Mazhab Salaf Shaleh Tentang Islamnya Mu’awiyah! (Bagian:1)

Persembahan Untuk Ustadz Firanda Dan Para Pemuja Kaum Munafikin!

Akhir-akhir ini kaum Salafi Wahhâbi gencar mempromosikan Mu’awiyah  putra pasangan Abu Sufyan dan Hindun –si penyunyah jantung Hamzah paman Nabi saw.- sebagai salah satu sahabat agung Nabi Muhammad saw. Bahkan mereka tak henti-hentinya menyanjung Mu’awiyah sebagai Khalifah yang adil, penulis wahyu suci Nabi saw. dan khâl/paman kaum Mukminin!

Dalam mempromosikan Mu’awiyah, kaum Salafi Wahhâbi tak segan-segan menebar-hadis-hadis palsu dan/atau atsar murahan yang mereka pungut dari sana sini atas nama Salaf dan tokoh umat Islam …. semua bukti kejahatan, kebejatan, kefasikan dan kemunafikan Mu’awiyah yang nyata mereka abaikan! Keterangan para Salaf Shaleh; para sahabat mulia Nabi saw. mereka campakkan… mazhab Salaf yang baisanya mereka jadikan senjata utama kini mereka buang ke tong sampah! Itulah kenyataan yang terjadi.

Karenanya dalam kesempatan ini saya hanya akan mengajak Anda menyimak sikap dan pernyataan para sahabat besar tentang kemunafikan Mu’awiyah…

Kajian kita kali ini adalah tentang islam atau tidaknya Mu’awiyah! Yang saya maksudkan dengan islam di sini bukan pengertiannya secara umum yang dilambangkan dengan menbgucapkan dua kalimat syahadah malaupun ia tidak disertai dengan pembenaran dan mengimani keesaan Allah dan/atau kerasulan Nabi Muhammad saw. alias bermunafik! Yang dengannya pula si pengucap mendapatkan berbagai keistimewaan perlakuan Islam atasnya, seperti darahnya akan dihormati untuk tidak dibunuh, boleh dimakamkan di pemakaman Islam, boleh mewarisi keluarganya yang Muslim dll. Akan tetapi islam yang kami maksud adalah islam yang disempurnakan dengan mengimani kenabian Nabi Muhammad saw…. dan keimanan kepada kanabian dan karasulan Nabi Muhammad saw. adalah kunci islam. Karena barang siapa beriman kepada Nabi Muhammad saw. pasti ia beriman kepada Allah dan hari akhir, para malaikat serta larangan dan kewajiban dll. Sementara beriman kepada Allah saja atau kepada hari akhir saja belum meniscayakan beriman kepada Nabi saw. seperti misalnya yang terjadi para Ahli Kitab (Yahudi dan Nashara). Keimnan mereka itu tidak berguna sedikit pun.

Tetapi sebelumnya saya ajak Anda memperhatikan dan merenungkan sebuah rangkaian ayat dalam Al Qur’an yang berbicara tentang mentalitas kaum kafir Quraisy. Ayat tersebut adalah ayat 6-7 surah al Baqarah:

إِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لاَ يُؤْمِنُوْنَ خَتَمَ اللّهُ عَلَى قُلُوْبِهمْ وَ عَلَى سَمْعِهِمْ وَ عَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَ لَهُمْ عَذَابٌ عظِيْمٌ *

Sesungguhnya orang-orang kafir tidak berbeda bagi mereka, baik engkau memberikan peringatan kepada mereka atau tidak; mereka tidak akan beriman. * Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka (dihalangi oleh) sebuah penutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.

Kita berhak berhenti sejenak untuk mencari tau siapakah mereka yang Allah vonis dengan ayat di atas, bahwa mereka tidak akan pernah mau beriman! Perhatikan, bukan menyerah dengan menyatakan secara lisan dua kalimat syahadah sebagai formalitas menerima Islam sebagai agamanya walaupun tidak disertia dengan keimnanan!

Ayat di atas harus selalu kita kedepankan dalam menilai kaum kafir itu (yang walaupun di kemudian hari mereka menampakkan keislamannya) atas ucapan si alim A atau B atau harus kita jadikan hakim dalam menyikapi riwayat yang konon diriwayat atas nama Nabi saw. atau sahabat! Atau pujian Si Salaf A atau B atas Mu’awiyah! Sebab ayat di atas menjelaskan masalah yang sangat serius seputar keimanan mereka kepada al ghaib dan bahwa Allah Maha Mengetahui segala yang ghaib!

Selain ayat di atas masih banyak ayat lain yang menyebutkan “pridiksi Allah” (tentu jika istilah itu boleh dipinjam di sini) bahwa kaum gembong kaum kafir Quraisy yang sangat getol memerangi Nabi saw. itu tidak akan pernah mau beriman seperti ayat-ayat di bawah ini:

  • Surah Yâsîn ayat 1-11:

يس

Yaa Siin.

وَ الْقُرْآنِ الْحَكيمِ

Demi Al Qur’an yang penuh hikmah,

إِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلينَ

Sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul- rasul,

عَلى‏ صِراطٍ مُسْتَقيمٍ

( yang berada) di atas jalan yang lurus,

تَنْزيلَ الْعَزيزِ الرَّحيمِ

( sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.

لِتُنْذِرَ قَوْماً ما أُنْذِرَ آباؤُهُمْ فَهُمْ غافِلُونَ

agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak- bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai.(6 (

لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلى‏ أَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لا يُؤْمِنُونَ

Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan ( ketentuan Allah ) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman.

إِنَّا جَعَلْنا في‏ أَعْناقِهِمْ أَغْلالاً فَهِيَ إِلَى الْأَذْقانِ فَهُمْ مُقْمَحُونَ

Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka ( diangkat ) ke dagu, maka karena itu mereka tertengadah.

وَ جَعَلْنا مِنْ بَيْنِ أَيْديهِمْ سَدًّا وَ مِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْناهُمْ فَهُمْ لا يُبْصِرُونَ

Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding(pula), dan Kami tutup ( mata ) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.

وَ سَواءٌ عَلَيْهِمْ أَ أَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لا يُؤْمِنُونَ

Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman.

إِنَّما تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَ خَشِيَ الرَّحْمنَ بِالْغَيْبِ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَ أَجْرٍ كَريمٍ

Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihat-Nya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.

Abu Salafy:

Ayat-ayat di atas tidak butruh banyak usaha membongkarnya untuk memahami maknanya lebih dari butuh kepada mmengimani bahwa Allah adalah Dzat Yang maha Mengetahui segala yang ghaib. Ayat-ayat di atas sangat jelas sekali menegaskan bahwa kebanyakan kaum kafir Quraisy itu tidak akan beriman kepada Nabi saw. dan ayat-ayat senada telah banyak tersebar dalam Al Qur’an seperti juga telah Anda baca dalam surah Al Baqarah yang telah lalu. Dan keimanan kepada kesucian firman Allah SWT dalam kitab suci-Nya yang mendorong kita untuk selalu meragukan keimanan mereka yang baru mengikrarkan keislamannya di saat benteng kemusyrikan teratkhir mereka telah diruntuhkan dan mereka pun bertekuk lutut di dahapan kekuatan Islam, seperti kaum thulaqâ’ (penduduk kota Mekkah yang ditawan di saat fathu Mekkah lalu dibebaskan oleh Nabi saw., di antara mereka adalah Abu Sufyan, Hindun dan Mu’awiyah serta keluarga besar bani Umayyah) dan juga kaum A’râb (Arab Baduwi) yang jumlah mereka mencapai puluhan ribu!

Catatan Penting!

Satu hal yang tidak boleh dilupakan dan diabaikan bahwa ketika ayat di atas turun Abu Sufyan dan Mu’awiyah masih sedang aktikf-aktifnya memerangi Islam dan dakwah Nabi saw…. Jadi pastilah mereka masuk dalam apa yang dimaksud dalam ayat-ayat tersebut…. Sementara yang lainnya dari rakyat jelata masuk dalam yang dimaksud di dalamnya pada urutan berikutnya… Dan untuk mengatakan tidak, butuh kepada bukti yang mampu mengalahkan ketegasan dan kesecuain  firman Allah di atas!

Dan jika ada yang berusaha membebaskan para pimpinan itu dari vonis Allah SWT di atas pastilah para pengikut mereka juga akan terbebas darinya dan itu artinya bahwa ayat suci di atas keliru atau dengan kata lain sia-sia dan hanya sekedar senda gurau belaka. Wal iyâdzul billah dari keyakinan seperti itu!

Antara Logika Al Qur’an dan Logika Salafi Wahhâbi

Dalam ayat-ayat di atas kecaman Allah dialamatkan kepada para pemimpin sebelum kepada para jelata yang mengikuti mereka. Jadi sebelum menjatuhkan vonis tegas di atas kepada para pengikut, Allah mengesakannya bahwa yang paling layak menerima vonis di atas adalah para pemimpin kekafiran! Sebab bisa jadi para pengikut itu hanya sekedar ikut-ikutan tanpa kesadaran penuh ketika memerangi Nabi saw. Atau boleh jadi mereka berada di bawah tekanan dominasi para pemimpin mereka, atau yang disebutkan dalam Al Qur’an dengan sebutan aimatul kufri/pemimpin kekafrian! Demikianlah logika Al Qur’an. Adapun logika para Salafi Wahhâbi, mereka siap menerima kesimpulan bahwa silahkan Allah menjatuhkan vonis keras-Nya atas kaum lemah dan para jelata itu selama kaum ningrat dan para pemimpin kekafiran Quraisy; Abu Sufyan, Mu’awiyah dan yang semisalnya tidak termasuk yang dikenai vonis itu… mereka akan membela dengan segala upaya untuk menyelamatkan tuan-tuan mereka dari vonis Allah SWT di atas! Karenanya, mereka tidak akan keberatan jika kaum lemah itu dikorbankan selama tuan-tuan mereka selamat!

Allah SWT Mengecam Bani Umayyah Dalam Al Qur’an Suci-Nya

Seperti telah saya katakan, sangat banyak ayat Al Qur’an yang menegaskan kenyataan seperti di atas. Karenanya saya hanya akan memilih beberapa dari saja agar tidak menjadi panjang lembaran kajian ini.

  • Surah Ibrahim ayat 28-30

أَ لَمْ تَرَ إِلَى الَّذينَ بَدَّلُوا نِعْمَتَ اللَّهِ كُفْراً وَ أَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دارَ الْبَوارِ

Tidakkah kamu perhatikan orang- orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan,

جَهَنَّمَ يَصْلَوْنَها وَ بِئْسَ الْقَرارُ

yaitu neraka Jahanam; mereka masuk ke dalamnya; dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman.

وَ جَعَلُوا لِلَّهِ أَنْداداً لِيُضِلُّوا عَنْ سَبيلِهِ قُلْ تَمَتَّعُوا فَإِنَّ مَصيرَكُمْ إِلَى النَّارِ

Orang- orang kafir itu telah menjadikan sekutu- sekutu bagi Allah supaya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: ”Bersenang-senanglah kamu, karena sesungguhnya tempat kembalimu ialah neraka.”

Abu Salafy:

Dalam keterangannya, para ahli tafsir telah membongkar data-data yang sangat bermanfaat untuk kejian kita, di mana para ulama kita dengan tegas mengabadikan ketarangan tafsir ayat-ayat di atas yang menyebut secara spesifik siapa yang dimaksud dengan para pemimpin yang telah merubah nikmat Allah dan menjerumuskan kaumnya ke dalam kehancuran dunia aklhirat itu? Mereak itu tiada lain adalah Bani Umayyah dan bani Makhzûm. Dan mereka itulah para pemimpin kekafiran yang disebutkan Allah dalam Al Qur’an-Nya.

Dalam kesempatan ini saya hanya mengajak Anda menyimak keterangan para ulama kita tentang ayat-ayat di atas. Setelahnya kepyutusan apapun saya serahkan kepada Anda dan kepekaan analisis Anda.

  • Ketarangan Imam Ibnu Jarir ath Thabari

Dalam kesempatan ini saya ajak Anda menyimak langsung ketarangan imam ahli tafsir tertua yang keetarang-ketarangannya selalu dijadikan acuan banyak ulama … sebagaimana juga sering dirujuk Ustadz Firanda dalam mendukung pemahaman yang ia usung!

Ibnu Jarir berkata tentang ayat-ayat di atas:

القول في تأويل قوله تعالى : { أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللَّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ (28) جَهَنَّمَ يَصْلَوْنَهَا وَبِئْسَ الْقَرَارُ (29) } يقول تعالى ذكره: ألم تنظر يا محمد( إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللَّهِ كُفْرًا ) يقول: غيروا ما أنعم الله به عليهم من نعمه ، فجعلوها كُفرا به، وكان تبديلهم نعمة الله كفرا في نبيّ الله محمد صلى الله عليه وسلم ، أنعم الله به على قريش ، فأخرجه منهم ، وابتعثه فيهم رسولا رحمة لهم ، ونعمة منه عليهم ، فكفروا به ، وكذّبوه ، فبدّلوا نعمة الله عليهم به كفرا. وقوله:( وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ ) يقول: وأنزلوا قومهم من مُشركي قريش دار البوار ، وهي دار الهلاك ، يقال منه: بار الشيء يبور بورا: إذا هلك وبطل .. وقيل: إن الذين بدّلوا نعمة الله كفرا: بنو أمية ، وبنو مخزوم.

“Pendapat tentang firman Allah –Ta’ala-: “Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan, yaitu neraka Jahanam; mereka masuk ke dalamnya; dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman.” Allah –Ta’ala- berfirman, “Tidakkah engkau –hai Muhammad melihat/meperhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran maksudnya: merubah-rubah nikmat-nikmat yang Allah anugerahkan kepada mereka lalu mereka mengkufurinya. Dan penukaran nikmat Allah yang mereka lakukan adalah dengan mengufuri Nabi Muhammad saw.. Allah menganugerahkan nikmat itu kepada suku Quraisy dan mengeluarkan beliau dari mereka dan mengutusnya sebagai rasul di antara mereka karena belas kasih Allah dan nikmta-Nya atas mereka, tetapi mereka mengingkarinya, membohongkannya dan menukar nikmat Allah itu dengan kekafiran. Dan firman Allah: “dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan, yaitu neraka Jahanam” Allah berfirman, “Mereka mencelakakan kaum mereka dari kalangan Musyrik Quraisy ke dalam lembah kebinasaan…. ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan: perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran adalah Bani Umayyah dan Bani Makhzûm.”

Setelahnya beliau melanjutkan:

Keterangan tentang para ahli tahfir yang mengatakan pendapat ini. Beliau berkata:

ذكر من قال ذلك: 

حدثنا ابن بشار وأحمد بن إسحاق ، قالا ثنا أبو أحمد ، قال : ثنا سفيان ، عن عليّ بن زيد ، عن يوسف بن سعد ، عن عمر بن الخطاب ، في قوله:( أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللَّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ جَهَنَّمَ ) قال: هما الأفجران من قريش: بنو المغيرة ، وبنو أمية ، فأما بنو المغيرة فكفيتموهم يوم بدر ؛ وأما بنو أمية فمتِّعوا إلى حين.

 حدثني المثنى ، قال : ثنا أبو نعيم الفضل بن دكين ، قال : أخبرنا حمزة الزيات ، عن عمرو بن مرّة ، قال : قال ابن عباس لعمر رضي الله عنهما: يا أمير المؤمنين ، هذه الآية ( الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللَّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ ) ؟ قال: هم الأفجران من قريش أخوالي وأعمامك ، فأما أخوالي فاستأصلهم الله يوم بدر ، وأما أعمامك فأملى اللَّه لهم إلى حين.

 حدثنا محمد بن بشار ، قال : ثنا عبد الرحمن ، قال : ثنا سفيان ، عن أبي إسحاق عن عمرو ذي مرّ ، عن عليّ ( وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ ) قال: الأفجران من قريش.

حدثنا ابن بشار ، قال : ثنا عبد الرحمن ، قال : ثنا شعبة ، عن أبي إسحاق ، عن عمرو ذي مرّ ، عن عليّ ، مثله/ حدثنا أحمد بن إسحاق ، قال : ثنا أبو أحمد ، قال : ثنا سفيان وشريك ، عن أبي إسحاق ، عن عمرو ذي مرّ ، عن عليّ ، قوله ( أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللَّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ ) قال: بنو المغيرة وبنو أمية ، فأما بنو المغيرة ، فقطع الله دابرهم يوم بدر ، وأما بنو أمية فمُتِّعوا إلى حين.

 حدثنا محمد بن المثنى ، قال : ثنا محمد بن جعفر ، قال : ثنا شعبة ، عن أبي إسحاق ، قال : سمعت عمرا ذا مرّ ، قال : سمعت عليا يقول في هذه الآية( أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللَّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ ) قال: الأفجران من بني أسد وبني مخزوم.

 حدثنا ابن المثنى ، قال : ثنا عبد الرحمن ، قال : ثنا شعبة ، عن القاسم بن أبي بزّة ، عن أبي الطفيل ، عن عليّ ، قال : هم كفار قريش. يعني في قوله ( وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ جَهَنَّمَ )، حدثنا ابن المثنى ، قال : ثنا محمد بن جعفر ، قال : ثنا شعبة ، عن القاسم بن أبي بزّة ، عن أبي الطفيل أنه سمع عليّ بن أبي طالب ، وسأله ابن الكوّاء عن هذه الآية( الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللَّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ ) قال: هم كفار قريش يوم بدر.

 حدثنا ابن وكيع ، قال : ثنا أبو النضر هاشم بن القاسم ، عن شعبة ،  عن القاسم بن أبي بزّة ، قال : سمعت أبا الطفيل ، قال : سمعت عليا ، فذكر نحوه.

 حدثنا أبو السائب ، قال : ثنا أبو معاوية ، عن إسماعيل بن سميع ، عن مسلم البطين ، عن أبي أرطأة ، عن عليّ في قوله( أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللَّهِ كُفْرًا ) قال: هم كفَّار قريش .

 هكذا قال أبو السائب مسلم البطين ، عن أبي أرطأة.حدثنا الحسن بن محمد الزعفراني ، قال : ثنا أبو معاوية الضرير ، قال : ثنا إسماعيل بن سميع ، عن مسلم بن أرطأة ، عن عليّ ، في قوله تعالى( الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللَّهِ كُفْرًا ) قال: كفار قريش.

 حدثنا الحسن بن محمد ، قال : ثنا يعقوب بن إسحاق ، قال : ثنا شعبة ، عن القاسم بن أبي بزّة ، عن أبي الطفيل ، عن عليّ ، قال في قول الله( أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللَّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ ) قال: هم كفار قريش.

 حدثنا الحسن بن محمد ، قال : ثنا شبابة ، قال : ثنا شعبة ، عن القاسم بن أبي بزّة ، قال : سمعت أبا الطفيل يحدّث ، قال : سمعت عليا يقول في هذه الآية( أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللَّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ ) قال: كفار قريش يوم بدر.

 حدثنا الحسن ، قال : ثنا الفضل بن دكين ، قال : ثنا بسام الصَّيرفيّ ، قال : ثنا أبو الطفيل عامر بن واثلة ، ذكر أن عليا قام على المنبر فقال: سلوني قبل أن لا تسألوني ، ولن تسألوا بعدي مثلي ، فقام ابن الكوّاء فقال ، من( الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللَّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ )؟ قال: منافقو قريش .

 حدثنا الحسن ، قال : ثنا محمد بن عبيد ، قال : ثنا بسام ، عن رجل قد سماه الطنافسيّ ، قال : جاء رجل إلى عليّ ، فقال: يا أمير المؤمنين: من ( الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللَّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ ) ؟ قال: في قريش.

 حدثنا أحمد بن إسحاق ، قال : ثنا أبو أحمد ، قال : ثنا بسام الصيرفيّ ، عن أبي الطفيل ، عن عليّ أنه سئل عن هذه الآية( الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللَّهِ كُفْرًا ) قال: منافقو قريش.

حدثنا الحسن بن محمد ، قال : ثنا عفان ، قال : ثنا حماد ، قال : ثنا عمرو بن دينار ، أن ابن عباس قال في قوله ( وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ ) قال: هم المشركون من أهل بدر.

حدثنا الحسن بن محمد ، قال : ثنا عبد الجبار ، قال : ثنا سفيان ، عن عمرو ، قال : سمعت عطاء يقول: سمعت ابن عباس يقول: هم والله أهل مكة ( الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللَّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ ).

 حدثنا القاسم ، قال : ثنا الحسين ، قال : ثنا صالح بن عمر ، عن مطرف بن طريف ، عن أبى إسحاق قال: سمعت عمرا ذا مرّ يقول: سمعت عليا يقول على المنبر ، وتلا هذه الآية ( أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللَّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ )  قال: هما الأفجران من قريش ، فأما أحدهما فقطع الله دابرهم يوم بدر ، وأما الآخر فمُتِّعوا إلى حين.

 حدثني محمد بن عمرو ، قال : ثنا أبو عاصم ، قال : ثنا عيسى = وحدثني الحارث ، قال : ثنا الحسن ، قال: حدثنا ورقاء ، وحدثنا الحسن ، قال : ثنا شبابة ، قال : ثنا ورقاء جميعا ، عن ابن أبي نجيح ، عن مجاهد قوله( بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللَّهِ كُفْرًا ) قال: كفار قريش.

 حدثنا أحمد بن إسحاق ، قال : ثنا أبو أحمد ، قال : ثنا عبد الوهاب ، عن مجاهد ، قال : كفار قريش/ حدثنا المثنى ، قال : ثنا أبو حذيفة ، قال : ثنا شبل ، عن ابن أبي نجيح ، عن مجاهد( بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللَّهِ كُفْرًا ) كفار قريش.

 حدثنا القاسم ، قال : ثنا الحسين ، قال : حدثني حجاج ، عن ابن جريج ، عن مجاهد ، مثله

حدثنا الحسن بن يحيى ، قال : أخبرنا عبد الرزاق ، قال : أخبرنا ابن عيينة ، عن عمرو بن دينار ، عن عطاء ، قال : سمعت ابن عباس يقول: هم والله ( الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللَّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ ) قريش. أو قال: أهل مكة.

 ….

  حدثني المثنى ، قال : ثنا عمرو بن عون ، قال : أخبرنا هشيم ، عن إسماعيل بن أبي خالد ، عن أبي إسحاق ، عن بعض أصحاب عليّ ، عن عليّ ، في قوله( أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللَّهِ كُفْرًا ) قال: هم الأفجران من قريش من بني مخزوم وبني أمية ، أما بنو مخزوم فإن الله قطع دابرهم يوم بدر ، وأما بنو أمية فمُتِّعوا إلى حين.

….

حُدثت عن الحسين ، قال : سمعت أبا معاذ يقول: أخبرنا عبيد بن سليمان ، قال : سمعت الضحاك ، يقول في قوله ( أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَةَ  اللَّهِ كُفْرًا ) … الآية ، قال : هم مشركو أهل مكة.

Abu Salafy:

Demi meringkas saya hanya akan menerjemahkan inti teks riwayat dalam keterangan Ibnu Jarir di atas.

  • Umar bin al Khaththab ra. tentang ayat di atas:

قال: هما الأفجران من قريش: بنو المغيرة ، وبنو أمية ، فأما بنو المغيرة فكفيتموهم يوم بدر ؛ وأما بنو أمية فمتِّعوا إلى حين.

“Mereka adalah dua keluarga jahat/fajir dari suku Quraisy yaitu bani Mughirah dan bani Umayyah. Adapun bani Mughirah mereka telah dihabisi dalam parang Badar. Sedangkan bani Umayyah mereka diberi tangguh sampai saat yang ditentukan.”

  • Ibnu Abbas dari Umar ra. dengan keterangan serupa.
  • Ali ra. berkata:

عن عليّ ( وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ ) قال: الأفجران من قريش.

Tentang ayat “dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan, yaitu neraka Jahanam” mereka adalah dua keluarga jahat dari suku Quraisy.

عن عليّ ، قوله ( أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللَّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ ) قال: بنو المغيرة وبنو أمية ، فأما بنو المغيرة ، فقطع الله دابرهم يوم بدر ، وأما بنو أمية فمُتِّعوا إلى حين.

Dari Ali tentang firman Allah: “Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan, ia berkata, “Mereka adalah bani Mughirah dan Bani Umayyah. Adapun bani Mughirah maka Allah telah memutus kejahatan mereka. Sedangkan bani Umayyah  mereka diberi tangguh hingga waktu tertentu.

  • Juga dari Ali ra.

سلوني قبل أن لا تسألوني ، ولن تسألوا بعدي مثلي ، فقام ابن الكوّاء فقال: من(الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللَّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ) ؟ قال: منافقو قريش

“Tanyalah kepadaku sebelum nanti kalian (tidak bisa) bertanya kepadaku. Dan kalian tidak akan pernah akan bertanya kepada seorang pun sepertiku sepeninggalku nanti. Maka Ibnu Kawwâ’ berdiri dan berkata, ‘Siapakah yang dimaksud dengan, “orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan,” Ali berkata, “Mereka adalah kaum munafik dari kalangan suku Quraisy!”

Abu salafy:

Jelas sudah dari ketarangan para sahabat tentang siapa yang dimaksaud dengan mereka yang merubah nikmat Allah dengan kekafiran dan menjerumuskan kaumnya ke dalam kebinasaan dunia dan akhirat… mereka adalah bani Makhzum, Bani Mughirah dan utamanya adalah bani Umayyah, keluarganya Mu’awiyah![1]

  • Keterangan Ibnu Katsir

Dalam tafsirnya yang terkenal Ibnu Katsir[2] merangkum keterangan para sahabat dan generasi Salaf tentang ayat di atas. Di antaranya ia berkata:

قال ابن أبي حاتم: حدثنا أبي، حدثنا ابن نفيل قال: قرأت على مَعْقِل، عن ابن أبي حسين قال: قام علي بن أبي طالب، رضي الله عنه، فقال: ألا أحد يسألني عن القرآن، فوالله لو أعلم اليوم أحدا أعلم مني به  وإن كان من وراء البحار لأتيته. فقام عبد الله بن الكواء فقال: من الذين بدلوا نعمة الله كفرًا وأحلوا قومهم دار البوار؟ فقال: مشركو قريش، أتتهم نعمة  الله: الإيمان، فبدلوا نعمة الله كفرا وأحلوا قومهم دار البوار

… dari Ibnu Abi Husain ia berkata, “Ali bin Abi Thalib ra. berdiri lalu berkata. ‘Tidakkah ada seorang yang mau bertanya kepadaku tentang Al Qur’an. Demi Allah, andai aku sekarang ini tau ada seseorang yang lebih mengerti tentang Al Qur’an dariku, walaupu ia berada di balik lautan sana pastilah aku datangi ia.’ Maka bangkitlah Ibnu Kawâ’ lalu berkata, ‘Siapakah yang dimaksud dengan: orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan,” ia berkata, “Mereka adalah kaum Musyrik Quraisy. Datang kepada mereka nikmat Allah lalu mereka menukarnya dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan,”

Al Adawi berkata tentang ayat di atas:

وقال العدوي في قوله: { أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللَّهِ كُفْرًا } الآية، ذكر مسلم المستوفي عن علي أنه قال: هم الأفجران من قريش: بنو أمية، وبنو المغيرة، فأما بنو المغيرة فأحلوا قومهم دار البوار يوم بدر، وأما بنو أمية فأحلوا قومهم دار البوار يوم أحد. وكان أبو جهل يوم بدر، وأبو سفيان يوم أحد. وأما دار البوار فهي جهنم.

“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan,” Muslim al Mustawfi menyebutkan dari Ali bahwa ia berkata, “Mereka adalah dua keluarga jahat dari suku Quraisy yaitu bani Umayyah dan bani Mughirah. Adapun bani Mughirah mereka telah menjatuhkan kaumnya ke dalam kebinasaan di hari perang Badar. Adapun bani Umayyah mereka menjatuhkan kaumnya ke dalam kehancuran di parang Uhud. Abu Jahal di hari parang Badar sedangkan Abu Sufyan di hari parang Uhud. Adapun maksud Dârul Bawâr adalah neraka Jahannam.

 وقال ابن أبي حاتم، رحمه الله: حدثنا محمد بن يحيى، حدثنا الحارث بن منصور، عن إسرائيل، عن أبي إسحاق، عن عمرو بن مرة قال: سمعت عليا قرأ هذه الآية: { وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ } قال: هم الأفجران من قريش: بنو أمية وبنو المغيرة، فأما بنو المغيرة فأهلكوا يوم بدر، وأما بنو أمية فمتِّعوا إلى حين.

 ورواه أبو إسحاق، عن عمرو بن مرة، عن علي، نحوه.

 وروي من غير وجه عنه.

Ibnu Abi Hâtim meriwayatkan…… dari ‘Amr bin Murrah ia berkata, “Aku mendengar Ali membaca ayat ini: “وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ dan berkata, “Mereka adalah dua keluarga jahat dari suku Quraisy; bani Umayyyah dan bani  Mughirah. Adapun bani Mughirah mereka telah dibinasakan dalan parang Badar. Sedangkan bani Umayyah mereka diberi tangguh hingga waktu tertentu.”

Dan atsar serupa juga diriwayatkan Abu Ishaq dari ‘Amr bin Murrah dari Ali.

Dan selain jalur di atas, banyak jalur lain yang meriwayatkan tafsir Ali.

 وقال سفيان الثوري، عن علي بن زيد، عن يوسف بن سعد، عن عمر بن الخطاب، في قوله: { أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللَّهِ كُفْرًا } قال: هم الأفجران من قريش: بنو المغيرة وبنو أمية، فأما بنو المغيرة فكُفيتمُوهُم يوم بدر، وأما بنو أمية فمتعوا إلى حين.

Sufyan ats Tsawri meriwayatkan … dari Umar bin al Khaththab tentang firman Allah: “Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran.” Umar berkata, “Mereka adalah dua keluarga jahat dari suku Quraisy; bani Umayyyah dan bani  Mughirah. Adapun bani Mughirah mereka telah dibinasakan dalan parang Badar. Sedangkan bani Umayyah mereka diberi tangguh hingga waktu tertentu.”

وكذا رواه حمزة الزيات، عن عمرو بن مرة قال: قال ابن عباس لعمر بن الخطاب: يا أمير المؤمنين، هذه الآية: { الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللَّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ } قال: هم الأفجران من قريش: أخوالي وأعمامك فأما أخوالي فاستأصلهم الله يوم بدر، وأما أعمامك فأملى الله لهم إلى حين.

Demikian juga diriwayatkan oleh Hamzah az Zayyât dari ‘Amr bin Murrah, ia berkata, “Ibnu Abbas berkata kepada Umar, ‘Wahai Amirul Mukminin, ayat ini: “orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan,”, siapa yang dimaksud? Umar berkata, ““Mereka adalah dua keluarga jahat dari suku Quraisy; paman-paman dari sisi ibuku dan paman-paman dari sisi ayahmu (bani Umayyahmaksudnya_pen). Adapun paman-paman dari sisi ibuku, Allah telah binasakan mereka. adapun paman-paman dari sisi ayahmu maka Allah memberi tangguh hingga waktu tertentu.”

Abu Salafy:

Demikianlah telah Anda saksikan langsung bagaimana para sahabat besar, seperti Sayyidina Umar ra, Sayyidina Ali ra, Ibnu Abbas ra. dan para tokoh Salaf lainnya memaknai ayat di atas. Dan tentaunya tafsir mereka itu bersumber dari Nabi saw., sebab tidak mungkin dalam masalah seperti ini mereka akan memaknai ayat tanpa dasar nash dari Nabi saw. Dan dalam istilah para ulama, atsar/hadis para sahabat yang berbicara tentang makna ayat apalagi yang terkait asbab nuzulnya walaupun ia bersifat mauqûf tetapi ia dihukumi sebagai marfû’!

Dan tentunya ini adalah juga mewakili pandangan Salaf Shaleh yang biasanya sangat diandalkan kaum Salafi Wahhâbi dalam memahami nash-nash suci; Al Qur’an dan Sunnah, seperti slogan yang selalu mereka propagandakan: Kembali kepada Al Qur’an dan Sunnah berdasarkan pemahaman Salaf Shaleh! Karenanya adalah sangat aneh apabika dalam memaknai ayat ini mereka membuang dan mencampakkan pemahaman Salaf! Dan itu sekaligus sebagai bukti bahwa apa yang mereka propagandakan itu hanya sekedar tipu muslihat belaka… Salaf Shaleh hanya sekedar dekor dan dibuat tambal butuh semata!

Keterangan Ibnu Hayyân

Dalam tafsirnya yang berjudul al bahru al Muhîth,7/159 Abu Hayyân menyebutkan riwayat tafsir Sayyidina Ali ra.:

هم منافقو قريش أنعم عليهم بإظهار علم الإسلام بأن صان دماءهم وأموالهم وذراريهم ، ثم عادوا إلى الكفر

“Mereka adalah kaum munafik dari suku Quraisy. Allah telah memberi nikmta atas mereka dengan ditampakkannya/dimenangkannya panji Islam dengan dipeliharanya darah-darah dan harta-harta serta anak-anak mereka kemudian mereka kembali kepada kekafiran.”

Abu Salafy:

Ini adalah pemaknaan yang tepat sekali!

Hadis-hadis Riwayat Imam al Hakim dan Para Ulama Ahli Hadis Lainnya!

Selain itu, Anda dapat membaca berbagai riwayat yang menegaskan ucapan dan sikap Sayyidina Ali ra. di antaranya sebagai berikut:

أخبرنا أبو الحسن علي بن محمد بن عقبة ، ثنا الحسن بن علي بن عفان ، ثنا محمد بن عبيد الطنافسي ، ثنا بسام بن عبد الرحمن الصيرفي ، ثنا أبو الطفيل ، قال : رأيت أمير المؤمنين علي بن أبي طالب رضي الله عنه قام على المنبر ، فقال : « سلوني قبل أن لا تسألوني ولن تسألوا بعدي مثلي » قال : فقام ابن الكواء فقال : … قال : فمن ( الذين بدلوا نعمة الله كفرا وأحلوا قومهم دار البوار جهنم  ) قال : « منافقو قريش » « هذا حديث صحيح الإسناد ولم يخرجاه »

“Al Hakim meriwayatkan ….. Abu Thufail berkata, ‘Aku mendengar Amirul Mukimin Ali bin Abi Thalib ra. berkata dari atas mimbar, ‘Tanyalah kepadaku sebelum kalian nanti tidak bisa bertanya kepadaku. Dan kalian tidak akan pernah bisa bertanya kepada seorang sepertiku sepeninggalku nanti! Maka Ibnu Kawâ’ berdiri seraya berkata, ‘…. Siapakah yang dimaksud dengan“orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan,” Ali ra. berkata, “Mereka adalah kaum munafik dari suku Quraisy.”[3]

Al Hakim berkata, “Ini adalah hadis shahih sanadnya tetapi keduanya (Bukhari dan Muslim) tidak meriwayatkannya.”

Beliau juga mengulangi kembali ketika menafsirekan surah al Hijr (3/107) dan setelahnya berkata, “Ini adalah hadis shahih tinggi sanadnya. Bassâm bin Abdurrahman al Shairafi termasuk perawi dari kota Kufah tsiqah termasuk yang disepakati keshahihan hadisnya. Tetapi keduanya tidak meriwayatkannya.”

Dalam kesempatan lain ketika menafsirkan surah Ibrahim, al Hakim juga kembali meriwayatkannya dan juga menegaskan keshahihannya.

Hadis yang sama juga diriwayatkan oleh asy Syâsi dalam Musnadnya,2/148.

*****

Mengapa Para Salafi Wahhâbi Meninggalkan Pendapat Imam Ali, Sahabat Ammar, Abu Dzar, Ubadah bin Shamit ra. dkk.

Selain itu, kita menyaksikan bagaimana para Salafi Wsahhâbi (yang biasanya sangat mendewakan Para Salaf) kini mendadak berbalik arah. Mereka tidak lagi menggubris sikap dan pandangan para sahabat mulia itu ra. tentang Mu’awiyah dan lebih mengedepankan pendapat Ahmad bin Hanbal, Rabî’ al Halabi atau Ibnu Taimiyah misalnya! Ada apa dengan sikap mereka ini! Mengapa mereka mendadak membuang pendapat Para Salaf Shaleh yang biasanya mereka jadikan slogan untuk menjaring kaum awam?!

Akan tetapi bagi Anda yang telah mengenal kecintaan kaum Salafi Wahhâbi kepada mantan-mantan kaum kafir yang belum jelas keimanan mereka pasti tidak akan heran! Mereka telah memasang badan untuk membela kaum munafik di manapu mereka berada? Dan apapun kejahatan dan kezaliman mereka?

Selama mereka adalah bani Umayyah dan koleganya maka kaum Salafi Wahhâbi siap membelanya!

(Bersambung Insya Allah)


[1] Lebih lanjut dipersilahkan merujuk langsung ke dalam tafsir ath Thabari, 16/5 hingga selesai.

[2] 4/509.

[3] Al Mustadrak, 8/416 ketika menafisrkan surah adz Dzâriyât.

36 Tanggapan

  1. alhandulillah, saya ketemu dengan bapak di sini… kajiannya qur’ani nya mantap banget… semoga manfaat… kami akan tunggu lanjutannya.. dan saya janji akan ikuti terus kajian di sini… bongkar wahabinya top!!!

  2. KALAU MU’AWIYAH AJA MSH MEREKA BELA YA KETERLUAAN BANGET

  3. Uraiannya detail, mantab!

  4. Kang Abu, teruskan kang Abu, cepat kang Abu, paparan panjenengan dahsyad banget. tolong dilucuti Muawiyah ini sampai habis

  5. “Cerita tentang Muawiyah dan bani Umayyah melaknat Ali selama 70 tahun itu riwayat-riwayat palsu semua,” kata ustadz Fahmi Salim kepada arrahmah.com di kantor MUI Pusat, Jl. Proklamasi, Jakarta Selasa (24/1).

    Abu Salafy:
    Alangkah baiknya jika kesimpulan ustadz Fahmi Salim itu didukung oleh bukti dan bukan ta’ashshub belaka!
    Masalah itu nanti juga akan dibicarakan insya Allah… tapi yang sekarang Anda bantah dulu bukti saya di sini!

    • ABU SALAFY BERKOMENTAR, GENSYIAH MENJAWAB

      dah dijawab yg lebih pinter dari ane Gan,.

    • semua kejahatannya Muáwiyah pasti akan diingkari para pecintanya… itu sih sudah 1+1=2… tapi kasian banget mereka, bisanya cuma asbun!
      si ustas fahmi bin kirangan itu keliatannya hebat banget ya, sampai-sampai kenyataan sejarah segamblang itu ja ia tolak dia bilang palsu!!
      apa dasar dan alasannya?
      Bukankah salah satu kebaikan Khalifah Umar bin Abdil Aziz itu adalah menghentikan dan melarang pelaknatan atas Khalifah Imam Ali as lalu kemudian menggantiannya dengan membaca ayat INNALLAH YA’MURU BIL ÁDLI WA IHSAANI …..
      subhanallah, memang fanatik itu membutakan!!! na’udzubillah’ min dzaalik.

    • Firanda adalah PENDUSTA.
      INI BUKTINYA:
      Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillah wassolatu wassalamu ala Rasulillah. Amma Ba’du.

      Kata pengantar:

      Perseteruan antara Firanda dan Asy-Syaikh Abdullah bin Abdirrahim Al-Bukhari menuai buntut, namun sebelum buntutnya saya paparkan, terlebih dahulu perlu anda ketahui, bahwa syeikh Abdullah bin abdurrahim Al-bukhari adalah murid Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Azîz bin Bâz dan Asy-Syaikh Muhammad bin Shâlih Al-’Utsaimîn. artinya yang menghukumi Firanda seorang Pendusta, fajir dan jahat adalah bukanlah seorang ustadz yang berasal dari Indonesia, namun seorang Syaikh dari kota Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam yang masyhur yang sangat dikenal kiprahnya dalam dakwah salafiyah, yaitu Syaikh: Abdullah Bin Abdurrahim. jadi bukan orang yg nanggung-nanggung, dan bukan saya (pangeran salafy) yang menghukumi firanda PENDUSTA.
      http://goleksurgo.blogspot.com/2013/04/kesaksian-murid-bin-bazz-bahwa-firanda.html

  6. semua pokoknya kalau jelek jelekken muawiyah langsung dicap palsu… trus bukti bukti sejarah itu ente kemanakan? kamu itu wahabi fanatik!

    • Antum Syiah atau Sunni…??????Apa yg membela Muawiyah itu harus Wahabi?????Tapi hanya orang Syiah-lah yg memfitnah Muawiyah Cs,…jangan berpedoman pada satu kitab saja,tapi carilah kitab2 lain tentang sisi siapa & bagaimana si Muawiyah sebenarnya…Lalu timbang dengan timbangan yg memenuhi standart obyektif…Apa ini juga tidak taqlid buta???

      • bacalah sejarah ya akhi biar kamu tau bagaimana kejahatan Muáwiyah itu… itu bukan FITNAH tapi kenyataan… tidak ada urusan dengan syiah atau sunni atau wahabi… yang berakal waras npasti kengecam kejatahan dan pelaku kejahatan!!!
        hanya orang yang tidk kenal siapa Muáwiyah sajalah yang mencintai atau membela Muáwiyah!!! atau kedua, ya orang berhati busuk! atau orang tertipu dengan kejahilan!! atau fanatik buta kepada doqma madzhab!!!

    • Yg membela Muawiyah,dikit2 langsung dibilang wahabi….Kok ga ahlusunnah????atau Sunni saja???berarti ahlusunnah= wahabi dong???karna di web orang Syiah mengatakan bahwa Orang Sunni menyembunyikan Hadis dan Sejarah Mu’awiyah mencaci maki Imam Ali disembunyikan Sunni

      Lha trus ini blognya siapa?????Syiah atau Sunni????????????

  7. yang bilang palaknataan muawiyah terhadap Sayyiduna Ali Karramallahu wajhah palsu berati pikirannya bengkok.. ilmunya cekak

  8. Utsman bin Affan bin Abil ‘Ash bin Umayyah bin Abdusy Syams bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luwa’i bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’addu bin Adnan.1
    Abu Amr, Abu Abdullah2 al-Quraisy, al-Umawi Amirul mukminin Dzun Nurain yang telah berhijrah dua kali dan suami dari dua orang putri Rasulullah صلى الله عليه وسلم . Ibu beliau bernama Arwa binti Kuraiz bin Rabi’ah bin Hubaib bin Abdusy Syams dan neneknya bernama Ummu Hakim Bidha’ binti Abdul Muththalib paman Rasulullah صلى الله عليه وسلم.
    Beliau salah seorang dari sepuluh sahabat yang diberitakan masuk surga dan salah seorang anggota dari enam orang anggota Syura serta salah seorang dari tiga orang kandidat khalifah dan akhirnya terpilih menjadi khalifah sesuai dengan kesepakatan kaum Muhajirin dan Anshar رضي الله عنهم juga merupakan khulafaur Rasyidin yang ketiga, kita kaum muslimin diperintahkan untuk mengikuti sunnah Rosulullah saw dan sunnah Khulafaurrosyidin.

    Mu’awwiyah bin abusofyan punya anak Yazid yg menurut suatu riwayat adl seorang yg bejad punya anak namanya Mu’awwiyah Beliau adalah seorang yg sangat sholeh.

    Khalifah Umar bin Abdul Aziz seorang pimpinan yg Sholeh lagi Adil dan sangat dermawan. dari jalur ayahnya adalah Marwan bin hakam bani umawi sedang jalur ibunya nasabnya sampai Asyim bin Umar bin Khottob,ra
    Ada suatu riwayat yh menyebutkan Khalifah yg adil itu mencambuk seseorang yg mengangkat sisi tdk baiknya Mu’awwiyah bin Abisofyan.

    Beliau2 ini adalah Bani Ummayah.
    Ambilah hikmah yg menurut suatu riwayat bani Ummayah diberi tangguh.

    sekarang ada sebagian orang ygpunya keyakinan Ibu dan Ayahanda Rosulullah saw masuk neraka. ini adalah menyakitkan Rosulullah saw
    memposting Mu’awwiyah dari sisi tdk baiknya adalah kurang terpuji.
    dahwah kepada wahabiyahbisa kian menyulitkan karena kebencian sesama kaum muslimin.

  9. Salah satu sahabat besar yang dijamin masuk surga Saad bin Abi Waqqas berkata :

    ( ما رأيت أحداً بعد عثمان أقضى بحق من صاحب هذا الباب ـ يعني معاوية )

    “Tak pernah saya melihat seorang yang lebih pandai memutuskan hukum selepas Sayyidina Utsman selain daripada pemilik pintu ini (beliau maksudkan Mu’awiyah)”. (Al-Bidayah Wa an-Nihayah jilid 8 m.s. 133)

    Abu Salafy:

    Bawaka sanadnya dan buktikan keshahihannya! Sebab ilmu itu harus dengan sanad kan kata kalian para wahabiyyun?!
    Apakah ketika Mu’awiyah mengangkat Yazid sebagai penggantinya juga sedang mmemutuskan denagn haq?
    Terjemahan Anda di atas kurang dan salah bung abu Syi’ah bin Kaskusser!!!!

  10. Ibnu Abbas berkata, ”Saya tidak melihat seorang yang lebih arif tentang kenegaraan daripada Muawiyah” (Al-Bidayah 8/138) Beliau juga mensifati Muawiyah dengan “faqih” (Shahih Bukhari 3765)

    Abu Salafy:

    Terus menurut ANda bagaimana dengan ucappan Sayyidina Ali ra?
    Apakah kalian buang karena membongkar siapa sejatinya Mu’awiyah?
    Semua yang Anda bawakan tentang “keutamaan” Mu’awiyah itu akan dibuktikan kealsuannya… tenang aja sobat pembela Mu’awiyah.. yang penting bantah dulu yang ada di artikel saya sekarang ini!!! dan kedua saya minta dengan tulus agar kalau Anda kebetulan shalat tahajjud mintalah klak di akhirat dikumpulkan bersama Mu’awiyah, Abu Sufyan, Hindun, Yazid dan para Salafnya Mu’awiyah yang mati di parang Badar dan Uhud… pasti tempat mereka di Akhirat sangat istimewa!!!

  11. Apa karena hadits itu versi sunni jadi kalian ga percaya dan berani menyelisihi perkataan nabi secara terang-terangan?
    Bahkan dalam pandangan ahlussunnah, muawiyah tidak lah berdosa dalam perang melawan aliy karena itu adalah bentuk ijtihad….

    لَكِنَّهُمْ مُجْتَهِدُونَ ، فَلَا إِثْم عَلَيْهِمْ لِذَلِكَ

    Akan tetapi mereka semua adalah para MUJTAHID (ali dan muawiyah). Dan tidak ada dosa atas mereka semua dalam peperangan diantara mereka (Kitab syarah muslim oleh Imam nawawi 300/9)

    Abu Salafy:

    Akidah Wahhabi Salafi memang tambal sulam… sekarang Imam Nawawi ditaklidi…. lalu nanti kalau Imam Nawawi menfatwakan sunnah menziarahi nabi saw. sepulang dari menuniakan ibadah haji, misalnya… langsunng dicap AHLI BID’AH!!!
    Kalian ini para mukallid atau sok mujtahid?

    AKhi ABUSyi’ah (yang juga nyamar dengan nama KaSKUSSER), tolong Anda defenisikan maksud dari istilah IJTIHAD DI SINI? APA SYARAT–SYARATNYA?

  12. Wahhh,. mending gini aja gan,daripada semua umat Islam berselilsih, bermusyawarah aja dengan Nabi Muhammad

    Abu Salafy:

    KAskusser bin Abu Syi’ah lebih baik komentar Anda yang fokus dan ilmiah… itu lebih afdhol….

  13. Imam Ahmad pernah ditanya tentang seseorang yang mencela Muawiyah dan Amr bin Ash, “Apakah dia Rafidhah?” Katanya,” Tak seorang pun berani mencela keduanya kecuali mempunyai tujuan jelek.” (Tarikh Dimasyq 59/210)

    Abu Salafy:

    Subhanallah! makin jelas kan siapa yang Salafi Sejati siapa yang gadungan?
    Yang ikut Sayyidina Ali ra., Sayyidina Ammar ra. dan para sahabat mulia atau yang ikut dan taklid buta kepada ulama yang jauh datang setelahnya?
    Akhi! tolong tunjukkan dan buktika bahwa memang benar Imam Ahmad berkata gebitu?!
    Jika shahih, maka bandingkan dengan ucapan Sayyidina Ali ra., Sayyidina Ammar ra. dan para sahabat mulia Nabi ra.!Mana yang lebih Anda ikuti?

  14. semoga tidak didelete komentar ane gan

  15. Bawakan satu dalil dari para salafussholeh yg membenci muawiyah radiallahuanha yg secara khusus bukan secara umum. Hanya orang2 SYIAH yg benci dan dadanya terasa sesak apabila muawiyah disebutkan

    Abu Salafy:

    Saudaraku yang saya hormati. siapa Salaf Shaleh yang Anda maksud? Apakah Imam Ali dan Ammar bukan Salaf Shaleh?
    baca artikel berseri saya baru Anda komentar!
    kalau Salaf Shaleh yang dimaksud adalah Abu jahal, Abu Sufyan, Hindun, Yazid dan Hajjaj ya saya minta maaf! sebab itu bukan Salafnya kaum Muslimin itu hanya Salafnya kaum Wahhabi Salafi!

    • Saudara2ku yg saya hormati, mending tanya langsung ma nabi Muhammad, mana jalan yang benar yang harus diikuti, dengan cara bertawasul mendatangkan ruh beliau..pasti beress..

      Kalo saya mencintai rasulullah,.Menyayangi dan mengagungkan Ali Ra dan memuliakan ahlul baitnya, tapi juga menghormati Muawiyah bin Abu Sofyan(semoga Allah merahmati Ali dan Muawiyah). Hanya Allah yg berhak mengukur tigkat Islamnya Muawiyah karna hanya Allah yg punya alat pengukurnya.Allah lebih mengetahui langsung.Tapi saya yakin Islamnya kita tentu bukan apa2 dibanding mereka.Mungkin kita hanya korban sejarah.Bersuara melalui kitab2 tulisan manusia juga yg belum tentu terjamin 100% kebenarannya.Kalau saya mending bertawakal pada Allah saja.Daripada ikut gembar gembor mengkafirkan ulama2 jaman dulu, meski punya salah toh mereka pasti juga punya sumbangsih besar buat kemajuan Islam.Kita punya jasa apa?saya punya jasa apa?Abu Salafi punya jasa apa utk Islam? Apakah abu salafi ikut terjun langsung di masa sejarah?atau abu salafy punya mesin waktunya doraemon jdi bisa melihat langsung kejadian masa lalu?pasti rujukannya kitab2 tulisan2 ulama.Muawiyah pernah ikut perang membela agama Rasulullah langsung, lha Abu Salafy??rak yo sampeyan gur nyongeh, gur nggoleki salahe liyan kan?

      Lebih baik diam dari pada gembar gembor ngafirke liyan.Opo meneh sing dirasani wis dipathok’i.Nek salah ngafirke,tanggung jawabe gedhe lho.Saya mencintai Rasulullah, Abu Bakar,Umar, Utsman, Ali famili dan ahlul bait, muawiyah dan semua para sahabat.

      __________________
      Abu Salafy:

      Saya di sini telah menggunakan alat ukur kebenaran yang valid… ucapan Salaf…
      Dan nantikan dalam edisi-edisi akan datang, saya akan bawakan sabda-sabda Nabi saw. dalam hadis-hadis yang shahih yang mengecam dan mengutuk Mu’awiyah…
      Saya benar-benar menjadi heran kepada orang yang mendadak mengecam sejarah ketika sejarah tidak berpihak kepada tuan-tuan mereka yang munafik!
      Kalau memang benar kata Anda lalu mengapa kalangan Salafi Wahabi mengecam sana sini… mengkafirkan kaum Ahlusunnah yang bertawassul, misalnya atau mengkafirkan Syi’ah Rafidhah yang mengimamkan Sayyidina Ali dan keturunnya! Mengapa Anda tidak saja mengatakan serahkan saja kepada Allah… Allah yang punya hak menentukan???
      Akhi, sejarah yang telah diriwayatkan dalam data-data yang valid dan juga melalui hadis-hadis dan attsar adalah rujukan yang dapat diandalkan!

      • ow,..ternyata ini punyaknya Raphidhoh toh,.??brrti ane salah kamar nimba ilmu di sini, besok sekalian bos buka habis punya abu hurairoh.klo rapidhoh dikafirkan kan kata mereka, “ulama2 ahlusunnaH”(ane sndiri ga pakar sejarah soalnya) kalo Raphidhoh mengkafirkan Abu Bakar,Umar,Utsman,Aisyah bahkan melaknat mreka.ane liat2 di youtube banyak.Lha pnjenengan dewe mendudukkan mreka bagaimana?makin kliatan tow??mbok ya ngaku antum pejuang syiah, memang banyk soalnya yg syiah tpi nyoba nutup2in jati diri.Kanyak yg punya radio Rasil waktu diajak diskusi dengan ustd. Haidar Abdullah Bawazir.atau antum ingin berdiskusi dengan mereka bertatap muka.jangan ngaku2 Sunni atau ahlu sunnah ataupun pejuang NU.NU itu beda lho mas ma yg antum bawakan,kata Mbah2 NU.biar temen2 NU ga ikut gebyak uyah.ane sebagai orang awam hanya bisa tawakal pada Allah, Ya Rabb, tunjukkanlah kami jalan yg lurus, yg mengikuti sunnah nabimu, memulyakan keluarga dan ahlul bait beliau, yg mengikuti jalan sahabat2 rasulMu.Ya, Rabb, tunjukkanlah bahwa yg haq adl haq, yg bathil adlh bathil, agar kami tidak tersesat ya, Rabb.

        ____________
        Abu Salafy

        Kalo mengungkap hakekat gembong munafikin Muawiyah cs adalah rofidoh,
        lalu bagaimana dengan Imam Bukhari yang mengabadikan hujatan Rasul saw kepada kelompok Muawiyah yang disebut
        oleh beliau sebagai kelompok penganjur/pengajak ke neraka?
        Selamat anda telah mencintai dan membela pemimpin kelompok penganjur ke neraka

  16. ya gini nih wahabi… baru baca 1 tulisan sudah nantang-nantang… apa ente tdk baca tulisan lanjutan nya… dasar wahabi fanatik….

  17. subhanallah. nama yang dipilih untuk seseorang itu memang ada pengaruhnya… itu yang pakai nama sastro blo’on memang percis namanya blo’on banget… sok suci.. padahal hatinya busuk banget.. bagaimana kamu ngaku cinta Sayiduna Ali tapi juga cinta Mu’awiyah? memangnya kamu cinta atas dasar apa? dan cinya mu’awiyah juga apa dasarnya?
    apa mungkin kamu cionta Nabi Muhammad SAW trus kamu juga cinta musuhnya Nabi Muhammmad SAW seperti Abu Jahal, ABu Lahab dll?
    pikirkan baik baik coy!

    • Alhamdulillah, antum doakan ana sok suci,..tapi dengan kata2 antum sperti itu melambangkan bahwa antumlah yg sok suci.Adakah kata2 ana yg mengklaim bahwa diri ana (sok) suci?hemm,..tahu darimana kalo hati ana busuk?hanya Allah,bos yg tahu setiap hati hambaNya.atau jangan2 antum mengklaim diri antum maha tahu..? ana gunakan nama sastro krna di wordpress lain(yg kemungkinan adminnya juga abu salafy- krn tulisan2nya sama).di sana adminnya tertulis nama ” Sastro ” blo’on ana tambahi sendiri.

      Kalo Abu jahal dkk itu beda bos,semua kalangan dah tau itu sunni, syiah mah juga tau.Mungkin malah antum sndiri yg se boyband ma mreka.

      Ana tanya pada antum,..antum Syiah atau bukan? Kalo syiah, ya maaf bos brrarti ana salah rujukan.

      Semua kalangan memang berebut predikat ahlusunnah.Sunni mengklaim dirinya ahlusunnah,..syiah pun juga mengklaim dirinya adl ahlusunnah yg asli.

      Mungkin blog ini, setelah melucuti Muawiyah, nantinya akan membongkar juga Abu Hurairah Ra.ya kalo dilucuti semua akan nampak jelas..Kenapa Rafidhah dianggap sesat oleh kebanyakan sunni,?karna Abu Bakar,Umar,Utsman,Aisyah yg jelas2 di sisi Rasulullah mreka kafirkan(lihat di youtube banyak ngnti luber2)itu salh satuny.Ana ga membela siapa pun, Muawiyah ataupun Amirul Mukminin Ali Ra.Karna ana teringat akan nasihat Rasulullah utk diam jika mengetahui sahabat berselisih.takut timbul fitnah yg lebih besar,bos..

      Kalo dua saudara antum sedang berselisih, mana yg antum bela?mengingat mreka juga sama2 baik sama antum.kalo ana serba salah,.milih ini si A jdi musuh,ikut itu si B jadi musuh,..ya mending serahkan saja ma hakim,.biar hakim yg mutusin.

      Ustd Abu Salafi mrasa punya dasar kuat utk melucuti Muwiyah dkk,Wahabbi dan ahlusunnah yg lain pun juga punya dasar yg kuat juga.Kalo ana, maaf ga pinter dalil cos ana ini awam jdi ana ga ngerasa suci,tapi ana ga busuk hati.Cuma berdoa semoga Allah berkenan menjaga dri kebusukan hati dan fikiran

      _____________
      Abu Salafy

      Kalo mengungkap hakekat gembong munafikin Muawiyah cs adalah rofidoh,
      lalu bagaimana dengan Imam Bukhari yang mengabadikan hujatan Rasul saw kepada kelompok Muawiyah yang disebut
      oleh beliau sebagai kelompok penganjur/pengajak ke neraka?
      Selamat anda telah mencintai dan membela pemimpin kelompok penganjur ke neraka

      • Mas sastro walaupun anda blo’on tp hati anda masih bisa membedakan mana yg haq dan mana yg bathil… memang blog ini punya syiah,,jd jgn heran jika artikel2 nya menjelekkan para sahabat….Imam Ali RA dimata syiah hanya sebagai jalan untuk menghancurkan Islam…bahkan ALI pernah membakar hidup2 org2 syiah…mereka sangat benci terhadap agama Islam yg mulia ini..merekalah Yang mengadu domba kaum muslimin…INILAH DAJJAL YG RASULULLAH MAKSUDKAN (SYIAH=IRAN)

  18. sastro asli memang bloon. pak abu jangan ditanggapi orang dungu seperti dia itu

    • alhamdulillah, dungu tapi masih bisa berfikir utk membedakan dan bersifat objektif.kenalilah semua ajaran,ambil yang sesuai hati nurani.jangan hanya mengenal kejelekan2 meski belum tentu terbukti sebelum antum benar2 melihat seperti apa.

  19. dari artikel 1 – 4 saya baca ternyata masyaallah, luar biasa… argumentatif… sedangkan komentarnya teman-teman para pembelanya muawiyah ternyata hanya emosional.. penuh fatanisme buta kepada muawiyah.. harapan saya mbok yo yang ilmiah kalian wahai salafi kalau ngebela muawiyah!!!

  20. Mas abu ana punya pertanyaan :
    Kalau muawiyah seorang munafik, apakah rasulullah itu keliru ketika memberi kepercayaan kepada muawiyah sebagai penulis wahyu?
    Apakah rasulullah keliru waktu mendoakan muawiyah : “Ya Allah jadikanlah ia penunjuk dan yang memberi petunjuk, tunjukilah ia dan berilah manusia petunjuk karenanya (HR. Bukhari)
    Atau mungkin antum beranggapan rasulullah keliru ketika bersabda : “Pasukan pertama yang berperang dengan mengarungi lautan pasti akan diberi pahala & surga (HR. Bukhari)…Para ahli sejarah sepakat bahwa pasukan tsb adalah pasukan yg dipimpin oleh muawiyah bin abu sufyan..
    Atau imam bukhari yang keliru meriwayatkan hadits2 tsb..
    Bahkan imam bukhari juga keliru ketika beliau mengambil 4 hadits dari muawiyah padahal dia adalah orang munafik bahkan gembongnya. .
    Imam muslim juga keliru karena mengambil 5 hadits dari muawiyah..
    Para perawi2 hadits juga keliru semuanya karena mereka telah mengambil & meriwayatkan 163 hadits dari muawiyah..
    Lha kalau semuanya keliru, terus gua mesti bilang abu salafy gitu yang bener? Waww..

    Abusalafy:
    Akhi, sungguh saya menghargai semangat Anda, tapi pasti akan lebih terhormat jikansemangat itu dibareng7 dengan ilmu bukan kejahilan (bukan niat saya menghina). Sebab komentar Anda penuh dengan kejahilan, seperti ketika Anda menisbatkan hadis tertentu dari riwayat Imam Bukhari, padayal tidak! Sementara itu Anda membangun kesimpulan atau asumsi atasnya, naif bukan?!
    Karenanya saya harap seamngat Anda itu Anda dukung dengan ilmu agar Ana tidak terjebak dalam keahilan dan akibatnya membela seorang fasik yng bergelimang dalam dosa dan kejahatan!
    Anda juga membangun asumsi asumsi yang tidak berdasar, seperti bahwa Mu’awiyah sebagai penulis wahyu!
    Seentara saa cukupkan sekian, itupun karena saya merasa kasihan terhadap kondisi keilmuan Anda dan dengan harapan barangkli Allah berkenan membuka mata hati Anda uhtuk meerima kebenaran.Amin.

    • Oke mas abu, ana memang orang awam dan afwan kalau kalimat terakhir tadi menyinggung perasaan mas abu, itu mungkin luapan emosi belaka, tapi ana yakin abu salafy juga bukan orang yang berilmu, karena isi artikel yang mas abu tulis juga tidak berimbang, hanya menampilkan hadits-hadits dan riwayat yang mencela & memojokkan muawiyah, padahal hadits-hadits dan riwayat yang shahih tentang kemulian dan pujian terhadap muawiyah juga cukup banyak..
      Ana sependapat dgn mas sastro blo’on, lebih baik kita diam, lebih selamat, dan itu adalah perintah rasulullah..
      Ingat, mencela sahabat rasulullah dosanya sangat besar..
      Abu salafy pasti akan membantah tanggapan ana ini dgn mengatakan : “Lha itu para shahabat rasulullah, para ulama2 banyak yg mencela muawiyah berarti mereka berdosa besar semua?”
      Ana katakan : meskipun ana meragukan hadits & riwayat serta tafsiran tentang celaan terhadap muawiyah yg di bawakan abu salafy (karena di lain riwayat justru mereka memuji muawiyah), tapi kalaupun kita anggap itu benar, maka ingatlah wahai abu salafy, mereka yang antum sebutkan itu adalah para mujtahid. Kalau ijtihad mrk benar mrk dapat 2 pahala, kalau salah dapat 1 pahala..
      Tdk pantas buat kita utk ikut2an berijtihad, memangnya siapa kita ini?

  21. Aslamualaikum wr.wb
    Wahai saudaraku tak usalah kita terpecah belah tentang siapa yang benar, Siapa yang salah.
    Ingat ISLAM itu Satu ‎إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
    , ISLAM itu Rahmatan Lil Alamin.
    Rosull SAW tidak pernah mengajarkan ISLAM A atau ISLAM B,
    ISLAM ya ISLAM, jangan lah Umat Muslim terpecah Belah karena ingin menunjukkan siapa yang benar siapa yang salah…..BENAR itu hanya milik ALLAH, Pada Saat nya nanti ALLAH akan menunjukkan ke BENARAN nya.
    Asal Kalian Tau dengan terpecah belahnya Umat MUSLIM, Mereka Orang2 KAFIR tertawa berbahak-bahak, karena tak perlu susah payah untuk menghancurkan Umat MUSLIM.
    Yang kita harus perangi itu orang2 KAFIR bukan sesama MUSLIM.

    Kita Sesama ISLAM adalah satu Tubuh, ketika tangan KIRI Terluka maka Tangan KANAN mengobati, takkan mungkin tambah Melukai Tangan KIRI kita.

    مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.

    “Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam”.[12].

    Bukan Maksud Menggurui, saya hanya ingin menyampaikan UKWAH ISLAMIYAH

    عَنْ أَبِيْ حَمْزَةَ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ عَنِ النَّبِيِّ قَالَ : ((لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ [مِنَ الْخَيْرِ])) رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.

    Dari Abu Hamzah, Anas bin Mâlik Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya segala apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri berupa kebaikan”. [HR al-Bukhâri dan Muslim].

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s