Allah Mengecam Abu Sufyan Dan Mengancamnya Dengan Api Neraka!
Persembahan Untuk Ustadz Firanda Dan Para Pemuja Kaum Munafikin!
Propaganda yang sedang dilancarkan kaum Salafi Wahhâbi adalah mereka mempromosikan para mantan tokoh-tokoh kemusyrikan dan kekafrian yang sepanjang hidup mereka dipersembahkan untuk memerangi Allah dan Rasul-Nya… Dengan bermodalkan sedikit menipu kaum Muslimin, mereka mempromosikan aimmatul kufri/gembong kaum kafir musyrik Quraisy -yang masih selamat karena mereka berpura-pura memeluk Islam sebagai kesempatan terakhir mereka untuk menyelamatkan diri mereka- sebagai para pemuka sahabat yang harus dihormati, disanjung, dimuliakan dan tidak boleh dibongkar kemunafikan dan kejahatan mereka.
Di antara yang selalu mereka promosikan adalah anggota keluarga besar bani Umayyah yang terkuutuk dan telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran serta menjerumuskan kaumnya ke dalam Dârul Bawâr/lembah Jahannam itu!
Karenanya, kaum Salafu Wahhâbi akan sangat keberatan dan sudah pasti akan memuntahkan kutukannya kepada siapapun yang berani membongkar kemunafikan tuan-tuan mereka itu… dan untuk itu abusalafy telah mempersiapkan keimanan demi menghadapinya!
Sobat abusalafy yang cerdas, dalam kesempatan ini saya hanya mengajak Anda menyimak satu rangkaian ayat suci Al Qur’an al Karîm berserta tafsiran para tokoh Salaf Shaleh –radhiyallahu ‘anhum– yang tentunya mereka tidak sembarangan dalam menafsirkan Kalam Suci Ilahi tersebut!
Abu Sufyan Memseponsori Peperanga Uhud Melawan Rasulullah saw.
Sejarah mencatat bahwa tiada api peparangan melawan Nabi Muhammad saw. melainkan Abu Sufyan yang selalu menyeponsori, menggerakkan dan menjadi imam-nya! Sekaitan dengan perang Uhud, Abu Sufyan bermaksud melampiaskan dendam dan kedengkiannya terhadap Rasulullah saw. dan dakwah suci beliau maka ia menggalang dana untuk menyatukan pasukan kaum musyrikin dan mendanai mereka… kejahatan dan kebusukan jiwa Abu Sufyan itu kemudian diabadikan kisahnya dalam Al Qur’an.
Baca dan perhatikan serta renungkan baik-baik ayat-ayat dalam surah al Anfâl ayat 36-37 di bawah ini:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ فَسَيُنْفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ يُغْلَبُونَ وَالَّذِينَ كَفَرُوا إِلَى جَهَنَّمَ يُحْشَرُونَ * لِيَمِيزَ اللَّهُ الْخَبِيثَ مِنَ الطَّيِّبِ وَيَجْعَلَ الْخَبِيثَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَيَرْكُمَهُ جَمِيعًا فَيَجْعَلَهُ فِي جَهَنَّمَ أُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Sesungguhnya orang- orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi penyesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka Jahanamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan,* supaya Allah memisahkan (golongan) yang buruk dari yang baik dan menjadikan (golongan) yang buruk itu sebagiannya di atas sebagian yang lain, lalu kesemuanya ditumpukkan- Nya, dan dimasukkan-Nya ke dalam neraka Jahanam. Mereka itulah orang- orang yang merugi.”
Keterangan:
Ayat-ayat di atas sangat gamblang makna dan artinya, sehingga tidak terlalu sulut untuk memahaminya. Hanya saja yang perlu diketahui di sini adalah siapa orang-orang kafir yang menafkahkan harta mereka untuk memerangi Allah dan Rasul-Nya dan yang diancam oleh Allah; Dzat Yang Maha Mengatahui segala yang ghaib dan Yang Maha Adil lagi Bijaksana dengan ancaman keras-Nya: “Dan ke dalam neraka Jahanamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan,”
Namun demikian mungkin ada baiknya kita menyimak keterangan sebagian ulama tafsir tentangnya.
Asy Syaukani, misalnya, dalam tafsir Fathul Qadîr-nya menjelaskan sebagai berikut: Makna ayat ini: Bahwa tujuan kaum kuffâr itu dalam membelanjakan harta-harta mereka adalah untuk mencegah manusia dari jalan kebenaran dengan memerangi Rasulullah saw. dan membentuk pasukan dengan tujuan tersebut seperti yang terjadi dalam peperangan Badr, Uhud dan parang Ahzâb. Para pemimpin kaum musyrik membelanjakan harta-harta mereka untuk keperluan bala tentara (para prajurit). Kemudian Allah SWT mengabarkan tentang sesuatu yang ghaib (tersembunyi) sebagai mu’jizat. Allah berfirman, “Mereka akan menafkahkan harta itu (yaitu yang demikian itu akan terjadi dari mereka),kemudian menjadi penyesalan bagi mereka (kemudian akhir darinya adalah bahwa apa yang mereka belanjakan itu akan menjadi penyesalan bagi mereka, seakan harta itu sendiri yang berubah menjadi bahan penyesalan), dan (kemudian) mereka akan dikalahkan.(seperti yang dijanjikan Allah dalam firman-Nya, misalnya: “Allah telah menetapkan bahwa Aku dan para rasul-Ku akan menang)….
Kemudian Allah berfirman, “Dan ke dalam neraka Jahanamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan,(mereka berterus-terus dalam kekafiran. Karena di antara mereka yang kafir yang disebutkan sebelumnya itu ada yang kemudian memeluk Islam dan baik islamnya. Maksudnya mereka akan digiring menuju neraka Jahannam tidak kepada selainnya….
(Kemudian setelahnya asy Syaukani menyebutkan beberapa riwayat bahwa yang dimaksud dengannya adalah Abu Sufyan.[1]
Abu Salafy:
Dan kata-kata asy Syaukani bahwa “karena di antara mereka yang kafir yang disebutkan sebelumnya itu ada yang kemudian memeluk Islam dan baik islamnya.” Perlu beliau buktikan! Sebab ketetapan Allah SWT dalam ayat di atas sudah sangat jelas bahwa mereka akan digiring ke dalam neraka Jahannam! Adapun penampakan keislaman secara forman dari mereka tidaklah cukup alasan bahwa mereka benar-benar telah beriman dan bukan sekedar menampakkan keislaman belaka! Jadi selama belum ada bukti bahwa mereka telah benar-benar beriman, maka ketetapan Allah SWT tetap harus diberjalankan…. dan bukti prilaku mereka-lah yang dapat meyakinkan kita bahwa mereka telah benar-benar beriman dan meningglakan kekafiran dan permusuhannya kepada Allah dan Rasul-Nya! Adapun mereka yang setelah menampakkan keisllaman secara formal, lalu sikap permusuhannya tidak berubah kecuali dalam setrategi saja, seperti Abu Sufyan dan Mu’awiyah putranya, maka status dan vonis yang Allah tetapkan itu harus tetap disematkan untuk mereka!
Setelah ketarangan singkat di atas, saya percayakan kapada murid-murid para sahabat Nabi mulia saw. untuk menjelaskannya kepada kita semua[2], tidak kepada para penafsir yang pikirannya telah teracuni oleh kesesatan bani Umayyah dan semangatnya hanya untuk membela kaum munafik dan menutup-nutupi kejahatan mereka!
Ya! Kita akan bertanya kepada murid-murid sahabat Rasulullah saw.,; generasi unggulan sepeningglan Nabi saw. Kami percayakan kepada Para ulama Salaf Shaleh kami. Bukan kepada mereka yang disalafkan oleh kaum Salafi Wahhâbi, seperti Ibnu Taimiyah, Ibnu Hazm dkk!
Catatan!
Perlu dikatahui di sini bahwa mereka yang mengklaim sebagai pengikut setia Salaf ternyata mengabaikan ketarangan para tokoh Salaf yang akan saya bongkar di bawah ini bahkan mereka cenderung menutup-nutupinya… sebab apa yang dibongkar oleh Salaf Terdahulu (bukan Salaf Belakangan) itu benar-benar berseberangan dengan semangat membela kaum munafik! Data-data yang disampaikan oleh Salaf Terdahulu ini benar-benar menggelisahkan para Salafi Wahhâbi! Oleh sebab itu saya sudah dapat mempridiksi bagaimana kemarahan mereka setelah tulisan ini saya turunkan nanti!
- Tafsir Said bin Jubair
Ketarangan beliau ra. telah diselamatkan oleh imam ahli tafsir, Ibnu Jarir ath Thabari dalam tafsirnya,3/530:
حدثنا ابن حميد قال، حدثنا يعقوب القمي، عن جعفر، عن سعيد بن جبير في قوله: “إن الذين كفروا ينفقون أموالهم” الآية، “والذين كفروا إلى جهنم يحشرون”، قال: نزلت في أبي سفيان بن حرب. استأجر يوم أحد ألفين من الأحابيش من بني كنانة، فقاتل بهم النبيَّ صلى الله عليه وسلم ..الخ،
“… dari Said binn Jubair tentang firman Allah:“Sesungguhnya orang- orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah.”“Dan ke dalam neraka Jahanamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan,” beliau berkata, “Ayat itu turun untuk Abu Sufyan bin Harb. Ia menyewa dua ribu orang Arab Baduwi dari suku bani Kinânah lalu ia memerangi Nabi saw. dengan bantuan mereka itu…. “
- Tafsir Abdurrahman bin Abzâ
حدثنا ابن وكيع قال، حدثنا إسحاق بن إسماعيل، عن يعقوب القمي، عن جعفر، عن ابن أبزى: “إن الذين كفروا ينفقون أموالهم ليصدوا عن سبيل الله”، قال: نزلت في أبي سفيان، استأجر يوم أحد ألفين ليقاتل بهم رسولَ الله صلى الله عليه وسلم، سوى من استجاش من العرب.
“… dari Ja’far dari Ibnu Abzâ tentang ayat: “Sesungguhnya orang- orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah.”“Dan ke dalam neraka Jahanamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan,” ia berkata, “Ayat itu turun untuk Abu Sufyan bin Harb. Ia menyewa dua ribu orang untuk memerangi Nabi saw. selain pasukan yang ia bentuk dari kalangan suku Arab. “
- Tafsir al Hakam bin ‘Utaibah
قال، أخبرنا أبي عن خطاب بن عثمان العصفري، عن الحكم بن عتيبة: “إن الذين كفروا ينفقون أموالهم ليصدوا عن سبيل الله”، قال: نزلت في أبي سفيان. أنفق على المشركين يوم أحد أربعين أوقية من ذهب، وكانت الأوقية يومئذ اثنين وأربعين مثقالا.
Tentang ayat: “Sesungguhnya orang- orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah.”, ia berkata, “Ia turun untuk Abu Sufyan. Ia membelanjakan empat puluh uqiyah untuk mendanai pasukan kaum Msuyrikin pada parang Uhud. Dan kala itu satu uqiyah itu seberat empat puluh mitsqâl emas.”
- Tafsir Qatadah
حدثنا بشر قال، حدثنا يزيد قال، حدثنا سعيد، عن قتادة، قوله: “إن الذين كفروا ينفقون أموالهم ليصدوا عن سبيل الله”، الآية ، قال: لما قدم أبو سفيان بالعير إلى مكة أشَّبَ الناس ودعاهم إلى القتال، حتى غزا نبيَّ الله من العام المقبل. وكانت بدر في رمضان يوم الجمعة صبيحة سابع عشرة من شهر رمضان. وكانت أحد في شوال يوم السبت لإحدى عشرة خلت منه في العام الرابع.
“… dari Said dari Qatadah tentang firman Allah, “Sesungguhnya orang- orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah.” Ia berkata, “Ketika Abu Sufyan datang membawa kafilah dagang ke Mekkah, ia memprovokasi manusia dan mengajak mereka untuk memerangi Nabi saw., sehingga di tahun berikutnya ia memarangi nabi Allah. Perang badar terjadi di bulan Ramadhan, pada hari Jum’at tanggal tjuh belas Ramadhah. Sedangkan parang Uhud terjadi pada tanggal sebelas bulan Syawwal tahun ke empat.”
- Tafsir as Suddi
As Suddi juga menegaskan bahwa ayat di atas turun untuk Abu Sufyan. Perhatikan ketarangan beliau di bawah ini:
حدثني محمد بن الحسين قال، حدثنا أحمد بن المفضل قال، حدثنا أسباط، عن السدي قال: قال الله فيما كان المشركون، ومنهم أبو سفيان، يستأجرون الرجال يقاتلون محمدًا بهم: “إن الذين كفروا ينفقون أموالهم ليصدوا عن سبيل الله”، وهو محمد صلى الله عليه وسلم= “فسينفقونها ثم تكون عليهم حسرة” ، يقول: ندامة يوم القيامة وويلٌ = “ثم يغلبون”
“… Asbâth menyampaikan hadis kepada kami dari as Suddi, ia berkata, “Allah berfirman tentang apa yang dilakukan kaum Msuyrikin dan di antara mereka adalah Abu Sufyan. Mereka menyewa para pria untuk memerangi (Nabi) Muhammad.” “Sesungguhnya orang- orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah.” Yaitu Muhammad saw.kemudian menjadi penyesalan bagi mereka.“ pada hari kiamat,“dan kemudian mereka akan dikalahkan.”
- Tafsir Mujahid
حدثني محمد بن عمرو قال، حدثنا أبو عاصم قال، حدثنا عيسى، عن ابن أبي نجيح، عن مجاهد في قول الله: “ينفقون أموالهم ليصدوا عن سبيل الله” ، الآية حتى قوله: “أولئك هم الخاسرون” ، قال: في نفقة أبي سفيان على الكفار يوم أحد.
Tentang ayat di atas Mujahid menerangkan: “….. Ia turun terkait dengan infak (pendanaan) Abu Sufyan untuk masukan kaum kafir pada perang Uhud.”
- Tafsir Ibnu Abbas ra. dan sekelompok Tabi’în, di antaranya adalah Zuhri, Muhammad bin Yahya bin Hibbân, ‘Ashim bin Umar bin Qatadah, Hushian bin Abdurrahman bin Amr bin Sa’ad bin Mu’adz
Para tokoh di atas semuanya menegaskan bahwa ayat di atas turun untuk Abu Sufyan. Demikian disebutkan Imam th Thabari dalam tafsirnya, seperti dalam riwayat di bawah ini:
حدثنا ابن حميد قال، حدثنا سلمة، عن ابن إسحاق قال، حدثنا محمد بن مسلم بن عبيد الله بن شهاب الزهري، ومحمد بن يحيى بن حبان، وعاصم بن عمر بن قتادة، والحصين بن عبد الرحمن بن عمرو بن سعد بن معاذ، [وغيرهم من علمائنا، كلهم قد حدث بعض الحديث عن يوم أحد. وقد اجتمع حديثهم كله فيما سقت من الحديث عن يوم أحد، قالوا: أو من قاله منهم: لما أصيب] يوم بدر من كفار قريش من أصحاب القليب ، (2) ورجع فَلُّهم إلى مكة، ورجع أبو سفيان بعِيره، مشى عبد الله بن أبي ربيعة، وعكرمة بن أبي جهل وصفوان بن أمية، في رجال من قريش أصيب آباؤهم وأبناؤهم وإخوانهم ببدر، فكلموا أبا سفيان بن حرب ومن كان له في تلك العير من قريش تجارة، فقالوا: يا معشر قريش، إن محمدًا قد وَتَرَكم وقتل خيارَكم، فأعينونا بهذا المال على حربه، لعلنا أن ندرك منه ثأرًا بمن أصيب منا! ففعلوا. قال: ففيهم، كما ذكر عن ابن عباس، أنزل الله: “إن الذين كفروا ينفقون أموالهم” إلى قوله: “والذين كفروا إلى جهنم يحشرون”
“Perawi berkata, ‘Dan untuk merekalah (para pemukan kaum kafir Quraisy, dan tentunya utamanya adalah Abu Saufyan, sebab ia pemipin tertinggi mereka) sebagaimana disebutkan dari Ibnu Abbas Allah menurunkan ayat: “Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi penyesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka Jahanamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan,
- Ketarangan Sejarawan Islam; Ibnu Ishaq
Ibnu Ishaq menyebutkan kenyataan tersebut dengan tanpa perlu mendukungnya dengan sanad kerena memang kenyataan ini sudah sangat masyhur. Demikian dinukil Ibnu Jariri ath Thabari
- Tafsir ‘Athâ’ bin Dînâr
‘Athâ’ bin Dînâr juga menegaskan bahwa ayat di atas turun untuk mengabadikan kejahatan Abu Sufyan, seperti dalam riwayat di bawah ini:
حدثني يونس قال، أخبرنا ابن وهب قال، أخبرني سعيد بن أبي أيوب، عن عطاء بن دينار في قول الله: “إن الذين كفروا ينفقون أموالهم”، الآية، نزلت في أبي سفيان بن حرب.
Abu Salafy:
Mayoritas sanad-sanad riwayat-riwayat di atas adalah kuat dan dengan sanad-sanad serupa telah datang riwayat-riwayat yang kemudian diterima dan andalkan para ulama sejak periode Imam Bukhari. Sebagaimana data-data riwayat sejarah juga diriwayatkan dengan sanad-sanad serupa. Dan ia saling mendukung bahwa dan menguatkan, ditambah lagi dengan riwayat-riwayat lain yang shahih tentang kecama atas Abu Sufyan dan Mu’awiyah. Dan ia riwayat yang tidak sedikit. Hanya saja kaum Salafi Wahhâbi yang datang belakangan mencampakkannnya dengan satu alasan… bahwa riwayat-riwayat itu mengecam Abu Sufyan dan keluarga besar Bani Umayyah… hanya itu asalahnya!! Tetapi anehnya, mereka begitu bersemangat menerima riwayat selemah apapun jika ia memuat pelecehan terhadap keluarga dekat Nabi saw.! bukti-bukti akan kebiasaaan buruk mereka itu sangat banyak. Bukan sedkarang saat yang tepat membongkarnya!
Saya ingatkan kembali di sini. Bukankah data-data di atas yang sangat banyak itu cukup jelas dan mestinya dapat membentuk penilaian yang tepat dan tegas tentang Abu Sufyan?! Dan Mu’awiyah adalah “titisan bapaknya” dalam semua keburukan dan kejahatan jiwanya. Di tambah lagi kebusukan jiwa ibunya; Hindun si pengunyah jantung paman tercinta Nabi saw.; Hamzah ra.
Semua data itu akan dengan ringannya dibuang oleh kaum Salafi Wahhâbbi… sementara mereka menelan mentah-mentah nukilan atas nama Ahmad bin Hanbal, atau sajian beracum Ibnu Taimiyah! Sedangkan bobota mereka bukan bandingan dengan para Salaf Shaleh yang telah saya nukil sikap dan pernyataannya tentang Abu Sufyan! Di antara para tokoh Salaf Shaleh yang saya sebutkan sikapnya adalah Sa’îd bin Jubair (W. 95H), Abdurrahman al Khuzâ’i (Gebernur Khalifah Umar ra. atas kota Mekkan), Qatadah (parawi dan ulama andalah Ahlusunnah), Mujahid sang Mufassir tersohor, as Suddi al Kabîr, al hakam bin ‘Utaibah Maha Gurunya Syu’abah, az Zuhri (tokoh ulama negeri Syam dan Hijâz), Muhammad bin yahya bin Hibbân, ‘Athâ’ bin Dînâr dkk. Dan di atas mereka semua adalah Sayyidina Abdullah bin Sayyidina Abbas ra.
Mereka adalah belasan nama tokoh Salaf Shaleh yang menegaskan bahwa ayat di atas turun untuk membongkar kejahatan dan kekafiran Abu Sufyan…. dan tentunya Mu’awiyah sebagai anak yang berbakti kepada kedua norang tuanya yang durhaka pasti juga ikut serta dalam kedurhakaan itu.
Padahal kalau saya boleh jujur, di antara nama-nama tokoh yang saya sebutkan di atas ada pula yang sedikit berjiwa cinta bani Umayyah… tetapi jujur pula saya katakan bahwa ternyata kecondongan jiwa Ibnu Taimiyah dan para Salafi Wahhâbi kepada bani Umayyah dan utamanya Abu Sufyan dan Mu’awiyah jauh lebih menjijikkan!
Ayat Di Atas Mengabar-Gembirakan Abu Sufyan Dengan Neraka!
Ayat di atas seperti dapat Anda saksikan telah mengabar-gembirakan Abu Sufyan dengan ancaman neraka. Ia tidak berbicara tentng Abu Saufyan di saat kekafirannya semata… Tidak. Tetapi ayat tersebut mengancam Abu Sufyan dengan api neraka… Allah SWT tidak sedang mempridiksi atau meramal! Tapi Allah sedang mengabarkan kepada kita tentang kesudahan buruk Abu Sufyan!! Siapakah yang lebih jujr kata-katanya dari Allah?! Ibnu Taimiyah, Ibnu Abdil Wahhâb, Ibnu Bâz dan Ibnu Utsaimin lebih jujur?!
Renungkan baik-baik hal ini!!
Jika kalian wahai kaum Salafi Wahhâbi berusaha menolak dan membohobgkan asbâb nuzûul ayat di atas dari riwayat para tokoh ulama Salaf di atas, maka saya tuntut kalian bersikap jujur dalam menolak setiap riwayat asbâb nuzûul dengan jalur di atas atau yang serupa dengannya apalagi yang lebih rendah kualitasnya! Dan saya yakin kalian tidak akan sanggup!
Selain itu perlu kita renungkan bahwa apa yang termuat dalam riwayat-riwayat itu tidak sedahsyat ancaman Allah yang tertera dalam ayat di atas! Dan puluhan bahlkan mungkin ratusan ayat yang mengecam kaum kafir Quraisy, khususnya para pemimpin mereka sangatlah jelas, karena dengan menyebut sifat dan aksi mereka, seperti mendanai peperangan melawan Allah dan rasul-Nya.. lalu siapakah para pemimpin kafir Quraisy itu kalau bukan Abu Sufyan dan Mu’awiyah (sebagai tangan kanan bapaknya) dan yang semisalnya seperti Handhalah; kakak Mu’awiyah (yang mati terbunuh ketika memerangi Nabi saw. di parang Badar) termasuk di dalamnya?
Semua ayat tersebut mengancam bahwa Allah akan mencampakkan mereka ke dalam api neraka! Tapi sayangnya, kaum Salafi Wahhâbi tampaknya kurang percaya kepada Allah sehingga mereka keberatan dengan firman Allah SWT!
Jika ayat-ayat Al Qur’an di atas dan yang selainnya itu kita imani kebenarannya dan kita sucikan, lalu mengapakah kita sok berketat-ketak menyeleksi riwayat-riwayat yang menafsirkannya?! Apa yang ditegaskan ayat-ayat tersebut jauh lebih dahsyat dari apa yang disebutkan dalam riwayat-riwayat tersebut!
Sekali lagi Salafi Wahhâbi hanya berketa-ketat dalam dua hal:
A) Menerima riwayat-riwayat (betapa pun ia shahih) jika ia membongkar kejahatan dan kefasikan tuan-tuan mereka, khususnya dari kalangan bani Umayyah, seperti Abu Sufyan, Mu’awiyah.
B) Menerima riwayat-riwayat keutamaan Ahlulbait Nabi saw. betapapun ia telah dishahihkan oleh para ulama…
Untuk selainnya, mereka cenderung menutup mata dan pikiran mereka, bahkan membuka lebar-lebar mulut mereka untuk menelannya. Wallahul must’ân!
Masihkan Pintu Taubat Terbukan Bagi Abu Sufyan Dan Mu’awiyah?
Sekali lagi saya ajak Anda merenungkan ayat-ayat di bawah ini dan melapaskan belenggu taklid buta yang menyesatkan pikiran.
Perhatikan firman Allah ini:
وَمَا لَهُمْ أَلَّا يُعَذِّبَهُمُ اللَّهُ وَهُمْ يَصُدُّونَ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَا كَانُوا أَوْلِيَاءَهُ إِنْ أَوْلِيَاؤُهُ إِلَّا الْمُتَّقُونَ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ *وَمَا كَانَ صَلَاتُهُمْ عِنْدَ الْبَيْتِ إِلَّا مُكَاءً وَتَصْدِيَةً فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ * إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ فَسَيُنْفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ يُغْلَبُونَ وَالَّذِينَ كَفَرُوا إِلَى جَهَنَّمَ يُحْشَرُونَ *لِيَمِيزَ اللَّهُ الْخَبِيثَ مِنَ الطَّيِّبِ وَيَجْعَلَ الْخَبِيثَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَيَرْكُمَهُ جَمِيعًا فَيَجْعَلَهُ فِي جَهَنَّمَ أُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ *
“Kenapa Allah tidak mengazab mereka padahal mereka menghalangi orang untuk (mendatangi) Masjid haram dan mereka bukanlah orang-orang yang berhak menguasainya Orang-orang yang berhak menguasai (nya), hanyalah orang-orang yang bertakwa, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.*Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu.* Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi penyesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka Jahanamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan* supaya Allah memisahkan (golongan) yang buruk dari yang baik dan menjadikan (golongan) yang buruk itu sebagiannya di atas sebagian yang lain, lalu kesemuanya ditumpukkan-Nya, dan dimasukkan-Nya ke dalam neraka Jahanam. Mereka itulah orang-orang yang merugi.” (QS. Al Anfâl [8];34-37)
Ayat-ayat di ats jelas sekali maknanya! Dan Allah SWT telah memberikan kesempatan terakhir bagi mereka untuk berhenti dari kajahatan mereka memerangi Nabi Muhammad saw. setelah perang Badar. Allah SWT berfirman:
قُلْ لِلَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ يَنْتَهُوا يُغْفَرْ لَهُمْ مَا قَدْ سَلَفَ وَإِنْ يَعُودُوا فَقَدْ مَضَتْ سُنَّةُ الْأَوَّلِينَ
Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu: “Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunah (Allah terhadap) orang- orang dahulu,” (QS. Al Anfâl [8];38)
Tentunya Nabi saw. pasti telah menyampaikan pasan Allah ini kepada mereka antara masa Parang Badar dan parang Uhud. Dan ketika mereka enggan berhenti dan menyambut seruap Nabi saw., Allah SWT kembali menurunkan ayat ancamannya dalam surah Âlu ‘Imrân ayat 12:
قُلْ لِلَّذينَ كَفَرُوا سَتُغْلَبُونَ وَ تُحْشَرُونَ إِلى جَهَنَّمَ وَ بِئْسَ الْمِهادُ
“Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: “Kamu pasti akan dikalahkan(di dunia ini) dan akan digiring ke dalam neraka Jahanam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya.”
Dan barang siapa merenungkan kandungan ayat-ayat di atas (yang mana Mu’awiyah dengan segala pengaruh buruknya telah merampas hak itu dari kaum Muslimin, khususnya yang mendewakannya), maka pasti akan tampak jelas baginya bahwa tenggelam dalam kejahatan, apalagi kejahatan itu langsung dialamatkan kepada seorang Rasul Allah termulia akan membuat pintu hati ini tertutup dan fitrah kesucian pun ternodai sehingga sulit baginya memerima kebenaran betatpun ia gamblang segamblang matahari di sijng bolong!
Coba perhatikan ayat-ayat di bawah ini:
تِلْكَ الْقُرى نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبائِها وَ لَقَدْ جاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّناتِ فَما كانُوا لِيُؤْمِنُوا بِما كَذَّبُوا مِنْ قَبْلُ كَذلِكَ يَطْبَعُ اللَّهُ عَلى قُلُوبِ الْكافِرينَ
“Negeri-negeri (yang telah Kami binasakan) itu, Kami ceritakan sebagian dari berita-beritanya kepadamu. Dan sungguh telah datang kepada mereka rasul- rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, maka mereka (juga) tidak beriman kepada apa yang dahulunya mereka telah mendustakannya. Demikianlah Allah mengunci mati hati orang-orang kafir.” (QS al A’râf [7];101)
Aya di atas jelas mengatakan kepada kita bahwa apa-apa yang dahulu mereka bohongkan setelah jelas dan nyata bukti-bukti kebenarannya, bagaimana mungkin mereka imani setelah itu?!
Dan karena takut makin menjadi panjang ketarangan saya maka saya akan tutup dengan mengajak Anda merenungkan ayat-ayat surah an Nahl:106-108 di bawah ini:
مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ مِنْ بَعْدِ إيمانِهِ إِلاَّ مَنْ أُكْرِهَ وَ قَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالْإيمانِ وَ لكِنْ مَنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْراً فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِنَ اللَّهِ وَ لَهُمْ عَذابٌ عَظيمٌ
Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa ), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.
ذلِكَ بِأَنَّهُمُ اسْتَحَبُّوا الْحَياةَ الدُّنْيا عَلَى الْآخِرَةِ وَ أَنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكافِرينَ
Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.
أُولئِكَ الَّذينَ طَبَعَ اللَّهُ عَلى قُلُوبِهِمْ وَ سَمْعِهِمْ وَ أَبْصارِهِمْ وَ أُولئِكَ هُمُ الْغافِلُونَ
Mereka itulah orang- orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang lalai.”
Abu Salafy
Semoga sajian dan kajian ini bermanfaat bagi Anda. Dan saya memohon maaf karena terlalu lama menyita waktu berharga Anda dalam membacanya.
[1] Tafsir Tafhul Qadîr,2/306-307.
[2] Imam Jalaluddîn as Suyûthi menyebutkan lima riwayat dari para mufassir Salaf; Ibnu Abbas ra., Mujahid ra., Sa’îd bin Jubair ra., al Hakam bin ‘Utaibah dan Abbâd bin Abdulllah bin Zubair bahwa yang dimaksud dengan ayat di atas adalah Abu Sufyan! (Ad Durr al Mantsûr,3/334.)
Filed under: Kajian Hadis, Kenaifan Kaum Wahhabi, Manhaj, Membantah Ust. Firanda, Menjawab Web/Blog Wahabi/Salafy |
maha benar allah dengan segala firmannya,,,
Pada ke mana para wahaby kok tdk ada yg nongol ? Pak abu mau tanya web firanda.com kok sdh tdk ada, apa sdh gulung tikar?
Rupanya annak sama bapak sama-sama bejat dan munafiknya… subhanallah… memang gen itu berbahaya… bagaimana nggak lahoir anak seperti Mu’awiyah lawong ibunya saja suka pria jalanan.. anunya pesis kaya WC UMUM semua boleh buang hajat di sana… ini sejarah lho.. bener!!! sumpah bener
wa qul jaa al haqqu wa zahaqal baathilu… sudah terang sekarang semua masalahnya.. tinggal apakah kalin mau berian atau kufur
apa yang mau dicari lagi wahai wahabi setelah jelasnya bukti dan dalil dari ustadz abu?
sudah jelas mbahnya kaum kuffar kok dibelain?! Dasar munafik
semua sahabat rasulullah harus dibela!!hanya orang jahil yg menghujat sahabat dan menyebut para sahabat kafir.Anda harus sadar mana yg munafik
___________
Abu Salafy
Saya prihatin dengan anda, sebaiknya anda sedikit mendalami Al Qur’an dan hadis-hadis Nabi saw tentang sebagian sahabat.
sekedar info:
Imam Bukhari dalam kitab Shahih-nya menyebutkan hadis Rasul saw yang menyatakan bahwa kelompok yang dipimpin Muawiyah adalah kelompok yang mengajak orang ke nereka…
lalu bagaimana sikap anda terhadap Rasul saw, dan Bukhari yang mengabadikan sabda Nabi saw ini tentang sahabat Muawiyah?
ya pantes aja kalau kamu mantan syiah la wong kamu itu akalnya terjungkir…
dol anti… apakah kamu ingkari bahwa di jaman nabi itu adalah orang orang munafiq?
apakah munafik itu dzohirnya kafir atau muslim?
kalau masih baru bisa baca buku wahaboi ya jangan ngelawan syiah deh nanti malu maluin aja…
ane tunggu balasan ente selanjunya ya!! jangan lari terrbirit birit bak anjing berpenyakit yang takut suntik