Ahlusunnah Dan Salafy Diantara Cinta Ahlul Bait Dan Kenashibian (1)
Di antara akidah Ahlusunnah yang tidak dapat ditawar-tawar adalah kecintaan kepada Ahlulbait Nabi ra. Berbeda dengan kaum nashibi (para pembenci Ahlulbait nabi ra) yang banyak menyelinap di tengah-tengah umat Islam dengan menamakan diri mereka sebagai Ahlusunnah, sementara mereka jauh dari akidah dan mental mulia Ahlusunnah.
Islam Umawy yang dipaksakan oleh para tiran Bani Umayyah, mulai Mu’awiyah bin Abu Sufyan (Gembong Penganjur Kepada Api Neraka, seperti disabdakan Nabi dalam hadis shahih riwayat Imam Bukhari) ingin memaksa kita agar menanggalkan baju kecintaan kepada Ahlulbait ra. dengan berbagai cara dan rayuan -serta tidak jarang juga dengan intimidasi- mereka hendak mempengaruhi kita agar tidak lagi mencinta dan menghormati keluarga Nabi ra.
Kecintaan Ahlusunnah kepada Nabi saw. dan Ahlulbait ra begitu kental dalam jiwa Ahlusunnah dan telah mereka terjemahkan dengan berbagai bentuk, mulai dari mengimani berbagai keutamaan yang disabdakan Nabi saw., mengabadikan berbagai peninggalannya, meyakini mereka sebagai pribadi-pribadi agung yang mulia hingga menjadikan mereka sebagai wasilah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Menziarahi dan beratwassul dengan keagungan kedudukan Ahlulbait ra di sisi Allah adalah ciri yang tak terpisahkan dari kalangan Ahlusunnah… berbeda dengan mereka yang membenci Ahlulbait ra.
Di bawah ini, Anda kami ajak menyimak bagaimana pengagungan para tokoh mulia Ahlusunnah terhadap salah satu tokoh agung dari Ahlulbait Nabi ra. yaitu Imam Ali bin Musa yang bergelar ar Ridha ra.
Bagaimana para ulama itu (yang tidak jarang pula nama-nama mereka diagungkan oleh Wahhabi Salafi) mengagungkan makam beliau ra. dan bertawassul dengan keagungan maqam Ali ar Ridha ra. dan ini sekaligus sebagai bukti bahwa apa yang dikatakan kaum Wahhâbi (yang mengaku Ahlusunnah dan pengikut Salaf Shaleh) adalah palsu dan dusta belaka!
Imam Ibnu Khuzaimah Menampakkan Ketundukan dan Kerendahan dirinya di Hadapan Makam Ali ar Ridha ra.
Para ulama telah meriwayatkan bahwa Imam Ibnu Khuzaimah (seorang ulamam besar yang digelari tidak terkecuali oleh para Salafiyyûn dan taimiyyûn sebagai Imamul Aimmah/imamnya para imam, yang sering kali juga dibanggakan para Wahhabiyyun Salafiyyun) bagaimana beliau menampakkan penghormattan yang luar biasa dan menaruh i’tikad yang mendalam akan keagungan maqam Ali bin Musa ar Ridha ra. (yang diyakini sebagai Imam Kedelapan oleh kaum Syi’ah Itsâ Asyariyah)… Ketika menziarai pusara mulia Sayyid keturunan Nabi yang sangat agung ini (yang berada di kota Masyhad-Iran sekarang), Ibnu Khuzaimah benar-benar mencontohkan bagaiamana seharusnya sikap Ahlusunnah terhadap para Sayyid agung keturunan Nabi saw.
Perhatikan laporan Imam Ibnu Hajar al Asqallani (yang juga sering dipercaya kaum Salafi Wahhabi) di bawah ini ketika ia menyebut biografi Ali bin Musa ar Ridha:
وقال الحاكم في تاريخ نيسابور أشخصه المأمون من المدينة إلى البصرة ثم إلى الأهواز ثم إلى فارس ثم إلى نيسابور إلى أن أخرجه إلى مرو وكان ما كان يعنى من قصة استخلافه . قال وسمع علي بن موسى أباه وعمومته إسماعيل وعبد الله وإسحاق وعلي بنى جعفر وعبد الرحمن بن أبي الموالي وغيرهم من أهل الحجاز وكان يفتي في مسجد رسول الله (ص) وهو إبن نيف وعشرين سنة روى عنه من أئمة الحديث آدم بن أبي اياس ونصر بن علي الجهضمي ومحمد بن رافع القشيري وغيرهم استشهد علي بن موسى بسند أباد من طوس . . . بقين من شهر رمضان ليلة الجمعة من سنة ( 203 ) وهو إبن ( 49 ) سنة وستة أشهر ثم حكى من طريق أخرى أنه مات في صفر . قال وسمعت أبا بكر محمد بن المؤمل بن الحسن بن عيسىيقول خرجنا مع امام أهل الحديث أبي بكر بن خزيمة وعديله أبي علي الثقفي مع جماعة منمشائخنا وهم إذ ذاك متوافرون إلى زيارة قبر علي بن موسى الرضا بطوس قال فرأيت من تعظيمه يعنى إبن خزيمةلتلك البقعة وتواضعه لها وتضرعه عندها ماتحيرنا
“Al Hakim berkata dalam kitab Tarîkh Nisâbûr, “ (Khalifah) Ma’mun memberangkatkannya (Ali ar Ridha) dari kota Madinah menuju Bashrah kemudian ke Ahwaz kemudian ke negeri Faris/persia kemudian menuju Nisâbûr, hingga pada akhirnya diberngkatkan menuju Muru/Khurasan. Dan terjadilah apa yang terjadi yaitu urusan dijadikannya sebagai Khalifah. Ia berkata, “Ali bin Musa telah mendengar (hadis) dari ayahnya dan dari paman-pamannya; Ismail, Abdullah, Ishaq, Ali bin Ja’far dan Abdurrahman bin Abi al mawâli dan selainnya dari penduduk Hijâz. Beliau memberikan fatwa di masjid Rasulullah saw. sementara usia beliau baru mencapai dua puluh tahun sekian. Para imam ahli hadis yang meriwayatkan darinya adalah Adam bin Abi Iyâs, Nash bin Ali al Jahdhami, Muhammad bin Râfi’ al Qusyairi dan selainnya. Beliau gugur syahid di kota Sanad Abâd dari wilayah Thûs…. pada beberapa hari sebelum bulan Syawwal, pada malam Jum’at tahun 203 H dalam usia 49 tahun enam bulan. Kemudian ia (Al Hakim) meriwayatkan bahwa Ali ar Ridha wafat pada bulan Shafar.
Ia (Al Hakim), “Aku mendengar Abu Bakar Muhammad bin al Muammal bin al Hasan bin Isa berkata, ‘Aku keluar bersama Imamnya Ahli Hadis; Abu Bakar bin Khuzaimah, dan saudara iparnya Abu Ali ats- Tsaqafi bersama sekelompok dari guru-guru kami dan jumlah mereka saat itu banyak sekali.. kita keluar untuk menziarai kuburan Ali bin Musa ar Ridha di Thûs. Ia berkata, “Maka aku saksikan pengagungan Ibnu Khuzaiman terhadap area tempat kuburan itu dan kerendahannya serta ketundukannya hal yang mencengangkan kami semua.”[1]
.
Abu Salafy:
Demikianlah para imam dan ulama Ahlusunnah (yang sering juga dibanggakan para Wahhabiyyun Salafiyyun taimiyyun), bagaimana sikap mereka kepada seorang imam agung dari keturunan Rasulullah saw.
Dan seperti telah Anda baca di atas bagaimana pula para imam Ahlusunnah itu menyengaja berangkat menuju pusara agung Imam Ali bin Musa ar Ridha ra, yang dalam istilah hadis disebut dengan Syaddur Rihâl/mengadakan perjalanan menuju sebuah tempat… hal mana yang demikian itu dalam akidah Ibnu Taimiyah dan kemudian ditelan mentah-mentah tanpa dikunyah dan dicerna dengan teliti oleh kaum Wahhâbi Salafi, baik yang dianggap alim seperti Ibn Abdil Wahhâb, Ibn Bâz, Ibn Utsimin dkk atau yang mengaku-ngaku alim hanya bermodal gelar serjana.. SI, S II atau S III apalagi yang awam baru melek agama … ya dalam akidah mereka Syaddur Rihâl menuju selain tiga masjid -apalagi menyengaja menuju sebuah kuburan seorang wali Allah- diangap sebagi Bid’ah, menyalahi Syari’at, Syirik… menyembah kuburan… menghamba kepada mayyit dan lain sebagainya dari redaksi semberono yang biasa terlontar dari mulut-mulut mereka seperti sering kita dengar!
Mungkin di antara sarjana Salafi yang sok Ahli Hadis akan mempermasalahkan sanad kisah di atas… sebagai langkah yang biasa mereka tempuh untuk mengelak dari kenyataan yang gamblang seperti di atas… jika ada sarjana Salafi yang meragukan maka kami persilahkan mereka mengecek nama-nama periwayat dan/atau yang terlibat dalam kisah di atas, adakah di antara mereka yang sangggup mereka cacat?!
Nama-nama Para Parawi Kisah Di Atas
Di antara nama yang tersebut dalam kisah di atas adalah:
1. Abu Bakar al Mu’ammal. Adz Dzahabi menyebutnya dengan gelar Imâm, Raîs/Pimpinan kota Nisâbûr.
2. Abu Bakar Ibnu Khuzaimah. Adz Dzahabi menyebutnya dengan gelar: al Hâfidz al Kabîr, Imamul Aimmah, Syeikhul Islam…
.
.
Wahai teman-teman Salafi Wahhâbi yang gemar mencela kaum Muslimin yang mencintai para wali dengan ejekan Musyrikûn! Quburiyyûn! Apakah Imamul Aimmah Ibnu Khuzainah Musyrik?! Quburi?!
Sementara itu Ibnu Taimiyah, panutan kaum Salafi Wahhâhi ketika membicarakan Ali bin Musa ar Ridha ra…. ia berbicara dengan penuh kedengkian dan pelecehan…. benar-benar mencerminkan akidah kaum Nashibi, karenanya tidaklah mengherankan apabila kita saksikan kaum Wahhâbi Salafi sangat tidak hormat terhadap pribadi-pribadi agung dari Dzurriyah Nabi saw., seperti Ali bin Husain Zainul Abidin, Muhammad al Baqir, Ja’far ash Shadiq dan Ali bin Musa ar Ridha –semoga shalawat dan salam tercurah kepada mereka bersama kakek mereka-! Apa yang kami katakan tentang sikap kurang ajar Ibnu Taimiyah bukan hal mengada-ada. Tetapi demikianlah kenyataannya, seperti segera akan kita bongkar dalam artikel-artikel kami yang akan datang, untuk lebih melengkapi bukti kebenciaannya kepada ahlul Bait Nabi saw yang sebagian telah kami bongkar dalam atikel berseri “Ibnu Taimiyah Syaikhul Islam atau Syaikhun Nifaq (1), (2), (3), (4), (5), (6) ? dan artikel-artikel lainnya terkait Imam kaum nawashib Ibnu Taimiyah insya Allah. Doakan!
[1]Tahdzîb at Tahdzîb,7/388.
Filed under: Akidah, Kajian Ibnu Taimiyah, Manhaj, Membantah Ust. Firanda, Mengenal Pemimpin Wahabi, Menjawab Web/Blog Wahabi/Salafy, Wahabi dan Pengkafiran Umat Islam |
ulama ahlu sunah telah mengecam ibnu taimiah itu karena banyak penyelewengan… yang paling parah adlh: sikap buruknya ttg Nabi Saw., Ahlul Bait dan para sahabat di samping kepada para wali….
dan dalam urusan akidah Ibnu ttg Allah juga banyak masalah sprti tajsim, dll. alhasil ibnu taimah ini memang bermasalah… ilmunya banyak tapi akalnya rusak seperti yang dikatan para ulama….
jadi, benar juga kata ust. abu bahwa Ahlu Sunnah beda dengan ibnu Taimiah dan kaum nashibi
Cinta & Hormat Nabi dan Ahlul Bait YES!!!
Benci kaum Munafik YES!!!
Cinta Munafik NO!
Kata Wahabi ibadah itu ketundukan… ketundukan adalah penyembahan… jadi apa kira-kira kata Wahabi terhadap Ibnu Khuzaimah yang tunduk dan khudhu’ di hadapan kuburan Ali Ridha bin Musa Kadzim bin ja’far Shadiq bin MUhammad al baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib?
apakah juga dikatakan musryik… menyekurtukan Allah Swt?
Usztadz Abusalafy jitu ngangkat praktik Ibnu Khuzaimah sebagai bukti yang saya yakin bakal membuat wahabi bingung…
Makanya jangan gampang gampang memusyrikkan umat Islam!!!
SITUS INI KOK SANGAT DENGKI DAN DENDAM DGN ULAMA2 YG IKHLAS MEMELIHARA KOTA2 SUCI MEKKAH DAN MADINAH ?
ADA APA DIBALIK SEMUA INI ? APA MAU MENGALIHKAN KIBLAT KE KARBALA ?
________________-
Abu Salafy:
Lebih afdhal Anda mereungkan isi artikel2 di sini dari pada hanya su’udz dzan….
Di manakah letak dendam dan dengki kepada ulama yang ikhlas memelihara kota suci Mekkah dan Madinah? Siapa mereka yang Anda maksud?
Apa yang setelah menduduki dua kota suci itu, mereka segera menghancurkan kubah-kubah makam makam para sahabat dan para wali di Baqi’ dan Ma’alla?
Apa mereka yang menyerahkan kendali kekuasaan kepada para raja yang segera menjual loyalitasnya kepada kaum Kafir?
Atau mereka yang segera setelah berkuasa menguasai Masjid Haram dan tidak lagi mengizinkan para ulama membuka halaqah-halaqah pengajaran kecuali yang berfaham Wahabi?
Atau siapa yang Anda maksudkan?
DARIPADA MENEBAR KEDENGKIAN DAN RASA DENDAM ANDA PADA PARA ULAMA ARAB SAUDI…. ALANGKAH BAIKNYA JIKA ANDA MAU MENGHARGAI DIRI ANDA DGN MENGKOREKSI/INSTROPEKSI DIRI ANDA SENDIRI….. APA LAGI DIBULAN PUASA INI.
MENGENAI IJIN ACARA APA SAJA DI NEGARA MEREKA ITU HAK MEREKA DAN TANGGUNG JAWAB MEREKA…..
KENAPA ANDA MEMPROVOKASI PARA PEMBACA BLOG INI UNTUK IKUT MENEBAR KEDENGKIAN DAN DENDAM KESUMAT ANDA ?
SEBENARNYA ANDA INI SIAPA ? DAN ANDA DIBAYAR OLEH SIAPA ?
Mbak Syarifah…. tolong sebutkan satu saja fitnah Abu Salafy sebelum anda sendiri terjerumus fitnah…
kalo mau tau siapa tukang fitnah…. silahkan lihat situs-situs dan web-web golongan anda yang dengan mudahnya mengkafirkan, membid’ahkan mensesatkan sesama muslim…
tolong sekali lagi alangkah indahnya jika anda dapat menyebutkann fitnah abu salafy…. dan lebih indah jika anda dapat membantah artikel-artikel dan bukti-bukti yang dikemukakan abu salafy di blog ini?
kami juga ingin melihat keilmihan anda bukan hanya sekedar provokasi dan tuduhan palsu!
kao boleh tolong sebutkan data diri anda?
MEREKA MENGUASAHI DUA TANAH HARAM DG MEMBUNUH KAUM MUSLIMIN.
MEREKA MEMBUNUH KAUM MUSLIMIN LALU BERSAHABAT DENGAN KAUM KAFIR YAHUDI
MEREKA MENGAMBIL KAFIR YAHUDI SEBAGIA PELINDUNG NEGERI SAUDI.
MEREKA TINGGAL DI NEGERI SAUDI UNTUK MENDIRIKAN MADZAB WAHABI
MEREKA BERMADZAB WAHABI LALU MENGAFIRKAN KAUM SUNNI
MEREKA MEMBIARKAN PALESTINA YG SUNNI BERJUANG SENDIRI TANPA DIBANTU KERAJAAN SAUDI YG WAHABI YG RAJANYA KETURUNAN YAHUDI.
KEIKHLASAN ULAMA’NYA TERNYATA HANYA UNTUK RAJANYA
KEIKHLASAN HAKIKI HANYA UNTUK TUHANYA
Mungkin yang dimaksud utsaimin yang menyalah2kan imam syafi’i + ashabu syafi’i yang merin2ikan dan mengatakan merinci dan membagi bid’ah tidak akan pernah beunar , , eh di akhir tulisan nya si utsaimin malah menolak perkataan awal nya dgn pembagian bid’ah versy die ( bukan pendapat ulama salaf) yaitu bid’ah dunia ame bid’ah agama ck ck ck . . .
Atau si buta bin baz yang dgn enteng menyalahkan praktek tawassul nya shohabat bilal . . . Emang bin baz itu siapa ? ?
Bhkan yang paling lucu bin baz juga mengkapirkan siapa2 yang meyaqini bumi bulat ! ! !
Neng Syarifah itu ngomong opo tho?! kok masih tanya ke abu: ANDA INI SIAPA?
lah wong sudah jelas abusalafy kok masih ditanya!
turs nanya lagi: ANDA DIBAYAR?
Biasanya orang yang kerjanya demi uang dari Para raja Arab ya ngebayangin orang lai seperti dia nggak mau kerja kalau nggak ada duit……….
Mbak Syarifah kalau soal haramnya upacara itu bukan hak mereka Mbak, sebabnya mereka sudah memakai agama untuk alat… mereka pakai nama agama itu masalahnya!!!
Urusan tebar dengkin itu sih bukan abusalafy Mbak! Pak abu hanya memintarkan kalian semua di sini supaya tidak tertipu dengan asal hidung panjang pakai gamis dan berjenggot daroi AS (Arab Saudi)… sebab mereka telah menyimpang dari umumnya kaum Muslimin sedunia dan juga menyimpang dari nash-nash Qurani dan Sunnah yang shohihah!
Mereka ngakunya ngikut Salaf tapi nyatanya palsu!!!
jadi kamu harus mengerti itu Mbak…
Mbak Syarifah yang baik hati!!! apa urusannya kok kamu bawa-bawa karbala segala! lagi ngigo kali?!
Gini aja Mbak.. coba kamu bantah aja dalilnya pak abu di sini… kalau bisa aku naikkan pangkat kamu…. gimana? sanggup kan?
kalo tdk pandai bicara lebih terhormat diam.. itu nasihatku tuk syarifah Aisyah
abu salafy adalah seorang yang bodoh..jadi jangan di balas dengan ilmu takutnya si abu tidak paham ….kalau bodoh tentang hadist keutamaan muawiyah btanya jangan ikuti syiah……Dalam Shahih Bukhari, dalam Kitab Fadhail Ash Shahabah (Keutamaan-keutamaan Sahabat), Imam Al Bukhari menempatkan bab khusus untuk Muawiyah Radhiallahu ‘Anhu, yakni Bab Dzikru Mu’awiyah. Beliau menyebutkan tiga riwayat tentang keutamaannya:
Riwayat pertama:
حدثنا الحسن بن بشر: حدثنا المعافى، عن عثمان بن الأسود، عن ابن أبي مليكة قال: أوتر معاوية بعد العشاء بركعة، وعنده مولى لابن عباس، فأتى ابن عباس، فقال: دعه فإنه صحب رسول الله صلى الله عليه وسلم.
Bercerita kepada kami Al Hasan bin Bisyr, bercerita kepada kami Al Ma’afi, dari Utsman bin Al Aswad, dari Ibnu Abi Malikah, dia berkata:
“Muawiyah melakukan shalat witir setelah isya dengan satu rakaat, dan di sisinya ada pelayan Ibnu Abbas, lalu dia (pelayan) mendatangi Ibnu Abbas, lalu Ibnu Abbas berkata: “Biarkan dia, karena dia adalah sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.” (HR. Bukhari No. 3553)
Kedudukan Muawiyah Radhiallahu ‘Anhu sebagai sahabat nabi sudah menunjukkan keutamaannya yang tinggi, dibanding manusia setelahnya.
_________________
Abu Salafy:
Ciri Wahabi/Salafi adalah:
Jika Anda bawakan dalil Qur’an… ia segera melonpat untuk berdalil dengan hadis Nabi saw. untuk mengelak dari kejelasan kandungannya
Jika Anda bawakan hadis Nabi yang shahih… ia segera melompok berdalil dengan atsar sahabat untuk membatalkannnya…
Jika Anda bawakan atsar shabat sebagai dalil .. ia mencari-cari pernyataan tabi’in untuk membantahnnya…
dan demikian seteursnya…
Dalam kasus Mu’awiyah telah terdapat banyak hadis shahih dari Nabi saw. yang juga diriwayatkan oleh Imam Bukhari bahwa MU’AWIYAH ADALAH PEMIMPIN KELOMPOK PENGANJUR KE DALAM API NERAKA….
Dari atsar para sahabat mulia seperti Sayyiduna Ali ra, Sayyiduna Ammar bin Yasir dkk yang semuanya menegaskan kemunafikan Mu’awiyah…
Tapi semua itu dicampakkan oleh para Wahabi Salafi dan mereka kemudian mencari-cari atsar yang tidak jelas atau berdalil dengan hadis palsu untuk membela Mu’awiyah…
Inilah kenyataan yang ada pada teman-teman wahhabi
ABU SALAFI CUMA PENGECUT!!!!
GAK BERANI KELUAR
NAMPAKIN HIDUNG BELANGNYA
HAHAHAHAHAHAHAHA…. LOL
#siap-siap suporternya pada kebakaran jenggot. xixixixi
orang yg Dungu biasanya tindaktanduknya tak terarah kata2nya keluar begitu saja seperti keluarnya sesuatu dari lubang belakang.
ah komentar yg kaya gini g perlu kebakaran jenggot klo kita kebakaran malah kelihatan bedanya trusd yg waras yg mana?
APAKAH ADA KETURUNAN AHLUL BAIT?
Dlm Al Quran yang menyebut ‘ahlulbait’, rasanya ada 3 (tiga) ayat dan 3 surat.
1. QS. 11:73: Para Malaikat itu berkata: “Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait. Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah”.
Ayat ini jika dikaitkan dengan ayat sebelumnya, maka makna ‘ahlulbait’ adalah terdiri dari isteri dari Nabi Ibrahim.
2. QS. 28:12: Dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusukan(nya) sebelum itu; maka berkatalah Saudara Musa: ‘Maukahkamu aku tunjukkan kepadamu ‘ahlulbait’ yang akan memeliharanya untukmu, dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?
Ayat ini jika dikaitkan dengan ayat sebelumnya, maka makna ‘ahlulbait’ adalah meliputi Ibu kandung Nabi Musa As. atau ya Saudara kandung Nabi Musa As.
3. QS. 33:33: “…Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu ‘ahlulbait’ dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”.
Ayat ini jika dikaitkan dengan ayat sebelumnya QS. 33: 28, 30 dan 32, maka makna para ahlulbait adalah para isteri Nabi Muhammad SAW.
Sedangkan ditinjau dari sesudah ayat 33 yakni QS. 33:34, 37 dan 40 maka penggambaran ahlulbaitnya mencakup keluarga besar Nabi Muhammad SAW. yakni para isteri dan anak-anak beliau.
Jika kita kaitkan dengan makna ketiga ayat di atas dan bukan hanya QS. 33:33, maka lingkup ahlul bait tersebut sifat dan maknanya menjadi universal terdiri dari:
1. Kedua orang tua Saidina Muhammad SAW, sayangnya kedua orang tua beliau ini disaat Saidina Muhammad SAW diangkat sbg ‘nabi’ dan rasul sudah meninggal terlebih dahulu.
2. Saudara kandung Saidina Muhammad SAW, tapi sayangnya saudara kandung beliau ini, tak ada karena beliau ‘anak tunggal’ dari Bapak Abdullah dengan Ibu Aminah.
3. Isteri-isteri beliau.
4. Anak-anak beliau baik perempuan maupun laki-laki. Khusus anak lelaki beliau yang berhak menurunkan ke-‘nasaban’-nya, sayang tak ada yang hidup sampai anaknya dewasa, sehingga anak lelakinya tak meninggalkan keturunan.
Bagaimana tentang pewaris tahta ‘ahlul bait’ dari Bunda Fatimah?. Ya jika merujuk pada QS. 33:4-5, jelas bahwa Islam tidaklah mengambil garis nasab dari perempuan kecuali bagi Nabi Isa Al Masih yakni bin Maryam.
Lalu, apakah anak-anak Bunda Fatimah dengan Saidina Ali boleh kita anggap bernasabkan kepada nasabnya Bunda Fatimah?. ya jika merujuk pada Al Quran maka anak Bunda Fatimah dengan Saidina Ali tidaklah bisa mewariskan nasab Saidina Muhammad SAW.
Kalaupun kita paksakan, bahwa anak Bunda Fatimah juga ahlul bait, artinya kita mau mengambil garis dari perempuannya (Bunda Fatimah), maka untuk selanjutnya yang dijadikan patokan nasab seharusnya pemegang waris tahta ahlul bait diambil dari anak perempuannya bukan dari anak lelakinya seperti Fatimah dan juga Zainab, bukan Hasan dan Husein sbg penerima warisnya.
Dengan demikian sistim nasab yang diterapkan itu tidan sistim nasab berzigzag, setelah nasab perempuan lalu lari atau kembali lagi ke nasab laki-laki, ya seharusnya diambil dari nasab perempuan seterusnya.
Bagaimana Saidina Ali bin Abi Thalib, anak paman Saidina Muhammad SAW, ya jika merujuk pada ayat-ayat ahlul bait pastilah beliau bukan termasuk kelompok ahlul bait. Jadi, anak Saidina Ali bin Abi Thalib baik anak lelakinya mapun perempuan, otomatis tidaklah dapat mewarisi tahta ‘ahlul bait’.
Kesimpulan dari tulisan di atas, bahwa pewaris tahta ‘ahlul bait’ yang terakhir hanya tinggal bunda Fatimah. Berarti anaknya seperti Saidina Hasan dan Husein maupun yang perempuan bukanlah pewaris tahta AHLUL BAIT.
__________________
Abu Salafy:
Terima kasih atas analisanya… walaupun ada beberapa yang kami kurang sependapat.
Pertanyaan kami adalah:
(1) Mengapakan saudara tidak melibatkan sunnah/sabda Nabi dalam menganalisa masalah ini?
(2) Selain ayat QS 33:33 kata Ahlulbait tentunya di luar konteks yang sedangn dibicarakan…
(3) Apakah ada penafsiran langsung dari Nabi tentang ayat QS 33;33 di atas?
(4) Adakah sabda Nabi saw. yang khusus menyebut bahwa nasab/pelanjut garis keturunan beliau itu adalah melalui putri tercintanya Faitimah ra?
dan masih banyak pertanyaan lainnya.
Wassalam
Kalau anda masih berpendapat ‘ada’ keturunan Ahlul Bait, maka timbul pertanyaan berikutnya:
1. Keturunan Ahlul bait dari manalah yang anda pilih dan yakini, apakah dari keturunan?
a. Sunni
b. Syiah
c. Hasyim
d. Ahmadiyah dll.
2. Selanjutnya dikabarkan bahwa dari keturunan Ahlul bait tersebut akan lahir Imam Mahdi maka mana pula yang anda pilih dan yakini bahwa apakah dari:
a. Imam Mahdi kelompok Sunni dan Hasum masih akan lahir;
b. Imam Mahdi Syiah sudah lahir tapi kini menghilang dulu, nanti dia datang kembali.
c. Imam Mahdi Ahmadiyah sudah datang dan sudah wafat yakni Mirza Ghulam Ahmad
3. Rasanya ya gara-gara kita ‘nungguin’ sang tokoh Imam Mahdi, maka kaum Muslim di dunia terlena dng ketidakpastian!
Yang sudah pasti, sudah ada Al Quran dan sudah hadir Nabi Muhammad SAW sebagai ‘nabi penutup’ adalah mukjizat terakhir dari Allah SWT kepada umat manusia.
Jadi, jangan ditunggu Nabi Isa As akan datang karena misinya sudah selesai (QS. 2:134 dan 141) dan begitu juga Imam Mahdi tidak akan muncul walaupun semua sekte dalam kaum Muslim ada yang meyakini ditambah pula dari berbagai agama non-Islam juga menanti kedatangan Imam Mahdi atau semacam itu.
.
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/06/13/m5jvrf-inilah-figur-imam-mahdi-yang-dinanti
Inilah Figur Imam Mahdi yang Dinanti | Republika Online
http://www.republika.co.id
Dan, inilah pula penyebab perebutan ‘sang pemimpin’ Imam Mahdi sehingga semua agama mengakui akan datang sang tokoh ini. Pada Kitab Suci umat Islam sama sekali tidak menyebut akan datang lagi IMAM MAHDI dan apalagi akan datang kembali Nabi Isa As. Sang Mesiah itu sudah ditutup dengan pernyataan Tuhan, Allah SWT sendiri (QS. 33:40).
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/06/13/m5jsoj-imam-mahdi-sosok-yang-diyakini-tiga-agama-besar
Imam Mahdi: Sosok yang Diyakini Tiga Agama Besar | Republika Online
http://www.republika.co.id
___________________
Abu Salafy:
Anda bebas meyakini bahwa Nabi Muhammad saw. tidak punya Dzurriyyah.. itu hak Anda.. tidak percaya Allah ada, juga hak Anda…
وَ قُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ شاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَ مَنْ شاءَ فَلْيَكْفُرْ إِنَّا أَعْتَدْنا لِلظَّالِمينَ ناراً أَحاطَ بِهِمْ سُرادِقُها وَ إِنْ يَسْتَغيثُوا يُغاثُوا بِماءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ بِئْسَ الشَّرابُ وَ ساءَتْ مُرْتَفَقاً
Dan katakanlah:” Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka Barang siapa yang ingin) beriman (hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin ( kafir ) biarlah ia kafir”. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang- orang lalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.(QS. al Kahfi;29)
dan Anda perlu ketahui bahwa;
وَ مَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُوْنَ
“Orang-orang yang telah Kami berikan kitab (samawi) kepada mereka, (lalu) mereka membacanya (baca : mempelajarinya) dengan sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya (Nabi Islam). Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS. al baqarah;121)
Sepertinya Anda sedang gemar mengklasifikasikan kelompok-kelompok umat Islam, sehingga Anda terhanyut dalam khayalan tersebut!
Apa relefansinya antara adanya Dzurriyyah bagi Nabi saw. dengan harus memilih yang mana dari mereka… dari Dzurriyah yang Sunni … yang Syi’ah… yang Hasyim (?)..
Anda juga mendustakan hadis mutawatir tentang al Mahdi yang dijanjikan kemunculannnya oleh Nabi sendiri… para ulama baik Ahlusunnah, Syi’ah maupun Wahhabi semua sepakat bahwa hadis tentang kemunculan al mahdi di akhir zaman itu shahih bahkan mutawatir… Anda sedang mengikuti siapa dalam pengingkaran ini? Apa dasar Anda?
Kami sangat menghargai keberanian Anda dalam menyampaikan pendapat, hanya saja kami berharap Anda mau mendalami lebih lanjut masalah agama khususnya yang masih mengganjal dalam pikiran Anda..
Terima kasih akhi atas tanggapannya… dan mohon dimaafkan jika ada kata-kata kami yang kurang berkenan… sekali lagi kami bangga punya pengunjung seperti Anda… bersemangat.. jujur… sharih/berteurs terang… dan berani…
Wassalam.
Elfan ini mungkin lupa pake otaknya lagi setelah dilepas, masa nanya : Keturunan Ahlul bait dari manalah yang anda pilih dan yakini, apakah dari keturunan?
a. Sunni
b. Syiah
c. Hasyim
d. Ahmadiyah dll.
Lho???? apa hubungannya keturunan Ahlul Bait dg keturunan dari mazhab-2, harus memilih lagi……..walaaah walaaaah masio goblok ojok nemen2 po’o cak, yo ngene iki lhak berimam ke ibn taimiyah
bener bang al Qudsy… makanya aku pakai nama aqilbaligh… karena nggak mau jadi orang dungu
bener ustadz…. dia itu maunya apa?
kok di jaman sekarang masih ada ya orang yang ingkar keberadaan keturunan Nab SAW… turs ingkar al Mahdi juga…. wah pasti kurang informsi atao informasi yang ia terima itu jangan-jangan kebelik
Pak Abu terlalu baik.
wahabi yg memberi komentar ngacau atau keluar kontek sebaiknya komentarnya ga usah dimasukkan di blog ini, karena akan memberi najis saja.
komentar wahabi2x disini ga nyambung.
ABU SALAFY ………..SAYA BACA ARTIKELMU…MENGAPA KAMU SANGAT BODOH….YANG MENDUKUNGMU LEBIH BODOH DARI ANDA….LEBIH PANTAS ANDA SEPERTI MEREK HP PLANTONXX HANYA MENGEONG TAPI TIDAK ADA GUNANYA…HEHEHEHHE
Alhamdulillah, smg Allah Ta’ala memberkahi kita. Apa yang saya sampaikan baik masalah ‘KETURUNAN’ Ahlul Bait maupun Imam Mahdi ya itu tanggungjawab saya dalam memahami sumbernya Al Quran, Jika pendapat ini benar, maka benarlah bahwa itu wahyu Allah Ta’ala yang disampaikan melalui Nabi Muhammad SAW. Sebaliknya jika penafsirannya salah, maka kehadirat Allah Ta’ala saya mohon ampunan-Nya.
Insya Allah beberapa hari lagi mau Idul Fitri, selamat dan mohon maaf. Penutup saya kutip ayat suci sbb.:
sebagian kaum Muslim masih ada yang ditunggunya, ada yang nunggu Nabi Isa As. kembali lagi dan ada pula yang nunggu Imam Mahdi, apa iya?
Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad); maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal?
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. (QS. 21:34-35)
Itu adalah umat yang lalu; baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan, dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan. (QS. 2:134 dan atau 141)
Abu Salafy:
Terima kasih.
hai jamrut khatulistiwa, kau ga usah ngotori blog ini, kau dungu, ngomong doang ga punya dalil. tidur aja kamu toilet
sdr Elephant eh elfan ini sangat keminter membahas ilmu nasab ga pakai buku jadi dari hasil penerawangan doang, jangan lagi manusia, kucing aja bisa ketawa membaca argumentasi elpan ini. panjangn lagi tulisannya pakai ngutip2x ayat tdk tahu maksudnya. ini jelas wahabi menyamar pakai sayidina segala biar dikira orang NU. kecoa luh
buat Saudaraku Syamsul Hadi Subroto dan jamrut khatulistiwa
Ada tiga masalah besar dlm lingkup dunia Muslim saat kini dan akan datang yakni: 1. perebutan warisan tahta ‘keturunan’ nabi, rasul atau ahli bait; 2. perebutan untuk menjadi sang tokohnya, yang dikenal dengan nama ‘Imam Mahdi’, dan 3. perebutan dan penguasaan pengelolaan Masjidil Haram. Dua kelompok besar yang bertarung ini adalah kelompok Sunni dengan kelompok Syiahnya. Lalu, bagaimana pula dengan kelompok Bani Hasyim dan atau kelompok Saudinya?
Titik temu atas ketiga masalah tersebut a.l:
1. mencoba mencari ketegasan dan kejelasan masalah Ahlul Bait itu sendiri, apakah ada pewaris tahta ‘keturunan’ Ahlul Bait? jawaban saya Ahlul Bait yang terakhir dari Saidina Muhammad SAW hanya tinggal Bunda Fatimah, setelah itu tidak ada lagi pewaris tahta ‘keturunan’ Ahlul Baitnya lagi. Yang ada, saat ini hanya keturunan Saidina Ali dengan Bunda Fatimah.
2. Imam Mahdi yang dianggap penerus ajaran Nabi Muhammad SAW tidak mungkin ada dua versi atau lebih versi yang berbeda, versi yang menganggap Imam Mahdi sudah ada, tapi disumputi atau dighaibi, versi lain masih menunggu kelahiran Imam Mahdi atau Imam Mahdinya sudah lahir dan meninggal seperti versi Ahmadiyah. Dari ketiga versi ini, rasanya sama-sama tidak tepat karena sama-sama sudah ditutup atau misi pamungkas dengan adanya misi Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para nabi (QS. 33:40).
3. Masalah ketiga, ya karena Masjidil Haram ada di Arab Saudi ya mereka penguasa di sana pula yang wajib mengelola dan mengawasinya yakni dinasti kerajaan Arab Saudi. Mungkin ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan peran hajinya seperti perlu dikaji kembali apakah hanya sekedar untuk pelaksanaan ritual ibadah atau apakah ada kegiatan lain yang punya dampak sosial politik bagi dunia khususnya kaum Muslim?
ketigal masalah di atas baru seputar dunia kaum Muslimnya sendiri, belum lagi ada intervensi dari kaum non-Muslimnya ya Kristen dsb. atau Yahudi. Subhanallah sungguh sangat berat nasib kaum Muslim kita masa depan ini.
abu salafy cepat cepat otaknya dioperasi…jangan sampai yang lain jadi ikut sesat….sudah ada jatuh korban daripendukung blok dari si otak belum di operasi….capat bawa dia ke rumah sakit sebelum terlambat!!!!!!!!!!!!!!!!! sudah banyak abu salafy mengeong…..ayo…jangan sampai tampah jatuh korban lagi,,,,alhamdulillah saya selamat dari orang tolol ini karena saya orang bijaksana.
betuk akhi… dia itu sok pinter tapi kebelinger
MANA KOMENTAR ILMIAHNYA BUNG!!!!
KOK NGOMEL DOANG
NGOMEL ITU ADA DALIL SHOHIHNYA LOO?
MAU TAHU ? PAKAR NGOMEL SEPERTI KELEDAI DUNGU, TDK WARAS DAN SEJENISNYA ADALAH SYEH ALBANI AHLI SERVICE HADIST ABAD MILLENIUM.
BACA “KAMUS CACIMAKI SYEH ALBANI SUSUNAN ULAMA’ KETURUNAN ROSULULLAH SAW DAR YORDANIA.
KLIK KYAI GOOGLE YA..DIJAMIN PUAS
INI ADALAH DALIL SHOHIH MENCACI ULAMA’/KAUM MUSLIMIN:
Telah bercerita Syeh Hasan bin Ali As-Segaf :
Albani telah menghina dan mencaci maki para ulama dengan ungkapan-ungkapan yang tidak pantas dan tidak layak, beberapa
diantaranya adalah:
– himar khassaf (keledai dungu)
– waqah (tidak punya rasa malu)
– syiddatu humqih (sangat tolol!)
– dhahalatu aqlih (sesat otaknya)
– istifhalu jahlil (ketololannya amat sangat!)
– jahul (orang tolol!)
– mubtadi’ (ahli bid’ah)
– dhal (sesat)
– kadzdzab (pendusta)
– mumawwih (pemalsu)
– mulabbis (penipu)
– ghairu mu’tamin ‘ala din (tidak amanah dalam agama)
– kanud (kufur nikmat)
– jahil (orang bodoh)
– halik (binasa)
– muta’ashshib (fanatik)
– azhim ul-ghaflah (sangat sembrono)
– thabl la yadri ma yakhruj min ra’sih (gendang yang tidak tahu apa yang keluar dari kepalanya)
– ka dhartati ‘air fi al-’ara (seperti ringkikan keledai liar di tanah lapang)
– fanzhuru ila iffatihi bal ufunatih (lihatlah kebersihannya bahkan kebusukan-kebusukannya)
– huwa akdzab min himari hadza (dia lebih dusta dari keledaiku ini)
– rafidhi mitslu al-himar (dia seorang rafidhi seperti keledai)
Dan masih terlalu banyak lagi ungkapan-ungkapan kotornya yang lain, yang itu menunjukan kerendahan akhlaknya dan ketidaklayakannya untuk diikuti dan diambil ilmu darinya. Lihatlah wahai para pembaca! sebenarnya dia sedang mempertontonkan aibnya sendiri!
Jika dia adalah pakar ulama hadits (seperti klaim para pengikutnya), maka apakah layak dirinya dipercaya dalam menshahihkan dan mendha’ifkan hadits-hadits Nabi SAW? Seorang perawi hadits yang makan sambil berdiri atau duduk-duduk di pinggir jalan saja tidak boleh diterima hadits-haditsnya, apalagi ini, al-Albani yang gemar mencaci-maki (Apalagi dia sudah terbukti kecerobohannya dan kebohongannya).
Pantaskah ulama hadits berakhlaq seperti itu? Tidakkah dia mengamalkan hadits-hadits Nabi SAW tentang akhlaq yang dia riwayatkan sendiri? Nabi SAW bersaabda :
ليس المسلم بالسّباب ولا بالفاحش ولا البذي
“Bukan seorang muslim yang suka mencaci-maki, berkata kotor, ataupun mencela”
MAU TAQLID? SILAKAN BUTAKAN HATIMU
jamruut jamruut.. maksudmu itu apa sih?
kalau tak pandai cakap.. diamlah biar lebih selamat….
jamrut khatulistiwa memang keminter, ga bawak argumen cuma koar2x doang. delete aja pak Abu, dia ini orang sakit tp ngaku waras
iyo kang mas.. kaya’ kayak nganggep diri paling pinter dw
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
ليس مِن رجلٍ ادَّعى لغير أبيه وهو يَعلَمه إلاَّ كفر بالله، ومَن ادَّعى قوماً ليس له فيهم نسبٌ فليتبوَّأ مقعَدَه من النار ))، رواه البخاريُّ (3508)، ومسلم (112)، واللفظ للبخاري
“Tidak ada seorangpun yang mengaku (orang lain) sebagai ayahnya, padahal dia tahu (kalau bukan ayahnya), melainkan telah kufur (nikmat) kepada Allah. Orang yang mengaku-ngaku keturunan dari sebuah kaum, padahal bukan, maka siapkanlah tempat duduknya di neraka” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kalaupun ada anggapan kini ada yang ngaku keturunan nabi atau rasul, ya mereka mengambil nasab yang zigzag dari Bunda Fatimah lalu ke anak lelakinya Saidina Ali seperti Saidina Hasan dan Husein. Yang pasti, Saidina Hasan dan Husein adalah ‘keturunan’ Saidina Ali bin Abi Thalib.
Terlebih lagi jika merujuk pada QS. 33:4-5 dan hadits tersebut, maka tetap saja yang ngaku-ngaku sebagai keturunan nabi saat ini adalah keturunan Saidina Ali bin Abi Thalib bukannya keturunan Saidina Muhammad SAW.
Buat akhuna ELFAN…
saudaraku bicara masalah agama itu tidak bisa seenak sendiri.. harus ada dalil yang mendasrinya…
Banyak bukti bahwa keturunan Ali dan Fatimah adalah berhak secara syar’i disebut keturunan Nabi SAW.:
(*) Banyak hadis yang mengatakannya seperti diriwayatkan imam Suyuthi: Semua keturunan dari anak perempuan maka ia dalam sanabnya ikut bapaknya (suami anak perempuan itu) kecuali keturunan Ali dan Fatimah. Akulah ayah mereka.
(*) Ayat Mubahalah dalam suah Alu Imran menyebutkan (tentu berdasarkan hadis-hadis yang shohih) Hasan dan Husain sebagai anak-anak Nabi… ABNA’ANA…
(*) Nabi Isa as dinisbatkan kepada Nabi Ibrahim… tentunya itu dari jalan iBunda Maryam… Jadi menisbatkan keturunan kepada kakek dari jalan anak perempuan itu dibenarkan dalam Islam!!!
Akhuna ELFAN entah mengapa ia kelihatan sangat keberatan kalau keturunan Ali dan Faitmah disebut keturuna Nabi Muhammad SAW!!
Apa tidak lebih afdhol bagi dia untuk meneliti dulu masalah ini baru berbicara.
Sebenarnya saya hanya kasian aja melihat orang seperti dia…
Saya tidak akan su’u dzan dengan mengatakan bahwa karena dia mungkin dari keturunan nenek moyang kang kafir dan penyembah batu atau kera, makanya dia marah dan sakit hati kalau melihat ada Dzurriyah Thoyyibah dari keturunan Nabi SAW.
Akhirnya saya hanya meminta dia untuk menyebutkan satu saja dari kalangan ulama (biar ulama wahabi juga tidak mengapa) yang menolak bahwa keturunan Ali dan Fitimah bukan keturunan Nabi saw. Atau tidak boleh dipanggil sebagai anak-anak Rasulullah SAW.
Saya tunggu ya kang mas ganteng jawaban panjenengan.. tapi ojo ASBUN!!!
Yen dipikir pikir and direnungke komen arek wahabi kok buletr itu itu aja… nggak ilmah and berdalil dgn POKOKNYA!
beda dengan lawan wahabi… walaupun ada yang kasar tapi banyak yang ilmah….
Bismillah.
ketahuilah wahai saudaraku seiman,,,, kita belajar ilmu bukan untuk berjidal at berdebat, bukan juga untuk mendebat ulama’ yang telah Allah mulyakan dengan ilmunya,, di dunia ini tiada seorang ulama’pun yang ma’sum,, semua ada kesalahannya, akan tetapi kita sebagai orang yang beradab, mengambil apa yang jadi manfa’at dan membuang apa yang jadi madhorot.apalagi ulama’ tersebut dalam posisisi punyak haq untuk berijtihad, jika benar mereka dapat dua pahala namun jika salah masih dapat 1 pahala. ketahuilah…. bahwa ilmu yang kita tuntut itu adalah sarana untuk membentuk akhlak2 yang agung, akhlak kepada Allah, akhlak kepada Nabi atau ulama’ dan akhlak kepada manusia pada umumnya. jika ketiga akhlak itu sempurna maka akan menjadikan kita orang2 yang bertakwa sehingga dengan ketakwaan itu akan mengantarkan kita ke jannahnya Allah. ketahuilah orang yang mengaku paling pintar,, semua apa yang kalian tulis at ucapkan Allah tidaklah lengah sedikitpun, kalian akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah….. dan ketahuilah bahwa dosa yang paling besar dimuka bumi ini yang lebih besar dari pada syirik adalah berbicara tentang Allah tanpa dasar ilmu. Saya benar-benar menjadi saksi atas kedustaan demi kedustaan yang ditebarkan oleh abu salafy Cs al-kadzdzab,,, dan celaannya terhadap para ulama’ dan pengkafirannya terhadap beberapa shohabat Nabi Sallallahu ‘Alaihi wasallam. sungguh! tidaklah pengkafiran mereka terhadap sahabat kecuali akan menjadi bumerang yang akan menghinakan hidupnya di dunia dan akhirat. kami Ahlussunnah berperinsip menyelamatkan lisan2 kami dari mencela sahabat.. kami sangat mencintai mereka dan berdiam diri dari perselisihan yang pernah terjadi di tengah-tengah mereka, karna mereka adalah ummat yang terbaik setelah para nabi.yang Allah ridho terhadap mereka dan mereka ridho terhadap Allah. kami mendo’akan mereka dan meneladani mereka sampai ajal menjemput. mereka adalah manusia terbaik yang dididik langsung oleh manusia terbaik dan paling berilmu di antara seluruh makhluq, yakni Muhammad sallallahu ‘alaihi wasallam, yang mana beliau mempersiapkan mereka sebagai teladan bagi seluruh ummat berikutnya sampai hari kiamat.. Ya Allah.. berilah hidayah kepada mereka yang mengkafirkan sahabat,, utuk bertaubat.. sebelum ajal menjemputnya.
amiiinn,….
Pak Elfan, khawatirlah untuk terkena tafsir AL-Kautsar ayat yang terakhir. Naudzubillah min dzalik tsumma naudzu billah….
Kok muter2 nyari profilnya yg punya halaman ini ga ketemu y,…?ap q yg terlalu awam,…atau memang disembunyikan yg punya,..agar orang ga tau nama aslinya atau biografinya bagaimana,..agar semua pembaca lebih kenal,..bukan cuma sembunyi dbalik tulisan2 yg semakin membingungkan umat yg awam sperti saya,….
dua bulan kurang lebih aku ikuti tulisan2nya Ust. Abu kritik tajam kepada Ust. Firanda tapi anehnya sampai sekarang ini aku belum lihat Ust. Firanda membantahnya…. apa beliau sedang mati suri atau sedang ngumpulkan bahan dan minta bantuan kesana kemari untuk membantahnya… ya Allah A’lam…. tapi aku sangka pasti Ust. Firanda sudah tdk sabar untuk membantah, hanya saja mungkin belum punya waktu…
lagian wahabi wahabi lainnya juga kok nggak ada yang nongol tampil membantah Ust. Abu Salafy… atau jangan jangan sedang kelabakan semua sebab dibuat kaget ternyata abusalafy masih hidup dan bangkit penuh semangat….
ayo dulur dulur salafi bantah yang ilmiah semua tulisan Ust. Abu! Aku tunngu ya?!
Wow…sudah jelas dalam al-Qur’an boleh menisbahkan keturunan ke jalur ibu, contoh ibunda Maryam…tapi koq ada yg ngotot nabi Muhammad Saw tidak punya keturunan. padahal pernah ada riwayat dimana ada orang yg mengejek Nabi Saw keturunannya terputus krn tidak punya anak laki2….krn itulah turun surah al-kautsar untuk membela Nabi Saw. Sebaiknya belajar pd orang yg berilmu dan bersanad…jangan belajar otodidak..nanti setan menjadi gurunya.
wow ini blog syiah ternyata.pantesan serangan ke salafi aja isinya..
biar habib klo salah ya tetap salah .. bukan masalah turunan…nasalahya mencari kebenaran..
wow, ada wahabi yg mampir di mari. semoga di buka hatinya