Wanita-wanita Munafiq Di Masa Nabi Saw.
Sumber: http://almaliky.org/news.php?action=view&id=411
Dalam artikelnya ini Guru kita; Syeikh Hasan Farhan al Maliki membidik sebuah tema yang boleh dikata tidak pernah tersentuh oleh pena peneliti lain… yang selama ini menjadi fokus kajian adalah keberadaan al Munâfiqûn (orang-orang munafik laki-laki)…adapun keberadaan al Munâfiqât (orang-orang munafik perempuan) sebutan tentangnya terlupakan… itupun dengan membatasi keberadaan kaum munafik hanya dari kalangan Anshar, dan hanya pada orang-orang tertentu dan dengan motivasi tertentu pula yaitu karena rasa takut! Adapun kaum munafik dari golongan selain Anshar dan A’râb (orang-orang Arab baduwi) benar-benar terlupakan… padahal keberadaan mereka nyata dan aksi serta aktifitas jahat mereka sangat ganas!
Ini boleh jadi di antara tema-tema penting Al Qur’an yang terlupakan atau sengaja diabaikan dalam sunnah (yang dikelolah para penguasa tiran utamanya Mu’awiyah)!
Tema ini terabaikan karena kita berkenyang-kenyang dengan sajian hadis yang disajikan secara paksa oleh panguasa dan melupakan jamuan Allah Swt dalam Kitab Suci-Nya; Al Qur’an al Karim. (Abu Salafy)
.
oleh Syaikh Hasan bin Farhan Al Maliky
.
Buku-buku Sirah (Sejarah Nabi saw.) dan sejarah Islam sunyi dari menyebut seorang pun dari kalangan wanita-wanita munafik di masa Nabi saw. padahal keberadaan mereka disebut dalam Al Qur’an. Coba renungkan ayat di bawah ini:
الْمُنافِقُونَ وَ الْمُنافِقاتُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ وَ يَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَ يَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ إِنَّ الْمُنافِقينَ هُمُ الْفاسِقُونَ
“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang mungkar dan melarang berbuat yang makruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik.” (QS. At Taubah;67)
Ayat di atas mendekatkan kepadamu pemahaman bahwa al Munafiqât (wanita-wanita munafik) itu bagian al Munafiqun (dari kaum pria munafik). Ia berkata:
الْمُنافِقُونَ وَ الْمُنافِقاتُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ
“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain”
Ia tidak berkata:
بَعْضُهُمْ أولياء بَعْضٍ
“sebagian dari mereka adalah wali sebagian yang lain.”
seperti ketika Allah mensifati kaum Mukminin.
- Allah berfirman:
بَعْضُهُمْ أولياء بَعْضٍ
“sebagian mereka adalah wali sebagian yang lain.”
Allah berfirman demikian terkait dengan orang-orang yang tidak terikat hubungan nasab yaitu kaum Mukminin (yang terikat dengan hubungan ideologi) “sebagian dari mereka adalah wali sebagian yang lain.”
- Kaum Yahudi dan Nasrani:
بَعْضُهُمْ أولياء بَعْضٍ
“sebagian dari mereka adalah wali sebagian yang lain.”
- Dan orang-orang kafir:
بَعْضُهُمْ أولياء بَعْضٍ
“sebagian dari mereka adalah wali bagi sebahian yang lain.”
- Kaum Mukminin:
بَعْضُهُمْ أولياء بَعْضٍ
“sebagian dari mereka adalah wali sebagian yang lain.”
- Orang-orang zalim:
بَعْضُهُمْ أولياء بَعْضٍ
“sebagian dari mereka adalah wali sebagian yang lain.”
Mereka semua tidak diikat oleh hubungan kekerabatan/nasab, hanya pemikiran/ideologi atau maslahat yang mengikat mereka.
Sementara kaum munafik yang Allah sebut dengan firman-Nya: “sebagian dari mereka adalah sebagian dari yang lain.” tentu di sana ada ikatan nasab, seperti firman Allah:
.
إِنَّ اللَّهَ اصْطَفى آدَمَ وَ نُوحاً وَ آلَ إِبْراهيمَ وَ آلَ عِمْرانَ عَلَى الْعالَمينَ *ذُرِّيَّةً بَعْضُها مِنْ بَعْضٍ وَ اللَّهُ سَميعٌ عَليمٌ
“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing).* (Sebagai ) satu keturunan yang sebagiannya (keturunan) dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS.Âlu ‘Imrân;33-34)
Juga dalam ayat:
فَاسْتَجابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّي لا أُضيعُ عَمَلَ عامِلٍ مِنْكُمْ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثى بَعْضُكُمْ مِنْ بَعْضٍ
“Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), ”Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain.” (QS. Âlu ‘Imrân;195)
Di sini Al Qur’an menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan semuanya dari Adam “sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain.”
Adapun ketika menyebut adanya pertemuan dalam agama maka Allah berfirman: “sebagian dari mereka adalah wali bagi sebagian yang lain.”
Faidah Pertama: yang dapat kita simpulkan dalam mengenal (al Munafiqat) para wanita munafik adalah bahwa mereka bagian dari para laki-laki munafik (al Munafiqin) yaitu bahwa mereka (al Munafiqat) memiliki hubungan nasab yang erat dengan mereka (al Munafiqin) seperti bahwa mereka itu adalah ibu atau anak kaum munafik… dst
Faidah Kedua: dari ayat itu adalah bahwa al Munafiqat dan al Munafiqin itu memiliki aksi dan aktifitas pemikiran yang seratus delapan puluh derajat bertentangan dengan agenda pemikiran kaum Mukminin yaitu mereka: “mereka menyuruh membuat yang mungkar dan melarang berbuat yang makruf” dan agenda ini mereka gencarkan di akhir masa kenabian. Kami katakan bahwa agenda pemikiran itu mereka gencarkan di akhir masa kenabian karena ayat-ayat yang berbicara tentangnya terdapat dalam surah at Taubah dan ini adalah surah Al Qur’an al Karim yang terakhir turun sebelum surah al Maidah.
Dan mereka itulah yang dimaksud dalam surah terakhir (surah al Maidah) bahwa mereka adalah orang-orang yang: “Bercepat-cepat kepada kekafiran” karena memerintah dengan kemungkaran dan melarang yang makruf tidak diragukan adalah sebuah bentuk bercepat-cepat kepada kekafiran. Allah berfirman:
.
يا أَيُّهَا الرَّسُولُ لا يَحْزُنْكَ الَّذينَ يُسارِعُونَ فِي الْكُفْرِ مِنَ الَّذينَ قالُوا آمَنَّا بِأَفْواهِهِمْ وَ لَمْ تُؤْمِنْ قُلُوبُهُمْ وَ مِنَ الَّذينَ هادُوا سَمَّاعُونَ لِلْكَذِبِ سَمَّاعُونَ لِقَوْمٍ آخَرينَ لَمْ يَأْتُوكَ يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ مِنْ بَعْدِ مَواضِعِهِ يَقُولُونَ إِنْ أُوتيتُمْ هذا فَخُذُوهُ وَ إِنْ لَمْ تُؤْتَوْهُ فَاحْذَرُوا وَ مَنْ يُرِدِ اللَّهُ فِتْنَتَهُ فَلَنْ تَمْلِكَ لَهُ مِنَ اللَّهِ شَيْئاً أُولئِكَ الَّذينَ لَمْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يُطَهِّرَ قُلُوبَهُمْ لَهُمْ فِي الدُّنْيا خِزْيٌ وَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذابٌ عَظيمٌ
“Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera dalam (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: “Kami telah beriman”, padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Mereka itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: ”Jika diberikan ini (yang sudah diubah-ubah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah”. Barang siapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak menyucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.” (QS. Al Maidah; 41)
Siapakah mereka itu?
Apakah mereka itu orang-orang Muslim atau kafir?
Dengarkan firman Allah:
yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: “Kami telah beriman”, padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi.
Jadi di sana ada persekutuan antara kaum mumafik dengan orang-orang Yahudi! Kaum Yahudi masih eksis. Mereka masih memiliki manufer-manufer dan kekuatan di dalam kota Madinah. Mereka belum diusir dan diasingkan. Yang diusir hanya mereka yang berbuat jahat/makar, adapun mereka yang bersikap seperti kaum munafik tidak!
Ingat bahwa surah ini (al Maidah) adalah surah terakhir yang turun yaitu di hari-hari Haji Wada’ dan setelahnya. Persekutuan telah tegak antara kaum munafikin dan Yahudi. Dan mereka memiliki aksi dan aktifitas besar. Apa aktifitas mereka itu?
Memerintah dengan kemungkaran dan mencegah yang makruf seperti telah lewat dalam surah at Taubah.
Adapun di sini (aktifitas mereka adalah): (1) men-tahrif (merubah-rubah arti kata-kata, tempat atau menambah dan mengurangi_red) al Kalim (firman Allah) dari tempat-tempatnya, (2) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan (3) banyak makan yang haram.
Dengarkan Allah berfirman:
سَمَّاعُونَ لِلْكَذِبِ أَكَّالُونَ لِلسُّحْتِ فَإِنْ جاؤُكَ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ أَوْ أَعْرِضْ عَنْهُمْ وَ إِنْ تُعْرِضْ عَنْهُمْ فَلَنْ يَضُرُّوكَ شَيْئاً وَ إِنْ حَكَمْتَ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطينَ
“Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram. Jika mereka datang kepadamu (untuk meminta putusan), maka putuskanlah (perkara itu) di antara mereka, atau berpalinglah dari mereka; jika kamu berpaling dari mereka maka mereka tidak akan memberi mudarat kepadamu sedikit pun. Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah ( perkara itu ) di antara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang- orang yang adil.” (QS. Al Maidah;42)
.
Jadi Mereka itu memilih-milih dari agama apa-apa yang sesuai dengan keinginan mereka! Dan mereka berhati-hati dari menerima ajaran agama yang mengganggu kemaslahatan mereka.
Apa yang akan menimpa mereka? Mereka telah ditimpa fitnah. Dengarkan lanjutan ayat di atas:
“Barang siapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) daripada Allah.”!!
Fitnah adalah sebuah bentuk ujian. Dan ia adalah tujuan Allah dalam menciptakan manusia
Allah menguji mereka dan tidak hanya mencukupkan dengan sekedar keimanan saja. Allah berfirman:
.
أَ حَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَ هُمْ لا يُفْتَنُونَ
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi.” (QS. Al Ankabut; 2 )
yaitu bahwa mereka “yang berkata dengan mulut-mulut mereka: kami beriman sedangkan hati mereka tidak beriman” Allah menguji mereka dan mereka itu gagal; mereka memilih-milih dari Syari’at apa-apa yang cocok dengan selera mereka dan menolak dari Syari’at apa-apa yang tidak cocok dengan selera mereka!
Karena itu mereka bercepat-cepat (dalam kekafiran) lalu mereka memerintahkan kemungkaran tanpa menuda-nunda!
Mencegah dari yang makruf tanpa menunda-nunda!
Bersekutu dengan Yahudi dan suka mendengar kebohongan.
Mereka mengagas metode dalam memilih-milih Syari’at (yang cocok dengan hawa nafsu mereka_red)!
Tidak diragukan lagi bahwa fitnah (ujian) ini adalah ujian besar yang mana mereka terjebak di dalamnya setelah mereka ‘beriman’. Mereka tidak tegak berdiri dengan tangguh dalam menghadapi ujian Allah dengan menetapkan Syari’at dan perintah-perintah yang menggusarkan mereka dan bertolak belakang dengan hawa nafsu mereka serta berlawanan dengan fanatisme mereka dan maslahat-maslahat/kepentingan-kepentingan mereka!
Pertanyannya:
Apakah pola pikir mereka masih merusak kaum Muslimin hingga hari ini?
Apakah hingga hari ini masih berlangsung agenda “memerintah dengan kemungkaran dan mencegah yang makruf”?
Apakah di sana masih terus berlangsung kegemaran mendengar kebohongan?
Filed under: Hasan Farhan Al Maliky, Kajian Hadis, Kajian Sejarah, Kenaifan Kaum Wahhabi, Manhaj, Nawashib |
Subhanallah. Sungguh jeli syekh Hasan dalam merenungkan ayat-ayat Al quran. Kita yang sering baca ayat-ayat itu kok tidak pernah terlintas ya pikiran seperti itu… Maha luas anugrah ilahi rabbi…
Sukron ustadz.
Ustadz abu kalau berkenanyolong dituntasin sekalian aja.. Buat kajian ttg kaum munafiq yang lengkap biar kita kita jadi tau dan bisa berhati-hati ustadz. Sukron.
wahh saya baru tau kalo Quran membahas detail kemunafikan kaum thulaqa…sama, kirain munafiq itu hanya dari Anshar sama Yahudi Madinah saja…subhanallah
Agenda orang munafik yang disebut2 dalam Al Quran sekarang dilanjutkan oleh orang munafik yang hidup di tahun 2014. Sama seperti orang munafik dalam surah al Maidah 41 orang munafik yang hidup di tahun 2014 keimanannya hanya sebatas di ucapan saja, bedanya orang munafik sekarang dengan jaman dahulu, kalau munafik abad 21 ini mereka lahir sudah Islam (keturunan, tidak perlu berpura2 lagi sbg pengikut Rasululloh) jadi agak sedikit berbeda aplikasi kemunafikannya. Kalau di jaman Rasululloh saaw ada sahabat yang mengkantungi nama2 orang munafik baik pria dan mungkin juga wanitanya…..naah kita yang hidup di tahun 2014 ini agak susah untuk bisa tahu siapa saja orang2 munafik di sekeliling kita. Orang munafik di tahun 2014 bisa dari berbagai kalangan baik orang awam biasa atau bahkan ahli agama. Yang parah menurut saya kalau orang munafik tapi ahli agama wah bahaya sekali itu…kasihan orang awam seperti saya yang tidak tahu apa2 bisa tersesat jalan. Serem banget…………………
tepat sekali ya syaikh Hasan.
kaum wanita umayah dengan tonggaknya Hindun si kannibal pelacur tengik adalah tonggak kmunafikan!
dari wanita pelacur kannibal dan pelacur inilah lahirlah manusia tengik biadab Muawiyah dan cucunya Yazid.
laknat Allah buat bani umayyah dan pecintanya (terkecuali mereka2 yg shalih diantara mereka tp jumlah nya sedikit sekali)…
Sebelum ayat dalam surat Al Maidah:41 diatas dikaji lebih jauh pada
jaman sekarang sebaiknya dilihat dulu situasi para Munafiqin & Munafiqat” sebelum (haji Wada) dan sesaat setelah kewafatan nabi(awal perselisihan umat) sebab ayat itu berlaku sejak diturunkan sampai kiamat (pengulangan).
Jika ayat diatas didukung dengan Surah Ali Imran (3): 144: “Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang Rasul apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)?……”
Juga Hadits “Al Haudh (Telaga Al Kautsar)
Maka lengkaplah petunjuk bagi antum yang mencari kebenaran, dapat dilihat siapa munafiqin/munafiqat itu…juga siapa yang telah murtad!!? silahkan rujuk (buku saqifah O’hasem)
http://www.alhassanain.com/indonesian/book.php?sort=W
Kalau berhubungan kekerabatan seperti yang ustad bicarakan…………berarti Al Quran menyinggung keluarga tertentu. Sayang informasi mengenai siapa keluarga yang dimaksudkan pasti sudah hilang……..Mungkin tidak penting kita tahu siapa keluarga yang dimaksud tapi bisa juga penting iya kan