Islam Terpenjara Dalam Peti Mu’awiyah!

Islam Terpenjara Dalam Peti Mu’awiyah! 

.

SUMBER: http://almaliky.org/news.php?action=view&id=75

oleh Syaikh Hasan bin Farhan Al Maliky 

hasan_FarhanKamu tidak mungkin mampu merenungkan Al Qur’an dan memahami tujuan Allah dalam menciptakan makhluk-Nya, baik tujuan umum maupun tujuan khusus, dan tidak juga memahami tujuan diutusnya para Rasul kecuali dengan menyingkirkan Mu’awiyah dari jalan makrifat!

Kamu tidak mungkin dapat memahami agama dan memperbaharui kesegaran ajarannya karena ia sedang tertutup dan terpasung dalam peti Mu’awiyah! Dan Iblis telah mengunci dan menyegelnya dengan rapat.

Karena itu para kekasih syetan tidak menoleh kepada Islam yang haq dan tidak akan mampu mengenalinya selama segel dan kunci masih ada di tangan Mu’awiyah! Dan keduanya berada di istana hijau Damaskus! (Damaskus adalah pusat pemerintahan Muawiyah dahulu _red)

Oleh karena itu kami mendapati bagaimana para pengikut Mu’awiyah -dan mereka itu adalah pengikut syetan “mati-matian” dalam membela Mu’awiyah  dan menyingkirkan pemahaman agama yang benar serta bagaimana mereka memerangi setiap orang yang berupaya mencerdaskan akalnya. Ini adalah bukti yang cukup bagi kami akan kebenaran mukaddimah ini… Bagaimana?

Bukti bagi kita akan urgensi menyingkap dan mengungkap kenyataan-kenyataan sejarah dan akan pentingnya kesadaran dan kematangan sikap terhadap sejarah karena itu adalah mukaddimah untuk memahami watak Islam yang sampai kepada kita.

Kita tidak akan bisa membuka “Peti” itu kecuali dengan restu pemiliknya yaitu Mu’awiyah atau memeranginya demi mengambil kunci itu dengan paksa dan mengeluarkan agama dari “peti hitam” tersebut kemudian membacanya, memahami dan menterapkannya. 

Islam adalah milik kita, dan datang untuk kebaikan kita bukan datang untuk Mu’awiyah.

Dalam Islam  Allah adalah Dzat yang harus disembah dan Maha Pembuat Syari’at.

Islam untuk umat manusia agar menjadi penghamba dan mentaati.

Tidak boleh agama dibiarkan berada dalam “peti hitam” si tiran dan si munafik yang dijaga ketat oleh para penjaga yang bengis, kejam yang tidak pernah menentang setan dalam setiap apa yang ia perintahkan dan selalu bergegas penuh semangat melaksakan setiap perintahnya!

Tidak ada harapan untuk menyegarkan agama, menghidupkan hak-hak asasi manusia dan mereformasi agenda pendidikan serta inovasi…. selama Islam masih terkungkung dalam “Peti hitam” Mu’awiyah.

Isam harus keluar dari Peti itu menatap cahaya… udara segar…

Islam terpenjara dalam Peti Mu’awiyah sejak empat belas abad silam!

Dan Peti itu kotak emas menawan dengan warna warni memukau, dihiasi dengan kaligrafi ayat-ayat suci Al Qur’an pilihan yang telah ditafsirkan dengan hadis-jadis palsu atau yang didistorsi dan dengan ucapan-ucapan yang tidak memiliki otoritas dan nilai Syar’i!

Peti indah menawan itu terdapat Islam sedang dipasung dan kita ingin menyingkapnya dengan usaha sendiri dari pada kita percaya kepada prajurit setan yang sedang menjaga Peti tersebut untuk memberitahukan kepada kita bahwa sebenarnya isi Peti itu adalah begini dan begitu. Apakah kita akan mempercayai informasi dari prajurit setan?

Para penjaga Peti itu tidak bisa kita percaya. Mereka kaum dungu dan hanya pandai mengkafirkan dan menzalimi umat manusia; mereka berkata: Inilah perintah-perintah “Islam”, Islam yang terpasung” dalam Peti itu. Tidakkah wajib atas kita mengkonfirmasi dan memastikan kebenarannya?!

Selama empat belas abad kami berusaha mempercayai Al Qur’an tetapi mereka mencegah dan melarang kami! ...

Untuk mempercayai Nabi saw., dan mereka pun menghalang-halangi kami….

Agar kami berusaha memiliki akal sehat mereka mencegah kami…

Agar kami memiliki hati nurani mereka pun melarang kami…

Mereka; para penjaga Peti Mu’awiyah berkata kepada kami:

Islam -yang terpasung dalam Peti mereka itu- harus lebih diutamakan dari apa pun yang kami dapatkan dalam Al Qur’an dan yang kami kenali melalui akal sehat!

Mereka berkata: Kamu harus hanya bersandar kepada apa yang kami sampaikan...

Jangan bersandar kepada Al Qur’an, Sunnah dan akal sehat kecuali setelah kamu sodorkan kepada para penjaga itu agar dilegalisir dan setelahnya silahkan diamalkan.. dan jika tidak, maka tidak boleh!!

Jika misalnya, kita dapati Nabi saw. melaknati pemilik Peti itu (Mu’awiyah) maka janganlah kamu mengira bahwa arti laknatan/kutukan itu adalah diusirnya Mu’awiyah dari rahmat… tetapi artinya adalah rahmat dan kedudukan istimewa di sisi Allah! (banyak hadis-hadis yang mencela dan mengutuk Muawiyah jika tidak bisa mereka dhaifkan maka harus di takwil diartikan lain yang menyimpang atau arti kebalikannya yang menguntungkan Muawiyah  _red ) Akan tetapi jika Nabi saw. melaknat/mengutuk orang lain maka itu boleh diartikan begitu!

Para penjaga Peti itu melarang pengajaran logika, filsafat dan akhlak secara ilmiah agar manusia tidak mampu mengungkap sesuatu apapun. 

Oleh karena itu adalah wajib menelusuri mencari hakikat/kebenaran.

Al Qur’an -dan ia adalah manifestasi kebenaran absolut agama- berada di luar Peti Mu’awiyah, tetapi para penjaga kotak itu menyusulnya dengan tafsiran-tafsiran dan riwayat-riwayat dan kemudian mereka berkata: “Inilah makna ayat ini atau itu!”

Beberapa hadis shahih sempat lolos sensor maka segera para penjaga Peti itu menyusulnya dengan banyak hadis palsu untuk menggeser beberapa hadis shahih itu, lalu mereka membuat patokan seleksi hadis made in “Peti hitam” dan memaksa kita menerima dan mengikutinya!

Patokan dan Tolok ukur “Peti Hitam” Muawiyah

Mereka berkata: Al Qur’an dan akal sehat tidak termasuk yang ada di dalamnya!

Jika penjaga “Peti” itu berkata tentang status seseorang bahwa ia tsiqah (jujur dan terpercaya) maka ia adalah tsiqah!

Jika mereka berkata: dha’if (lemah dan tidak dapat dipercaya) ya berarti itu dha’if!

Para penjaga “Peti” dan mata-mata mereka selalu memantau siapa saja yang ingin menguji validitas patokan dan tolok ukur made in mereka dalam mengecek keshahihan atau kedha’ifan hadis, mana yang otentik dan mana yang palsu. Mana yang pantas/bagus dan mana yang rusak!

Iya….  Mereka tidak akan menerima dan tidak membolehkan “produk/made in” mereka diuji kevalidannya dengan Al Qur’an, Sunnah dan akal sehat serta logika. Dan barang siapa nekad melakukannya maka ia berarti memerangi Allah dan Muhammad Rasul-Nya, para malaikat, kitab-kitab suci dan para utusan-Nya!

Siapakah para penjaga “Peti hitam” itu?

Setelahnya, kaum berakal mulai bertanya-tanya, siapakah para penjaga “Peti hitam” itu?

Mereka para penjaga “Peti” itu berlaku zalim kepada kita?

Mengapa mereka mencerca kita?

Mengapa mereka memfitnah kita?

Mengapa mereka tidak mau memahami kita?

Mengapakah mereka bersumpah palsu atas nama Allah?

Mengapa mereka begitu buruk akhlaknya?

Mengapa mereka selalu lari dari dialog serius yang bertujuan mencari kebenaran?

Mengapa mereka bersekongkol berbuat jahat terhadap kita?

Mengapa mereka berdusta?

Mengapa mereka sangat takut?

Mengapa mereka menghalalkan darah-darah kita?

Mengapa mereka membenci kita?

Dan mengapa mereka bersemangat menggangu kita dengan segala cara?

Kaum tertindas itu berusaha mengunjungi para penjaga untuk bertanya kepada mereka tentang permusuhan mereka… Mengapa mereka mengusir (kita sebagai kaum tertindas ini) dari lingkaran agama ini padahal mereka (para penanya yang berakal itu) merasa bahwa mereka tidak seperti yang dianggap oleh para penjaga “Peti” tersebut…

Kaum tertindas bangkit dan berusaha memahamkan para penjaga yang menzalimi mereka dan menzalimi tujuan baik mereka, bukankah mungkin terjadi bahwa perantara yang melakukan proses penukilan itu berbohong atau salah paham!

Tetapi kaum tertindas itu dikagetkan dengan sikap para pewaris “Peti hitam” yang zalim itu bahwa ternyata mereka juga telah mengetahui dengan baik seluruh warisan produk mereka itu! Dan bahwa mereka juga telah mengetahui warisan produk kaum berakal… Jadi mereka tidak sedang ditipu dan bukan sedang disalah-gunakan namanya… Tetapi mereka itu sendirilah yang berdusta dan berbuat zalim. Dan memang itu adalah pendapat mereka! Mereka telah menzalimi kaum tertindas. Merekalah yang melarang dari kembali kepada nash suci atau akal sehat kecuali seizin mereka!!

Jika kamu menemukan -misalnya-pujian terhadap akal dalam Al Qur’an maka kamu harus tetap mengecam akal! Mengapa demikian? Karena para penjaga “Peti” yang terdahulu mengatakan demikian. Mereka lebih mengerti!

Dan jika kamu meminta dari mereka pembuktian akan kebenaran sikap mereka, maka mereka akan menjawabmu dengan ucapan yang bersifat umum yang tidak memuaskan sama sekali.

Sebenarnya, jika diteliti yang wajib bukanlah mengikuti Kitab Allah dan Sunnah Rasulullah tetapi menta’ati para penjaga “Peti”… membenarkan apa yang mereka sampaikan atas nama Allah dan Rasul-Nya…

Dan kamu dapati bahwa para penjaga “Peti” terdahulu berkata kepada para penjaga generasi lanjutan ucapan yang sama yaitu kalian harus bersikap keras terhadap siapapun yang tidak mengindahkan patokan dan tolok ukur ini. Dan demikianlah para penjaga lanjutan mengarahkan kamu kepada sikap penjaga yang terdahulu. Sehingga akhirnya mereka memasukkan ke ISTANA HIJAU yaitu ISTANA MU’AWIYAH DI KOTA DAMASKUS!

Dan kami temukan istana itu lengkap dengan politiknya, para tukang nasihat dan ahli hadisnya dll….

Kami temukan sebuah jaringan yang rapi…

Ada yang merajut hadis palsu…

Ada yang bertugas menafsirkan ayat-ayat Al Qur’an…

Dan yang lain merakayasa ucapan yang kemudian dinisbatkan kepada para sahabat..

Mereka semua memiliki strategi, agen yang aktif beraksi di atas mimbar-mimbar dan juga kaum awam yang siap menelan dan melahap apa yang dilemparkan ke hadapan mereka serta Ahlul Kitab; Yahudi dan Nashrani serta kaum munafikin… dll

Dan kami heran mengapakah kami tidak mengetahui jaringan sindikat pemikiran dan pendistorsian yang setiap saat bekerja membelokkan Islam dari relnya yang benar….

Dan ketika kami lanjutkan pelancongan penelusuran dan kami pun pergi menuju kota Kufah maka kami temukan budaya di sisi Imam Ali yang sangat berbeda dengan lainnya… Dan beliau adalah orang paling dekat dan paling lengketnya dengan Nabi saw… Budaya yang sama sekali berbeda dengan yang lainnya…

Di dalamnya terdapat makrifat kepada Allah

Berpikir tentang alam semesta… tentang makhluk ciptaan-Nya

Keadilan yang cemerlang

Kejujuran

Menjunjung tinggi kedudukan Al Qur’an dan selalu berpesan agar berpegang teguh dengannya…

Dan di antara ucapan terindah yang kami dengar dari beliau adalah:

.

 واعلموا أنكم لن تعرفوا الرشد حتى تعرفوا الذي تركه
ولن تأخذوا بميثاق الكتاب حتى تعرفوا الذي نقضه
ولن تمسّكوا به حتى تعرفوا الذي نبذه
فلا تقولوا بما لا تعرفون
فإن أكثر الحق فيما تنكرون

“Ketahuilah bahwa kalian tidak akan mengenali kebenaran/kelurusan sehingga kalian mengenal orang yang meninggalkannya…

Dan kalian tidak akan berpegang teguh dengan ikatan janji Kitab Allah sehingga kalian mengenali siapa yang memudarkannya…

Dan kalian tidak akan menggenggamnya sehingga kalian mengenali siapa yang membuangnya…

Karenanya janganlah kalian berbicara tentang apa-apa yang tidak kalian ketahui, sebab kebanyakan dari kebenaran itu berada pada apa yang kalian ingkari. “

 _______________

Abu Salafy:

Demikianlah Syeikh kita kali ini beliau telah membukakan jalan untuk siapa saja yang menginginkan menemukan kebenaran sejati Islam … Islam sejati yang selama ini dipenjara dan dipasung dalam “Peti hitam” Mu’awiyah dan dijaga oleh para penjaga yang siap melayani setan dalam menyesatkan umat manusia…. dengan menipu dan berbohong tentang isi Peti itu sebenarnya…

Jadi Islam resmi yang sementara ini namanya memenuhi dunia, adalah Islam yang sudah banyak terkontaminasi Islam seperti yang disajikan Mu’awiyah dan para tukang sihirnya…

Dan jika Anda ingin mengenal Islam yang dibawa Rasulullah Muhammad saw. maka carilah dalam setiap lembar Al Qur’an dan dalam setiap kalimat dalam ayat-ayatnya…. dengan berpetunjuk dengan sinar Al Qur’an sendiri dan bimbingan Sunnah Nabi saw. yang bisa dipertanggung jawabkan… Dan itu tidak mudah… Karena Anda harus menyortirnya dari rarusan ribu hadis palsu untuk menemukan Sunnah yang Shahihah… Dan untuk itu, Anda harus keluar dan terbebas dari kungkungan belenggu yang merantai akal sehat Anda… Anda harus selalu mencurigai semua hasil produk para tiran dan pendukung para tiran… Karena Islam sejati tidak mungkin dan tidak akan pernah bersenyawa dengan kezaliman dan para tiran…

Islam sejati pasti sejalan dengan akal sehat…

Islam sejati selalu bergandengan-tangan dengan kaum suci dan yang menjunjung tinggi kesucian…

Islam sejati pasti berpihak kepada manusia demi kebahagian mereka di dunia sebelum akhirat nanti…

Wassalam….

_______________

Artikel terkait tentang Muawiyah dan Bani Umayah lainnya silahkan Klik DISINI dan DISINI

8 Tanggapan

  1. dasar muawiyah terkutuk …. ia telah jungkir balikkan agama ini…. bener apa kata syeikh farhan ini…..

  2. Muawiyah dalam Islam bagaikan Santo Paul dalam ummat Nasrani, dialah yang mendistorsi ajaran Nabi Isa a s.

    • @Bambang

      Muawiyah itu bukan seperti Rasul Paulus dalam agama Kristen, tpi lebih tepatnya seperti si Yudas Iskariot sang pengkhianat. Muawiyah tidak ada bukti yang tercatat menyimpangkan penyembahan kepada Tuhan selain Allah. Mungkin dia membenci Islam atau juga dendam terhadap Islam tapi hanya itu saja. Tidak pernah tercatat dalam buku sejarah Islam bahwa Muawiyah meminta masyarakat untuk berbalik kembali menyembah dewa dewi nenek moyang bangsa Arab. Sedangkan Rasul Paulus mengarahkan umat Kristen untuk mengakui Nabi Isa sebagai salah satu Tuhan yang patut disembah. Muawiyah sebagai pengkhianat agama setuju tapi tidak untuk menciptakan agama baru sebagai mana yg dilakukan oleh Paulus.

  3. Saya rasa ada beberapa kalimat di artikel ini yang melampaui batas, seperti kalimat akhir Pak Abu, “Jadi Islam resmi yang sementara ini namanya memenuhi dunia, adalah Islam yang sudah banyak terkontaminasi Islam seperti yang disajikan Mu’awiyah dan para tukang sihirnya…”

    Ini sama saja seperti memberi kesan bahwa secara general Islam yang sekarang sudah tercemar, tidak murni lagi, tidak autentik lagi…. Dan bisa2 menyerempet ke pemikiran kalau Islam sudah bukan lagi deenul haqq…. Padahal katakanlah ada 1-2 sekte seperti Salafi yang mengadopt Islam dari “Salaf” dari antek2 Muawiyah, bukan berarti seluruh Islam Orthodox ikut terbawa total bersama mereka.

    Sedangkan Allah telah menjanjikan dalam Qur’an “dan telah Kuridhoi Islam sebagai agama bagimu” dan Rasulullah telah bersabada, “umatku takkan bersepakat dalam kesesatan, maka ikutilah jamaah”. Allah dan Rasul-nya saja sudah menjamin Islam.

    Saya pribadi pun sebenarnya telah belajar banding beberapa agama, saya memilih Islam karena memang sesuai dengan akal, nurani, fitrah, dan metodologi para ulama untuk melestarikan deen ini selama 14 abad telah luar biasa. Take it from the word of a muslim convert/ muallaf 🙂

    Sekian saja masukan saya supaya tulisan ini tidak dikutip utk disalahgunakan musuh2 Islam di kemudian hari…. 🙂

    • Ya , @ust Abu, tolong penulisan Islam pada ta’liq artikel di atas sebaiknya dgn i huruf kecil atau pakai tanda kutip, agar tidak membingungkan pambaca seperti ukhti kita ini. Karena apapun perbedaan yg terjadi, Islam tetap satu agama/dien Nabi Muhammad saww. Adapun pemahaman, cara pandang, tafsir, intepretasi ttg Islam yg menimbulkan banyak firqah tidak mesti sesuai lalu disebut Islam (i hurup kapital) walaupun 1000x embel lain ditambahkan. Krn sekali lg Islam ttp satu tidak bisa dibagi2 Islam Kanan, Kiri, Mayoritas, Minoritas, Resmi dll. Adapun iSLAM (i kecil) atau “Islam” adalah bagian dari intepretasi, tafsir yg tidak ada jaminan kebenaran. Walaupun memang akhirnya kita menyerah jg dgn realitas pemakaian kata Islam yg lumrah sprti Jihad Islam, Ma’had Islami, Universitas islam, Ormas Islam, partai Islam, yg kadang2 kita mengernyitkan dahi tanda keheranan, bila ada ormas Islam tapi kok anarkis, Uneversitas Islam tapi kok mahasiswinya pakai jilboob, site Islam tapi beritanya menfitnah dan menyebarkan kebencian, jihad Islam tapi menggorok dan pajang kepala. Ya sdh akhirnya kita menenangkan diri pemakaian nama Islam sbg label hanya majaz kulii li irodatil ba’dhi, krn memang dinaggap sulit sbg organisasi bisa mengamalkan islam dlm segala sisinya, sbg mana kita kita mengaku mukmin – muslim tapi kelakuan kita banyak yg bertentangan dgn iman dan Islam kita : ghibah, takabbur, ghulul Bansos dan baitul mal, risywah, mudahanah, nifaq, menganggap sesat orang, tafsiq, tabdi’, takfir, tazkiyah nufus, ghuluw, jubn, ujub, riya’, thoma’ , syukh dll, lalu tanpa malu2 kita mengku Saya mukmin, I am moslem.

      tuk @Aisha, “islam resmi” ala ust Abu ini, maksudnya mungkin berseloroh sj thdp kelompok mainstrem yg sdh “diacak2” sumber ajarannya oleh “kesaktian” pemilik “Peti Hitam” lewat riwayat2 palsu pemuas syahwat “penguasa Peti Hitam” yg dilancarkan oleh “saharoh/tukang2 sihir”-nya Fir’aun hadzihil ummah Sang “Pemilik Sejati Peti Hitam”, yg coba diselipkan di memori otak kita agar kita mentoleransi kekejaman tindakannya kepada orang2 suci atau mengotori kesucian orang2 ini dgn menganggap tindakan mereka sama kotornya. Klu anti blm paham jg sebaiknya baca2 lg artikel Syiakh Ben Farhan cq. Abu Salafy, niscaya anti paham apa maksudnya. Anti tak usah hawatir bila ada flim semacam Innocence atau The Fitna, yakinlah bahwa pembuat film tsb salah paham, mereka hanya melihat kelakuan orang2 yg menampakkan diri sbg “mujahid” tapi kelakuannya mencontoh “Pemilik Sejati Peti Hitam” dan kroni2nya.

      Sekedar contoh atas kesangsian sebuah riwayat : Dari Hasan ra katanya : Saya membawa senjata pada malam – malam kekacauan. Lalu sy ditemui oleh Abu Bakrah. Dia bertanya, “Engkau hendak kemana?”. Jawab saya : “Saya hendak membantu/nushrah anak paman Rasululllah saw”. Katanya : Rasulullah bersabda, “Apabila dua orang Islam berhadapan satu sama lain dgn pedangnya (berperang). kedua – duanya menjadi isi neraka……dst”. (sumber Terjemah Hadits Shahih Bukhari bab Kekacauan —- di buku aslinya mungkin Bab Fitan—).
      Saya bukan kritikus hadits, sy hanya sangsi thd prolog/sebab penyampaian hadits oleh Abu Bakrah.
      Mohon kepada yang berkompeten untuk menjawab kesangsian saya ini. Mohon ust @Abu menurut antum bagaimana prolog tsb?. Perlu diingat bahwa sy tidak menyangsikan Matan hadits/Sabda Rasul saww di atas yg bisa jadi shohih. Di tungggu jawaban para ikhwan semua. tolong bantu saya ya…… Terima kasih. wassalam.

  4. @Aisha

    Maksud mba dengan mengatakan Islam sebagai agama yang benar itu apa ya? apakah mencakup Islam dengan berbagai macam jalannya (baca mazhab) atau ada batasan hanya Kepada mazhab tertentu saja. Kemudian hadist yang mba bawakan dari Rasulullah telah bersabada, “umatku takkan bersepakat dalam kesesatan, maka ikutilah jamaah” menurut mba kesesatan yang dimaksudkan oleh Rasulullah itu apa? Dan jamaah itu siapa dan yang mana? Koq saya melihat dari jaman para sahabat sampai jaman sekarang ada diantara umat Islam yang bersepakat diatas kesesatan. Seperti agak tidak nyambung gitu. Terima Kasih

  5. @ Fuadchoir

    Harap diluruskan bahwa yang dimaksud “jamaah” atau dengan kata lain “golongan mayoritas” di hadits di atas bukanlah mencakup sembarangan mayoritas umat muslim. Sebab kalau jumlah adalah tolok ukurnya, maka bisa relatif. Di Iran, mayoritas muslim adalah Syiah, lantas apa iya Syiah otomatis jadi yang paling lurus hanya karena mereka mayoritas? Lalu di Arab Saudi dan Mesir, Wahabi yang mendominasi dan mereka sering bikin fatwa aneh2, apa iya Wahabi langsung jadi lurus? Sekarang banyak umat muslim awam yang beranggapan musiknya Lady Gaga itu halal, bunga bank halal, dan jilbab tidak perlu, lalu apa akan kita ikuti? Jadi bukan sembarangan jamaah atau mayoritas…

    Jadi tolok ukur “jamaah” itu sudah didefinisikan oleh ulama terdahulu.
    https://mutiarazuhud.wordpress.com/tag/as-sawadul-azham/

    Yang hendak saya sampaikan adalah, apalah artinya pengaruh Mu’awiyah terhadap seluruh lautan deenul Islam. Pengaruh mereka lebih banyak terbatas pada sekte2 sempalan seperti Jabariyah, Wahabi. Islam bukanlah seperti agama2 tetangga yang kitab dan akidahnya sudah melenceng jauh dari ajaran Nabi aslinya. Allah dan RasulNya saja sudah menjamin kesempurnaan dan kebenaran Islam.

    • @Aisha

      Tante jangan meremehkan kelicinan Muawiyah dalam mencoreng dan merusak ajaran Islam. Dan dampaknya bukan hanya terbatas pada segelingir kalangan seperti dugaan tante. Mungkin karena tante seorang muallaf jadinya tante tidak begitu memahami kejadian kejadian yang membentuk wajah Islam seperti yang tante saksikan saat ini. Silahkan tante., dibaca deh link dibawah…. semoga bisa memberikan sedikit pemahaman.

      Syeikh Nâshiruddîn Al Albani: Mu’awiyah Orang Pertama Yang Merusak Agama Islam!

      Dan masih banyak lagi artikel tentang Muawiyah disini…. Tinggal tante cari saja sendiri gampang koq

Tinggalkan Balasan ke fuadchoir Batalkan balasan