Tanggapan Atas Ustadz Firanda dalam buku: Ketinggian Allah Di Atas Makhluk-Nya (2)

Membongkar Kepalsuan Akidah Salafi Wahhâbi Tentang Ketinggian Fisikal Allah SWT Di Atas Makhluk-Nya

Selain keterangan tiga ulama besar Ahlusunnah yang telah saya sitir dalam artikel sebelumnya, kini saya ajak Anda menyimak keterangan para ulama Ahlusunnah lainnya yang tegas-tegas menolak akidah bahwa Allah bertempat di atas langit seperti yang diyakini kaum Mujassimah Musyabbihah yang sekarang sedang dipripagandakan kelompok Salafi Wahhâbi melalui juru dakwah dan misionaris sekte ini.

Seperti telah Anda baca sebelumnya, bahwa bukti-bukti yang akan saya sajikan ini selain membuktikan penyimpangan akidah bertempatnya Allah di atas langit juga sebagi bukti nyata kepalsuan klaim ijma’ yang mereka jadikan andalan untuk membuat ciut nyali para pengkaji yang bermaksud membuktikan masalah ini, karena sudah dapat dibayangkan apabila sebuah akidah telah disepakati kebenarannya oleh seluruh ulama Islam dan telah terjadi konsensus dan ijma’ umat maka pasti seorang akan menjadi dihantui oleh rasa takut untuk menyalahi ijma’ itu.

Akan tetapi, ‘gertak sambal gaya lama’ itu tidak akan mempengaruhi para ulama Ahlusunnah untuk membongkar kepalsuan klaim ijma’ tersebut!

Oleh karenanya, saya akan mengajak Anda untuk menyimak dan meneliti komnnetar para ulama besar Ahlusunnah di sepanjang zaman.

  • Keterangan Imam al Qurthubi 

Al Qurthubi adalah seorang ulama Ahlusunnah yang banyak berjasa dalam mengembangkan ilmu Islam. Beliau menulis sebuah kitab tafsir dengan judul al Jâmi’ Li Ahkâm al Qur’ân. Dalam kitab tersebut , di celah-celah menafsirkan ayat-ayat Al Qur’an beliau menuangkan penjelasan-penjelasannya seputar akidah yang benar ….

Dalam kaitan ini saya ajak Anda menyimak keterangan beliau seputar ayat yang biasa dijadikan sandaran mereka yang meyakini Allah bersemayam/duduk di atas Arsy-Nya di atas langit ke tujuh.

Ketika menafsirkan ayat:

أَأَمِنتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمْ الأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ

“Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu berguncang.” (QS. Al Mukl [67];16)

Beliau berkata menjelaskan:

والمراد بها توقيره وتنزيهه عن السفل والتحت ، ووصفه بالعلو والعظمة لا بالأماكن والجهات والحدود ، لأنها من صفات الأجسام ، وإنما ترفع الأيدي بالدعاء إلى السماء ، لأنّ السماء مهبط الوحي ، ومنزل القطر ، ومحل القدس ، ومعدن المطهرين من الملائكة ، إليها تُرفع أعمال العباد ، وفوقها عرشه وجنته كما جعل الله الكعبة قبلة للدعاء والصلاة ، ولأنه خلق الأمكنة وهو غير محتاج إليها ، وكان في أزله قبل خلق المكان والزمان ولا مكان له ولا زمان .

“Yang dimaksud dengannya adalah pengagungan dan penyucian Allah dari sifat rendah dan di bawah. Dan disifatinya Allah dengan kemaha-tinnggian dan keagungan tidak dalam konotasi tempat, arah atau batasan. Sebab semua hal itu adalah sifat-sifat yang disandang oleh benda/yang berfisik. Adapun diangkatnya tangan-tangan ke arah langit ketika berdoa karena langit adalah tempat turunnya wahyu, hujan dan tempat kesucian serta tempat para malaikat yang suci. Ke arah itu amal-amal para hamba diangkat, dan di atasnya terdapat Arsy dan surga Allah, sebagaimana dijadikan Ka’bah sebagai kiblat untuk shalat dan berdoa. Dan karena semua itu Allah yang menciptakannya, dan Dia tidak butuh kepadanya. Dan Dialah Allah sejak azali sebelum mencipta tempat dan waktu. Dan tiada tempat dan waktu baginya.[1]

Dalam kesempatan lain beliau menegaskan:

والأكثر من المتقدمين والمتأخرين أنه وإذا وجب تنزيه الباري سبحانه عن الجهة والتحيز ، فمن ضرورة ذلك ولواحقه اللازمة عليه عند عامة العلماء المتقدمين وقادتهم من المتأخرين تنزيهه تبارك وتعالى عن الجهة ، فليس بجهة فوق عندهم ، لأنه يلزم من ذلك عندهم متى اختص بجهة أنْ يكون في مكان أو حيز ، ويلزم على المكان والحيز الحركة والسكون للمتحيز والتغير والحدوث …

“Mayoritas ulama terdahulu/mutaqaddimîn maupun kontenporer/mutaakhkhirîn berpendapat, jika wajib hukumnya menyucikan Dzat Sang Maha Pencipta SWT dari arah dan berlokasi, maka adalah termasuk konsekuansi darinya yang dharûri/pasti adanya dan harus diterima menurut mayoritas ulama baik Metaqaddimîn dan para pemimpin mereka maupun kalangan mutaakhkhirîn adalah menyucikan Allah –Yang Maha Berkah dan Maha Tinggi- dari arah. Maka menurut mereka Dia tidak berada di arah atas karena hal itu menurut mereka meniscayakan ketika Dia khusus di arah tertentu maka Dia berarti berada di sebuah tempat dan lokasi. Dan ini semua meninscayakan kebutuhan kepada tempat dan lokasi serra gerak dan diam bagi si yang berada di lokasi dan juga menuscayakan adanya perubahan dan pembeharuan kondisi.”[2]

Abu Salafy:

Saya yakin bahwa telah menjadi jelaslah pengertian ayat di atas sebagaimana menjadi jelas pula sikap dan akidah ulama Ahlusunnah dalam masalah: Allah bertempat di atas langit ke tujuh seperti yang dipropgandakan Ustadz Firanda dan kaum Salafi Wahhâbi lainnya…. bahwa akidah menyimpang itu akan berbuntut panjang yang semuanya adalah mustahil bagi Kemaha-sucian Dzat Allah dari butuh kepada sesuatu apapun!

Kenyataan inilah yang sepertinya tidak mau dipahami oleh kaum Salafi Wahhâbi yang sedang terbuai dalam timangan kaum Mujassimah Musyabbihah… sehingga akal-akal mereka tidak sempat terarah memikirkannya! Atau jangan-jangan memang ada problem pada daya pikir mereka akibat mengabaikan anugerah Allah yang sangat dahsyat ini. Hanya Allah yang maha tau dan Dia pula-lah yang Maha Adil dalam membagi-bagi anegerah besarnya kepaada siapa yang layak mendapatkannya. Semoga kita tidak termasuk hamba-hamba yang mengabaikan nikmat akal agar tidak dicabut nikmat itu dari kita sehingga kita beragama tanpa akal sehat dan akibatnya terjatuh dalam kesesatan yang tidak kita sadari… bahkan lebih menyedihkan lagi kesesatan itu kita pelihara dan kita perjuangkan dengan semangat berapi-apai hanya mengharap ridha Allah… kasian mereka!!!

  • Imam al Ghazzâli

Saya yakin bahwa saya tidak perlu memperkenalkan kepada Anda siapa sejatinya Imam al Ghazzâli, sebab lawan maupun kawan telah mengenalnya. Nama al Ghazzâli tidak asing di tenginga kaum Salafi Wahhâbi sebab, tokoh sufi yang satu ini telah menjadi “bahan ghibah ilmiah” para masyâikh Salafi Wahhâbi yang sangat anti pati terhadap ajaran tasawwuf!

Dalam banyak kesempata dan di berbagai kitab berharga beliau, Imam al Ghazzâli menegaskan kapalsuan akidah yang menetapkan tempat bagi Allah SWT.

Untuk menyingkat waktu, saya akan ajak Anda menyimak keterangan bermanfaat Imam al Ghazzâli di bawah ini.

Dalam kitab Qawâid al ‘Aqâid beliau berkata:

الأصل السابع ، العلم بأنّ الله تعالى منزه الذات عن الاختصاص بالجهات ، فإنّ الجهة إما فوق وإما سفل ، وإما يمين وإما شمال ، أو قدام أو خلف ، وهذه الجهات هو الذي خلقها أو أحدثها بواسطة خلق الإنسان ، إذْ خلق له طرفين ، أحدهما يعتمد على الأرض ويسمى رجلاً والآخر يقابله ويسمى رأساً ، فحدث اسم الفوق لما يلي جهة الرأس ، واسم السفل لما يلي جهة الرجل .

“Dasar ke tujuh: Pengetahuan bahwa Dzat Allah Maha Suci dari dikhususkan dengan arah, sebab arah itu kalau tidak atas ya bawah, kanan atau kiri, timur atau barat. Keenam arah ini Dia-lah yang menciptakannya atau mewujudkannya dengan perantaraan mencinptakan manusia, karena Dia menciptakan untuknya dua arah/sisi yang satu bersandar kepara bumi namanya kaki dan yang lain arah/sisi lawannya, namanya kepala. Maka munculnya nama ‘fauqa/atas’ untuk arah kepala dan nama “suflu/bawah” untuk arah/sisi kaki.”[3]

Beliau juga berkata:

فكيف كان في الأزل مختصاً بجهة والجهة حادثة ، أو كيف صار مختصاً بجهة بعد أنْ لم يكن له أبان خلق العالم فوقه ، وتعالى عن أنْ يكون له فوق ..

“Maka bagaimana Allah sejak azali bertempat ditempat khusus di sebuah arah/lokasi semantara arah itu sesuatu nyang hâdits/ciptaan yang baru adanya. Dan bagaimana Allah menjadi bertempat di tempat khusus setelah sebelumnya tempat itu belum ada di saat Allah menciptakan alam arah atas itu. Maha Suci Allah bagi memiliki arah atas/fauqa.”[4]

Beliau berkata:

فأما رفع الأيدي عند السؤال إلى جهة السماء ، فهو لأنها قبلة الدعاء ، وفيه أيضاً إشارة إلى ما هو وصف للمدعو من الجلال والكبرياء ، وتنبيهاً بقصد جهة العلو على صفة المجد والعلاء ، فإنه تعالى فوق كل موجود بالقهر والإستيلاء .

“Adapun mengangkat tangan ke arah langit/atas di saat memohon/berdoa itu karena dia adalah kiblat doa di samping juga ada isyarat bahwa Dia (Allah) Dzat yang disifati dengan kemaha-agungan dan Kibriyâ’ selain sebagai peringatan agar menuju arah atas dengan makna adanya sifat kemaha agungan dan ketinggian. Karena Allah di atas semua makhluk-Nya dengan penundukan dan penguasaan.”[5]

Beliau juga menegaskan:

ويقول في الاقتصاد : ندعي أنّ صانع العالم ليس بجوهر متحيز ، لأنه قد ثبت قدمه ، ولو كان متحيزاً لكان لا يخلو عن الحركة في حيزه أو السكون فيه ، وما لا يخلو عن الحوادث فهو حادث كما سبق

“Dan kami meyakini/mengklaim bahwa Dzat maha Pencipta alam semesta ini bukan jauhar yang bertempat sebab telah tetap terbukti bahwa Dia adalah Dzat yang Maha Qadîm. Jika Dia bertempat maka tidak akan sunyi dari asumsi; Dia bergerak di tempat-Nya atau diam di tempat-Nya. Dan sesuatu yang tidak sunyi dari terjadinya haawâdits maka dia juga hadits/baru (bukan Qadîm_pen) seperti telah lewat dijelaskan.”[6]

Abu Salafy:

Demikianlah para ulama Ahlusunnah telah memaparkan akidah Islam dengan gambang dan argmentatif jauh dari klaim-klaim tidak berdasar apalagi teror horor mengerikan seperti yang selalu dilakonkan oleh panutan para Salafi Wahhâbi yang juga dibanggakan Ustadz Firanda!

Tentu bersadarkan fatwa-fatwa sadis Ibnu Khuzaimah dan para ulama Mujassimah Musyabbihah kebanggaan para Salafi Wahhâbi lainnya, yang juga dibanggakan seperti juga Ustadz Firanda maka para ulama besar Islam itu pasti mereka kafirkan. Dan ini sungguh mengerikan!

Saya yakin dengan memerhatikan dan meneliti apa yang disampaikan para ulama Ahlusunnah akan menjadi jelas penyimpangan akidah bahwa Allah bertempat di atas laingit seperti yang diyakini kaum Mujassimah Musyabbihah dan yang sekarang sedang diwarisi kaum Salafi Wahhâbi dan yang sedang dipropagandakan Ustadz Firanda dengan mengatas-namakan akidah Ahlusunnah…. sementara itu para ulama Ahlusunnah berlepas tangan dari akidah menyimpang seperti itu! Sebagaimana akan jelas pula bahwa klaim adanya ijmâ’ menjadi isapan jempol belaka!

Dan apa nilai akidah yang hanya mampu ditegakkan di atas klaim-klaim kosong dan intimidasi serta teror?!

(Besambung Insya Allah)


[1] Tafsir al Qurthubi,18/216.

[2] Ibid.7/219.

[3] Qawâid al ‘Aqâid:162. Cet. ‘Âlamul Kutub-Beirut.

[4] Ibid.163.

[5] Ibid.165.

[6] Al Iqtishâd Fi al I’tiqâd:71. Cet. Dâr wa Maktabah al Hilâl.

 

 

 

Iklan

37 Tanggapan

  1. setelah membaca data yang pak abu sajikan mantap sudah akidah saya bahwa kalau si wahabi itu bukan ahlusunnah… tapi kaum puritan yang memalukan…
    terima kasih pak abu.. teruskan perjaunagn ini…
    saya pasti setia mengikuti tulisan2 bapak

    • ada aqidah Abu Salafi yg cenderung Syi’ah.Ini prograganda beliau dlm mempersatukan Sunni- Syiah dengan mencemooh Wahabi.Agar sesama Ahlusunnah saling bermusuhan.

      Blog ini tidak bisa dipercaya karena (menurut pengamatan saya meski saya bukan ahli agama, tapi saya bisa merasakan dari artikel2 yang pernah saya baca di web2 NU, Muhammadiyah, Syiah dan Wahabi itu sendiri )

      1. Blog ini tidak mencantumkan profil yang jelas siapa pemilik blog,di mana tempat tiggalnya, bahkan namanya juga sangat Abu- abu

      2. Blog2 NU, Muhammadiyah, bahkan Wahabi selalu mencantumkan profil terang, semata karena kejujuran

      3.Di blog Wahabi selalu menunjukkan nama kitab dan penulisnya, hadits dngn sanadnya begitu juga status hadits tsbt.Ini bertujuan agar kita bisa melakukan penyelidikan. Diblog ini banyak yang terpotong dan kurang jelas

      4. Di blog ini selalu yang dibahas hanya wahabi- wahabi dan wahabi.Tidak pernah membahas soal Syiah kalau toh membahas saya hanya menemukan sisi kebaikannya,bukan kesesatannya seperti pandangan ahlusunnah yang jijik dengan Syiah

      5.Abu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah tidak berani menulis kesalihan mereka, baru berani menghujat,memfitnah, bahkan mengkafirkan Muawiyah, Abu Sufyan seperti pandangan kaum Syiah yg mensejajarkan dengan iblis ( cari saja di google tentang akidah Syiah)

      6.Si Abu-abu ini jika ditanya, ” Anda Syiah??), jawabannya selalu diplencengkan.Contoh : saya Abu Salafi, kalau Abu Ali, syiah

      7.Wahabi tidak pernah mengkafirkan Ali dan ahlul bait, bahkan wahabi mengagungkan Ali sebagai sahabat sekaligus sepupu nabi,sering menggunakan hadits riwayatnya( cek di blob2 wahabi)

      • Inilah Ulama’ wahabi syeh albani, yg mengingkari takwilan Imam Bukhari. Sesungguhnya Imam Bukhari telah mentakwilkan Firman Allah :
        artinya : “Setiap sesuatu akan hancur kecuali wajah-Nya berkata imam bukhari setelah ayat ini : “maknanya (wajah-Nya) adalah kekuasaanya”
        Tetapi Al-Albaany mengkritik keras takwilan ini lalu berkata :
        ” Ini sepatutnya tidak dituturkan oleh seorang Muslim yang beriman “.bisa diartikan syeh albani mengkafirkan imam bukhori. (( Fatawa Al-Albaany )) m/s 523

        KINI GILIRAN BIN BAZ ULAMA’ WAHHABI MEMBUAT CATATAN KAKI DALAM SYARAH FATHULBARI MENGKAFIRKAN DAN MENGHUKUM SYIRIK SAHABAT NABI (BILAL) KERANA BERTAWASSULKAN NABI KETIKA ” ISTISQO’ “. DAN PERHATIKAN PADA KENYATAAN WAHHABI DIATAS: “SESUNGGUHNYA APA DILAKUKAN OLEH LELAKI INI YAITU SAHABAT NABI MUHAMMAD (BILAL) ADALAH SATU-SATUNYA PEMBAWA SYIRIK“.
        ROSULULLAH SAW TELAH MENGABARKAN BAHWA SAHABAT BILAL, ra ADALAH SAHABT YG BUNYI TEROMPAHNYA (SANDAL ORANG SEKARANG) TERDENGAR DISURGA.

      • Ente itu gimana sih, apa ente bisa membuktikan kesalahan tulisan ustadz abu salafy?

  2. dua bulan kurang lebih aku ikuti tulisan2nya Ust. Abu kritik tajam kepada Ust. Firanda tapi anehnya sampai sekarang ini aku belum lihat Ust. Firanda membantahnya…. apa beliau sedang mati suri atau sedang ngumpulkan bahan dan minta bantuan kesana kemari untuk membantahnya… ya Allah A’lam…. tapi aku sangka pasti Ust. Firanda sudah tdk sabar untuk membantah, hanya saja mungkin belum punya waktu…
    lagian wahabi wahabi lainnya juga kok nggak ada yang nongol tampil membantah Ust. Abu Salafy… atau jangan jangan sedang kelabakan semua sebab dibuat kaget ternyata abusalafy masih hidup dan bangkit penuh semangat….
    ayo dulur dulur salafi bantah yang ilmiah semua tulisan Ust. Abu! Aku tunngu ya?!

    • DAN TIDAK ADA SESUATUPUN YG MENYERUPAINYA
      jelas bagi berakal.

      bila kita kurang waras dlm berakidah semua yg jelas akan nampak kabur apalagi yg kabur akan semakin blawur.

      fenomena seperti ini nampak sangat jelas didepan mata contoh:
      Rakyat palestina sangat menderita akibat kaum yg dimurkai yaitu anak turun raja yehuda,juga akibat sang penjajah penjelajah almasih amerika dan ateknya.Kaum muslimin umumnya didunia sangat resah akan dua tanduk syetan ini,tetapi apa yg dilakukan pemerintahan klan saud dg madzab wahabinya ,dua tanduk syetan ini dijadikan pelindungnya,kekayaanya diserahkan ke dua tanduk syetan ini untuk membantai kaum muslimin yg dianggap halaldarahnya akibat TAUHID TRINITAS.

      Dana dg nilai jutaan petroreal yg dibawa jemaah haji seluruh dunia
      tiap tahun, adalah sangat ironi bila diarahkan untuk menyakiti kaum muslimin hai fulan bid’ah hai fulan syrik, nerakaa.Jadi mereka berputar2 dg fatwa yg tujuanya memusuhi kaum muslimin dg membiarkan para pengagung syetan seprti yahidi zionis almasih amerika bahkan dijadikan pelindungnya .

      Sungguh kita tunggu fatwa ulama’ dinegara klan saud ini berfatwa untuk masalah ini.
      Bolehkah mengambil wali atau berteman dg pembenci umat Rosulullah saw?

      silakan berputar2 dg berbagai alasan kalau memang itu tujuanya.
      INGATLAH bila seperti itu sekalian kita tak akan sampai pd Allahswt?
      INGATLAH walau dg jargon Kembali ke Alquran dan Sunnah bagaimana mungkin dg berputar spt itu akan sampai kpd Allah swt?
      INGATLAH walau dg moto Memurnikan Tauhid sampaikah sekalian kita akan sampai kehadirat Allat swt?

      • Begini mas… semua yang dilakukan oleh Kerajaan Arab Saudi apakah bisa kita katakan itu adalah kelakuan salafy/wahaby juga? apakah kebijakan Pemerintah Indonesia berarti itu kebijakan NU/Muhammadiyah?

  3. الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى

    Ar-Rahman (Yang Maha Pemurah) bersemayam di atas ‘arsy. (QS. Thaha: 5)

    Abu Salafy:

    Shadaqallahul Adzim. Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya…. tetapi masalahnya adalah pemahaman Anda yang perlu diluruskan! Terjemahan Anda itu yang perlu didiukung bukti!
    Saya harap Anda mau meluangkan waktu Anda untuk membaca dan menerungkan artikel-artikel di sini, khususnya; Ternyata Tuhan Tidak Di Langit, edisi 1-8 dan beberapa bantahan saya atas Ustadz Firanda.
    Paling tidak untuk perbandingan…
    Terima kasih.

    • sekalian kita sholat menghadap ke qiblat apakah Allah swt ada di Ka’bah?
      Sujud sekalian kita kebumi apakah Allah swt ada dibumi? sedangkan Allag sangat dekat dg orang yg bersujud,klo Allah swt bersemayam di Arsy alangkah baiknya kita mendongakan wajah kita ke langit dari pada sujud.
      jangan berputar yg lurus lebih baik biar cepat sampai pd Allah swt

      • Nabi Muhammad Isra’ Mi’raj setahu saya ke langit,..prnah ad guru agama bilang nabi berhadapan dgn Allah utk menerima perintah shalat,mohon dijelaskan ustd.

        Abu Salafy:

        Anda harus pahami untuk apa Allah mengisra’ dan mi’rajkan Nabi Muhammad saw.?
        Baca ayat ini:
        سُبْحانَ الَّذي أَسْرى‏ بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذي بارَكْنا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آياتِنا إِنَّهُ هُوَ السَّميعُ الْبَصيرُ (1)
        Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba- Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.( 1 )
        Jadi tujuannya adalah untuk “agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.”
        Kedua baca surah an Najm, khususnya ayat:
        لَقَدْ رَأى‏ مِنْ آياتِ رَبِّهِ الْكُبْرى‏ (18(
        Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda- tanda ( kekuasaan ) Tuhannya yang paling besar.(18)
        Selain itu Anda juga mengimani bahwa Allah mewahyukan kepada Nabi Musa as. di gunung Turi Saina… ketika Musa dipanggil Allah di sana.. Apakah Allah sedang berlokasi di padang pasir itu?
        Lebih selamat jika kita meninggalkan pemahaman akidah Islam ala wahabi salafi.

      • Mantap

    • Akidah anda yang bengkok….Baca 1 artikel saja sudah tercium bau syiah yg kuat. komentar2 yg pro abu salafy semuanya berasal dari orang2 syiah ketika sedang bertaqiyah saya bukan syiah…hanya simpatisan syiah….menafsirkan ayat2 allah dengan hawa nafsu…pantas sajalah mereka (syiah) pernah dibakar hidup2 oleh Ali bin abi thalib…

    • Buat masmas. Tangapan kamu itu kelihatan tidak jeli…agak mengada-ada!
      Ya jelas beda donk!
      NU dan MUHAMMADIYAH TIDAK TERLIBAT LANGSUNG DAN MENDUKUNG PENUH PEMERINTAN DI INDONESIA. BERBEDA DGN WAHABI! PARA ULAMANYA MENJADI TULANG PUNGGUNG KERAJAAN JAHANNAM DI SANA!
      KALAU BIASANYA WAHABI SIBUK NGURUS BID’AH, MESTINYA BID’AH TERBESAR YANG HARUS MEREKA URUS ADALAH BID’AH KERAJAAN!
      MENGAPA MEREKA SEMUA BUNGKAM DAN MALAH MENDUKUNG?!
      APA INI BUKAN BUKTI NIFAQUM?

  4. Terima kasih pak abu Salafy atas artikel yg di sajikan semakin mantaplah aqidah saya bahwa allah ada tanpa tempat dan tanpa arah.

  5. lha kalau ALLOH dimana2,tdk diatas langit,kok kalo kt berdoa tangan kt tengadah keatas?????NGGAK KE MANA2

    Abu Salafy:

    Akhi Komar, para ulama sudah meneraNGKAN Filosofinya kenapa mengangkat tangan ke arah atas… tolong Anda baca dan renungkan lagi keterangan ulama di sini!
    Saya mau tanya ya tolong Anda jawab dengan jujur: kalau Anda shalat, Anda menghadap ke arah nama? Ke arah ka’bah atau ke arah lain? Lha pertanyaannya adalah apakah Allah berlokasi di dalam Ka’bah?

    Syukran.

  6. kepada pak Abu saya ucapkan terima kasih keteranganya yg cukup jelas. terus bongkar kesalahan-kesalahan wahabi agar mereka kelak bisa sadar dan kembali ke jalan yang haq sebab mereka sebagai muslim memang harus kita ingatkan terus tanpa patah arang.

  7. Lama2 enek juga baca tulisan antek syiah ini, pandai merangkai kata2 dusta.

    • yg punya Blog namanya Abu Syi’ah

      • Kalau memang mendatangkan hujah2 yg tdk sesuai selera kaum mujassimah musyabbihah adalah syi’ah saksikanlah bahwa Imam Ibnu hajar dan Imam Nawawi (yg kitab2nya banyak dikaji oleh kaum mujassimah musyabbihah) adalah bagian dari Syi’ah.

  8. benar sekali sobat! mereka wahabi bisanya cuma menuduh syiah syiah syiah rafidhoh rafidhoh rafidhah… beta dapat pahami sebab syi’ah telah melucuti dalil dalil palsunya wahabi jadi mereka marah

  9. kang komar keliatan deh kalau asbun… dasar wahabi dungu!!!

  10. syeikhul abu salafy juga dogok… wahabi tulen yang sdh kerasukan setan Najd… kalau nggak mampu membantah ya diam aja coy

  11. Allah tdk ada dimana-mana. Tp ilmu allah meliputi seluruh alam semesta. Seperti matahari sinarnya ada dimana saja. Tp matahari tetap pada tempatnya. Peristiwa isra mi’raj. Apakah rasulullah turun ke perut bumi? Atau naik keatas langit? (pagi belajar tasawwuf, sore jadi orang bodoh.)

  12. Allah tidak ada dimana-mana.. Tapi ilmu Allah meliputi seluruh alam semesta. (sinar matahari mampu menerangi bumi. Namun matahari tetap berada di tempatnya.) peristiwa isra mi’raj, apakah rasullullah turun ke perut bumi? atau naik ke atas langit? (pagi belajar tasawwuf, sore jadi orang bodoh..)

  13. Blognya orang yang cari duit menggunakan agama! Debaaaaaat terus. Bantaaaaah terus. Orang awam jadi bingung ngurusi debat.

    _____________
    Abu Salafy

    Tuduhan tanpa bukti itu namanya fitnah!

  14. kalau sudah tak mampu bantah ya ngaku aja wahai salafi!
    salafi bisanya hanya membebek tok

  15. abu salafy bin salfycerdas bin salfytobat = satu tim, mungkin satu orang yg sama.mungkin ada juga pemandu sorak yg lain yg digunakan oleh syi’i ini.

  16. kalau berbicara Allah dimana, ini nantinya ada kemungkinan suatu saat ka’bah akan dibongkar, shalat harus tidur menghadap langit, karena arsy ada di langit atau menghadap tanah, atau justru gak usah sholat, percaya Allah ada saja, gak usah ikuti nabi, lah wong nabi itu juga manusia, wah… sepertinya agama ini akan porak poranda, … wahabi… wahabi… segera bertobat…

  17. Mas sastro sepertinya mulai jadi tukang ramal…. mendukun itu syirik mas menurut wahabi….
    Sudah jangan banyak nuduh kagak karuan begitu.. mending kamu bantah aja itu dalil-dalinya pak abu di sini…. ayo kalau bisa

  18. hmm… sunguh aneh ada tapi tanpa arah..!?
    apakah tuhan anda angin…!/

  19. angin yang tak berwujud, kesana kemari….

  20. tanpa arah… atau kehilangan arah….!?

  21. Maha Suci Allah …

  22. Yang tidak serupa dengan makhluk ciptaanNYA..
    dan tidak seperti dengan yang disifatkan oleh kaum yang zalim..

  23. Mana lanjutan tulisannya pak abu?

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s