Ijma’ Ahlusunnah Bahwa Allah SWT Tidak Bertempat dan Wahhabi Salafi Menentang!

Ijma’ Ahlusunnah Bahwa Allah SWT Tidak Bertempat dan Wahhabi Salafi Menentang!

Persembahan Untuk Ustadz Firanda Dan Para Mujassimun Musyabbihun!

Di antara akidah yang gamblang dalam Islam adalah keimnan akan keesaan Allah dan bahwa Dia Dzat Yang Maha Ghani/tidak membutuhkan apapun dan siapapun, termasuk Allah Maha Ghani dari butuh kepada tempat. Keimanan ini telah diijma’kan oleh para imam Ahlusunnah dan seluruh umat Islam selain kaum Mujassimah Musyabbihah yang sekarang diwakili Wahhâbi/Salafy yang pertama kali bercokol di gurun Najd, yang kerkedok sebagai pengikut Salaf Shaleh!

Para tokoh dan masyâikh serta para misionaris Wahhâbiyah tak malu-malu mengatas-namakan akidah menyimmpangnya sebagai warisan akidah Salaf Shaleh dan para imam Ahlusunnah wal Jamâ’ah, walaupun seribu satu bukti membongkar kepalsuan klaim palsu merteka sebab yang menjadi garapan mereka adalah kaum awam yang lemah dalam mengkomfirmasi kepalsuan mereka itu!

Beberapa waktu yang lalu kami pernah menurukan artikel membongkar kepalsuan Kaum Salafi bahwa mereka adalah Pawaris Mazhab Salaf… salah satu artikelnya tentang ijma’ ulama dan para imam Ahlusunnah bahwa Allah SWT maujud tanpa butuh kepada tempat. di sana kami nukilkan banyak bukti… nah sekarang kami tambahkan lagi satu bukti adanya ijma’ tersebut! Semoga bermanfaat.

Di bawah ini saya bawakan penegasan ijma’ tersebut sebagaimana disampaikan oleh seorang imam agung Ahlusunnah (bukan Sunni aspal=Salafi Wahhâbi).

.

Terjemah:

Dan mereka (Para Imam Ahlusunnah) bersepakat/ijma’ bahwa Allah tidak ditampung oleh tempat apapun, tidak dilalui oleh waktu, berbeda dengan aliran Hiysamiyah dan Karramiyah bahwa Allah bersentuhan dengan Arsy-Nya. Amirul Mukminin Ali ra. berkata, “Sesungguhnya Allah menciptakan Arsy untuk menampakkan kekuasaan-Nya bukan untuk tempat bersemayam bagi Dzat-Nya.” beliau juga berkata, “Allah telah ada sebelum ada tempat dan Dia sekarang tetap seperti sebelum ada tempat.”

Mereka juga berijma’ menafikan penyakit dan kesedihan serta rasa sakit dan lezat. mereka juga berijma’ menafikan bagi Allah gerak dan diam berbeda dengan pendapat aliran Hisyamiyah dari kalangan rafidhah yang berpendapat boleh bagi Allah gerak…

.

Abu Salafy:

Inilah akidah Ahlusunnah yang diambil dari Sayyidina Ali -Karramallahu wajhah- dan dari Salaf Shalah bukan dari kaum Yahudi Mujassimah, walaupun kami khawatir kaum wahhabi Salafi tidak tertarik karena akidah Islami yang shahihah itu dinukil dari Sayyidina Ali ra. yang akhir-akhir ini sering mereka hujat demi kebencian mereka kepada kaum Syi’ah! Dan sikap sinis dan kurang hormat itu mereka warisi dari imam mereka Ibnu Taimiyah yang kebenciannya kepada Sayyidina Ali (karramallahu wajhahu) ia tampakkan dalam hampir setiap lembar dalam kitab Minhaj as Sunnah-nya!

20 Tanggapan

  1. teimakasih atas penceahannya ustad…..
    mahu terusss….!!!!

  2. matur nuwun pak Abu atas pencerahan ini dan sebelumnya. tausiah dari bapak mantap benar, ditunggu lanjutannya.

  3. Saya tidak banyak paham agama, tapi punya rasa ingin tahu akan agama.
    Latar belakang pendidikan saya dari FE, yang nota bene banyak belajar Akuntansi.
    Dalam proses akuntansi secara garis besar :
    1. Transaksi
    2. Mencatat transaksi dengan membuat jurnal entri
    3. Posting Jurnal entry ke ledger (buku besar)
    4. Membuat Neraca Percobaan (Trial balance)
    5. Membuat Laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas
    Apabila proses identifikasi transaksi dan mencatat dalam jurnal entry salah… dapat dipastikan sampai penyusunan laporan keuangan (Neraca, Laba Rugi dan Arus Kas, pasti tidak sesuai).
    Kalo sudah tidak sesuai brarti pengambilan keputusan oleh manajemen ato stake holder kemungkinan besar akan salah juga.
    Itu hanya masalah keduniaan alias urusan uang saja tata cara dan runtutanya harus sedemikian.

    Apalagi untuk urusan akhirat yang itung2anya surge dan neraka, sudah dapat dipastikan itung-itungan akuntansinya harus lebh cermat dari itungan akuntansi dunia.

    Dalam logika saya manusia beragama pertama dimulai dari pengenalan bahwa yang menentukan kebenaran agama adalah Tuhan yang Maha Pencipta dan Yang Maha Esa yang disampaikan melalui RasulNya. Bukan agama bikinan manusia. Sampai disini Logika saya mengatakan agama yang mengakui lebih dari satu Tuhan pasti salah.
    Identifikasi dan jurnal pertama dalam logika saya adalah metode pengakuan masalah ketuhanan. Apabila pengakuan Ke-Tauhidan salah, pasti ibadah ritual juga salah.
    Lha pengetahuan yang saya inginkan dari syiah adalah pertama masalah Ketuhanan /ke-Tauhid ini, kalo secara Tauhid sudah benar baru saya pengin belajar masalah ibadahnya.
    Tolong dong kasih penjelasan yang singkat, padat tapi mengena di logika saya.
    Terima kasih

  4. mantep tenan dukmennya!
    Jadi kalau gitu dah jelas siapa wahabi itu!
    Bukan ASWAJA

  5. mana komen abufachri, konsultasi ama bos nya dulu kali,

    INI ADA RESEP AGAR KEBAL DARI VIRUS WAHABI.

    Mungkin banyak wahabi-salafy di negeri kita ini tidak tau, atau malu-malu kucing menyebutkan bahwa Mufti mereka almarhum Syekh Bin Baz pernah mengeluarkan fatwa tentang kawin kontrak yang diperbolehkan bagi para musafir/atau pelajar di rant…au. Tentunya fatwa tersebut tidak memakai bahasa kawin kontrak, tapi istilah yang dipakai adalah “KAWIN DENGAN NIAT AKAN DI TALAQ (di cerai)”. [silahkan merujuk fatwa tersebut di]:
    “Majmuk Fatawa oleh Ibin Baz, Jilid 4, hal 29-30 cetakan Riyadh – Saudi Arabia, Tahun 1411/1990″
    Makanya nggak heran jika para turis wahabi-salafy dari Arab Saudi datang ke Indonesia atau negara-negara asia lainnya, mereka sibuk mencari gadis-gadis untuk dinikah lalu ditalak atau dicerai setelah mereka kembali pulang ke negeri asal mereka. dan diantara yang mereka kawin tersebut adalah para pelacur.
    Sekarang pemerintah Saudi agak resah karena para pelancong/wisatawan Saudi tersebut pulang membawa oleh-oleh yaitu penyakit kotor seperti HIV/AIDS, Hepatitis dll

    INI SIH MUT’AHnye WAHABI persis MUT’AHNYA SYIAH

  6. mana ust Firanda???? muncullah………..

  7. kalau butuh tempat sih bukan tuhan namanye…. ondel ondel kali

  8. abu salafy syiah tulen

  9. maju perut ust.abu salapy,pantat mundur

  10. situs yg mantap…. wahabi hanya bisa bengong dan mengongggong

  11. Setelah sekian lama antum menghilang, sudah saatnya buat sarjana keluaran arab saudi itu diam tidak lagi berbicara.

  12. kang mas abdullah emangnya di situ ustad firanda nulis apa? tolong jelaskan initsarinya ya!

  13. kalau bertempat namanya patung ! shahih nggak?
    Tuhan kok bertempat?! ya sebelum tempat diciptakan Tuhannya bertempat di mana?
    Nanti paling paling si salafi abangan bilang kan Allah sudah berfireman: “Kemudian Dia beristiwa’ di atas Arsy.”! Jadi AL Qur’an yang menetapkan aqidah Allah bertempat itu!!!!!!!!
    maka jawabnya jelaas banget… itu kan tafsiran kamu yang memaknai kata istawa dengan bersemayam atau bertempat!!! Apa dasarnya?
    Apakah kalau Allah mengatakan bahwa Ka’bah itu baitullah, Allah berdiam di dalamnya?
    Tidak ada yang memahami seperti itu kecuali akan kecil di PAUD!!! kalau orang dewasa berakal pasti akan memahaminya berbeda sangat dengan si anak kecil itu… begitu juga dengan masalah istiwa’.. saya anjurkan semua membaca keterangan para ulama Ahlusunnah, seperti Imam Ghazali, Imam ar razi Imam al baqillani dll. juga keterangan ulama Mu’tazilah dan ulama Syi’ah… setelahnya akan diketahui bahwa semua sepakat (selain Wahhabi pengikut Ibnu Taimiyah dan Ben Wahhab) bahwa Allah Maha Suci dari bertempat/munazzahun ‘Anil makan aau al hulul fil makan
    Udah dulu… selamat lebaran.. semoga semua amal baik kita diterima.. Amiiiiin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s