Tuhan Wahhabi Gemar Lari-lari Kecil
Ketika akidah tajsim telah menguasai pikiran seorang maka ia akan kehilangan kemampuan untuk memahami akidah Islam dengan benar… dan ia pasti akan terjebak dalam keyakinan-keyakinan penyimpangan yang sangat bertentangan dengan Kemaha Sucian Allah dari menyamai makhluk-Nya dan akidah tentang sifat Allah yang meniscayakan bersiafatnya Allah dengan sifat-sifat mustahil bagi-Nya.
karena akal sehat yang merupakan modal utama dalam berakidah telah dicampakkan.. dan hanya gemar menelan mentah-mentah riwayat betatpun ia palsu, maka mereka kehilangan kemampuan memilah mana yang jaiz bagi Allah dan mana yang mustahil bagi Dzat Allah!
Inilah kira-kira yang terjadi para saudara-saudara kita penganut Sekte Wahhabi yang sering menyembunyikan identitasnya dengan menggunakan nama Salafi!
Akidah mereka adalah tajsim/memposturisasi Allah… sehingga ketika ada riwaya yang mengatakan bahwa Allah berlari-lari kecil/harwalah, maka mereka pun menetapkannya sebagai sifat Allah. Maha Suci Allah dari pensifatan kaum jahil!
perhatikan apa yang dikatakan dalam kitab akidah andalan kaum Salafi Wahhabi di bawah ini… Jelas-jelas mereka menetapkan sifat harwalah bagi Allah SW.
Pada bagian yang kami beri warna merah akidah itu dapat Anda temukan!
Terjemah:
Adapun sifat: wajah, dua tangan, dua mata, jari jemari, maka telah tetap dalam nash-nash al Kitab dan as Sunnah yang shahihah dan Ahlusunnah wal Jama’ah mengatakannya dan menetapkannya bagi Allah SWT sesuai dengan makna yang pantas bagi-Nya SWT. demikian pula dengan sifat nuzul/turun dan LARI-LARI KECIL/HARWALAH, telah datang hadis-hadis shshihah dan Rasul saw. telah mengucapkannya dan menetapkannya untuk Tuhan-nya -Azza wa Jalla- dengan makna yang sesuai dengan Allah SWT!
Abu Salafy:
Setelah bukti di atas masihkan Anda maragukan bahwa kaum Salafi Wahhabi adalah mujassimah Musyabbihah! Adapun kata-kata yang biasa disebutkan setelah menetapkan sifat-sifat yang berkonotasi tajsim: “sesuai dengan makna yang pantas bagi-Nya SWT. tanpa menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya” maka adalah tidak berguana sedikit pun dalam menepis tuduhan tajsim… sebab setelah mereka menerjemahkan kalimat-kalimat dalam riwayat atau dalam ayat dengan terjemahan yang mereka sampaikan, seperti kata yadain diterjemahkan dengan dua tangan, harwalah denagn berlari-lari kecil, nuzul dengan turunnya Dzat Allah dan sifat-sifat lainnya, maka apa artinya mengatakan setelahnya bahwa kami menetapkan semua sifat itu bagi Dzat Allah tetapi dengan makna yang sesuai dengan Dzat Allah tanda menyerupakan-Nya dengan makhluk… Bukankah dengan menerjemahkan demikian mereka telah menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya?! Allah berlari-lari kecil hanya saja lari-lari kecil Allah tidak sama dengan lari-lari kecilnya makhluk-Nya.. Allah turun dari langit tapi tidak sama dengan turunnya makhluk-Nya… Bukankah turun itu itu meniscayakan adanya gerak dan pergeseran dari satu tempat ke tempat lain…. dan al harakah/gerak itu adalah ciri makhluk/benda!!
Inilah masalahnya. apabila akal dinon-aktifkan maka semua lelucon bisa jadi akidah andalan yang atas dasar akidah lelucon itu mereka mengkafirkan semua kaum Muslimin yang tidak mengimaninya!
Itulah Wahhabi Salafi!!! Semoga Allah menyelamatkan kita dari kesesatan akidah tentang-Nya. Amin
Filed under: Akidah, Akidah Tajsim & Tasybih, Fatwa Jenaka Wahabi, Kenaifan Kaum Wahhabi, Manhaj, Ulama Salafy-Wahabi Bicara |
abusalafy yg terhormat dan banyak dipuja, sudahkan anda bertabayun dengan pemilik web tersebut?terus terang saya belajar dan banyak yang disini yg masih belajar.syukron
@abu Salafy dan ikhwan pengunjung, Assalamu ‘alaikum wr.wb.
Ada beberapa point curhat :
a. Memang salafy tidak mengakui adanya takwil dalam menanggapi ayat atau hadits yang mengandung unsur mutasyabihat, jadi mereka tetap memaknai ayat – ayat mutasyabihat dengan makna dlohir. Konsekwensinya menunjukkan ada unsur tasybih di sini, karena pemahaman seperti itu akan menyeret pada penetapan susunan jawarih/tajsim bagi dzat Allah swt, dari rambut sampai ujung kaki sampai pinggang pun ada. Nah kalau kepala belum pernah sy baca, mungkin tak warid keterangannya. Tapi betul kata pak Abu, mereka akan bertameng dgn laisa kamitslihi syaiun. Dalam pemahaman salafy kamus bahasa belum lengkap. Misalnya kata “turun” diartikan pergerakan dari atas ke bawah atau perubahan dari nilai baik ke nilai kurang/tidak baik dan ini makna dhohir. Arti turun seperti ini tidak cukup alias perlu ditambah dengan makna turun yang lain, yaitu “turun sesuai dengan keagungan-Nya”, begitu seterusnya. Tapi apa ada kamus bahasa yang menerangkan ; Wajah sesaui keagungan-NYA, Tangan sesuai keagungan-NYA, Tertawa sesuai keagungan-NYA dst. Kalau ada kamus bahasa seperti itu tolong kasih tahu kamus apa namanya?.
b. Pemahaman makna dhohir dan menolak takwil, biasanya tidak konsisten, contoh …ada di langit,…ada di Arasy….tinggi di atas Arasy ,… turun ke langit dunia. Lalu bagaimana dgn surat As-Shaffat ayat 99, apa mau diartikan ……..di Palestina?. Jadi menurut saya, Salafy perlu otokritik thd pemahaman dhohirnya itu. Tak perlu berdalih menurut imam ini ..imam itu… krn sering terjadi satu orang ulama salaf dipakai pendapatnya oleh yg pro salafy dan yang kontra. Jadi di mana letak perbedaannyan?. Mungkin pembacanya yang salah paham dgn pemahaman ulama tsb atau pemahamannya tak utuh. Atau melihat pendapat salaf dengan kacamata buku- buku syeikh Ibnu Taimiyah. Kalau hasyawiyah itu apa pemahamannya dhohir dan anti takwil ya pak Abu..?
c. Persoalannya adalah salafy selalu menuding pihak yang tak sesuai dengan pemahamannya dalam manghadapi ayat – ayat mutasyabihat sebagai sesat. Asya’irah (pengikut pamahaman Abu Hasan al-asy’ary dlm akidah, ajaran ini yg diajarkan di pesantren2 di Indonesia warisan leluhur) sering disebut – sebut dlm kajian salafy sbg sesat karena mentakwil ayat. Tapi kawan – kawan tak usah gentar ulama yang berpegang pada paham ini tak terhitung banyaknya. Bahkan diantaranya sering jg jadi rujukan salafy seperti Imam Nawawy dan ibnu Hajar al-Asqolany. Kabarnya Bukhari juga mentakwil surat al-Qashas ayat 88 dgn mulkahu.
Coba deh adakan debat terbuka dalam masalah ini di TV Rodja sekalian live biar tak di edit. Sy rasa salafy akan kesulitan menanggapi pertanyaan bila tetap kekeh tak mau takwil, tak mau majaz. Wajjahtu wajhiya lilladzi fathara as-samawati wal-ardla… Tetap diartikan dhohir..??? wong sholat kita dhohirnya menghadap ka’bah. Ingat di antara syarat sah sholat adalah istiqbalul qiblat kan….?.
d. @abu salafy, memasang judulnya mohon jangan vulgar begitu donk. Karena Tuhan yg dimaksud salafy adalah Tuhan kita jg kan?. Perbedaannya kan hanya soal memahami ayat atau hadits sj dalam masalah ini. Semoga kesalahan pemahaman antara mereka dan kita kaum As’ary akan mendapat ampunan. Mereka menolak takwil sementara kita mengakuinya, setidaknya bagi yang hati2, mengambil jalan takwil ijmaly/tafwidl . Maksud sy kita tetap berhusnul adab dalam pemakaian kata, karena yg kita bicarakan adalah eksistensi-NYA. Misalnya judulnya : Kritik buat Salafi, Harwalah/Lari – lari kecil Sifat Allah?. Memang kadang judul biar mengundang penasaran dibuat aneh- aneh, tapi itu judul berita di koran biar laku. Sementara disini bicara ranah akidah ilmiyah yang perlu hati – hati.
Maaf tanggapan ini sy tulis krn ust. salafy selalu sj nyesat-nyesatkan alias tadllil pada paham ala madzhabi aI-imam Abu Hasan al-As’ary rah.a hanya karena mentakwil ayat dibilang muathilah lah, jahmi lah, melakukan tahrif dan tabdil lah. Sementara ahlussunah wal jamaah diklaim hanya milik mereka. Yg bukan salafy ehmm nol besar……..Coba buka deh buku al-Milal wa an-Nihal siapa sih ahlus sunnahi wal jama’ah itu?. Yang suka klaim – mengklaim semua juga tahu…….
‘Ala kulli hal, ada jg kajian salafy yg biasa sy ikuti untuk urusan yg umum (tak banyak sy kritisi) seperti zajrul ma’asi, fadlilah amal, taubat dll. Tapi untuk urusan akidah kita harus kritis terutama akidah tajsimnya dan dlm ibadah tak fokus pd satu madzhab, seperti mnyebut air sj sampai beberapa nama, air musakhon, air itu air ini dsb. Padahal dlm buku – buku fiqh Syafi’iy istilahnya diringkas manjadi 3 sj tentu praktis dan berdasar dalil : thohir mutahhir, thohir ghoiru muthahir, air mutanajjis. Baru2 ini ada kajian Sifat Sholat Nabi, tapi ustadznya tak menyebut anjing hitam dan wanita termasuk mubthilatus sholat. Tanya kenapa..? Ya betul jg sih, tidak semua pendapat syekhnya mesti diambil. Sy copykan satu bait syair al-Habib Abdullah bin Alwy al-Hadad quddisa sirruh, semoga menjadi suplement dlm cara beraqidah kita
وكن أشعريا في اعتقادك إنه هوالمنهل الصافى عن الزيغ والكفر
(Jadilah engkau seorang pengikut Asy’ari dalam manhaj akidamu, karena ia jalan yang yang bersih dari penyimpangan dan kekufuran)
Terjemahan bukan bagian dr qopy, Maaf klu terjemhannya kurang betul
Sy mohon maaf klu tulisan sy tak mengenakkan ikhwan salafy, tapi itulah apa yg saya rasakan ketika menyimak kajian antum….Pemahaman berbeda bukan alasan untuk pecahnya persaudaraan (insya-Allah), krn syahadat kita masih syahadat yg sama. Coment ini bukan untuk alasan dan jalan membenci siapapun. …, fa astaghfirullaha li wa lakum. Wassalam
manatap buat ABU salafy? tapi kalo mereka bilang kita kafir, pantaskah mereka (wahabi) kita bilang islam??
tajsim/tasbih ala salafi ibarat perawan ditanya ayahnya,nduk maunikah?
tajsim/tasbin ala wahabi seprti perkataan munafikun yaa.. tapi tidak?
seperti pemuda merayu wanita,cinta setuluhati tp sebenarnya menuruti hasrat bin nafsunya..
SERUPA TAPI TAK SAMA KIRA2..begitu
Penyelidikan Ilmiah kata2 seperti diatas membuktikan :
1.Allah punya wajah “tanpa menyerupakan Allah dg makhluknya”
Ilmiah: spt ini hakekatnya Allah punya wajah.seperti perawan ditanya
ayahnya nduk mau nikah? MAU tapi MALU…
2.Allah punya dua tangan ” tanpa menyerupakan dg makhluknya”
ilmiah: munafikun ditanya apakah antum cinta nabi? tentu menjawab
YAA.. tetapi sebenarnya TIDAAK
3.Allah punya dua mata “tanpa menyerupakan Allah dg makhluknya”
ilmiah:pemuda merayu wanita katanya cinta setengah mati tapi
birahinya yg setengah mati.jadi OK tapi OKnya birahi.
Mereka melupakan suratulikhlas ayat terahir ” DAN TDK ADA SESUATUPUN YG MENYERUPAINYA”
Maha suci Allah dari fitnah makhluknya
Setuju broo..
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “ …… Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy-Syuura ayat 11)
Sesungguhnya ayat ini sudah sangat jelas sekali memberitahukan kepada kita semua bahwa tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Allah, baik itu wajah-Nya, kedua tangan-Nya, istawa/bersemayam-Nya, bashar-Nya dan sama’-Nya tidak ada sedikit pun yang serupa, dan lain-lain yang terdapat didalam Al-Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kata “tidak serupa” bukan berarti tidak ada, bahkan sebenarnya ada hanya saja tidak sama atau tidak serupa.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: Orang-orang Yahudi berkata: “Tangan Allah terbelenggu”, sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka. …… (QS. Al-Maaidah ayat 64)
Orang-orang Yahudi saja dilaknat sama Allah karena mereka mengatakan “Tangan Allah terbelenggu”. Nah bagaimana pula dengan orang-orang yang mengatakan “Tangan Allah tidak ada” … ??? tentu ini lebih parah lagi, ditambah lagi mereka mengatakan “wajah Allah tidak ada, Allah tidak ada diatas ‘Arasy.” dan lain-lain yang terdapat didalam Al-Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Allaahu a’lam bis-shawaab.”
Bolehkah kita menghukumi seseorang atas apa yang nampak pada dirinya? bukan kerana apa yang ada dalam dirinya?
“….dan hanya kepada Allah dikembalikan segala urusan”
Apakah Allah yang kita kenal sekarang telah menjadi Allah yang ‘Zahir’ ???
…
hai bung anti syiah, anda dan firanda yg lebih dulu harus tabayyun. pinter ngajarin orang tapi tdk tahu dirinya sendiri
Jelas aja wahabi itu dungu.
Wong pemimpinya aja, si Muawiyah sejenis keledai kok. Gak heran pecintanya sejenis monyet..
Keledai diantara tumpukan buku, tetep aja keledai..
smoga perkataanmu menghantam dirimu sendiri
islam cuma ktp
wahaby
lucu lucu..
aneh aneh
putar putar
ahirnya jatuh sendiri 🙂
koq kayak Injil ya, dalam Injil dikatakan Tuhan berjalan2 di waktu hari cerah…..akhirnya membuat orang2 Kristen terperangkap paham tasybih
dagelan wahabi…wk…wk