Membongkar Tipu Muslihat Ustadz Firanda Ketika Mengkritik Sang HABIB! (4) [Bagian:1]

Bukti Bahwa Sarjana Wahhâbi Salafy Hanya Burung Beo Yang Pandai Menirukan Nyanyian Sumbang Ibnu Taimiyah

Kami hampir berani memastikan kepada Anda Sobat setia abusalafy bahwa kita tidak akan menemukan komunitas yang lebih berani mengklaim sesuatu secara palsu dari Ibnu Taimiyah dan para pemujanya… entah itu karena kejahilan mereka atau memang itu gaya dakwah mereka? Jika pengikut-pengikut agama dunia mengadakan “Olimpiade Hebat-hebatan Berdusta” untuk menemukan bibit unggul para pendusta, lalu kita umat Islam mendelegasikan Ibnu Taymiyah dan para Wahhâbiyyûn Salafiyyûn menjadi wakil umat Islam, kami berani memastikan bahwa kita (umat Islam) akan menjadi juara umum! Apalagi kalau Delegasi Indonesia diwakili Ustadz Firanda!

Bagaimana tidak! Betapa sering kita membaca dan mendengar mereka memekikkan dengan suara lantang bahwa ini dan itu telah diijma’kan begini dan begitu! Tetapi setelah diteliti ternyata sama sekali tidak ada ijma’! Bahwa praktik ini dan itu tidak pernah dilakukan oleh Para Salaf Shaleh! Sementara puluhan kalau bukan ratusan Salaf Shaleh mempraktikkannya dan mencontohkan untuk  generasi setelahnya! Bahwa hadis ini atau hadis itu tidak pernah diriwayatkan, baik dalam kitab-kitab Shahih, Sunan maupun Musnad, ternyata setelah dibuka kitab-kitab itu, kita temukan hadis-hadis itu telah diriwayatkan oleh banyak dari Ahli Hadis!

Inilah yang mungkin kemudian menjadi faktor pendukung tersebarnya akidah Wahhâbi Salafi Taimy di kalangan kaum awam (kasihan saudara-saudara kita yang awam sering menjadi obyek penipuan sarjana setengah awam yang ngaku alim ulama). Sebab meraka hampir tidak berkesempatan mengkomfirmasi klaim-klaim palsu para Wahhâbiyyûn Salafiyyûn Taimiyyûn!

Anda pasti sudah tidak sabar menyaksikan buktinya kan? Kami segera akan menyajikannya di hadapan Anda yang sudah terbiasa denagn sajian abusalafy yang pantang dusta dan mengada-ngada!

Lagi-lagi Ustadz Firanda Berdusta Atau Justru Unjuk Kajahilan!

Dalam nasihatnya kepada orang-orang yang ia sebutnya sebagai yang beristighatsah kepada penghuni kuburan, Ustadz Firanda yang terhormat menyebutkan perkara kesembilan sebagai berikut:

Kesembilan: Tidak diriwayatkan dari seorang pun dari para sahabat ra. tatkala menghadapi kondisi terdesak lantas mereka pergi mendatangi kuburan atau beristighatsah kepada selain Allah. (Ketika Sang Habib Dikritik:135)

.

Abu Salafy:  

Sobat setia abusalafy yang kritis, coba Anda perhatikan dan cermati baik-baik klaim Ustadz Firanda di atas! (walaupun sebenarnya tidak butuh dicermati Anda pasti memahaminnya)… dengan begitu beraninya ia mengumbar klaimnya dengan memastikan bahwa tidak ada seorang sahabat pun pernah mendatangi makam/kuburan atau beristaghtsah/meminta pertolongan kepada selain Allah! Tidak satu pun sahabat pernah mengeluhkan kondisinya atau kondisi umat di hadapan makan/kuburan. Ya! Tak satu pun sahabat nabi…! Yang tentunya ia adalah kuburan kekasih Allah!

Dan seorang yang dengan berani mengumbar klaim  nekad seperti itu, pastilah ia tidak akan keluar dari tiga asumsi:

Pertama, Ia adalah orang yang gegabah dalam mengumbar klaim itu…. tidak menelitinya sebelum melontarkannya. Ia jahil, karena hanya menirukan bualan orang lain dan tidak menyangka bahwa banyak bukti akan segera menolak klaim palsunya itu!

Kedua, Ia adalah orang yang sengaja hendak menipu kaum awam yang mungkin tidak berkesempatan mengklarifikasi benar atau palsunya klaim itu!

Ketiga, Ia adalah orang yang berkhayal bahwa ucapannya pasti akan diterima para pendengar atau pembacanya sebagai wahyu qudus…  dan semua mata akan buta menyaksikan kepalsuannya dan semua telinga menjadi tuli dari mengkritisinya… sebab dia adalah seorang Sarjana, seorang Doktor apalagi gelar Doktornya diberikan oleh Para Masyâikh yang kebanyakan dari mereka adalah kaum buta mata hatinya dan tidak sedikit pula yang karunia penglihatannya dicabut Allah, entah mengapa? …. Ia tidak punya rasa malu bahwa kelak pada suatu hari pasti akan terbongkar penipuannya atau kajahilannya!

Atau mungkin para pembaca punya asumsi lain tentang orang seperti itu

Ustadz Firanda Hanya Pandai Mengulang  Kepalsuan Ibnu Taimiyah!

Seperti telah berulang kali kami katakan dan kami buktikan bahwa saudara Firanda; Ustadz kebanggan kaum Wahabi lokal ini dalam seluruh paparannya ketika menghujat Sang Habib maupun selainnya hanya pandai manyanyikan lagu lamanya Ibnu Taimiyah dan para Masyâikh Wahhâbi lainnya yang tidak jelas not-nya!

Perhatikan apa kata Ibnu Taimiyah di bawah ini dan bandingkan dengan klaim Ustadz Firanda –Hadâhullah Limahabbati Ahlilbait an Nabawi ath Thahir wa Ihtirâtihim/semoga Allah menunjukkannya jalan kecintaan dan menghormati kepada keluarga Nabi suci- pasti Anda tidak terkejut dengan apa yang kami katakan.

Dalam Majmû’ Fatawa-nya,26/145, Ibnu Taimiyah menulis demikian:

وَلاَ يقَِفُ عند القبر للدعاءِ لنفَسِهِ فَإنَّ هذا بِدْعَةٌ.

“Dan tidak berdiri di sisi kuburan guna berdoa untuk dirinya. Karena sesungguhnya praktik ini adalah BID’AH!”

Ia juga menulis Majmû’ Fatawa-nya,26/146:

و لَمْ يكُنْ أحدٌ من الصحابةِ  يقِفُ عندَه يدعو لِنفْسِِِهِ.

Dan tidak ada seorang pun dari sahabat yang berdiri di sisi kuburan berdoa untuk dirinya.”

Dan dalam: juz:27/110, ia menegaslkan kembali klaim palsu itu:

و كذلك لَمْ يكُنْ أحدٌ من أصْحابِ النَّبِي يقصد الدعاءَ عند قبْرِ أحدٍ من الأنبياء لا قبر نبينا و لا قبر الخَليل و لا غيرهما، و لِهَذا ذكر الأئمة كماكٍ و غيره أنَّ هذا بدعةٌ.

Demikian pula tidak seorang pun dari sahabat Nabi yang pergi/menuju kuburan seoarng pun dari para nabi, tidak pula kuburan Nabi kita, atau kuburan Khalîl (Nabi Ibrahim) atau selainnya untuk berdoa. Karenanya para imam seperti Malik dan selainnya mengatakan ia adalah bid’ah.”

.

Abu Salafy:

Setelah membacanya, kami yakin Anda telah mampu menyimpulkannya bahwa apa yang dikatakan Ustadz Firanda tidak lain hanya menjiplak tulisan Ibnu Taimiyah. Dan itu adalah hak beliau. Kerena beliau telah “menjual dirinya kepada Allah” untuk menjadi agen resmi “faham Taimisme” yang berpusat di AS! (baca:Arab Saudi!)

Jangan Salahkan Ustadz Firanda!

Rasanya tidak adil kalau yang harus dibidas dan dibongkar kepalsuannya adalah Ustadz Firanda sebab ia memang ditalqini begitu oleh para Masyâikh-nya dan hanya itu yang ia pelajari di Kampus terhormatnya! Rasanya tidak adil jika agen kecil yang dihabisi sementara “Perusahaannya” aman-aman saja! Jadi untuk sementara ini kami menghemat waktu dari menggubris Ustadz Firanda dulu biar beliau bisa beristiraha sejenak!

Kami akan menyoroti dan membongkar kepalsuan klaim tanpa malu Ibnu Taimiyah!

Dan kami memohon maaf kepada para pengunjung apabila kali ini abusalafy kelihatan agak berapi-api sebab semua ini demi kehormatan Nabi saw. dan para sahabat mulia yang dilecehkan oleh Ibnu Taimiyah Cs!

.

Bukti-bukti Kepalsuan Ibnu Taimiyah!

Sebelumnya kami ingin katakan di sini bahwa: SETAN[1] tau persis bahwa para nabi itu hidup di alam barzakh mereka –seperti juga terbutki dengan perjumpaan Nabi Muhammad saw. saat diisrâ’ dan mi’rajkan-. Dan SETAN juga tau persis bahwa doa yang dipanjatkan para nabi akan diijabhkan sesuai dengan sabda Nabi saw. ”Semua doa seorang nabi itu mustajâb.”

Karenanya SETAN takut apabila ada seorang Mukmin Pecinta Nabi saw. dari umat beliau memanjatkan doa di sisi makam suci beliau lalu Nabi mulia saw. mendukung doa umatnya dengan mengatakan: Âmîn yang artinya: Ya Allah ijabahkan doa hamba-Mu itu! Sebab dengan demikian Allah akan mengijabahkan doa hamba tersebut berkat doa Nabi tercinta-Nya!

Dan yang sangat disayangkan adalah di saat para ulama kita membolehkan mendirikan shalat, membaca dzikir dan berdoa di sisi pemakaman umum atau pemandian umum selama kesuciannya terjamin, seperti difatwakan Imam Malik…. lalu datanglah Ibnu Taimiyah di abad kedelapan Hijrah dan mengklaim bahw memanjatkan doa di sisi pusara suci Rasulullah saw. adalah BID’AH!

Untuk kepentingan siapa ia berfatwa demikian? Dan apa tujuan di balik ‘usaha ngototnya’ menafikan apa yang telah dipraktikkan kaum Muslimin selama beberapa abad sebelumnya, generasi demi generasi hingga bersambung dengan generasi sahabat bahwa mereka telah pergi ke pusara suci Nabi saw. untuk berdoa dan memohon kepada Allah agar hajat-hajat mereka dipenuhi berkat tempat suci yang menghimpun jasad suci Rasul kakasih-Nya?

Apakah Ibnu Taimiyah merasa sedih dan geram menyaksikan betapa akrab hubungan emosiaonal dan spiritual kaum Muslimin dengan nabi mereka, sehingga ia bangkit dengan “semangat 45” untuk menghancurkan hubungan hangat nun erat yang telah terjalin antara kaum Muslimin dengan nabi  mereka melalui fatwa sesat tanpa dasar itu?

Dalam kesempatan ini kami akan membongkar kepalsuan klaim durhaka Ibnu Taimiyah atas nama sahabat itu dengan menyebut enam bukti di mana para sahabat mulia telah berdoa di sisi pusara suci Nabi Muhammad saw. betapapun Ibnu Taimiyah mengingkarinya dan betapa pun pula para pecinta Ibnu Taimiyah keberatan ketika “Syeikh Islam mereka” dipermalukan di sini!

Sebelum kami menyebutkan enam bukti dimaksud, izinkan kami membuktikan kepalsuan “klaim ngawur” Ibnu Taimiyah dengan menyebut Sunnah Nabi saw. yang telah secara langsung mensunnahkan/memperagakan ajaran berdoa di sisi kuburan. Sebab hal demikian tentu sebaik-baik hujjah, ketimbang sekedar menyebut praktik sahabat. Walaupun dengan menyebut praktik sahabat kepalsuan Ibnu Taimiyah makin menjadi nyata!

Nabi Muhammad saw. Mengajarkan Berdoa Di Kuburan!

Para Muallaf pun yang baru kemarin dulu memeluk Islam pasti tau bahwa di antara etika yang diajarkan dan dipraktikkan Nabi saw. apabila melewati sebuah pemakaman/kuburan adalah kita mendoakan para penghuni pemakaman Muslim itu dan kemudian kita berdoa untuk diri kita sendiri!

Perhatikan beberapa riwayat di bawah ini:

  • Hadis riwayat sahabat Buraidah ra. ia berkata: “Adalah Rasululah saw. mengajarkan kepada para sahabat apabila mereka keluar menuju pekuburan untuk mengucapkan:

السلام على أهلَ الدار من المؤمنين و المسلمين و إنا إن شاء اللهُ بِكُم لَلاَحِقون، أنتم لنا فَرَطٌ و نَحْنُ لكم تَبَعٌ، نسْألُ اللهَ لنا و لكم العافية.

“Salam untuk penghuni rumah/tempat ini dari kalangan kaum Muslimin dan Mukminin dan kami insya Allah menyusul kalian. Kalian yang mendahului kami. Kami memohon kepada Allah âfiyah untuk kami dan unatuk kalian.”

Sumber Hadis:

Hadis Buraidah di atas telah diriwayatkan oleh para ulama ahli hadis Ahlusunnah seperti:

  1. Imam Ahmad dalam Musnad-nya,5/353 dan 359.
  2. Muslim dalam Shahih-nya,2/671.
  3. Imam an Nasa’i dalam Sunan-nya,1/657 dan: 6/268.
  4. Imam Ibnu Majah dalam Sunan-nya,1/494.
  5. Imam Ibnu Hibbân,7/445.
  6. Dan banyk ulama lain.

.

  • Hadis Ummul Mukimin Aisyah ra. bahwa ia bertanya kepada Nabi saw. tentang berziarah ke pemakaman Baqî’. Siti Aisyah ra berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang harus aku ucapkan kepada mereka (penghuni kuburan). Maka Nabi saw. bersabda: “Katakan:

السلام على أهلَ الديار من المؤمنين و المسلمين/ يرحم اللهُ  الْمُستقْدمين مِنَّا و المستأخرين، و إنا إن شاء اللهُ بِكُم لَلاَحِقون.

“Salam untuk penghuni rumah-rumah/tempat ini dari kalangan kaum Muslimin dan Mukminin dan semoga Allah merahmati orang-orang yang telah mendahului kami dan orang-orang yang masih diundur (ajalnya) dan kami insya Allah menyusul kalian.”

.

Sumber Hadis:

Hadis Siti Aisyah ra. di atas telah diriwayatkan oleh para ulama ahli hadis Ahlusunnah seperti:

  1. Imam Ahmad dalam Musnad-nya,6/221.
  2. Muslim dalam Shahih-nya,2/670.
  3. Imam an Nasa’i dalam Sunan-nya,1/655.
  4. Imam Ibnu Hibbân,16/46.
  5. Al Baihaqi, dalam Sunan Kubrâ-nya,4/79.

.

.

  • Hadis riwayat sahabat Ibnu Abbas ra. ia berkata, “Rasulullah saw. melewati pekuburan di kota Madinah lalu beliau menghadap kepada mereka (penghuni kuburan itu) dengan wajahnya dan berkata:

السلام أهْلَ القبور، يغفِر اللهُ لنا و لكُمْ. أنتم سلَفُنا و نحْن بالأثرِ.

“Salam untuk kalian wahai penghuni kuburan. Semoga Allah mengampuni kami dan kalian. Kalian pendahulu kami dan kami akan menyusul di belakang!”

Sumber Hadis:

Hadis Ibnu Abbas ra. di atas telah diriwayatkan oleh para ulama ahli hadis Ahlusunnah seperti:

  1. Imam at Turmudzi dalam Sunan-nya,3/369, dan ia mengatakan, “Hadis ini hasan Gharîb.
  2. Adh Dhiyâ’ al Maqdisi dalam al Mukhtârah-nya,9/541.
  3. Ath Thabarani dalam al Mu’jam al Kabîir,12/107.

.

Abu Salafy:

Dari hadis-hadis di atas tampak jelas sekali bahwa baginda Nabi Mulia Muhammad saw. mengajarkan kepada kita umat Islam dua perkara:

Pertama: Beliau saw. berdoa untuk dirinya sendiri dengan sabdanya: “Kami memohon kepada Allah âfiyah untuk kami” dan “Semoga Allah mengampuni kami.” Serta mengajarkan kepada istri beliau Siti Aisyah agar berdoa untuk dirinya dan untuk seluruh umat: semoga Allah merahmati orang-orang yang telah mendahului kami dan orang-orang yang masih diundur (ajalnya)!

Dan ini adalah prinsip dasar dalam masalah berdoa di sisi kuburan. Di mana Nabi saw. tidak cukup hanya dengan mengajarkannya melalui Sunnah Qauliyah tetapi menguatkannya dengan Sunnah Fi’liyah. Selain kita saksikan bagaimana beliau mengedepankan doa untuk dirinya baru setelahnya untuk penghini kuburan!

Kedua: Doa yang dipanjatkan dan diajarkan Nabi saw. untuk dipanjatkan di sisi kuburan itu tidak terbatas hanya pada hal yang terkait dengan kondisi yang sedang dialami oleh si mayyit di alam barzakhnya, tetapi Nabi saw. juga berdoa memohon âfiyah hal mana menunjukkan dengan jelas dibolehkannya berdoa secara umum di pekuburan, baik memohon rahmat dan ampunan atau doa-doa untuk segala urusan baik urusan duani maupun urusan akhirat!

Bahkan kita dapat menemukan sesuatu yang lebih dahsyat dari itu semua, di mana dalam hadis riwayat Abu Muwaihibah (budak sahaya) ditegaskan bahwa tidak sekedar berdoa orang-orang mati (untuk penghuni kuburan) tetapi lebih dari itu… mereka diajak bicara!

.

Hadis Abu Muwaihibah!

Abu Muwaihibah berkata, “Aku duutus Rasulullah di tengah malam. Beliau bersabda, “Hai Abu Muwaihibah! Aku telah diperintahkan untuk memohonkan ampunan untuk penghuni pekuburan Baqî’, maka ayo berangkat bersamaku! Akupun berangkat bersama beliau saw. dan ketika sampai di tengah-tengah mereka (penghuni pekuburan Baqî’) beliau bersabda:

السلام أهْلَ الْمَقابِر! لِيَهْنَئ لكم ما أصبحْتُم فيه مِما أصبح عليه الناسُ. لو تَعلَمون ما نجَّاكم اللهُ! أقبَلتِ الفِتنُ كقِطعِ الليلِ الْمُظلِْم يتبع أولَها آخِرُها، والآخِرَةُ شَرٌّ من الأولَى.

“Salam atas kalian wahai penghuni pekuburan. Selamat atas kalian dengan apa yang kalian alami dari apa yang dialami manusia (yang masih hidup_pent). Andai kalian mengetahui apa yang menyelamatkan kalian! Fitnah-fitnah telah datang silih berganti bak gumpalan malam yang gelam gulita. Fitnah yang akhir menyusul yang pertama dan fitnah yang terakhir itu lebih jahat dari yang pertama.

Kemudian –kata Abu Muwaihibah- beliau menghadap kepadaku dan bersabda: “Hai Abu Muwaihibah! Aku telah diberi kunci-kunci gudang-gudang dunia dan kekal di dalamnya lalu kemudian masuk surga, dan ditawarkan kepadaku hal itu atau aku berjumpa dengan Tuhanku –Azza wa Jalla-  dan surga.”

Aku (Abu Muwaihibah) berkata, “Semoga ayah dan ibuku menjadi tebusan untuk keselamatan Anda-, wahai Rasulullah! Ambillah kunci-kunci dunia dan kekal di dalamnya kemudian surga.”

Nabi saw. bersabda, “Tidak! Demi Allah hai Abu Muwaihibah, aku telah memilih perjumpaan dengan Tuhanku dan surga.”

Kemudian Nabi saw. memohonkan ampunan untuk penghuni pekuburan Baqî’. Lalu setelahnya pulang…. dan mulailah beliau sakit yang menghantarkan beliau wafat.

Sumber Hadis:

Hadis Abu Muwaihibah di atas dapat Anda baca dalam Musnad Ahmad,3/489 dan al Âhâd wa al Matsâni-nya Ibnu Abi Âshim,1/343-344 dan selain keduanya. Al Haitsmai dalam Majma’ az Zawâi-nya,9/24 meriwayatkannya dari Ahmad dan ath Thabarani dengan dua sanad dan seluruh perawi salah satu jalur/sanadnya adalah tsiqât/terpercaya.

.

Abu Salafy:

Hadis di atas juga menunjkkan bahwa:

  • Nabi saw. mengadakan perjalanan menuju pekuburan Baqî’ (hal mana menempuh perjalanan menuju kuburan menurut Ibnu Taimiyah adalah perbuatan MAKSIAT YANG AKAN DISISKA KARENANYA!)
  • Dan Nabi saw. menyengaja untuk berdoa di sisi pekuburan.

Dan ini adalah bukti kepalsuan klaim Ibnu Taimiyah bahwa tidak ada seorang sahabat pun yang menyengaja pergi ke pekuburan untuk berdoa!

Renungan Kecil Tentang Shalat Jenazah

Jika Anda perhatikan dan renungkan doa yang diajarkan untuk kita baca dalam shalat jenazah setelah takbir keempat Anda akan menemukan bahwa ia adalah doa para pelayat untuk dirinya sendiri dan untuk kaum Muslimin pada umumnya. Semua imam empat mazhab sepakat akan hal itu. Di antara isi doa itu adalah: Ya Allah jangan Engkau halangi kami dari pahala mereka dan jangan uji kami setelah mereka. Ini jelas doa untuk diri sendiri… bukan doa untuk si mayyit!

Nah sekarang Anda perlu tau bahwa praktik Nabi saw. ketika menshalatkan jenazah itu dilakukan di pekuburan bukan di masjid seperti yang sekarang banyak dilakukan kaum Muslimin, demikian diriwayatkan Imam Bukhari, Imam Muslim dalam kedua kitab Shahih mereka, dan ini adalah pendapat Jumhur ulama mazhab; Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad dan selainnya. Kitab-kitab Fikih telah menyebutkan dengan detail masalah ini.

Jadi berdoa untuk diri sendiri di pekuburan itu hukumnya tidak apa-apa, apalagi BID’AH! Bahkan ia SUNNAH!

Apa ini bukan bukti?! Coba renungkan baik-baik dan jangan hanya Anda kotori pikiran Anda dengan omonngan Ibnu Taimiyah yang hanya pandai berdusta atau pamer kajahilan belaka!

.

Abu Salafy:

Setelah pembuktian ringkas di atas kami akan penuhi janji kami kepada Sobat setia abusalafy untuk menyebutkan bukti-bukti praktik sahabat….

Ikuti pembuktiannya dalam edisi berikutnya! Nantikan!

(Bersambung insya Allah)


Iklan

23 Tanggapan

  1. Firanda firanda . . Tukang malsu kayak ibnu taemiyah kok di taqlidi ! ! !

  2. Orang Wahaby katanya anti taklid tapi anehnya mereka sendiri taklid buta tuli dg Ibnu Taimiyah,abdil wahab,al bany,bin baz dan lainya.

  3. bener kang mas…. di sini tempatnya untuk buktikan siapa yang palsu siapa yang haq

  4. sudah semestinya seorang muslim di hadapan dalil syari’at patuh dan menerimanya dgn sepenuh jiwa… bukan mencar-cari alasan untuk menolaknya…
    somoga aja bukti yang disampaikan ustadz abu dapat membukan pintu hidayah bagi yang belum mengetahuinya selama ini. Amin.
    selamat ramadhan ustadz………… kami mendukung jalan ustadz

  5. Masya Allah, Mantap kang Abu. Semoga Allah tetap memberikan kesehatan dan kekuatan kepada antum.

    ____________
    Abu Salafy

    Amin begitu juga dengan anda sobat, dan smua pengunjung blog ini
    Allahumma Amin

  6. Firanda pasti lagi berendam di air es untuk mendinginkan kepalanya gara2 baca artikel ini

  7. bravo pak Abu teruskan membongkar tipu daya wahabi

  8. cocok mak subroto… dalil-dalilnya pak abu mantep, tidak berbelit belit langsung mengena sasdaran tembak… aku suka…. selamat buat pak abu…

  9. dulu aku pengagum Ibn Taimiyah, setiap ada buku yg banyak menyebut pendapat Ibn Taimiyah pasti kubeli, apalagi biografinya, lama aku merenungkan pendapat2nya kok keras kok tdk Rahmatan Lil alamin tapi aku ga bisa bantah. tapi sejak ada artikel-artikel mas Abu ini aku jadi goyah dan tidak percaya lagi sama Ibn Taimiyah.

    aku ingin mas Abu punya kesempatan merekonstruksi kitab Minhajussunnah tersebut dan membukukannya atau barangkali ada mahasiswa IAIN yg mau membuat tugas akhirnya merekonstruksi kitab itu. ini top banget.

    • Kang mas syamsul bisa kunjung ke blog INILAH IBNU TAYMIAH. WORDPRESS.COM
      Disana khusus menelanjangi ibnu taimiyah… seru deh.. ilmiah tapi agak galak galak tulisannya…..
      Silahkan coba dan perhatikan sendiri

  10. Saya orang awam, tidak banyak tahu mengenai agama. namun saya menilai seseorang berdasarkan tulisan. setelah membaca tulisan diatas, saya yakin penulis adalah seorang yang bathil.

  11. ngomong opo ae cah iki? salafi wahabi kalau bercampur ya ini jadinya,,, ngelantur!!!!!!!!!!!

  12. Ka-fir-anda

    ____________
    Abu Salafy

    «من قال لأخيه يا كافر فقد باء بها أحدهما»

    رواه جماعة

  13. setelah 15 menit online diwordpress anda…….jelaslah mana yg haq dan mana yg bathil. dan saya yakin 100% anda seorang SYIAH yg sedang bertaqiyah….ironisnya banyak yg tertipu dgn tulisan2 disini…
    itulah ASWAJA= ASLI WAJAH JAWA….

    • Kok cepet sekali anda berkesimpulan begitu!!!!!
      Pasti sedang kebanyan berkhoyal ya?!
      Apa anda bisa membawakan satu bukti saja …. saya tunggu! Jika tidak berati anda BOHONG DAN MEMFITNAH!!!!

    • Ittaqulloh mas, jangan sembarangan men-SYIAH-kan orang seperti guru2mu itu, SYIAH itu tidak menggunakan kitab Imam Bukhori dan Muslim sebagai rujukan…….. Perhatikan Surah Al-qolam ayat 35 “Maka apakah patut Kami menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir)”……….. Jadi Bagaimana mungkin anda bisa mempersamakan kami dengan SYIAH??? Kitabnya saja beda, Rujukan Beda, Rukun Imannya pun Beda………..

  14. kebenaran akn terbukti dan kebodohan pun akan terbukti….. artikel ini isinya sampah. tidak punya manfaat… saya yakin anda menulis artikel ini hanya utk kepetingan nafsu dan dunia semata. semoga Allah menolongmu

    • kamu itu yang nurutin nafsu. La jelas2 di atas ada hadis ko’ dibilang sampah. semoga Allah menolongmu. amiin

      • Bener mas maman… ameh memeng orang itu!
        Biar al quran kalau tidak cocok dengan hawa nafsunya yz zkzn dia katakan sampah!
        Na’dzu billah minal jahli wal kufri bil haqqi.

    • Kepada mas Hamba Allah!!!!!
      Saya jadi tidak mengerti apa maksuc ucapan anda di atas…. tolong tunjukkan di mana lrtak krpalsuan tulisan pak abu salafy ini!
      Sebab kalau hzny menuduh begitu aja tanpa bukti ya ndak ilmiah toh namanya!!

  15. dua bulan kurang lebih aku ikuti tulisan2nya Ust. Abu kritik tajam kepada Ust. Firanda tapi anehnya sampai sekarang ini aku belum lihat Ust. Firanda membantahnya…. apa beliau sedang mati suri atau sedang ngumpulkan bahan dan minta bantuan kesana kemari untuk membantahnya… ya Allah A’lam…. tapi aku sangka pasti Ust. Firanda sudah tdk sabar untuk membantah, hanya saja mungkin belum punya waktu…
    lagian wahabi wahabi lainnya juga kok nggak ada yang nongol tampil membantah Ust. Abu Salafy… atau jangan jangan sedang kelabakan semua sebab dibuat kaget ternyata abusalafy masih hidup dan bangkit penuh semangat….
    ayo dulur dulur salafi bantah yang ilmiah semua tulisan Ust. Abu! Aku tunngu ya?!

  16. semua akan di pertanggungjawabkan di akhirat nanti. tidak ada yang bisa menolong kecuali amal yang kita lakukan. yang kau bela mati matian pun tidak bisa menolongmu nanti. hanya amal mu saja . semoga Alloh SWT memberikan hidayah kepada kita. Aamiin …

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s