Mazhab Salaf Shaleh Tentang Islamnya Mu’awiyah! (Bagian 2)

Persembahan Untuk Ustadz Firanda Dan Para Pemuja Kaum Munafikin!

Sikap dan Pernyataan Sayyidina Ali dan Sayyidina Ammar bin Yasir ra.

Dalam kesempatan ini sengaja saya tidak menampilkan hadis-hadis Nabi saw. yang berbicara tentang keburukan akidah dan prilaku serta kesudahan sû’/jelek Mu’awiyah. Saya hanya sedikit akan berpanjang-panjang dalam menyebutkan sikap Sayyidina Ali, Sayyidina Ammar bin Yasir ra. dan Sayyidina Muhammad ibnul Hanafiyah (putra Sayyidina Ali ra dari ibu selain Siti Fatimah as.) serta beberapa kutipan dari generasi Salaf Shaleh lainnya….

Memerinci sejarah kejahatan Mu’awiyah memerlukan buku khusus untuknya…. untuk sementara ini saya belum memiliki waktu yang cukup untuk itu… karenanya sekali lagi saya katakan habwa saya hanya akan mengajak Anda menyimak sikap para sahabat dan generasi Salaf Shaleh tantang Mu’awiyah. Tetapi ada baiknya jika Anda kenali sedikit tentang latar belakang kehidupna Mu’awiyah.

Mu’awiyah lahir tujuh tahun sebelum kenabian. Ada yang mengatakan lima tahun sebelum kenabian. Dan ada pula yang mengatakan tiga belas tahun sebelum kenabian. Demikian juga diperselisihkan tentang usianya, ada yang mengatakan 82 tahun. Ada yang mengatakan 78 tahun dan ada pula yang mengatakan 86 tahun.

Jika kita ambil data pertengahan dari data-data  di atas maka usia Mu’awiyah ketika mati adalah 80 tahun. Usianya di masa kebanian adalah (7 tahun+23 tahun=30 tahun). Kemudian 30 tahun masa kekhalifahan empat Khalifah Rasyidin dan ditambah 20 tahun maka kerajaannya. Maka total usianya adalah delapan puluh tahun.

Mu’awiyah hidup dalam lingkungan keluarga yang sangat memusuhi Nabi Muhammad saw. dan Dakwah kenabian. Baik dari sisi keluarga ayahnya maupun dari sisi keluarga ibunya! Abu Sufyan adalah Pemimpin Ahzâb (apasukan kualisi bentukannya yang menggabungkan berbagai kekuatan suku-suku Arab untuk memerangi Nabi Muhammad saw.)… ibuny adalah Hindun si pengunyah jantung Hamzah –paman Nabi saw.-, di mana setelah kesyahidan Hamzah, Hindun merobek-robek perut Sayyidina Hamzah ra. yang mengeluarkan isi perutnya dan mengunyah jantungnya, serta memutilasi jasad suci paman Nabi Muhammad saw.) Hindun adalah putri ‘Utbah. Bibinya adalah Ummu Jamil istri Abu Lahab yang digelari Allah dengan Hammâlatal hathob/si pembawa kayu bakar/fitnah! Kedua abangnya yang bernama Handhalah dan ‘Amr yang juga mati dalam keadaan syirik dan menentang agama Allah. Atau pamanya dari sisi ibu seperti al Walid yang mati terbunuh dalam perang Badar ketika memerangi Nabi saw. dan kaum Muslimin. Atau kakeknya dari sisi ibu ‘Utbah bin Rabi’ah yang juga mati di parang Badar. Atau saudara kakeknya yang bernama Syaibah bin Rabi’ah yang juga mati di perang Badar…

Dari sini Anda dapat saksikan bahwa kemanapun Anda mengarahkan pandangan Anda terhadap keluarga besar Mu’awiyah Anda pasti akan menemukan para gembong kekafiran dan kemusyrikan yag sangat getol permusuhannya kepada Nabi Muhammad saw. dan lingkungan ini pastilah telah memberikan engaruh buruknya kepada bocah/remaja yang tumbuh besar di dalamnya. Dan tidaklah mudah untuk melepas diri dari belenggu pengaruhnya kecuali jika ia memiliki keimanan yang yang super kuat! Dan hal inilah yang tidak kita temukan dalam sejarah hidup Mu’awiyah setelah ia terpaksa melafadzkan kalimat syahadat setelah ditaklukkannya kota suci Mekkah yang saat itu menjadi benteng terakhir kemusyrikan.

Sejarah mencatat bahwa kaum kafir Quraisy mempekerjakan anak-anak kecil/bocah-bocah mereka untuk mengganggu Nabi saw…. dan tentunya dengan demikian mudah bagi mereka untuk meminta uzur kepada Nabi saw. bahwa tindakan itu hanya dilakukan anak-anak kecil belaka! Dan tentunya, karena lingkungan keluarga yang sangat memusuhi Nabi saw. maka Mu’awiyah tidka mungkin ketinggalan untuk dikirim kedua orang tuanya untuk mengganggu Nabi saw. dengan ejekan, hinaan, sampai lembaran batu dan gangguan lainnya!

Pada periode dakwah di Mekkah, Nabi saw. Muhammad saw. dan kaum Muslimin benar-benar mendapatkan tekanan dan gangguan yang luar biasa dari kaum Musryik… para sahabat pun mengalami penyiksaan yang kengerikan dan sangat kejam… Pastilah Mu’awiyah menyaksikan semua  kejahatan dan kekejaman yang dilakukan anggota keluarganya itu dan memorinya pasti dipenuhi dengan kejahatan dan kekejaman itu!

Bisa dibuktikan bahwa dari total 70 jenis dosa besar, empat puluh (40)nya telah dilakukan oleh Mu’awiyah… dan data-data kejahatan itu telah diabadikan dalam kitab-kitab sejarah Ahlusunnah dengan sanad-sanad yang shahihah. Andai kejahatan-kejahatan itu dilakukan oleh selain Mu’awiyah pastilah tak akan ada seorang pun yang berselisih untuk mengecam dan mengutuknya! Tetapi karena palaku kajahatan itu adalah Mu’awiyah maka kaum Salafi Wahhâbi tetap membelanya… walaupun a bertentangan dengan nurani sekali pun! Semua itu karena Mu’awiyah pernah menjadi penguasa dan mendapat dukungan atas nama agama dari kaum fasik yang menjilat kepadanya! Oleh sebab itu pengaruhnya hingga kini dirasakan… sehingga sebagin umat Islamm menganggapnya sebagai manusia suci yang sangat berjasa terhadap Islam dan kejayaannya!

Inilah sekilas tentang Mu’awiyah dan kehidupan keluarganya serta lingkungan yang membentuk karakternya. Dan ini adalah bagian pertama dari pemhasan saya tentang islamnya Mu’awiyah….

Apa Kata Sayyidina Ali ra. Tentang Islamnya Mu’awiyah?

Tidak ada yang lebih pantas berbicara tentang islam atau kekafiran Mu’awiyah dari orang-orang yang hidup sezaman dengannya, mengetahui seluk beluk kehidupan dan tindak-tanduknya…. mereka yang hidup sezaman dengan Mu’awiyah apalagi yang tulus dalam keimanan, sempurna dalam kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya dan ikhlas perjuangannya dalam membela agama Allah… siapa lagi kalau huan para sahabat Nabi mulia ra., seperti Ali, Ammâr bin Yâsir dan para sahabat mulia lainnya.

Hal penting yang perlu dcatat di sini adalah bahwa masalah islamnya Mu’awiyah memang telah diperselisihkan sejak waktu yang sangat dini, apakah ia telah mengikrarkannya dengan tulus atau hanya sekedar untuk menyelamatkan diri semata alias bermunafik!

Dan inilah yang menjadi fokus kajian kita kali ini… bukan masalah kekafiran Mu’awiyah… walaupun semua menyadari bahwa kemunafikan itu jauh lebih keji dari sekedar kekafiran!

 Mungkin bagi sebagian pembahasan seperti ini tidak layak diangkat masa kini mengingat telah “disepakati” bahwa Mu’awiyah adalah seorang sahabat agung yang baik islamnya… walaupun entah apa dasarnya “disepakati” itu?!

Al hasil, sering kali apa yang dianggap telah rampung dewasa ini ternyata hal itu di masa-masa awal Islam adalah sebaliknya… seperti kasus kita ini… di mana ada anggapan bahwa urusan islamnya Mu’awiyah sudah dianggap rampung, sementara kenyataannya tidak demikian… para pembesar sahabat tidak sedikit yang meragukannya… bahkan lebih dari itu mereka mebegaskan bahwa Mu’awiyah (dan juga Abu Sufyan, bapaknya) hanya bermunafik belaka!

Karenanya, kita akan cari tau apa kata para pembesar Salaf Shaleh yang biasanya menjadi andalan kaum Salafi Wahhâbi dalam membenagun agama mereka! Dan ijma’ atau pendapat mayoritas sahabat pasti harus lebih kita kedepankan ketimbang ijma’ (tentunya jika ada ijma’ itu) lainnya, Itu pasti!! Dan seandainya terjadi perbedaan di antara para sahabat sendiri, kita harus mengedepankan pendapar para pembesar sahabat yang sangat dekat dan kental persahabatannya kepada Nabi saw. itupun setelah kita sodorkan pendapat mereka kepada Al Qur’an dan Sunnah Nabi saw. yang shahihah! Lalu bagaimana jika kita temukan pendapat sebagian ulama yang datang belakang, seperti misalnya. Ahmad bin Hanbal, al Barbahâri (rujukan andalan kaum Salafi Wahhâbi dalam melawan musuh-musuh akidah Tajsîm dan Tasybîh), Ibnu Buththah, Ibnu Taimiyah dkk. itu tertentangan dengan pendapat para sahabat agung ra.? Tentu kita lebih berkewajiban menolak pendapar mereka dan mengedepankan pendapat para sahabat mulia!

Salafi adalah sebuah metode dana beragama dan meneriman ajaran-ajarannya.. ia bukan mazhab! Sehingga siapa yang lebih mengikuti Salaf ia berhak menyebut dirinya Salafi… dan yang membuang Salaf tidak berhak menyebut dirinya sebagai Salafi, apalagi memonopolinya!

Oleh karena itu, siapa yang berminat mengetahui sejatinya islamnya Mu’awiyah maka hendaknya ia meneliti apa kata Salaf umat ini tentangnya… bukan menutup diri dan fanatik buta kepada pendapat Ibnu Taimiyah atau ibnu-ibnu lainnya!

Perlu saya ingatkan kembali bahwa para sahabat besar telah menyangsikan islamnya Mu’awiyah putra Abu Sufyan! Demikian pula dengan sebagian pembesar tabi’în dan tokoh ulama Ahlusunnah!

Dan demi ringkasnya, saya akan langsung menyebutkan pendapat Sayyidina Ali ra. dan Sayyidina Ammâr ra.

Pendapat Sayyidina Ammâr ra.

Saya akan menyebutkan sikap dan pendapat Sayyidina Ammâr ra. terlebih dahulu karena penukilan dari beliau sangat banyak dan masyhur serta beliau dalam sikap dan pendapatnya ini diikuti oleh pasa sahabat Ahli Badr… disamping beliau kurang mendapat perhatian selayaknya dari kalangan Salafi Wahhâbi… entah mengapa? Mungkin karena Sayyidina Ammâr ra. sangat membenci tuan mereka dan membongkar kemunafikannya?!

Sayyidina Ammâr ra. menegaskan bahwa para tokoh pembangkang kota Syâm (Mu’awiyah Cs) tidak berislam dengan arti sebenarnya dan tulus. Akan tetapi mereka hanya menyerah dan berpura-pura memeluk Islam, istaslama, sementara mereka merasiakan kekafiran dan permusuhan mereka kepada Allah dan rasul-Nya!

Telah diriwayatkan dari beliau dengan periwayatan yang memberi ketentraman akan keshahihannya bahwa beliau menegaskan bahwa Mu’awiyah tidak beriman… ia hanya berpura-pura islam untuk menipu dan menyemalatkan diri belaka! Pernyataan sikap beliau itu telah diriwayatkan oleh lima belas tokoh tabi’în, di antara mereka: Saad bin Hudzaifah bin Yamân, Abu al Bukhturi, al Qâsim maulâ Yazîd bin Mu’awiyah, Rabi’ah bin Nâjid, Abu Abdirrahman al Sulami, Abdullah bin Salamah, Asmâ’ bin al Hakam al Fizâri, ash Shaq’u bin Zuhair, Zaid bin Wahb, Habbah bin Juwain, al ‘Arani, Abdul Malik bin Abi Hurrah al Nahafi dan Abdurrahman bin Abzâ dan ada beberapa tokoh lainnya yang meriwayatkannya dengan perantara, seperti Salamah bin Kuhail, Habîb bin Abi Tsâbit dan Mundzir ats Tsauri.

Dan karena riwayat dari Sayyidina Ammâr ra sangat banyak jalurnya maka saya cukupkan dengan hanya menyebut satu riwayat saja.. dan di kemudian hari jika dirasa perlu akan saya lengkapi!

Riwayat Sa’ad bin Hudzaifah dari Ammâr bin Yâsir ra.

Ibnu Abi Khaitsamah telah meriwayatkan dalam kitab tarikhnya yang terkenal dengan judul Tarikh Ibnu Abi Khaitsamah,2/991:

حَدَّثَنَا أبي (زهير بن حرب ثقة) ، قال : حَدَّثَنا جَرِير ( هو ابن عبد الحميد ثقة)، عَنِ الأَعْمَش ( ثقة) ، عن مُنْذِرٍ الثَّوْرِيّ ( ثقة) ، عن سَعْد بن حُذَيْفَة ( ثقة) ، قال : قال عَمَّار (بن ياسر) – أي يوم صفين- : ( والله ما أَسْلَموا ولَكِنَّهُم اسْتَسْلَمُوا وأسرُّوا الْكُفْر حَتَّى وجدوا عليه أَعْوَانًا فأَظْهَروه )

“…. dari Sa’ad bin Hudzaifah, ia berkata, “Ammâr berkata (pada hari parang Shiffîn_pen): “Demi Allah mereka tidak masuk Islam akan tetapi mereka menyerah, istaslamu. Mereka marahasiakan kekafiran sehingga ketika mereka menemukan para pendukung, mereka tampakkan kembali (kekafiran itu_pen).”[1]

Abu Salafy:

Sanad riwayat di atas adalah shahih berdasarkan syarat Bukhari dan Muslim, kecuali Sa’ad bin Hudzaifah, dia seorang tabi’in yang tsiqah/terpercaya. maka dengan demikian sanad riwayat ini adalah shahih! Dan ‘an’anah (meriwayatkan dengan menggunakan kata ‘an/dari) yang dilakukan A’masy banyak ditemukan dalam dua kitab Shahih (Shahih Bukhari dan Shahih Muslim) dan ia sama sekali tidak merusak keshahihan.

Sikap Ammâr di atas sangat jelas! Ammâr bin Yâsir ra telah bersumpah atas nama Allah bahwa Mu’awiyah dan tokoh penduduk Syam sejenisnya sama sekali tidak berislam… mereka hanya menyerah dan bertekuk lutut di hadapan kekuatan Islam ketika kota Mekkah ditaklukkan, dan setelah mereka mendapatkan para pendukung dalam memerangi Islam, mereka segera memerangi Islam dengan memerangi Khalifah yang sah dan pejuang sejati Islam!

Abdullah bin Umar ra. mendukung sikap Ammâr bin Yâsir ra. Ia berkata tentang klaim paslu Mu’awiyah bahwa dia merasa lebih berhak atas jabatan Khalifah:

أولى بهذا الأمر من ضربك وأباك على الإسلام حتى دخلتم فيه كرهاً

“Yang lebih berhak atas perkara ini adalah orang yang memerangimu dan memerangi ayahmu atas dasar Islam sehingga kalian masuk Islam secara terpaksa!”

Dan yang menguatkan kanyataan di atas adalah firman Allah:

إِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لاَ يُؤْمِنُوْنَ * خَتَمَ اللّهُ عَلَى قُلُوْبِهمْ وَ عَلَى سَمْعِهِمْ وَ عَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَ لَهُمْ عَذَابٌ عظِيْمٌ

“Sesungguhnya orang-orang kafir tidak berbeda bagi mereka, baik engkau memberikan peringatan kepada mereka atau tidak; mereka tidak akan beriman. * Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka (dihalangi oleh) sebuah penutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.” (QS. Al baqarah [2];6-7)

Dan ayat-ayat semisalnya yang menyebut-nyebut aksi dan kajahatan para tokoh kekafiran!

Semoga kajian ini bermanfaat bagi Anda…. Amîn.

(Bersambung Insya Allah)


[1] Ath Thabarani juga meriwayatkan hadis serupa. Dalam Majma’ az Zawâid-nya,1/118  Al Haitsami berkata, “Hadis ini telah diriwayatkan ath Thabarani dalam Mu’jam al Kabîr-nya.

30 Tanggapan

  1. Muawiyah Ra mencela Ali bin Abi Tholib Ra adalah riwayat palsu

    Bilal

    Selasa, 24 Januari 2012 22:17:48

    JAKARTA (Arrahmah.com) – Riwayat yang disebarkan oleh kaum sesat Syiah Rafidhoh bahwa Muawiyah Ra dan bani Ummayah secara umum melaknat Ali bin Tholib adalah riwayat yang tidak benar. Hal, ini diungkapkan anggota Komisi dan Pengkajian MUI Pusat, ustadz Fahmi Salim, MA.

    “Cerita tentang Muawiyah dan bani Umayyah melaknat Ali selama 70 tahun itu riwayat-riwayat palsu semua,” kata ustadz Fahmi Salim kepada arrahmah.com di kantor MUI Pusat, Jl. Proklamasi, Jakarta Selasa (24/1).

    Beliau menjelaskan, bahwa riwayat-riwayat tersebut hanya ada di kitab-kitab sejarah yang ditulis di masa-masa akhir atau belakangan seperti Al Kamil fit Tarikh, Tarikhul khulafa As Suyuti, dan Mu’jamul Buldan. Bahwa asal muasal berita yang mengatakan bahwa kebijakan Bani Umayyah mencela Imam Ali ibn Abi Thalib di mimbar-mimbar jumat dan baru dihilangkan itu oleh ‘Umar ibn Abdul Aziz, bersumber dari Ibnu Sa’ad dalam kitab Thabaqat, yang ia riwayatkan dari Ali ibn Muhammad al-Madaini dari gurunya Luth ibn Yahya. Berita semacam ini tidak benar dan sudah diteliti oleh Dr. Ali Muhammad Shallabi dalam bukunya Al-Khalifah Al-Rasyid Umar bin Abdul Aziz.

    “Riwayatnya tidak ada yang shohih. Ali bin Muhammad Al Madaini dan Luth bin Yahya sering meriwayatkan dari Syiah,” ujar ustadz Fahmi yang menjelaskan bahwa Ibnu Sa’ad bukan Syi’ah, hanya saja tasahul (terlalu mudah) dalam mengambil dari riwayat syi’ah.

    Sambung Ustadz Fahmi, cerita tersebut memang sering diexpose oleh syi’ah, untuk menunjukkan bahwa bukan mereka saja yang senang mencela para sahabat.

    “Ini semacam counter attack dari Syi’ah, bahwa Sunni juga mencaci maki Ali bin Abi Tholib,” tukasnya.

    Sebagian ulama mengkafirkan Syi’ah Istna Asyariyah, menurutnya bukan karena mencaci maki sahabat, akan tetapi ulama mengkafirkan mereka karena doktrin mereka tentang tahrif (adanya perubahan) pada Al-Qur’an dan doktrin Imamah.

    “Mencaci maki sahabat hanya dampak dari keyakinan Imamah Syiah, itu furuiyah (cabang). Jika mereka sudah tidak meyakini Imamah, tidak akan mencela sahabat,” pungkasnya.

    Dr. Ali Muhammad Shallabi sendiri dalam bukunya Al-Khalifah Al-Rasyid Umar bin Abdul Aziz (Shallabi: 107) menerangkan bahwa hampir semua pakar dan imam hadis ahlisunnah menilai Ali Al-Madaini dan Luth ibn Yahya sebagai perawi yang tidak bisa dipercaya dan terbiasa meriwayatkan dari orang-orang yang lemah hafalannya dan tak dikenal (majhul).

    Selain tinjauan ilmu riwayat hadis, Shallabi juga menganalisis bahwa tidak benar pula fakta puluhan tahun Imam ‘Ali dikutuk Bani Umayyah, sementara kitab-kitab sejarah yang ditulis semasa dengan daulah Umayyah tidak pernah menceritakan adanya fakta sejarah itu.

    Kisah itu baru ditulis oleh para ahli sejarah mutakhir dalam kitab-kitab yang disusun pada era Bani Abbasiyah dengan motif politis, untuk menjelek-jelekkan citra Bani Umayyah di tengah umat.

    Shallabi juga yakin bahwa kisah itu baru disusun dalam kitab Muruj al-Dzahab karya Al-Mas’udi (Syi’i) dan penulis syiah lainnya hingga kisah fiktif itu ikut tersusupi ke dalam kitab tarikh ahlisunnah yang ditulis belakangan seperti Ibnul Atsir dalam Al-Kamil fi Tarikh. Namun tidak ada sandaran satupun riwayat yang sahih. (bilal/arrahmah.com)

    ___________
    Abu Salafy

    Silahkan baca pengakuan Imam anda ini:

    Syekh Al Bani: Shahih Muawiyah Mencaci Ali bin Abi Thalib ra

    Syekh Al Bani: Shahih Muawiyah Mencaci Ali bin Abi Thalib ra

  2. saya harap ahlus sunnah jangan ada yang menjawab dan membantah tulisan murahan abu salafy…..karena setiap perjuangan dakawah tauhid akan ada musuhnya,,,,,baik dai dunia nyata maupun dunia maya….selalu aja shahabat rosululloh di cela…padahal abu sufyan di terima dan di masukkan oleh imam bukhori dalam kitab shohih bukhori….anmun abu salafy mengatakan beliau kafir…sungguh suatu nikat yang besar satu persatu tuduhan dusta terhadap dakwah sunnah terbongkar ..masyarakat berbondong bondong menerima dakwah tauhid….alhamdulillah….saya yakin masa depan ahlussunnah akan cerah…masa depan syiah si pelaknat shahabat nabi akan musnah….alhamdulillah

    • hanya orang Syi’ahlah yg memasukkan Muawiyah ke dlm satu sekte syetan.Yg merasa Sunni kajilah sedalam mungkin,…

      Ali bin Abi Thalib berkata sepulangnya dari perang Shiffin,” Wahai manusia, janganlah kalian membenci kepemimpinan Muawiyah, seandainya kalian kehilangan dia, niscaya kalian akan melihat kepala kepala bergelantungan dari badannya (banyak pembunuhan)”. (Al-Bidayah 8/134)

      Abu Salafy:

      Sunnguh kasian saya melihat para pemuja kaum munafik… mereka bergantuung denagn apa saja walaupun hati kcil mereka tau kalau itu paslu!!!

      • Ya Allah, kumpulkanlah Abu Syi’ah kelak bersama2 dengan Muawiyah. Amiin

      • muawiyah sudah melakukan 40 dosa besar, dosa apa aja tuh…
        tolong sebutin dunk satu per satu…

        __________________

        Abu Salafy:

        Insya Allah akan dibongkar satu persatu di sini…
        (1) memerangi Khalifah yang sah adalah dosa besar bahkan melepas ikatan baiat bisa mati jahiliyah…
        (2) Membunuh jiwa mukminah …
        (3) Melaknati dan mencaci Khalifah Ali ra.
        (4) Memerintah umat Islam untuk mencaci dan melaknati Sayyidina Ali ra.

        Sudah cukup empat dulu… karena empat ini saja sebenarnya sudah cukup menjerumuskan Mu’awiyah ke dalam neraka Jahannam paling dalam!!

    • Ya jelas Ummu,..rujukan Abu Sarap ini kitab2 yg dipake orang Syiah,..ya pasti menghina para sahabat nabi.Kita ingat2 saja setiap manusia yg membuat makar terhadap agama Allah yg tauhid,maka Allah akan berbuat makar pada orang tsbt.

  3. main mantep aja kajiannya>> teruskan pak abu perjuangan anda

  4. ini baru informasi yg segar dan ilmiah

  5. abu sufyan memang sukses mendidik anak-anaknya untuk memenagri agama Allah… Mu’awiyah juga sukses menghancurkan agama Allah dengan punya anak biadab seperti yazid… kami suniyun tapi mengutuk kebiadaan yazid dan banu umayah..
    hanya wahabi yang membela banu umayah

    • Rosulullah saw telah mengabarkan bahwa cucunya Al-Hasan bin ‘Ali ,ra
      akan mendamaikan dua kelompok besar kaum muslimin.
      Nah salah satu dua kelompok besar kaum muslimin itu adalah pusatnya di Syam dan Mu’awwiyah ada pd salah satu kelompok besar kaum muslimin itu juga ada ‘Amru bin Al-Ash,ra

      Ana mengikuti Ulama’ ana yg lebih baik mendiamkan Mu’awwiyah daripada selainya.Bagaimanapun disekitar Mu’awwiyah ada juga sahabat nabi saw.Ini yg perlu kita renungkan.

      Diakui atau tdk banu Ummawi juga punya andil besar dalam menjaga Syariat dan kejayaan Islam. pada masa Khalifah Umar bin Abdul aziz (Banu ummawi)dimulailah pembukuan Hadist ,beliau khawatir krn banyaknya para penghafal Hadist yg wafat.
      berlomba-lombalah ramai menulis Hadist bahkan semisal pedagang juga ikut2an yg ahirnya terjadilah krm sesuatu banyak hadist2 yg palsu.
      Berangkat dari sini seleksi hadist sudah sangat mendesak ,kemudian munculah BID’AH oleh seorang Ulama’ yg ‘alim dg munculnya ilmu musthola’ah Hadist.BID’AH disini ana mengikuti bahwa BID’AH ini adalah BID’AH yg baik.dan tdk sebarang BID’AH itu sesat dan tdk ada pembagian BID’AH AGAMA dan BID’AH DUNIA.

      Pada masa banu Ummawi juga islam sampai eropa disana juga ada seorang khalifah Ummawi yg ‘Alim.

      pd masa keruntuhan banu ummawi dg munculnya dinasti abbasiyah, karena bencinya sampai2 menurut sebagian riwayah mayyit2 yg dikubur dibongkar lalu dihajar itu mayyit (karena saking bencinya)tetapi perlu diakui bahwa pada pd masa Abasiyah seorang khalifah Harun AlRasyid Islam begitu harum, berkembang dg pesatnya.

      Dakwah dg hikmah dg mengedepankan kebaikan adalah lebih terpuji daripada selainya.
      Allahumman sholli wasallim ‘alaasayyidinaa Muhammad
      wa’alaa aali sayyidina Muhammad.

      • AlQudsi berkata “…Diakui atau tdk banu Ummawi juga punya andil besar dalam menjaga Syariat dan kejayaan Islam”.

        Saya berkata. “Ya Allah, cukuplah engkau yang menjadi saksi atas kami dengan AlQudsi ini. Amiin”.

    • suatu saat blog ini akan terlihat jubahnya yg asli!!!! Syiah atau Sunni???Ada indikasi di balik blog ini. Ahlusunnah wal jamaah Yess!!

  6. Kang Abu, kajian tentang Mua ini harap diteruskan secara runut, buka kebohongan yg ditutup-tutupi selama ini. sejarah yg benar harus ditampilkan.
    Wahabi kehabisan jawaban dan bisanya hanya marah-marah saja tanpa bawak dalil. kacong-kacong wahabi memang memalukan.

    Hai Wahabi, kalau kamu mampu bantah tulisan kang Abu ini dengan dalil bukan dengan emosi

    Abu Salafy:

    Benar sekali akhi Bagong… ciri komentar Salafi Wahhabi: A) Kata-kata kotor dan kasar sebagai ungkapan emosi ketidak mampuan dalam berdialog. B) Menyimpang dari tema… untuk memalingkan kita dari kajian inti…
    Barakallahu fika ya akhi Bagong.

    • abu salafy qk di blog ini gak ada foto nya sih? kaya orang salafy aja gak mau pajang foto…pajang dunk foto nya biar kita lebih kenal dg abu salafy…

  7. Pondok pesantren di kampungku, yg tidak wahabi,..yg mengaku ahlusunnah tidak pernah menghujat Muawiyah,..

  8. biasa sih salafi selalu mau cari kambing hitam untk lari dari tanggung jawab… sdh mas abu syiah yang wahabi… bantah aja ustad abusalafy… dan mestinya yang muncul itu si firanda ustad ente bukan ente yang masih ingusan… kenapa, ustad ente lagi punyeng ya… memang wahabi biasanya koar kora di depan kaum awam yang jahil… kalau sdh dihadapi ustad ustad Ahlusunnah pasti kelabakan… terbukti ka

  9. coba sebutkan pondok mana? apa namanya? pasti wahabi bohong!

    • inilah yg ana khawatirkan,sekumpulan orang2 kurang berilmu seperti ana bila ada suatu masalah munculah kebodohan2 itu dg ucapan2 yg kurang pada tempatnya.

  10. semangat ust abu salafi, ini web nya orang NU tulen, mudah2an para wahabi kembali ke ajaran yang benar….hidup abi salafy dan NU.

  11. dua seri sudah kubaca… isinya sangat bagus…. saya sampaikan terima kasih kepada antum ustadz abu salafy… semoga kajian kajian mencerahkan terus antum tulis di sini

  12. Kang abu salafy,
    rujukan artikel na di catat juga atuh.. Kalo cuma bilang, sayyidina ali berkata: , buku-buku sejarah mencata, jd bikin tanda tanya tanpa ada rujukan.

    Masa di buku sejarah SMA kelas 12 ??

    Abu Salafy:

    Saya berharap Ada mau lebih teliti ketika membaca artikel saya… agar kitab rujukan yang saya cantumkan juga Anda dapat baca!
    Syukran….

  13. bener pak abu… aji saputra keliatan kalau tidak baca… sebab dalam artikelnya pak abu yang dia komentari itu tidak ada perkataan Ali… yang ada perkataannya Ammar!!!
    Jadi ketauan kalao dia asbun!!!!
    saya kok jadi yakin nih kalau si aji itu agak wahabi.. maksudnya ngawur kaya wahabin.

  14. Saya sih masih berkeyakinan Mas Abu Salafy dari kalangan ahlus sunnah wal jama’ah. Suatu kali saya berharap sampeyan membahas topik kebenaran Assyariyah. Cuma menurut saya, ini menurut saya, tidak perlu membahas Muawiyah…Di Ihya Ulumiddin (saya agak lupa dalam bab apa) Imam Ghazali menulis kecil soal bertobatnya Muawiyah. Saya sangat percaya pada kredibilitas Imama Ghazali ra. ..Menurut saya lebih baik langsung bahas habis topik-topik yang diperselisihkan seperti “Istawa”, “tawassul” dst. Cara sampeyan membahas enak untuk dibaca. Wass.

    ________________
    Abu Salafy:

    Terima kasih atas sarannya… insya Allah tema-tema akan saya bahas secara urut dan tuntas (tentunya sesuai kemampuan saya)….
    Tema Mu’awiyah itu menurut hemat saya penting…. Sebab para Wahhabi Salafi sekarang sedang gencar mempromosikan orang ini sebagai representatif Islam… dan mmemutar balikkan sejarah kejahatannya… di samping banyak penyimpangan di tengah-tengah umat Islam ini adalah akibat dari politik jahat Mu’awiyah dan bani Umayyah…
    Jadi saya ketika membahasnya bukan berangkat dari kebencian atau ketidak sukaan pribadi dengannya!
    Saya justru akan menyajikan akidah yang benar ulama Ahlusunnah tentang Mu’awiyah melalui bukti-bukti kutipan dari para sahabat dan Salaf umat!
    Terima kasih….

  15. seandainya say punya kekuatan dan kemampuan untuk dapat membela fahaman sallafiyah, maka sayalah orang pertama yang akan terdepan membantu anda dalam penegakan islam yg benar dan jauh dari unsur-unsur adat istiadat yg penuh dengan kejahilan..amin

  16. itu hanya komentar orang jahil…. tidak jelas intinya… apakah yang anda maksud dengan adat yang penuh dgn kejahilan itu bung?
    Jangan-jangan itu hanya khoyalan kaum aja?!

  17. syukran katsiran pak abu.. ulsannya mantab… kami mendukungmu. teruskan perjuangan Pak ustadz…

  18. Islam ya Islam aja, nggak pake wahabi, nggak pake salafi kalo cuma merk untuk kepentingan nafsu rendah

Tinggalkan Balasan ke AlQudsy Batalkan balasan