Kemunafikan Salafy Dalam Semangat Membela Sahabat Nabi saw
.
SUMBER: http://almaliky.org/download.php?action=view&id=22
Tulisan dibawah ini adalah intisari dari pembahasan Syekh Hasan bin Farhan al Maliky yang mengungkap sikap salafy wahabi yang berstandard ganda dalam membela sahabat Nabi saw… Sahabat-sahabat utama seperti ahli badar, sahabat Assabiquna Awwalun (yang pertama-tama memeluk Islam) dll banyak yang mereka tuduh macam-macam bahkan munafik, sementara sahabat bermasalah yang masuk Islam secara terpaksa di akhir kenabian dan bersikap munafik malah dibelah mati-matian… pembahasan lengkapnya bisa anda download disini atau baca dan download disini: . ( صحابة بدريون ولكنهم منافقون…. هكذا يقول السلفيون )
Klik Disini: https://abusalafy.files.wordpress.com/2014/07/sahabat-ahli-badar-tapi-munafik-kata-salafiyun.pdf
.
Sahabat Ahli Badar…. Akan Tetapi Mereka Munafik Dimata Salafiyun
Oleh Syaikh Hasan bin Farhan Al Maliky
.
Tampak bagiku bahwa Ahlu Sunnah (yang saya maksud disini bukan Ahlu Sunnah Nabi Muhammad saw, tapi Ahlu Sunnah kemazhaban yang ekstrim/berlebihan dan lugu, yang mayoritas sekarang berubah menjadi Salafy yang menyimpang dari Ahlul bait Nabi saw. berkat saluran-saluran TV dan uang salafy).
Sepertinya mereka tidak serius dalam upaya mengenal keutamaan dan sejarah hidup para sahabat dan dalam membela mereka dan memperkenalkan mereka. Semangat mereka hanya berdendang di seputar sahabat tertentu yang jumlahnya tidak melebihi bilangan jari dua tangan.
Memori Sunni khususnya Salafi jika kamu buka dan ditakdirkan kita dapat melihat apa yang tersimpan dalam memori akal mereka pasti kita tidak akan menemukan kecuali jumlah yang sangat sedikit dari sahabat Nabi saw -walaupun tentu sebagian mereka memiliki keutamaan-, yaitu: Abu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah, Mu’awiyah, Amr bin al Ash, Abu Hurairah dan Khalid bin al Walid. Mereka inilah yang diberi perhatian berlebihan oleh Salafy, dan mendapatkan tempat istimewa dalam karya-karya tulis dan pembelaan mereka!
Kemudian setelah sahabat tersebut diatas, adalah sahabat kelas dua (dalam kacamata mereka tentunya) seperti Abu Ubaidah, Ibnu Umar, Thalhah, Zubair, Abdurrahman bin ‘Auf dan Sa’ad bin Abi Waqqash, walaupun sejarah hidup mereka tidak diketahui kecuali secuil saja. Bahkan sebagian dari mereka itu tidak dikenal kecuali namanya belaka. Adapun mayoritas sahabat Nabi saw. yang terdahulu memeluk Islam, peserta perang Badar maka nama-mana mereka pun tidak banyak dikenal.
Mayoritas Ahlu Sunnah (yaitu yang mengaku-ngaku secara palsu sebagai Salafy) maka mereka itu menuduh banyak sahabat besar dan agung di sisi Ahlul bait dan MEMVONIS MEREKA KEKAL DI DALAM API NERAKA, seperti Abu Thalib. Mereka menuduhnya Musyrik dan tidak mengakui beliau sebagai sahabat, padahal masa da’wah kenabian di Mekkah seluruhnya yang berperan besar adalah Abu Thalib, tidak terkecuali sahabat yang berhijrah ke negeri Habasyah (Etiopia), Abu Thalib menyurati an- Najjasyi Raja Etiopia memintanya melindungi kaum Muslimin yang berhijrah ke negerinya.
Abu Thalib lah yang memberi suaka Abu Salamah al Makhzumi dan keluarganya di Lembah Bani Hasyim (ketika kaum Quraisy memboikot Nabi saw. dan Bani Hasyim). Abu Thalib mendeklarasikan pernyataannya yang sangat tetkenal: “Aku akan bela anak saudariku (Abu Salamah) seperti aku membela anak saudaraku (Nabi Muhammad Saw).” -dan Ummu Salamah adalah dari Bani Hasyim-. Kata-kata itu beliau ucapkan di hadapan para pembesar suku bani Makhzum yang dikenal berpengaruh dan pemberani!!
Sedikit sekali dari mereka yang mengakui bahwa kedua ayah-bunda Baginda Nabi Muhammad Saw bakal selamat dari api neraka Allah dan mengakui bahwa mereka berdua wafat atas dasar Hanifiyah (agama Ibrahim).
Adapun mayoritas Salafi yang secara spesial mereka keliling menjelajahi penjuru dunia untuk menyampaikan sebuah pesan yang intinya: KEDUA AYAH BUNDA NABI BERADA DI NERAKA, DAN NABI TIDAK DIBOLEHKAN MEMINTAKAN MAGHFIRAH UNTUK KEDUANYA.
Dan bahwa Nabi Saw bersabda kepada seorang Arab Baduwi: “Sesungguhnya ayahku dan ayahmu di neraka.” Padahal Allah Swt berfirman: “Dan Kami tidak menyiksa sehingga Kami mengutus seorang Rasul.” . Sampai-sampai seorang Da’i kontemporer kondang Syeikh Muhammad Al Ghazzali mengeluhkan sikap mereka itu. Beliau mengeluhkan sikap para da’i baru Salafi (Wahhabi) bahwa da’wah mereka itu hanya terbatas pada menyebar-luaskan berita bahwa ayah bunda Nabi itu di neraka!
Mereka menutup mata dari pengaruh politik bani Umayyah dalam menanamkan akidah seperti ini, sehingga bapak Muawiyah yang lebih mulia dari ayah Nabi saw dan ayah Ali ra.. Dan bahwa ibu Mu’awiyah si pengunyah jantung manusia itu lebih afdhal dari Aminah binti Wahab Bunda Nabi saw. Bani Umayyah telah berhasil cukup jauh dalam menanamkan keyakinan ini dalam pikiran umat!
Adapun kebanyakan sahabat Badriyyun (yang ikut serta perang Badar bersama Nabi saw.) dan yang ikut membai’at Nabi saw dalam bai’at Ridhwan, bahkan mayoritas sahabat Sabiqun (yang pertama-tama memeluk Islam), mereka telah ditelantarkan dan dihapus dari memori ingatan Sunni Mazhabi, lalu di mana klaim mereka sebagai pembela para sahabat?
Mengapa hanya ngotot membela dan membersihkan nama-nama orang-orang yang zalim dari kalangan Thulaqa’ (penduduk Mekkah yang dibebaskan Nabi saw setelah mereka ditawan pada penaklukan kota Mekkah) dan menuduh kaum shaleh dari peserta perang Badar?!
Di mana para sahabat yang bergabung di rumah/Darul Arqam, sahabat yang berhijrah ke Habasyah, peserta perang Badar dan baia’at Ridhwan di manakah mereka dari ingatan umum Salafy?
Di mana pembelaan mereka terhadap sahabat besar PESERTA PERANG BADAR yang dituduh MUNAFIK??
Lalu bagaimana sikap kita ketika mengetahui ternyata bahwa para sahabat gelombang pertama dan Ahli Badar dan peserta bai’at Ridhwan dituduh oleh Ahlu Sunnah sendiri (Ahlu Sunnah Kemazhaban, jangan lupa!!) dengan beragam tuduhan sesekali dituduh MUNAFIK… Dicela… Dianggap tidak diketahui keadilannya… Dan dalam banyak kali dituduh sebagai orang yang tidak dikenal…
.
Berikut Beberapa Contoh Kezaliman “Salafy Palsu” Terhadap Sahabat Ahli Badar
(1) Mu’tab ibn Qusyair al Anshari.
Beliau adalah Ahli Badar seperti telah disepakati. Sahabat mulia ini dalam kesepakatan pandangan Salafy adalah MUNAFIK. (dan saya punya sebuah kajian tentangnya). Andai saja beliau tergolong kaum Thulaqa’ yang getol memerangi Nabi saw kemudian setelah itu memeluk Islam formal dan bersikap munafik pasti tidak seorang Salafy pun menuduhnya sebagai munafik!
Sikap ini ada kaitannya dengan keterpengaruhan pola pandang dan latar belakang pemikiran dan ideologi dengan politik,
Kenyataan ini tidak mereka fahami selama berabad-abad ini.
(2). Madlaj bin Amr as Sulami.
Beliau salah seorang ahli Badar, dan berjuang bersama Ali menumpas pemberontakan dalam perang Shiffin. Beliau wafat jauh setelah peristiwa itu yaitu tahun 50 H.
Kendati demikian, Abu Hatim berkata tentangnya:
“Ia seorang Arab Baduwi yang tidak dikenal.”
Mereka bersepakat menggolongkannya dalam daftar orang-orang dha’if (dalam periwayatan hadis), seperti Abu Hatim dan putranya Ibnu Abi Hatim hingga masa adz Dzahabi… Semua menggolongkannya dha’if hingga Ibnu Hajar yang hidup di abad 9 H meralat sikap mereka dalam kitab Lisan al Mizan!!
(3). Rabi’ah bin Mas’ud al Qari’ –
seorang Ahli Baca al Qur’an-.
Abu Hatim berkata tentangnya: “Seorang Arab Baduwi yang majhul/tidak dikenal.”!!
Ibnu Jauzi dan Adz Dzahabi menyebutkannya dalam daftar orang-orang dha’if.
Bukhari tidak menyebutnya sama sekali dalam kitab Tarikh-nya. Padahal beliau adalah sabahat Badri (ikut serta membela Nabi saw. dalam perang Badar) memeluk Islam sebelum Nabi Saw menjadikan rumah Arqam sebagai pusat da’wah!
Beliau ikut berjuang pada perang Badar dan peperangan lainnya bermasa Nabi saw. Beliau wafat tahun 30 H.
(4) Khulaid(ah) bin Qais al Anshari.
Seorang Sahabat Badri. Dalam kitab al Jarh wa at Ta’dil,3/400 Ibnu Abi Hatim berkata: Khulaid(ah) bin Qais bin Utsman dari bani Nu’man bin Sinan al Anshari. Beliau ikut serta dalam perang Badar.
Aku mendengar ayahku berkata demikian dan aku juga mendengarnya berkata: “Dia adalah majhul/tidak dikenal.”!!
Dan dari bukti mereka meremehkan dan mengabaikan sahabat agung ini adalah bahwa nama beliau mereka perselisihkan. Khaldah … Khallad… Khaliid… Khulaidah… Khalidah… Padahal beliau gigih berjuang di perang Badar.
(5) Hamzah bin al Jumair
Ada yang mengatakan Kharijah bin Jumair dari bani Ubaid bin ‘Adiy al Anshari. Seorang sahabat Badri. Aku mendengar ayahku berkata demikian. Dan ia juga berkata: “Ia majhul.”
Saya (Hasan bin Farhan al Maliky) berkata: Jadi Abu Hatim mengetahui bahwa beliau adalah sabahat Badri, tetapi kendati demikian ia mengatakan tidak mengetahui keadilannya!!
(6). Abu Sufyan bin al Harits bin Qais (saudaranya Nabtal) al Ausi.
Seorang sahabat Badri. Namun mereka menuduhnya sebagai MUNAFIK!
Ini beberapa contoh dari kalangan sahabat Badriyyun (yang ikut serta berperang di perang Badar)… Sebagin dari mereka dituduh munafik! Sebagian lainnya divonis dha’if dan yang lainnya lagi dianggap mahjul!!
Jadi para sahabat yang terzalimi ini adalah terzalimi dalam jeruji besi konsep Salafy dan Ahli Hadis.
.
Selanjutnya silahkan baca dalam risalah kecil Syekh Hasan bin Farhan Al Maliky dalam soal ini disini Pdf:
صحابة بدريون ولكنهم منافقون…. هكذا يقول السلفيون
Klik Disisni: https://abusalafy.files.wordpress.com/2014/07/sahabat-ahli-badar-tapi-munafik-kata-salafiyun.pdf
Filed under: Akidah, Bani Umayah, Hasan Farhan Al Maliky, Kajian Hadis, Kenaifan Kaum Wahhabi, Manhaj, Membantah Ust. Firanda, Nawashib |
Waduh agak berat jg ni artikelnya, untuk menverifikasi butuh maktabah syamilah. Tapi secara umum, ini kritik di tubuh disiplin keilmuan ala Ahlus Sunnah wal Jamaah, bukan untuk salafy sj, bahwa disana ada yg tidak beres akibat terserapnya tsaqafah umawiyah di buku2 mereka. Benarkah demikian?. Ini yg harus dibuktikan. Brangkali yg mau nyusun disertasi, bolehlah ini jadi bahan penelitian. Sementara di sisi lain…… Syiah berjaya dgn bangga bahwa sedari awal sdh anti umawy. Sementara yg mengaku2 sunni masih sj nuding2 sesat.. sesat….anak mut’ah2……
Disini sj tanggapan untuk mas @abdel, sy tak menolak syajaroh mal’unah dgn tafsir sbgmana yg anda sampaikan. Justru ketika ditafsiri dgn pohon Zaqum ini kita patut bertanya2 “adakah campur tangangan tsaqafah umawiyah disini, untuk mengelak dari tuduhan kepada Bani Umayah?. Apakah tafsir syajarah mal’unah dibelokkan sbgmana hadits Amar, bahwa yg membunuhnya adalah yg mengajaknya ikut berperang (menurut logika gila ala bani Umayah jg), atau jg senasib dgn kata maula dlm hadits Ghodir dgn diartikan kekasih bukan pemimpin?. Ini yg patut jadi renungan. Bahwa untuk mencapai derajat cinta kepada Ahlul Bait bukan sesuatu yg mudah di kalangan sunni krn ini menyangkut faham dan disiplin keilmuan yg meliputinya. Belum lg masalah kaidah “sukut anma syajaro baina shahabah” yg telah melebar kemana2, hingga dijadikan alat untuk tetap menyanjung orang yg sanngat ngik tengik permusuhannya kpd Imam Ali kwj, yg telah menetapkan “syariat” laknat kepada beliau di mimbar2. Hijab itu sangat pekat kawan….dinding itu mata kokoh teman…. bhawa kita selama ini telah menjadi korban keji tsaqafah umawiyah yg ajarannya diselip2 kan di otak kita sehingga tanpa sadar kenashibiyan secara samar menjelma dalam “mimpi” kita…dgn lantang memberi embel2 RADLIYALLAHU ‘ANHU pd orang yg sok cinta Rasul, dgn minta rambut mulia Beliau, untuk ethok2 tabaruukan menjelang kematiannya, padahal sebelumnya menyebut namanya sj dgn tanpa hormat , Ibnu Kabsyah!!!!.
(catatan hati seorang “sunni” yg anti nashibi/CHaSAn), salam 2 jari
Hebat juga ya bani umayah itu… Buktinya sekarang tidak hanya Salafi alias wahabi yang rusak keyakinannya tapi juga tidak sedikit lho kalangan sunniyun yang juga miring keyakinannyattg sahabat seperti salafi wahabi!!!
Ini bukti kebrhasilan mreka, bukan?!?!?!
Shohih akhi.
Benar sekali akhi. Bani umayyah memang sukse dalam merusak sendi sendi islam…
Buktinya wahabi salafi nashibi takfiri begitu marak berkembang…
Naudzu billah min dzalik
orang munafik akan selalu ada dalam agama besar dunia kapanpun juga, seperti juga orang jujur ada dalam setiap agama di dunia ini. Bahkan orang munafik bisa ditemukan dalam lingkaran sahabat para nabi seperti orang munafik dalam lingkaran sahabat Nabi Isa, a.s dan juga Nabi Muhammad saww, tidak heran dalam Al quran dan hadis kita diingatkan untuk berhati-hati menghadapi orang tipe seperti itu. Saya mah gampang tertipu, ditambah pemahaman agama saya yang cuma gitu-gitu saja saya gampang sekali terposona melihat kecanggihan omongan dan juga jargon-jargon yang seolah-olah bisa kasih tiket pass ke surga. Tapi setelah saya mengenal web ini saya menjadi tidak mudah menerima atau menelan mentah-mentah. Terima kasih ustad
pembelaan salafi (wahabi) terhadap sahabat apakah benar2 murni dilandasi oleh kecintaan mereka yg tulus kpd sahabat atau karena kebencian salafi (wahabi) terhadap syiah?? hal ini yg harus menjadi pertanyaan
@abusalafy:
Bisakah ditambahkan referensi2 kitab rujukan dari 6 nama Shahabat di atas, yg membuktikan bhw mereka tercatat sbg Shahabat Nabi SAW dlm perang Badr, lalu diperlihatkan juga di kitab manakah kaum salafi-wahabi menuduh mereka tsb sbg munafiq [terutama no. 1 & 6]?