ISIS Memproklamirkan Berdirinya Daulah Khilafah= Penghalalan Darah Semua Yang Menyalahinya!
SUMBER: http://almaliky.org/news.php?action=view&id=784
.
oleh Syaikh Hasan bin Farhan Al Maliky [*]
.
ISIS memproklamasikan berdirinya “Daulah Khilafah” untuk kaum Muslimin dan telah menunjuk Abu Bakar al Baghdadi sebagai Khalifah. Ini artinya bahwa semua kita kaum Muslimin adalah Bughat (pembangkang yang wajib dibunuh dan dirampas harta kita)!
Semua kamu Muslimin baik Ahlusunnah maupun Syi’ah.. tidak terkecuali Jabhah Nushrah dan al Qaedah (ibu kandung nya _red) sekalipun, baik masyarakat biasa paupun para pemimpin .. para akademisi dan wartawan dll semua tanpa terkecuali setelah diproklamasikanya “Khilafah” oleh ISIS harus membaiat mengakui “Daulah Khilafah”, dan jika menolak maka nasibnya adalah dipenggalnya kepala…disembelih! …
Dan pemenggalan kepala karena menolak baiat adalah metode Bani Umayyah.
Imam Ali membiarka Ibnu Umar dan selainnya, ketika mereka enggan berbai’at mengakui kekhalifahan Imam Ali, beliau tidak memaksa mereka untuk berbai’at. Adapun Imam Ali memerangi Mu’awiyah karena Mu’awiyah berkalu baghyu/memberontak dan membangkang dan menguasai wilayah Syam sebagai wilayah kekuasaannya (bukan semata karena ia enggan berabai’at_red).
Dengan kata lain: Dalam Islam tidak ada pemaksaan untuk menerima agama itu sendiri apalagi paksaan untuk berai’at. Dan atas dasar ini sikap Abu Bakar terhadap Sa’ad bin Ubadah dan sikap Ali terhadap Ibnu Umar. Tetapi ISIS sama sekali tidak bersikap toleran terhadap siapapun yang terlambat berbai’at kepadanya. Mereka telah membunuh 12 (dua belas) ulama Ahlusunnah kota Mosul dan memcincang jasad sebagian dari mereka hanya karena tidak berbai’at kepada ISIS. Lalu apa yang akan terjadi setelah ISIS memproklamasikan Daulah Khilafah?
Ini artinya bahwa mereka akan memerangi pengikut partai Ba’ats dan juga kelompok Naqsyabandiyah dan sisa-sisa Al Qaedah di Irak, Jabhah Nushrah, Jaisyul Hur (FSA) di Suria. Dan semua darah itu dicucurkan hanya demi bai’at yang bathil.
.
Imam Ali Memerangi Mu’awiyah Bukan Agar Mu’awiyah Berbai’at!
Imam Ali bin Abi Thalib memerangi Mu’awiyah bukan karena Mu’awiyah tidak berbai’at kepada beliau. Karena Imam Ali tidak pernah memaksa siapapun untuk berabai’at. Imam Ali memerangi Mu’awiyah karena ia menguasai sebuah wilayah kekuasaan/milik Daulah Islamiyah dan menghalang-halangi semua hal terkait dengan perintah Khalifah untuk sampai dan diberlakukan di sana. Artinya Mu’awiyah memisahkan wilayah itu dari tangan pemerintahan pusat.
Andai saja ada sebuah wilayah/propinsi di Amerika Serikat -apalagi sebuah propinsi Arab Saudi atau Mesir- memisahkan diri dari pemerintahan pusat dengan klaim adanya kezaliman atas mereka pastilah pemerintah pusat akan memeranginya. Apalagi jika ternyata klaimnya itu palsu. Di sini (dalam kasus pemisahan propinsi Syam oleh Mu’awiyah) kaum Nashibi (pembenci Keluarga Nabi saw. dan pendukung musuh-musuh mereka_red) mencampur-adukkan dan membuat-buat klaim bahwa Imam Ali memerangi Mu’awiyah padahal Mu’awiyah sedang melakukan sebuah aksi yang diperbolehkan agama (mubah) yaitu Mu’awiyah tidak berabai’at kepada Ali. Ini penipuan dan pengkaburan klasik yang dilakukan kaum Nashibi…
Saya akan serahkan kepada seorang dari kaum Nashibi sendiri untuk membongkarnya.
Ibnu Hazm (dan ia cenderung berfaham kenashibian tetapi tidak separah Ibnu Taimiyyah) berkata tentang alasan mengapa Imam Ali memerangi Mu’awiyah sebagaimana dalam kitabnya al Fishah Fi al Milal wa an Nihal, 2/4: “Adapun perkara Mu’awiyah, maka Ali tidak memeranginya karena ia menolak berabai’at, karena baginya hak seperti yang dimiliki Ibnu Umar dan selainnya, tetapi Ali memerangi Mu’awiyah karena ia menolak dan tidak mengizinkan seluruh perintah Khalifah untuk diberlakukan di seluruh jengkal tanah propinsi Syam (yang sebelumnya menjabat ssbagai Gubernur di sana_red). Sementara Ali adalah Imam yang wajib ditaati. Dalam memerangi Mu’awiyah Ali-lah yang benar… “
Inilah alasan mengapa Ali memerangi penduduk Syam. Mereka kaum separatis yang memisahkan diri dari pemerintahan pusat dan memberontak dengan didasarkan atas klaim palsu yang bermakar.
Umat Islam belum terbiasa berdialog secara damai yang sejuk kecuali setelah beberapa dekade akan datang. Tetapi yang pasti bahwa umat manusia berjalan menuju upaya untuk saling memahami satu dengan lainnya… Mereka mau atau tidak… Dan penyesatan dan tipuan ini akan terungkap seiring silih-bergantinya hari.
__________
(*). Syaikh Hasan bin Farhan Al Maliky adalah ulama moderat Arab Saudi. Beliau seorang Ahli hadis, hukum Islam dan peneliti sejarah, serta seorang peduli HAM, beliau anti sektarian, ekstrimisme dan kekerasan, lebih-lebih atas nama agama, Anda bisa berinteraksi dengan beliau lewat halaman facebook dan Twitter-nya. juga bisa mendowload buku-bukunya lewat situs resminya http://almaliky.org/index.php atau mendengar ceramah-ceramahnya lewat halaman youtube-nya)
Filed under: Bani Umayah, Fatwa Pensesatan, Ghulat Salafy, Hasan Farhan Al Maliky, Kenaifan Kaum Wahhabi, Manhaj, Mengenal Pemimpin Wahabi, Nawashib |
Masya Allah… Luar biasa… Mengena apa yang disejikan syeikh Hasan Farhan al Maliki.
Sudah ganteng orangnya cakap lagi ulasannya…
Katanya makam nabi mau di pindah apa benar. ISIS memang keterlaluan
makam Nabi dipindahkan saja ke jakarta.
maka saya tidak sudi berkunjung ke arab saudi.
dan kita akan lihat, berapa banyak orang yg akan berkunjung ke arab saudi atau berziarah ke makam nabi di jakarta.
wahabi itu sudah pendusta dan pengkhayal lagi.
jika tidak ada nabi muhammad di madinah, arab saudi tidak ada bedanya dengan negara kering lainnya.
dipikirnya, kaum muslimin berbobdong2 dtg ke madinah karena mencintai si saud laknat apa…
wahabi wahabi…. ke neraka saja kau..