Syekh Hasan bin Farhan al Maliky: Bukti Kebohongan “Syaikhul Islam” Ibnu Taimiyyah

Syekh Hasan bin Farhan al Maliky: Bukti Kebohongan “Syaikhul Islam” Ibnu Taimiyyah

SUMBER: http://almaliky.org/news.php?action=view&id=667

Ibnu Taimiyyah Gembong Pembohong; Imam Para Pembohong!

oleh Syaikh Hasan bin Farhan Al Maliky

Hasan FarhanArtikel ini adalah tanggapan kami atas tanggapan tulisan kami “Fatwa Ibnu Taimiyyah – bagian 5 : “Ibnu Taimiyyah berbohong Atas Nama Rasulullah!” (Lihat terjemah kami disini:

(https://abusalafy.wordpress.com/2014/05/07/mantan-pemikir-salafy-syeikh-hasan-bin-farhan-al-maliki-membongkar-kebohongan-dan-penipuan-ibnu-taimiyyah-atas-nama-rasulullah-saw/ )

Sebagian naskah berbeda dalam cetakan, kalau bukan karena kesalahan dalam menyebut rujukan penukilan. Ini pada al Fatâwâ al Kubro, jilid V halaman: 160:

.

 الفتاوى الكبرى – (ج 5 / ص 160)  وَقَدْ ثَبَتَ بِالنَّقْلِ الْمُتَوَاتِرِ الصَّحِيحِ عَنْ النَّبِيِّ أَنَّهُ قَالَ : { خَيْرُ هَذِهِ الْأُمَّةِ بَعْدَ نَبِيِّهَا أَبُو بَكْرٍ ، ثُمَّ عُمَرُ } رُوِيَ ذَلِكَ عَنْهُ مِنْ نَحْوِ ثَمَانِينَ وَجْهًا) الخ

.

“Dan telah tetap dengan mutawatir yang shahih dari Nabi bahwa ia bersabda: “Sebaik-baik umat ini adalah Abu Bakar kemudian Umar.”. Sabda ini diriwayatkan dari sekitar delapan puluh jalur… ”

.

Semua yang dikatakan Ibnu Taimiyyah di atas adalah kebohongan belaka…  Ucapan itu hanya diriwayatkan sebagai ucapan Ali (bukan sabda Rasulullah saw sebagaimana didakwakan Ibnu Taimiyyah _red). Dan apa yang yang diriwayatkan dari Ali -kalaupun itu shahih- itu sama dengan yang diriwayatkan dari ucapan Abu Bakar 

.

وليت عليكم ولست بخيركم

“Aku diangkat sebagai pemimpin padahal aku bukan orang yang terbaik.”

.

Nash-nas (Al Qur’an dan Sunnah Nabi saw.) lah yang menjadi pelerai akhir, bukan ucapan para sahabat!

Mungkin mereka merendah diri.

Kesimpulannya:

Bahwa apa yang dinukil Ibnu Taimiyyah di sini dari Nabi saw. -yang ia klaim dengan jalur mutawatir- adalah sebuah kobohongan belaka. Ini tidak diriwayatkan dari Nabi saw. walaupun hanya dengan sanad palsu sekalipun. Dan Ibnu Taimiyyah memiliki banyak kesemberonohan luar biasa yang seperti ini.

Di antara kebohongan Ibnu Taimiyah itu adalah ia menisbatkan penyerupaan Abu Bakar dan Umar dengan para nabi oleh Nabi saw. kepada riwayat Bukhari dan Muslim. Ini jelas dusta.

Ibnu Taimiyyah dalam kitab Minhaj as Sunnah-nya, 7/330 berkata:

.

ثبت، في الصحيحين من قول النبي صلى الله عليه و سلم في حديث الأسارى لما استشار أبا بكر وأشار بالفداء و استشار عمر فاشار بالقتل، قال سأخبركم عن صاحبيكم مثلك يا أبا بكر كمثل إبراهيم إذ قال فمن تبعني فانه مني و من عصاني فإنك غفور رحيم، ومثل عيسى إذ قال  أن تعذبهم فانهم عبادك و أن تغفر لهم فإنك أنت العزيز الحكيم و مثلك يا عمر مثل نوح إذ قال رب لا تذر على الأرض من الكافرين ديارا،  و مثل موسى إذ قال ربنا اطمس على أموالهم و اشدد على قلوبهم فلا يؤمنوا حتى يروا العذاب الأليم اهـ

Telah tetap dalam dua kitab Shahih (Shahih Bukhari dan Shahih Muslim) dari sabda Nabi saw. tentang hadis tawanan (perang Badar _red) ketika Nabi saw. bermusyawarah dengan Abu Bakar lalu Abu Bakar memberikan pendapat agar dibebaskan dengan tebusan, sementara Umar ketika diminta pendapatnya, ia menyarankan agar mereka (para kaum kafir yang ditawan itu) dibunuh saja.

Lalu Nabi saw. bersabda Kepada para sahabat beliau: “Aku akan beritahu kalian tentang dua sahabat kalian. Perumpamaanmu hai Abu Bakar seperti Ibrahim, ia berkata: Barang siapa mengikutiku maka ia dariku dan barang siapa menentangku maka sesungguhnya Engkau (wahai Tuhanku) Maha Pengampun lagi Maha Belas kasih.” dan seperti Isa ketika ia berkata: “Jika Engkau menyiksa mereka maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu, dan jika Engkau ampuni mereka maka sesungguhnya Engkau Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

Dan perumpamaanmu hai Umar seperti Nuh ketika ia berkata: “Wahai Tuhanku jangan Engkau biarkan seorang pun dari kaum orang-orang kafir di atas bumi.” dan seperti Musa ketika ia berkata:”Wahai Tuhan kami binasakan harta benda mereka dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman sehingga mereka melihat siksaan yang pedih.”

.

Riwayat ini tidak terdapat dalam dua kita Shahih (Shahih Bukhari dan Shahih Muslim), dan itu adalah riwayat yang dha’if (tidak shahih/lemah).

Kesimpulannya:

Sesungguhnya Ibnu Taimiyah dan kaum jahil yang bersamanya berpegangan dengan penukilan-penukilan yang palsu dari Nabi Saw., para sahabat dan para ulama serta ijma’. Dan kaum dungu ya memang dungu, mereka tidak mau kembali. Dan serangga (kaum dungu) ya memang serangga (dungu), mereka tidak mau introspeksi dan meneliti kembali apa yang mereka terima.

Jarang sekali kamu menemukan nukilan-nukilan yang keliru dari Nabi saw seperti itu dari selain Ibnu Taimiyah. Kuat kemungkinan ia memang menyengaja menyampaikan nukilan keliru dan dusta seperti itu, karena ia seorang hafidz besar, jadi kecil kemungkinan ia salah terus menerus seperti itu…

Kemudian mengapakah kesalahan dalam menisbatkan hadis/atsar kepada dua kitab Shahihain (Bukhari dan Muslim)  itu kesemuanya tentang keutamaan Abu Bakar dan Umar, dan menafikan dan mengingkari keberadaan hadis dalam sumber-sumber aslinya itu terkait dengan hadis-hadis keutamaan Ahlulbait?

Maksud saya jika memang ia salah tentunya kesalahan itu berlaku sama. Adapun ia salah dalam menisbatkan hadis-hadis keutamaan Abu Bakar dan Umar kepada sumber yang lebih berkualitas, dan menisbatkan hadis-hadis keutamaan Ahlulbait kepada sumber-sumber yang lebih rendah maka ini jelas karena hawa nafsu. 

.

Karena itu saya katakan: Ya…  Ibnu Taimiyyah seorang hafidz dan sebagian karya tulisnya sangat berguna. Tetapi pola pikir dan pengetahuannya secara umum sangat berbahaya, karena kebohongan yang ada di dalamnya (atau katakan: kealpaan/kesalahan) sangat banyak sekali!!

Pada setiap apa yang kami tulis kami berharap bisa jujur dan teliti serta mengandalkan relatifisme, tetapi Ibnu Taimiyah -kendati saya punya pendapat khusus tentangnya- hanya saja saya ketahui ia memiliki kebaikan, namun kejelekan-kejelekannya mengalahkan kebaikannya…  Ketelitian adalah tuntutan kemanusiaan, tidak hanya khusus bagi kaum Muslimin saja.

Saya juga tidak sependapat dengan mereka yang menganggap semua mazhab itu bersih, saya dalam barisan relatifisme… Bagaiaman itu?  Maksudnya saya tidak suka menganggap bersih secara mutlak (total) mazhab Ahlusunnah maupun Syi’ah tidak juga mazhab Ibadhiyah…

Tidak..  Setiap mazhab di dalamnya ada penganut yang berbuat jelek terhadap mazhabnya sendiri, tetapi yang dominan pada mazhab itu apa?

Kesaksian demi Allah yang saya yakini sebagai bentuk penghambaan saya kepada Allah mengharuskan saya berkata bahwa mazhab Salafy lebih fanatik dibanding yang lainnya -itu yang saya ketahui-, boleh jadi saya salah, tetapi saya berbicara tentang apa yang saya ketahui.  

Saya tahu bahwa di kalangan Syiah ada kaum Ghulat/ekstrim, demikian juga dengan mazhab Ibadiyah dan Zaidiyah, masing-masing ada kelompok ghulatnya… Tetapi apa tolok ukurnya? 

Tolok ukurnya adalah bahwa mazhab Salafy berpandangan kamu harus dibunuh (maksud saya para tokoh dan pembasar mazhab itu demikian fatwanya) … Tolok ukur Mazhab Salafy adalah menghambakan diri kepada Allah dengan kebencian kepadamu, mengganggumu dan menghukummu (maksud saya para tokoh mereka)saya tidak men-generalisir… Hal demikian tidak saya ketahui dalam mazhab Ibadiyah dan tidak juga pada mazhab Syiah.

Saya tahu persis bahwa dalam mazhab Ibadhiyah dan Syiah mereka tidak berpandangan boleh (apalagi harus)  berbuat jahat kepadamu dengan membunuh dan semisalnya jika kamu memilih pendapat lain yang berbeda dengan pendapat mereka.  Berbeda dengan Salafi… Para tokohnya berpandangan seperti itu (yakni boleh bahkan harus menghabisi semua yang berbeda pendapat dengan mereka, saksikan apak yang dilakukan ekstrimis/ghulat salafy seperti Al Qaeda dan afilisianya seperti ISIS, Jabhat Nushrah, Boko Haram dll _red)!

Dari sisi ini saja saya katakan bahwa Salafy paling jeleknya sekte/firqah. Maksud saya dari sisi hak-hak (tidak ada penghormatan kepada hak azasi manusia _red) bukan dari sisi pemikiran secara umum. (tentang ini) Ini adalah kajian lain.

Karena itu saya berharap kepada semua salafy yang berakal agar mengetahui bahwa menghambakan diri kepada Allah dengan membunuh kaum muslimin lain yang ruku’ dan sujud (mendirikan solat) adalah sebuah kejahatan besar sesuai tolok ukur  Qur’ani, kami berharap mereka mau memperhatikan hal ini.

Demikian juga Salafy membolehkan berbohong atas namamu lebih dari kelompok lain. Saya sudah uji mereka (dengan pergaulan dengan mereka), karena itu saya tidak mempercayai mereka dalam ucapan apapun yang mereka katakan tentang orang lain kecuali jika saya mengetahui sendiri kebenaran apa yang mereka ucapkan.

(kenapa Syekh Hasan bin Farhan Al Maliky berkata demikian? perlu diketahui  bahwa beliau dilahirkan di negeri wahhabi/salafy -Arab Saudi- sebagai salafy, berpendidikan salafy dan bergaul dengan salafy, karenanya beliau sudah tau watak asli dan hakekat asli salafy dan mazhab salafy terutama tentang kebohongan-kebohongan mereka apalagi beliau adalah korban fitnah dan kebohongan mereka… lebih-lebih lagi setelah beliau banyak melakukan berbagai penelitian –lebih jelas silahkan baca disini: https://abusalafy.wordpress.com/2014/10/19/salafy-adalah-pendusta-dan-tukang-fitnah/  _red)

Karena itu ketika sebagian saudari-saudari terhormat menukil kepada saya dari Syeikh Khalili bahwa ia mengkafirkan Imam Ali langsung saya tahu bahwa itu adalah dusta. Karena saya kenal persis beliau dan buku-buku karya beliau. Itu sudah cukup…!

Saudari mulia itu tidak mengetahui bahwa ia sedang menukil dari Syeikh ad-Dimasyqiyah (seorang ulama takfiri salafy ekstrim) dan semisalnya. Mereka memiliki cara khusus dalam menuduh orang lain dengan tujuan meyakinkan kaum awam (tetapi kaum berakal tidak!).

Al Hamidi pemilik chanel TV al-Mustaqillah telah bertahun-tahun mengajari mereka kebohongan itu, karenanya mereka berjalan di atas metode itu.. Semua membebankan tanggung jawab kepada as Sistani (Pemimpin Syiah Irak)  segala sesuatu yang ada di website-nya! Dan akhirnya mereka pun mempercayainya!

Pertanyaannya: Apakah mereka rela membebankan ke atas Ibnu Utsaimin segala sesuatu yang ada di website-nya? Membebankan Bin Baz segala sesuatu yang ada di website-nya?  Saya ingin adanya tolok ukur yang satu.. Hanya itu saja…!

Mereka (Salafy) tidak mempunyai tolok ukur itu!

Mereka (Salafy) mempunyai alat ukur sendiri yang dualis. Jika Ibnu Taimiyah memuji seorang yang mengklaim bahwa (ALLAH MENCIPTAKAN DZATNYA DARI KERINGAT SEEKOR KUDA)  maka ia tidak boleh dituduh sependapat dengannya dalam meyakini akidah terkutuk ini… Mereka benar dalam hal ini..  Ya, Ibnu Taimiyah tidak berpendapat seperti itu, tetapi ia memuji pemilik akidah itu!  Tetapi kenapa mereka membebankan ke atas as Sistani dan al Khalili sesuatu yang jauh lebih ringan dari-pada itu?!

Saya berdiskusi dengan Salafy tentang tolok ukur… Tentang neraca yang satu, dan setelah itu pasti kita akan sepakat… Yang penting tolok ukur yang satu.

Mereka dualisme dalam tolok ukur. Untuk setiap mazhab mereka memiliki tolok ukur khusus. Mereka mempunyai makar yang menakjubkan. Misalnya, mereka tidak mengecam mazhab Ibadhiyah karena sebagian dari mereka memuji Ibnu Muljam (pembunuh Imam Ali _red), mereka memuji orang yang memerangi Ali dan yang melaknatinya juga.

Tetapi itu adalah makar!

Mereka mengecam Ibadhiyah karena sikap penganut mazhab ini terhadap Utsman dan Mu’awiyah negatif, khususnya terhadap Mu’awiyah, mereka mengkafirkannya. Dari pintu ini mereka (Salafy) berkata: ayo kita lebih-lebihkan tentang sikap mereka terhadap Ali!

Kami mengenal mereka (Salafy) bahwa bukanlah penting bagi mereka Ali ataupun Ahlulbait. Yang penting buat mereka adalah Mu’awiyah. Kaum Ekstrimis Salafy sangat puas dan senang sekali dengan kecaman Ibnu Taimiyah atas Imam Ali dan laknatan Mu’awiyah atas beliau..

Problem mereka dalam mengecaman Ibadhiyah dikarenakan  penganut Ibadhiyah memiliki penelitian tentang kekafiran Mu’awiyah dan kemunafikannya dan tentang kecaman atas Utsman. Dari pintu ini mereka mengecam Ibadhiyah.

Waspadai hal ini…!

Jika mereka jujur dalam mengecam Ibadhiyah demi membela Imam Ali dan Husain niscaya mereka mengecam orang yang memerangi dan melaknati Imam Ali dan Husain dari atas mimbar-mimbar…

Mereka kaum yang lihai dalam bermakar… Kalian tidak mengenali mereka. Karena itu banyak orang yang berhati luhur baik dari laki-laki, wanita, anak-anak, para artis dan seniman serta olah ragawan tertipu oleh mereka…

Mereka mengangkat tinggi-tinggi slogan (Sahabat)…  Wahai kaum, waspadai serangan! (Sahabat! Sahabat!) … Tetapi kenyataannya merekalah yang membunuh dan melaknati para sahabat yang ikut serta dalam perang Badar… Menghalalkan darah para sahabat yang ikut serta berbaiat dalam Baiat Ridhwan… Mereka itu sejatinya adalah musuh-musuh para sahabat. (Baca kajian beliau tentang ini yang sudah kami terjemah disini: https://abusalafy.wordpress.com/2014/07/19/kemunafikan-salafy-dalam-semangat-membela-sahabat-nabi-saw/ atau download langsung bahasannya tentang ini (lebih lengkap) dalam bahasa arab DISNI-Pdf _red)

Tentu, bukan maksud saya kaum awam mereka, yang saya maksud adalah para tokoh dan pembesar mereka (Salafy). Dan kedok mereka mulai terbongkar seiring dengan berlalunya waktu… Dan akhirnya terbukti bahwa mereka adalah kaum penyusup, penyandang makar jahat dan penipu.

Kaum awam -(baik awan Salafy maupun awan Sunni)- adalah orang-orang yang baik. Mencintai pemilik kebaikan dan kejujuran, mencintai Ahlulbait dan para sahabat dengan jujur. Tetapi para tokoh adalah pemilik makar jahat dan busuk… Karena itu jangan biarkan mereka menipu kalian!

Saya tidak keluar dari jeratan tipu daya dan makar mereka kecuali dengan sangat sulit. Tidak mengeluarkan saya kecuali Al Qur’an dan kecintaan kepada Ahlulbait Nabi saw … Nabi saja mereka coreng kecemerlangan sejarah dan sunnah beliau.

Karena itu saya nasihatkan kepada kalian. Mulailah dengan Al Qur’an al Karim. Kecamlah siapa saja dari kaum zalim yang dikecam Allah. Cintailah yang dicintai Allah dari kaum muttaqin. Perbaharuilah keimanan kalian kepada Allah.

Jika terbukti ada seorang dengan sengaja menipu kalian dan berbuat makar atas kalian maka jangan pernah bertoleransi dengannya. Mereka itu para penipu yang sangat kontradiksi dalam sikap mereka (alias) Dualis. Mereka bukan ahli mengkaji, tidak memiliki niat yang baik dan akal sehat… Mereka itu setan-setan.

Waspadalah!!

وَلَا تَتَّبِعُوا أَهْوَاءَ قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوا مِنْ قَبْلُ وَأَضَلُّوا كَثِيرًا وَضَلُّوا عَنْ سَوَاءِ السَّبِيلِ

“Janganlah kalian mengikuti hawa nafsu kaum yang telah sesat sebelum ini dan mereka menyesatkan banyak orang dan mereka telah sesat dari jalan yang lurus”. (Al Maaidah: 77)

__________________

ARTIKEL TERKAIT

  1. Mantan Pemikir Salafy: Syeikh Hasan bin Farhan al Maliki Membongkar Kebohongan Dan Penipuan Ibnu Taimiyyah Atas Nama Rasulullah Saw.
  2. Mengungkap Kebohongan Ibnu Taimiyah (1) Menolak Hadis Shahih Keutamaa Sayyidina Ali, Kebencian Kepada Sayyidina Ali ra. atau Kejahilan Ibnu Taimiyah?!
  3. Mengungkap Kebohongan Ibnu Taimiyah (2) Berbohong demi menolak Hadis Keutamaan Sayyidina Ali ra.
  4. Mengungkap Kebohongan Ibnu Taimiyah (3) Berbohong menolak hadis keutamaan Sayyidina Ali demi Membela Abubakar
  5. Seri Kepalsuan Ibnu Taimyah (1) Tentang Hadis Tawassul Kepada Nabi Muhammad saw. dalam Berdo’a.
  6. Seri Kepalsuan Ibnu Taimyah (2)  Ziarah Makam Suci Nabi Muhammad saw. dan makam-makam suci para Nabi as. dam kaum Shaleh ra.
  7. Seri Kepalsuan Ibnu Taimyah (3)  -Bukti Kedengkian Ibnu Taimiyah Terhadap Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra.
  8. Seri Kepalsuan Ibnu Taimiyah (4) – Ibnu Taimiyah Memotong Riwayat Demi Membela Yazid Putra Mua’wiyah
  9. Seri Kepalsuan Ibnu Taimiyah (5) – Demi Kebenciannya Kepada Imam Ali ra., Ibnu Taimiyah Memfitnah Para Sahabat Nabi saw.!

9 Tanggapan

  1. Sampai sekarang masih banyak pembaca yg belum menyadari siapa sebenarnya ustad abusalafy. Saya pribadi sangat mengerti, mengapa ustad abusalafy sampai membuat tulisan2 seperti ini. Isinyapun, sangat jarang dijumpai penulis lain, sangat tepat sasaran tanpa basa basi. Selamat berjuang ustad, pantang mundur…!!

  2. @Abu Salafi
    Sisipan di atas :
    ” (kenapa Syekh Hasan bin Farhan Al Maliky berkata demikian? perlu diketahui bahwa beliau dilahirkan di negeri wahhabi/salafy -Arab Saudi- sebagai salafy, berpendidikan salafy dan bergaul dengan salafy, karenanya beliau sudah tau watak asli dan hakekat asli salafy dan mazhab salafy…………”

    Sy tidak sependapat klu antum katakan, klu Syaikh Hasan ini terlahir sbg salafi (maksudnya terdidik dlm keluarga salafi). Dlm beberapa artikel ringan yg bercerita ttg keluarga khususnya ayahnya, syaikh menuliskan :
    لعل الوالد أيضاً أول استاذ لي في محبة الإمام علي وأهل البيت..كان ينكر علينا تأخيره عن مقامه
    Bapaknya lah diantara yg berjasa mngenalkan ahlul Bait as dan kewajiban mencintanya. Gambaran orang tua yg memahami betul bagimana seharusnya seorang anak harus terdidik dan bersikap
    dgn keluarga Nabi saww. Tapi tidak berarti bahwa dari kelaurga Syiah juga sbgamana tuduhan orang2 salafi thd Syakh bahwa ia dari keluarga penganut Zaidi. Klu kita dulu belajar di madrasah diniyah akan dikenalkan juga keluarga Nabi saww khusus mata pelajaran Tauhid dgn kitab yg tak pernah diganti, al-Aqaid ad-Diniyah (klu tak salah) karangan Hb. Abdurrahman Assegaf, penerbit an-Nabhan Surabaya. Jadi soal kecintaan seperti ini bukan monopoli Syiah sj, dlm sunni pun diajarkan. Sebuah didikan yg sudah sangat betul dari orang tua yg bertanggung jawab thd anaknya.

    Adapun pemhaman ttg ke-salafiyah-an baru dikenal setelah di bangku madrasah/sekolah formal. Seperti ini kelanjutan ungkapannya :
    وكنت أتضايق من هذا الرأي، لأنه يخالف المدرسة
    Entah seperti apa sistem belajar disana sehingga syaikh Hasan bisa berkesimpulan seprti ini klu apa yg diajarkan di sekolah ada sisi inhiraf dari Imam Ali kwj. Tapi klu dikatakan pd oarang salafi bahwa dlm sistem ajaran antum ada berbau kenashibyan, pasti mereka akan menolak mentah2 : ” kami mencintai shahabat radliyallahu ‘anhum ajma’in termasuk Imam Ali kwj, tapi kami tidak membeda2kan sperti Syiah”. Sementara disisi lain suka membela2 orang telah berbuat jahat thd sebagian shahabat ygsholih dan “mengeksploitasi” nama besar shahabat untuk ambisi pribadinya. Yang seprti ini belum mau dipahami oleh salafi, walau dalil bertumpuk klu mau memahami.

    Sementara generasi sedikit lebih awal dari generasi Syaikh Hasan, sperti generasi bapaknya itu, sepertinya relatif lebih tipis pengaruh kesalafiyahannya, sekalipun dimungkinkan amaliyahnya yg dominan dlm frem madzhab hambali sbg lazimnya orang Saudi. Bisa diahami dari teks berikut (menceritakan pribadi bapaknya) :
    لا يحب هذه (المطوعة) التي يرى أن أقوالهم تخالف أفعالهم..
    كان يشكوا من بعض الخطباء، وله حس نقدي جيد.. رغم عاميته.
    هذا الهدى نور… يقذفه الله في قلب من حسنت نيته
    Sebuah pandangan kritis terhadap kaum yg mengaku mencintai dan bertauladan dgn shahabat, sementara disisi lain bertindak menyalahi pemahaman mereka.

    Demikian pandangan sy tentang sedikit teks dari artikel di atas yg perlu dikoreksi. Ini mungkin dianggap sepele. Tapi keadilan dan kejujuran adalah perilaku ajaran Ahlu Bait Nabi saww. Walaupun Imam Ali menghadapi mengahadpi kelicikan lawannya tapi tidak digunakan hal yg sama, krn beliau bukan mencari kemenagan semata tetapi ridlo yg utama. Sebuah prinsip yg dianggap aneh oleh para macheefialis, tidak bagi yg berusaha untuk jujur dlm segala hal. Lailatul Qadar lebih baik dari 1000 bulan.

    • @yujarshif
      Saya spendapat dg pemahaman anda… tapi agak berbeda memahami ucapan abusalafy diatas…

      saya memahami ucapan abusalafy diatas sebagai… bahwa pengaruh mazhab hanbali/salafy dlm dirinya itu mulai kecil sangat kental dlm pribadi syek hasan.. hingga beliau bnyk mengkaji dan menanggalkan faham kesalafiannya sbgaimana dlm artikel yg diposting abusalafy “kenapa beliau menanggalkan baju salafynya”.

      Begitupun ktika beliau menulis ttg masalah khilafiyah yg dipersoalkan salafy sperti tawasul dll.. beliau menyatakan bhwa beliau lbh cenderung tdk bertawasul akan tetapi menolak klaim salafy yg menganggap itu syirik atau bagian dari akidah.

      Jadi beliau sebetulnya bnyk berijtihad sendiri dlm beberapa kasus akidah atau khilafiyah.. tapi sebagian msh mengamalkan mazhab hanbali….
      Jadi salah besar jika salafy asal tuduh bahwa beliau syiah, zaidi atau ibadi dll..
      Yg jelas beliau menolalak ekstrimisme dlm bermazhab apapun itu mazhabnya.

    • Hakikat kecintaan adalah patuh, tunduk dan taat kepada keluarga Nabi (ahl bait) . tidak hanya dimulut dan hati saja tanpa menjadikan mereka rujukan kepada hujjah para imam dan menjadikan acuan setiap ikhtilaf dan perbedaan dalam sebuah masalah yang datang dari Rasulullah baik itu makna seputar Al Quran maupun hadits nabi.
      Sebagai mana arahan nabi jadikan mereka pemimpin agama kalian
      sabdanya: “Aku kota ilmu, Ali adalah pintunya ……..” Jelas ilmu apa saja yg ada didunia ini tidak luput dari pengetahuan mereka bahkan yang akan terjadi sekalipun. Karna merekalah pewaris dan pelanjut kepemimpinan nabi yang mulia, yang mana kesempurnaan cinta kita kepada mereka (ahl bait) merupakan kesempurnaan cinta kita kepada Rasulullah dan Allah SWT. Cnta tanpa patuh dan taat tiada maknanya.

  3. Ane jadi heran, kenapa sih Wahabret paling menggebu2 untuk membela Mu’awiyah si pengkhianat….. Tapi lebih heran lagi saking kepengennya mendepak Syiah mereka terus berkoar2 pokoknya Umar dan Abu Bakar RA itu di atas / lebih utama dari Ali RA. (Padahal kalo dipikir, 4 khalifah itu juga semuanya istimewa di mata Nabi dan Allah SWT. Ngapain memperuncing masalah dengan berkata, pokoknya si A lebih tinggi dari B, titik, yang ga percaya maka sesat, maka Syiah)

    Sampai2 ada kutipan dari Ibnu Taimiyah Majmu Fatwa kalau Imam Ali bilang, siapa yang mengatakan kalau saya lebih utama dari Umar dan Abu Bakar, maka akan saya cambuk sekian ratus kali. Hah?? Emang iya gitu Imam Ali akan segitu2nya, mengada2 hukuman cuman buat hal seperti itu? (Jujur setelah baca artikel ini saya ragu itu kutipan asli atau dibikin-bikin sama Ibnu Taimiyah)

    • Muawiyah -radhiyallahu anhu- adalah sahabat mulia yang nama baiknya telah dicemarkan syiah rofdhoh dengan tujuan menyudutkan rasulullah. Kerenanya harus dibela. Syiah kerjanya hanya menghina dan menfitnah para sahabat nabi.
      Kita harus perangi syiah rofidhoh!!! Wajib hukumnya!!

      • mas.. mas.. pelan aja..ga usah emosi.. coba jelaskan yg bagaimana maksudnya orang yg mengikuti ahl bait nabi dikatakan menyudutkan rasul.. saran saya kalo mau komen baca dulu buku akidahnya syiah yang ditulis oleh ulama mereka bukan yang dikarang oleh ulama anda, biar anda bisa adil dalam berpikir, berkata dan bertindak.
        Dan coba sebutkan dalilnya yg membolehkan memerangi orang yang mengucapkan syahadat. … kalo antum pake dalil dari Muawiyah imam anda, maaf kami tolak karna tidak ada hadits nabi yg merujuk kesana apalagi al quran ….naudzubillah

  4. @abunafisah, mbo kalau beragama itu jangan cuma mengekor doang atau taklid saja, tp juga hrs banyak mengkaji dan baca buku2 sejarah/tarich, hadis dll. Yg mengatakan Muawiyah seorang yg jahat trhadap pengikut ahlul bait/Imam Ali adalah buku2 hadis Sunni sendiri !

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s