Kaum Wahhâbiyah Mujassimah Memalsu Atas Nama Salaf! (1)

Kepalsuan Penukilan Ucapan Imam Abu Hanifah!

Akidah tajsîm yang memposturisasi Allah SWT dengan menetapkan berbagai sifat jism untuk Allah adalah akidah yang menyimpang … Maha Suci Allah dari kekurangan sifat-sifat dan kebutuhan!

Kendati kefasadan dan kesesatan akidah tajsim telah nyata dari bukti-bukti Al-Qur’an dan Sunnah shahihah, namun demikian kaum Mujassimah tak henti-hentinya mempropagandakan akidah mereka melalui ayat-ayat Al-Qur’an tertentu yang mereka plesetkan artinya. Atau Sunnah shahihah yang mereka salah artikan…. Dan yang tidak jarang mereka lakukan adalah memalsu hadis-hadis atas nama Nabi suci Muhammad a saw. dan atau para sahabat mulia. Selain cara-cara kotor itu mereka tempuh, mereka juga tidak segan memalsu atas nama para imam dan ulama Salaf demi melariskan bidha’ah (barang dagangaan akidah murahan) mereka. nama-nama para imam besar mereka bawa-bawa, pernyataan para pembesar ulama mereka sebut-sebut agar kaum awam terkesima dan terpesona serta menganggap bahwa demikianlah akidah yang diyakini Salaful Ummah dan para imamul Ummah. Dan karena banyak pihak tertipu dengan lebel “Salaf” yang selalu ditempelkan pada setiap akidah porduk kaum penyimpang itu; kaum Mujassimah yang kini diwarisi dan diperjaungkan kaum Wahhabiyah, walau mereka sangat keberatan disebut Mujassimah, tetapi kenyataan yang akan membuktikan bahwa mereka benar-benar Mujassimah yang membungkus diri dengan nama Mazhab Salaf!!

Sedekedar sebagai contoh pemalsuan atas nama Salaf yang merupakan kejahatan kaum Mujassimah dalam membutakan umat Islam dari akidah shahihah yang jauh dari tasybîh dan tajsîsm, saya akan sebutkan beberapa contoh sebagai bukti akan hal itu.

Kaum Mujassimah Berbohong Atas Nama Abu Hanifah

Mereka menyebut-nyebut bahwa Imam Besar Ahlusunnah Abu Hanifah –rh- berkata:

مَنْ قال لا أعْرِفُ ربِّي في السماء أم في الأرضِ فقد كفر، لأَنَّ اللهَ يقول: {الرَّحْمنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوى‏}، و عرشه فوق سبع سماواته.

“Barang siapa berkata, ‘Aku tidak mengetahui apakah Allah di langit atau di bumi maka ia benar-benar telah kafir. Sebab Alllah telah berfirman:

الرَّحْمنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوى‏.

“(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas Arasy.” (QS. Thâhâ;5)

dan Arsy-Nya di atas tujuh lapis langit.”

Abu Salafy berkata:

Pernyataan yang mereka nisbahkan kepada Abu Hanifah di atas adalah kebohongan dan kepalsuan belaka!! Namun kaum Mujassimah memang gemar memalsu dan junûd, bala tentara mereka berbahagia dengan penemuan pernyataan-pernyataan palsu seperti contoh di atas!!

Pernyataan itu benar-benar telah dipalsukan atas nama Imam Abu Hanifah… perawi yang membawa berita itu adalah seorang gembong pembohong dan pemalsu ulung bernama Abu Muthî’ al Balkhi.

Adz Dzahabi berkata tentangnya, “ia seorang kadzdzâb (pembohong besar) wadhdhâ’ (pemalsu). Baca Mîzân al I’tidâl,1/574.

Ketika seorang perawi disebut sebagai kadzdzâb atau wadhdhâ’ itu berarti ia berada di atas puncak keburukan kualitas… ia adalah pencacat atas seorang perawi yang paling berat. Demikian diterangkan dalam kajian jarhi wa ta’dîl !

Imam Ahmad berkata tentangnya:

لا ينبغي أن يُروى عنه شيئٌ.

“Tidak sepatutnya diriwayatkan apapun darinya.”

Yahya ibn Ma’in berkata, “Orang itu tidak berharga sedikitpun.”

Ibnu Hajar al Asqallani menghimpun sederetan komentar yang mencacat perawi andalan kaum Mujassimah yang satu ini:

Abu Hatim ar Razi:

كان مُرجِئا كَذَّابا.

“Ia adalah seorang murjiah pembohong, kadzdzâb.”

Adz Dzahabi telah memastikan bahwa ia telah memalsu hadis Nabi, maka untuk itu dapat dilihat pada biografi Utsman ibn Abdullah al-Umawi.” (Lisân al Mîzân,2/335)

Abu Salafy berkata:

Pembaca dapat memperhatikan kualitas perawi andalah kaum Wahhabiyah Mujassimah ini…! dan renungkan apa yang dikatakan Imam Ahmad di atas! Mungkinkah seorang yang dengan tanpa rasa takut kepada siksa Allah memalsu hadis atas nama Nabi suci saw. mungkinkah orang seperti itu akan segan memalsu atas nama orang biasa seperti Abu Hanifah… yang tentunya berbohong atas namanya lebih ringan konsekuensi dan dosanya (tentunya jika dia masih percaya dengan adanya siksa Allah!)

Dan yang sangat mengherankan ialah bahwa kaum Wahhabiyah Mujassimah, seperti Syeikh al-Albâni dkk. Keberatan menerima Abu Muthî’ sebagai periwayat kitab al Fiqhu al Akbar karya Abu Hanifah dengan alasan karena di dalamnya terdapat bagian-bagian yang menyelisihi akidah mereka, sementara itu mereka dengan tanpa malu membanggakan Abu Muthî’ sebagai yang menukil pernyataan Imam Abu Hanifah yang mengatakaan Allah di langit lapis ketujuh di atas Arysi-Nya!!

Ada pula kelinglungan kaum Wahhabiyah Mujassimah ketika mengatakan bahwa Abu Muthî’ dapat diandalkan dalam periwayatan pernyataan-pernyataan Abu Hanifah, tidak ketika menukil dari selainnya termasuk juga ketika menukil hadis Nabi saw.!!

Subhanallah! Ini adalah dagelan yang tidak lucu dalam agama! Sebab seorang yang berani memalsu atas nama Nabi suci saw., akankah ia segan memalsu atas nama selainnya?!

Tetapi memang beginilah kaum “Dagelan” itu! Mereka membangun pondasi akidah menyimpang mereka di atas “lelucon”!!

Sebagai bukti, berapa banyak Syeikh al-Albâni menolak menshahihkan sebuah pernyataan dari seorang imam/tokoh dikarenakan ada perawi yang dha’if menurutnya!! Seperti ketika ia menolak pernyataan Abu Hanifah dan Abu Yusuf (muridnya) melalui jalur Muhammad ibn Syujâ’ al Tsalji:

و لكنه إسنادٌ هالكٌ، الثلجي هذا متروك كما فِي التفريب.

“Akan tetapi sanad/jalurnya adalah hâlik/binasa. Al Tsalji adalah perawi matrûk (dibuang periwayatannya) seperti disebutkan dalam at Taqrîb.”

Lebih lanjut saya persilahkan kaum wahhabiyah Mujassimah membaca Mukhtashar al ‘Uluw:156

Dari sini dapat kita saksikan bahwa dalam keyakinna para tokoh Mujassimah itu tidak ada tempat bagi pembeda-bedaan antara membawa/meriwayatkan hadis Nabi saw. atau menukil riwayat pernyataan seorang ulama… jika ia cacat ya tetap cacat!

Akan tetapi beginilah kenyataaannya… kita selalu berhadaapan dengan kaum mutanâqidh, yang tak henti-hentiya memamerkan kontardiski akidah dan keyakinannya sendiri….

Dan akhirnya saya katakan…

Kepalsuan menjadi andalah dan acuan….

Kedangkalan sebagai modal utama penafsiran…

Kebohongan sebagai komoditas unggulan…

Innâ Lillâhi wa Innâ Ilahi Râji’ûn.

(Bersambung)

29 Tanggapan

  1. Hai kaum islam takut akan siksa Allah. Mungkin hi atau besok kita kembali kehadirat Allah SWT. Jgn lah anda mengikuti faham yg akan membawa anda2 masuk Neraka. Kembalilah. Ngeri kita melihat para pencetus Mazhab yg menciptakan fitnah. Bukti2 sangat jelas atas keyakinan yg dianut para imam ini yg menggambarkan kesesatan mereka. Mengapa anda2 msh ngotot mempertahankan? Apakah krn kehidupan dunia? Allah berfirman bagi mereka yg bertakwa mereka akan bahagia dunia dan akhirat. Apa lagi yg kita harapkan atas jaminan Allah ini Masing2 kita akan mempertanggung jawab segala amal perbuatan kt dihapan Allah Imam2 serta penganjur anda tdk bertanggung jawab atas anda2 dihadapan Allah. Ya Allah berikan HIDAYAH DAN PETUNJUK KEPADA MEREKA2.

  2. Maa Syaa Alloh…jangan sperti itu abu rohat.orang-orang yang engkau anggap sesat itu adalah para ulama terbaik dimasanya, yang boleh jadi jika dilihat dari berbagai sisi tidak akan ada lagi padanannya di zaman sekarang ini. ingatlah “man syadzdzda syadzdza finnaar” yang menciptakan fitnah itu bukan mereka, karena diantara pengikut-pengikut 4 imam madzhab tersebut tidak ada yang saling sesat menyesatkan, mereka saling menghormati satu sama lain, islam sebagai rohmat itu diperlihatkan oleh mereka.

  3. ada yang mo komen tulisan diatas?
    ana demen ama ucapan Abu Salafy neh:

    kami siap menerima kebenaran dari siapapun datangnya. kata hikmah mengatakan, “iltamisil hikmah walaw min famil khinzir.”

    mudah-mudahan tidak memiliki arti ganda…
    hahahahaha….


  4. AYO LAH LIAT SITUS: Axxyc.com
    (Komunitas Indo, ga perlu register)

  5. Jadi kalau kita baca kitab مختصر العلو للعلي الغفار dan imam adzdzahabi menulis dan menshaihkan dikitab ini bagaimana bisa dia rahimahullah mendhaifkannya di kitab lain??? Ini yng jadi pertanyaan…Mana dari kitab itu yang benar2 qaul/hasil karya al imam adzdzahabi????? Atau jangan2 ada pemutar balikan fakta disini…

    ______________________
    Abu Salafy:

    Akhi benthaleb…. pertama-tama kamu harus sadar bahwa Adz-Dzahabi itu manusia biasa…. dalil ilmu pengetahuannya pun ia berevolusi dan berkembang… ia menulis buku العلو للعلي الغف di masa mudanya, kemudian setelah makin pinter ia ralat sendiri apa yang dahulu ia tulis! Hebatkan?! ia itu munshif.

    Tidak seperti sebagian kita, setelah berminggu-minggu dsikusi tetap aja tidak ada tambahan ilmu….
    sampai-sampai menyebut nama buku saja masih keliru….. wan buku مختصر العلو للعلي الغفار itu karangan Al-bani bukan adz-Dzahabi…. Al-bani juga banyak mengkritisi kitab tersebut makanya ia terbitkan edisi ringkasan, mukhtashar!

  6. Assalamualaikuum…
    ndherek langkung ustadz….
    matur suwun sanged, artikel2 panjenengan sae sanged utamanipun kagem tiyang2 bodo kados kawula….
    mugi2 Gusti Alloh tansah paring ridho dhumateng panjenengan….
    Ampun bosen2 anggenipun ngelikaken sedulur2 kito se-Iman lan se-Islam, mugi2 usaha panjenengan pikantuk piwales ingkang setimpal saking Gusti Alloh…
    Amin ya Robbal ‘Alamiin…
    Wassalamu’alaikum wr. wb.

  7. Yang perlu dipahami adalah:
    1. (Dimensi) ruang/tempat, waktu, dan kesadaran adalah makhluq Alloh. Alloh tidak dibatasi ruang dan waktu dan kesadaran makhluq. Bukankah dalil bahwa alloh pencipta segalanya, dan tidak serupa dengan apapun adalah cukup untuk hujjah ini.
    2. Nash2 yg menyatakan sifat atau perbuatan sang pencipta tentunya harus dipahami dengan landasan dalil-dalil bahwa ruang, waktu, pikiraN, dan kesadaran adalah makhluq alloh, sehingga melahirkan sikap:
    a. Maknanya kita serahkan pada alloh,
    b. Harus dipahami alloh bukan makhluq, memahami makna “sifat atau perbuatan alloh” itu tentu dalam pengertian memahami sesuatu yang diluar batas ruang, waktu, dam kesadaran.
    c. hukum besar kecil,awal akhir, batas, dll adalah implikasi ruang, waktu, dan kesadaran.
    c. Jika memang ada dalil2 bahwa memahami ayat2 sifat itu memakai bahasa majaz adalah sesuatu yang boleh atau bahkan diajarkan nabi, saya kira lebih baik, untuk menghidari mujassimah,
    d. Dalih mengatakan bahwa kita meyakini ayat2 itu secara dzohir, tanpa menjelaskan bahwa maknanya diserahkan pada alloh dan alloh bukan mahluq (tidak terikat waktu, ruang, ) bisa menjebak ke mujassimah,
    (nanti kita sambung lagi)

  8. Ass…
    @aburahat
    Klo coment tu yg jelas sih kang? Coment2nya ko ky org khotbah trus?Tp gpa2 sih bs sbg pnyejuk.
    @benthaleb
    ko ga msuk2 seh,jd krng rame neh dskusinya,sy mrasa khlangan anda neh?moga anda sehat2 j.
    @abu salafy
    Sy menunggu sambungan dr artikel d atas ko ga kluar2? Nanti comen dr temen2 yg laen mnyusul.

  9. ya benar memang Abu muthi al-Balkhi telah dilemahkan oleh para Imam.

    tapi bagaimana dengan yang ini:
    berkata al-Imam ad-Darimi Rahimahullah dalam Radd al-imam ad-Darimi Ala Bisyr al-Marisi (hal. 24, Dar al-Kutub Ilmiah, ):
    menceritrakan kepada kami al-Hasan bin ash-Shabah al-Bazzar dari Ali bin al-Husain bin Syaqiq dari Ibnul Mubarak:
    فمن الدعي أنه ليس الله حد فقد رد القرآن
    “Barangsiapa yang menyatakan bahwa Allah tidak memiliki batas (حد) maka ia telah menolak al-Qur-an…. kemudian ia membawakan beberapa dalil dari al-Qur-an”

    sekarang kita lihat sanadnya:
    1. al-Hasan bin ash-Shabah al-Bazzar,
    قال هارون بن يعقوب الهاشمى : سمعت أبى يقول : أنه سأل أبا عبد الله ْ يعنى
    أحمد بن حنبل ْ عن الحسن ابن البزار فقال : اكتب عنه ، ثقة ، صاحب سنة .
    berkata Harun bin Ya’qub al-Hasyimi, aku mendengar ayahku mengatakan, bahwasanya aku bertanya kepada Abu Abdillah -yakni Ahmad bin Hanbal- ia berkata: “Tulislah darinya, Tsiqah, Ahli Sunnah” (Tahdzibul Kamal al-Mizzi)
    dan al-Imam al-Bukhari menjadikan ia sebagai hujjah dalam Shahihnya.

    2. Ali bin al-Husain bin Syaqiq,
    al-Hafidz Ibnu Hajar berkomentar:
    ثقة، حافظ
    “Tsiqah, Hafidz” (lihat at-Taqrib),
    dan ia termasuk Perawi asy-Syaikhain.

    Abu ABdurrahman berkata:
    “Sanadnya Shahih atas Syarat asy-Syaikhain, kecuali al-Hasan bin ash-Shabah al-Bazzar ia seorang perawi al-Bukhari.

    lalu siapa Ibnul Mubarak:

    ia Abdullah bin al-mubarak bin Wadhih al-Handzhali Abu Abdurrahman, ia salah seorang Imam A’lam, dan hafidzhul Islam.
    و قال محمد بن عيسى ابن الطباع ، عن عبد الرحمن بن مهدى : الأئمة أربعة : سفيان
    الثورى ، و مالك بن أنس ، و حماد بن زيد ، و ابن المبارك .
    dan berkata Muhammad bin ‘Isa bin ath-Thuba’, dari ‘Abdurrahman bin Mahdi : A-immah ada 4:
    1. Sufyan ats-TSauri
    2. Malik bin Anas
    3. Hammad bin Ziyad dan
    4. Abdullah bin al-Mubarak
    (Tahdzibul Kamal al-Mizzi)

    berkata al-Hafidz Ibn Hajar:
    ثقة ثبت فقيه عالم
    “Tsiqah, Tsabit, Faqih, ‘Alim (at-Taqrib)

    berkata adz-DZahabi:
    شيخ خراسان
    Sayikh Khurasan

    masih ada yang kurang wahai Abusalafi al-Mutakallim????

    _______________________
    Abu Salafy:

    Sepertinya kaum Wahhabiyah sudah kehabisan dalil Al-Qur’an dan Sunnah untuk mendukung penyimpangan pemahamannya tentang ayat-ayat Al Qur’an, seihngga sekarang mulai keluar dari rel manhajnya sendiri, mulai suka mengandalkan omongan orang… dan yang lebih parah lagi, mereka sangat tidak selektif… asal ketemu omongan yang mendukung anggapannya, langsung bangkit gairah baru semangat membela konsep TAJSIM!

    Apa yang Anda lakukan dengan membuktikan keshahihan sanad ucapan di atas, tetap saja akan sia-sia! Sebab siapa yang menjmin omongan orang yang Anda kutip itu dijamin benar?! Apa ada wahyu yang mengatakan bahwa semua yang diucapkannya adalah benar? Apakah dia

    لا ينطق عن الهو إن هو إلا وحيٌ يوحى؟!

    Akidah bahwa Allah SWT memiliki batas hanya akan diyakini oleh orang jahil murakkab! Sebab setiap yang memiliki batasan itu hadits! Pasti Anda sulit mengerti apa yang saya katakan! Makanya di sini akal sangat diperlukan untuk memahami agama!
    Tolong ustadz, Anda sebutkan ayat yang menyebutkan bahwa ada batas bagi Allah!

    Ustadz, semakin Anda banyak menulis di sini, semakin menjadi jelas bahwa Anda sedang terjebak dalam i’tiqad Tajsim dan tasybih! Itu akibat terlalu sering menelan mentah-mentah riwayat kaum Mujassimah!
    Jadi setelah Anda telah meyakini adanya batas bagi Allah SWT, masihkah Anda menolak disebut Mujassim?

    Maha suci Allah dari pensifatan kaum jahil!

  10. ana heran sama abu salafy ini tiap artikel yg muncul pasti ujung2nya nuduh salafy tajsimlah.ibnu taimiyah gembong tajsim lah,Muhammad bin abdul wahhab mujassimah tulenlah,apa ente itu sudah pernah ngaji sama syekhnya salafy??,kalau sudah berapa lama ngajinya??
    ente tau ngga Imam Abul Hasan Al-Asy’ary itu dulu ngaji sama MU’tazilah 40 tahun,setelah itu baru beliau sadar dan keluar dari mu’tazilah dan vonis SESAT pada faham Mu’tazilah,lah ente cuma baru baca buku wahaby,ibnu taimiyah,nukil sana ,comot sini,copy sana,paste sini,sdh main tuduh wahaby dan ibnu taimiyah Mujassimah,yang bener aja..
    Lagian yang ente tuduhkan itu mah lagu laama,dulu Syaikhul Islam Ibnu taimiyah juga dituduh MUJASSIMAH dan itu dibantah beliau mentah2,karena beliau MENGITSBATKAN SIFAT2 ALLAH seperti yad,wajah,istiwa TANPA TA’WIIL
    TASYBIH,TAKYIIF,TA’THIIL,TAMTSIIL,TAJSIIM.
    Namun karena memang sudah rasa iri dan dengki MENYELIMUTI Musuh2 beliau(maklum kalo mereka debat sama Ibnu Taimiyah sering kalah) mereka teteep aja nuduh tajsim.Ditambah lagi ketika itu doktrim yang dianut yang dianggap mewakili ahlussunnah(menurut klaim mereka) adalah asy’ariyyah dengan sifat 20,Datang Ibnu Taimiyah dibabat habis deh itu doktrin,pada gelabakan deh itu ulama(Musuh2 beliau),cuma sayangnya Musuh2 Ibnu Taimiyah yang ente klaim sebagai Ulama Ahlussunnah dalam artikel2 yg pernah ente tulis,mainnya ga jantan,karena ga bisa ngalahin argument Ibnu Taimiyah(karena memang Ibnu Taimiyah dalam kebenaran dan yang benar itu pasti menang)…mereka lapor kepenguasa..Lapor bos tu IBNU taimiah nyeleneh tolong ditangkap…ditangkep deh ibnu taimiyah,bahkan dalam sejarah kita tau beliau ditangkap berkali2,dan itu wajar perjuangan menegakkan kebenaran seperti dulu para Ulama salaf seperti Imam Ahmad bin Hanbal disiksa,dipenjara hanya gara2 mempertahankan prinsip aqidah ahlussunnah,dan itu juga terjadi pada Ibnu Taimiyah.

    Walaupun nukilan pendapat abu hanifah diatas PALSU,namun pada hakikatnya tidak menafikan bahwa madzhab salafushsholeh yang haq tentang sifat2 ALLAH SWT adalah MENGITSBATKAN APA YANG DIITSBATKAN ALLAH DAN RASULNYA DAN MENAFIKAN APA YANG TELAH DINAFIKAN ALLAH DAN RASULNYA,TANPA TAKWIL,TAKYIIF,TA’THIIL,TASYBIIH,TAMTSIIL.
    Berikut ana uraikan manhaj Imam Salafushsholeh tentang sifat Allah SWT sbb:

    Daripada Ja’far Bin Abdullah katanya: Kami pernah duduk berdekatan dengan Imam Malik lalu seorang lelaki bertanya kepada beliau: Wahai Abu Abdillah, Allah Yang Maha Pengasih bersemayam di atas `Arasy, bagaimana Dia bersemayam? Imam Malik menjawab: Tentang bagaimana Dia bersemayam tidak boleh diakali (ghair ma’qul), dan bersemayam-Nya bukan suatu yang dijahili (ghair majhul), beriman kepadanya (bersemayam) adalah wajib, dan bertanya tentangnya adalah bid’ah(Al-Hilyah; VI /325-326)

    Begitu juga dengan manhaj Imam Syafi’i dalam aqidah menetapkan apa yang ditetapkan oleh Allah dan RasulNya, dan menolak apa yang ditolak oleh Allah dan RasulNya. Karena itu beliau menetapkan sifat istiwa’ (Allah bersemayam di atas), ru’yatul mukminin lirrabbihim (orang mukmin melihat Tuhannya) dan lain sebagainya;

    Dalam hal sifat-sifat Allah, Imam Syafi’i mengimani makna zhahirnya lafazh tanpa takwil (meniadakan makna tersebut) apalagi ta’thil (membelokkan maknanya). Beliau berkata: “Hadits itu berdasarkan zhahirnya. Dan jika ia mengandung makna lebih dari satu, maka makna yang lebih mirip dengan zhahirnya itu yang lebih utama.”(Al-Mizanul Kubra, 1/60; Ijtima’ul Juyusy, 95).

    Imam Syafi’i pernah ditanya tentang sifat-sifat Allah yang harus diimani, maka beliau menjawab, ‘Allah memiliki nama-nama dan sifat-sifat yang telah dikabarkan oleh kitabNya dan dijelaskan oleh NabiNya kepada umatnya. Tidak seorang pun boleh menolaknya setelah hujjah (keterangan) sampai kepadanya karena Al-Qur’an turun dengan membawa nama-nama dan sifat-sifat itu. Maka barangsiapa yang menolaknya setelah tegaknya hujjah, ia adalah kafir. Adapun sebelum tegaknya hujjah, ia adalah ma’dzur (diampuni) karena kebodohannya, sebab hal (nama-nama dan sifat-sifat Allah) itu tidak bisa diketahui dengan akal dan pemikiran. Allah memberitahukan bahwa Dia memiliki sifat “Yadaini” (dua tangan), dengan firmanNya: “Tetapi kedua tangan Allah terbuka” (Al-Maidah: 64). Dia memiliki wajah, dengan firmanNya: “Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali wajahNya” (Al-Qashash: 88).” (Manaqib Asy-Syafi’i, Baihaqi, 1/412-413; Ushul I’tiqad Ahlis Sunnah, Al-Lalikai, 2/702; Siyar A’lam An-Nubala’, 10/79-80; Ijtima’ Al-Juyusy Al-Islamiyah, Ibnul Qayyim, 94).
    Begitu juga aqidah Imam Ahmad bin Hanbal tentang sifat Allah sbb:
    Ibnu Al Jauzy membawa kata-kata Imam Ahmad dalam Al Manaaqib, katanya: Sifatilah Allah dengan apa yang Allah sifati diri-Nya, dan nafikanlah daripada Allah apa yang dinafikan-Nya daripada diri-Nya.(Lihat Manaaqib al-Imam Ahmad; Hal 221)

    Imam Ahmad berkata di dalam kitabya: Bantahan terhadap Jahmiyah: Sesungguhnya Jahm Bin Shafwan mendakwa kononnya sesiapa yang mensifati Allah dengan sesuatu yang Dia sifati diri-Nya di dalam Kitab-Nya atau sebagaimana yang dikhabarkan oleh RasulNya maka dia kafir dan dia termasuk ke dalam Musyabbihah (menyerupakan Allah dengan makhluk).(LihatAl-Radd’ala al-Jahmiyah; Hal. 10)

    Begitu juga dengan Imam Abu Hasan AL-Asy’ary 4 tahun sebelum beliau wafat beliau telah menulis buku Al-Ibaanah fii ushuuliddiyaanah yang menunjukkan beliau rujuk kepada madzhab ahlussunnah wal jamaah yang haq dengan mengitsbatkan sifat2 khabariyyah.

    Cuma sayangnya pengikut beliau sekarang tetap NGOTOOOOT pada madzhab Takwil.

    Jadi kalau memang benar nih Imam2 empat atau para sahabat pernah mentakwilkan yad dengan kekuatan,istiwaa dengan kekuasaan tolong deh datangkan dalilnya….

    lagian apa susahnya bilang Allah punya wajah,Allah punya tangan,Allah punya kaki,Allah berada di’arsyNYA… gitu aja repot

    Yang susah nya itu ente bayangin tangan Allah seperti tangan manusia,wajah Allah seperti wajah manusia,bertempatnya Allah seperti bertempatnya manusia,MAKA jadilah ente MUJASSIMAH,

    Ibnu Taimiyah,wahaby,salafy tidak sedikitpun terbetik dalam hati mereka yang demikian,ente tuduh mujassimah maka otak ente yang ngaco.Kalau dulu Imam Ghazali pernah nulis buku TAHAAFUTUL FALAASIFAH(kekacauan para filosuf),Mungkin ana nanti nulis buku( kalau ente masih ngotooot)… TAHAAFUT ABI SALAFY…he…he..he sory ya bercanda…
    abu Utsman NU TULEN lho… bukan salafy

    Abu Salafy:

    Apa yang Anda banggakan itu adalah kepalsuan atas nama Salaf! Ikuti terus lanjutan pembongkaran kepalsuan itu pada edisi berikutnya!

  11. abusalafi saya bertanya sama anda!!

    1. apa anda merasa lebih hebat dari imam Abdullah bin al-Mubarak juga para imam lainnya???

    2. kemudian setiap dalil dari kitabullah dan sunnah rasulillah selalu anta mentahkan dengan pandangan akal anda, dan lebih keji lagi dengan nafsu anda menganggap riwayat shahih imam muslim itu mudtharib, hadits ahad dan bermacam argumen rusak, kalau hadits itu seperti yang anda maukan kenapa al-Imam asy-Syafi’i menjadikan hadits itu sebagai hujjah dalam kitab ar-Risalah dan al-Umm?? apa imam Syafi’i itu bodoh dalam menrangkan derajat hadits???

    kemudian lebih parah lagi anda ucapan anda:
    “Sepertinya kaum Wahhabiyah sudah kehabisan dalil Al Qur’an dan Sunnah untuk mendukung penyimpangan pemahamannya tentang ayat-ayat Al Qur’an, seihngga sekarang mulai keluar dari rel manhajnya sendiri, mulai suka mengandalkan omongan orang… dan yang lebih parah lagi, mereka sangat tidak selektif… asalh ketemu omongan yang mendukung anggapannya, langsung bangkit gairah baru semangat membela konsep TAJSIM!”

    adalah abusalafi telah mementahkan argumennya sendiri dalam blog yang berjudul “para salaf mentawil ayat-ayat shifat”

    maka kami kembalikan ucapan anda:
    Sebab siapa yang menajmin omongan orang yang Anda kutip itu dijamin benar?! Apa ada wahyu yang mengatakan bahwa semua yang diucapkannya adalah benar? Apakah dia
    لا ينطق عن الهو إن هو إلا وحيٌ يوحى؟!
    untuk anda sendiri.. telanlah!!!! anda hanya mencomot pendapat yang sesuai dengan nafsu anda gunakan saja akalmu untuk memusakan hawa nafsumu!!!

    __________________
    Abu Salafy:

    Akhi, kalian kaum Wahhabiyah Salafiyah mengklaim bahwa dalam mensifati Allah berslogan: “Kami akan mensifati Allah dengan apa yang Allah sendiri mensifati Diri-Nya” … tetapi dalam kenyataannya kalian sering tidak konsisten dengannya…. contoh paling jelas adalah apa yang kalian yakini sekarang ini bahwa:

    فمن الدعي أنه ليس الله حد فقد رد القرآن
    “Barangsiapa yang menyatakan bahwa Allah tidak memiliki batas (حد) maka ia telah menolak al-Qur-an…. kemudian ia membawakan beberapa dalil dari al-Qur-an”

    Dimana lafadz حد dapat ditemukan dalam Al Qur’an? Bukankah ini bukti bahwa ternyata kalian tidak konsisten dengan akidah kalian sendiri?!

  12. @Abu Abdurrahman
    Fahami… fahami… dan fahami dulu stiap anda menemukan teks2 yg mnyatakan Allah SWT mmiliki had.
    Sbg pijakannya,anda hrs fahami trlbh dhlu Laysa kamitslihi syae’un…
    Walam yakun lahu kufuwan ahad.
    Sy sarankan anda utk mmpljari sft wajib,mustahil dan jaiz bgi Allah Swt. Syangnya org2 wahabi mengharamkan mmpelajarinya,tp mrk mwjibkan mmpljari tauhid rububyah&uluhiyah dan tauhid asma wa shifat yg d ajarkan ben wahab.

  13. akibatnya ya jd gitu deh… mrk trjbak dg i’tiqad tajsim,mntapkan bhwa Allah bersmyam d ‘arsy,Tangan Allah kanan smua,dll i’tiqad2 bathil yg dyakini sbg i’tiqad yg shahih olh kaum mujassimah trmsk ddlamnya org2 yg taqlid buta dg ben wahab.
    Subhanallah.., munazzahun ‘an kulli ma siwah…
    Kullu ma siwa Allah ‘alamun,wal ‘alam haditsun…dst.

  14. kelihatannya saudara kita abi salafy ini memang kelewatan ga faham,sdh dijelasiinn,berkali-kali,eeh malah nanya lagi,gini akh,ente percayakan Allah MENDENGAR?? ya..(klo ga kebangetan ente),truss ente percaya kan Allah MELIHAT???ya..(juga kebangetan klo ga percaya),Nah itu namanya sifat MAA’ANI dalam AL-QURAN(ana yakin ente tau itu),

    Sekarang coba ente fikir manusia bisa MENDENGAR kan???Juga bisa MELIHAT kan??kalo ana berkata Allah MENDENGAR dan Manusia juga MENDENGAR apa itu namanya TAJSIIM??? tentu tidak,karena mendengarnyaAllah ga sama dengan mendengarnya manusia,MELIHATNYA Allah ga sama dengan melihatnya manusia,begitu juga dengan sifat2 khabariyyah seperti tangan,wajah,bersemayam.Kita juga punya tangan,wajah.bertempat tinggal,NAMUN tangan,wajah,bersemayamnya kita itu KAGA SAMA dengan TANGAN,WAJAH,BERSEMAYAMNYA ALLAH.Jadi klo kita kataka Allah punya tangan,wajah seperti kita mengatakan Allah bisa Mendengar,bisa melihat apa itu namanya TAJSIIM???Kalo ente jawab ya…kebangetan ente,berarti ASY’ARIYYAH juga TAJSIM,Mengapa?? karena mereka mengatakan Allah MENDENGAR,Kalo gitu mending jadi MU’tazilah DOONG,yang menafikan seluruh sifat Allah,KALO GITU namanya sesat doong.
    Klo ente ga percaya juga dgn penjelasan ana,truss , gimana ENTE menjelaskan hadits Nabi yang mengatakan bahwa :SETIAP ORANG YANG BERIMAN AKAN MELIHAT WAJAH ALLAH DISURGA DENGAN MATA KEPALA…APAKAH WAJAH DISITU JUGA WAJIB DITAKWILKAN???lantas klo ditakwilkan yg dilihat apa???angiin..
    afwn dari si NU TULEN

    ___________
    -Abu salafy-

    Saudaraku, Anda perlu belajar membedakan antara dua model sifat yang Anda sebutkan…. baru setelah itu Anda layak berdiskusi di sini.

  15. ooii kang….. komentar ana kok kaga dimuat..apa sampean sedang mikirin jawabannya????udalah kang…siakang jgn maksain diri..kita akuin aja…klo i’tiqad membatasi sifat Allah itu memang keliru,yg bener itu Tafwiidh,Imam Abu Hasan Al-Asy’ary juga ngakuin kekeliruan beliau,toh kita tetep ngakuin beliau sebagai Imam ahlussunnah waljama’ah,sbenarnya ana juga ga setuju sikap ikhwah kita dari salafy yang main tuduh bid’ah,pake qunut bid’ah,zikir jamaah bidah,main bola bid’ah,apa mrk kaga liat keseblasan arab saudi,apa mereka juga bikin bidah,,,,,cuma klo urusan ibnu taimiyah dan syekh Muhammad bin abdul wahhab ini ana kaga setuju klo antum kafirin,tajsimin mereka berdua tanpa antum baca dan fahami semua kitab2 syaikhul Islam yang dikatakan ada 620 judul dengan jumlah 3000 jilid,jangan karena kebencian antum pada salafy antum tumpahkan kebencian antum pada syaikhul islam ibnu taimiyah.Sebenarnya ibnu taimiyah kaga ada hubungannya dengan salafy sekarang,toh syaikhul islam sdh wafat 700 tahun yg silam ,lantas antum mau hubungkan dengan orang salafy sekarang….ya engga nyambung..antum pake otak sedikitlah.
    afwn sblmnya SI NU TULEN

  16. udah deh kang klo siakang malu jawabnya kirim aja ke mail ana ni alamatnya ami_enal@yahoo.co.id

  17. yaah ditunggu2 kaga ada jawabannya,gini aja kang sampean itu mending mikirin umat,sekarang ini umati butuh bimbingan dari orang semacam akang,berilmu,cerdas.

    Umat ini banyak yang bodoh ga tau agama,ga tau sholat,ga tau aqidah,ga tau buat apa dia diciptakan,ga tau tujuan hidup.Terus terang ana ini pedagang,jadi komunitas ana adalah para pedagang,klo waktu azan zuhur itu berapa banyak sih pedagang yang mau nutup tokonya ,bisa dihitung dgn jari,yang laen pada sibuk dgn toko,diajakin sholat eeeh malah menjawab…entaaar dulu lagi sibuk….entaaar pelanggan saya pada lari kesebelah…etaaar2 macam2lah alasannya,

    Belum lagi ada yang mau minta jimat supaya dagangannya laris…pokoknya macem2lah.Nah ini adalah realitas masyarakat kita yang masih bodoh alias jahil terhadap agama.Klo sampean sibuk ngurusin perdebatan ini….ya ga ada ujungnya…umur sia2…waktu terbuang…yang didapat apa???ya ga ada cuma permusuhan,caci-maki,saling menjatuhkan.Sadar kang kita ini hidup bukan untuk berdebat,tapi untuk ibadah dan dakwah.Kemaren tetangga ana ada yang mati mendadak 4 orang sekaligus….yah namanya juga umur…ga ada yang tahu…kita ini cuma nunggu giliran….klo pas lagi nghujat2 Ibnu Taimiyah siakang mati mendadak umpanya….siakang mau apa.Mending kalo yg akang bilang itu bener,kalo salah…apa akang kaga takut tuh ama siksa Allah menghina Ibnu Taimiyah yg udah mati.Ibnu taimiyah walaupun akang hujat setinggi langit ,akang caci,kaga bakal bangkit dari kubur.Toh dia sudah mendapatkan kenikmatan dari Allah swt,akang pernah baca kitab ruh Ibnul qoyyim kan,disitu ibnul qoyyim cerita bahawa dalam tidur dia bertemu gurunya Ibnu Taimiyah setelah beliau wafat,lalu bertanya wahai guru bagaimanakah kedudukan anda sekarang sisi Allah,Ibnu Taimiyah menjawab,Alhamdulillah aku sekarang mendapatkan kedudukan yang mulia disisi Allah….

    Tuh akang lihatkan ga ada gunanya ngafirin ibnu taimiyah…toh Allah sdh ngampuni beliau(mungkin ibnu taimiyah akan bilang dalam kuburnya “ini orang geblek banget ya ngafirin gue,apa die ga ya tau gue ini sekarang dapat nikmat dan diampuni),….tinggal kita lagi nich….ape kita yakin diampuni Allah……Sekarang buka mata kita,buka hati kita…..perkara orang2 salafy nghujat kita ,caci kita….ya biarin toh mereka sendiri nanti yang nanggung akibatnya…..yang penting kaga usah dilawan…ntar juga bosen sendiri….buat suporter siakang dalam blog ini ana lihat bisanya cuma ngompor-ngomporin suasana…ga kasih solusi
    afwn klo ada kata2 ana menyinggung siakang

  18. Numpang lewat n numpang komen….

    Setiap perkataan orang dapat diambil atau tidak dari siapapun, kecuali “Qoola Rasulullahi shallallahu alaihi wa sallam….” dll….

    Kenapa anda sibukkan dengan membahas perkataan orang2 yang tidak ada predikat ma’shum (mungkin tergelincir) terhadap mereka??

    Ya, pemahaman akan ayat dan hadist harus-lah berdasar bagaimana mereka memahami (para salfush shalihin) sedangkan kita meyakini bahwa mereka mengimani shifat Allah (serta tafsirnya) dengan apa yang Rasulullah jelaskan terhadap mereka.

    Sebenarnya apa yang anda nukilkan (yang saya kurang tau kebenarannya) hanyalah sedikit dari sekian banyak perkataan para salafush shalihin yang tidak mendukung akidah anda

    Mari kita teladani para salaful ummah yang menakwilkan hanya apa yang Rasulullah jelaskan terhadap mereka karena mereka tidak berani lancang. Mereka adalah orang-orang yang tidak bertawassulan, tidak “shalawatan”, tidak isbal, tidak “tabarukkan”, tidak bershalawat dengan keras antara iqamah dan adzan, tidak bersalam2an ketika setelah shalat berjamaah, tidak nariyah-an, tidak mauludan, dan tidak melakukan semua yang banyak diamalkan oleh….

    Masalah terperinci seperti yang anda angkat pada artikel ini dan para hujjah pembantah2 anda yang rela menyisihkan waktu untuk ‘mengurusi’ blog ini, saya kurang begitu paham nih detail gitu karena saya juga seorang thullab dan kurang punya banyak referensi, namun kaidah2 untuk memahaminya saja.

    Dan yang saya heran apakah derajat keilmuan anda telah sampai untuk mengkritik takhrij2 sanad hadist oleh Syaikh Al Albani. Beliau menolak hadist karena memang sanadnya lemah, bukan karena menyelisihi akidah. Adapun telah menjadi keyakinan Ahlussunnah, bahwa dua atau lebih hadist yang sama2 shahih tidak mungkin bertentangan.

    __________
    -Abu Salafy-

    Jika terbukti bahwa para salaf mena’wil ayat-ayat shifat, bukankah itu cukup sebagai bukti kesalahan anggapan yang mengatakan bahwa mereka memaknai teks-teks sesuai dengan pengertian yang menunjukkan tasybih dan tajsim? Apakah lalu mena’wil menjadi bid’ah yang sesat.

    Masalah kritik mengkritik pendapat ulama, tidak selayaknya dihadapi dengan kata-kata: Pinter mana kamu dengan ulama itu atau syeikh itu?!
    Itu bukti kekerdilan dan ketumpulan pikiran pengucapnya.
    Buktikan saja bahwa kritikan saya itu salah dan kita berdiskusi di sini.
    Wassalam.

  19. mas ini lafadz asli ibnul mubarak rahimahullah:

    “barangsiapa yang menetapkan bahwa Allah tidak memiliki batas maka ia telah menolak al-qur-an, dan ia telah menetapkan sesuatu yang tidak ada (ketetapannya), karena sesungguhnya Allah disifatkan dengan batas tempatnya yang banyak terdapt dalam kitabnya, Allah ta’ala berfirman: ” (yang Maha Pengasih yang beistiwa dia atas arsy) (Thaha-5), “apakah kalian merasa aman terhadap yang dilangit” (al-mulk-16)”, “mereka takut kepada Tuhan mereka yang diatas mereka” (an-nahl-50), “sesungguhnya aku akan mewafatkanmu dan mengangkatmu kepada-Ku”(ali- imran:55), “kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal shalih yang dinaikannya”(Fathir-10), maka ayat ini semua dalah dalil yang tidak samar sebagai saksi atas batas.
    ومن لم يعترف به فقد كفر بتنزبل الله وجحود آيات الله
    dan barang siapa yang tidak berpandangan dengannya maka ia ia kafir terhadap apa yanhg Allah turunkan dan mennetang ayat-ayat Allah”

    inilah imam ibnul mubarak dengan kedalaman ilmunya dan kegigihannya membela al-qur-an dan as-sunnah,

    sekarang ana minta anta mengeluarkan dalil bahwasanya Allah tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, dan keyajkinan antum bahwa Allah dimana-mana????

    ______________
    -Abu Salafy-

    Mungkin di sini perbedaan antara kami dengan kalian (kaum Mujassimah)… di mana akal benar-benar kalian non aktifkan dan dalam memahami masalah agama dengan memaknai teks keislaman akan tidak dilibatkan…

    Apa yang Anda maksudkan dengan: Allah itu dibatasi oleh ruang dan waktuitu? Lalu kalau Anda yakin Allah itu dibatasi oleh ruang apa itu bukan bukti bahwa Allah itu berjisim? Sebab setiap yang membutuhkan ruang adalah jisim! Dan yang membutuhkan kepada sesuatu lain berarti ia hadis! Apakah Anda akan menerima konsekuensi itu?!

    Masalah ayat-ayat yang Anda sebutkan, tafsir sesungguhnya tidak harus seperti yang diyakini kaum Mujassimah!
    contoh saja pada terjemahan ayat yang Anda sebutkan:“kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal shalih yang dinaikannya”(Fathir-10) Apakah menurut Anda perkataan-perkataan itu bersifat benda sehingga ia bisa naik ke langit?!

    Mas Abu ‘Abdurrahman, ayat-ayat yang Anda sebutkan itu telah dimaknai dengan benar oleh para ulama Ahlusunnah! ia tidak sedikitpun mendukung kesesatan pemahaman kaum Mujassimah!

    Para ulama Ahlusunnah yang tidak menerima penyimpangan tafsiran kaum Mujassimah tidak berarti mereka menolak Al-Qur’an seperti provokasi kaum Mujassima itu!! Itu hanya akan laku di kalangan kaum jahil saja! Siapa yang menolak Al Qur’an! Yang ditolak adalah penafsiran ala kaum awam yang meniscayakan tajsim!

  20. halooo….halooo…..assalaamu’alaikum…………assalaamu’alaikum………….assalaamu’alaikum
    ini orang nya pada kemana ya….. any body home…….any body home…..blog ini cuma tulisan ana yg banyak….he…..he….he….mungkin orangnya udah pada meninggal kali ye……he….he…he …..klo gitu mending ana kirimin bacaan fatehah….al-faaaaaaaaaaaatihah…….sorry canda

  21. Salam Ustad abu minta hadisnya kaum salafy mujassimah bilang tangan allah kanan berikut penjelasannya semua soalnya ana difitnah sesat sama orang salafy dan lagi dikafirkan bahkan lebih buruk lagi diluar islam sama seperti yahudi dan nasrani bahkan lebih jahat karena saya bela belain imam Ali padahal sayakan bukan syi’ah. maju terus ya ustad abu berantas khurafat dan syirik bongkar terus kebohongan salafy yang syirik dan khawarij

    ___________________
    -Abu Salafy-

    Salah satu ciri yang kental pada ajaran Yahudi adalah keyakinan tajsim dan tasybih…. .
    jadi kalau Salafy menuduh Anda kafir sepetri Yahudi ya pasti kata orang itu namanya maling teriak maling!

  22. ha…ha…ha….kang lafy…kang lafy….sampean itu bilang aku gini

    :”Saudaraku, Anda perlu pelajar membedakan antara dua model sifat yang Anda sebutkan…. baru setelah itu Anda layak berdiskusi di sini”

    Kang denger ya seorang Ibnu Abbas yang masih kecil itu bisa ngalahin orang dewasa,sampean bisa lihat tafsir surat an-nasr..

    Aku kira sampeanlah yang memang ngga mau memahami sebuah kebenaran,pemahaman sampean itu keliru namun sampean tidak mau mengakui kekeliruan hal ini kenapa???karena kebencian sampean sama suatu golongan membuat sampean tertutup hatinya dan tidak adil ,hati sampean itu terkunci kang…terkunci….Kita ini orang Asy’ariyyah kang…orang asy’ariyyah….pengikut Imam Abul hasan Al-asy’ary,Imam kita ini juga ngaku kekeliruannya dalam mentakwil sifat2 khabariyyah,dan beliau kembali kemadzhab ahlussunnah yang sejati kaang….

    Sampean nganggap aku tidak layak ikut diskusi ini….lawong sampean aja belum menjawab pertanyaanku yang lalu…hadits Nabi yang mengatakan bahwa :SETIAP ORANG YANG BERIMAN AKAN MELIHAT WAJAH ALLAH DISURGA DENGAN MATA KEPALA…APAKAH WAJAH DISITU JUGA WAJIB DITAKWILKAN???lantas klo ditakwilkan yg dilihat apa???

  23. mas anta ini memahami nash jauh lebih hebat dari para ulama, lalu apakah Imam Ibnul Mubarak rahimahullah ini ga ngerti ayat-ayat Allah dan tafsirnya sehingga anda lebih hebat darinya???

    taerus apa Imam Ibnul Mubarak rahimahullah ini akalnya non-aktif, sedangkan anta akalnya lebih aktif????

    kemudian perkataan anda:
    “contoh saja pada terjemahan ayat yang Anda sebutkan:“kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal shalih yang dinaikannya”(Fathir-10) Apakah menurut Anda perkataan-perkataan itu bersifat benda sehingga ia bisa naik ke langit?!”

    ini adalah tuduhan kebodohan kepada imam ibnul mubarak dalam menjelaskan ayat-ayat Allah dan Rasul-Nya oleh anda, lalu siapa sih anda ini???

    apa anda seorang hafidz?? seorang mufti??? atau anda betul-betul lebih handal dari para ulama ahlus sunnah seperti imam ibnul mubarak??

    yang perlu anda cermati bahwasanya anda menuduh saya dengan tuduhan Tajsimlah atau Tasybihlah, padahal saya tidak pernah berkata melainkan dengan perkataan para imam kaum muslimin -semoga Allah senantiasa memberi rahmat-Nya kepada mereka semua- padahal sebenarnya anda menuduh para ulama itu yang tajsim dan tasybih, laggi pula anakan ga punya kata2 dari ana pribadi, melainkan mengutip qaul para imam???

    tapi memangh susah ngomong dengan ahli kalam!!

    ana cuma mau tanya saja deh??

    beritahukanlah kepada kami atas dasar apakah dakwahmu ini apakah dari al-qur-an yang mejelaskannya ataukah ini sebuah kewajiban yang telah ditetapkan oleh Allah, ataukah ditegakkan dari sunnah??? apakah anda mendapati dari para nabi-nabi terdahulu alaihimus salam sampai kepada nabi muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam juga sahabatnya radhiyallahu ‘anhum pernah mendakwahkan masalah ini???

    kalau anda merasa diatas kebenaran maka anda pasti bisa dengan mudah menjawabnya!!!

    wallahul musta’an

    Abu Salafy:

    Setiap kali para wahabiyun terpojok bisanya hanya berkata: PINTER MANA KAMU DENGAN SI ALIM FULAN ITU? PINTAR MANA KAMU SAMA IBNU MUBARAK? DENGAN IBNU TAI MIYAH? DENGA IBNU ABDIL WAHHAB?
    atau berkata: MEMANG REPOT BICARA DENGAN AHLI KALAM!!! Padahal kalau ditanya: Apa sih kalam itu? eh malah diam tidak menjawab dengan satu kalam pun!
    Siapa yang menjamin bahwa si alim yang kamu taqlidi itu tidak menyimpang pemahamannya?!
    Mas katanya wahhabi itu hanya kembali kepada Al Qur’an dan Sunnah?!Apakah teman-teman wahhabi itu berkhayal bahwa yang menggunakan Al Qur’an dan Sunnah hanya kalian saja, yang lainnya berdalil dengn KUHP apa?!
    Para ulama Ahlusunnah berdalil dengan Al Qur’an dan Sunnah dengan tidak mengenyampingkan akal sehat dalam memaknainya… tidak asal telan ayat atau hadis apalagi hadis yang belum diseleksi! Bisa-bisa keracunan hadis palsu! hadis israiliyat yang selalu memposurkan Allah SWT!!
    tanggapan Anda walaupun panjang, namun sayang belum menyentuh akar masalahnya… dan belum membantah tanggapan saya.

  24. Ass…
    @amy
    Yg akan dlihat oleh org2 beriman dsurga nanti adalah wajah (dzat) Allah Swt yg bila kaefin wala inhisharin. Lah surga aja kt Nabi Saw ttkla beliau dtanya oleh istrinya (Aisyah r.a) beliau menjwab : Ma la ‘aenun ro’at wala udzunun sami’at wala khothoro bibalik.

  25. ana cuma mau tanya??

    beritahukanlah kepada kami atas dasar apakah dakwahmu ini apakah dari al-qur-an yang mejelaskannya ataukah ini sebuah kewajiban yang telah ditetapkan oleh Allah, ataukah ditegakkan dari sunnah??? apakah anda mendapati dari para nabi-nabi terdahulu alaihimus salam sampai kepada nabi muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam juga sahabatnya radhiyallahu ‘anhum pernah mendakwahkan masalah ini???

  26. @abu abdurrahman..
    wan kalau urusan pinter2an ini sulit jawabnya.kenapa?standard pintar itu dari segi apa?kalau umum standardnya pntar maka orang2 salafi yang dulu ndak ada yang pinter.kenapa?????apa bisa biikin pesawat terbang?orang salafi dulu apa bisa komputer?apa bisa bikin nuklir?cuma kepandaian orang2 salafi cuma bikin anak sama fitnah.

  27. @ wonk awam

    anda ini betul2 awam dalam memahami pertanyaan saya?saya kan cuma bertanya”Apakah wajah Allah itu bisa dilihat oleh orang2 beriman???Apakah saya juga bertanya kaifiyatnya???…..duhh….waaam…waaam….dasar orang awam

  28. salafy adalah dzajal yang menyerupai manusia wahai orang2 iman berhati-hatilah karena mereka mengotak-atik dalil yang bs mempengaruhi kalian. dengan akal bulus mereka akan mengajak untuk ikut mereka hati hati dengan dzajal ucul salafy…semoga KALIAN CEPET BERTAUBAT..

Tinggalkan komentar