Kajian Ilmu Hadis (7): Apa Yang Hilang Dari Sunnah Nabi Saw.?

Apa Yang Hilang Dari Sunnah Nabi Saw.?

Sumber: http://almaliky.org/news.php?action=view&id=828

oleh Syaikh Hasan bin Farhan Al Maliky

Apa yang hilang dari Sunnah Nabi saw?
Hasan FarhanJawabnya: Banyak sekali Sunnah yang hilang. Bukti-bukti hilangnya Sunnah -boleh jadi banyak- bisa ditemukan dari Al Qur’an dan Sunnah sendiri.

Semua hadis bertajukkan akal dan keutamannya telah hilang…

Semua hadis bertajukkan perenungan alam semesta telah hilang…

Semua hadis bertajukkan bersaksi karena Allah telah hilang…

Semua hadis bertajukkan dzikir dan tazdakkur (mengingat) -sesuai makna Qur’ani- telah hilang…

Kebanyakan hadis bertajukkan keadilan dan peran porosnnya telah hilang…

Kebanyakan hadis bertajukkan kejujuran dan peran porosannya telah hilang…

Semua hadis bertajukkan kelembutan ketundukan telah hilang …

Semua hadis bertajukkan bersyukur -sesuai makna Qur’ani- telah hilang…

Khuthbah-khuthbah Jum’at Nabi saw. dari atas mimbar -yang tentunya didengar oleh seluruh kaum Muslimin yang hadir saat itu- telah hilang!

Jumlah total khuthbah itu adalah 530 khuthbah yang didengar kaum Muslimin. Bukan yang hanya dinukil oleh perorangan yang menukil ucapan Nabi dalam sebuah majlis.

Hadis-hadis riwayat para sahabat Badiriyyun (yang ikut serta berjuang membela Nabi saw. dalam perang Badar) yang gugur syahid dalam peperangan Shiffin (membela Khalifah Ali dalam menumpas pemberontakan separatis yang dipimpin Mu’awiyah) telah hilang, karena Mu’awiyah tidak menginginkan mereka masih diingat dan disebut-sebut seorang pun dengan kebaikan. Bahkan biorgafi hidup mereka hampir musnah kecuali nama-nama yang memang sulit disingkirkan karena kertersohorannya seperti Ammâr dan Abu Ayyub…

Kebanyakan hadis para sahabat Ridhwâniyyun (yang ikut serta berbaiat kepada Nabi saw. di bawah pohon) yang bergabung membela Imam Ali dalam perang Shiffin (dan jumlah mereka sekitar 800 orang sahabat) telah hilang kecuali hanya sedikit yang dapat menyampaikan riwayat di masa-masa lemahnya rezim bani Umayyah.

Hadis-hadis Ahlulbait telah hilang, kecuali yang melalui jalur musuh-musuh mereka… Mereka (Ahli Hadis) tidak mau menerima hadis dari Imam Ali kecuali yang diriwayatkan melalui jalur si fulan dan si fulan atau hadis-hadis yang bani Umayyah tidak mampu menolaknya dan tersebar kendati mereka tidak menghendakinya.

Hadis-hadis dan ilmu tujuh ratus syuhada’ dari kalangan Muhajirin dan Anshar yang gugur syahid dibantai Pasukan Yazid pada pembantaian Hurrah telah hilang. Ketika kamu membaca nama-nama mereka hampir-hampir kamu tidak mengenal mereka, lalu bagaimana dengan hadis riwayat mereka?

Hadis-hadis sepuluh ribu Tabi’în yang gugur syahid pada hari pembantaian Hurrah telah hilang bersama terbunuhnya dan kesayahidah mereka. Dan nama harum mereka pun dilarang untuk disebut-sebut….

Hadis-hadis kaum Tawwâbîn di bawah pimpinan seorang sahabat agung (yang bangkit menyesali ketidak-ikut sertaan mereka dalam membela al Husain sehingga beliau dibantai oleh pasukan Yazid dengan cara keji dan biadab bersama keluarga dan para pengikut setia beliau _red) … hadis-hadis mereka telah hilang setelah mereka dibantai di Ainul Wardah …

Satu dari dua bejana ilmu Abu Hurairah -yang berisikan hadis-hadis kecaman atas bani Umayyah dan membonhkar kejahatan mereka- kebanyakan darinya telah hilang karena Abu Hurairah takut apabila ia menyebarkannya maka lehernya akan dipenggal… Atau karena uang suap Mu’awiyah telah membungkamnya seperti ditegaskan Sa’id bin al Musayyid (seorang Tabi’in agung dan menantu Abu Hurairah sendiri_red)…

Kebanyakan hadis sahabat muda (yang wafat belakangan) seperti Abu Sa’îd al Khudri, Jabir bin Abdillah dan Sahl bin Sa’ad juga telah hilang dikarenakan Hajjaj (Gubernur haus darah dan tak kenal belas kasih yang bekerja untuk bani Umayyah _red) telah memberi stempel permanen (khatm) di leher-leher mereka sebagai tanda agar umat Islam menjauhi mereka dan tidak mendengar apapun dari mereka…

Ibnu Abdil Barr dalam kitab al Istî’âb-nya, 1/200 menyebutkan: “Dan pada tahun tujuh puluh empat (74) H. Hajjaj mengirim utusan untuk menangkap Sahl bin Sa’ad dengan tujuan menghinakannyaIa (Hajjaj) berkata: “Apa yang mencegahmu membela Amirul Mukminin Utsman?” Sahl menjawab: “Sudah aku lakukan itu.” Hajjaj membalasnya: “Bohong kamu!”.

Kemudian Hajjaj memerintahkan agar Sahl distempel di lehernya. Hajjaj juga menyetempel leher Anas bin Malik sampai datang surat Abdul Malik tentangnya. Hajjaj juga menyetempel tangan Jabir dengan tujuan menghinakan mereka semua dan agar orang-orang menjauhi mereka dan tidak mendengar hadis dari mereka.”!

Coba perhatikan kalimat ini: “agar orang-orang menjauhi dan tidak mendengar hadis dari mereka”, maka hadis-hadis yang keluar dari mereka sedikit sekali yang dinukil/diriwayatkan oleh orang-orang yang tertuduh (kejujurannya) dan mereka juga adalah para pendukung penguasa. Perawi yang menukil riwayat Abu Sa’îd al Khudri adalah Abu Nadhrah. Perawi yang menukil dari Jabir adalah Abu Zubair.. Abu Nadhrah seorang penduduk kota Bashrah dan juga pendukung penguasa. Abu Zubair seorang penduduk kota Mekkah yang juga pendukung penguasa. Kendati Abu Sa’îd dan Jabir penduduk kora Madinah. Dan secara umum penduduk kota Madinah setelah hari pembantaian Hurrah dan duka-duka mendalam yang ditinggalkannya dihantui katakutan luar biasa sehingga mereka menuruti kehendaka para penguasa. Dan khatm (pen-stempel-an yang dilakukan Hajjaj) sangat berpengaruh!

Para sahabat Badriyyûn, Ridhwaniyyûn yang gugur syahid dalam berbagai peristiwa jihad, dan para Tabi’în yang dihantui ketakukan dan yang bungkam menutup mulut (sehingga tidak tersampaikan hadis-hadis Nabi saw. dari mereka_red) siapa yang akan menutupi kekosongan itu?

Tentu para penguasa dan hadis-hadis (produk atau yang direstui) mereka.

Adz Dzahabi dalam kitab Târîkh al Islàm, 1/632 melaporkan: “Dan pada tahun ini -73H- Hajjaj berangkat menuju kota Mekkah… Lalu ia pergi ke kota Madinah dan tinggal selama tiga bulan di sana, ia bersikap sangat keras terhadap penduduk Madinah. Ia membangun sebuah masjid di desa bani Salamah yang dinisbatkan kepadanya. Ia benar-benar menghinakan para sahabat Nabi yang masih hidup hingga saat itu. Ia men-stempel leher-leher mereka.”

Kaum Ekstrimis Salafy mencintai baik yang men-stempel maupun para sahabat yang di-stempel![1]

Maka hilanglah Sunnah karena si pen-stempel dialah si pembunuh dan dialah si pelaknat. Dan dia tidak akan rela atas orang yang terbunuh secara si dzalim dan orang yang dilaknati dan dibunuh secara dzalim itu memiliki peran pemikiran maka hilanglah kebanyakan Sunnah, sebisa mungkin akan ia brangus!

Para pembunuh sahabat Badriyyûn dan Ridhwaniyyûn, para pelaknat sahabat termulia dan para pen-stempel leher-leher para sahabat Nabi saw. kini memerangi kita melalui para pengikut mereka dengan tujuan agar kejahatan mereka tidak terbongkar dan agar kami tidak membela kaum tertindas!

Jika kamu temukan kegilaan sikap seperti itu (yang menjadikan seorang berpikiran tenang kebingungan) maka periksalah -peran- setan! Langsung periksalah setan! … Setan sangat cerdas… Ia menggiring manusia memerangi agama dengan agama.

Jadi, Sunnah telah banyak yang hilang. Al Qur’an akan menunjukkan kepadamu apa saja yang hilang dari Sunnah dari tajuk-tajuk yang telah lewat saya sebutkan. Al Qur’an adalah Nûr; cahaya yang menyingkap, tidak terkecuali menyingkap apa-apa yang mereka lenyapkan dan mereka matikan dari Sunnah. Buku pertama dalam mengenali Sunnah dan hadis yang shahih adalah Al Qur’an al Karim. Dialah yang akan memberikan kepadamu garis-garis umum yang besar. Maka sodorkan segala sesuatu kepada Al Qur’an baik pemikiran maupun hadis. Benar di sana banyak hadis shahih yang sesuai dengan Al Qur’an al Karim yang lolos sensor dan kini menyebar. Dan telah kami sebutkan alasan mengapa hadis-hadis itu bisa lolos dari pemberangusan para penguasa. Tetapi di sana masih banyak buih yang tersisa karena kuatnya peran kekuasaan.

Problemnya adalah bahwa Ahli Hadis secara umum adalah lahir dari hasil politik. Mereka adalah sisa-sisa setelah kepunahan orang-orang tulus yang dibantai habis, atau dilaknati, atau di-stempel para penguasa tiran.

Mereka adalah sisa-sisa yang bungkam (karena takut) atau pendukung kekuasaan. Dan ketika mereka menyampaikan sebuah pemikiran/tsaqafah maka secara umum mereka terpengaruh dengan penguasa dan kekuasaan yang tidak mereka anggap sebagai kekuasaan dan penguasa dzalim!… Dan siapa yang tidak menganggap semua itu sebagai kezaliman maka pasti ia tidak mengecamnya. Maka apakah ia pantas menjadi penukil agama yang jujur dan dengan utuh?

Di sini kamu tidak harus ragu kepada Ahli Hadis, tetapi janganlah kamu terima begitu saja nukilan mereka tanpa kamu sodorkan kepada penelitian, pengecekan dan memeriksaan yang serius. Bahkan kamu berhak bertanya-tanya: Mengapakah sikap mereka “kok” lemah dalam menghadapi kezaliman-kezaliman itu?!

__________________

[1] Di sini kita dapat menyaksikan kemunafikan sikap kaum Salafy Wahhâbi di mana slogan yang biasanya mereka junjung tinggi -tentu dengan niat menipu- adalah membela kehormatan para sahabat! Tetapi anehnya yang selalu mereka bela hanya bani Umayyah dan para aparatur bejat bani Umayyah. Adapun para sahabat mulia yang tulus berjuang membela Islam maka benar-benar mereka abaikan dan hanya dijadikan alat penipuan belaka! Kaum Salafy menjunjung Hajjaj setinggi langit dan membelanya “mati-matian”. Semua kejahatan Hajjaj dan bani Umayyah terhadap para sahabat Anshar dan Muhajirin seakan tak pernah terjadi dalam sejarah. Kasian kaum awan Salafy (tidak terkucuali para sarjana lokalan dan para masyaikh mereka) … mereka adalah korban pembutaan sejarah oleh para pendahulunya… Mereka sedang tertipu dan anehnya kini memaksa semua orang untuk mereka tipu… Selama mereka tidak memiliki keasadaran terhadap sejarah maka mereka akan tetap hidup dalam kesesatan dan ketertipuan! (Abu Salafy)

3 Tanggapan

  1. terima kasih banyak ustadz. hanyaa Allah yang akan membalas perjuangan ustadz….
    kami benar-benar mendapat banyak ilmu dari sini…
    kami tunggu lanjutannya.

  2. Jika anda inigin mencari kebenaran dan tidak ingin tersesat rujuklah Al quran dan hadits nabi:

    HADITH AL-THAQALAIN

    “Sesungguhnya aku hampir-hampir dipanggil lalu aku menerimanya dan sesungguhnya aku meninggalkan kepadamu dua perkara yang sangat berharga, Kitab Allah ‘Azza wa Jalla dan Itrahku; satu ikatan yang bersambung daripada langit ke bumi dan ‘Itrahku ialah Ahl Baytku, dan bahawa Allah yang Maha Penyayang memberitahu aku bahawa kedua-dua perkara tidak akan berpisah sehingga keduanya dikembalikan kepada aku di Telaga Haud. Maka tunggulah (balasan Allah) dengan sebab kamu menyalahi aku pada kedua-duanya.”

    Diriwayatkan olah al-Tirmizi dalam Sahihnya Manaqib Ahlul Bayt, jld.2.h.360 dengan sanadnya daripada Zaid bin Arqam. Di akhir hadith ini al-Tirmizi berkata hadith ini baik (hasan) tetapi Gharib. Al-Hakim mengeluarkan hadith ini dalam Mustadrak, jld.3, h.109 dengan sanadnya daripada Zaid bin Arqam juga; Ahmad bin Hanbal dalam Musnadnya, hadith marfu’ daripada Abu Said al-Khudri, jld.3 h.17; al-Tabari dalam Mu’jam al-Kabir, jld.1.h.129 dalam manuskrip; Muhibb al-Tabari memetik daripada Ahmad dalam Zakha’ir, h.16. dll

    Surah Ali Imran : 103 Perintah Berpegang Teguh Dengan Ahlul Bait

    “Berpeganglah dengan tali Allah (hablullah) dan janganlah bercerai-berai”

    Yang dimaksud dengan hablullah (tali Allah) dalam ayat ini adalah Ahlul Bayt as Hal ini dapat dirujuk di buku-buku referensi berikut ini:

    1.Syawa-hidut Tanzi-l, karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 1, hal. 130, hadis ke: 177, 178, 179, dan 180.
    2.Ash-Shawa-’iqul Muhriqah, karya Ibnu Hajar Al-Haitsami Asy-Syafi’i, hal. 149, cetakan Al-Muhammadiyah; hal. 90, cetakan Al-Maimaniyah, Mesir.
    3.Yana-bi-’ul Mawaddah, karya Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 139, 328, 356, cetakan Al-Haidariyah; hal. 119, 274, dan 279, cetakan Islambul. dll

    Surah Al-An’a-m : 153 Perintah Mengikuti Jalan Kebenaran

    “Sesungguhnya ini adalah jalanku yang lurus (Ahl bait), maka ikutilah jalan itu, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikanmu dari jalan-Nya”

    Silahkan rujuk:

    1.Yana-bi-’ul Mawaddah, hal. 130, Al-Haidariyah; hal. 111, Islambul.
    2.Ihqa-qul Haqq, karya At-Tustari, juz 3, hal. 543.
    3.Gha-yatul Mara-m, hal. 434.

    Surah An-Nahl : 43 Perintah Merujuk Kepada Ahlul Bayt as

    “Maka bertanyalah kepada ahludz dzikr jika kamu tidak tahu”

    Yang dimaksud dengan ahludz dzikr dalam ayat di atas adalah Ahlul Bayt Nabi as Yaitu Ali, Fathimah, Hasan dan Husein as.

    Silahkan rujuk:

    1.Syawa-hidut Tanzi-l, karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 1, hal. 334, hadis ke: 460,463, 464, 465, dan 466.
    2.Yana-bi-’ul Mawaddah, karya syeikh Sulaiman Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 51 dan 140, cetakan Al-Haidariyah; hal. 46, 119, cetakan Islambul.
    3.Tafsir Al-Qurthubi, juz 11, hal. 272.
    4.Tafsir Ath-Thabari, juz 14, hal. 109.
    5.Tafsir Ibnu Katsir, juz 2, hal. 570.

  3. Umumnya umat islam sudah tertipu dan tersesat dengan mazhabnya kecuali orang-orang yang dikehendaki oleh Allah AJ. diberi petunjuk kejalan yang lurus yakni jalan orang-orang yang telah diberi nikmat (Nabi Muhammad SAW dan keluarganya) oleh Allah AJ. merekalah jalan yg lurus.
    Mereka yang berada dijalan lurus adalah mereka yg tidak mengambil pemimpinnya selain Al’ Quran dan ahl bait Nabi karena keduanya jaminan dari ketersesatan yg nabi wasiatkan kpada umatnya. Merekalah yang paling mengerti Al Quran dan sunnah nabi karna dirumah mereka diturunkan Al Quran dan hidup bersama nabi.
    sebagaimana kata imam Ali:
    “‘Setiap ayat yang turun kepada Rasulullah saw pasti dibacakan kepadaku kemudian aku menulisnya dengan tulisan tanganku sendiri. Nabi mengajarkanku takwil ayat tersebut, tafsir, nasikh dan mansukhnya dan muhkam dan mutasyabihnya kemudian Nabi berdoa kepada Allah swt agar aku dapat memahami apa yang diajarkannya. Aku tidak pernah lupa sebuah ayat dari Al-Quran bahkan sebuah ilmu yang kutulis lewat ajaran Nabi. Allah telah mengajarkan kepada Nabi segala sesuatu baik halal dan haram, perintah dan larangan dan apa yang telah terjadi atau yang akan terjadi yang berkaitan dengan ketaatan atau kemaksiatan pasti Nabi mengajarkannya kepadaku dan aku menghafalkannya. Aku tidak pernah lupa walau satu huruf pun’.

    Namun demikian Jika umatnya mengambil pemimpin selain itu maka setanlah jadi pemimpinnya yang mencampur adukkan kebenaran dan kebatilan dan dijadikanlah agama bagi mereka atas nama islam, tanpa orang itu MENYADARInya bahwa dia dalam kesesatan, para pengikut setan yang berbentuk manusia, dan itu terjadi sejak sepeninggal Rasul Allah menghadap Tuhannya, bagaimana kita hari ini ???

    Bagaimana solusinya tanyakanlah kepada al Quran dan AHLUL BAIT…

    Selama belum kiamat dunia tidak pernah kosong dengan hujah Allah

    Siapa Hujjah Allah AJ. sekarang, !!???
    dialah “AL QAIM AZZAMAN IMAM AL MAHDI” dan orang-orang yang diwakilkan, mereka para pecinta dan pengikut Ahlul Bait Nabi disetiap zaman tetap memelihara ajaran islam murni para IMAM.

    Sejarah telah membuktikan bahwa islam tidak pernah sepi dari pertikaian disebabkan umumnya tidak mengikuti wasiat nabi salah satunya karna kejahilan dan fanatik buta terhadap mazhab, lainnya karena kedengkian dihati tanpa mau koreksi diri. Surah Al-An’a-m:153 di atas adalah printah dan petunjuk Allah tapi sebagian kita hanya menganggapnya sebagai “puisi” yang indah, tanpa mau merenungi, mencari dan mengikutinya… begitulah petunjuk Allah tdak
    menjamahnya kecuali orang yg dikehendaki-Nya.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s