Dua Potret Nabi Muhammad Saw. Yang Kontradiksi
Pendahuluan:
Sudah seharusnya seorang nabi –nabi siapapun- menyandang sifat mulia yang menjadi contoh terindah dan uswah hasanah bagi umat manusia seperti yang dimaukan Allah Taâ’lâ-. Ia seorang penyandang keutamaan, pemilik akal sempurna dan puncak kesempurnaan. Teladan dalam hikmah, kewibawaan dan keanggunan. Seorang yang alim (mengenal Tuhannya dengan pengenalan sempurna), bijak, pemberani, tegar dan teguh serta sifat-sifat mulia kemanusiaan lainnya.
Ikhtisar kata: ia adalah seorang yang makshum dari kesalahan, terbebas dari kekurangan dan ketergelinciran. Paling mulia dan sempurnanya makhluk. Karena itu Allah mengutus Nabi kita Muhammad saw. sebagai uswah dan teladan bagi umat manusia sepanjang masa dan Allah mewajibkan atas mereka berteladan dengannya dalam segala perkara sampai-sampai dalam rincian paling parsial dari urusan dan tindakan kita sekalipun.
Allah SWT. berfirman:
لَقَدْ كانَ لَكُمْ في رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كانَ يَرْجُوا اللَّهَ وَ الْيَوْمَ الْآخِرَ وَ ذَكَرَ اللَّهَ كَثيراً
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzâb [33];21)
Apakah Demikian Seorang Rasul, Utusan Allah?!
Demikianlah potret Nabi kita Muhammad saw. Tetapi apakah demikian potret beliau dalam riwayat-riwayat Ahli Hadis dan para sejarawan Islam?
Sangat disayangkan bahwa potret Nabi Muhammad saw. yang indah dan mulia itu tidak kita dapati dalam riwayat-riwayat Ahli Hadis. Apabila kita merujuk riwayat-riwayat “yang bertanggung jawab” merekam dan menggambarkan sejarah kehidupan, sifat dan prilaku Nabi Muhammad saw. justeru yang kita dapati adalah bahwa Nabi Muhammad saw. –yang dipilih dan dimuliakan Allah di atas seluruh makhluk ciptaan-Nya yang Allah sifati dengan firman-Nya:
وَ إِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظيمٍ
“Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al Qalam [68];4)
yang mana beliau adalah paling mulia dan afdhalnya para rasul, paling sempurnanya manusia yang pernah menginjakkan kakinya di muka bumi ini… yang mana beliau adalah total akal umat manusia, penghulu seluruh anak Adam- … sayang sekali yang kita dapati adalah bahwa beliau:
Seorang yang lemah, kontradiksi dalam sikap dan ucapannya, bertindak bagaikan seorang bocah kecil tak berakal, berbicara bak seorang jahil…
Ia rela maka keralaannya itu kerendahan… Ia marah dan kemarahannya itu mencerminkan kelemahan dan kekacauan, dan semata karena disulut oleh urusan sepele…
Ia selalu butuh kepada orang lain yang mengajarinya, mengatur urusannya dan membimbingnya serta menyelesaikan problem hidupnya…
Semua orang lebih mengerti daripadanya… lebih berakal dibanding dirinya…
Demikian potret Nabi kita Muhammad sw. seperti yang dipamerkan Ahli Hadis dalam lembar-lembar kitab-kitab mereka.
.
Nabi Muhammad saw. Mengajak Istri Mudanya Menonton Tarian Para Pemuda Negro!
Lalu dengan apa? Dan bagaimana kita memaknai sang Nabi agung ini menggendong istrinya untuk menonton tarian pemuda-pemuda negro sementara pipi sang istri muda itu menempel mesra dengan pipi sang Nabi? Atau istri muda itu meletakkan dagunya di atas pundak sang Nabi; suaminya, lalu ia menonot tarian para pemuda negro di hari Asyurâ?![1]
Nabi Muhammad saw. Mengajak Istri Mudanya Lomba Berlari!
Kemudian Nabi Muhammad saw. yang dimuliakan Allah SWT dan juga kita muliakan ini digambarkan oleh Ahli Hadis membiarkan prajurit setianya menanti beliau di padang shahrâ’ tandus tak berpenghuni untuk berduaan dengan Aisyah; istri kesayangannya demi menghiburnya dengan mengajaknya lomba berlari… ya lomba beralari di tengah padang pasir tandus tak berpenghuni… bukan sekali bukan dua kali, tetapi berkali-kali dan dalam berbagai kesempatan… terkadang Nabi saw. yang menang dengan sampai ke garis finish terlebih dahulu dan terkadang Nabi mengalah agar istrinya bergembira karena memenangkan lomba lari… lalu Nabi saw. bersabda menghibur, “satu sama.”![2]
Nabi Saw. Kasmaran Dengan Kemolekan Istri Anak Angkatnya!
Lebih dari itu Ahli Hadis menyajikan potert menjijikkan –wal ‘iyâdzu billah– bahwa beliau jatuh cinta dan terpikat hatinya oleh istri Zaid bin Hâritsah; anak angkat beliau sendiri yang bernama Zainab –yang juga masih sepupu beliau-.. Kisah cinta itu berawal ketika beliau melihat Zainab dalam busana dan dandanan yang menggiurkan dan mencuri hati. [3]
Serta masih banyak lagi riwayat-riwayat yang memamerkan potret kehidupan rumah tangga dan hubungan privatnya dengan istri-istri beliau… potret yang keimanan dan pengagungan kita atas beliau menolak untuk menceritakannya apalagi mempercayainya dan apalagi melakukan tindakan tak bermoral seperti itu!
Kewajiban Kita
Maka adalah kewajiban kita sebagai kaum Muslimin… para pecinta Nabi Muhammad saw. untuk memuliakan beliau dari penggambaran tidak bertanggung jawab… dan hendaknya kita menjadikan Al Qur’an sebagai tolok ukur kebenaran… dan jangan kita berterus-terusan dalam kegaduhan persengketaan mazhabiyah dan lebih membela ‘riwayat-riwayat sakit dan bervirus’ ketimbang membela Nabi kita Muhammad saw.
Semoga bulan kelahiran Nabi saw. mampu menumbuhkan semangat pembelaan kepada kehormatan beliau… memuliakan dan mensucikan beliau dari penggambaran menghinakan yang disajikan oleh para penyusup dan lalu direkam oleh para Ahli Hadis…
Semoga bulan kelahiran Nabi saw. mampu menumbuhkan kecintaan dalam hati kita kepada beliau saw. Âmîn.
(Bersambung insyaallah)
____________________
[1] Shahih Bukhari,1/111, dan ,2/100 dan 172, Shahih Muslim,3/21 dan 22. Baca juga Musnad Ahmad,6/56,57,58,166,186,242,247 dan 270. Serta puluhan literatur standar lainnya, seperti Sunan an Nasa’i,3/195 dan 197 dan Ihyâ’ ‘Ulumuddîn,2/44.
[2] Untuk lebih lanjut Anda bisa merujuk dalam: Shifat ash Shafwah,1/176 dan 177, Sunan Abu Daud, 3/29 dan 30, Sunan Ibnu Majah,1/637, Ihyâ’ ‘Ulûmuddîn, 2/44, Musnad Ahmad, 6/39,182,264,261 dan 280, dan Sirah al halabiyah, 2/290.
[3] Tafsir Jâmi’ Li Ahkâm al Qur’ân; al Qurthubi, 14//190, Sirah al Halabiyah, 2/214, tafsir Lubâb at Ta’wîl; al Khâzin, 3/468, ad Durr al Mantsûr, 4/202 dan utamanya tafsir ath Thabari.
Filed under: Bani Umayah, Ghulat Salafy, Kajian Hadis, Kajian Sejarah, Manhaj, Membantah Ust. Firanda, Nawashib |
Naudzubillah!!
Merinding aku bacanya….
Masak sih Nabi digambarkan seperti itu?!
Ajiib. Baru tau kalau seperti itu mereka melukiskan Nabi. Pantesan aja banyak orang kafir ngejek-ngejek Nabi Islam… Dari sini toh bahannya!
Masya Allaaah! Keterlaluan banget merka itu!!
Tapi ya pusing juga ya… Soalnya hadis-hadisnya kan ada di Bukhari and Muslim!
Pusing aah. Pokoknya aku mau bela Nabi aja…. Yang lainnya masa bodoh.
kalo hadis pertama bukannya yg jadi dalil kebolehan tarian dan musik yah… waktu itu malah hari raya dan di riwayat lain, konon umar datang menginterupsi tarian tsb tapi nabi berkata, biarkan mereka wahai umar… bukankah ini hanya tarian absynnia… mari kita tunjukkan kepada kaum yahudi dan nasrani bahwa agama kita fleksibel dan memudahkan. menurut ane gada yg salah dgn hadits ini…
coba ente baca sirah nabi yg terbitan saudi wahabi… lhaa itu baru banyak riwayat2 yg naudzubillah… merinding ane kalo inget gmn dalam sirah itu nabi digambarin kayak mafia film Godfather. butuh tahunan ane klarifikasi ternyata kisah2 disana banyak palsunya atau dari hadis dho’if.
sirab nabawi terbitan saudi, judulnya apa bro? ada versi bhs indonesianya gak?
@taliban : sayangnya banyak bro… salah satunya karya mubarakpuri.. yg jelas sirah yg ane baca tu pemenang kompetisi penulisan sirah terbaik di arab saudi, sepert tertulis di covernya. kakak kelas ane yg dulu juga punya sirah terbitan saudi, beda buku tapi esensinya sama aja… malah nabi difitnah dibilang membantai wanita dan anak2 di situ…
ironisnya, sirah nabi yg bagus yg banyak dipuji2 baik muslim aswaja maupun nonmuslim ( yg tertarik islam) , malah berasal dari karya orientalis non-muslim, Martin Lings “the life of muhammad”. Wahabi paling anti sama sirah itu… hehehe. donlodan gratisnya ada tapi bhs.inggris, gatau udh diterjemahin apa belum.
kalo martin link, gw ud punya. bagus emang.
kalo yg terbitan saudi yg katanya terbaik itu, di toko2 buku ada gak? judul apa bro?
kalo ada linknya yg bisa didownload jg bagus bro..
ya dulj gw pernah membaca hadist apa sirah ya, kalo nabi saaw pernah mebantai wanita dan anak2 yahudi hingga membuat madinah banjir darah. pernah jg nabi menerima kepala musuhnya.
sikap saya waktu itu sampai sebelum membaca blog ini, adalah mencoba melupakan gambaran nabi yg mengerikan tersebut. mencoba denial walau melelahkan.
alhamdulillah, setelah menerima penjelasan dari syaikh hasan di blog ini, saya berkesimpulan cerita itu dusta adanya, cerita dusta yg dikarang Muawiyah dan putranya yazid (laknat buat keduanya dan orang tua mereka).
allahumma sholli ala Muhammad wa ali Muhammad.
Firman Allah swt: Katakanlah , bila kalian mencintai Allah maka ikutilah Aku (Nabi Muhammad saw),niscara Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa2 kalian.
Apa jadinya bila panutan muslimin (Nabi Muhammad saw) digambarkan Ahli Hadis seperti diatas.
Dampak nyata yg kita lihat adalah Tokoh2 seperti Ibnu Taimiyyah, Abdul Wahhab, dan para pengagumnya, kaum Salafy Wahabi Takfiri yg sama sekali tdk menghormati keagungan Nabi Islam yg Allah swt dan para Malaikat pun membaca solawat pada Nya.
insya Allah,
dikening ibnu Tai dan si mata satu abdul wahhab tertulis ‘inilah pemimpin para munafik’ karena kebencinanya kepada syiah dengan sangat , membuatnya membenci Imam Ali dan keluarganya.
Ustad bagaimana mengkaitkan surah Al Qalam (68):4 diatas yang mana Allah memuji Nabi berbudi pekerti yang agung dengan tafsir surah ‘Abasa—Nabi katanya bermasam muka?
yg masam bukan wajah Nabi yg mulia. yg bermuka masam justru sahabat Utsman, karena Nabi menyambut sahabatnya yg buta sementara Nabi sedang berdialog dengan pembesar umayyah laknat.
demi menutupi muka masam sahabat utsman ra, dibuatlah cerita palsu bahwa Nabi bermuka masam.
siapa lagi yg mampu membuat cerita palsu mendiskreditkan Nabi kecuali ulama2 jahat binaan Muawiyah laknat?
Puyeng euy…
Nich .. tambahan riwayat palsu Nabi yg lebih heboh (dipetik dari buku saqifah o’hasem)
Dalam hampir semua buku sejarah Rasul, diceritakan tentang pembunuhan Bani Quraizhah oleh kaum muslimin secara berdarah dingin. Cerita yang sudah dianggap baku dan memalukan ini, bila dihadapkan dengan konteks sejarah sangat diragukan.
Menurut Ibnu Ishaq, setelah dikepung selama 25 hari (menurut Ibnu Sa’d 15hari) oleh pasukan kaum Muslimin yang berjumlah 3.000, mereka menyerah dan meminta sebagai pemimpin sekutu mereka dari Banu Aws menjadi hakam untuk menentukan hukuman mereka. Dan Sa’d menetapkan hukuman mati terhadap semua prajurit yang berjumlah antara 600 sampai 900 (Ibnu Ishaq), harta dirampas dan keluarga mereka ditawan. Menurut Ibnu Sa’d dan Waqidi, Bani Quraizhah menyerahkan keputusan kepada Rasul dan Rasul menunjuk Sa’d bin Mu’adz sebagai hakam. Tapi menurut Ibnu Sa’d, Banu Quraizhah lansung menyerahkan keputusan pada Sa’d. Bukhari menyatakan bahwa keputusan diserahkan kepada Sa’d, dan Muslim menyatakan keputusan diserahkan kepada Rasul dan Rasul menyerahkan pada Sa’d.
Kemudian Rasul menggali liang-liang kubur di tengah pasar kota Madinah dan Ali serta Zubair memenggal kepala mereka. Bila untuk tiap prajurit terdapat enam anggota keluarga lain, maka jumlah mereka adalah antara 3.600 sampai 5.400 orang. Mereka dikumpul di rumah Bint Harits dari Banu Najjar dan diikat dengan tali.
Sekarang timbul pertanyaan.
Di mana mereka mendapatkan tali untuk mengikat orang sebanyak itu dan berapa besar rumah Bint Harits? Bagaimana mereka makan dan bagaimana sanitasi mereka? Sebab pada masa itu, menurut Aisyah, tidak ada kakus dan mereka harus ke luar malam hari untuk itu. Apakah mungkin mereka tidak berusaha melarikan diri dan kelihatan pasrah saja? Bagaimana Rasul menggali kuburan untuk 600 atau 900 mayat di batu lahar yang demikian keras seperti di Madinah. Bagaimana perasaan Ali dan Zubair yang membunuh masing-masing antara 300 sampai 450 orang? Berapa banyak orang yang menyaksikan? Ali dan Zubair terkenal sebagai pemberani, tetapi membunuh sekian banyak orang ‘berdarah dingin’, shabran, pasti akan membekas pada jiwa mereka. Dan Ali serta Zubair maupun banyak sahabat yang pasti turut melihat peristiwa luar biasa ini, suatu ketika, akan menyebutnya.
Namun dalam Nahju’l-Balaghah atau tulisan lain, tidak kita temukan Ali menyinggung peristiwa tersebut. Cerita itu seperti hilang begitu saja di pasar Madinah. (Lihat Barakat Ahmad, Muhammad and the Jews, A Re-examination, Delhi, 1979.)
Hampir tidak mungkin menulis satu periode sejarah tanpa memahami seluruh sejarah Islam. Misalnya, tatkala membaca suatu peristiwa, opini seseorang sering terpengaruh oleh komentar penulis peristiwa tersebut, boleh jadi ia juga terpengaruh oleh mazhab yang dianutnya, misalnya oleh keutamaan seseorang sahabat yang terlibat dalam peristiwa tersebut, sehingga kita cenderung untuk ‘berpihak’ kepadanya. Tidak kecuali peristiwa Saqifah.
jalan lurus , jalan yg diridhoi Nya … aaamiiinnn
Eggie Fauzy
1/20, 4:03pm
Eggie Fauzy
assalamualaikum pak ustadz ,
pa ustandz abu salafi , mohon solisinya …
sebelum nya perkenalkan nama saya egie fauzi . alamat tinggal saya di bandung no telp saya 085222519060 .
begini pa ustadz …
kondisi di bandung semakin hari semakin kritis dengan marak nya faham 2 salafi wahabi mempengaruhi masyarakat bandung ..
mesjid mesiid telah mereka kuasai .. kajian2 islami sangat banyak di lakukan .. dan bandung nampak nya menjadi target empuk mereka ..
hal ini saya asumsikan krena para ustadz2 mereka seperti ust firanda , usatadz jawas , dan ustadz2 lain nya mulai progresif menyebarkan faham nya di bandung …
banyak sekali teman 2, keluarga yg kemudian sedikit sedikitberfaham wahabi … masjid masjid besar sebagian besar sudah mereka kuasai .. contohnya : tgl 20 januari ini mereka membuat acara di masjid yg cukup berpengaruh di bandung .. ( di masjid pusdai ) dengan pembicara nya ustadz firanda . .. lembaga lembaga pendidikan tinggi ataupun menengah masjid masjid nya sebagian besar sudah dikuasai faham ini …
berangkat dari keprihatinan ini kami bersama teman 2 dengan sekemampuan tenaga dan ilmu yg rendah mencoba ingin menyatukan semua fihak yg berkapasitas dibidang nya untuk menghalau gerakan ini … terus terang pa kami bukan berlatar belakang pesantren atau orang yg mengerti agama .. tapi cukup sedikit tahu bahaya nya faham salafi wahabi …
kami beberapa kali membuat acara kajian kajian islam dengan dana saweran yg terbatas …
dan kendala kami di lapangan adalah sedikit nya source sdm yg mau berjuang di wilayah ini … nu sebagai lembaga yg kami harapkan mampu menghalau ini semua ..sepertinya sibuk dengan urusan yg lebih penting menurut mereka …
kami sekarang sedang membuat team khusus yg tugas nya khusus mendatangi pengajian2 mereka … akan tetapi karena kterbatasan ilmu yg kami miliki menyebabkan langkah kami agak tersendat … kami hanya bisa memantau terus , dan menghadiri acara 2 mereka dengan penuh ke prihatinan , karena kami sering menyaksikan perdialohan yg selalu dimenangkan oleh mereka .. di kota bandung sedikit sekali ustadz yg memahami ilmu tata bahasa arab .. dan menguasai materi perdebatan ..,.
utk semua hal tersebut kami memohon bimbingan nya ustadz , apakah ada kolega pa ustadz yg siap berjuang di bidang ini …. yg tentunya di wilayah bandung dan sekitar nya …
kalo ada kami mohon info nya :
kami juga punya rencana bulan depan membuat event kajian kembali yg bahasan nya menyoroti hal ini … maka kami meminta saran pa ustadz abu pembicara siapa yg hrs dihadirkan yg memiliki kapasitas seperti pa ustadz abu salafi …
atas segala hal , bimbingan , bantuan nya kami sangat berterimakasih … semoga Alloh membimbing kami semua kepada jalan lurus , jalan yg diridhoi Nya … aaamiiinnn
kenapa ya pemuda2 muslim yang hidup di jaman ahli hadis tidak bertindak seperti pemuda2 muslim jaman sekarang yang tinggal di Perancis atau di Denmark. Begitu ada penerbitan kartun yang merendahkan Nabi langsung di tembak mati..ada diskusi yang melecehkan Nabi langsung ditembakin juga. Sepertinya pemuda2 muslim jaman ahli hadis tidak sensi atau mungkin juga fakir iman. Sehingga kitab2 yang merendahkan pribadi Nabi aman2 saja