Tanggapan Atas Ustadz Firanda dalam buku “Ketinggian Allah Di Atas Makhluk-Nya” (5)

Membongkar Kepalsuan Akidah Salafi Wahhâbi Tentang Ketinggian Fisikal Allah SWT Di Atas Makhluk-Nya

Selain keterangan para ulama besar Ahlusunnah dalam artikel sebelumnya, coba Anda perhatikan keterangan-keterangan para ulama di bawah ini, sebagai bukti lanjutan kepalsuan klaim lugu (baca: dungu) Ustadz Firanda bahwa akidah konyol ala Salafi Wahhâbi adalah akidah Islam yang telah disepakati ulama Ahlusunnah wal Jamâ’ah.

Keterangan Imam Abu Abdillah al Abi al Maliki

Dalam syarahnya atas kitab Shahih Muslim ketika beliau menerangkan hadis Nuzûl, beliau berkata:

والمجسمة القائلون بالجهة يمرون ذلك على ظاهره ، ويحتجون به لمذهبهم ، ويثبتون لله تعالى جهة فوق ، وهو فوق العرش ، ويجعلون النزول حقيقة ، حتى أنّ بعض غلاتهم نزل من إدراج كرسيه وقال : هكذا تمشى للنزول المذكور في الحديث ، تعالى الله عن ذلك لاستحالة الحركة في النقلة عليه سبحانه وتعالى ، ثم الأظهر من قول أهل الحق التأويل ، وهو اختيار الإمام

“Dan kaum Mujassimah yang berkeyakinan bahwa Allah berada di sebuah lokasi memaknai hadis ini secara leterlek, dengannya mereka membela mazhab mereka dan mereka menetapkan bagi Allah sisi atas yaitu di atas Arsy. Mereka memaknai nuzûl/turun sebagai apa adanya, sampai-sampai sebagian Ekstrimis mereka (memperagakan) turun dari tangga kursi dan berkata, ‘Demikianlah turun Allah yang dimaksud dalam hadis ini. Maha suci Allah dari hal tersebut karena mustahil bagi Allah SWT “GERAK dalam keberpindahan”. Kemudian yang nyata dari pendapat/sikap Ahlil haq adalah menakwil (hadis-hadis nuzûl dan yang semisalnya_pen). Dan pendapat ini adalah yang dipilih oleh Sang Imam (al Asy’ari).”

Lalu setelahnya beliau berhujah dengan menyebut keterangan berharga Imamul Haramain al Juwaini dalam kitab al Irsyâd-nya.[1]

.

Abu Salafy:

Inilah akidah Ahlusunnah tentang Ketidak-butuhan Allah kepada tempat apapun namanya dan di manapun dia. Dan dalam menyajikan akidah suci ini para ulama telah memaparkan berbagai bukti aqliah dan sejalan dengan kesucian Tauhid Al Qur’an dan jauh dari khurafat Ahli Kitab yang bekerja siang malam untuk menyusupkan akidah sesatnya di tengah-tengah umat melalui para pendeta yang berpura-pura memeluk Islam… dan akhirnya sebagian dari umat Islam, karena kurangnya akal sehat, mereka tertipu dengannya dan mempercayainya sebagai akidah Tauhid yang di ajarkan Islam… mereka menelan mentah-mentah hadis/riwayat dan kemudian memaknainya dengan mengandalkan akal-akal yeng telah dicemari oleh syubhat-syubhat Ahli Kitab yang merusak!

Setelahnya, Anda saya ajak menyimak keterangan Imam al Baihaqi di bawah ini.

Keterangan Imam al Hâfidz Abu Bakar al Baihaqi

Dalam kitab al Asmâ’ wa at Tauhîd-nya, Imam al Baihaqi berkata:

وفيما كتب إليّ الأستاذ أبو منصور بن أبي أيوب : أنّ كثيراً من أصحابنا ذهبوا إلى أنّ الاستواء هو القهر والغلبة ، ومعناه أنّ الرحمن غلب العرش وقهره ، وفائدته الإخبار عن قهره مملوكاته ، وأنها لم تقهره ، وإنما خص العرش بالذكر ، لأنه أعظم المملوكات ، فنبه بالأعلى على الأدنى

 والإستواء بمعنى القهر والغلبة شائع في اللغة ، كما يُقال استوى فلان على الناحية إذا غلب أهلها ، وقال الشاعر في بشر بن مروان:

قد استوى بشر على العراق من غير سيف ودم مهراق

 يريد أنه غلب أهله من غير محاربة ….

“Dan pada apa yang ditulis al Ustâdz Abu Manshûr bin Abi Ayyûb: Bahwa sesungguhnya banyak di antara para ulama kami berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Istiwâ’ adalah al Qahru wa al Ghalabah/menguasai dan menaklukan. Dan maknanya adalah: Allah Dzat Yang Maha Rahmân telah menaklukkan dan mengalahkan Asry. Faidah dari ungkapan ini adalah pemberitauan bahwa Allah telah menguasai seluruh makluk/milik-Nya dan mereka tidaklah sekali-kali mengalahkan-Nya. Di sebutnya Arsy secara khusus karena dia adalah makhluk ciptaan-Nya yang paling agung. Dengan menyebutkan yang paling tinggi untuk menunjukkan makhluk yang lebih rendah darinya (pun pasti telah dikuasainya)

Beliau menambahkan: Dan penyebutan kata istiwâ’ dengan arti menguasai dan menaklukkan banyak ditemukan dalam penggunaan, seperti contoh:

استوى فلان على الناحية

Si polan telah beristiwâ atas penjuru/daerah tertentu. Artinya ia telah menaklukkannya.

Seorang pujangga Arab bersyair tentang Busyri bin Marwân:

قد استوى بشر على العراق من غير سيف ودم مهراق

Ia telah beristiwâ’ atas negeri Irak tanpa hunusan pedang dan darah tercucur

Maksudnya, ia telah menaklukkan negeri Irak tanpa peperangan.[2]

.

Abu Salafy:

Melalui keterangan yang beliau kutip dari Guru besar Abu Ayyûb yang membimbing pemaknaan yang benar secara bahasa dan berlaku dalam penggunaan orang-orang Arab yang fashih tentang makna kata istawâ.

Jadi menafsirkan ayat Istiwâ’ dengan makna menguasai dan menaklukkan bukanlah tafsir yang mengada-ngada dan tidak berbasis bahasa Arab yang kental! Tidak seperti anggapan kaum Mujassimah Musyabbihah dan para pengikut sekte Wahhâbi yang membebek kepada mereka bahwa kata istawâ hanya dapat diartikan duduk/bersemayam. Dan Allah bersemayam/duduk di atas Arsy-Nya! Maha Suci Allah dari pensifatan kaum jahil!

Keterangan Syihâbuddîn bin Jahbal al Kilâbi

Imam Tâjuddîn as Subki dalam kitab Thabaqât asy Syâfi’iyyah al Kubrâ-nya menyebutkan bahwa Ahmad bin Yahya bin Ismail al Halabi telah menulis sebuah buku khusus yang menafikan jihah bagi Allah. Beliau berkata, ‘Aku perhatikan buku karyanya tentang penafian jihah sebagai bantahan atas Ibnu Taimiyah, buku itu lumayan bagus.’[3]

.

Dan di antara yang beliau sebutkan dalam buku bantahan atas Ibnu Taimiyah itu adalah sebagai berikut:

.

فالذي دعا إلى تسطير هذه النبذة ما وقع في هذه المدة ، مما علقه بعضهم في إثبات الجهة ، واغتر بها من لم يرسخ له في التعليم قدم ، ولم يتعلق بأذيال المعرفة ، ولا كبحه لجام الفهم ، ولا استبصر بنور الحكمة ، فأحببت أنْ أذكر عقيدة أهل السنة والجماعة

“Yang mendorong ditulisnya buku kecil ini adalah apa yang terjadi dewasa ini yaitu apa yang ditorehkan oleh sebagian orang dalam menetapkan jihah/arah (bagi Dzat Allah SWT). Dan telah tertipu dengannya sebagian orang yang tidak kokoh pendirian akidahnya, tidak bergantung kepada tali pengetahuan dan tidak dikekang oleh kendati pemahaman yang lurus serta tidak berpetunjuk dengan cahaya hikmah. Maka saya ingin menyebutkan akidah Ahlusunnah wal Jamâ’ah tentangnya… (Lalu setelahnya beliau memaparkan akidah Ahlusunnah dalam menafikan jihah bagi Allah SWT).[4]

.

Dan kemudian beliau berkata:

مذهب الحشوية في إثبات الجهة مذهب واه ساقط ، يظهر فساده من مجرد تصوره ، حتى قالت الأئمة : لولا اغترار العامة بهم لما صُرف إليهم عنان الفكر ، ولا قطَر القلم في الرد عليهم ، وهم فريقان ، فريق لا يتحـاشى في إظهـار الحشـو  وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ عَلَى شَيْءٍ أَلاَ إِنَّهُمْ هُمْ الْكَاذِبُونَ  ، وفريق يتستر بمذهب السلف لسحت يأكله أو حطام يأخذه أو هوى يجمع عليه الطُغام الجهلة ، والرعاع السفلة ، لعلمه أنّ إبليس ليس له دأب إلا خذلان أمة محمد صلى الله عليه (وآله) وسلم ، ولذلك لا يجمع قلـوب العـامـة إلا على بــدعـة وضـلالـة ، يهـدم بهـا الـدين ، ويُفسـد بها اليقين

“Mazhab Hasyawiyah dalam masalah menetapkan arah/lokasi (bagi Allah) adalah mazhab/pendapat yang rapuh dan gugur. Kerusakannya tanpak dari sekedar membayangkannya saja. Sampai-sampai para imam berkata, ‘Andai bukan karena ketertipuan kaum awam kepada mereka pastilah kendali pikiran tidak perlu diarahkan untuk menggubris mereka, dan tidaklah pena mengalirkan tintanya untuk membantah mereka. Mereka ada dua kelompok; satu kelompok yang tidak segan-segan menampakkan akidah ngawurnya, “… dan mereka menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan memperoleh suatu (manfaat) . Ketahuilah, bahwa sesungguhnya merekalah orang- orang pendusta.” Dan satu kelompok lain bersembunyi di balik Mazhab Salaf, demi harta haram yang akan mereka makan atau harta dunia yang mereka ambil atau hawa nafsu yang dengannya mereka menyatukan kaum preman yang jahil dan orang-orang rendahan, karena kelompok ini tau bahwa Iblis tidak punya cita-cita kecuali menyesatkan umat Muhammad saw., karenanya ia tidak menyatukan hati-hati kaum awam kecuali di atas bid’ah dan kesesatan dengannya agama dihancurkan dan keyakinan dirusak….

.

Kemudian ia menambahkan ketika membantah Ibnu Taimiyah yang tidak henti-hentinya mensifatinya sebagai si Mujassim:

.

 من قال إنّ الله في جهة العلو ؟ وأنّ الإشارة الحسية إليه جائزة ؟ فإنْ قال هذه طريقة السلف وطريقة الصحابة قلنا : من أين لك هذا ؟ ثم لا تأمن من كل مبتدع أنْ يدعي ذلك .

Siapa berkata bahwa Allah itu belokasi di sisi atas? Dan bahwa isyarat/menunjuk Allah secara fisikal itu boleh dilakukan?

Jika ia berkata, ‘Inilah jalan/pendapat Salaf dan para sahabat.’ Maka kami akan katakan (dalam membantahnya), ‘Dari mana mungkin kamu membuktikan klaim itu?!’ selain itu, kamu tidak merasa aman dari setiap pembid’ah juga akan mengklaim hal yang sama.[5]

.

Imam as Subki menegaskan bahwa akidah sesat mereka itu sebenarnya diambil dari murid-murid kaum Yahudi, kaum Musyrik dan penganut agama Shabiah. Dan di kalangan umat Islam yang pertama memunculkan akidah sesat ini adalah Ja’d bin Dirham dan darinya diambil oleh Hajm bin Shofwân dan mensohorkannya sehingga akidah ini diidentikkan dengannya.

.

Imam as Subki juga menambahkan dalam bantahannya atas Ibnu Taimiyah:

ونقل عن ابن خزيمة أنّ من لم يقبل أنّ الله فوق سماواته ، بائن من خلقه وجب أنْ يُستتاب ، فإنْ تاب وإلا ضربت عنقه ، ثم أُلقي على مزبلة لئلا يتأذى به أهل القبلة وأهل الذمة ، فيقال له : الجواب عن مثل هذا قد تقدم ، على أنّ ابن خزيمة قد علم الخاص والعام حديثه في العقائد ، والكتاب الذي صنفه في التوحيد ، ورد الأئمة عليـه أكثر من أنْ يُذكـر ، وقولهـم فيـه فيما قاله هو في غيره معروف .

“Dia menukil dari Ibnu Khuzaimah ucapannya, “Sesiapa yang tidak menerima bahwa Allah berlokasi di atas laingit-langit-Nya, terpisah dari ciptaan-Nya maka wajib untuk diminta bertaubat, jika ia bertaubat maka selesailah urusannya, tapi jika tidak maka wajib dipenggal kepalanya lalu dilempar ke tempat sampah agar umat Islam dan Ahli Dzimmah tidak terganggu. Maka jawaban atasnya dan yang semisalnya adalah telah lewat. Selain itu, Ibnu Khuzaimah telah diketahui baik oleh kaum khusus/ulama maupun oleh kaum awam bagiamana penyimpangannya dalam akidah. Kitab karyanya tentang tauhid dan bantahan ulama agung terhadapnya telah banyak untuk perlu diuraikan di sini dan pendapat para imam terhadapnya dalam apa-apa yang ia ucapkan dalam selain kitab itu juga sudah ma’ruf.[6]

.

Beliau melanjutkan:

وحكى عن عبد القادر الجيلي أنه قال : الله بجهة العلو مستو على عرشه ، فليـت شعـري !! لـم احتـج بكـلامه وتـرك جعفر الصادق (ع) والشبلي والجنيد وذي النون المصري وجعفر بن نصير وأضرابهم رضي الله عنهم ؟؟!! ،

“Dia menukil dari Abdul Qadir al Jîli (al Jîlâni) bahwa ia berkata, ‘Allah berada di sisi/lokasi atas bersemayam di atas Arsy-Nya.’ Duhai alangkah anehnya orang itu (Ibnu Taimiyah), bagaimana ia berhujjah dengan ucapannya (Abdul Qadir al Jîlâni) sementara itu ia meninggalkan Ja’far ash Shadiq as., asy Syibli, Junaid, Dzun Nûn al Mishri, Ja’far bin Nushair dan para tokoh semisal mereka semoga Allah meridhai mereka.?!

.

Dan akhirnya beliau menegaskan:

وكلمات علماء السنة الذين لم يقبلوا كلام الحنابلة في العلو كثيرة جداً ، ولازم كلام بعض الحنابلة الذي حكم بكفر هؤلاء وممن صرح بذلك من وصفوه بإمام الأئمة محمد بن إسحاق بن خزيمة أنْ يحكم بكفر علماء السنة الذين أنكروا القول بالعلو كالحافظ ابـن حجر العسقلاني وأضرابه .

“Dan perkataan para ulama Ahlusunnnah yang menolak pendapat kaum Hanâbilah yang menetapkan sisi/arah atas (bagi lokasi Allah) sangatlah banyak sekali. Dan konsekuensi ucapan sebagian ulama Hanâbilah yang menvonis KAFIR mereka, dan di antara yang berterang-terangan dalam mengkafirkan atas dasar akidah di atas adalah orang yang mereka sifati dengan Imamnya para imam; Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah… konsekuensi darinya adalah KAFIRNYA para ulama Ahlusunnah yang menolak akidah keberadaan Allah di sisi atas, seperti al Hafidz Ibnu Hajar al Asqallâni dan yang semisalnya.[7]

.

Catatan Penting!

Apa yang dinukil atas nama Ibnu Khuzaimah seperti di atas dan juga yang pernah saya sebutkan dalam salah satu artikel sebelumnya adalah penukilan/penisbatan yang tidak shahih. Tetapi para ulama Ahlusunnah ketika menukil ucapan itu bisa jadi karena kaum Mujassimah membenarkannya, maka konsekuensi darinya adalah seperti di atas, pengafiran para ulama Ahlusunnah! Insya Allah pada bagian lain dari tanggapan saya atas Ustadz Firanda  akan saya buktikan kepalsuan penukilan atas nama Ibnu Khuzaimah itu. Nantikan!

.

Abu Salafy:

Dan keterangan tiga ulama besar Ahlusunnah di atas akan semakin menambah panjang daftar bukti kenaifan klaim Ustadz Firanda bahwa Akidah Keberadaan Allah di atas Arsy atau Kertinggian fisikan Allah di atas makhluk-Nya adalah akidah yang telah diijma’kan para ulama Islam!

Sebab keterangan para ulama di atas benar-benar telah memporak-porandakan klaim ijma’ Ustadz Firanda tersebut dan menjadikannya bak secuil kapas yang dihempas aingin topan kencang.

Dan dengan menyebut keterangan tiga ulama Ahlusunnah di atas saya akhiri sajian pembuktian saya atas kepalsuan klaim Ustadz Firanda dan kaum Salafi Wahhâbi lainnya.

(Bersambung inya Allah)


[1] Ikmâl Ikmâl al Mu’allim,2/385. Cet. Dâr al Kotob al Ilmiah. Beirut.

[2] Asmâ’ wa ash Shifât:519. Cet Dâr al Kotob al Ilmiah. Beirut.

[3] Thabaqât asy Syâfi’iyah,9/35/1302. Cet. Dâr Ihyâ’ al Kotob al ‘Arabiyah. Kairo. Thn. 1974 M.

[4] Ibid.

[5] Ibid.9/69.

[6] Ibid.77.

53 Tanggapan

  1. Alhamduliullah, puja puji hanya milik Allah…
    terima kasih pak ustadz abu…. terus terang saja sudah lama saya menunggu lanjutan kritik pak ustadz atas akidah mujassimin yang ngawur itu… matur nuwun sanget atas pencerahanipun romo abu salafy

  2. ane mengikuti tulisan2 antum….syukron

  3. Pak Abu, lanjut terus kritisi terus mazhab wahabi pengacau Islam, penelor radikalisme dan perselisihan faham-faham Islam.

    kami ummat Islam sangat sakit hati dengan tuduhan wahabi bahwa kami yang bukan wahabi adalah ahlil bid’ah dan orang musyrik. semoga laknatullah tertimpa kepada siapa saja yg menuduh orang Islam dengan tuduhan musyrik penyembah kuburan. kami memang ziarah kubur dan suka ziarah kubur, tapi kami tidak pernah sedetikpun menyembah kuburan.

    Allahu Rabbi La usyriku bihi syaian. Allahu Wahidun Ahad lamyalid walam yulad walam yakun Lahu kufuwan Ahad.

    Berhentilah wahai Wahabi dari mencaci maki sesama muslim, jangan monopoli kebenaran. jangan buruk sangka kepada sesama muslim

  4. Ya, Firanda itu rasa2nya agak nggak pula malu dan juga nggak punya nyali…. tulisannya ditantah habis di sini tapi amsih PD aja nyebarin yg basi2.
    MasyaAllah penyakit apa ya yg menjangkitinya kok sampai se ndableq itu?

    • ah ukhti hasanah sok tau…. jangan terlalu membela berlebihan.. emang ente tau kalo yang ente ikuti itu bener..

  5. Seri 1 smp 5 surah lebih dari cukup untuk membuktikan kesalahan fatal firanda dan faham wahabinya tentang akidah Allah bertempat di atas langit, baik ia di sebut ruang atau arah atau apapun sebutannya… yang pasti Abusalafy disini telah menjalankn kawajibannya untuk membongkar kesalahan anggapan bhwa TELAH DIJIMAKKANNYA AKIDAH KEITINGGIAN ALLAH DI ATAS MAKHULKNYA!!
    Syukran wa jazakallahu khiaran ya abu salafy.
    Kami selalu menunggu kajian dari Ustadz.
    Doakan kami dapat sabar memberi bimbingan kepada teman-teman yang agak sedikit bingun menghadapi syubhat-syubhat wahabiyyin. Dan juga mohon ijin mengcopas beberapa tulisan Ustadz untuk bahan kajian.
    MUNIR BUSHRA
    PEKALONGAN

  6. @Abu Salafy
    assalamu ‘alaikum wr.wb.
    Ada hal yg musykil bagi sy ni. Sehingga sy perlu tanya dalam forum ini :
    1. Apakah salafy dalam berakidah ikut akidah imam Ahmad bin Hambal r.a.?.
    2. bagaimana pula dengan akidah beliau ?. Mohon disertai maraji’,nya.
    terima kasih sebelumnya.

    Abu salafy mrnjawab:
    Wahhabi Salafi adalah pengikut Bin Abdul Wahhab yang pada gilirannya adalah pengikutI Ibnu Taimiyyah. Nama Ahmad bin Hanbal sering mereka bawa-bawa padahal mereka bnyak enyimpang darinya!
    Sementara sekian

    • @Abu Salafy
      Dalam artikel dulu ust menyebut hambaliyah sebagai pendahulu salafy wahaby. Maksud sy apa salafy wahabi ini sebenarnya bermadzhab hambali?. Apakah seorang hambali bisa disebut salafy?. Atau salafy memang golongan lain dari terminologi hambali?. Sy pernah sedikit baca – baca buku Manhajiyah Ammah Fil Aqidah wal al-Fiqh wa as-Suluk wal I’lam bi ‘anna al-Asya’ariyah wal Matuturidiyah Min ahlis Sunnah. Pengarangnya mengaku sebagai ahli hadits dalam aqidah bukan seorang asy’ary/amaturidy. Namun demikian penulis tidak bersikap sinis kapada paham asy’ary, justru mengakui para pakar agama dan pemimpin umat Islam mayoritas asy’ariyun. Tidak anti madzhab fiqh bahkan fiqh adalah tsamrotul hadits dan tidak anti tasawuf. Kira – kira judul buku dapat menjelaskan bagaimana pendirian penulisnya. Bahkan isu syirik seperti tawassul dibahas antara yg pro dan kontra dengan banyak mengetengahkan hujjah bolehnya tawassul dari kalangan salaf padahal dia sendiri seorang hambaly. Jadi arah komen sy : andai”salafy” mau sedikit moderat dengan kenyataan sejarah umat Islam dalam segala lini keilmuan keislaman, niscaya ittihadul ummah dapat tercapai. Jadi semua perbedaan dalam isu – isu keagamaan bisa didialogkan. Dalam hubungannya dengan firqh/madzhab di luar sunnah pun masih ada pintu terbuka untuk dialog dgn entri pointnya kalimat syahadat. Sangat tidak strategis mebesar besarkan perbedaan di saat umat islam membutuhkan barang langka yang bernama persatuan. Ketika bom terus meledak di Afghan, Irak, Suriah, Somalia, pakistan dan negeri kaum muslim lainnya, siapa pelaku dan korban dr peristiwa itu?. Ironisnya bom yg meledak di dasari dgn dalil pula.
      Artikel ust Abu seperti di atas seprtinya banyak komentator baru. Mereka sepertinya lebih suka artikel yg sejuk dan ilmiyah daripada tema yang mengungkit – ungkit masa lalu yg komentnya ada unsur cerita porno dan analisis medis yang tidak sehat. Harapan sy ikhwan salafy mau masuk lg ikut berkomentar dgn hujjah yg tentu akan ditanggapi dgn hujjah lain. sehingga dialognya jadi enak disimak dan perlu. wassalam.

  7. Sebuah keyakinan itu benar atau salahnya bergantung sejauh mana ia berbasis kepada Al Quran dan Sunnah! Dari sini saya melihat bahwa akodah yang diusung ustadz abu Salafy hafidhahullah adalah lebih nyata kedekatannya dengan nash-nash Al quran dan ruh umum konsep Tauhid Islami yang jauh dari kesesaan Yahudi dan Nashrani serta ajaran kemusyrikan!
    Jazakumullah khairan Ustadz, semoga Allah menguatkan antum dalam perjuangan ini. Amiin.
    Kami semua dibelakang gerbong antum!

  8. Maaf uastadz, beberapa hari saya absen, maklum sibuk mengikuti peringatan Maulid Kangjeng Nabi saw. Tapi saya ikuti kok artikel antum, hanya saja saya tidak sempet tulis komntar disamping tidak banyak yng perlu dikomentari, sbb selain tulisan antum sudah sangat jelas, juga komentar yg ada jugadatar-datar aja.
    Syukran, kami tunggu edisi terbaru pencerahan ustadz.

    • @santri lirboyo
      Koment menurut sy bagusnya yg datar dan dlm koridor etika mas. Tak ada caci maki dan tetap sopan. Kita berharap ikhwan salafy mau ikut nimbrung koment dgn maraji’ yg jelas. Jadi kitab dibantah dgn kitab atau blog di bantah dgn blog atau adu pemahaman tentang isi kitab, serta adu analisis shihhtaul hadits.Kita yg nyimak jadi mudeng dan melek dalil. Daripada koment caci maki, kita jadi tak ngeh dan salafi pun tak koment2 lg. Betul tak kang santri lirboyo?.

  9. pak Abu yang dimuliakan Allah
    Tolong jangan tanggapi komentar yg keluar pembicaraan, warso letih membaca komen2x mrk yg banyak ga nyambungnya

    Abu Salafy:
    Terima kasih atas himbauannya. Akan saya perhatikan.

  10. Tuan Ustadz abu salafy itu ustadz berjiwa pengecut yg tidak berani menampilkan batang hidungnya dengan mengajak langsung berdialog ustadz firanda …. berani nya berkomentar di blog anda saja …. mental ustadz blog ….

    • @Abu Farros
      bagus mas klu mau dialog offair aja. Tapi diliput ya mas, dimana gitu di auaditorium UIN Syahid atau yg lain deh, Klu live juga boleh di TV Rodja. Sy yakin ramai deh mas yg mau nyimak. Tapi klu uts Abu Salafy tak mau, bagaimana klu sy usul dialog /debatnya dgn ust. M Idrus Romli (penyusun buku Pintar Berdebat Dengan Wahabi), Klu ada waktu rasanya ingin deh menjadi saksi debat tersebut. Tapi tetap jaga ketertiban dan tak anarkis. Tujuannya sambung persaudaraan sj, biar saling paham,taaruf gitu. jadi tak ada lg isu pembid’ahan, pemusyrikan kepada amaliah sebagian kaum muslimin. Seperti dialog Habib Hasan Assegaf (Syiria)degan syaikh salafy gitu, atau seperti dialog buya Yahya dengan ust. Salim Bajerei di TV Cirebon (tuh arsip videonya masih ada di blog ini) bagaimana mas Abu Farros setuju..?.

    • Abu farros, kamu keliatan dungunya. Jangan banyak ruwet, bantah dan sanggah saja dalil-dalil di sini!

    • betul itu

  11. mantabn ustad wahaboy memang sesat dan menenyesatkan

  12. Subhanalloh, maha suci Alloh

  13. maaf yaa..ustadz abu salafi…setau saya ne..yg bisa sy tangkap dari ustad2 wahabi..maksudnya bukan istiwa diartikan dgn duduk..sbgmna tulisan anda diatas…tapi apa yg tertera dalam alqur’an mengenai istiwa/bersemayam diatas arsy…yaa kta terima sesuai dgn yg tertulis didalam alqur’an tanpa ditakwil,dihayalkan,disamakan,apa lagi yaa..maaf,pokokx berbeda dgn makhlukx…..menanyakan bgmana ALLah SWT istiwa,turun ke langit dunia,dll…itu dilarang…krna Allah swt maha gaib….afwaan

    Abusalafy:
    Salam akhi, saya hanya akan menanggapi tanggapan Anda dengan sedikit bertanya agar menjdi jelas, APA YANG ANDA MAKSUD DENGAN BERSEMAYAM.
    Apa dalil Anda menafsirkan kata ISTAWA dalam ayat trsebut dengan BERSEMAYAM?
    Dan terakhir apa maksud Anda dengan TANPA DITAKWIL?
    TERIMA KASIH?

    • Bersemayam itu dipahami, dan bagaimananya itu tidak diketahui, dan iman terhadapnya wajib dan soal tentang bagaimananya itu bid’ah. Itu seperti perkataan ulama dahulu.
      Bersemayam itu kan diketahui seperti apa. tapi bersemayamnya Allah tidak diketahui. Misalkan saya katakan “Saya punya hape” udah ngerti kan maksudnya hape apa, tapi bentuk, warna ga diketahui. Kenapa? karna saya ga ngasih tau. Begitu juga Istiwa, Allah memberi tahu bahwa Dia punya sifat istiwa tapi seperti apa istiwanya tidak diberi tahu.

      Istiwa dalam bahasa indonesia adalah bersemayam, ini terjemahan dan bukan takwil, dan bila ada terjemahan yang salah sebaiknya kembali kepada bahasa arab saja yang jelas. dan lihat pengertian istiwa di kamus arab.

      takwil itu maksudnya memalingkan arti dari arti dzahirnya.

      • Kang fathan, sepertinya pemahaman akidah ketuhanan kamu sedang bermasalah. Sebab jika kamu katakan bersemayamnya Allah itu merurut kamu punya kaif/gaya/bentuk/model, hanya saja kaif-nya itu tidak diketahui, itu artinya kamu sedang meyakini TAJSIM, hanya saja kamu tidak menyadarinya atau tidak “engah” terhadapnya! Sebab menetapka kaif bagi Allah itu adalah inti kesalahan pemahaman akidah kalian!

        Adapun ucapan Imam Malik yang kamu kutip, saran saya, coba kamu teliti kembali. Sebab itu nukilan tidak shahih! Yang shahih adalah: al kaif ghairu ma’qul!

    • @orang awam dan fathan

      “Dan barang siapa yang buta di dunia ini, nescaya di akhirat ia akan buta dan lebih sesat dari jalan.” (Qs. Al-Isra :72)

      Bagaimana anda membaca ayat diatas tanpa menafsirkan?

      Ya sudahlah. Alhamdulillah. Marilah kita ikuti metode wahhabi spt @orang_awam Dan @fathan dimana kita tdk boleh menakwil dan kita katakan berdasar qs Al-isra 72 maka Bin Baz, Muhammad bin Abdul wahhab Dan keturuanannya yg kebanyakan buta itu sbg manusia yg buta pula diakhirat.

      Alhamdulillah. Alquran telah membuka kedok ulama2 wahhabi yg kebanyakan mukanya jelek2 dan buta pula sbg manusia2 yg buta pula di akhirat..

    • Mas salafy, apa sama tafsir dan takwil?
      saya tidak meniadakan takwil apalagi tafsir.
      Dan ayat ini tidak menunjukkan buta mata. tapi jelas buta hatinya. ini bukan takwil, memang dzahir nya seperti itu. Yang berfikir bahwa ayat ini menunjukan bagi orang yang buta mata akan buta pula diakhirat maka ia telah meyakini Allah tidak adil. dan ini jelas sekali.

      Coba jelaskan kepada saya apa itu takwil dan apa itu tafsir?

    • Yang dimasud bersemayam ya bersemayam tetapi bagaimana bersemayamnya Allah itu yang tidak boleh dicari cari, karena tidak ada keterangan dari Allah dan Rasul Nya, kalau kita artikan “menguasai” dapat saja ana artikan ber Arti Allah sebelumnya tidak menguasai dan kalau menaklukkan juga berArti sebelumnya belum ditaklukan (bebas)

  14. Buat orang awam….. bener tuh katanya abusalafy jadi jawab saja pertanyaan ustadz abu.
    Sebenarnya kalau saya amati kamu sudah terjatuh dalam “lembah takwil” ketika kamu menerjemahkan kata istiwa’ dengan bersemayam di atas arsy!
    Memangnya Allah berkata beristiwa’ itu terjemahan bahasa Indonesianya adalah bersemayam? Mana buktinya?
    Lagipula apa sih bedanya antara dudk dengan bersemayam? Apa kamu bisa jelaskan di sini, biar kita yakin kamu itu bukan seorang mujasimah.
    Aku tunggu diskusi kamu di sini. Sukran

  15. maaf buat abu salafy dan lala’,maksud dan jawabanx sudah dijelaskan oleh fathan abdullah diatas,,,,

  16. Fatan dan Abu Farros. kalau kamu memang punya ilmu ya diskusi saja disini. kok nyuruh2 Abu Salafy menampakkan didiri atau tampil di TV punya kamu segala macam.

    disini ada diskusi. ya diskusi disini. yg ahli-ahli dari TV mu kalau memang ahli suruh tampil tulisannya disini, jangan ngomong doang. TV punya mu begitu kamu dibantah hak bicara abu Salafy kamu hentikan dan kamu akan menyanyi sesukamu untuk menjelek-jelekkan Abu Salafy

    kalau kamu dan golonganmu pintar dan punya ilmu tantang Abu Salafy disini untuk membantah argumen2 Abu Salafy. jangan minta yg bukan-bukan.

    kepada ustad Abu Salafy. jangan tanggapi pembicaraan yg keluar jalur apalagi yg ga nyambung apalagi yg emosi.

  17. Alhamdulilah, semakin tercerahkan…terimakasih ustadz abu salafy,.. semoga Allah selalu memberi kita semua taufik dan hidayahnya,.. sehingga kebenaran akan nampak dan kebatilanpun akan nampak.

    • Bahloool ente! Apanya yang mencerahkan! Semuanya hanya kebodohan dan kesesatan dari aqidah tauhid murni yang dibawakan Al Quran dan dijmakkan para shohabah dan tabi’un!
      Lhah abusalafy al majhuul ini aqidahnya dari mana? Jahmiyah! Rafidhoh majusi!

      • bener-bener kelakuan wahabi mah kayak ente najib! argumennya mana? bisanya maki-maki doang…….kelihatan deh bahloolnya ante….!

  18. Tak ada yang dapat membantah kebenaran yang datang dari Allah dan Rasul-Nya, yg merasa tersudut mereka akan ambil sikap dengan berkata, biarkan mereka begitu dan kita begini, dakwah harus terus di gaungkan meskipun dalam hati kecil mengatakan mereka tidak dapat membantah fakta dan kenyataan, tetapi sudah terlanjur maka iblis menyerukan perang melawan ahlusunah… begitulah sampai kiamat datang, semoga Allah menjadi penolong kita dan Rasullullah memberi safaatnya kepada kita dan keluarga amin….!

  19. Maaf Pak Abusalafy, saya mau tanya, apakah ALLAH Yang Maha Mulia ada berfirman didalam Al-Qur’an yang firman-NYA: “ALLAH ada tanpa bertempat”. Kalau ada didalam Al-Qur’an, surat apa dan ayatnya berapa ya Pak Abusalafy, mungkin saya belum pernah baca.

    Abusalafy:
    Apakah menurut Anda Allah itu bertempat?
    Tanpa menggunakan akal waras sulit rasanya manusia dapat mengenal Tuhannya!

    • Ustadz abu dzulfadhli itu jangan diurus. Orang oon jangan digubris

      • Terima kasih Pak Said Sungkar dan Pak Abusalafy, kalau saya ada salah2 kata saya minta maaf.
        Sungguh saya tetap beriman bahwa ALLAH Yang Maha Pengasih diatas ‘Arsy istawa.

        Abusalafy:
        Itu bagus. Memang Allah ‘alal arsyi istawa! Tapi yang perlu diluruskan pemahaman terhadapnya!

      • Al-Qur’an Surah ThaaHaa (20) ayat 2-3-4-5, ALLAH Yang Maha Tinggi berfirman: yang artinya:
        2. KAMI tidak menurunkan kepadamu Al-Qur’an supaya kamu menjadi celaka,
        3. melainkan sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada ALLAH),
        4. diturunkan dari yang telah menciptakan bumi dan langit yang tinggi,
        5. (Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah diatas ‘Arsy istawa.

  20. semoga Alloh selalu menolong orang yang membela agamaNya
    sepertimu ya ustadz abu salafy…pertolongan yang cepat disaat engkau menharapkanNya

    • Saudara kita si dzulfadhli itu sepertinya tidak mengerti bagaimana cara beristidlal/menyimpulkan dari dalil… dia hanya bisanya hanya menyebutkan dalil/ayat yang pada dasarnya tidak mengena dengan. Yang ia maukan!!! Jadi ya sia-sia!! Ayat Al Qur’an yang dia sebutkan benar, shadaqallahul adziim!! Tapi pemahamannya itu yang tidak mengena, melenceng alias ngawur!!!
      Lagian para ulama ASWAJA sudah menjelaskan sejelas-jelasnya maksud ayat-ayat seperti itu… ia sama sekali tidak menunjukkan bahwa Allah itu secara DZATAN BERADA DI ATAS MAKHLUKNYA!!

      • Allah Ta’ala berfirman: Sesungguhnya Kami menurunkannya Al Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. (QS. Yusuf ayat 2)

        Allah Ta’ala berfirman: Sesungguhnya Kami menjadikan Al Qur’an dalam bahasa Arab agar kamu mengerti. (QS. Az-Zukhruf ayat 3)

        Allah Ta’ala berfirman: Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui. (QS. Fushilat ayat 3)

        Allah Ta’ala berfirman: Alif Laam Raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (QS. Huud ayat 1)

    • @dzulfadhli
      Pendalilan kamu itu mencerminkan keawaman berpikir…. Maaf ya akhi…. kamu harus lebih mendalami penafsiran ayat-ayat yang kamu sebutkan itu…. jangan karena ada kata nuzul/turun langsung kMu identikkan bahwa Allah berada di posisi atas secara dzatan!! Itu menggelikan akhi!!!!!
      Coba dekh kamu mau merenungkan tafsiran yang lurus dari para ulama selain wahabi atau rujukan mereka seperti ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim dkk.

  21. Saya baru saja berkunjung ke webnya ustadz Firanda, tapi anehnya dia tidak berani menanggapi dan membantah dalil-dalil ustadz kita abusalafy -hafidzahullah min syarril wahhabiyyin al asyrar-…. jadi kalau di dunia maya saja sudah keyok apalagi di forum diskusi terbuka….pasti diedel-edel tuh si Firanda ustadznya para wahabi sampai KO!!!

    • Kalau dalil sudah di sampaikan tidak perlu lagi menanggapi karena masing masing punya pendapat, apalagi ada larangan berdebat kusir

  22. Saya jadi makin tidak mengerti melihat sobatku yang satu ini si dzul.
    Kalau cuma membawakan ayat2 Alquran tanpa dijelaskan makna dan kaitannya dgn tema yangbdia komentari ya jadinya ndak nyambung!!!!!!
    Apalagi kalau ayat yang dia sitir tidak mengena, makin ndak nyambung jadinya!!!!!
    Ayo dzul yg ilmiah dikit kenapa?!?!?!

    • Ayat ayat yang dibawakan menunjukkan Allah ada di Atas, di atas Arsy bukan tidak bertempat apa lagi dimana-mana,

  23. Jangan mudah mengatakan sesat kepada orang lain….yuk sama sama belajar mencari kebenaran….sing penting aja pada jotos2an ya….

  24. SUSAH menjelaskan sesuatu pada seorang yg mendewakan DIRI, GOLONGAN, ALIRAN nya ! percuma ,kenapa PERCUMA ? jawabnnya ada disurah YASIN :10.

    mreka bgaikan org yg melihat semut diseberang jalan, namun gajah didepan mata tdk terlihat

    JADI ARTIKEL2 DI BLOG INI ( yg sarat akan referensi DALIL & PENDAPAT PARA ULAMUL KIBAR berbagai kita2 karangan mereka) hnya AKAN MENGENA BAGI KITA SJA, TDK BAGI MEREKA! & BAGI ORNG2 YG MENGGUNAKAN AKAL SEHAT UNTK BEREIKIR & DALIL NASH SUCI & HADIS SHAHI SBGAI PIJAKN

  25. dah pada nonton rekaman idrus cs vs firanda

  26. Lho, Ustadz Firanda itu khan kandidat doktor Universitas Islam Madinah? masak seng dilawan?

    • Doktor di bidang apa itu Firanda?.
      Apa dia hapal Alquran 30 juz beserta tafsirnya?.berapa ribu hadist di hapal.kemampuan akal seseorang dapat terlihat dari kecerdasannya menghapal.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s