Adu Tanding Antara ISIS dan Ekstrimisme Islam Versus Al Qur’an
SUMBER: http://almaliky.org/news.php?action=view&id=754
oleh Syaikh Hasan bin Farhan Al Maliky
Al Qur’an tidak pernah berbaik sikap kepada para pelaku kejahatan baik yang terdahulu maupun yang sekarang, oleh sebab itu pemerintahan-pemerintahan dam mazhab-mazhab menolak ketetapan Al Qur’an… Karena Al Qur’an akan menetapkan hukum (keputusannya) tanpa pandang bulu, baik menguntungkan atau merugikan mereka. Adapun fatwa-fatwa ramuan para mufti maka selamanya hanya yang menguntungkan mereka!!
Meruntuhkan Bangunan Pemikiran Ideologis ISIS dan Ekstrimisme Islam
ISIS (dan semua ekstrimis seideology dengan mereka) tidak akan melemah kecuali dengan kita meruntuhkan bangunan pemikiran mereka. Dan tidak mungkin diruntuhkan bangunan pemikiran mereka kecuali dengan pengkajian serius yang bersandar kepada Al Qur’an… Sedangkan rezim-rezim yang ada tidak mau menerima koreksi Al Qur’an atas kesalahan (mereka dan para tiran lainnya_red)
Soal: Siapa yang mengajari para penguasa itu untuk tidak bertahkim kepada Al Qur’an?
Jawab: Para Fukaha’. Mereka telah mendahului para penguasa dalam hal ini.
Soal: Siapa yang mengajari para Fuhaka’ itu untuk menentang Al Qur’an?
Jawab: Setanlah yang mengajari mereka.
Budaya kemunafikan yang melahirkan ketiranan dan kesema-menaan, bukan sebaliknya. Dan kesemana-menaan adalah penjaga budaya kemunafikan sebagai ucapan terima kasihnya atas “kebaikan” itu, maka manusia mengira bahwa kesemana-menaan lah yang melahirkan kemunduran.
Hingga hari ini kebanyakan manusia tidak mengenali budaya, mereka mengira budaya itu hanya menjangkit beberapa oknum saja dan mereka pun telah mati. Mereka tidak mengetahui bahwa budaya kemunafikan itu memiliki titik temu dengan kakafiran, kemusyrikan, dengki dan keangkuhan… .
Mengapakah kaum kafir memiliki kemajuan, peradaban dan hak-hak azazi manusia sedangkan kamu Muslimin tidak memilikinya?
Jawabnya adalah: karena apa yang ada pada kaum kafir itu sebenarnya bukan kekafiran, dan apa yang ada pada laum Muslimin bukan Islam! Apa yang dianggap oleh kaum Muslimin sebagai kekafiran pada kaum kafir sebenarnya bukan kekafiran dalam terminologi Al Qur’an; ia hanya klaim rasisme … . Dan apa yang mereka anggap sebagai Islam pada kaum Muslimin sebenarnya bukanlah Islam Qur’ani...
Maksudnya, bahwa ketidak-imanan mereka kepada agama Islam itu sebenarnya adalah jahl (kebodohan/ketidak-tahuan) bukan kekafiran (ingkar atas dasar menentang setelah jelas bukti kebenaran_red)… Dan itu semua akibat buruknya pemaparan konsep kenabian (Nabi Muhammad saw), Al Qur’an dan Islam oleh kaum Muslimin sendiri, karena mereka memaparkan semua itu dengan bertolak belakang dengan nilai-nilai Islam dan Al Qur’an serta kenabian itu sendiri. Pemaparan Islam oleh kaum Muslimin seperti itu sangat bertentangan dengan pengetahuan, norma-norma mulia dan kemanusiaan dan lain sebagainya. Tentu tidak dilakukan dengan sengaja, tetapi karena tertipu oleh budaya kemunafikan yang sangat klasik (budaya kemunafikan generasi awal islam _red).
.
Mereka (kaum Muslimin) menolak prasangka buruk terhadap mereka sendiri, karena itu tidak seorang berakal pun yang mengaku bahwa “Islamnya Allah” telah tersampaikan kepada orang-orang yang mereka sebut sebagai kaum Kafir itu... Benar, Islamnya Allah belum sampai kepada mereka, yang sampai kepeda mereka adalah mazhab. Dia adalak anak sah budaya kemunafikan dan kezaliman-kezaliman sejarah.
Oleh karena itu, membunuh orang dalam Al Qur’an dianggap sebagai sesuatu yang berat sementara dalam budaya kemunafikan dianggap sesuatu yang remeh.
Akal dimuliakan dalam Al Qur’an sedangkan dalam budaya kemunafikan yang melahirkan mazhab, akal dicela.
Keadilan diagungkan dalam Al Qur’an, sementara dalam budaya mazhab diabaikan…
Renungkan dan pikirkan kenyataan ini baik-baik.
.
Dahulu budaya kemunafikan itu satu, ia memerangi wahyu dan kenabian, lalu setelah berkuasa ia pecah menjadi dua budaya; kekuasaan dan oposisi, keduanya menggilingi manusia yang terjepit di antara keduanya!
Perpecahan-perpecahan yang bertubi-tubi yang menimpa budaya kemunafikan hanya memiliki satu tujuan! Yaitu agar manusia tetap hidup dalam kebodohan akan budaya awal; budaya Islam sejati.
Ini bagaikan kompetisi harian!! Dan hingga akhir! Dan kompetisi ini kini memiliki para pemain yang tidak bisa dilupakan dari memori ingatan. Para pemain senior, yang dengan mereka manusia melupakan para pengemban budaya Al Qur’an (yang memang sejak awal sudah dilupakan)… Para pemain yang lebih tersohor dari Pele dan Maradona….
Al Qur’an tidak pernah berbaik sikap kepada para pelaku kejahatan baik yang terdahulu maupun yang sekarang, oleh sebab itu pemerintahan-pemerintahan dam mazhab-mazhab menolak ketetapan Al Qur’an… Karena Al Qur’an akan menetapkan hukum (keputusannya) tanpa pandang bulu, baik menguntungkan atau merugikan mereka.
Adapun fatwa-fatwa ramuan para mufti maka selamanya hanya yang menguntungkan mereka!!
ISIS dan para penentangnya sepakat untuk mengucilkan dan memasung Al Qur’an dari peran aktifnya dalam menetapkan ketetapan apapun di antara mereka. Dan tidak ada solusi pamungkas kecuali Al Qur’an.
Dan apabila ISIS mampu memenjaramu dalam pasungan “Warisan Salaf dan Salafisme” maka ia pasti menang…
ISIS lebih getol dalam berpegangan dengan teladan kaum Mujrimun (pelaku kejahatan kemanusiaan) dari kalangan Salaf, karena mereka telah menimba dari para Mujrimun itu seluruh kejiwaan, “akal-akal” dan semua kejahatan. Adapun para penentangnya pada mereka hanya ada kesiapan relatif untuk mengalah dari mendomentrasikan sebagian kejahatan dan kezaliman….
Kekuatan ISIS (dan ekstrimis sejenisnya) tidak boleh diremehkan;
*) Akidah batil yang mereka pegangi dan mereka percayai lebih dari kepercayaan mereka kepada Al Qur’an.
*) doktrin-doktrin pendukung yang telah dicangkokkan ke dalam jiwa-jiwa mereka selama berpuluh-puluh tahun,
*) disamping dukungan politis dan kemazhaban,
*) serta gencarnya dusta yang tak tertandingi!
Gerbong para pengasuh ISIS memanjang mulai dari Qardhawi hingga Fadhl Syâkir… Dari ‘Ar’ùr hingga Netanyahu… Dari Chanel Sepuluh (Israel) hingga Chanel Shafa dan Al Wishâl serta Al Jazirah… Pengasuh yang sangat besar sekali.
Filed under: Bani Umayah, Ghulat Salafy, Hasan Farhan Al Maliky, Kajian Sejarah, Kenaifan Kaum Wahhabi, Nawashib |
Sebarkan virus damai, rahmat, kritis, anti tathorruf dan ghuluw (berlebihan dlm bertindak, bersikap dan berkeyakinan melampau ukurannya), anti sabotase ajaran agama. Klu dsampaikan hadits tanduk syetan, hadits cukur gundul jlas tak mau terima malah makin sering gundulan, banyak berkilah : khawarijlah. Iraklah. Kita nantikan serial berikutnya tulisan Syaikh Bn Farhan (hafidhohullah), makin menohok jantung para ghullat agar mau sadar bahwa ketakutan mrka kpd “syaikhul Islam” trnyata melebihi ketakutan kpd….. Sdh lah pokoknya kita nantikan sj serial berikutnya, insya Allah… Siapkan sj otak yg jernih untuk siap menerima pencerahan. Tapi jgn lupa mengaji….. Krn Syaikh Farhan hanya penterjmah al-Quran utk mau singgah di hati kita. Kritis harus ttap dijaga, jgn2 ada syetan menelinap k hati kita dalam wujud syaikh alim yg menawarkan “nasehat dan fatwa” yg seakan lebih maknyus !!!!
Salam damai……