Persembahan Untuk Para Salafiyyun Wahhabiyyun.
SUMBER: http://almaliky.org/news.php?action=view&id=438
Nasihat Syeikh Hasan bin Farhan Al Maliky: Agar Anggota Salafy Tidak Makin Banyak Yang Menjadi Syi’ah!
oleh Syaikh Hasan bin Farhan Al Maliky
Syekh Al Albani (rh) adalah ulama salafy kontemporer yang paling obyektif dan bahkan sebagian buku karayanya telah menyebabkan sebagian orang (Salafy) menjadi Syi’ah
Ambillah (contoh) buku “Tsumma Syayya’ani al Albâni”
Jika sebagian orang memeluk mazhab Syiah karena membaca buku saya atau buku karya Adnan Ibrahim maka tidak mesti kami berdua ini penganut mazhab Syiah.
Persis seperti al Albâni, tidak diperselisihkan bahwa ia seorang Salafy. Kendati demikian telah banyak orang memeluk mazhab Syiah karena dia.
Kami anjurkan agar Anda mau membaca buku Tsumma Syayya’ani al Albâni (Al Albâni Telah Membuatku Menjadi Seorang Syiah) -silahkan baca/download pdf-: https://ia700703.us.archive.org/29/items/aqaed_ht33_shiites-Albanian/571.pdf
Buku itu karya seorang peneliti beraliran Salafy tulen (Asy Syaikh Abdulhamid al Jaaf). Jelas sekali bahwa ia seorang penuntut ilmu yang kuat (getol) … Ia bukan seorang awam.
Bacalah bagaimana ia menjadi Syiah.. Ambillah pelajaran darinya.
Perkembangan Syiah tidak akan dapat dihentikan kecuali dengan kejujuran dan mengaktifkan/memberlakukan Al Qur’an di atas semua disamping mengimani nash yang shahih baik yang menguntungkan kita atau merugikan dan dengan para-meter ilmiah bukan kemazhaban/sektarian.
Tanpa itu semua tidak akan dapat dicekal.
Penganut Ahlusunnah yang berpindah mazhab menjadi Syi’ah kebanyakan mereka adalah para peneliti/pengkaji.
Penganut Syiah yang berpindah menjadi Ahlusunnah kebanyakan mereka adalah dari lapisan awam.
Karena itu Ekstrimis Salafy menjerit histeris menghadapi perkembangan Syi’ah.
Benahi metode kalian!
Perhatikan judul-judul buku-buku yang ditulis oleh kalangan Ahlusunnah yang berpindah memeluk mazhab Syiah!
Perhatikan seri buku-buku dengan judul seperti: Ini dan itu telah membuat saya memeluk Syi’ah..
Yang mengherankan ada judul buku: Dusta Atas Nama Syi’ah Telah Membuatku Memeluk Syi’ah!
Ini adalah hal yang wajar.
Berhentilah kalian (Salafy) dari berdusta karena kaum berakal membenci dan mengecam kebohongan dan pelakunya.
Saya telah menguji mereka dalam hal mereka berbohong atas nama saya padahal saya bukan Syi’ah -sesuai dengan pengertian saya tentang Syi’aisme Mazhabi-, lalu bagaimana jika saya telah memeluk Syi’ah?
Tetapi Syi’aisme Syar’i yang pengertiannya adalah kecintaan kepada kaum shaleh dari kalangan Ahlulbait maka pasti itu ada pada setiap orang yang bersikap jujur/obyektif, terlepas dari adanya sikap berlebihan pada sebagian Syi’ah.
Seperti juga akal, ia dibutuhkan kendati kaum Mu’tazilah membesar-besarkan.
Kejujuran akan menyisakan kepercayaan kepada Mazhab Ahlusunnah.
Adapun jika kalian mengobral kebohongan, menyensor (memotong nash dengan tujuan membuat kandungan dan pesannya samar_red), merahasiakan al haq dan tenggelam di dalam kecintaan kepada kaum tiran dari Bani Umayyah maka semua itu tidak akan mengendurkan perkembangan Syi’ah.[1]
Kejujuran Menetapkan Kepercayaan Seorang Pengkaji Terhadap Mazhabnya dan Para Penganutnya
Karena itu banyak terjadi perpindahan ke mazhab Syi’ah -bahkan boleh jadi sebagiannya secara ekstrim- di kalangan penganut Mazhab Salafy Ekstrim lebih dari pada kalangan Sufi misalnya. Mengapa demikian? Karena banyak kebohongan di kalangan Ekstrimis Salafy. Ini saya sampaikan padahal saya berpendapat semua bebas memilih keyakinannya apalagi sekedar memilih mazhabnya…
Secara prinsip saya tidak sependapat dengan keharusan bermazhab secara total. Saya mendukung bermazhab secara individual... Kami tidak melihat adanya keharusan dilarang seorang Syiah memeluk mazhab Sunni atau seorang Sunni berpindah memeluk mazhab Syi’ah.
Ini adalah kemerdekaan yang Allah anugerahkan kepadamu, karena itu gunakan anugerah ini demi mencari keridhaan Allah. Setalahnya jangan hiraukan manusia siapapun dia. Syi’aisme dan Sunnisme dengan pengertian Syar’i bukanlah sebuah kejahatan, ia adalah kebebasan yang harus dipelajari baik oleh penganut Ahlusunnah maupun Syi’ah.
Biarkan anak-anakmu bebas memilih apa yang mereka kehendaki!
Kalian tidak mungkin bisa menghentikan mereka.
Di sana hanya ada dominasi riwayat mengalahkan Al Qur’an baik di kalangan Syi’ah maupun Ahlusunnah.
Saya telah menulis tentang tema ini.
Dan dari kalangan Syi’ah, Sayyid al Haidari juga telah menulis tema ini.
Semua pihak tertekan dari sisi kaum Ekstrimis. Modal utama dan bahan mereka adalah dusta.
Saya kenal dan telah uji langsung mereka sejak waktu yang cukup lama.
Andai bukan karena dusta pastilah sudah berakhir kepentingan-kepentingan mereka. Kebohongan telah memberikan untuk mereka kedudukan, harta, jabatan dan posisi istimewa yang tidak dapat diberikan oleh kejujuran.
Karena kejujuran hanya demi Allah semata. Dialah yang akan membalasnya. Karen itu, histerisme terhadap Syi’ah adalah sebuah penyakit.
Seorang Doktor Pengamat yang cerdas; Tokoh Ulama Kerajaan Oman bernama an Nafisi (bermazhab Ibadhiyah) berkisah: Jika aku pergi berburu bersama beberapa Eksrtimis Salafi dan aku saksikan mereka loyo dan kurang bersemangat memburu binatang buruan saya katakan kepada mereka bahwa kelinci dan kijang yang akan kita buru itu bermazhab Syi’ah maka langsung mereka bersamangat mengejarnya… Penyakit ini adalah balasan/siksaan Allah atas dosa fanatiame dan dusta. Ini siksaan di dunia sebelum siksa akhirat. Ini termasuk penghinaan yang Allah janjikan. Mereka benar-benar terhina. Seorang Muslim tidak demikian. Seorang Muslim mengatahui bahwa dunia bukan rumah pembalasan. Ia rumah ujian dan beramal. Di dunia tidak ada paksaan. Seorang Muslim selalu tersenyum. Ini adalah wajib.
Kesamaan-kesamaan yang disepakati dalam Islam lebih berhak untuk diaktualkan… Pertama, itu demi maslahat dirimu sendiri. Kemudian demi nama harum agamamu dan nilai kemanusiaanmu.
Seekor kucing ketika tidur ia memanjangkan badannya (sehingga kelihatan panjang dan besar_red).
Yang ia lakukan itu apa namanya? Itu sebuah kebohongan. Kebohongan yang membuat peneliti yang berakal menjadi bosan akibat formulasi masyarakat yang terbentuk oleh pemikiran dusta/palsu.
Ya, kebohongan itu benar-benar membosankan dan melelahkan. Bacalah buku: “Al Albâni Telah Membuatku Memeluk Syi’ah” paling tidak agar kamu mengerti mengapa si pengkaji itu berpindah memeluk Mazhab Syiah?
Bukankah fenomena aneh seorang Salafy tulen menjadi Syi’ah?
Baik.
Baca agar kamu mengerti inti bencana dari mana? Seorang yang berakal tidak aka dipengaruhi sikap fanatik dari memantau kekurangan-kekurangan dalam mazhabnya dan penganut mazhabnya.
Cela paling besar manusia adalah dusta.
Keutamaan teragung adalah kejujuran.
Dari sini banyak penganut Salafy berpindah memeluk mazhab Syi’ah. Maksud saya, seorang Salafy ketika terbongkar di hadapannya bahwa para tokoh mazhabnya selama ini menipunya … Dan kemudian ketika mereka terbongkar bahwa sikap men-generalisir dan berlebihan serta berdusta, apa yang kamu nanti dari seorang pemuda penuh semangat itu untuk berbuat?
Hasan Syhhâtah -kendati kami berselisih dengannya- akan tetapi cara kematiannya mirip dengan kematian Husain dan Hamzah… Kurang lebih seperti itu.[2]
Jika kamu yakin dengan keshahihan sebuah hadis -dan hadis itu menurut saya hadis shahih dan mutawatir- maka wajib atasmu mengambil matan (kandungan hadis) itu dan mengimaninya secara universal. Dan hadis itu menurut saya tidak menunjukkan kemakshuman, tetapi menunjukkan petunjuk/hidayah umum/sunnah ummum/tsaqafah keimanan… Tanpa tambahan-tambahan pengertian yang ditambahkan sebagian Syi’ah berupa sikap berlebihan dan sejenisnya… Kamu terangkan maknanya…
Kamu bisa memilih mazhab secara individu padahal kamu seorang Syiah
Dan kamu bisa memilih mazhab secara individu padahal kamu seorang Sunni.
Bagaimana?
Cobalah kamu pecahkan masalah ini!
_________________
[1]Apa yang sedang dilakukan oleh banyak kalangan ulama, masyaikh, penceramah dan juru dakwah Salafy Wahhâbi -seperti yang disinggung Syeikh Hasan bin Farhan al Maliky di atas persis dengan apa yang dilakukan oleh para ulama bani Israil (Yahudi), khususnya di masa Nabi Muhammad saw. Mereka melakukan kejahatan intelektual dan spiritual serta penyesatan dengan cara-cara yang sama dilakukan oleh para masyaikh Salafy Wahhâbi.
Perhatikan ayat-ayat di bawah ini. Allah berfirman dalam surah al Baqarah ayat:40-43:
يَا بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ اذْكُرُوْا نِعْمَتِيَ الَّتِيْ أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَ أَوْفُوْا بِعَهْدِيْ أُوْفِ بِعَهْدِكُمْ وَ إِيَّايَ فَارْهَبُوْنِ
- Wahai Bani Israel, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Kuanugerahkan kepada kalian dan penuhilah janji-Ku niscaya Aku akan penuhi janji kalian, dan (dalam melaksanakan kewajiban dan menepati janji) hanya kepada-Kulah kalian harus takut.
وَ آمِنُوْا بِمَا أَنزَلْتُ مُصَدِّقاً لِّمَا مَعَكُمْ وَ لاَ تَكُوْنُوْا أَوَّلَ كَافِرٍ بِهِ وَ لاَ تَشْتَرُوْا بِآيَاتِيْ ثَمَنًا قَلِيْلاً وَإِيَّايَ فَاتَّقُوْنِ
- Dan berimanlah kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Quran) yang membenarkan apa yang ada di tangan kalian (Taurat), janganlah kalian menjadi orang pertama yang mengingkarinya, janganlah kalian menjual ayat-ayat-Ku dengan harga murah, dan hanya kepada Akulah kalian harus bertakwa.
وَ لاَ تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَ تَكْتُمُوا الْحَقَّ وَ أَنتُمْ تَعْلَمُوْنَ
- Dan janganlah kalian campur-adukkan kebenaran dengan kebatilan, dan janganlah kalian tutupi kebenaran itu, sedangkan kalian mengetahui.
وَ أَقِيْمُوْا الصَّلاَةَ وَ آتُوا الزَّكَاةَ وَ ارْكَعُوْا مَعَ الرَّاكِعِيْنَ
- Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.
Apa yang mereka lakukan mencakup agenda-agenda di bawah ini:
1) Orang pertama yang mengkufuri kebenaran. Pertama di sini maksudnya adalah pertama dalam kualitas bukan dari sisi waktu. Artinya kekafiran mereka kepada wahyu dan kebenaran yang dibawa Nabi Muhammad saw. itu adalah sebuah kejahatan luar biasa mengingat mereka pada prinsipnya menerima konsep kenabian secara umum.
2) Menjual ayat-ayat Allah (kebenaran absolut) dengan harga yang murah… Dunia seisinya pun adalah murah dibanding dengan ayat-ayat Allah… Karena kerakusan mereka kepada dunia mereka menjual ayat-ayat Allah. Agar dukungan publik tetap terarah kepada mereka… Dan merekalah sumber pendapat para ulama Yahudi…
3) Mereka mengaburkan kebenaran dengan mencampur-adukkannya dengan kebatilan… Menampilkan al haq dengan busana al bathil sehingga hakikat al haq tersembunyi di balik baju kepalsuan yang mereka kenakan kepada al haq. Ini mereka lakukan khususnya terhadap awam bani Isrial (Yahudi) yang mulai mengetahui sekilas kebanaran tentang Nabi Muhammad saw. Mereka kacaukan pengetahuan kaum awam dengan memutar-balikkan kebenaran. Adapun terhadap kaum awam yang belum mengetahui sama sekali kebenaran, maka agenda keempat di bawah ini yang mereka lakukan.
4) Merahasiakan kebenaran dengan tujuan agar kaum awam tetap dalam kebutaan dan kealpaan akan kebenaran.
Subhanallah! Ternyata apa yang Allah kecam dari prilaku tercela dan terkutuk para pendeta (ulama) Yahudi kini dilakukan dan dipentaskan dengan apik oleh para Masyaikh Salafy Wahhâbi…
*) Mereka menolak kebenaran yang ada dalam kitab-kitab yang mereka sanjung sendiri setinggi langit… Hanya dengan alasan fanatik buta kepada bani Umayyah…
*) Mereka menjual kebenaran demi harta dunia…. Khususnya ketika harta melimpah ruah untuk mereka yang sudi bergabung dalam barisan pembela kemunafikan bani Umayyah…
*) Mereka memutar balikkan fatka kebenaran….
*) Mereka pula yang merahasiakan data dan fatka kebenaran yang tidak sejalan dengan akidah kemazhaban menyimpang mereka…
Lalu apakah Allah yang mengecam dan mengutuk praktik kejahatan para ulama Yahudi yang berakhir dengan kabur dan tersembunyinya al haq dan mengakibatkan sesatnya kaum awam pada umumnya dari jalan hidayah Allah …. Apakah Allah kemudian akan menoleransi ulama Salafi Wahhâbi ketika melakukan kejahatan yang sama?! Apakah Anda mengira bahwa Allah mempunyai dua neraca; satu neraca untuk menimbang amal bani Israil dan neraca kedua untuk menimbang amal ulama Salafi Wahhabi?! Mengapa demikian? Apakah Anda mengira bahwa Allah akan takut menyiksa mereka karena mereka di bawah naungan kekuasan Adi Daya terkuat dunia yaitu Amerika?! Sungguh naif jika ada yang beranggapan Allah akan gentar menyiksa para pelaku kajahatan; penyesatan dan penipuan publik yang berakibatkan munculnya seribu satu kejahatan mengerikan yang sebagiannya telah kita saksikan dan kita rasakan dari aksi para Ekstrimis Salafi Wahhâbi Takfiri penghancur tatanan kehidupan dunia.
Allahu Muwaffiq Ilâ Aqwam ath Tahrîq. (Abusalafy)
[2] Hasan Syahhâtah seorang ulamaAl Azhar yang memeluk Syi’ah dan berpengaruh di Mesir, di Majlis Taklimnya ia bersama beberapa muridnya diserang ratusan Ekstrimis Salafi Mesir lalu dibunuh dengan cara keji dan brutal. Mereka memukul Hasan Syahhâtah dengan tongkat kayu hingga berdara-darah dan terjatuh dan setelahnya menyerat jasadnya beramai-ramai hingga beliau wafat…. Peristiwa itu terjadi beberapa minggu sebelum Presiden Mursi dijatuhkan. (Abu Salafy)
Filed under: Bani Umayah, Dinasti al-Saud, Ghulat Salafy, Hasan Farhan Al Maliky, Imam & Masyaikh Salafy Wahabi, Kajian Hadis, Kajian Sejarah, Manhaj, Mengenal Pemimpin Wahabi, Nawashib, Salafy & Kejujuran, Uncategorized |
ajib sjiannya.syukran kasiran ya ustadz.
Hahaha, kisah ulama kerajaan Oman itu kisah senda gurau kan, bukan sungguh terjadi. Tapi lucu juga
“Dan janganlah kalian campur-adukkan kebenaran dengan kebatilan, dan janganlah kalian tutupi kebenaran itu, sedangkan kalian mengetahui.” (Baqarah ayat:42)
Ayat diatas ini berlaku untuk semua umat manusia bahkan ianya lebih kepada orang yg mengaku Islam. Juga ayat ini digunakan saudara kaum syiah untuk mengoreksi beberapa pemahaman saudaranya “Aswaja” (kunjungi blog syiah).
Tujuannya “bukan” mencari-cari kesalahan ataupun memperdalam perselisihan bahkan menyulut pertikaian. Semua dilakukan demi untuk meluruskan dan mengajak saudaranya sunny lebih obyektif dan kritis dalam memahami sejarah Islam tanpa embel-embel latar belakang mazhab.
Jika kita mau adil dan jujur serta berlapang dada kepada diri sendiri dalam mencari, menelusuri, dan merenung tentang kebenaran agama Ilahi, menurut ayat diatas berarti kita tidak harus selalu merasa aman dengan pemahaman kita. Maksudnya tidak mungkin ada sebuah kritikan (dengan dalil dan fakta) dari saudara sebelah jika itu suatu kebenaran mutlak.
Bisa jadi menurut mazhab kita benar lalu kita telan bulat-bulat belum tentu menurut hadits, Alquran dan fakta sejarah. Karna harus diakui banyak dari kita utamanya kaum pelajar apalagi awam hanya pandai menilai orang lain tanpa mau mengoreksi diri atau mashab sendiri….
Inilah salah satu maksud ayat diatas ” kita menutupi kebenaran itu” dengan keangkuhan diri tanpa mau mengoreksi diri sehingga walau kebenaran itu telah berputar-putar didepan mata kita tapi kita tetap menolaknya.
Firman Allah, “Mereka yang telah mendengar berbagai pendapat lalu ikut mana yang terbaik darinya, maka mereka adalah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka adalah Ulul Albab.”
buat ustadz abusalafy tolong jng terlalu lama absen memposting artikel2nya….saya yang awam bnyk mendapatkan manfaat dari artikel ustadz abusalafy utamanya menjadi bergairah mempelajari ilmu agama….
tulisan yg dahsyat.
saya dulu salafy penggemar majalah sabili dan hidyatullah. penggemar arrahmah.com dan shoutussalam.com
tp skr menjadi syiah karena sangat muak akan kedustaan salafy wahabi ekstrimis.
semakin mereka berdusta, semakin muak kepada wahabi dan saat bersamaan semakin cinta kepada syiah.
dusta dan kebohongan adalah makan sehari2 wahabi.
bahkan utk kejadian yg sama, wahabi bisa2nya berdusta.
apakah wahabi menganggap semua pengikutnya bodoh dan tolol sehingga tidak mampu mencari fakta pembanding?
sesungguhnya, ulama2 wahabi lah yg tolol. dan pengikutnya lebih tolol lagi.
Kesefahaaman akan tercapai bila ada usaha saling memahami. Tanpa usaha memhami kita menjadi manusia serba anti karena ketadak tahuan adalah juga musuh. Buku yg di sebut di artiekl di atas barangkali dgn membacanya sbg usaha memhami apa itu Syiah.
Meski saya bukan seorang syi’i (dlm pengertian madzhab) tapi rasanya tidak salah klu membaca apa itu syiah dan bagaimana syiah, agar timbul nilai beruapa pemahaman yg utuh. sehingga kita tak mudah menganggap orang lian yg berbeda sbg kafir, murtad dan sesat.
Seperti misalnya klu sbgian orang syiah adzan ada tambahan “asyhadu anna ‘Aliyyan waliyullah dst” (bisa disaksikan di al-Manar TV), ternyata di dikalangan Syiah sendiri (mneurut informasi resmi) belum ada kata sepakat ttg masyru’nya tambahan kalimat tsb, klu tak dikatakan sbg bidah. Bhakan mungkin mayoritas ulamanya tak sepakat. Ini salah satu yg kita terkadang memandang persoalan secara parsial lalu lalu dijadikan ukuran untuk mengeneralisir bahwa semua sama saja.
Hanya saja kebencian kadang menutupi kita untuk berfikir positif. Hngga anekdot kelinci “syiah” di atas walau benar2 naif dan mengada2 pun jadi perumpamaan yg mudah untuk menggambarkan kebencian yg mungkin sulit untuk diterangkan dgn kata2. tentu buka untuk mengeneralisir hingga yg tak seperti itu tak perlu tersinggung dan marah2.
Akhirnya tidak ada yg pantas diucapkan kepada teman2 sesama pembaca dan peng-komen di blog ini, untuk meminta maaf sepeluh jari bila komen saya selama ini melewati batas kepatutan atau menyinggung hati kawan2
a.n. Yujarshif
Dari keterangan beberapa buku fikih syiah (marja taklid) tambahan Untuk Kalimat “Asyhadu anna ‘Aliyyah waliyyullah” ( اَشْهَدُ اَنَّ عَلِيًا وَلِيُّ اللهِ ) bukanlah Rukun atau bagian dari azan, akan tetapi kalimat ini menjadi baik jika Dibaca dengan niat mendekatkan diri kepada Allah swt.,
artiya boleh ditambah boleh tidak, ianya lebih ditekankan kepada niatnya seperti diatas.
Kebetulan saya jga pemerhati syiah tidak ada salahnya kita saling mencerahkan agar tidak jatuh dlam kesalah pahaman apalagi bagi mereka yang hanya tau mencari-cari kesalahan tanpa mau merujuk kepada ahlinya.