Kitab Kasyfu asy Sybubuhât Doktrin Takfîr Wahhâbi Paling Ganas (23)

Berkata Syeikh Ibnu Abdil Wahab:

Jika dia berkata: aku tidak menyekutukan Allah dengan hal apapun dan seruanku kepada orang-orang saleh bukanlah kesyirikan.

Maka katakanlah kepadanya jika Anda mengakui bahwasanya Allah mengharamkan syirik lebih dari pengharaman zina dan Anda mengakui bahwa Allah tidak akan mengampuninya, maka hal ini adalah hal yang diharamkan oleh Allah dan disebutnya sebagai dosa yang tidak diampuni. Sesungguhnya dia itu tidak mengetahui.

Maka katakan padanya: Bagaimana Anda berlepas diri dari kesyirikan sedang Anda tidak mengetahuinya? Apakah Allah mengharamkan hal ini kepadamu dan menyebutnya sebagai dosa yang tidak diampuni, lalu Anda tidak menanyakannya, apakah Anda menyangka Allah telah mengharamkan sesuatu dan Dia tidak menjelaskannya kepada kami?

Jika dia berkata: syirik adalah menyembah arca-arca sedang kami tidak menyembah mereka. Maka jawablah, apakah arti dari penyembahan berhala itu? Apakah Anda menyangka bahwa mereka meyakini bahwa kayu-kayu dan batu-batuan itu mencipta, memberi rizki dan mengatur urusan orang yang menyembahnya? Ini adalah hal yang diingkari oleh al-Quran.

____________

Catatan 20:

Di sini Ibnu Abdil Wahhab mengajarkan kepada para pengikutnya bagaimana cara menghadapi kaum Muslimin yang ia sebut sebagai Musyrik itu!

Siapakah yang ia sebut sebagai Musyrik itu? Tiada lain adalah kaum Muslim yang meyakini dibolehkannya meminta syafa’at dari Nabi Muhammd saw. Karenanya doktrin pengafiran ini diwarisi oleh para penerus dan pawaris manhaj Ibnu Abdil Wahhab… Syeikh al Utsaimin ketika menysarahkan kata-karta Ibnu Abdil Wahhab di atas:Jika dia berkata: aku tidak menyekutukan Allah dengan hal apapun dan seruanku kepada orang-orang saleh bukanlah kesyirikan” Jika si Musyrik itu berkata…. (Syarah Kasyf asy Syubuhât:58)

Jadi meminta syafa’at kepada Nabi Muhammad saw. adalah kemusyrikan… dan orang Muslim yang melakukannya adalah Musyrik karenanya!

Dan keterangan pada catatan sebelumnya sudah cukup membuktikan kebatilannya.

Ibnu Abdil Wahhab meyakinkan para pengikutnya bahwa Si Muslim yang Musyrik itu, selagi ia meyakini bahwa meminta syafa’at dari Nabi Muhammad saw. itu bukan kemusyrikan maka ia tidak akan pernah mampu menjawab pertanyaan: Apakah kemusyrikan itu? Seakan yang mengerti jawabannya hanya kaum Arab baduwi yang hidup jauh dari peradaban dan pencerahan ulama Islam!

Ia ingin meyakinkan kaum awam yang menjadi pengikutnya bahwa yang mampu menjawab hanyalah mereka yang mampu memahami dan mau menerima Konsep Tauhid yang ia sajikan! Konsep Tauhid yang selama berabad-abad tak terfahami oleh para ulama Islam… oleh para tokoh Salaf; sahabat, tabi’în dan tabi’ut tabi’în! Seperti ketika mengatakan di awal risalahnya ini bahwa seluruh ulama Islam tidak memahami makna Kalimatu Tauhid!

Setelahnya ia mengatakan, jika kenyataannya kamu tidak mengerti apa itu syirik, maka bagaimana kamu menyucikan dirimu darinya?!

Selamanya kaum Wahhâbaiyah, utamanya imam besar mereka; Ibnu Abdil Wahhab selalu memaksakan hal-hal yang sama sekali tidak diyakini oleh lawan mereka!

Mereka menuduh umat Islam selain Wahhâbi menyembah selain Allah SWT! Apa sebenarnya bentuk penyembahan selain Allah SWT yang mereka lakukan? Jawabnya jelas menurut Ibnu Abdil Wahhab, yaitu apa yang kalian kerjakan terhadap para wali dengan bertawassul, beristighhâtsah, meminta syafa’at, mengusap dan atau mencium batu nisan pusara mereka dll!

Dan tidak jarang kaum Wahhâbi mengada-ngada dan membuat-buat cerita bahwa mereka juga menyembahnya dalam bentuk menyembelih hewan-hewan kurban untuk mereka seperti juga kaum Musyrik menyembelih hewan-hewan kurban sebagai sesajen untuk sesembahan mereka!

Ibnu Abdil Wahhab menceritakan untuk kita pembelaan kaum Muslim yang sedang ia musyrikkan dengan mengatakan bahwa:”Jika dia berkata: syirik adalah menyembah arca-arca, sedangkan kami tidak menyembah mereka.”

Di sini, seperti biasanya, pewaris sejati manjah takfîr Ibnu Abdil Wahhab; al Utsiamin dalam Syarah-nya mempertegas dengan mengatakan, ”Jika dia berkata:….” yaitu jika si musyrik yang musyabbih itu berkata kepadamu, …. .” (Hal:59)

Di sini Ibnu Abdil Wahhab mendoktrin kaum awam pengikutnya dengan mengatakan, ”Jika dia berkata: syirik adalah menyembah arca-arca, sedangkan kami tidak menyembah mereka. Maka jawablah, apakah arti dari penyembahan berhala itu? Apakah Anda menyangka bahwa mereka meyakini bahwa kayu-kayu dan batu-batuan itu mencipta, memberi rizki dan mengatur urusan orang yang menyembahnya? Ini adalah hal yang diingkari oleh al-Quran.”

Abu Salafy berkata:

Syirik adalah sudah jelas, ia menyekutukan Allah SWT. dalam:

A) Dzat, dengan meyakini ada tuhan slain Allah SWT.

B) Khaliqiya, dengan meyakini bahwa ada pencipta dan ada pelaku yang berbuat secara independen di alam wujud ini selain Allah SWT.

C) Rububiyah, dengan mayakini bahwa ada kekuatan selain Allah SWT yang mengatur alam semesta ini secara independen. Adapun keterlibatan selain Allah, seperti para malaikat, misalnya yang mengaturan alam adalah dibawah kendali Allah dan atas perintah dan restu-Nya.

D) Tasrî’, dengan meyakini bahwa ada pihak lain yang memiliki kewenangan secara independen dalam membuat undang-undang dan syari’at.

E) Hâkimiyah, dengan meyakini bahwa ada kekuasaan yang dimiliki oleh selain Allah secara independen.

F) Ibadah dan penyembahan, dengan menyembah dan bersujud kepada arca dan sesembahan lain selain Allah SWT., meminta darinya sesuatu dengan kayakinan bahwa ia mampu mendatangkannya secara independen dan dengan tanpa bantuan dan izin Allah SWT.

Batasan-batasan syirik, khususnya syirik dalaam ibadah dan penyembahan adalah sudah jelas dalam Al Qur’an dan Sunnah. Dari ayat-ayat Al Qur’an yang mengisahkan kaum Musyrikin dapat dimengerti bahwa kendati kaum Musyrikin itu meyakini bahwa Allah lah yang mencipta langit dan bumi, pemberi rizki dan pengatur alam, akan tetapi tidak ada petunjuk bahwa mereka tidak meyakini bahwa sesembahan mereka itu; baik dari kalangan Malaikat maupun Jin memiliki pengaruh di dalam pengaturan alam semesta ini! Dengan pengaruh di luar izin dan kontrol Allah SWT. Mereka meyakini bahwa sesembahan mereka mampu menyembuhkan orang sakit, menolong dari musuh, menyingkap bencana dan kesusahan dll tanpa izin dan restu Allah!

Untuk membuktikan hal itu mari kita perhatikan ayat-ayat di bawah ini:

قُلِ ادْعُوا الَّذينَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِهِ فَلا يَمْلِكُونَ كَشْفَ الضُّرِّ عَنْكُمْ وَ لا تَحْويلاً .

“Katakanlah: ”Panggillah mereka yang kamu anggap (tuhan) selain Allah, maka mereka tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya dari padamu dan tidak pula memindahkannya.”(56)

Bahkan ayat-ayat di bawah ini menunjukkan bahwa mereka enggan bersujud kepada selain arca-arca sesembahan mereka dan tidak meyakini tuhan selain arca-arca itu. Allah SWT berfirman:

وَ إِذا قيلَ لَهُمُ اسْجُدُوا لِلرَّحْمنِ قالُوا وَ مَا الرَّحْمنُ أَ نَسْجُدُ لِما تَأْمُرُنا وَ زادَهُمْ نُفُوراً.

Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Sujudlah kamu sekalian kepada Yang Maha Penyayang”, mereka menjawab: ”Siapakah yang Maha Penyayang itu Apakah kami akan sujud kepada Tuhan Yang kamu perintahkan kami (bersujud kepada-Nya)”, dan (perintah sujud itu) menambah mereka jauh (dari iman).” (QS. Al Furqân[25] ;60)

Dan dari ayat-ayat di bawah ini telihat jelas bahwa mereka menyamakan arca-arca sesembahan mereka dengan Allah SWT; Rabbul ‘Alâmîn! Walaupun dalam sebagian sisi penyamaan.

Coba perhatikan pertengkarang mereka yang dikisahkan Allah dalam Al Qur’an:

قالُوا وَ هُمْ فيها يَخْتَصِمُونَ * تَاللَّهِ إِنْ كُنَّا لَفي‏ ضَلالٍ مُبينٍ * إِذْ نُسَوِّيكُمْ بِرَبِّ الْعالَمينَ .

Mereka berkata sedang mereka bertengkar di dalam neraka * “Demi Allah,sungguh kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata,* “Karena kita mempersamakan kamu dengan Tuhan semesta alam.” (QS. asy Syu’ara’[26];96-98)

إِنْ كادَ لَيُضِلُّنا عَنْ آلِهَتِنا لَوْ لا أَنْ صَبَرْنا عَلَيْها وَ سَوْفَ يَعْلَمُونَ حينَ يَرَوْنَ الْعَذابَ مَنْ أَضَلُّ سَبيلاً.

“Sesungguhnya hampirlah ia menyesatkan kita dari sembahan-sembahan kita, seandainya kita tidak sabar (menyembah) nya. Dan mereka kelak akan mengetahui di saat mereka melihat azab, siapa yang paling sesat jalannya.” (QS. Al Furqân[25]; 42(

وَ يَقُولُونَ أَ إِنَّا لَتارِكُوا آلِهَتِنا لِشاعِرٍ مَجْنُونٍ.

“Dan mereka berkata: “Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan- sembahan kami karena seorang penyair gila.” (QS. As Shafat;36 (

أَ إِفْكاً آلِهَةً دُونَ اللَّهِ تُريدُونَ.

“Apakah kamu menghendaki sembahan- sembahan selain Allah dengan jalan berbohong.” (QS. As Sshafat; 86)

أَ جَعَلَ الْآلِهَةَ إِلهاً واحِداً إِنَّ هذا لَشَيْ‏ءٌ عُجابٌ.

“Mengapa ia menjadikan tuhan- tuhan itu Tuhan Yang satu saja Sesungguhnya ini benar- benar suatu hal yang sangat mengherankan.” (QS.Shad; 5)

وَ قالُوا أَ آلِهتُنا خَيْرٌ أَمْ هُوَ ما ضَرَبُوهُ لَكَ إِلاَّ جَدَلاً بَلْ هُمْ قَوْمٌ خَصِمُونَ .

“Dan mereka berkata: ”Manakah yang lebih baik tuhan-tuhan kami atau dia (Isa). Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.” (QS. az Zukhruf [43];58)

قالُوا أَ جِئْتَنا لِتَأْفِكَنا عَنْ آلِهَتِنا فَأْتِنا بِما تَعِدُنا إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقينَ.

“Mereka menjawab:”Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari (menyembah) tuhan-tuhan kami Maka datangkanlah kepada kami azab yang telah kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar.” (QS. Al Ahqâf [46]; 22)

Dari ayat-ayat di atas dan selainnya, dapat dimengerti bahwa kemusyrikan kaum Musyrikin itu dikarenakan mereka meyakini ada tuhan-tuhan selain Allah SWT yang memiliki kepasitas independen sebagai tuhan, pengatur alam semesta, yang memiliki kemampuan mendapatangkan manfa’at dan menolak mudharrat secara independen pula!

Dan hal itu semua tidak ada pada keyakinan kaum Muslimin (yang divonis kafir Imam besar kaum Wahhâbiyah dengan tuduhan bahwa mereka telah menyekutukan Allah SWT dalam ibadah, yang dalam istilah kaum Wahhabi disebuat Ulûhiyah!! Dengan tuduhan bahwa mereka telah menyembah selain Allah dalam bentuk ta’dzîm/penagugunagn dan penghormatan yang mereka berikan kepada para nabi as. sementara ta’dzîm iotu tidak selalu identik dengan penyembahan!

Mereka menuduh kaum Muslimin selain Wahhabi sebagai telah menyembah selain Allah SWT dikarenakan mereka menampakkan ketundukan kepada selain Allah, separti para nabi as. sementara tidak semua ketundukan itu identik penyembahan!! Dan dengan tuduhan-tuduhan lain yang sama sekali tiidak berdasar!!

Maka dari itu adalahh aneh jika Imam Besar memastikan bahwa kaum Muslimin (yang Musyrikun dalam pandangan Ibnu Abdil Wahhab itu), baik ulamanya apalagi kaum awamnya tidak akan mampu menjelaskan apa itu tauhid? Apa itu syirik? Sedangkan Ibnu Abdil Wahhab dan para pengikutnyalah yang akan mampu menjawabnya!!

Sepertinya, doktrin untuk menumbuhkan perasaan percaya diri yang dicekokkan Ibnu Abdil Wahhab kepada para pengikutnya itu terlalu berlebihan dan terlalu “PD”!

Tinggalkan komentar