Membela Nabi Muhammad Saw.
Sumber: http://almaliky.org/news.php?action=view&id=id=60
oleh Syaikh Hasan bin Farhan Al Maliky
Membela Nabi saw. tidak bisa dengan modal kabodohan. Kaum jahil menjadikan kebodohan sebagai cara/senjata untuk membela Nabi saw., seperti membalas caci maki dengan caci maki atau memutus hubungan (seperti yang mereka lakukan terhadap si dungu dari Najd). Membela Nabi saw. harus dilakukan dengan mendengarkan argumentasi si penghujat/pengecam kemudian membantahnya secara ilmiah.
Pertanyaan pertama adalah: Bagaimana kita membuktikan kenabian Nabi (Muhamad) saw. untuk seluruh dunia.?!
Para peneliti yang telah memberikan perhatian tentang besarnya kenabian dan bukti-bukti kenabian telah kita abaikan, dan kita tidak memanfaatkan warisan intelektual mereka, khususnya para ulama dari mazhab Mu’tazilah, hanya karena mereka bertentangan dengan kaum Hanbali (salafy/wahabi)!
Kita memusuhi person dan mencintai serta membela person pula.. Kita tidak memusuhi karena Allah dan tidak mencintai karena Allah…
Kitab-kitab karya Ahli Hadis tentang bukti-bukti kenabian itu untuk kalangan yang sudah mengimani kenabian. Ia hanya merinci. Yang harus dikaji adalah sebelum itu (sebelum seseorang mendapat kepuasan argumentasi sehingga ia beriman _red).
Dalam arti bagaimana sekarang ini kamu mampu membuktikan kenabian (Nabi Muhammad saw.) kepada si pemeluk agama Yahudi, Nashrani, Budha atau kepada seorang Ateis, apa yang akan kamu katakan kepada mereka?
Apakah akan kamu katakan kepada mereka: Dia adalah seorang Nabi! Hanya itu!??
Dan jika ia berkata: Tidak… Dia bukan seorang Nabi… Jadi bagaimana kamu akan membuktikan kepada mereka kenabian beliau?
Si pengingkar kenabian tidak menyaksikan mukjizat-mukjizat dan tidak hidup di masa Nabi saw. sehingga ia tau kepribadian Nabi saw?
Jadi bagaimana kamu membuktikan kenabian beliau?!
Kamu akan katakan: Al Qur’an adalah bukti kenabian beliau!
Ia akan menjawabmu dengan mengatakan: Apa yang ada dalam Al Qur’an?
Dan kaum Muslimin hampir-hampir tidak pandai merenungkan Al Qur’an dan hakikat kemukjizatanya.
Selain itu si pengingkar kenabian jika ia bukan orang yang bisa berbahasa Arab, bagaimana kamu akan buktikan kepadanya petunjuk-petunjuk Al Qur’an yang membuktikan kenabian beliau?
Mungkin kamu berkata, misalnya: Sisi Kemukjizatan Ilmiah. Tetapi boleh jadi ia tidak melihat bahwa ayat-ayat yang kamu terangkan itu menunjukkan kemukjizatan. Lalu bagaimana kamu akan membuktikan kenabian beliau?!
Dan jika ia seorang yang bisa berbahasa Arab, bagaimana ia akan menyaksikan sisi kemukjizatan Al Qur’an yang kamu sendiri tidak melihatnya? Kamu hanya bermaksud membujuk/menipunya agar ia melihat apa yang kamu sendiri tidak melihatnya!
Apa saja sisi-sisi kemukjizatan Al Qur’an menurutmu selain apa yang telah disebutkan oleh al Jurjani tentang sisi keindahan susunan Al Qur’an -(seperti yang ia klaim)-? Apakah logis sisi kemukjizatan Al Qur’an hanya pada keindahan susunannya saja!! Keindahan susunan??
Jika demikian apa saja sebenarnya sisi kemukjizatan Al Qur’an itu?
Mungkin kamu berkata: Seorang pengingkar kenabian tidak akan sanggup mendatangkan sebuah karya seperti Al Qur’an!
Jika ia bukan seorang Arab bagaimana kamu tuntut ia dengan permintaan di atas?
Dan jika ia seorang Arab boleh jadi ia menganggap mampu mendatangkan sebuah surah pendek…
Jadi bagaimana kamu membuktikan kenabian beliau saw.?
Bagaimana kamu membuktikan kenabian beliau saw. baik kepada orang Arab maupun non Arab? Sehingga ia beriman atau kalaupun ia menolak berarti penolakannya atas dasar penentangan setelah jelas, bagaimana itu bisa kamu lakukan?!
Pada akhirnya mungkin akan terbongkar olehmu sendiri bahwa keimananmu kepada kenabian itu lemah dan kamu belum belajar dari Al Qur’an sisi kemukjizatannya. Bahkan apa yang umum telah mencegahmu dari mengetahui sisi-sisi kemukjizatan tersebut. Apa yang umum beredar menyibukkanmu dengan mazhab, hadis dan akidah yang kosong dari keyakinan.
Sesungguhnya sisi kemukjizatan Al Qur’an paling menonjol adalah terdapat pada keserasiannya internalnya bukan (sekedar pada) keindahan redaksi dan susunannya… Pada pengetahuan yang dikandungnya baik sisi kejiwaan, alam, sosial, politik dan sisi aqliyah.
Bagaimana kamu mengetahui bahwa Al Qur’an adalah Kitab Samawi bukan buatan manusia, dan konsekuensi selanjutnya adalah bahwa ia menunjukkan kebenaran kenabian Nabi saw.
Ungkapan ini tidak boleh hanya sebatas susunan kata-kata belaka dan disusun atas dasar emosi/perasaan.
Pada kesempatan lain saya akan rinci sisi ini, walaupun para pendukung setan tidak akan membiarkan kami menyebutkan bukti-bukti tersebut. Ketahuilah bahwa mereka tidak sanggup menyajikannya dan tidak pula membiarkan bebas orang lain menyajikannya.
.
Khulashahnya di sini adalah:
Kamu tidak bisa mengetahui kemukjizatan Al Qur’an dan petunjuknya atas kenabian Nabi Muhammad saw. kecuali dengan berlahan-lahan (tidak gegabah) dan harus dengan meneliti dan mengkaji secara mendalam. Seperti kamu menelusuri redaksi tertentu dalam Al Qur’an seperti kata: Al Khalq, ad Din, al Islam, asy Syirk dll.
Telusuri redaksi-redaksi tersebut dalam Al Qur’an secara total dan ketahui konteks penggunaannya. Dengan syarat kamu menghadap Al Qur’an dengan mental mau belajar, tenang dan merenungkan, kamu pasti akan menemukan ma’arif dan ilmu-ilmu yang akan menjadikanmu merasakan keyakinan dan kemantapan bahwa Kitab Suci ini dalam ketelitiannya, sifatnya dan cakupannya yang menyeluruh terhadap ilmu-ilmu dan peristiwa-peristiwa akan mengukuhkan sumber Ketuhanannya.
Keterangan tentang ini panjang, tetapi orang yang bermental congkak/sombong tidak akan mendapat hidayah/petunjuk…
Demikian pula dengan orang yang tergesa-gesa dan emosional…
Al Qur’an (untuk difahami) butuh kepada hati yang sehat, tidak bergesa-gesa, tidak menginginkan hidayah untuk orang lain sebelum terlebih dahulu untuk dirinya sendiri, cinta pengetahuan dan jujur niatnya. Al Qur’an akan mencegah (untuk digapai oleh) setiap orang yang congkak lagi merasa hebat serta berkenyang-kenyang dengan fanatisme. Di sana ada akhlak/mental yang harus kamu raih/sandang agar hatimu pantas dituruni hidayah Allah, pemahaman dan berikutnya adalah keyakinan akan kenabian Muhammad saw. melalui jalan Al Qur’an ini.
.
Tetapi realitanya apa??
Kaum Muslimin -mayoritas mereka, khususnya para ulama- tergesa-tergesa… Mereka tidak merenungkan dengan mendalam dan tidak mantap percaya kecuali dengan hadis-hadis, karena ia lebih mudah dan lebih jelas. Mereka tidak punya waktu luang untuk diberikan kepada perenungan terhadap Al Qur’an. Akibatnya, bukti-bukti kenabian yang dikandung Al Qur’an sendiri dengan kedalaman ilmiahnya, kejeliannya dan metode internalnya yang kokoh dan tegas tetap saja tersimpan dalam Al Qur’an dan berada di luar perhatian mereka.
Topik ini butuh kepada penyajian bukti-bukti, mungkin di masa akan datang Allah memudahkan saya untuk itu..
Filed under: Ghulat Salafy, Kajian Hadis, Kajian Sejarah, Kenaifan Kaum Wahhabi, Manhaj, Nawashib, Uncategorized |
Arahan yang cakep banget…
Memang tepat sekali apa yang beliau katakan itu.
Dasar bahlol ente!
Ini blog setan terkutuk tau?!
Kenyataan aja ya kita masih jauh dari al Qur’an… Mari kita kembali kepada al Qur’an!
pendek kata, jika hadits dianggap dhaif bahkan mungkar hanya karena terdapat periwayat yg melaknat muawiyah maka dengan alasan yg sama tolak semua hadits jika terdapat periwayat yg menghamba kepada Muawiyah.
karena Muawiyah adalah orang pertama kali membuat sunnah mencaci Imam Ali.
jika demikian, hadits2 yg ada akan bersih dari hadits2 buatan ulama2 jahat Muawiyah.
1. Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, beliau menuturkan, pernah ada seorang lelaki buta memiliki seorang budak wanita, dan budak ini mengandung anaknya. Ia sering sekali mencaci Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan mencelanya. Lelaki tadi melarangnya, namun wanita tersebut tidak mau berhenti; dan dia mencegahnya, namun budak wanita tadi tidak bisa dicegah. Kemudian pada suatu malam wanita tadi mencela Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan mencacinya. Maka si lelaki tadi mengambil Mighwal (pedang tipis) dan meletakkannya di atas perut wanita tadi, lalu menindihnya sehingga dia terbunuh. Tapi bersamaan dengan kematiannya, bayi yang ia kandung keluar dari kedua selangkangan kakinya. Farji perempuan itu penuh dengan darah. Esoknya, kejadian itu disampaikan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Lalu beliau mengumpulkan para sahabatnya dan bersabda, “Aku bersumpah kepada Allah untuk mencari lelaki yang telah melakukan apa yang dilakukannya, dan aku berkewajiban untuk menghukumnya, kecuali jika dia memberikan hujjah.“
Kemudian seorang lelaki buta datang dan berjalan melewati orang-orang dengan badan gemetar sehingga ia duduk di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Sejenak dia berkata, “Ya Rasulullah, aku-lah pemilik budak itu. Dia selalu mencaci dan mencelamu. Telah kularang dia, tapi tetap saja dia tidak mau berhenti. Dan telah kucegah dia, tapi dia tidak dapat dicegah. Aku memiliki dua orang anak dari hubunganku dengannya seperti dau buah permata, dan dia pun sangat sayang padaku. Namun semalam, dia kembali mencaci dan mencelamu. Lalu kuambil pedang dan kuletakkan di atas perutnya. Kemudian kutindih dia sehingga dia mati terbunuh.“
Mendengar kesaksiannya, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; “Saksikanlah oleh kalian semua bahwa darahnya tumpah sia-sia.” (HR. An-Nasa’i dan Abu Dawud)
2. Ibnu ‘Abbas berkata, “Seorang wanita dari kabilah Khathamah, bernama Asma’ binti Marwan, mengejek nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melalui syairnya. Mendengar ejekan tadi, Nabi berkata kepada para sahabatnya, “Siapa yang siap menyelesaikan urusan wanita itu untukku?” Seorang lelaki bernama Umair bin Adi bin Al-Khatami berdiri, “saya”
Lalu ia pergi mencari wanita tadi dan lalu membunuhnya. Setelah menyelesaikan tugasnya, dia langsung kembali dan melaporkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliaupun kemudia bersabda, “Kambing betina sudah tidak bisa lagi menanduk.“
Umair lalu menuturkan, “Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berpaling kepada para sahabat yang ada di sekelilingnya, dan kemudian berkata, “Apabila kalian ingin melihat seorang lelaki yang menolong Allah dan Rasul-Nya secara diam-diam dan tidak diketahui orang, maka lihatlah kepada Umair bin Adi.” (Disebutkan oleh Ibnu Taimiyyah dalam Ash-Sharim Al-Maslul, hlm. 95)
3. Nabi shallallahu ‘alihi wasallam pernah bersabda; “Siapa yang bersedia membereskan Ka’ab bin Asyraf? Dia telah menyakiti Allah dan Rasul-Nya!” Maka berdirilah Muhamamd bin Maslamah dan berkata, “Apakah engkau suka bila aku membunuhnya, Wahai Rasulullah? Beliau menjawab, “Ya”. (Muttafaqun ‘Alaih)
4. Abu Bakar Ash-Shiddiq menulis surat kepada Muhajir bin Abu Rabi’ah, berkenaan dengan perkara seorang wanita yang menyanyikan sya’ir berisi penghinaan terhadap Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam (Setelah beliau wafat). Surat itu berbunyi, “Seandainya engkau tidak mendahuluiku membereskannya, niscaya aku akan memerintahkan kamu untuk membunuhnya. Karena hukum pidana atas orang yang menghina para nabi tidaklah serupa dengan hukum pidana yang lain. Barangsiapa yang berani melakukan penghinaan terhadap Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, maka dia menjadi murtad apabila dia seorang muslim, dan menjadi kafir harbi yang khianat, apabila dia seorang kafir dzimmi.”
Imam Mujahid menuturkan, “Suatu ketika, seorang lelaki yang mencaci Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dibawa di hadapan Umar bin Khaththab, lantas Umar membunuhnya. Setelah itu dia berkata, “Barangsiapa yang mencaci Allah atau mencaci seorang nabi, maka bunuhlah dia.” (Dinukil dari kitab “Fatwa Mati Buat Penghujat”, Abu Bashir, hlm. 49)
Maaf, bukan maksud saya mengingkari peran sunnah nabawiyah tapi sepertinya sih hadis-hadis atao riwayat-riwayat di atas yang anda bawakan itu perlu dicek keshahihannya dengan alat ukur yang akurat akhi amaq aziz….
Hanya itu. Saya ingin anda membuktikannya agar kita semua di sini bisa mantap menerimanya. Gitu maksud saya.
@amaq aziz, yg cerita ttg asma bin marwan itu palsu. soalnya di sana sanadnya ada narator bernama ibnu al hajjaj yg suka memalsu hadits. sumber cerita ini juga ada di sirah karya ibnu ishaq, yg sering dianggap kontroversial juga. mohon lain kali hati2 dalam meriwayatkan sesuatu dari nabi…
Jangan asal ngomong kau! Ayo buktikan kalau memang palsu!!!
sedangkan ka’ab al ashraf, dia bukan hanya sekedar menghina nabi. dia sering mengedarkan berita bohong ttg kaum muslimin kpd kabilah2, membikin puisi dan lagu utk mengkampanyekan seruan melecehkan muslimah. dia juga termasuk gencar mondar-mandir ke Quraisy, salah satunya Abu Sufyan, menebar cerita bohong dan memanas2i mereka utk menyulut perang. sampai turun ayat 4:51. tapi wallahu a’lam perlu ditelaah lagi… monggo yg alim agama mengoreksi.
yaa.. memang Al qur’an tidak dapat menyentuhnya (ditafsirkan) kecuali orang-orang yang disucikan (hatinya). (maaf sy lupa surat & ayatnya). Karna menurut imam ahl bait tidak ada satu ayat pun dalam Al Quran kecuali ia mengandungi makna lahir dan batin, umum dan khusus, (muhkam disitulah pokok Qu’ran (hukum) & mutasyabihah dan orang-orang yang cenderung kepada kesesatan mereka cenderung mengikuti ayat mutasyabihah) sy lupa lagi suratnya.
Jadi bagi kita ini orang awam sebaiknya cari amannya saja cukuplah pelajari ayat-ayat yang muhkam biar tidak sesat, gitu..!!? (jgnlah seperti kaum jahil itu selalu ikut arti kata ayat mutasyabihah)
Telah Nabi Saw titipkan kpada umatnya 2 hal yg berat (tsaqalain) Al qur’an & ahlul bait yang harus kita jaga. Hal ini telah mengisyaratkan kita bahwa jika kita merujuk ayat Al Quran hendaknya kita terlebih dahulu merujuk kemereka sebab para imamlah yang paling berhak berhujjah isi kandungannya, sehingga tidak terjadi perselisihan tentangnya. Jika ini diabaikan sebagaimana pesan nabi maka terjdilah berbagai persepsi sesuai isi kepala masing2, yang kalau benar kebetulan & kalau salah ..pantaslah.
Tapi sayangnya sebagian kita khususnya sunni jika ada orang berucap tentang ahlul bait maka timbullah alergi terkesan mesti hati-hati bila tidak mau dicela sebagai syiah (sesat), mungkin ini yang dimaksud pengaruh nafsu (setan). Padahal ahl bait itu bukan saja milik syiah tapi milik umat islam. Hal ini dikarenakan kita telah terbiasa dengan hadits batil Alquran & as sunnah (menurut syech hasan ali as saqqaf, dalam sifat shalat nabi dan juga syiah), sementara Al Quran & Ahlul bait sebagian kecil saja sunni yang mengakuinya apalagi kaum awam…. sangat menyedihkan karena para ustad dan guru-guru agama (sunni) sebagian besar belum tau kebathilan hadits ALQURAN & SUNNAH apalagi yg didaerah, jangan ditanya.., mungkin karna telah puas dengan ilmu yg dimiliki. maka makin jauhlah umat umumnya dari mencintai/merujuk ahl bait yang diwajibkan sebagaimana diwajibkannya berpegang kepada Al Qur’an…menyedihkan..!? bahkan istri saya pun masih belum mempercainya…bingung,.. kusutlah jadinya urusan ini.
Hadits TSAQALAIN sangat besar bahkan teramat sangat penting peranannya bahkan dialah pokok dasar akidah dalam beragama dan dasar terhindar dari kesesatan..Tunggu dulu jangan ada orang yang berkata bahwa Al Quran cukup dengan akal saja dtafsirkan.. apa dalilnya ..!? Bukankah AlQuran itu diturunkan oleh Allah kepada nabinya!… sudah sepantasnyalah Allah A J. & nabinya saja yang menunjuk siapa yang memiliki otoritas mutlak penafsirnya. bukan yg lain yg tidak diatas nas petunjuk.
Dengan kata lain bahwa kita dibebaskan menafsir dengan akal namun kita harus tetap diatas rel ahl bait (sunnah) sebagai rujukan. Saya hanya ingin katakan ahlul bait (Imam Ali) itulah sebenarnya sunnah nabi Saw. sebagai mana sabda Nabi Saw: “Aku Kota ilmu, Ali adalah Pintunya, siapa yg menghedakinya hendaklah dia melalui pintunya.”
dipertegas lagi Sabda Nabi Saw: ‘Ini Ali adalah bersama al-Quran, dan al-Quran bersama dengan Ali: mereka tidak akan berpisah diantaranya sehingga mereka sampai kepada saya di Tasik, (Telaga al Kautshar).(’penutup seksen 2, Bab 9, dari Al-Sawa`iq al-Muhriqa oleh Ibn Hajar, selepas 40 ahadith yang dirujuk pada seksen itu di muka surat 57.)
saya hanya berusaha meyakinkan diri saya yang selama ini sangat awam dan bingung kemana kebenaran ini gerangan, seakan didepan mata tapi sulit tuk diraih, dengan pemahaman sederhana ini, tiada niat menggurui sahabat-sahabat semua apalagi memprovokasi kepada mazhab lain, tidak .bukan itu …sy hanya berusaha berdiri bersama petunjuk kebenaran … mungkin yang ini yg Allah maksud petunjuk itu.
segala kekurangannya sahabat maya dan Allah A.J. mencukupinya.
@Ratu Adil
Kalau terlalu dipikir ya bikin bingung mas. Gampangnya ya manut (ikut) apa kata hati sampeyam saja. Sekarang kata hati sampeyan gimana. Allah itu Hakim yang Maha Adil, Apa surga sudah diplot cuma untuk mahzab tertentu. Apa kita mau ikut-ikut jadi kayak orang Saudi? Sesuatunya itu jangan dipaksa…malah bikin bingung contohnya yah kata sampeyan sendiri istri sampeyan bingung!
Allah tahu isi hati setiap manusia. Sedangkan urusan orang laen itu bukan tanggung jawab sampeyan.