Penipuan Salafi Wahabi Atas Nama Salaf!

Penipuan Salafi Wahabi Atas Nama Salaf!

Sumber: http://almaliky.org/news.php?action=view&id=103

oleh Syaikh Hasan bin Farhan Al Maliky

Salaf! Salaf!

Dahulu aku mempercayai mereka (Salafi-Wahabi_red) ketika aku tertipu bahwa mereka benar-benar berada di atas Hasan FarhanMANHAJ para sahabat dan Tabi’în, tetapi kenyataannya aku dapati mereka hanya memilih Salaf yang FASIK dan JAHIL, bahkan kebanyakan mereka tidak ikut memilih, karena mereka bukan para peneliti, akan tetapi memilih apa yang dipilihkan untuk mereka oleh al Lâlakai, Ibnu Buththah dan Ibnu Taimiyah dkk… dan sangat disayangkan bahwa mereka telah meyakinkan banyak orang dan kaum awam bahwa Syari’at Allah harus diambil dari SALAF, dan bukan diambil dari Kitabullah dan Sunnah yang Shahihah!

Mereka tidak serius dalam menjadikan Al Qur’an dan Sunnah sebagai dua sumber utama Syari’at. Keduanya berada di bawah belas kasih sebagian SALAF mereka. Mereka akan mengizinkan Allah dan Rasul-Nya berperan ketika mereka kehendaki saja. Sehingga jadilah Syari’at kita bukan bersumber dari Allah, khususnya dalam Akidah. Tetapi para pendeta yang kita jadikan tuhan-tuhan, persis seperti yang dilakukan umat-umat sebelum kita.

.

Karena itu mereka (kaum Salafi Wahabi_red) hanya mengulang-ulang tanpa mereka sendiri memahaminya: SALAF! SALAF! Mereka tidak mengkaji legalitas Syar’i penetapan prinsip Bid’ah Besar ini (yaitu menjadikan SALAF sebagai sumber agama_red)… mereka tidak mengenal SALAF. Mereka hanya kenyang dengan nukilan-nukilan secara taklid buta.

Oleh sebab itu, saya ulangi bahwa: Menjadikan SALAf –walaupun yang shaleh di antara mereka- sebagai sumber Syari’at adalah BID”AH KEMUSYRIKAN, bukan sekedar bid’ah praktis biasa. Janganlah kalian (pengikut Salafi Wahabi) memerangi ‘Bid’ah’ saya dalam pandangan kalian yang walaupun belum pasti itu bid’ah dengan BID’AH kalian yang pasti dan bersifat BID’AH KEMUSYRIKAN. Atau paling tidak jangan perangi bid’ah dengan bid’ah lainnya.

Khulashah

Ringkas kata di sini saya katakan: Agungkan Allah dalam hati-hati kalian! Jangan kalian memvonis orang lain kafir berdasarkan kaca mata mazhab, dan membela hanya karena mazhab! Vonis kafir karena Allah! Belalah Allah! Dengan arti: Hendaknya tertanam dalam niat kalian ketika menetapkan vonis hanya Allah semata dasar dan tujuan kalian. Bukan selain-Nya!

.

Mereka yang pandai mengecam orang lain dari pengikut mazhab-mazhab dengan menuduh mereka selain Allah… mereka yang menvonis itu sama sekali tidak adil dan tidak jujur. Pengkafiran mereka itu hanya atas dasar mazhab dan kesukuan. Bukan karena Allah. Buktinya adalah bahwa mereka tidak menetapkannya berdasarkan ketetapan kaidah Syari’at Allah. Akan tetapi mereka berlari di belakang para “pendeta” mereka (maksudnya vonis mereka berdasarkan fatwa-fatwa para “pendeta/rahib” mereka [ulama Salafi Wahabi_red]): INI SYIRIK! INI KAFIR! Mereka tidak memiliki kaidah Syar’i yang baku yang dijalankan demi Allah.

Kemudian andai mereka menemukan… andai mereka mengetahui bahwa mereka MEMVONIS KAFIR kaum SUFI atas dasar perkara-perkara tertentu yang terbukti juga dilakukan oleh SALAF mereka, apa yang akan mereka lakukan? Pasti mereka akan menganggap SALAF mereka itu sedang berijtihad, seperti dalam menyeru selain Allah (yang dijadikan oleh Salafi Wahabi sebagai alasan memvonis kafir seluruh kaum Muslimin_red). Tetapi anehnya, ketika yang melakukannya adalah kaum Sufi, mereka dengan tanpa ragu menjatuhkan vonis MUSYRIK!

Jadi, mari kita kembali kepada inti masalahnya. Mu’awiyah dalam akidah Salafi mendapat PAHALA atas pelaknatannya kepada para sahabat. Sementara SYIAH mereka vonis kafir karena mencela sahabat!

Di sini, kita dapati mereka (Salafi Wahabi) menyembah EGO dan MAZHAB, bukan menyembah Allah.

Ini adalah masalah-masalah praktis yang jeli dan menentukan. Jika pengikut Salafi yang masih baik memahaminya pasti mereka akan bangkit melawan para “PENDETA” mereka. Karena terbongkar di hadapan pikiran mereka penggunaan standar ganda dan jual beli agama yang mereka sedang lakoni.

Andai mereka menemukan bahwa ternyata Ibnu Taimiyah membolehkan menyeru: “YA MUHAMMAD/Wahai Muhammad!”… dan bahwa Ahmad bin Hanbal ternyata membolehkan berucap: “Aku berlindung kepada SAYYID/tuan/penguasa lembah ini”… dan al Harbi al Hanbali membolehkan bertabarruk (mengambil keberkahan) dari kuburan Ma’ruf al Karkhi… apakah jika mereka (Salafi Wahabi) menemukan ini semua, mereka sanggup menjatuhkan vonis yang sama ke atas Syi’ah dan kaum Sufi dan juga Ibnu Taimiyah dan Ahmad ?! dengan memvonis mereka semua adalah MUSYRIKUN?!

Saya yakin, jawabnya sudah jelas. Mereka tidak akan berani untuk menstempel Ibnu Taimiyah dengan stempel BID’AH apalagi MUSYRIK, walaupun terbukti bahwa Ibnu Taimiyah bersujud kepada arca-arca. Jadi, inti problemnya adalah MEYEMBAH MAZHAB, bukan menyembah Allah!

Oleh karena itu nasihat saya kepada teman-teman pengikut Salafi yang masih baik: Tinggalkan segala perkara Jangan kamu kaji, fahami hukum Allah. Tetapkan status MUSLIM untuk setiap orang yang mengucapkan Syahadatain. Jangan memikul tanggungan orang lain.

Dahulu saya juga seperti kalian, TERTIPU! Apakah kalian mengira bahwa saya bisa terbebas dari jeratan itu dengan mudah? Itu saya peroleh setelah bertahun-tahun meneliti dengan penuh keseriusan; mencari kebenaran, dan mengalami kebingungan dll… tetapi pada akhirnya, aku temukan mazhab-mazhab itu bermiripan. Dan orang yang ikhlas karena Allah dalam bermazhab itu sedikit. Tetapi yang ikhlas karena mazhab itu banyak. Menyembah mazhab itu sangat samar. Dan ia mendorong untuk menghias mazhab dan menganggapnya suci dan akan menyebabkan matinya hati nurani.

Khulashah!

Barang siapa yang menginginkan pahala dan keridhaan Allah, maka dengan kejujuran niatnya ia pasti akan mendapatkannya. Tetapi dengan syarat ia harus meninggalkan kecongkakan, berlebih-lebihan secara bodoh dalam mazhab. Dan barang siapa ingin menyembah mazhab pasti kedua telinganya akan tuli dari segala nasihat dan akan berketerusan dalam menyembahnya!

*******************

ARTIKEL TERKAIT

  1. Konsep “Faham Salaf Shaleh” Adalah Bid’ah!
  2. Bagi Salafy Wahhabi: Cukuplah Satu Kebohongan…!
  3. Benarkah Wahhabiyah Pewaris sejati Madzhab salaf? (1)
  4. Benarkah Wahhabiyah Pewaris sejati Madzhab salaf? (2)

8 Tanggapan

  1. Inilah yang saya cari-cari dari dulu akhirnya ada ulama yang menulis..luar biasa beliau ini. Terima kasih kepada pemilik blog yang telah berpayah payah menterjemahkan tulisan berharga dari Syeikh Hassan bin Farhan al Maliki

  2. Terima kasih pak ustadz abu. Kami terus tunggu pencerahan lain.

  3. Yang tau persis maksud tulisan ini dgn perasaan dan penjiwaan adalah syaikh Hasan sendiri, krn beliau sbg orang yang pernah menyelami dunia kesalafiyahan. Tapi klu kita perhatikan tulisannya itu juga sebenarnya menyentil kita2 juga yang bukan salafi. Jgn fanatik madzhab, dan waspadai selalu infiltrasi ajaran yang dihias2 sbg ajaran yg benar tapi ternyata fatamorgana yg tertiup angin. Kira2 begitu kesimpulannya, adil lah dalam berbuat dan bersikap terutama thdp golongan lain. yg tidak d sukai.

  4. betul sekali. jangan fanatik buta. jangan mengekor saja. terus kaji dan belajar. sayangi setiap muslim

  5. “salaf Saleh” terlanjur menjadi idola pengakuknya, dari masing2 gol.yg mengaku salafi (ahlusunnah maupun wahabi), apakah ke2nya yg dimaksud ustaz Abu.
    kalau itu yg dimaksud, betapa berat mencabut kepercayaan ini dikalangan muslimin, karena faham ini telah muncul sejak masa sepeninggal Nabi Agung saw. seperti yg pernah disampaikan Sabat Salman alfarisi bahwa: kalian (sahabat/tabi’in) akan meninggalkan Alquran dan lari kepada Hadis. Kini jadi kenyataan…. terima kasih Ustaz Abu.

  6. salam damai..
    istilah “salaf shaleh” dan mengikuti jejak mereka adalah ciptaan dan rekayasa bani umayyah sebagaimana mereka ingin menjadikan sebagian yg dikatakan sahabat yg munafik tetap dianggap sebagai org yg benar dan panutan umat, sehingga muncullah ulama2 agama yg mereka pilih sebagai pemimpin mazhab2 sesuai kepentingan n keinginan penguasa untuk diikuti umat.
    Entah dari mana ide ini muncul dalam islam dan bersandar pada apa?
    Sebab Nabi Allah dan Allah yang maha tinggi ( Al quran) tdak pernah memerintahkan umat islam mengikuti sahabat atau salaf saleh dan menjadikan mereka pemimpin agama.
    Sebagaimana kita ketahui hal ini jelas dari hadits Nabi Allah. hanya mewajibkan kpd umatnya untuk mengikuti “Al Quran n Ahl niatnya (keturunannya) sebagai jaminan agar terhindar dari kesesatan, tdak yang lain.
    Adalah sebuah pertanyaan besar bagi kita yg hidup dizaman ini, apa yg terjadi terhadap orang2 dahulu selepas nabi sehingga kita hari ini terpecah2 berbagai mazhab? adalah sebuah jawaban yg mesti dijawab oleh setiap muslim agar terhindar dari kesesatan dan fanatik buta.
    Disini sama sekali saya tidak menggurui
    atau sok pintar hanya ingin berbagi perenungan bagi orang yg mencari kebenaran.

  7. maaf min pernah berkunjung di blog ini https://aslibumiayu.wordpress.com, soal nya sudah 1 minggu saya berkutat di blog ini,apakah blog ini pengikut salafy/wahabi itu min,maaf sekali kalo ada salah kata

  8. Andai mereka menemukan bahwa ternyata Ibnu Taimiyah membolehkan menyeru: “YA MUHAMMAD/Wahai Muhammad!”… dan bahwa Ahmad bin Hanbal ternyata membolehkan berucap: “Aku berlindung kepada SAYYID/tuan/penguasa lembah ini”… dan al Harbi al Hanbali membolehkan bertabarruk (mengambil keberkahan) dari kuburan Ma’ruf al Karkhi… apakah jika mereka (Salafi Wahabi) menemukan ini semua, mereka sanggup menjatuhkan vonis yang sama ke atas Syi’ah dan kaum Sufi dan juga Ibnu Taimiyah dan Ahmad ?! dengan memvonis mereka semua adalah MUSYRIKUN?!
    ———————–
    Demi Allah…,Abu Salafy ini pendusta dan penipu.Semoga Allah menghancurkan kaum syiah,sufi dan para ahli bid’ah.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s