Kritik Atas Akidah Ketuhanan ala Wahabi Salafy
Ketidak Jujuran Syeikh Nâshiruddîn al Albâni
Dalam kesempatan ini saya tidak akan mempermasalahkan fighul hadis dan kandungannya serta idhtirâb/kekacauan redaksi dalam riwayat itu. Sebab sebelumnya telah saya bahas masalah itu dan kerancuan penukilan teks riwayat bagian akhir dengan radaksi seperti di atas. Akan tetapi yang penting bagi kita adalah menyaksikan langsung bagaimana “demonstrasi kejujuran ilmiah” pembesar Sekte Wahhâbi/Salafy dan pakar hadis kebanggaan mereka yang dengan terang-terangan mempermaikan akal dan keluguan (baca kedangkalan/ kebodohan kaum awam Wahhâbiyyin) serta menipu demi membela akidah menyimpangnya. Seperti telah diketahui bersama bahwa kaum Wahhâbiyah/Salafiyah demi mencari pembenaran atas kayakinan mereka, tidak segan-segan memalsu atsar atas nama Salaf dan para a’immah, pembesar ulama umat ini.
Kali ini pembaca saya ajak menyaksikan bukti “kejujuran ilmiah” itu dari Syeikh Nâshiruddîn al Alabni.
Setelah menyebut hadis di atas, al Albâni berkomentar demikian dalam kitab Mukhtashar al ‘Uluw: 82, ketika menyebut nama-nama ulama yang menshahihkan hadis di atas:
البيهقي في الاسماء حيث قال عقبه ص 422 : وهذا صحيح قد أخرجه مسلم
“Al Baihaqi dalam (kitab) al Asmâ, di mana ia berkata setelahnya: 422, ‘Ini adalah hadis shahih. Imam Muslim telah meriwayatkannya.’”
Syeikh al Albâni dalam menukil komentar al Baihaqi di atas tidak jujur! Ia sengaja memenggal bagian tertentu komentar lengkap al Baihaqi yang jelas-jelas tidak menguntungkannya. Perhatikan sekali lagi komentar lengkap al Baihaqi dalam kitab al Asmâ’ wa ash Shifât, persis pada halaman yang ia sebutkan:
.
وهذا صحيح قد أخرجه مسلم مقطعا من حديث الاوزاعي وحجاج الصواف عن يحيى بن أبي كثير دون قصة الجارية. وأظنه إنما تركها من الحديث لاختلاف الرواة في لفظه ؟ وقد ذكرت في كتاب الظهار من السنن مخالفة من خالف معاوية بن الحكم في لفظ الحديث .
“Ini adalah hadis shahih, Muslim telah mengeluarkan (meriwayatkan)nya dengan memotong (tidak keseluruhan/total riwayat) dari hadis (riwayat) al Awza’i dan Hajâj ash Shawwâf dari Yahya ibn Abi Katsîr tanpa menyebut kisah Jâriyah (budak perempuan). Mungkin ia meninggalkan (menyebutnya) dalam hadis itu disebabkan perselisihan para perawi dalam penukil redaksinya. Dan saya telah menyebutkan dalam kitab as Sunan pada bab adz- Dzihâr perselisihan perawi yang menyelisihi Mu’awiyah ibn Hakam dalam redaksi hadis.”
.
Demi Allah! Dan demi kemulian ilmu agama, terserah Anda untuk menamai apa yang dilakukan Syeikh kebanggaan kaum Wahhâbi ini? Penipuan! Kecurangan! Atau apapaun, terserah Anda!
Bagiamana Syeikh kebanggaan kaum Wahhâbi/Salafy ini mengatakan bahwa al Baihaqi berkaata, “Imam Muslim telah meriwayatkannya.”? Sedangkan Imam al Baihaqi, seperti Anda saksikan sendiri menegaskan bahwa kisah budak perempuan itu tidak termasuk riwayat Imam Muslim!! Dan redaksi seperti yang dibanggakan kaum Mujassimah masih diperselisihkan para perawi, (seperti juga telah saya beber panjang lebar dalam kesempatan sebelumnya).
Jadi kalau hadis tersebut sekarang termaktub dalam kitab Shahih Muslim, sementara al Baihaqi mengatakaan bukan bagian dari riwayat Imam Muslim, maka hanya ada dua asumsi:
Pertama, Hadis itu (dengan redaksi tambahan kisah Jâriyah) adalah ditambahkan oleh orang lain ke dalam Shahih Muslim dengan tujuan melengkapi riwayat.
Kedua, Tambahan itu tidak termasuk dalam kitab/naskah Shahih Muslim yang dimiliki Imam al Baihaqi. Artinya naskah Shahih Muslim milik Imam al Baihaqi tidak lengkap!
Terlepas dari mana dari kedua asumsi itu yang benar, yang jelas Syeikh Besar kaum Wahhâbiyah/Salafiyah telah melakukan sebuah kecurangan dalam menyebutkan komentar Imam al Baihaqi dengan tujuan yang tidak samar lagi bagi yang terbiasa meneliti ulah dan atraksi kecurangan ulama dan tokoh Wahhâbi/Salafy dari kelas mamapun mereka!
Tidak cukup itu, Syeikh Besar Wahhâbi/Salafy ini meluapkan caci makinya atas siapapun yang tidak meyakini keshahihan hadis di atas dan atau menyebutnya sebagai hadis muththarib/kacau redaksinya!
Ini baru satu dari sekian banyak kecurangan para pembesar kaum Wahhâbi/Salafy; pewaris sejati kaum Salaf!
Mengapa harus curang?
Ya. Sebab kalau tidak curang kapan bisa menang!
Kalau tidak menipu, mana mungkin kebohongan mereka bisa laku! Kalau tidak curang mana mungkin mereka dapat menjaring kaum awam dalam jerat ajaran menyimpangnya!
Saran saya, untuk lebih menutup-nutupi kecurangan ulama kalian, usulkan kepada mereka untuk tidak mencetak dan memasarkan buku-buku ulama kecuali untuk kalangan sendiri; para awam Wahhâbi/Salafy. Sebab jika buku-buku ulama kalian jatuh ke tangan selain Wahhâbi/Salafy, nanti akan memalukan! Pasti akan dibongkar kecurangannya! Kedangkalan cara bernalarnya! Keawaman kesimpulannya! dll. Itu sekedar saran demi kebaikan dan lancarnya Da’wah Salafiyah!
Penulis berkata:
Dengan membongkar data di atas, kami yakin kami pasti akan dibilang mencaci maki ulama pewaris para Nabi! Kami menfitnah! Berdusta! Dan akhirnya penulis adalah Ahli Bid’ah dhalâlah.
________________
ARTIKEL TERKAIT
- Mukaddimah Akidah Ketuhanan 1
- Mukaddimah Akidah Ketuhanan 2
- Ternyata Tuhan Itu Tidak Di Langit ! (1) Kritik Atas Akidah ketuhanan ala Wahhabi Salafy (Dasar Pemikiran Kaum Wahhabiyah Salafiyah)
- Ternyata Tuhan Itu Tidak Di Langit ! (2) Hadis Muslim (Hadis Jariyah) Adalah Hadis Ahâd Yang Muththarib!
- Ternyata Tuhan Itu Tidak Di Langit ! (3) Hadis Jâriyah Dengan Redaksi: Siapa Tuhanmu?
- Ternyata Tuhan Itu Tidak Di Langit ! (4) Ketidak Jujuran Syeikh Nâshiruddîn al Albâni
- Ternyata Tuhan Itu Tidak Di Langit (5) Nash-nash Tentang al ‘Uluw, Ketinggian Fisikal Allah Versus Nash-nash Penentangnya
- Ternyata Tuhan Itu Tidak Di Langit (6) Hadis-hadis Tentang al ‘Uluw, Ketinggian Fisikal Allah Versus Hadis-hadis Penentangnya
- Ternyata Tuhan Itu Tidak Di Langit (7) Ayat-ayat Mutasyâbihât Pegangan Kaum Wahhâbiyah Mujassimah
- Ternyata Tuhan Itu Tidak Di Langit (8)
Filed under: Akidah, Akidah Tajsim & Tasybih, Fatwa Jenaka Wahabi, Ibnu Abdul Wahab, Kajian Hadis, Kajian Ibnu Taimiyah, Manhaj, Mengenal Pemimpin Wahabi, Menjawab Web/Blog Wahabi/Salafy |
@ABU JAHMY
Mengapa harus curang?
Ya. Sebab kalau tidak curang kapan bisa menang!
===========
HAHAHAAHA TANPA HADITS ITU JUGA UDAH MENANG APE LAGI DI TAMBAH HADITS, AL QUR’AN TELAH MENJELASKAN PAK AKAN ALLAH DI ATAS LANGIT DI ATAS ARSY.. SEPERTINYA TUDUHAN SI PAK ABU JAHMY INI KEMBALI LAGI PADANYA. KALO ENTE G MAU DIBILANG PENAKUT, BANCI, G JANTAN HAYO DONK BAHAS BERTEMU MUKA ANTARA USTADZ SALAFY AMA KAMU MAUUUU???? JAWABANNYA ANE UDAHH TAUU. KARENA BAGAIMANAPUN KAMU BERKELIT AMA HADITS MAIN OTAK ATIKAN JUGA BERSANDAR AMA SYAIK2 SUFI SEPERTI AL GHUMARI SALAHSATU PENDHAIF HADIS INI, ENTE KAGAK BAKALAN MENANG WALAU SERIBU ULAMA KHURAFAT DIBELAKANG KALIAN MELAWAN SATU USTADZ SALAFY AJA. INILAH YANG PANTAS UNTUK DI UCAPKAN KEPADA ANTA
:Mengapa harus curang?
Ya. Sebab kalau tidak curang kapan bisa menang! YA G ABU JAHMY…….
tidak ilmiyah…ya akhi, klo mau berkata harus memakai dalail jangan sekedar mencemoh…mga antum diampuni allah …amin
betul debat terbuka aja antara abu salafy dan ustad salafy..biar tau mana yang bener…jangan cuma ngomong di dunia maya doang..ya itu juga kalau abu salafy dan temen-temennya bukan pengecut!!!!!…pasti ga berani wong buku madzhab wahabi monopoli kebenaran dan ke imanan ala wahabi aja ga tertulis alamat redaksinya (penerbitnya)…kayanya sih takut ketauan….
bismilah,
assalamu’alaikum wrwb. abu salfy tolong antum perhatikan baik” dan renumgkan ucpan baiihaqi..simak lg,
yg keliru antum atau syech al bani????
ingt abu, darah para ulama beracun.!! camkn
assalamu’alaikum…saudara-saudaraku, jangan pade ribut terus. orang kafir, orang munafiq semakin senang jika orang mukmin ribut masalah pendapat dalam hal agama. padahal kalo saudara tahu, yang bikin bebelit masalah kan orang kafir dan orang munafiq. baca aje al qur’an dan hadits biar kite tahu. walklaahu a’lam
Ustadz Salafi nya mana, ayo dong tangtang tuh abu salafi, jangan kroconya yang nangtang, tapi penantang-nya sendiri. Dan kalau mau diadakan DEBAT TERBUKA, di UMUMKAN secara NASIONAL, biar aku dapat melihatnya..OK ?
Maklum aku di daerah nih!
Ayo…Mana Ustadz Salafinya ? Kalau Jago tongolin tuh, mukanya. Jangan berani koar-koar doang !
Salafi Memble , Salafi Penakut, CEpetan Tantang tuh Abu Salafi, Judulnya : “DEBAT TERBUKA antara ABU SALAFI dengan Ustadz SALAFI”
DITUNGGU KABARNYA !!!
Lho, kok aku belum dengar kabar DEBAT-NYA??? apa sudah lewat ya?? tapi yg ada sih di JEMBER, antara Seorang Wahabi (yg ngakunya mantan kyai NU) dengan Bahtsul Matsail PCNU Jember, tapi belum apa-apa….KEOK!!! takut datang, ha ha ha..
Koar..Koar…cari lawan, begitu ada lawan…..kaburrrrrrrrr,
Memalukan WAHHABI saja tuh Ustadz (Pengecut).
Eh…Sekarang Kroco-kroco Wahhabi mau nantang Abu Salafi.
Kok lama banget, sih!
Ustadz Salafinya pada NGUMPET, ya???
Dasar Pengecut!!
Di Tunggu, nih! hampir ganti tahun mas!
Cepat, ya???
pelapelu. afwan, antum jnagn sombong dulu, alsan beliau tdak hadir, karna beliau lyat mudlorot nya, KLAU KAUM NU biasanya kalah debat, main kekerasan.
Di mana Allah?
Allah berada di atas Arsy-Nya di atas langit. Dalilnya banyak, baik al qur’an maupun hadist.
Al Qur’an :
“Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy.” (QS. Ar Ra’d: 2)
“Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy.” (QS. Al-Furqon: 59)
Hadist :
“Tidak kamu percaya kepada aku? Aku di percayai oleh Yang di langit”.(H/R Bukhari No. 4351)
Dari Abu Sa’id Al-Khudri Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,“Tidakkah kalian percaya kepadaku? Sementara aku dalam keadaan beriman kepada Yang dilangit. Datang kepadaku berita dari langit di waktu pagi hari dan petang….” [HR. Al-Bukhary dalam Shohih-nya (4094), Muslim dalam Shohih-nya (1064)]
Pendapat ulama:
1. Al-Qurthuby -rahimahullah- dalam Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an (7/219) berkata, “Tidak ada seorang salaf pun yang mengingkari bahwa Allah bersemayam di atas Arsy-Nya secara hakiki. Arsy dikhususkan karena ia merupakan makhluk Allah yang terbesar. Para salaf tidak (berusaha) mengetahui cara (kaifiyyah) Allah bersemayam, karena sifat bersemayam itu tidak bisa diketahui hakekatnya.
2. Imam Malik bin Anas-rahimahullah- berkata, “Allah berada di langit, sedang ilmu-Nya berada di mana-mana, tidak ada satu tempatpun yang kosong dari ilmu-Nya.”[Lihat Syarah I’tiqod Ahlis Sunnah (3/401/673)]
3.Imam Ahmad bin Hambal-rahimahullah- pernah ditanya, “Allah -Azza wa Jalla- berada di atas langit yang ketujuh, di atas Arsy terpisah dari makhluk-Nya. kemampuan dan ilmu-Nya berada di mana-mana?” Beliau Jawab: “Ya, Dia berada di atas Arsy. Sedang tidak ada satu tempat pun yang kosong dari ilmu-Nya.” [Lihat Syarah I’tiqod Ahlis Sunnah (3/401-402/674)]
4. Al-Hafizh Ibnu Katsir -rahimahullah- berkata, “Adapun firman Allah Ta’ala
“Lalu Dia bersemayam di atas Arsy.”
Orang-orang memiliki pendapat yang sangat banyak dalam masalah ini, tapi sekarang bukan saatnya kita paparkan. Dalam masalah ini kita harus mengikuti madzhab Salafush Sholeh, seperti Imam Malik, Al-Auza’iy, Ats-Tsaury, Al-Laits bin Sa’d, Asy-Syafi’i, Ahmad, Ishaq bin Rohuyah, dan lainnya dari kalangan ulama-ulama kaum muslimin baik dulu maupun sekarang. Madzhab mereka adalah menjalankan dan memahami sifat-sifat tersebut sebagaimana ia datang, tanpa perlu dibicarakan cara/bentuknya, atau diserupakan dengan sifat makhluk dan dihilangkan maknanya. Sedang yang terbayang dalam benak orang-orang Musyabbih (orang yang menyerupakan sifat Allah dengan sifat makhluk-Nya)tersucikan dari Allah, karena tidak ada seorang makhlukpun yang menyerupai-Nya [‘Tidak ada sesuatupun yang menyerupai-Nya. Sedang Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat’]. Bahkan inti permasalahannya sebagaimana yang telah ditegaskan oleh para ulama, seperti Nu’aim bin Hammad Al-Khuza’iy. Beliau berkata: [‘Barangsiapa yang menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya, maka ia telah kafir. Barangsiapa yang menolak sesuatu yang Allah sifatkan untuk diri-Nya, maka ia telah kafir. Tidak ada penyerupaan pada sesuatu yang Allah sifatkan untuk diri-Nya. Barangsiapa yang menetapkan (sifat) bagi Allah sebagaimana yang terdapat dalam ayat-ayat yang gamblang, dan hadits-hadits shohih dengan bentuk yang sesuai dengan kemuliaan Allah dan menyucikan segala kekurangan dari Allah, maka sungguh ia telah menempuh
jalan yang lurus.” [Lihat Tafsir Ibnu Katsir (2/221)]
Itulah Aqidah ahlussunah. “Beriman bahwa ALLAH BERSEMAYAM DI ATAS ARSY-NYA DI ATAS LANGITNYA.
قال الإمام الطحاوي في الكتاب عقيدة الطحاوية: تعالي الله عن الحدود والمكان ومن جهات الستة،
dalam metakwilkan ayat-ayat mutasyabihat hendaknya setiap mukmin memiliki imu sehinga tidak terjebak dalam kesalahan dala meninterpretasi ayat-ayat tersebut, sebab kalau tidak mereka akan terjebak dan diglongkan dalam kelompok mujassimah atau merupakan Allah dengan makhluknya padahal Allah berfirman ليس كمثله شيئ dia tidak serupa dengan makhluknya, bahkan para imam imam besar seperti Imam Al Bukhari mentakwlkan setip kata الوجه di dalam Al Quran, bergiu pula para ulama-ulama salaf seperti Ibnu Qutaibah, tidak menafsirkan ayat-ayat mutasyabihat secara harfiah, karena para ulama sepakat bahwa kata السماء dalam alQuran dan hadit yang berkaitan dengan Allah diartikan ِالعلو bukan dilangi, karena jikalau kita mengatkan IA berda di langit maka kit telah menyamakan Allah dengn makhluknya yang membutuhkan makhluk yaitu arsy-Nya, dan ia berd didalam lingkup rung dan waktu, mengecil dan membesar tinggi dan pendek, padhl kesemuainya itu adalah sifat makhluk.._ ta’aalallahu amma yashifuun_ dan pendapat ini juga diperkuat oleh ibnu hajar, Annawawi dan al Juwaini, lihat rujukan kitab ta’wil musykilul quran karya Ibnu Qutaibah, syarah aqidah Ath-Thahawaiyah karya Al Qadhi, Syaik Muhammad Izz Ad-Dimasyqi, dan juga kitab-kitab Imam Al Gazali dan As-suyuthi yang merupakan rujukn ulama-ulma ahlus sunnah…moga ini bermanfat u ihkwan dan akhwat, dan jangn hanya belajar dari satu guru, kajilah terus, dari berbagai sumber, dan hati-hati dengan pemalsuan kitb-kitab para ulama yang sengaja dihilangkan sebahagian fatwa-fatwa ulama, demi mendukung mazhab mereka, sebaiknya ihkwan sering mencros cek setiap kitab yang dibaca cengan cetakn-cetakan lain, karena saya banyak menemukan pemalsuan tersebut,
Insya Allah salafy akan menerima kebenaran. Mereka kan hanya memakai hadits shahih apalagi masalah aqidah.
Salam..
Allah S.W.T tidak menjadikan manusia untuk melampai batas pemikiran tetapi sebagai khalifah untuk mentadbir bumi bertuah ini.
Amin…….
Sesungguhnya apa atau siapa yg dibela oleh oknum wahabi satu ini sehingga harus mengorbankan aqidahnya sendiri dan aqidah orang lain?
Salam
bukankah Albani hanyalah seorang Muallaf belajar kitab
Di manakah Allah?
abu salafy :
makasih atas artikel yg mencerahkan dan sangat jeli dlm mengkritisi.
kami tunggu rekan wahabi/salafy untuk ikut komen disini, karena anda yg mempunyai banyak bahan untuk membela aqidah anda yg sedang di kritik habis2an disini, kalo memang anda masih setia dg aqidah anda, kecuali kalo anda sdh mulai goyah ya silahkan untuk kembali ke jln yg benar.
mmm…
tulisan yg profokatif…
sebuah ijtihad bisa salah, juga bisa benar…
ketika benar, Allah beri dia 2 pahala… dan ketika salah, Allah beri dia sa tu pahala…
adapun anda yg menganggap pemikiran nashiruddin al-albany salah… anda mencemoohnya…
saya kira sangat tidak bijaksana…
akhi yang ntum mksud itu dalam hal furuiyyh mukan ushul…..
assalamu’alaikum….saudara-saudaraku yang meyaqini akan agama, bertasbihlah, bertahmidlah, bertahlillah dan bertakbirlah serta beristighfar agar apa yang selama ini kita yaqini telah dan senantiasa ada kekurangannya. inilah kelemahan hamba-hamba Allah sebagaimana yang telah Nabi Muhammad sabdakan : Jihad yang paling besar adalah jihad melawan hawa nafsu. mudah-mudahan saudara-saudaraku mendapat berkah dari ini semua. amin
Abu Salafi berkata: “Mengapa harus curang?
Ya. Sebab kalau tidak curang kapan bisa menang!
Kalau tidak menipu, mana mungkin kebohongan mereka bisa laku! Kalau tidak curang mana mungkin mereka dapat menjaring kaum awam dalam jerat ajaran menyimpangnya!”
Kami tambahkan penjelasannya: Ibarat penjual produk (misalnya kecap) baru, mereka berpromosi besar-besaran menggunakan bermacam-macam tool pemasaran. Dalam promosinya yang penuh rekayasa, mereka bilang: “Ini adalah kecap dari bahan kedelai murni, tak ada campuran! Ini yang asli, benar-benar kecap asli!”
Kemudian Abu Salafi penasaran, apa benar itu kecap asli murni tanpa campuran? Kemudian beliau meneliti dengan teliti, ternyata ditemukan bahwa itu bukan kecap asli seperti yang diiklankan. Gitu….
Jadi, over promotion dan atau iklan berlebihan ajaran Salafy Wahabi justru semakin memperparah terungkapnya kebohongan, kepalsuan, dan tipu-daya mereka. Dan ketika terungkap kecurangannya, mereka masih berani bilang: dasar kalian ahli bid’ah sesat!
Welleh welleh….! Kapan mereka mau sadar? Apa menunggu runtuhnya kerajaan bosnya yang kaya uang real itu ya?
artikel yg mnarik..! Salam kenal mas abu…
Tauhid uluhiah dan rububiah
http://blogtraditionalislam.wordpress.com/2010/01/16/tauhid-uluhiah-dan-rububiah/
Tetep… sifat orang Salafy Wahabi ( SAWAH ), kalo diskusi bukannya membahas masalah yang ada, malah ke mana2, marah2 lagi. Harusnya kan dibaca dulu tulisannya sampe paham, diteliti dulu sumber2nya, apa bener atau salah, baru diteliti apakah kesimpulan yg diambil Pa Abusalafy itu bener, apa cuman muter2 kata2 aja. Kalo semuanya udah cocok, ya udah ngaku aja kalo Syech Nasirudin itu memang berbuat curang. Dan jangan diikuti sifat seperti itu. Jangan taklid kepada kesalahan. Apalagi dibela. Dan jangan pula bilang bahwa itu adalah ijtihad Syek Albani. Kalo bilang begitu namanya orang ga ngerti agama. Alhadits-Ulama-ulama itu bagaikan bintang2 yang menjadi pedoman bagi manusia biar ga tersesat. Jadi ijtihad suatu masalah itu harus sesuai dengan pemahaman ijma mayoritas ulama2 sebagai kumpulan bintang. Jangan kumpulan bintang2 menunjuk selatan, kita berijtihad dengan pemahaman ke utara, itu ijtihad yang salah. Ulama bilang curang itu salah, eh ini malah curang, ya bukan ijtihad namanya. Namanya sesat, dan menyesatkan orang yg menjadikannya sebagai pedoman. Tapi anehnya masih aja ada manusia yang berpedoman dengan bintang yang menunjukkan arah yang salah,…aneh…aneh ….
@Adam
Bahkan dgn pertanyaan ini sampeyan sdh berada di ujung jurang kemusyrikan. Tidak ada yg bertanya kecuali anak kecil. Hanya makhluklah yg bisa ditanya dimana ia berada. Sebab jika dijawab Allah swt berada di suatu tempat, maka berarti Allah swt terkukung dalam arah, ruang dan waktu. Ketahuilah wahai Adam, sesuatu yg terkukung dalam arah, ruang dan waktu hanyalah materi dan materi itu sdh pasti makhluk. Maha Suci Allah dari keterbatasan arah, ruang & waktu yg diciptakan-Nya Sendiri.
Mari kita telaah
Sampai sampeyan mampu menjelaskan apa itu “bersemayam di atas ’arys”, maka dalil ini boleh sampeyan gunakan sebagai hujjah. Jika tidak, maka simpan saja utk sampeyan dan rombongan sampeyan sendiri.
Menurut sampeyan, apa makna bersemayam? Coba gunakan pada manusia. Apa arti “Si Fulan sedang bersemayam?”
Ya…Tapi mengertikah sampeyan apa yg dimaksud dengan Nabi saw menyatakan “Yang di langit”?
Coba sampeyan renungkan melalui ayat ini;
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui (Al-Baqarah: 22)
Menurut sampeyan,
(1) Benarkan langit itu atap yg kita pahami sehari-hari? Bukankah langit tdk berbatas?
(2) Mana yg benar, hujan dari langit atau dari awan? 🙂
1 pendapat saja dari seorang ulama paling top dan paling utama, yg merontokkan pendapat para ulama yg menurut sampeyan membenarkan Allah swt bersemayam di ‘arsy dan ‘arsy berada di atas langit.
Telah diriwayatkan oleh Imam Abu Mansur al-Tamimi dalam kitabnya At-Tabsiroh mengatakan; Telah mengatakan Sayyidina Ali KW;
Sesungguhnya Allah Ta’ala telah mencipta al-‘arsy untuk menzahirkan kekuasaanya, bukannya untuk menjadikan ia tempat bagi Nya. (kalau tdk salah pernah jg atsar ini disodorkan dalam blog ini)
Nah, menurut sampeyan, siapa yg lebih memiliki pengetahuan, Sayyidina Ali KW ataukah para ulama yg sampeyan sebutkan?
Iyya. Aqidah ahlussunnah adalah Tidak Menyerupakan Allah swt dengan makhluk-Nya. Yang menyerupakan itu hanyalah gerombolan Mujassimah yg tdk menyadari kemusyrikannya.
Salam
bgimana pendapat anda dengn firman Allah ونفختُ فيه من روحي “kemudian Aku meniupkn ruh-Ku”? apakah bagian diri Allah berda pad diri mausia setelah Ia meniupkan ruhnya kepada manusia,? kethuilah ketika Allah menisbatkan namaNYa kepad Baitullah “rumah Allah” bukan berarti Allah berda di dalam Ka’bah,akan tetapi ini adalah ungkapan mubaalagah dan tasyrifan ” pemulian ataska’bah” begitu pula dengn istawa, karena kta itu memmiliki 15 makna, oleh karena itu dalam ayat-ayat mutasyabihat para salaf dan khalaf sepakat bhw ayat itu harus ditkwilkan hany saja kebanyakn salaf menyerahkan tkwilnya kepada Allah seperti huruuful muqaththa’ah yang berda diawl surat merek hnya berkta Allah lebih tahu mknnya, sedngkan pr khlaf kebnyakan mentkwiklannya dengan sifat-sifat Allah taa’a, moga bermanfat…. salam ukhuwah
sekiranya syehk curang, ini tak akan mencacatkan hadis jariah ini, hadis ini turut diriwayatkan oleh beberapa lagi ahlul hadis di dalam kitab mereka…..kalau Allah itu tidak dilangit, tolong ditafsirkan ayat2 ini:
Al Qur’an :
“Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy.” (QS. Ar Ra’d: 2)
“Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy.” (QS. Al-Furqon: 59)’
dan dari hadis2:
‘Hadist :
“Tidak kamu percaya kepada aku? Aku di percayai oleh Yang di langit”.(H/R Bukhari No. 4351)
Dari Abu Sa’id Al-Khudri Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,“Tidakkah kalian percaya kepadaku? Sementara aku dalam keadaan beriman kepada Yang dilangit. Datang kepadaku berita dari langit di waktu pagi hari dan petang….” [HR. Al-Bukhary dalam Shohih-nya (4094), Muslim dalam Shohih-nya (1064)]’.
tolong ya, saya tak tahu perkara aqidah ini.ini urusan yang amat penting.
Abu Salafy:
Ikuti terus aja artikel di sini pasti anda jadi mengerti masalah akidah dengan baik.
Semua syubhat yang kamu angkat itu akan terjawab.. bahkan sebagainnya telah terjawab. Jadi jangan diulang tanpa memerhatikan penjelasannya.
Wahai Abu salafy,ente beragama emang kagak pake ilmu.Lalu taukah ente kemanakah Rasulullah SAW pada peristiwa Isra’ dan Mi’rajnya.Jawab dulu pertanyaan ane
apabila hujjah ditegakkan dan mareka berpaling terserah anda wahai kaum sufi
mana yang lebih kalian ikuti syaikh kalian ataukah baginda nbi Saw dan beliau bersabda allah sangat membenci orang-orang yang suka membntah dalil.
mak bersiap lah kalian termasuk orang-orang yang dijauhkan hidayah
Tuhan Di Langit ?
Dalam hal ini – menurut saya – kaum wahhaby perlu banyak membaca lagi, Satu ayat al-Quran yang sangat jelas telah menyebutkan bahwa ” tidak ada seseuatu (dari maklukNya) yang MenyamaiNya” Menempat di suatu tempat adalah sifat makhluk dan sangat tidak pantas disandarkan pada sifat Tuhan.
Pemahaman ayat harus dengan pemahaman yang benar yang mensucikan Allah dari sifat yang tidak sesuai denganNya.
Kalau ayat mau difahami semaunya, maka Allah adalah seorang bidan atau dukun beranak, karena Allah berfirman : ” Allah mengeluarkan kamu dari kandungan ibumu kamu tidak mengetahui apa-apa dst.
Kalau ada yang mengatakan bahwa Tuhan adalah Bidan atau dukun beranak dengan bersandarkan ayat diatas, jelas kami menolak. Kalau ada yang bicara ” Kamu berani membantah dalil al-quran ! ” saya jawab ” Ya kami membantah dalil karena dalil disampaikan oleh orang yang tidak tahu cara beistidlal (berdalil) sehingga salah dalam menyimpulkan.
091 – Takhrij Hadis “Di Mana Allah”
Takhrij Hadis “Di Mana Allah”
http://aqidah-wa-manhaj.blogspot.com/
عَنْ مُعَاوِيَةُ بْنُ حَكَمُ السُّلَمِي: وَكَانَتْ لِيْ جَارِيَةٌ تَرْعَى غَنَمًا لِيْ قِبَلَ اُحُدٍ وَالْجُوَانِيَةِ فَاطَّلَعْتُ ذَاتَ يَوْمٍ، فَاِذَا بَالذِّئْبِ قَدْ ذَهَبَ بِشَاةٍ مِنْ غَنَمِهَا، وَاَنَا رَجُلٌ مِنْ بَنِيْ آدَمَ، اَسَفُ كَمَا يَاْسَفُوْنَ. لَكِنَّيْ صَكَكْتُهَا صَكَّةً، فَاَتَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَظَّمَ ذَلِكَ عَلَيَّ. قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ اَفَلاَ اَعْتِقُهَا؟ قَالَ : اِئْتِنِيْ بِهَا. فَقَالَ لَهَا: اَيْنَ اللهُ؟ قَالَتْ: فِى السَّمَاءِ. قَالَ: مَنْ اَنَا؟ قَالَتْ: اَنْتَ رَسُوْلُ اللهِ. قَالَ: اَعْتِقُهَا فِاِنَّهَا مُؤْمِنَةٌ
Daripada Muawiyah bin Hakam As-Sulami (radhiyallahu ‘anhu), beliau berkata: “Aku memiliki seorang hamba wanita yang mengembalakan kambing di sekitar pergunungan Uhud dan Juwaiyah. Pada suatu hari aku melihat seekor serigala menerkam dan membawa lari seekor kambing gembalaannya (peliharaannya). Dan aku adalah termasuk salah seorang anak Adam (keturunan adam) dari manusia kebanyakan. Maka aku mengeluh sebagaimana mereka (memiliki rasa marah/tidak berpuas hati). Atas sebab itu (apabila kambingnya dimakan serigala) wanita itu aku pukul dan aku marahi. Kemudian aku pergi berjumpa Rasulullah, maka baginda mempersalahkan aku. Aku berkata: “Wahai Rasulullah! Adakah aku harus memerdekakannya?” Jawab Rasulullah: “Bawalah wanita itu ke sini”. Maka Rasulullah bertanya kepada wanita itu. “Di mana Allah?” Dijawabnya: “Di langit”. Rasulullah bertanya lagi: “Siapakah aku?” Dijawabnya: “Engkau Rasulullah”. Maka baginda bersabda: “Merdekakanlah wanita ini, kerana dia adalah seorang mukminah”.”
Hadis ini melalui dua jalan (jalur periwayatan) sebagaimana berikut:
1 – Jalur Imam Malik: Dari Hilal bin Ali Abu Maimunah, dari Atha’ bin Yasar, dari Mu’awiyah bin Hakam as-Sulami.
Boleh disemak di dalam:
– al-Muwaththa’, 2/722, no. 8. oleh Imam Malik.
– ar-Risalah, no. 242. oleh Imam asy-Syafi’i, tahqiq Syaikh Ahmad Syakir.
– Sunan al-Kubra, oleh an-Nasa’i, sebagaimana di dalam Tuhfatul Asyraf, 8/427. oleh al-Mizzi.
– ar-Radd ‘Alal Jahmiyyah, no. 62. oleh Imam ad-Darimi.
– Kitabut Tauhid, m/s. 132. oleh Ibnu Khuzaimah, tahqiq Syaikh Khalil Haras.
– Sunan al-Kubra, 10/98, no. 19984. oleh al-Baihaqi.
– at-Tamhid, 9/69-70. oleh Ibnu Abdil Barr.
2 – Jalur Yahya bin Abi Katsir: dari Hilal bin Ali bin Abi Maimunah, dari Atha’ bin Yasar, dari Mu’awiyah bin Hakam as-Sulami.
Boleh disemak di dalam:
– al-Musnad, 5/448. oleh Imam Ahmad.
– Juz al-Qira’ah, m/s. 70. oleh al-Bukhari.
– Sunan Abu Daud, no. 931, 3282. oleh Abu Daud.
– Sunan al-Kubra, oleh an-Nasa’i, sebagaimana di dalam Tuhfatul Asyraf, 8/427. oleh al-Mizzi.
– Kitabut Tauhid, m/s. 132. oleh Ibnu Khuzaimah, tahqiq Syaikh Khalil Haras.
– Syarhus Sunnah, 3/237-239, no. 726. oleh al-Baghawi.
– al-Mu’jam al-Kabir, 19/398, no. 938. oleh ath-Thabrani.
– Shahih Muslim, no. 537.
– dan banyak lagi…
Hadis ini telah disepakati kesahihannya oleh seluruh ulama kaum muslimin. Ini adalah sebagaimana sebahagian ulasan yang dibawakan di bawah:
1 – Imam al-Baihaqi berkata: “Hadis ini sahih, dikeluarkan oleh Muslim.” (al-Asma’ wa Shifat, m/s. 532-533, cet. Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah.
2 – Imam al-Baghawi berkata: “Hadis ini sahih, dikeluarkan Muslim dari Abu Bakar bin Abi Syaibah dari Ismail bin Ibrahim dari Hajjaj.” (Syarhus Sunnah, 3/239, 9/247)
3 – Imam Ibnu Qudamah berkata: “Hadis ini sahih.” (Itsbat as-Shifat al-‘Uluw, m/s. 47)
4 – Imam adz-Dzahabi berkata: “Hadis ini sahih, dikeluarkan Muslim, Abu Daud, an-Nasa’i, dan imam-imam yang lainnya di dalam kitab-kitab mereka dengan memperlakukannya sebagaimana datangnya tanpa ta’wil dan tahrif. (al-‘Uluw lil ‘Aliyyil ‘Azhim, 1/249, tahqiq Abdullah bin Soleh al-Barrok)
5 – al-Hafiz Ibnu Hajar al’Asqalani berkata: “Hadis ini sahih, diriwayatkan oleh Muslim. (Fathul Bari, 13-359)
6 – Syaikh al-Albani berkata: “Hadis ini sahih dengan tanpa ada keraguan. Tidak ada yang meraguinya melainkan orang-orang yang jahil dan pendukung hawa nafsu.” (Mukhtashar al-‘Uluw, m/s. 82)
7 – Begitu juga Imam asy-Syafi’i yang telah jelas menggunakan hadis ini untuk berhujjah dan pegangan sebagaimana katanya:
“Dengan itu, Rasulullah memutuskan keimanan budak wanita (jariyah/hamba wanita) tersebut ketika ia mengakui bahawa Rabbnya di langit dan dia tahu tentang Rabbnya melalui sifat ‘uluw dan fauqiyah (di atas).” (al-Umm, asy-Syafi’i, 5/280. al-Manaqib, al-Baihaqi, 1/398)
Bahkan, ini hanyalah sedikit nukilan, hakikatnya begitu banyak lagi. Begitulah akan keabsahan hadis ini di sisi ahlus Sunnah wal jama’ah dari dahulu hingga kini.
Syubhat Ahlul Bid’ah Terhadap Hadis Ini:
Terdapat segolongan pihak yang menyatakan, “Hadis ini menimbulkan kesan yang membawa kepada penunjukkan Allah itu menetap di suatu tempat yang mana perkara ini adalah mustahil bagi-Nya dan mustahil pula diucapkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.”
Jawabannya:
Apabila yang dimaksudkan “tempat” (makan) adalah yang tersirat di dalam benar fikiran mereka, iaitu setiap yang meliputi dan membatasi seperti langit, bumi, kursi, ‘Arsy, dan sebagaimnya, maka adalah benar perkara itu mustahil bagi Allah berdasarkan kesepakatan seluruh ulama Islam, kerana Allah tidak mungkin dibatasi dan diliputi oleh makhluk, bahkan Dia lebih besar dan Agung, bahkan kursi-Nya sahaja meliputi langit dan bumi. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang selayaknya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari Kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi Dia dari sebarang apa yang mereka persekutukan.” (Surah az-Zumar, 39: 67)
Begitu juga di dalam Shahih al-Bukhari, no. 6519 dan Muslim, no. 7050, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam:
“Allah menggenggam bumi dan melipat langit dengan tangan kanan-Nya, kemudian berfirman: Aku adalah raja, manakan raja-raja bumi?”
Ada pun apabila yang dimaksudkan adalah “tempat” sebagai sesuatu yang tidak meliputi yakni di luar alam semesta, maka Allah di luar alam semesta sebagaimana keberadaan-Nya sebelum menciptakan makhluk. Jadi, Allah di tempat yang bermakna kedua ini bukanlah makna pertama. (Rujuk: Muqaddimah Mukhtashar al-‘Uluw, m/s. 70-71. oleh al-Albani)
Yang menjadikan persoalan ini sehingga memeningkan (rumit) sebenarnya adalah kerana mereka menggunakan ilmu Kalam (falsafah/pemikiran) iaitu yang telah diserapkan ke dalam persoalan ini, sehingga mereka mengatakan kepada penganutnya: “Tidak dibolehkan mengatakan: “Allah di atas langit.” Kenapa? Kerana Allah tidak memerlukan tempat dan Allah tidak bertempat.” Kita katakan: Benar, Allah tidak memerlukan kepada tempat, tetapi perlu diketahui bahawa seseorang Muslim ketika meyakini bahawa Allah di atas langit bukanlah bermakna seperti seseorang di dalam bilik (kamarnya)! Kenapa? Kerana ini adalah tasybih (penyerupaan Allah dengan makhluk), sekali-kali tidak! (Rujuk: Minhaj Ahli Sunnah wal Jama’ah fil ‘Aqidah wal Amal, m/s. 134. oleh Abu Abdillah an-Nu’mani, m/s. 134)
Wallahu a’lam
sekarang bagaimana?
Abu Salafy:
Akhi abu nuqman, benar kata sebagaian pengamat bahwa teman-teman salafi ini sepertinya tidak mau tau dengan bukti8-bukti yangb diajukan lawan pendapatnya.. betapapun sudah dibantah tetap aja diulang lagi dalil lemah bahkan mungkinb palsu yang diyakininya…
hadis yang Anda banggakan itu sudah kami bantah, tapi Anda mengulangnya lagi di sini….
Jadi tolong baca dengan teliti artikel kami di:https://abusalafy.wordpress.com/2008/04/27/197/
@Manusia
Salam, Mas yang sedang anda pertahankan itu bukan sabda Nabi SAAW, tapi pendapat syeikh anda terhadap ucapan baginda Nabi, atau lebih tepatnya pemelintiran syeikh anda terhadap hadits Nabi SAAW…
Jadi siapakah yang dijauhkan dari hidayah, …
@A_lee
anda ini memang jauh pemahan dari aqidah ahlussunnah apakah anda lebih hebat dari imam syafi’i atau saya ragu jangan anda yang taqlik kepadai kiyai yang tak becus subahannalah mana yang lebih mulia dan telah termahsyur di kaum muslimin apakah kiyai anda ataupun ulama besar yaitu imam syafi’i. yang dimana ibnul qayyim meriwayatkan perkataan imam syafi’i berkata:
:”ucapan tentang sunnah yang aku diatas nya dan aku lihat para sahabatku dari ahlul hadist diatasnya, serta aku mengambil ilmu dari mareka seperti sufyan dan malik serta keduanya adalah : berikrar bahwa tidak ada yang berhaq dibadahi kecuali allah swt dan muhammad saw adalah utusannya , bahwasanya allah swt ada diatas arsy-nya , dekat dengan mahluknya sebagaimana dikehandakinya dan allah swt turun kelangit dunia sesuai dengan kehendak nya.
dari aisyah ra rasullullah bersabda : allah swt sangat membenci orang yang suka membantah dalil (hr bukhori wa muslim)
obat dari kerbodohan adalah ilmu dan ilmu kita dapatkan bukan dari ilham tapi belajar dari kitab para ulama dan ilmu yang shohijh.
saya menilai blog ini sangat tidak ilmiah begitu banyak dalil dikemukakan dan abu salafy ini cuma bisa ngelas dan tidak malu apalagi mau mengakui kesalahan apakah ini dinamakan dakwah jangan anda coba berdakwh klo anda bukan ulama hanya yang kamu bawa cuma hawa nafsu dan penyebar penyesatan.
BERTOBAT LAH ABU SALAFY DARI KEJAHILAN MU
JANGAN ANDA MERASA HEBAT DARI IMAM AHLUSUNNAH APALAGI ANDA PENGIKUT SUNNAH MANA SUNNAH YANG KAMU BAWA TIDAK LAIN KAMU HANYA MENGHILANGKANYA,
@Abu Nuqman
Selain mengulang2 hadits yg sdh dipatahkan oleh mas Abusalafy, uraian sampeyan hanya fatamorgana belaka. Nampaknya benar, tapi pada akhirnya kembali meyakini Allah swt bertempat. Mestinya dgn uraian sampeyan itu pertanyaan berikut mampu dijawab;
“Dimanakah Allah swt sebelum langit diciptakan?”
“Dimanakah Allah swt ketika langit dimusnahkan?”
Jika tdk mampu, maka sia-sialah kata-kata sampeyan ini:
Salam
Imam Ali berkata : كان الله ولا مكان وهو الآن ما عليه كان artinya: dahulu “sebelum Allah SWT menciptakan arsy, langit dan bumi, Allah tidak membutuhkan tempat dan setelh Ia menciptakan kesemuanya itu Ia tidak butuh kepada kesemuanya itu”
Inilah contoh manusia yg selalu mengedepankan Akal, Logika dan Hawa Nafsu..
Abu Nuqman Yth. Apabila Anda memang waras.tolong batasi pertanyaan yang akan menjurus pada kemusyrikan dan kekufuran-anda menanyakan hakikat ALLAH SWT, karena sampai sekarang anda sendiri bingung siapa ayah anda sebenarnya .
Salafyin-wahabyin itu emang keras kepalanya gak ketulungan, seimbang sama kebodohan mereka. Sifat bodoh dan keras kepala selalu menghasilkan campuran sikap yang menarik meskipun menjijikan.
Sekarang, kalau semua teks Al quran harus diterima secara literal. Bahwa arti harfiah dari teks itu merupakan makna hakikinya seperti yang diyakini kaum wahaby, apakah mereka berani mengatakan bahwa Allah itu JIWA YANG HIDUP (NAFS) karena Allah menyatakan tentang Diri-Nya [size=150](كتب علي نفسه الرحمة) [/size] Al-An’am : 12
Atau apakah kaum wahaby berani mengatakan bahwa Allah itu BENDA MATI sesuai dengan ayat [size=150]
قل أي شيء أكبر شهادة قل الله
[/size] Al-An’am :19
Bukan keras kepala bung, tapi keras dalam berpegang teguh dengan akidah, meraka menggigit dengan gerahamnya akidah yang telah disampaikan oleh rasulnya. Mereka tidak mau mencampur adukkan urusan agama dengan tradisi seperti yang terjadi sekarang ini, makanya sekarang orang2 salaf menjadi terasing karena selalu perpegang teguh pada kitabullah dan sunnah sementara kebanyakan manusia sudah melupakanya, persis seperti apa yang disampaikan oleh rasulullah bahwa islam datang dalam keadaan asing dan kembali menjadi asing.
Masalahnya akidah yg dipegang pake geraham itu benar2 dr rasul tidak ???
Atau akal2an para badui gurun bin bahlul yg membuat hadits bodoh dgn mengatasnamakan rasul namun celakanya hadits itu digigit pake geraham ama salafy….
Bukankah banyak ayat2 Quran & hadits Rasul yg menolak Allah serupa dgn makhluk …..
Dan Maha Tinggi dan Mulia Allah dr keyakinan dangkal yg digigit “pake geraham” kaum salafy …..
Pada tanggapan no.3 : @Herry, di/pada Februari 20, 2010 pada 2:29 pm Dikatakan: r
Insya Allah salafy akan menerima kebenaran. Mereka kan hanya memakai hadits shahih apalagi masalah aqidah.
Kagak salah tuh??? Justru salafy itu yang udah kebolak balik, mereka hanya memakai hadits shahih dan membuang bahkan hadits do’if / lemah( bukan palsu) untuk urusan fiqih, syariah yang merupakan cabang, sehingga senengnya membid’ahkan yg lain, tetapi kadang memakai hadits do’if, hadits ahad, untuk urusan aqidah, ushuludin, pokok2 agama. Makanya kalo diskusi sama mereka ga bakal nyambung dehh… tetep ga nyambung…..
yang bener aja bung. orang2 salaf selalu perpegang teguh kepada kitabullah dan sunnah rasulullah. berpegang pada hadist2 yang shahih dan tidak pernah memakai haditst yang dhoif/palsu. Sebelum beramal silahkan menuntut ilmu dulu, jangan seperti nasrani yang beribadah tanpa ilmu.
semoga kita semua diberi Allah taufiq dan hidayahNya
@abu nuqman
Nah, bukankah sampeyan mengalami kesulitan dgn masalah ini? Nasehat sy, simpan dan dekaplah erat-erat aqidah sampeyan untuk diri sampeyan sendiri. Jangan coba2 digembar-gemborkan sebab hanya kan mempermalukan diri sampeyan sendiri.
Salam
assalamualaikum
nimbrung dikit mudah2an ga ada yang tersinggung..!
menurut saya uraian mas abu salafy sangat bagus, ilmiah dan menambah wawasan! dan saya berharap teman2 dari wahabi juga menanggapi dengan ilmiah biar bisa bandingin geto!
tapi yang masih saya bingung adalah ketika terjadi isra mi’raj diceritakan bahwa rasulullah naik melewati langit ketujuh lalu sampai di sidratul muntaha dan menerima perintah salat dari Allah SWT! apakah itu mengindikasikan Allah ada di langit atau ada penjelasan lain? ada yang bisa jelasin ga tolong donk…….!
selanjutnya ada sedikit pertanyaan gy biar adil saya mau nanya ama dua keyakinan biar lebih jelas (buat saya pribadi)
1. buat yang percaya bahwa Allah bertempat / dilangit!
dengan dalil2 dan hadits yang ada menurut saya kita hanya bisa menafsirkan tanpa bisa bisa mengetahui keadaan Allah yang sebenarnya karena yang maha tahu hanya Allah! jika misalkan keadaan sebenarnya Allah tidak bertempat apakah anda masih percaya dengan adanya Allah
2. buat yang percaya bahwa Allah tidak bertempat / tidak dilangit
jika misalkan keadaan Allah sebenarnya bertempat apakah anda masih percaya adanya Allah
itu saja unek2 nya walaupun saya sebenarnya condong ke keyakinan bahwa Allah tidak bertempat tapi saya tetap perlu tambahan pengetahuan baik dari mas abu salafy ataupun dari teman2 yang lain biar mantep geto..! mohon maaf klo ada salah kata n buat mas abu mohon ijin copy tulisannya n semoga tetap eksis terimakasih wassalam
Abu Salafy:
Akhi, apa yang Anda tanyakan di atts, insya Allah aan dibahas nnanti. Sabar ya.
Terima kasih.
Wah seru jg neh…baru tahu gw.
Ada 3 hal tentang Allah…
1. Allah bersemayam di atas arsy,
2. Allah berada dimana-mana, dan
3. Allah dekat, lebih dekat dari urat nadi, jauh tak berantara dekat tak bersentuhan.
Ketiga poin di atas adalah satu…
Kalau di langit, berarti Allah jauh dari kita dong, berbenturam dgn poin 3.
Jadi pengertiannya menurut saya, Allah bkn brtmpat di langit, Allah bkn air yg bisa mengisi tmpt yang rendah, bkn udara yg bs mengisi ruang kosong, tetapi bahwa
Allah meliputi langit dan bumi, meliputi jagad/alam semesta, meliputi diri kita, dia di dalam kita, kita di dalam dia. Melalui hati – hati manusialah Allah bs dilihat, itu yang dinamai Allah berada dimana-mana.
Salam…
masjcure@yahoo.co.id
Wahai saudara2ku seiman marilah kita bersatu, janganlah kita saling mengolok-olok. Segala persoalan kita kembalikan kepada kitabullah dan sunnah rasulullah yang memang merupakan hakim bagi kita semua. tunjukkan sifat gentelman yang merasa keliru marilah berusaha untuk mengikuti sunnah.
Allah berfirman :
“Dan berkatalah Fir’aun : “Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu (yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhannya Musa dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta” (Q.S Al-Mu’min : 36-37)
Kalau saja kita lebih menyimak lagi firman Allah diatas tanpa syubhat, maka dapat dipahami dr kisah diatas bahwa sesungguhnya Nabi Musa sebelumnya telah mendakwahkan kpd Fir’aun bahwa sesungguhnya Tuhanya Musa yakni Allah berada diatas langit..
Maka, barangsiapa yg tdk percaya atau tdk meyakini bahwa Allah berada diatas langit, lalu apa bedanya dia dg Fir’aun?
@agus
Bung anjuran seperti ini tdk bernilai sama sekali. Kitabullah dan sunnah Rasul menurut siapa? Wahabiyyun? Wong aqidah saja sdh ngga keruan bentuknya gimana nyuruh kembali ke kitabullah?
Salam
armand- balas 27 feb- saya pohon dari tuhan Allah kita agar di beri taufiq dan hidayah bukan kerana kesulitan dengan masalah ini, saya telah memahaminya dan tanpa malu tetap mempertahankannya.yakin.namun dengan bersifatkan hamba, saya mohon Allah beri taufiq dan hidayah kepada kita semua agar sentiasa kita berada di atas jalan yang benar kerana yang benar itu tetap dari Allah.adalah salah sekiranya saya yakin dengan ilmu saya, menjadikan saya tak perlu lagi taufiq dan hidayah dari Allah, nah gitu dong! tetap kamu armand memerlukan taufiq dan hidayah dari Allah walau saudara arman benar2 yakin yang Allah itu bukan di langit………..bukankah begitu?
@abu nuqman
Ya benar taufiq dan hidayah selalu kita minta dari Allah swt. Alhamdulillah sy sdh mendapatkan taufiq dan hidayah-Nya mengenai ketidakbenaran Allah swt bertempat di langit ini sejak sy kecil. Semoga anda mendapatkan taufiq dan hidayah-Nya sehingga sadar akan kekeliruan anda.
Salam
agus, di/pada Maret 2, 2010 pada 9:06 am Dikatakan: r
yang bener aja bung. orang2 salaf selalu perpegang teguh kepada kitabullah dan sunnah rasulullah. berpegang pada hadist2 yang shahih dan tidak pernah memakai haditst yang dhoif/palsu….
========================================
emang bener, apalagi mereka masih dekat dengan masa Rasulullah SAAW, kalo salafy/wahaby? apa bener mereka mengikuti orang2 salaf? silakan buka http://salafytobat.wordpress.com/2008/08/06/wahaby-guna-hadits-palsu-israiliyat-dalam-aqidah/ …
@Manusia
Salaam,
dari aisyah ra rasullullah bersabda : Allah swt sangat membenci orang yang suka membantah dalil (hr bukhori wa muslim).- Anda mau bilang kalau kita membantah orang2 seperti Al Bani, Ibn Qayim, Ibn Taimiyah, dll, masuk kategori yang di tuju oleh Hadits diatas,….inilah kesalahan anda yang juga pernah jadi kesalahan saya selama beberapa tahun
(mungkin saya lebih lama dibanding anda pernah terjerumus kedalam akidah dungu seperti ini – supaya anda ketahui).
Ulama – kalau boleh disebut ulama-orang2 seperti diatas itu tidak terlepas dari hawa nafsu, dengki, dll, jadi kenapa harus taqlid buta sama mereka,..mereka bisa salah dalam memahami sesuatu . jadi mengkritisinya, menyelisihinya,.itulah yang dilakukan oleh para ulama Ahlusunah- bukan Ahlusunah versi anda, karena anda memang bukan Ahlusunah -Tapi Wahabi, Mahfum antum?
@A_Lee
Salam kenal,
Kami ucapkan Selamat atas diselamatkannya Antum dari paham sempalan Wahabi. Semoga istiqomah dalam faham ahlussunnah wal-jamaah.
Ikuti terus blog-blog Ahlussunnah seperti Abu Salafy, Salafy Tobat, Sufi Muda, Daarul Mukhtar, Forsan Salaf, dll. Insyaallah dapat ilmu ahlussunnah, katakan tidak pada faham wahabi. Insyaallah selamat agama kita dunia akherat, amin…..
susah memang susah klo kita ngomong sama nu yang satu ni pemikiran dangkal lang serobot aja
wah….wah bukan ibnu qoyyim aja mas yang meriwayatkan dan tidak ada pertentangan diantara mareka..
ya udah gappa mas islam agma yang berupa dalil terserah deh mu ikut apa ga
atau aaaaaallle ikut ziarah kuburan sono minta ama kh gus mohon ilham nyaaaaaa
iiiiiih seraam
wahai orang2 gila dr kalangan orag sufi atau pengikut kebathilan.yg tdk mau menyakini bahwa alloh itu diatas langit….:adakah yg bisa membantah secara akal sj yg mudah difahami .kenapa ketika kita berdoa tangan kita menghadap keatas bukan menghadap kemana2(arah barat,uatara,selatan,dan timur),justru menghadap keatas.
klu anda (abu salafy dan yg sefaham dengannya)tdk menyakini bahwa alloh tdk diatas maka jangan km berdoa kpd alloh menghadap keatas,mk berdoalah sesuai dengan yg km yakini yaitu,mengadap timur,barat,utara,selatan,)nicaya anda akan dicap sebagai org gila krn telah keluar fitrah anda
tolong dijawab abu salafi
@abu abdillah
Ini sih pertanyaan lucu….. Lha kalau memang sampeyan menganggap wajib begitu, mengapa wajah dan kepala anda tdk menengadah ke atas ketika shalat? Lucu ga?
Salam
Yah baru saja saya mau tahu tentang islam, eeeh ternyata islam orangnya songong2, saling mencaci, berkata kata kotor, ada yang salafy/ wahaby (mengaku ahli sunnah)ada yang abu salafy (mengakub ahli sunnah).
Jadi ilfil, apalagi kalau baca dari artikel abu salafy, ih GELI banget saya, kok isinya cacian mulu ya?
Padahal katolik ama protestan berbeda tapi ga saling mencaci gitu ya.
Tapi saya udah bisa nebak dari artikel atau bantahan dari yang berkunjung di blog ini. siapa yang patut diikuti
Abu salafy atau Salafy/wahaby
anda bisa kirimi saya artikel yang bisa membuat benar2 ingin mengenal islam ga?
tapi jangan artikel2atau bantahan2 ‘dungu’ kaya di blog ini.ga bermutu, yang bermutu,
saya ada di : danikahikingf@yahoo.co.id
O ya, abu salafy, anda kalau berdebat lewat blog kok kaya pendeta2, ngomongnya panjang2 tapi penuh emosi.
Baru tahu ya dani,
Emang abu salafy suka menghujat lawannya, bicara tanpa ilmu, KAYA ‘ANJING dan BABI’ peliharaan orang Nashani, nGgonggong melulu, baca Qur’an juga paling ga bisa dia,
kalau di LDII udah dicincang dia
semoga abu salafy dilaknat aja deh ama Alloh SWT
yang ane tahu justru yang kaya ANJING n BABI tuh orang salafy/wahabi. buktinye banyak…pondok IHYAUSSUNNAH “perang dingin” ma AL-ANSHOR kencuran, ALANSHOR kencuran “perang dingin” ma JAMILURRAHMAN n POGUNG. ya udeh biar bahasanya agak halus kaye film “TOM n JERRY”, kucing ma tikus yang berebutan makanan. katenye mau nyatuin umat lewat kata2 manisnya “KEMBALI KEPADA SUNNAH, MENJAUH DARIPADA BID’AH”. (ini berdasarkan survei lapangan ane waktu masih di jogja). Terus ga segan2nya orang salafy menghina gurunya sendiri bahkan mencap SESAT gurunya (lihatlah perlakuan murid2 KIng ja’far Umar Tholib yang sekarang telah memusuhinya dengan membuat pondok baru ALANSHOR kencuran, bahkan sampe ada yang menghina guru besarnya di YAMAN). bahakan sesama salafiyyin aja saling curiga. mana ISLAM kalian, tidak berakhlaq dan beradab. dengan guru saja sangat benci, apalagi terhadap orang lain yang berbeda faham. lebih baik kalian perbaiki intern salafyin, baru menyalahkan orang lain.
Kalau bab wajah, ada contoh para salaf dalam memahami maknanya, datangkan riwayat para salaf dalam menakwilkan makna istawa alal arys, yadullah dsb… Takkan para salafus soleh keliru pada bab wajah sahaja, bab yad dan sebagainya mereka tak keliru.
Kembalilah kpd AQ dan AS berdasarkan pemahaman salaf, bukan pemahaman ahbash…
abu abdillah salafy, di/pada Maret 13, 2010 pada 1:42 pm Dikatakan: r
wahai orang2 gila dr kalangan orag sufi atau pengikut kebathilan.yg tdk mau menyakini bahwa alloh itu diatas langit….:adakah yg bisa membantah secara akal sj yg mudah difahami .kenapa ketika kita berdoa tangan kita menghadap keatas bukan menghadap kemana2(arah barat,uatara,selatan,dan timur),justru menghadap keatas…..
Balas
Ente wahaby kan? Tapi kenapa berdo’a tangannya ke atas, bukannya menurut wahaby angkat tangan waktu do’a itu bid’ah? Awas lho nanti tangan ente dibakar di neraka…… piss…
http://www.darussalaf.or.id/stories.php?id=1542
@abah zahra,masalah mengangkat tangan ktika berdoa itu perkara khilafiyyah,ada ulama yg membolehkan pada saat2 tertentu ada jg yg mendiamkan dan ada yg melarang.Tp itu prkara2 fiqih,bkn aqidah.Mengenai kberadaan ALLAH DI ATAS LANGIT MAKA INI PERKARA AQIDAH,jd beda ulasannya.Mknya anda belajar dulu jgn asal comot aja kyak duplikatnya salman rusdhi si abu salafy ini.Allahu fissamaa’,makna fii pd kalimat ini adalah ‘alaa yg berarti di atas.Trus hati2 dr abu salafy ini krn dia sesat….
@indo india, 3 april 2010, kayaknya ente nih separo2, maksudnya wahabinya masih separo, jadi rusaknya masih separo, ada kemungkinan kembali ke jalan yg benar. Wahaby tulen itu tidak mentoleransi adanya khilafiyah, faham gak. Jadi pokoknya harus sesuai dengan ajaran mereka. Kalo ga sesuai di masalah fiqih, dibilangnya lah kita ini bid;ah, masuk neraka, kalo ga sesuai di masalah aqidah, dibilanglah kita kafir, musyrik, juga masuk neraka, itu aja pilihannya. Gada istilah khilafiyah. Oang Jafar umar thalib aja yang dulu dedengkotnya wahabi sekarang dibilang sesat, gara2nya salah satunya ikut zikir berjamaah sama Ust. Arifin Ilham, apalagi kita, dibilang apa yah…. Makanya jadi wahabi tuh jangan setengah2, Wahabi tuh membuang hadits doif ( lemah ), jadi menurut Wahabi, hadits doif itu sederajat dengan hadits palsu, pasti tidak dilakukan Nabi SAAW. Mengangkat tangan waktu berdo’a menurut Wahabi tuh hadits doif, sederajat dengan hadits palsu, jadi dianggap nabi ga pernah mengajarkannya. Makanya dibilangnya lah bid’ah, masuk neraka. Padahal mereka kalo doa abis sholat, ada yang nunduk, ada yang usap2 tangannya, pokoknya macam2 lah, yang juga gada haditnya, abis itu kabur… ga salaman, kan salaman abis solat juga bid’ah…
Semua ulama Islam mengikrarkan aqidahnya yaitu Allah SWT ada tanpa tempat ( bukan di langit ). Itulah aqidah yang dipegang oleh Rasulullah SAAW, para sahabat, tabiin, tabiit tabiin, salafussoleh. Semuanya ulama yang ilmunya bersanad ke Rasulullah SAAW mempunyai aqidah Allah SWT ada tanpa tempat ( bukan di langit ).Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Hanafi, Imam Hambali juga beaqidah yang sama. Hanya wahabi aja yang nyeleneh. Kita patut pertanyakan apakah ulama2 mereka ilmunya bersanad sampai ke Rasulullah SAAW? Atau hanya baca2 kitab terdahulu di perpustakaan, lalu menafsirkannya dengan logika hawa nafsunya sendiri? Bahkan ulama pujaan wahabi, Ibnu Taymiyah, dan Albani, di akhir hidupnya mengakui kalau aqidah yg benar adalah Allah SWT ada tanpa tempat ( tidak di langit ). Sebagai contoh, saya nukil perkataan Imam Ali bin Abi Thalib AS, orang nomor 2 setelah Rasulullah SAAW yang paling mengerti tentang agama ini, Al-Islam, berkata :” “Allah itu ada sebelum adanya tempat, dan sekarang,(setelah menciptakan tempat) Allah tetap seperti semula,yakni ada tanpa tempat” (lihat kitab al Farq baina al Firaq halaman 333).
sumber http://salafytobat.wordpress.com/
Balas
ya Allah… aku berlindung kepadamu dari kesesatan orang2 yg menakwilkan Al-Qur’an tanpa ilmu
apabila terjadi permasalahan umat di antara kita maka kembalikanlah kepada kitabullah, as-sunnah,riwayat para sahabat karena merekalah generasi terbaik di masa Rasulullah, kepada para ulama yang tsiqah.
wallahu’alam
astagfirullah…
kembalilah pda ahlussunah wal jama’ah sungguh kalian tidak akan tersesat di dunia ini.
aku bukan muhadist
mugo2 bocah wahabi cepet podo tobat….al fatikhah…
mugo2 anak turunane kto kabeh ora keneng virus wahabi…al fatikhah..
Assalamualaikum .ustadz abu salafi ,blog ini sangat bagus apa lg untuk orang2 awam seperti saya hampir terjerumus ke akidah mujasimmah,teruskan berdakwah ,ana yakin ALLAH ada tanpa tempat ,maha suci ALLAH yang jauh dari prasangka2 hamba2nya.semoga ALLAH senantiasa memberikan taufiq dan hidayahnya kpd kt smua amin ….untuk ustadz abu salafi semoga ALLAH memberikan kesabaran dalam berdakwah ,meskipun bnyak yang menghina ,klau tdk sepemahaman dngan kt ,ridho ALLAH lah yang kt cari,insyaallah kt tidak akan kecewa ..wasalam ….
ana sih memang baru masuk islam tapi setelah ana pertimbangkan baik melihat artikel abu salafi yg judulnya tuhan itu tidak di langait dari 1 sampai 4 dan juga membaca bantahanya dari rekan semuslim maka saya merasa bahwa Allah memang bersemayam diatas arys/di atas langit dengan segala kebesaranya,guna menghindari kerancua dalam beribadah,dalil yg mereka gunakan lebih kuat dibanding saudara seislam abu salafi,saya ibadah jadi khusu’ dan yakin di banding pemahaman saya dulu di budha bahwa tuhan ada dimanamana,maaf kalo komentar saya menyinggung bukan maksud untuk menhakimi tapi biarkan saya berpendapat,sekali lagi maaf
semoga akhi arman terus mendapat hidayah Allah subhanahu wa ta’ala
akhi memang perdebatan tentang keberadaan Allah dari dahulu sudah ada,ada yg dalam pencarianya memakai akal ada juga yang penafsiran yang extreem sampai ada juga menacri dengan metafisika,ada yg terkena subhat agama non muslim dan ada juga yang tidak memikirkan.mengenai dimana Allah kita harus bersandar debgan Al quran dan assunah sesuai dengan pemahaman para salaf/sahabat,karena yang tau dimana Allah yaa allah sendiri maka kita harus merujuk ke pada firman firmanya ,intinya memang Allah ada di atas langit di singgasana arsy kita tak perlu menkwilkan bagiamana cara dan sifat nya dia bersemayam kita hanya mengimani apa yang Allah katakan.akhi arman bisa kunjungi ke situs http://www.darussalaf.or.id(bukan promosi) di situ anta bisa lihat ilmu ke silaman yang jernih langsung dari sumbernya berdasarkan faham Ahlussunah wal jamaah.sukron ya akhi
Abu Salafy:
Terima kasih atas permainannya ustadz rizqisegaf bin ustadz ARMAN YANG NGAKU BARU MASUK ISLAM!
@razifudin di 20 februari 2010,ente bilang syaikh albani mualaf?Dungu amat nih org,dia duluan lahir drpd ente,bhkan dr kakeknya ente mngkin,keislaman dia udah dr zaman dulu,albania,dan negara2 balkan udah ditaklukkan di zaman kekhalifahan umar ibnul khaththab radhiallahu anhu.Makanya cr ilmu yg haq,baca sejarah,dungu dipiara.Hasilnya begini akhirnya,asal nyablak!Klo ditanya dunia,siapa al albani?Semua rata2 mengenal bliau,baik kawan maupun lawan.Klo ditanya siapa razifudin?Weleh2x,siapa tuh?Gk da yg knal tu
@riziqassegaf, di/pada April 19, 2010 pada 3:12 am Dikatakan:
……..
Abu Salafy:
Terima kasih atas permainannya ustadz rizqisegaf bin ustadz ARMAN YANG NGAKU BARU MASUK ISLAM!
Balas
_____________
Yaa.. ketahuan lagi deh kecurangan wahabi, ga yang paling alim sampe kroco2nya, tetep aja curang,.. memang beda ajaran yang dibawa Nabinya kaum Muslimin yaitu Nabi Muhammad SAAW yang diantaranya adalah akhlakul karimah, mungkin ajaran yg dibawa Nabinya kaum wahabi, Syekh Abd Wahab ga mencakup akhlakul karimah ya?? Menghalalkan segala cara, kok mirip ajaran Karl Max sih, yang ujung2nya ngikutin cara2 zionis? ada apa ya???
@Indo india, di/pada April 19, 2010 pada 4:19 am Dikatakan: r
@razifudin di 20 februari 2010,ente bilang syaikh albani mualaf?Dungu amat nih org,dia duluan lahir drpd ente,bhkan dr kakeknya ente mngkin,keislaman dia udah dr zaman dulu,albania,dan negara2 balkan udah ditaklukkan di zaman kekhalifahan umar ibnul khaththab radhiallahu anhu.Makanya cr ilmu yg haq,baca sejarah,dungu dipiara.Hasilnya begini akhirnya,asal nyablak!Klo ditanya dunia,siapa al albani?Semua rata2 mengenal bliau,baik kawan maupun lawan.Klo ditanya siapa razifudin?Weleh2x,siapa tuh?Gk da yg knal tu
_______
Ente lebih dungu lagi, gak kenal sama Syekh Albani… Di akhir hayatnya beliau sudah bertobat dari akidah sesat wahabi, dan meyakini bahwa Allah ada tanpa tempat ( Allah tidak di langit ). Kenapa ente ga ikut ulama panutan ente? Silakan rujuk teks kenyataan Allah Wujud Tanpa Bertempat Dan Tanpa Berarah oleh Al-Bani & Az-Zahabi :
Kitab: Mukhtasor ‘Ulu Li ‘Aliyyil ‘Azhim.
Pengarang: Syamsuddin Az-Zahabi.
Pentahkik: Nasiruddin Al-Bani. Cetakan: Maktab Islami.
Mukasurat: 71.
Kenyataan teks Al-Bani bersumber kitab di atas :
“ Apabila kamu telah mendalami perkara tersebut, dengan izin Allah kamu akan faham ayat-ayat Al-Quran dan Hadith Nabai serta kenyataan para ulama Salaf yang telah dinyatakan oleh Az-Zahabi dalam kitabnya ini Mukhtasor bahawa erti dan maksud sebalik itu semua adalah makna yang thabit bagi Allah iaitu ketinggian Allah pada makhluk-makhlukNya ( bukan ketinggian tempat), istawanya Allah atas arasyNya layak bagi keagonganNya dan Allah tidak ber arah dan Allah tidak bertempat”. Atau lihat di http://salafytobat.wordpress.com/2008/10/16/bukti-ibnu-taymiyah-dan-al-bany-taubat-dari-aqidah-sesat/. Semoga ente mengikuti syaikh Albani yang tobat sebelum ajalnya. Dan juga wahabi2 yang lain ikut tobat juga. Dan kitab yang ditulis Syekh Albani sebelum tobat jangan dipake rujukan lagi ya…..
@abah zahro yg sangat2 dungu,sumber2 yg ente sebut apalagi blog goblog salafytobat,biar ribuan kali ente terjemahin,tetep aja salah ambil ksimpulan.Si admin blog ini aja,asal comot koq,hadits n perkataan ulama difahami seenak perutnya,baru belajar baca kitab kalee……Dan tak ada satu ulama salaf yg klian bilang wahabi itu menyatakan bhw syeikh al albani rujuk dr pendapat salafusshalih.Omongan ente gk bs dipercaya,ilmu mustholah hadits aja ente gk ngerti.Salafy gk knal khilafiyyah?Itu kn kata ente!
@Indo india, di/pada April 20, 2010 pada 1:24 pm Dikatakan: r
@abah zahro yg sangat2 dungu,sumber2 yg ente sebut apalagi blog goblog salafytobat,biar ribuan kali ente terjemahin,tetep aja salah ambil ksimpulan.Si admin blog ini aja,asal comot koq,hadits n perkataan ulama difahami seenak perutnya,baru belajar baca kitab kalee……Dan tak ada satu ulama salaf yg klian bilang wahabi itu menyatakan bhw syeikh al albani rujuk dr pendapat salafusshalih.Omongan ente gk bs dipercaya,ilmu mustholah hadits aja ente gk ngerti.Salafy gk knal khilafiyyah?Itu kn kata ente!
_______
Yaaa… kebiasaan buruknya keluar lagi deh….
Kan udah jelas rujukan kitabnya, ya udah kalo menurut ente apa donk maksudnya….
Masalah khilafiyah juga gak ngaku, betapa banyak gerakan salafy, bahkan yang di Indonesia saling serang, saling menyesatkan, gara2 masalah khilafiyah, berarti kan wahaby ga mentolerir masalah khilafiyah, karena dari 73 golongan, hanya 1 golongan yang selamat, yaitu wahaby, eh, sekarang wahaby ada macem2, salafy yamani, salafy sururi, dll, jadilah antar mereka perang sendiri, tapi harusnya haditsnya diganti donk, kalo ada 10 sekte wahaby, ya jadinya 82 golongan donk, bukan 73 lagi, kacau…kacau…
Kepada yang berpendapat Allah ada di langit, tlg jelaskan hal definisi anda tentang “langit”. Apa itu langit? Sesuatu yang diatas kita? Betul begitu? Padahal saat satu orang di Indonesia menengadahkan tangannya ke “langit” utk berdoa (artinya menghadap ke “atas”), di saat yang sama, arah “atas” itu adalah berarti di bawah telapak kakinya muslim yang sedang berdoa di Amerika sana.
Jadi “langit” itu batasannya apa? Sesuatu yang diluar bumi? Jadi anda berpendapat bahwa Allah ada di SEMUA TEMPAT SELAIN BUMI, begitu?. Jadi kalau seorang muslim yang astronot berarti sudah mendekat kepada Allah?
Kembali lagi, jika anda belum mendefinisikan “langit”, segala diskusi ini akan sia2.
Wassalam..
@ ziad fatah
Saya setuju dg Anda….
Coba renungkan dulu , wahai kaum najedi ……
Langit itu Apa?
Apakah Allah selalu di langit…. menetap , bersemayam ?
Tak bolehkah Dia ke bumi…. Dzat -Nya…
Nggak ada yg mustahil bg Dia…
Di mana Dia sebelum terciptanya langit…. ?Arsy ?
Lebih dulu mana langit atau Allah …?
komentari buku MAZHAB WAHABI-fakta dilapangan ISLAM WAHABI dalam beribadah lebih condong mengikuti hasil ijtihad ABU HANIFAH (mu’tazilah) daripada Imam Ahmad-keganasan dan kelicikan dua tingkat diatas YAHUDI.
Salafy lebih ilmiah karena perkara agama tentu tidak akan bertentangan dengan perkara dunia,jelas dong Allah bersemayam diatas ArsyNya.KENAPA RASULULLAH SAW PADA SAAT PERISTIWA ISRA’ DAN MI’RAJ TIDAK KEARAH TEMPAT LAIN KENAPA MESTI NAIK KEATAS LANGIT.RASULULLAH SAW YG NOTABENENYA PEMBAWA AGAMA YG MULIA INI MEYAKINI KEBERADAAN ALLAH DIATAS ARSY.KENAPA PENGIKUT BELIAU KAYAK ABU SALAFY TDK MENGIKUTI BELIAU.APAKAH ANTUM LEBIH MULIA DARIPADA RASULULLAH SAW………………………………………ANDA WAHAI ABU SALAFI ADALAH SEBURUK-BURUKNYA TEMPAT DINERAKA.
Kun ‘aliman wa la takun jahilan.
Kenapa harus mengeluarkan penyataan “ANDA WAHAI ABU SALAFI ADALAH SEBURUK-BURUKNYA TEMPAT DINERAKA.” bukankah anda orang yang bersyahadat? dan abu salafi juga orang yang bersyahadat, kenapa juga harus mendo;akan sesama muslim dengan do’ a yang buruk apa begitu akhlak seorang muslim yang mengaku sesuai dengan alqur’;an dan sunnah, APAKAH ANTU LEBIH MULIA DARIPADA RASULULLAH?
Perlu juga kita ingat kata2 iblis “ana khairun minhu” saya lebih baik daripadanya, jangan buru2 dulu mangatakan amalan saya yang lebih baik sementara orang lain adalah sesat, tidak sesuai dengan tuntunan nabi.
sekarang ini bagaimana cara mengetahui amalan nabi yang sesuai dg nabi tentu dari ulama, pastinya dari para ulama dan ulama pun banyak berpendapat karena mereka beranggapan hadist yang mereka pengang adalah hadist shahih, dan manusia di beri akal untuk berfikir bukan untuk ikut-ikutan
LHA….Kalau Alloh tidak berada di atas langit atau bersemayam di atas ARSY, lalu sewaktu Rosululloh shollollohu ‘alaihi wa sallam menerima perintah sholat 5 waktu (yang kita yakini langsung dari ALLOH)
pada peristiwa Isra’ Mi’raj, berarti Rosululloh shollollohu ‘alaihi wa sallam menerima perintah itu dari siapa……???
Kan Rosululloh shollollohu ‘alaihi wa sallam dalam peristiwa tersebut naik ke langit ke 7 terus ke sidratul muntaha…..????
Monggo dijawab
Mudah-mudahan saya adalah pengomentar terahir,dan tidak lagi saling caci mencaci lagi,begini loh riwayatnya-yang diutarakan oleh Abu Salafi itu benar dan berdasar,kalau kita mau meluangkan waktu untuk membaca sejarah islam dengan seksama dan sedikit teliti,banyak kitab yang dibakar dan di selewengkan isinya oleh Islam Wahabi,hal ini diakui oleh pakar sejarah Islam dari kelompok Islam Wahabi itu sendiri,apabila Islam Wahabi tidak dibesarkan dan didanai oleh Saudi Arabia,Islam Wahabi ini tidak ada nilai jual alias jadi SPAM,banyak penyelewengan Aqidah dikalangan Islam Wahabi,tapi selalu ditutup-tutupi oleh orang yang menamakan dirinya MENGIKUTI ULAMA SALAF.Sekarang yang menjadi pertanyaan kita semua-benarkah Rasulullah SAW dan para Sahabat/Tabi’ut tabi’in itu JIDATnya pada HANGUS dan petantang-petenteng memamerkan ke ISLAM an nya kepada sesama islam,al Bani saya anggap orang sakit jiwa yang terlalu lancang dan lancung menafsirkan Al Qur’an dan al Hadis tanpa ilmu yang memadai,dimana cacatnya hasil dari Ijtihad Imam Syafi’i sehingga para ISLAM WAHABI bersemangat sekali untuk meruntuhkannya,silahkan renungi.Wassalam.
@all: bukankah rasulullah menyuruh kita meninggalkan debat sekalipun kita dipihak yg benar? Sifat Allah,wujud,dan keberadaan Nya tidak akan bisa dijangkau dg pikiran manusia,kita hanya di wajibkan meyakini dg ‘ainul yakin’ bhwa Allah Dzat yg ada sebelum adaxa sesuatu,yg awal dan yg akhir,yg menciptakan,mematikan,membangkitkan,jadi untuk apa repot2 berdebat sdang resiko anda adalah kufur?
Mau tau bagaimana kejahilan si abu salafy ini,
silahkan kunjungi alamat ;
http://www.firanda.com/index.php/artikel/31-bantahan/76-mengungkap-tipu-muslihat-abu-salafy-cs
Balas
@ abu fachri
Maaf akbi, apa tidak kebalik. Bukankah ustadz Firanda telah dicukur gundul oleh uastadz abusalafy?!
Semua akan menjadi SAKSI siapa yang JAHIL dan siapa yang KUAT DALILNYA??
asssalamu alikum,situs(Blog) ini mengundang perdebatan dan al-Hamdulillah,kebenaran Al-Qur’an dan hadits pula semakin nyata dengan adanya perdebatan ini.selama ini saya baru menyadari bahwa saya banyak dipengaruhi oleh pahaman wahabi lewat buku2 bacaan,dan saya hampir disesatkan oleh pahaman wahabi yang ternyata hanya menerima sebahagia ayat al-Qur’an dan menolak sebahagiannya.dalam kasus ini misalnya kaum wahabi berpahaman bahwa Allah SWT bertempat dan tempatnya di atas arsy.wahabi hanya menerima ayat”Allah bersemayan di atas arsy”qs.taha 5,al-araaf 54 dsb,berarti menolak ayat lainnya seperti”apabila hambaku bertanya,katakan bahwa Aku dekat”qs al-baqarah 186,Dan Kami lebih dekat kepadanya dibanding diri kamu sendiri”qs al-waqiah 85,”kemanapun kamu menghadap disitulah wajah Allah”qs al-baqarah 115,”ketika Allah menampakkan Diri di bukit maka hancur lenyaplah bukit itu dan Musa as jatuh pingsan”qs al-araaf 143.dst.menilai cara kaum wahabi mempertahankan pahamannya sangat fanatik,kasar,tidak Islami,tidak berahlaq,mengkafirkan orang bahkan berani menentukan neraka tempat orang yang tidak sepaham dengannya..jelas sekali menandakan bahwa pahaman wahabi ini sudah tidak benar.pahaman wahabi sebenarnya hanya mengikuti pendapat ulama klasik yang sudah jauh ketinggalan zaman dan tidak mampu berdepan dengan sains moderen.kebenaran Al-Qur’an semakin nyata dengan munculnya penemuan2 ilmiah moderen dan hadirnya saintis moderen Islam Harun Yahya yang membongkar segala kepalsuan mulai dari teori evolusi darwin,materialisme sampai kepada pahaman wahabi,menunjukkan bahwa pahaman wahabi bakal runtuh seiring dengan runtuhnya teori darwin yang pada mulanya disangka benar ternyata keliru.baca Harun yahya,”Rahasia dibalik materi”risalah gusti surabaya.wassalm
oh pemikiran al ahbash lebanon ternyata…