Kebencian Kepada Sayyidina Ali ra. atau Kejahilan Ibnu Taimiyah!
Persembahan untuk Taimiyyun Salafiyun, Wahhabiyun
Di antara keistimewaan (baca hal memalukan) dari Ibnu Taimiyah dalam kitab Minhâj as Sunnah-nya adalah ia tidak malu-malu untuk menolak dan menvonis palsu banyak hadis shahih yang telah diriwayatkan dan dishahihkan para ulama Ahlusunnah… demikian yang dipastikan oleh para ulama kita; Ahlusunnah!
Dan yang lebih memalukan dari sikap bodoh Ibnu Taimiyah itu adalah ia lakukan hal memalukan itu atas nama Ahlusunnnah, sementara para ulama Ahlusunnah sendiri berlepas tangan dari sikap memalukan yang dipicu oleh kedengkiannya atas Sayyiduna Ali ra. dan demi menolak hujjah Syi’ah yang saat diwakili oleh seorang ulama mereka yang bernama Al Hilli!
Dalam artikel sebelumnya bagaimana Anda menyaksikan langsung atraksi konyol Ibnu Taimiyah yang menvonis palsu sebuah hadis Nabi saw. yang shahih dan diakui kesahahihannya oleh para ulama Ahlusunnah… kini Ibnu Taimiyah kembali lagi menghibur kita dengan dagelan baru yang sama sekali tidak lucu… bahkan lebih tidak lucu dbanding pelawak amatiran! Ia menolak bahkan menvonis palsu sebuah hadis yang telah dishahihkan para ulama Ahlusunnah jauh sebelum kemunculan Ibnu Taimiyah dan juga ditegaskan keshahihannnya oleh para ahli hadis setelahnya! Hadis itu adalah hadis yang berbunyi:
أَنْتَ وَلِيُّ كُلِّ مُؤْمِنٍ بَعْدِيْ.
“Engkau adalah wali setiap mukmin setelahku.”
Demikian diriwayatkan Adu Daud dalam Musnadnya.[1]
Dalam riwayat al Hakim[2] dengan redaksi:
أَنْتَ وَلِيُّ كُلِّ مُؤْمِنٍ بَعْدِيْ وَ مُؤْمِنَةٍ.
“Engkau adalah wali setiap mukmin dan mukminah setelahku.”
Al Hakim berkata, “Ini adalah hadis shahih sanadnya.” Adz Dzahabi juga membenarkan, ia berkata, “Shahih.”
Redaksi lain Hadis Ini:
Para muhaddis Ahlusunah di antaranya; Imam Ibnu Abi Syaibah[3], Imam Ahmad ibn Hanbal,[4] at Turmudzi, an Nasa’i,[5] al Hakim (dan ia manyahihkannya), Ibnu Hibban, Abu Nu’aim, Ibnu Abi ‘Ashim[6], ath Thabarani, al Khatib at Tabrizi, Ibnu Asakir, al Kinji, Abu Ya’la, Ibnu al Magazili[7], al Muwaffa ibn Ahmad dan beberapa lainnya meriwayatkan dari ‘Imrân ibn Hushain, ia berkata,
“Rasulullah saw. mengutus pasukan dan menunjuk Ali ibn Abi Thalib sebagai panglima. Pasukan itu berlalu, kemudian ia mendapat seorang tawanan wanita, maka orang-orang menegurnya. Lalu ada empat orang sahabat Rasulullah saw. bersekongkol, mereka berkata, ‘Nanti apabila kita bertemu Rasulullah saw. kita akan laporkan apa yang diperbuat Ali.’ Dan adalah kaum apabila mereka pulang dari sebuah perjalanan mereka mengawali dengan menjumpai Rasulullah saw.. Mereka mengucapkan salam atasnya baru setelahnya mereka pergi ke tempat mereka masing-masing. Dan ketika pasukan ini pulang mereka mengucapkan salam atas Nabi saw., kemudian berdirilah empat orang tersebut dan berkata, ‘wahai Rasulullah, tidakkah engkau menyaksikan Ali ibn Abi Thalib, ia telah melakukan begini dan begitu. Rasulullah saw. berpaling dari mereka. Bangkitlah orang kedua dan menyampaikan keluhan seperti yang disampaikan orang pertama. Nabi pun berpaling darinya. Bangkitlah orang ketiga dan menyampaikan keluhan seperti yang disampaikan temannya. Bangkitlah orang keempat dan menyampaikan keluhan seperti yang disampaikan teman-temannya. Maka Rasulullah saw. mengahadap mereka, sementara sikap murka terlihat dari wajah beliau, beliau bersabda:
مَا تُرِيْدُوْنَ مِنْ عَلِيٍّ؟ مَا تُرِيْدُوْنَ مِنْ عَلِيٍّ؟ مَا تُرِيْدُوْنَ مِنْ عَلِيٍّ؟ إِن عليًّا مِنِّي وَ أنَا مِنْهُ وَ هُوَ وَلِيُّ كُلِّ مُؤْمِنٍ بَعْدِيْ .
“Apa yang kalian maukan dari Ali? Apa yang kalian maukan dari Ali? Apa yang kalian maukan dari Ali? Sesungguhnya Ali dariku dan aku darinya, dan ia adalah wali setiap mukmin setelahku.[8]
.
Dalam sebuah riwayat lain dalam Musnad Ahmad disebutkan, “Kemudian Rasulullah saw. menoleh kepada si pelapor keempat sementara wajah beliau berubah (karena marah -pen) seraya bersabda:
دَعُوا عليًّا! دَعُوا عليًّا! دَعُوا عليًّا! إِنَّ عَلِيًّا مِنِّيْ و أَنا مِنْهُ، و هُوَ وَلِيُّ كُلِّ مُؤْمِنٍ بَعْدِيْ.
“Biarkanlah Ali! Biarkanlah Ali! Biarkanlah Ali! Sesungguhnya Ali dariku dan Aku darinya. Dan dia adalah wali kalian setelahku.”[9]
Komentar Para Ulama.
Berkata Husain Salîm Asad –korektor kitab Musnad Abu Ya’la-, “Para perawinya adalah perawi hadis shahih.”
Seorang ahli hadis yang juga sering dibanggakan kaum Salafi adalah Syeikh Syu’aib al Arnaûth menegaskan keshahihan hadis ini, ia mengatakan dalam Ta’lîqah-nya atas Shahih Ibn Hibbân, “Sanadnya shahih.”
.
Syeikh Nashiruddin al Albâni Mengecam “Sikap Ngawur dan Gegabah” Ibnu Taimiyah!
Entah apa yang akan dikatakan oleh para penyanjung Ibnu Taimiyah ketika menyakiskan “dewa pujaan” mereka dihujat oleh ahli hadis kebanggaan mereka sendiri; Syeikh Nashiruddin al Albâni!
Setelah meneliti dengan seksana, Syeikh al Albâni menegaskan keshahihan hadis di atas. Perhatikan bagaimana ia mengatakan: “Sanadnya shahih. para perawinya terpercaya berdasarkan syarat Muslim.”
Ia juga menyebutkan dalam Koleksi Hadis-hadis Shahih-nya dan menisbatkannya kepada para muhaddis. ia membela keshahihannya dengan kokoh, dan mendukungnya dengan hadis Buraidah, hadis Ibnu Abbas dan hadis Ghadir. Kemudian ia berkata, “Dan adalah benar-benar aneh sikap berani Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah dengan mengingkari dan membohongkan hadis ini (Minhaj as Sunnah,4/104) … Saya tidak mengerti setelah bukti-bukti ini apa alasan ia membohongkan hadis ini kecuali sikap gegabah dan berlebihan dalam melawan Syi’ah. Semoga Allah mengampuni kita dan dia.” [10]
Dalam kitab Dhilâlul Jannah-nya, Syeikh al Albâni kembali menegaskan, “Sanadnya shahih. para parawinya sesuai dengan syarat (imam) Muslim.”
.
Ibnu Taimiyah Menvonis Palsu Hadis Di atas
Dalam menghadapi dalil yang dibawakan Syi’ah bahwa Sayyiduan Ali ra adalah Pemimpin setelah Nabi saw. tanpa jedah (seperti dalam akidah mereka), Ibnu Taimiyah menolak kesahahihan hadis di atas bahkan lebih jauh, ia menvonis hadis itu sebagai HADIS MAUDHÛ/PALSU. Perhatikan vonis Ibnu Taimiyah ini!
,
“Demikian juga sabda beliau, “Dia (Ali) adalah Waliyyu/Pemimpin setia Mukmin sepeninggalku/setelahku.” Ia adalah PALSU atas nama Rasulullah saw.”
.
Demikian Ibnu Taimiyah mengakhiri polemik dalam masalah ini dengan menjatuhkan vonis palsu, seperti kebiasaan buruknya yang memalukan kita semua Ahlusunnah di hadapan Syi’ah! Ya! Kami pastikan apa yang dilakukan Ibnu Taimiyah atas nama Ahlusunnah itu benar-benar memalukan kita semua… sebab, kenyataannya hadis di atas tidak palsu… bahkan telah diriwayatkan di shahihkan para Ahli Hadis kita jauh sebelum Ibnu Taimiyah dilahirkan dn tidak sedikit pula para Ahli Hadis setelahnya yang menegaskan kashahihannya!
Jadi, dengan sikap BODOH itu Ibnu Taimiyah benar-benar telah membuat kita semua dipermalukan di hadapan saudara-saudara kita dari kalangan Syi’ah!
Akan tetapi, bagi para Salafi Wahhâbi yang kerjanya hanya memecah belah kesatuan umat Iislam dengan mengkafirkan sesama Muslim dari kelompok lain, khususnya Ahlusunnah dan Syi’ah, maka DUSTA Ibnu Taimiyah itu diposisikan sebagai wahyu segar yang terlambat diturunkan Allah sehingga menanti kelahiran Ibnu Taimiyah yang akan menyegarkan kembali ide-ide kemunafikan bani Umayyah, dan khususnya Mu’awiyah (si PENGANJUR KEPADA API NERAKA, sebagaimana disabdakan Nabi ash Shâdiq al Mashdûd saw.)! setelahnya Ibnu Taimiyah memekikkan suara kemunafikan itu dan kemudian kaum Salafi Wahhâbi menerima dan mengimaninya dengan sepenuh jiwa! Sebab buat mereka, apapun sah dilakukan demi “TUJUAN SUCI” mereka dalam menghinakan Sayyiduna Ali ra.
Dan untuk lebih lanjut perhatikan keterangan di bawah ini.
Sanad Hadis
Hadis ini telah diriwayatkan para Ahli hadis kita dari banyak sahabat mulia Nabi saw.:
- Sayyiduna Ali ra.
- Sayyiduna Hasan ra.
- Ibnu Abas ra.
- Abu Dzar al Ghiffari ra.
- Abu Said al Khudri ra.
- Al Barâ’ ibn Âzib ra.
- Imraan ibn Hushain ra.
- Abu Laila al Anshari ra.
- Buraidah ibn al Hashib ra.
- Abdullah ibn ‘Amr.
- ‘Amr ibn al ‘Aash.
- Wahb ibn Hamzah.
Dari mereka para muhaddis kita meriwayatkan dalam buku-buku mereka, di antara mereka:
- Abu Daud Ath Thayalisi.
- Abu Bakar ibn Abi Syaibah –penulis kitab Al Mushannaf-.
- Imam Ahmad ibn Hanbal.
- At Turmudzi.
- An Nasa’i.
- Abu Ya’la Al Mushili –penulis kitab Al Musnad-.
- Abu Ja’far Ath Thabari.
- Abu Hatim –penulis kitab Ash Shahih -.
- Abu Al Qasim Ath Thabarani –penulis kitab kitab Al Mu’jam-.
- Al Hakim.
- Adz Dzahabi.
- Ibnu Murdawaih –penulis kitab tafsir klasik-.
- Abu Nu’aim Al Ishfahani, dan puluhan lainnya seperti akan diketahui nanti.
- Al Baghawi.
Abu Salafy:
Mungkin di antara ada yang beranggapan, ‘boleh jadi hadis itu telah diriwayatkan banyak ulama, tetapi kenyataannya tetap saja ia palsu!’ Jika ada yang beranggapan demikian, maka ketahuilah bahwa para ulama kita yang jauh lebih teliti dan yang terbebas dari sifat dengki dan benci kepada Sayyiduna Ali ra… mereka telah meneliti hadis ini dan menyimpulkan bahwa ia adalah HADIS SHAHIH! tidak dha’îf apalagi palsu seperti diklaim secara palsu oleh TUKANG KLAIM yang bermodalkan kedengkian kepada lawan diskusinya!
Tetapi untuk lebih meyakinkan Anda, kami akan sebutkan satu saja dari jalur hadis di atas:
Sanad Riwayat Ibnu Abas ra.
Para ulama, seperti Imam Abu Daud, Imam Al Hakim dan lainnya. meriwayatkan hadis Ibnu Abbas ra. dengan sanad sebagai berikut: dari Abu ‘Uwanah al Wadhdhâah ibn Abdillah al Yasykuri dari Abu Balaj Yahya ibn Abi Salîm al Fizâri dari ‘Amr ibn Maimûn al Awdi dari Ibnu Abbas ra.
Hadis dengan sanad di atas telah ditegaskan keshahihannya oleh banyak ulama, di antaranya:
- Al Hakim.
- Adz Dzahabi.
- Al Hafidz Ibnu Abdil Barr dalam Istii’aâb-nya, dan beliau bertaka, “(Hadis dengan) sanad ini tiada tempat bagi seorang untuk mencacatnya sebab keshahihan dan para periwayatnya terpercaya.”[11] Ucapan Ibnu Abdil Barr ini dinukil dan dibenarkan oleh al Hafidz al Mazzi dalam Tahdzib al Kamal-nya.[12]
Para ulama kita dalam berbagai buku telah meriwayatkan hadis Ibnu Abas ra. di atas dengan sanad ini. Di antara mereka ada yang meriwayatkan dengan lengkap sepuluh keutamaan Ali ra. yang disampaikan Ibnu Abbas ra. tersebut, seperti Imam al Hakim, Imam an Nasa’i[13], atau meriwayatkan penggalan dari riwayat itu, seperti Imam at Turmudzi meriwayatkan hadis perintah penutupan seluruh pintu sahabat yang mengarah ke masjid kecuali pintu Ali. Hadis itu dikenal dengan nama hadis Saddu al Abwaab (penutupan pintu)[14]. Ia meriwayatkannya dengan sanad: Muhammad ibn Hamiid ar Razi mengabarkan bahwa Ibrahim ibn al Mukhtar mengabarkan dari Syu’bah dari Abu Balaj dari ‘Amr ibn Maimun dari Ibnu Abbas ra.[15]
Komentar Para Ulama Kita
- Ibnu Abdil Barr bertaka, “(Hadis dengan) sanad ini tiada tempat bagi seorang untuk mencacatnya sebab keshahihan dan para periwayatnya terpercaya.”[16] Ucapan Ibnu Abdil Barr ini dinukil dan dibenarkan oleh al Hafidz al Mazzi dalam Tahdzib al Kamalnya[17].
- Imam al Muttaqi al Hindi berkata, “Ali dariku dan aku dari Ali. Dan Ali adalah Waliyyu/Pemimpin setiap Mukmin sepeninggalku/setelahku.” (Syin= Ibnu Abi Syaibah) dari riwayat ‘Imrân bin Hushain. Shahih.”[18]
- Imam al hafidz Ibnu Hajar al Asqallâni berkata, “Hadis ini telah dikeluarkan oleh at Turmudzi dengan sanad yang qawiy/kuat dari ‘Imrân bi Hushain ... “[19]
- Imam as Suyûthi dalam al Qaulu al jaliy Fi Manâqib Ali berkata, “Hadis ke empat puluh: dari ‘Imrân bin Hushain, “Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda, “Ali dariku dan aku dari Ali. Dan Ali adalah Waliyyu/Pemimpin setiap Mukmin sepeninggalku/ setelahku.” Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dan ia menshahihkannya.”
Abu Salafy:
Adalah hak kita Ahlusunnah untuk tidak sependapat dengan Syi’ah dalam menyimpulkan hadis di atas… akan tetapi adalah hal memalukan apabila kita hanya karena hadis itu dijadikan hujjah oleh Syi’ah lantas kita vonis palsu dengan anggapan yang demikian akan menutup jalan di hadapan kaum Syi’ah untuk berdalil dengan hadis di atas. Sebab, sikap bodoh seperti itu akan justru membuktikan ketidak-seriusan kita dalam mendiskusikan masalah ini! Di samping akan menjadi bahan tertawaan mereka! Ingat ini baik-baik!
Ringkas Kata!
- Hadis ini telah dishahihkan banyak ualam, diantaranya adalah Imam ath Thabari, Imam Ibnu Abi Syaibah, Imam al Hâkim, Al hafidz Ibnu Hajar dan Imam as Suyuthi, serta banyak lainnya.
- Tidak ada seorang ulama pun yang menvonis hadis ini PALSU selain Ibnu Taimiyah.
- Dan alasan vonis itu adalah sangat tidak masuk akal…. hanya karena hadis itu diriwayatkan oleh seorang yang disinyalir sebagai beraliran Syi’ah yang bernama Ja’far bin Sulaiman … Sementara jika Anda tanya apa bukti kesyi’ahan si perawi itu, maka jawabnya sederhana, karena dia meriwayatkan hadis di atas! Aneh bukan?!
.
Untuk semantara kami cukupkan sampai di sini dulu… kami akan lanjtkan tulisan ini apabila ada di antara penyanjung Ibnu Taimiyah yang menanggapinya dengan ilmiah dan di saat itu kami akan bongkar lebih jauh kejahilan Ibnu Taimiyah dalam kasus hadis ini. Yakinlah akan hal itu!
[1] Al Musnad:360 hadis no.2752. Cet. Dar al Ma’rifah. Bairut.
[2] Al Mustadrak,3/132-134.
[3] Sperti dikutip al Muttaqi al Hindi dalam Kanz al Ummâlnya,11/608 hadis no.32941, dan ia shahihkan.
[4] Dalam Manâqibnya. Demikian disebutkan Ibnu Katsir dalam al Bidayah wa an Nihayah,7/344.
[5] Khashaish:66 hadis no.64. Abu Ishaq al Huwaini-korektor buku tersebut- mengatakan sanadnya shahih, ia berkata, “Sanadnya shahih. Hadis ini telah dikeluarkan oleh: at Turmudzi,(10/209-212-Tuhfah), Manâqib Ali; Ibnu al Maghazili dari beberapa jalur dari Ja’far ibn Sulaiman dari Yazid al Rasyk dari Mutharrif dari ‘Imrân. At Turmudzi berkata, ‘Ini adalah hadis gharib tidak kami ketahui kecuali dari hadis Ja’far ibn Sulaiman.’ Al Hakim mengatakan, ‘Hadis ini shahih berdasarkan syarat Muslim, akan tetapi keduanya (Bukhari dan Muslim) tidak meriwayatkannya.’ Adz Dzahabi mendiamkan (tidak menolak ucapan al Hakim). Saya (Abu Ishaq al Huwaini) berkata, ‘Ya benar seperti yang al Hakim katakan.’… “ (Tahdzîb Khashaih al Imam Ali:66)
[6] Tentang riwayat ini dalam riwayat Ibnu Abi ‘Ashim, al Albani berkata, “Sanadnya shahih, para perawinya terpercaya berdasarkan syarat Muslim.”
[7] Manâqib Ali ibn Abi Thalib as.:234 hadis no.270 dan 230 hadis no.276.
[8] Redaksi riwayat di atas saya ambil dari Shahih at Turmudzi, bab Manâqib Ali ibn Abi Thalib ra. hadis no.3796 (dengan syarah al Mubârakfûri),10/209-212.
[9] Riwayat dengan redaksi di atas dapat dijumpai dalam Musnad Ahmad,5/606 hadis no.19426 dan Kanz al ‘Ummâl,11/608 hadis no. 32940 dari riwayat Ibnu Abi Syaibah- guru besar Imam Bukhari-.
[10] Lebih lanjut kami persialahkan para Wahhâbiyûn Salafiyyûn untuk merujuk kitab Silsilah al Ahâhits ash Shahîhah,6/261-264 hadis no.2223.
[11] Al Isti’âb fi Ma’rifath al Ashhaab,3/1092.
[12] Tahdzîb al Kamal,20/481.
[13] Khashaish:34 hadis no.23. Abu Ishaq al Huwaini-korektor buku tersebut- mengatakan sanadnya hasan disebabkan seorang perawi bernama Abu Balaj, yang menurutnya walaupun ditsiqahkan dan dipercaya banyak ulama dan tokoh sentral hadis seperti Yahya ibn Ma’in, an Nasa’, ad Dâruquthni dan Abu Hatim, namun Bukhari mencacatnya! Dan ia mengisyaratkan bahwa pencacat atasnya disebabkan ia meriwayatkan hadis ini!! Ia berkata, “Dan yang zahir (dari komentar para ulama-pen) bahwa mencacatan atasnya disebabkan hadis ini…”
[14] Ibnu Hajar al Asqallani berkata, “Hadis tentangnya adalah banyak sekali. Sebagiannya mencapai batasan shahih, sebagian lainnya hasan…” (Tuhfah al Ahwadzi bi Sayrhi Jâmi’ at Turmudzi,10/237)
[15] Shahih at Turmudzi (dengan syarah al Mubârakfûri), 10/236/ bab: 93/ hadis:3815.
[16] Al Isti’âb fi Ma’rifath al Ashhaab,3/1092.
[17] Tahdzîb al Kamal,20/481.
[18] Kanzul ‘Ummâl,11/608/ Bab Fadhâil Ali bin Abi Thalib. Hadis no.32941.
[19] Al Ishâbah Fi Ma’rifati ash Shahâbah, 4/468, Tarjamah (biografi) no.5704.
.
____________________
ARTIKEL TERKAIT
Mengungkap Kebohongan Ibnu Taimiyah (1)
.
.
Filed under: Akidah, Kajian Ibnu Taimiyah, Kepalsuan Ibnu Taimyah, Manhaj, Membantah Ust. Firanda, Mengenal Pemimpin Wahabi, Menjawab Web/Blog Wahabi/Salafy |
terima kasih infonya sangat berguna untuk kami yg awam,,,
Salafy/wahaby gmn komentar kalian setelah di telanjangi pak abu?…kita2 mau menyimak bantahan2 ilmiah dari kalian
Mantap, ilmiah dan informatif!
tolong seri ini dilanjut terus Pak Abu…
asalnya saya nggak percaya ttg hal ini (kebohongan ilmiah ibn taimiyah) setelah saya cek langsung di bukunya Ibn Taimiyah ternyata memang benar dan ini syeikh tidak jujur…. hanya hawa nafsu dan kebencian kepada sayidina Ali ra saja membuat dia melakukan seperti ini…
terima kasih pak Abu sampean telah memelekkan saya bahwa Ibnu taimiyah ini sejatinya NASIBI TULEN (pembenci keluarga nabi saw)
sayang gelar “syaikhul Islam” yg ditempatkan didepan namanya banyak membuat umat islam silau bahkan yg bukan salfy termakan juga oleh bualannya…
Ini kajian bagus tentang sisi lain ibnu taimiyah.. biasanya cuman sanjungan saja atau yg baik2 ttg syeikh ini yg dirujuk orang… tapi hal2 yg seperti ini ditutup-tutupi
mana nih wahabi,,,bisa g membantah untuk mendukung syaikhul islamnya,kami mau tahu nih,,,
Abu salafi ini menghina nabi…kalo memang benar hadis itu sahih,,,,pasti terjadi apa yg telah disabdakan Rosululloh.walau manusia seluruh dunia bersekutu menghalangi.tapi apa nyatanya??yg menjadi khalifah stelah Rosululloh adalah Abu bakar,Umar,Utsman baru Ali.jika benar itu ucapan nabi,pasti terjadi.ini adalah bukti kuat itu bukan sabda nabi.ini hanya jalan abu salafi, untuk menyebut Abu bakar,Umar dan Utsman adalah dajjal.
Wah itu Ulama’ nya kaum MU itu atuh…..
astaghfirullah.
seorang muslim tdk boleh berlebihan seperti ini. ibnu taimiyah itu ulama besar akhi,jgn antum mencari kesalahan2 beliau, kan antum tau beliau tdk maksum,wajar jika beliau sesekali salah dlm ijtihadnya,bahkan itu dpt pahala dr hasil ijtihadnya. dr tulisan antum terasa sekali antum hanya menginginkan debat kusir. seharusnya dgn hati2 dan teliti jgn gegabah menilai beliau seperti ini. ana bkn pemuja ibnu taimiya,ana pemuja Allah. hati2 dgn berkata2, jika ini benar saja antum sdh dpt dosa besar yaitu ghibah apalagi sampai mencaci maki beliau. naudzubillah.
taubat ya akhi,, watawashoubil haq watawa shoubisshobri 🙂
Tuuh kan, tanggaannya cuman gitu coang. Sok berakhlak.
Siapa yang bilang ibnu tai miyah itu ulama besar?
Dia banyak penyimpangannya. Naah, sekarang pak abu sudah bongkar nih, baru dikit, itu aja sudah bisa ngeliatin boroknya si ben tai miyah!
Bantah aja kaau bisa!
Jangan sok suci, negela kehormatan ulama! Imam Alitidak kamu bela!,
Dasar……
jangan berdebat dengan orang bodoh ya kang, bukanya nambah pinter tapi malah ikut2an O2N…. mari kita tinggalkan blognya orang yang pendengki….
@fahroe,
Saran sy memang sebaiknya tinggalkan aja daripada tau semua Ulamanya di telanjangi d buka semua kebobrokan ahklaqnya di tutupi dg gamis aja.semakin ngikutin semakin memalukan aja ualamnya. mo membantah terbukti dg scan kitab2nya. paling2 bisanya nuduh mefitnah kan itu aja komen2nya tp tdk bisa nunjuki fitnahnya
INGAT ABU SALAFY, DAGING ULAMA ITU BERACUN !!!! BILA ANTUM GAK BERTOBAT SEMOGA ALLAH AZZA WA JALLA MEMATAHKAN TULANG PUNGGUNGMU !!!!!!!
@Achma Haris
Apa maksud kamu daging ulama itu beracun… itu hadis kah? Atau ucapan Salaf Sholeh??
Kenapa wahabi wahabi sering kali membawakan ucapan ini ketika kepalsuan imam imam mereka dibongkar… tapi jika mulut mulut imam dan ulama mereka terjulur mencaci maki ulama Islam, mengkafirkan umat Islam… menjelek-jelekkan kaum shufi dan para wali kalian hai wahabi diam dan senyum senyum saja… malah2 mendukungnya!!!! Dasar wahabi maunya sendiri!!!!
Hanya orang2 bodoh tidak berakal dan sesat sejauh-jauhnya yg merendahkan Syaikul Islam Ibnu Taimiyah.
Waduuh saya jadi yakin kalau kamu miskin wawasan… yang mengecam Ibnu Taimiyah itu ratusan ulama Ahlu Sunnah wal Jama’ah di sepanjang jaman.. sejak jaman Ibnu Taimiyah masih hidup… semua itu karena penyimpangannya Ibnu Taimiyah… wajib bagi kamu sebelum membela atau mengecam meneliti dulu… kecuali jika kamu itu tidak peduli apa yang kamu ucapkan… maka lain urusannya… artinya kamu tidak layak ditanggapi sebab tidak berakal waras!!!!
@Elmaut Diemati,
mas budiaman biarkan aja mmang dia mmpunya lg ibnu tai utk yg lain dia g bakalan nyntel ilmunya iya itulah yg bisa d rekrut orang2 wahabi ya orang2 kayak gitu itu mas budi.eheheheheheheheh
wah d ajak mikir duwur2 g nyampai otaknya.
cerdas dan teliti lah membaca blog ini, atau anda akan digiring utk beragama Syi’ah
@Meshary Arif. ala cerdas yg bagai mana paling2 pikiranmu nyampeke yo paling mong segitu itu bos. hasil surf dr awal baca artikel2 orang2 wahabi yo mong gitu2 aja. Bos paling2 tuhan di atas.
jawabannya ya sama saja gitu2 aja g ada yg istimewa
…..hem tak ada yg hebat dan mempesona ketika kau berucap dan waktu memjawab ……sgl artikel dr abu salaf……..
Kang coba cari sejarahnya, siapa sesungguhnya orang atau pihak yang memberinya gelar Syeikhul Islam. Padahal banyak ulama yang meragukan keilmuannya !!!
Reblogged this on ISLAM ALTERNATIF.
Abu GOBLOK,ente gila ya? Ngapain ente susah2 nulis macam2 tentang keGOBLOKan ente dalam masalah Ibnu Taimiyyah tercinta.Kaga ngaruh GOBLOK ! Ilmu hadits ente itu di banding dgn ane aja cuma se’upil coy GOBLOK ! Apalagi di banding ama Ibnu Taimiyyah ku tercinta.Ente kalo nganut Syiah GOBLOK ntu,ya urus organisasi ente aja GOBLOK ! Jgn ngajak orang lain ikut GOBLOK ! Dasar GOBLOK BANGSAT KAU bersama kroco2mu GILA! Haik.haik.haik…haik.haik.
Haik…haik…haik…