Kitab Kasyfu asy Sybubuhât Doktrin Takfîr Wahhâbi Paling Ganas (40)

Di antara alasan yang diutarakan Syekh Ibnu Abdil Wahhâb untuk melegalkan pengafiran dan penghalalan darah-darah dan harta kaum Muslimin adalah perintah Nabi saw. untuk memerangi kaum Khawârij.

Tentang Kaum Khawârij

Demikian juga dengan kaum Khawârij yang kata Syekh bahwa Nabi saw. telah memerintahkan agar mereka diperangi. Ia berkata:

َ… أَنَّ مَنْ أَظْهَرَ الإِسْلاَمَ وَالتَّوْحِيدَ وَجَبَ الْكَفُّ عَنْهُ إِلاَّ أنْ يَتَبَيَّنَ مِنْهُ مَا يُنَاقِضُ ذَلِكَ . وَالدَّلِيلُ عَلَى هَذَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم الَّذِي قَالَ ,أقَتَلْتَهُ بَعْدَ مَا قَالَ : لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، وَقَالَ : أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا لاَ إِلَهَ إِلا اللَّهُ، هُوَ الَّذِي قَالَ في الْخَوَارِج : أيْنَمَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاقْتُلُوهُمْ، ,لَئِنْ أَدْرَكْتُهُمْ لأَقْتُلَنَّهُمْ قَتْلَ عَاد.ٍ مَع كَوْنِهِمْ مِنْ أكْثَرِ النَّاسِ عِبَادَةً، وتَهْلِيلاً ، حَتَّى إِنَّ الصَّحَابَةَ يَحْقِرُونَ صلاتهم عِنْدَهُمْ ، وَهُمْ تَعَلَّمُوا الْعِلْمَ مِن الصَّحَابَةِ . فَلَمْ تَنْفَعْهُمْ “لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَهُ” ، وَلاَ كَثْرَةُ الْعِبَادَةِ ، وَلاَ ادِّعَاءُ الإِسْلاَمِ لَمَّا ظَهَرَ مِنْهُمْ مُخَالَفَةُ الشَّرِيعَةِ .

“… bahwa orang mennampakkan tauhid dan keislaman wajib dilindungi (dari dikafirkan) sehingga terbukti darinya hal yang menyalahinya. Dalil akan hal tersebut adalah Rasulullah saw. bersabda (kepada Usamahibn Zaid -penyu): ”Apakah engkau membunuhnya setelah dia mengucapkan Lâ ilâha illallah” dan beliau bersabda:”aku diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga mereka mengucapkan Lâ ilâha illallah. Beliau juga yang mengatakan berkaitan dengan kaum Khawârij, “Di manapun kalian menemukan orang-orang Khawârij maka bunuhlah mereka dan andai aku mengalami mereka niscaya aku akan membunuh mereka seperti membantai kaum ‘Ad”. Padahal mereka adalah orang-orang yang paling banyak ibadahnya, banyak mengucapkan tahlil dan tasbih, bahkan para sahabat merasa meremehkan diri mereka di hadapan mereka. Dan mereka belajar ilmu dari para sahabat namun kalimat Lâ ilâha illallah, banyaknya ibadah, dan klaiman Islam yang mereka lakukan tidak bermanfaat bagi mereka sa’at terbukti mereka menyalai syariat.

________________

Catatan 36:

Apa yang ia sebutkan panjang lebar dalam keterangan di atas tidaklah berguna sedikit pun untuk mendukung vonis sesatnya dalam mengafirkan kaum Muslimin. Apa yang ia katakan dan kaidah ia tegaskan jusretu berbalik mengena dirinya dengan doktrin pengafiran gegabah tersebut.

Tidak ada yang meragukan bahwa siapa yang menampakkan tauhid dan keislaman harus dihormati darah, harta dan harga dirinya… haram untuk dikafirkan dan divonis musyrik, sehingga tampak darinya sesuatu yang jelas-jelas menentang keimanan dan keislaman yang tampak sebelumnya. Semua itu sudah jelas dan tidak diperlukan di sini ia bawa-bawa! Karenanya para ulama pasti akan mengecam siapa yang dengan gegabah menvonis kafir/musyrik seorang Muslim apalagi kaum Muslimin dengan alasan-alasan semu yang kesimpulan-kesimpilan “dungu”…. Menvonis musyrik seorang atau kaum Muslimin dengan anggapan mereka telah menyembah selain Allah SWT., padahal anggapan itu hanyalah khayalan si pemvonis belaka!

Selama belum ada kepastian apakah ia benar-benar telah menyembah selain Allah dan menyekutukan makhluk dengan Khaliq, maka status awal harus tetap dihormati!

Dan kenyataan inilah yang tidak pernah diindahkan Imam Besar kaum Wahhâbiyah dan para mukallidnya! Ini yang pertama.

Kedua, tidak benar apa yang ia katakan bahwa dikafirkannya kaum Khawârij itu dikarenakan telah “terbukti mereka menyalahi syariat.” Sebab yang tampak dari kaum Khawârij adalah:

1) Mengafirkan kaum Muslimin selain kelompok mereka, tidak terkecuali Sayyidina Ali ibn Abi Thalib –karramallu wajhahu-; sahabat agung dan mulia Nabi saw., pendekar Islam yang berkat perjuangannya membela Rasulullah saw., Islam tegak dan berjaya, menantu Rasulullah, suami Siti Fatimah, ayah kedua putra kesayangan Nabi; al Hasan dan al Husain ra.. Ali ibn Abi Thalib yang dinyatakan Nabi saw. dalam hadis shahinya bahwa: Kebencian kepada adalah kemunafikan dan kecintaan kepada adalah bukti keimanan, yang berperang melawannya addalah sama dengan berparang melawan Nabi, menentangnya sama dengan menetang Nabi saw. … .

2) Menghalalkan darah-darah dan harta-harta kaum Muslimin selain kelompok mereka.

3) Menebar teror di sepanjang jalan kaum Muslimin.

4) Menyatakan perang terhadap seluruh kaum Muslimin.

Semua itu mereka lakukan dikarenakan syubhat (kerancuan berpikir) yang mereka alami… dan sebab paling dominannya adalah kebekuan cara berpikir dan kekauan sikap mereka. Dan paling mirip dengan mereka di zaman kita sekarang dan beberapa waktu lalu adalah kegerombol orang yang dengan gegabah mengafirkan kaum Muslimin, menghalalkan darah dan harta mereka, menyerang desa-desa dan kota-kota kaum Muslimin (tidak terkecuali dua kota suci umat Islam; Mekkah dan Madinah), menebar teror dan… dan… semua itu akibat syubhat (kerancuan berpikir) dan kebekuan serta kekakuan yang membelenggu akal-akal mereka. Mereka mengafirkan kaum Muslimin yang bertawassul, bertabarruk, beristighâtsah, bertasyaffu’ dll. dengan anggapan bahwa mereka telah musyrik dan menuhankan selain Allah SWT.

Jadi siapa sebenarnya yang lebih mirip dengan kaum Khawârij? Kaum Muslimin atau kaum Wahhâbi?