mengaku bermadzhab Hanbali] berpendapat bahwa Allah bertempat di arsy, namun Dia tidak memenuhi arsy. Dan bahwa Allah mendudukan Nabi Muhammad di atas arsy bersama-Nya”.

    Ibnu Hamid juga berkata: “Pengertian an-Nuzûl [dalam hadits “ينزل ربّنا”] adalah berpindah [dari atas ke bawah]”.

    Ini artinya dalam keyakinan sesat Ibnu Hamid bahwa Allah ketika turun maka Dzat-Nya menjadi jauh lebih kecil dari pada arsy [karena dalam riwayat sahih disebutkan bahwa besarnya langit dibanding arsy seperti kerikil dibanding padang yang luas]. Yang sangat mengherankan dari mereka dengan keyakinan rusak ini mereka berkata: “Kami bukan kaum Mujassimah (golongan yang mengatakan Allah sebagai benda)”.

    Sementara Ibn az-Zaghuni al-Musyabbih pernah ditanya: “Apakah ada sifat Allah yang baharu sebelum Dia menciptakan arsy?” [Artinya; jika dikatakan Allah bertempat di arsy maka berarti sifat “bertempat” tersebut baharu karena Allah ada sebelum arsy], Ibn az-Zaghuni menjawab: “Tidak ada sifat Allah yang baharu. Allah menciptakan alam ini dari arah bawah-Nya, maka alam ini dari-Nya berada di arah bawah. Dengan demikian, jika telah tetap bahwa “arah bawah” bagi sesuatu selain Allah maka secara otomatis telah tetap bahwa “arah atas” sebagai arah bagi-Nya”.

    Ibn az-Zaghuni juga berkata: “Telah tetap bahwa segala tempat itu bukan di dalam Dzat Allah, dan Dzat Allah juga bukan pada tempat. Dengan demikian maka sesungguhnya Allah terpisah dari alam ini. Dan ini semua mestilah memiliki permulaan hingga terjadi keterpisahan antara Allah dengan alam. Dan ketika Allah berfirman: “استوى” maka kita menjadi paham bahwa Dia berada di arah tersebut [bertempat di arsy]”.

    Lalu Ibn az-Zaghuni juga berkata: “Dzat Allah pasti memiliki ujung dan penghabisan yang hanya Dia sendiri yang mengetahuinya”.

    Aku (Ibnul Jawzi) berkata: “Orang ini tidak mengerti dengan segala apa yang ia ucapkannya sendiri. Padahal [akal sehat mengatakan] ketika ditetapkan adanya ukuran, ujung dan penghabisan serta jarak terpisah antara Allah dengan makhluk maka berarti orang itu telah berkeyakinan bahwa Allah sebagai benda. Benar, memang dia sendiri (Ibn az-Zaghuni) telah mengakui bahwa Allah sebagai benda (jism), karena dalam bukunya ia mengatakan bahwa Allah bukan jawhar (benda terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi dan tidak dapat dilihat oleh mata) karena jawhar itu tidak memiliki tempat, sementara Allah –menurutnya– memiliki tempat; yang Dia berada pada tempat tersebut”.

    Aku (Ibnul Jawzi) berkata: “Apa yang diungkapkan oleh Ibn az-Zaghuni [dan orang musyabbih semacamnya] menunjukan bahwa dia adalah seorang yang bodoh, dan bahwa dia seorang musyabbih (menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya). Si “syekh” ini benar-benar tidak mengetahui apa yang wajib pada hak Allah dan apa yang mustahil bagi-Nya. Sesungguhnya wujud Allah tidak seperti wujud segala jawhar dan segala benda; di mana setiap jawhar dan benda pastilah berada pada arah; bawah, atas, depan, [dan belakang], serta pastilah ia berada pada tempat. Lalu akal sehat mengatakan bahwa sesuatu yang bertempat itu bisa jadi lebih besar dari tempatnya itu sendiri, bisa jadi lebih kecil, atau bisa jadi sama besar, padahal keadaan semacam ini hanya berlaku pada benda saja. Kemudian sesuatu yang bertempat itu bisa jadi bersentuhan atau tidak bersentuhan dengan tempat itu sendiri, padahal sesuatu yang demikian ini pastilah dia itu baharu. Logika sehat menetapkan bahwa segala jawhar [dan benda] itu baharu; karena semua itu memiliki sifat menempel dan terpisah. Jika mereka menetapkan sifat menempel dan terpisah ini bagi Allah maka berarti mereka menetapkan kebaharuan bagi-Nya. Tapi jika mereka tidak mengatakan bahwa Allah baharu maka dari segi manakah kita akan mengatakan bahwa segala jawhar (dan benda) itu baharu -selain dari segi sifat menempel dan terpisah-? [artinya dengan dasar keyakinan mereka berarti segala jawhar –dan benda– tersebut tidak baharu sebagaimana Allah tidak baharu]. Sesungguhnya bila Allah dibayangkan sebagai benda [seperti dalam keyakinan mereka] maka berarti Allah membutuhkan kepada tempat dan arah. [Oleh karena itu Allah tidak dapat diraih oleh segala akal dan pikiran, karena segala apapun yang terlintas dalam akal dan pikiran maka pastilah ia merupakan benda dan Allah tidak seperti demikian itu].

    Kemudian kita katakan pula: “Sesungguhnya sesuatu yang bertempat itu adakalanya bersampingan dengan tempat tersebut (at-Tajâwur) dan adakalanya berjauhan dari tempat tersebut (at-Tabâyun); tentu dua perkara ini mustahil bagi Allah. Karena sesungguhnya at-tajawur dan at-tabayun adalah di antara sifat-sifat benda [dan Allah bukan benda].

    Akal sehat kita juga menetapkan bahwa berkumpul (al-Ijtimâ’) dan berpisah (al-Iftirâq) adalah di antara tanda-tanda dari sesuatu yang bertempat. Sementara Allah tidak disifati dengan tanda-tanda kebendaan dan tidak disifati dengan bertempat, karena jika disifati dengan bertempat maka tidak lepas dari dua kemungkinan; bisa jadi berdiam pada tempat tersebut, atau bisa jadi bergerak dari tempat tersebut. Sesungguhnya Allah tidak disifati dengan dengan gerak (al-Harakah), diam (as-Sukûn), berkumpul (al-Ijtimâ’), dan berpisah (al-Iftirâq).

    Kemudian pula; sesuatu yang bersampingan dengan tempat (at-Tajâwur) dan berjauhan dari tempat (at-Tabâyun) maka pastilah sesuatu tersebut sebagai benda yang memiliki bentuk dan ukuran. Dan sesuatu yang memiliki bentuk dan ukuran maka mestilah ia membutuhkan kepada yang menjadikannya dalam bentuk dan ukurannya tersebut.

    Kemudian pula; tidak boleh dikatakan bagi Allah di dalam alam, juga tidak dikatakan di luar alam ini, karena pengertian di dalam (Dâkhil) dan di luar (Khârij) hanya berlaku bagi segala benda yang memiliki tempat dan arah. Pengertian di dalam (dâkhil) dan di luar (khârij) sama dengan gerak (al-harakah) dan diam (as-sukûn); semua itu adalah sifat-sifat benda yang khusus hanya tetap dan berlaku pada benda-benda”.

    Adapun perkataan mereka: “Allah menciptakan segala tempat di luar diri-Nya”; ini berarti dalam keyakinan sesat mereka bahwa Allah terpisah dari tempat-tempat tersebut dan dari seluruh alam ini. Kita katakan kepada mereka: “Dzat Allah maha suci; Dzat Allah bukan benda, tidak dikatakan bagi-Nya; Dia menciptakan sesuatu [dari makhluk-Nya] di dalam Dzat-Nya, juga tidak dikatakan Dia menciptakan sesuatu di luar Dzat-Nya. Dzat Allah tidak menyatu dengan sesuatu apapun, dan tidak ada suatu apapun yang menyatu dengan Dzat Allah”.

    Sesungguhnya dasar keyakinan sesat mereka adalah karena mereka berangkat dari pemahaman indrawi tentang Allah [mereka berkeyakinan seakan Allah sebagai benda], karena itulah ada dari sebagian mereka berkata: “Mengapa Allah bertempat di arsy? Adalah karena arsy sebagai benda yang paling dekat dengan-Nya”.

    Apa yang mereka ungkapkan ini adalah jelas kebodohan, karena sesungguhnya dekat dalam pengertian jarak –dalam pemahaman siapapun– hanya berlaku pada setiap benda. Lalu dengan dasar apa orang bodoh semacam ini mengatakan bahwa keyakinan sesatnya itu sebagai keyakinan madzhab Hanbali?? Sungguh kita [Ibnul Jawzi dan para ulama saleh bermadzhab Hanbali] merasa sangat dihinakan karena keyakinan bodoh ini disandarkan kepada madzhab kita.

    Sebagian mereka; dalam menetapkan keyakinan rusak Allah bertempat di arsy mengambil dalil –dengan dasar pemahaman yang sesat– dari firman Allah:

    إلَيْه يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطّيّبُ وَالعَمَلُ الصّالِحُ يَرْفَعُه (فاطر: 10)

    Juga –dengan pemahaman yang sesat– dari firman Allah:

    وَهُوَ القَاهِرُ فَوْقِ عِبَادِهِ (الأنعام: 61)

    Dari firman Allah QS. Fathir: 10 dan QS. al-An’am: 61 ini mereka menyimpulkan bahwa secara indrawi Allah berada di arah atas. Mereka lupa (tepatnya mereka tidak memiliki akal sehat) bahwa pengertian “fawq”, “فوق” dalam makna indrawi hanya berlaku bagi setiap jawhar dan benda saja. Mereka meninggalkan makna “fawq” dalam pengertian “Uluww al-Martabah”, “علوّ المرتبة”; “derajat yang tinggi”, padahal dalam bahasa Arab biasa dipakai ungkapan: “فلان فوق فلان”; artinya; “Derajat si fulan (A) lebih tinggi dibanding si fulan (B)”, ungkapan ini bukan bermaksud bahwa si fulan (A) berada di atas pundak si fulan (B).

    Kita katakan pula kepada mereka: “Dalam QS. al-An’am: 62 Allah berfirman: “فوق عباده”, kemudian dalam ayat lainnya; QS. al Hadid: 4, Allah berfirman: “وهو معكم”, jika kalian memahami ayat kedua ini dalam pengertian bahwa Allah maha mengetahui setiap orang dari kita [artinya dipahami dengan takwil “معيّة العلم”]; maka mengapa kalian menginkari musuh-musuh kalian (yaitu kaum Ahlussunnah) yang mengartikan “فوق” atau “استوى” dalam pengertian bahwa Allah maha menguasai [artinya dipahami dengan takwil “فوقية القهر والاستيلاء”]?”.

    Lebih buruk lagi, sebagian kaum Musyabbihah tersebut berkata: “Allah bertempat di arsy dan memenuhi arsy tersebut, dan sangat mungkin bahwa Allah bersentuhan dengan arsy, sementara al-Kursy [yang berada di bawah arsy] adalah tempat kedua telapak kaki-Nya”. Na’ûdzu billâh.

    Aku katakan: “Sifat bersentuhan itu hanya terjadi di antara dua benda. Sungguh, mereka kaum musyabbihah buruk itu tidak menyisakan sedikitpun dari sifat-sifat benda kecuali semua itu mereka sandangkan kepada Allah”.

  65. Bismillah
    Memprihatinkan kekacauan carut-marut fenomena akhir jaman ini!
    Itu karena kebodohan kaum itu sendiri. Dan itu sudah Sunnatulloh!

    Semua Orang mengklaim dia dan amalannya berada di thoriqoh/golongan/partai/hizb yang benar.
    Ketahuilah kebenaran Islam AlHaq hanya satu.
    Kaum Muslimin akan terpecah 73 golongan/model, kulluha fii naar illa wahidah
    Semua beramal di atas jalan neraka kecuali satu,yaitu yg difahami,
    diamalkan/didakwahkan oleh Rosululloh Sholalloh ‘alaihi wassalam
    dan para sahabatnya Rodhiallohu ‘anhum aj’main (generasi pertama umat ini)

    Seorang yg masuk Islam tidak cukup hanya beramal saja,
    apalagi hanya mengandalkan/sudah ditebus dg amalan
    orang lain (kyai/habib/syekh/gurunya)
    Jangan pernah meyakini amalan Islam yg tidak ada contohnya
    dari generasi pertama umat ini

    Hukum asal ibadah itu HAROM kecuali yg ada DALIL/hujah dasar hukumnya
    Orang yg mengaku beriman harus berbekal ilmu sebelum berkata/beramal/ibadah
    Seorang Muslim wajib jujur,cerdas,pintar bukan mau dibodohi & ikut-ikutan saja
    Menuntut ilmu Islam wajib bagi tiap personal Muslimin
    Tholabul ‘ilmi faridhotun ‘ala kulli muslim

    Di akhir jaman ada fenomena Ulama Gadungan/Palsu dan ajaran islam palsu
    Jangan mudah tertipu dg sosok figur ulama perusak, ulama Su’
    Hanyalah dengan ILMU yg shohih orang bisa BEDAKAN iniulama/munafiq atau bukan!
    Jangan pernah fanatik membebek kepada seorangpun didunia ini,
    kecualai kpd Muhammad bin Abdullah saja,Sholalloh ‘alaihi wassalam

    Alloh telah menjamin Dien islam tidak akan pernah berubah
    sampai menjelang kiamat Qubro yg mengakhiri kehidupan dunia
    Islam dijaga oleh Alloh dgn selalu ada di muka bumi ini
    orang yg membawa Islam al Haq. Al Haq dihafal/dibawa
    dan diamalkan/didakwahkan secara estafet,bersanad
    turun temurun dari jaman ke jaman

    Begitu mudah orang Islam gugur/batal keislamannya,
    sementara di KTP masih tertulis Islam, ironis!
    Jangan adem ayem menghayal masih berada di jalan menuju jannah surga,
    namun tanpa disadari sudah berjalan di atas jalan menuju neraka

    Solusinya ngaji terus ilmu Islam alHaq, dan ikhlas mencari ridho Alloh ‘Ta’ala
    Ambil ilmu Islam yg sudah diridhoi Alloh,yaitu yg difahami,dijalankan oleh
    Rosululloh Sholalloh ‘alaihi wassalam dan para sahabatnya Rodhialloh ‘anhum aj’main

  66. jika engkau tidak mau bertobat wahai abu salafi..sy bermohon kepada Allah Azza Wajalla untuk melaknatmu dan ditimpa kehinaan dunia dan akhiratmu….

  67. Heran saya dengan mereka pembenci salafi ini..sukanya cuman menghakimi kalo salafi mujasimah. coba dibaca dari sumber kitabnya orang salafy, apa memang seperti itu? Saya pernah baca kayaknya kok gak kayak gitu..cuman untuk nulis ulang gak mampu, masih cetek ilmu soalnya. tapi kalo saya gak salah, intinya menurut pemahaman Salafy: Allah itu bersemayam diatas ‘arsy, ini sesuai dengan nash Al Quran. hanya saja bukan berarti menyamakan dengan makhluk, tapi merujuk pada ungkapan imam malik: Intinya tentanmg Allah bersemayam duiatas ‘Arsy, itu sudah sesuatu yang dima’lumi, tetapi bagaimana caranya, tidak diketahui dan mempertanyakannya adalah bid’ah. Jadi sebenarnya cuman ngimani aja apa kata Qur an..tanpa harus mencari tahu bagaimana caranya, apakah itu salah? Menyamakan dengan makhluk? ya jelas enggak.. Apakah anda berani mengatakan Imam Malik menyamakan Allah dengan makhluk? Justru salafy kembali ke manhaj salaf, dimana tidak mendudukkan akal diatas Al Qur an. Kalo kata Al Quran gini, ya udah di terima aja, gak usah dicari pembahasannya yang sesuai akal, karena jelas tentang zat Allah itu diluar akal kemam,puan kita untuk mencerna.

  68. jangan terpedaya dengan tipu daya abu salafi.. dia beraqidah taqiyah.. menghalalakan dusta… memanipulasi pendapat ulama…dan berdusta atas nama ulama…..
    riyawat tanpa sanad dan tidak shahih.. banyak dinukil dari kitab syiah…
    mungkin dia syiah…

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s