Solusi Cantik Penyelesaian Konflik Ideoligis Antara Kaum Wahhâbi Dan Kaum Muslimin!

Persembahan Untuk Ustadz Firanda & Para Wahhabiyyun Salafiyyun!

Pentingnya Pemetaan Zona Konflik Ideologis!

Hal yang selalu menjadi inti perseteruan antara kaum Wahhâbi dan kaum Muslimin selain pengikut Wahhâbi adalah terletak pada perbedaan mendasar dalam memahami konsep Tauhid dan Syirik, khususnya dalam Tauhid Rabûbiyyah dan Uluhiyyah! Akibat darinya banyak praktek kaum Muslimin yang telah dijalankan di bawah restu dan arahan para ulama Islam jauh sebelum datangnya Ibnu Taimiyah (sebagai pencetus konsep yang diwarisi Ibnu Abdil Wahhâb dan kaum Wahhâbi Salafy) yang kemudian diklaim sebagai praktik kemusyrikan! Praktek seperti menyeru/memanggil para Nabi as. dan para Wali Allah, misalnya disamakan dengan menyekutukan Allah SWT. Beritistighatsah kepada Nabi Muhammad saw. dan para wali Allah SWT adalah syirik! Bertawassul dan bertasyaffu’ kepada Nabi Muhammad dan para wali Allah divonis sebagai menyembah selain Allah SWT! Dan demikian seterusnya.

Klaim dan vonis kemusyrikan pada praktek-praktek yang dilakukan kaum Muslimin di atas itu telah dijatuhkan oleh kaum Wahhâbi Salafy pengikut Ibnu Taimiyah. … dan kenyataan demikian bukan mengada-ngada… Anda dapat dengan mudahnya menemukan vonis-vonis seperti itu di hampir seluruh tulisan para Masyâikh Wahhâbi/Salafy di manapun mereka berada! Dan tentunya pasti tidak terkecuali para sarjana didikan para Masyâikh Wahhâbi juga akan memekikkan nyanyian sumbang itu!

Ustadz Firanda misalnya, di hampir setiap lembar bukunya Ketika Sang Habib Dikiritik dan juga pada tulisan-tulisannya yang lain telah “menghiasi” kajiannya dengan vonis syirik dan bid’ah atas praktik kaum Muslimin di atas!

Kendati para ulama Islam telah memaparkan argumentasi untuk setiap praktik itu, tapi sepertinya kaum Wahhâbi enggan meminjamkan perhatian mereka untuk merenungkan setiap dalil dan hujjah itu! Entah mengapa?

Mereka tetap saja mengulang bahwa praktik kaum Muslimin itu adalah sebuah ibadah/penyembahan kepada selain Allah SWT. Dan itu artinya kemusyrikan!

Karenanya dalam kempatan ini Abu Salafy mengajak para pembaca mengkaji ulang masalah yang paling mendasar yang selama ini dijadikan alasan pengkafiran dan dijatuhkannya vonis musyrik atas kaum Muslimin! Kami ajak Anda meneliti masalah seputar ibadah.

Hakikat dan Pilar Penentu Ibâdah/Penyembahan!

Pengertian ibadah sangat gamblang seperti gamblangnya kita mengerti apa itu air? Dan apa itu bumi? misalnya. Namun demikian, tidak berarti ia mudah diungkapkan dengan kata-kata yang pas!

Demikain juga dengan pengertian ibâdah. Ia sangat jelas baik pengertian maupun substansinya! Tetapi harus diakui bahwa terkadang sulit dijelaskan batasan-batasannya dengan defenisi yang padat, mencakup dan mencegah dari masuknya sesuatu selain pengertian ibadah itu sendiri.

Tunduknya seorang pecinta yang dimabok asmara di hadapan kekasih pujaannya…. atau tunduknya seorang prajurit di hadapan panglimanya… tour yang dilakukan dengan perjalanan jauh nun melelahkan untuk menemui tokoh idola kesemuanya adalah bentuk ketundukan dan ke-khudu’an! Tetapi pasti ia tidak dapat dikatakan iabadah!

Karena itu, tidak banyak berguna apabila kita hanya berujuk kepada kamus bahasa untuk mengenali arti ibâdah secara linguistik. Pasalnya para penulis kamus-kamus bahasa Arab itu tidak sedang membatasi pengertian hakikat ibâdah, sehingga penjelasan mereka dapat dijadikan acuan untuk mendapat pengertian yang hakiki tentang apa itu ibâdah secara defenitif.

Al Jauhari dalam Shihâh-nya, Ibnu Mandzûr dalam Lisân ‘Arab-nya, Ibnu Fâris dalam Maqâis Lunghah-nya, ar Râghib al Isfahâni dalam Mu’jam Alfâdz Al Qur’an-nya dan selain mereka, ketika menyebutkan arti ibâdah adalah al Khudhû’ wa at Tadzallul, ia mengartikannya dengan ketundukan dan perendahan… ibâdah adalah ath Thâ’ah/keta’atan.

Pengertian Di Atas Belum Cukup!

 Seperti dapat dimaklumi bahwa pengertian di atas adalah lebih sebagai defenisi umum. Sebab sekedar ketundukan dan perendahan itu atau bahkan puncak ketundukan dan perendahan itu dapat dikatakan sebagai ibâdah. Karena kecintaan seorang pecinta terhadap kekasih idamannya tidak dapat disebut sebagai ibadah/penyembahan kepadanya! Sebagaimana mencium sampul Mushaf mulia, misalnya bukanlah ibadah/penyembahan kepada Mushaf itu!

  • Kasus yang paling nyata dalam masalah ini adalah kisah Nabi Adam as. dan sujudnya para malaikat kepada Adam as.!

Allah mengisahkan peristiwa itu dengan firman-Nya:

فَسَجَدَ الْمَلائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ * إِلاَّ إِبْليسَ أَبى‏ أَنْ يَكُونَ مَعَ السَّاجِدينَ

“Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama- sama, kecuali iblis. Ia enggan ikut bersama-sama  (malaikat) yang sujud itu.” (QS. Al Hijr [15];30-13 )

Dan kasus sujudnya Nabi Ya’qub as., istri dan putra-putranya kepada Yusuf as. Allah berfirman:

وَ رَفَعَ أَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَ خَرُّوا لَهُ سُجَّداً

“Dan ia menaikkan kedua ibu-bapaknya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf.” (QS. Yusuf [12];100)

Jelas sujud Malaikat atau sujud Ya’qub, istri dan anak-anaknya bukanlah sebuah penyembahan/ibâdah kepada mereka. yaitu kepada Nabi Adam as. dan Nabi Yusuf as.! Kendati sujud itu adalah puncak penampakan ketundukan, perendahan dan penghinaan diri di hadapan yang sujud itu ditujukan kepadanya!

  • Selain itu, Allah memerintahkan kita agar tunduk dan menampakkan kerendahan dan kehinaan di hadapan kedua orang tua kita. Allah berfirman:

وَ اخْفِضْ لَهُما جَناحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَ قُلْ رَبِّ ارْحَمْهُما كَما رَبَّياني‏ صَغيراً

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah:” Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (QS.al Isrâ’[17];24)

Perhatikan dalam ayat di atas digunakan kata dzull/kehinaan yang kemudian diterjemahkan dengan kerendahan!

  • Dalam banyak ayat Al Qur’an, Allah SWT mewajibkan kita untuk menaati Rasul-Nya seperti ketaatan kepada Allah. Lalu apakah ketaatan itu adalah ibadah? Tentu tidak!
  • Para sahabat mulia Nabi saw. juga menampakkan puncak ketundukan mereka di hadapan Nabi saw., sampai-sampai mereka berebut bekas air wudhu’ beliau dan potongan rambut beliau saw., juga bejana bekas meinum beliau… mimbar yang biasa beliau gunakan untuk berkhutbah… dan jelaslah praktik mereka semua bukanlah sebuah penyembahan… ia hanya bentuk ber-tabarruk/mengambil berkah yang dengan bahasa kaum awam “ngalap barokah”… dan sikap itu adalah puncak dari ketundukan mereka kepada Nabi mulia saw… dan tidak satupun orang waras menganggapnya sebagai penyembahan mereka kepada nabi mereka! Atau menuhankan nabi mereka!

Kenyataan di atas menjadikan kita perlu meninjau kembali defenisi atau pengertian yang disebutkan oleh Ahli Bahasa Arab dalam kamus-kamus mereka dan para ulama lain yang membatasi pengertian ibâdah sebagai ketundukan, perendahan dan keta’atan!

Kesalahan Ustadz Firanda!

Di sini kita kembali menyaksikan Ustadz Firanda terjatuh dalam kesalahan yang sangat mendasar ketika ia lebih mengandalkan pemaknaan kamus bahasa untuk kata ibâdah! Setelah menyebutkan kutipan dari al Jauhari dalam kamus Shihâh-nya dan beberapa rujukan kamus lain, ia menyimpulkan pengertian ibâdah secara defenitif. Ketika menyebutkan perkara Kelima dalam nasihatnya yang ia minta agar mereka yang bermaksud hendak ber-istighatsah mau merenungkan dan mengindahkannya. Ia berkata demikian:

Kelima: Doa merupakan inti ibadah serta ibadah yang paling agung karena di dalamnya terdapat sikap perendahan dan penghinaan diri di hadapan Allah.

Setelahnya ia menyebutkan arti ibadah secara bahasa. Kemudian ia mengatakan:

“Adapun defenisi ibadah menurut istilah adalah tidak jauh dari makna ibadah secara bahasa yaitu ketaatan dan ketundukan serta kerendahan.” (Ketika Sang Habib Dikritik:122)

Uatadz Firanda juga menegaskan demikian dengan huruf tebal:

Jadi di dalam berdoa terdapat sikap menunjukkan kerendahan dan kehinaan, maka kita semua sepakat bahwa seorang manusia diharamkan untuk menunjukkannya kepada makhluk, karena ini adalah hak milik Allah satu-satu-Nya, tiada sekutu bagi-Nya. (Ketika Sang Habib Dikritik:126)

Kasalahan ini akan menjadi makin jelas dengan ulasan di bawah ini!

Catatan:

Banyak kesalahan dan kekacauan dalam uraiannya yang pendek itu. Dan bukan niat abusalafy untuk membongkar seluruh kesalahan itu… masing-masing ada waktu dan tempatnya tersendiri. Tapi satu hal yang ingin kami garis bawahi! Bahwa dalam uraiannya di atas, Ustadz Firanda tidak lagi menggunakan kata syirik. Ia mengunakan kata diharamkan,

“maka kita semua sepakat bahwa seorang manusia diharamkan untuk menunjukkannya kepada makhluk”

dan semua juga maklum bahwa urusan halal-haram itu harus masuk dalam area fikih bukan akidah!

Mengapakah Ustadz Firanda menggunakan redaksi ini? Tentu itu terkait dengan kekacauan kajian para imam Wahhâbi dalam mengkaji masalah-masalah seperti ini… mereka tidak mampu membedakan antara area fikih dan area akidah!

Area fikih konsekuensinya adalah praktik ini atau itu Sunnah atau Bid’ah… bukan Tauhid atau Syirik.

Kami memaklumi apabila Ustadz Firanda yang masih sedang belajar kebingungan…. jangan lagi Ustadz yang belum tuntas studinya  kepada para Masyâikh Wahhâbi di sarang aslinya sana … Ibnu Taimiyah sendiri masih kelihatan kebingungan dan tidak pasti omongannya!

Tapi anehnya pada alenia berikutnya, Ustadz Firanda kembali menggunakan kata syirik untuk menvonis praktik yang ia kecam itu. Perhatikan ia menulis:

Lantas bagaimanaa jika kerendahan dan ketundukan seseorang yang sedang berdoa ini diserahkan dan diperuntukkan kepada selain Allah SWT, seperti kepada para nabi dan para wali? Bukankah ini merupakan bentuk beribadah kepada selain Allah SWT alias kemusyrikan? (Ketika Sang Habib Dikritik:126)

.

Saran Abu Salafy Untuk Ustadz Firanda

Demikianlah kebingungan itu akhirnya tak mampu dirahasiakan olehnya. Karenanya saran abusalafy untuk Ustadz Firanda agar mau berendah hati dan belajar agama Nabi saw. dari Dzurriyah mulia Nabi Muhammad saw.! kepada para Habib yang alim dan shaleh! Walaupun mungkin resiko belajar dari Habib tidak dapat Bea Siswa. Semuanya Lillahi Ta’ala, hanya karena Allah SWT dan demi menegakkan Kalimatullah.

.

Kembali Ke Inti Masalah!

Dan kini mari kita kembali ke inti masalah kita, yaitu pemaparan pendefenisian makna ibadah.

Setelah kita sadari dan rasakan adanya kekurangan dan ketidak-sempurnaan pada defenisi atau pemaknaan yang disajikan para ahli bahasa, maka kita perlu mencari jalan keluar dari masalah ini. Dengan memperhatikan inti esensi ibadah yang benar yang dipraktikkan kaum Muslimin dan ritual-ritual menyimpang yang dijalankan oleh para penyembah berhala baik di zaman Jahiliyah maupun di masa kita sekarang ini, kita pasti akan menemukan jalan keluar itu. Sebab dengan itu kita akan mengenali ciri khas yang mendasari praktik masing-masing dari mereka yang disebut dengan nama ibadah itu!

Jadi dengan memerhatikan dan meneliti ciri masing-masing dari praktik dan ritual mereka kita akan mengenali hakikat ibadah itu sendiri dan kita juga dapat memberikan defenisi yang utuh, lengkap dan mencakup!

Untuk itu, para sobat setia abusalafy kami ajak memperhatikan dan merenungkan uraian di bawah ini:

Tidak diragukan lagi bahwa hal yang menyatukan semua bentuk penyembahan/ibadah, baik yang benar maupun yang batil adalah adanya ketundukan kepada yang disembah, baik ia Tuhan yang berhak disembah yaitu Allah SWT ataupun yang tidak berhak disembah seperti sesembahan-sesembahan palsu lain, arca, berhala, matahari, bulan, bintang, atau ruh-ruh dll. Ibadah dalam seluruh tahapannya meniscayakan adanya ketundukan. Dan ia (ketundukan itu) adalah aktifitas anggota badan seperti kepala, tangan dan lain sebagainya. Si penghamba dengan segenap raganya atau dengan sebagian darinya menampakkann ketundukannya di hadapan/kepada yang disembahnya. Ini adalah hal yang nyata!

Tetapi perlu diketahui, di sana ada sesuatu yang khas yang ada pada semuanya dan sesuatu yang khas itu bertempat di hati/jiwa. Dan dia bisa jadi adalah yang mendasari ditetapkannya apa yang dilakukan oleh oanggota badan tadi sebagai ibadah. Sesuatu yang khas itu adalah keyakinan khusus yang diyakini si penyembah terhadap sesembahannya dan karenanya sikap ketundukan lahiriyah muncul!

Dan adalah sebuah keniscayaan bagi kita untuk mendapat kejelasan, apa sesuatu yang khas itu?

Kaum Mukmin yang mengesakan dan menyembah Allah SWT maka ketundukan mereka itu muncul dari keyakinan mereka bahwa Allah adalah:

  • Sang Pencipta alam semesta termasuk manusia.
  • Sang Pengatur alam semesta yang di tangan-Nya-lah segala sesuatu di dunia dan akhirat.

Dan tiada Tuhan Pencipta dan Pengatur serta Pemilik hamba selain Dia. Semua nasib dan kesudahan dan maslahat hamba baik di dunia maupun di akhirat di genggaman kekuasaan-Nya!

Adapun dalam urusan mereka di dunia ini mereka meyakini bahwa: penciptaan dan pengaturan alam semesta; mematikan, menghidupkan, menurunkan hujan, menyuburkan atau membuat kering dan paceklik dan segala yang dapat dicakup oleh fenomena alam adalah pekerjaan Allah bukan pekerjaan selain-Nya yang sama sekali tidak memiliki pengaruh apapun dalam nasib manusia!

Adapun dalam urusan mereka di akhirat, mereka meyakini bahwa: pemberian ampunan, syafa’at dan selainnya dari urusan akhirat adalah di Tangan dan Genggaman Kekuasaan-Nya!

Berdasarkan keterangan di atas dapat dikatakan bahwa ibadah itu adalah ketundukan yang lahir dari keyakinan khas terhadap Sang Maha Pencipta Dan Maha Pengatur dan segala sesuatu dari urusan manusia dan alam semesta ini ada di Tangan Kekuasaan-Nya!

Ini adalah kondisi kaum Mukmin yang mengesakan Allah SWT.

Adapun kaum musyrik di masa kedatangan Rasulullah saw., sebelum dan setelahnya, maka ketundukan mereka kepada sesembahan-sesembahan mereka itu lahir dari keyakinan yang khas pula yang bertolak belakang dengan keyakinan kaum Mukimin tentang Allah. Maka untuk dikelompokkan sebagai kelompok kaum musyrik hendaknya seorang itu meyandang keyakinan yang sama dengan keyakinan kaum musyrik itu sendiri!

.

Apa Keyakinan Kaum Musyrik Sebagaimana Disebutkan Al Qur’an?

Tampak dari sebagian ayat Al Qur’an bahwa kaum musyrik Arab di masa Jahiliyah mengesakan Allah dalam Penciptaan.

Allah berfirman:

وَ لَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّماواتِ وَ الْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ خَلَقَهُنَّ الْعَزيزُ الْعَليمُ

“Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka:” Siapakah yang menciptakan langit dan bumi”, niscaya mereka akan menjawab:” Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS. Az Zukhruf [43];9)

Akan tetapi mereka pada waktu yang sama menyekutukan Allah SWT dalam hal pengaturan alam yang diistilahkan para teoloq Islam dengan Rubûbiyyah. Mereka berkeyakinan bahwa ada arbâb/tuhan-tuhan/pengatur yang juga mengatur alam ini atau bagian-bagian tertentu dari alam ini secara independen. Masing-masing tuhan/rabb itu punya area pengaturan sendiri-sendiri![1]

Perbedaan Antara Kaum Musyrik Dan Kaum Mukmin Muwahhid!

  • Kaum Mukmin Muhawwid Yang Mengesakan Allah berkeyakinan bahwa kejayaan itu ada di tangan Allah. Logika mereka adalah seperti dalam firman Allah:

مَنْ كانَ يُريدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَميعاً

 “Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah- lah kemuliaan itu semuanya.” (QS. Al Fâthir,35];10)

Sementara kaum musyrik di masa Rasulullah berkeyakinan bahwa kejayaan ada di tangan berhala sesembahan mereka. Demikian dikisahkan Allah dalam Al Qur’an:

وَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ آلِهَةً لِيَكُونُوا لَهُمْ عِزًّا

Dan mereka telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar sembahan-sembahan itu menjadi pelindung bagi mereka. (QS. Maryam [19];81)

  • Kaum Mukmin Muhawwid Yang Mengesakan Allah berkeyakinan bahwa pertolongan dan kemenangan ada di Tangan Allah SWT. Mereka mengulang-ulang firman-Nya:

وَ مَا النَّصْرُ إِلاَّ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ الْعَزيزِ الْحَكيمِ

Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Âlu ‘Imrân [3];126)

Sedangkan kaum musyrik di masa hidup Nabi saw. berkeyakinan bahwa kemenangan dan pertolongan ada di tangan tuhan-tuhan sesembahan mereka. Allah berfirman menceritakan akidah mereka:

وَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ آلِهَةً لَعَلَّهُمْ يُنْصَرُونَ

“Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah agar mereka mendapat pertolongan.” (QS. Yasin [36];74)

  • Kaum Mukmin yang Muwahhid beriman bahwa urusan pengaturan alam semesta ada di Tangan Allah SWT. Allah berfirman:

إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَ يُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَ يَعْلَمُ ما فِي الْأَرْحامِ وَ ما تَدْري نَفْسٌ ما ذا تَكْسِبُ غَداً وَ ما تَدْري نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَليمٌ خَبيرٌ

“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Luqman [31];34)

Dan dalam urusan kesuburan atau paceklik mereka meyakini seperti dalam firman Allah:

وَ لَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْئٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَ الْجُوْعِ وَ نَقْصٍ مِّنَ الْأَمَوَالِ وَ الْأنْفُسِ وَ الثَّمَرَاتِ وَ بَشِّرِ الصَّابِرِيْنَ

Dan sungguh Kami akan menguji kalian dengan sedikit rasa takut, kelaparan, dan kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah [2];155)

Akan tetapi kaum musyrik mereka mengharap turunnya hujan dari bintang-bintang bahkan dari arca sesembahan mereka.

Demikian dilaporkan oleh sejarawah Islam kenamaan Ibnu Hisyam dalam Sirâh-nya,1/76-77.

  • Kaum Mukmin yang Muwahhid meyakini bahwa pengampunan segala dosa dan pemberian syafa’at di Tangan Allah SWT. Tiada sesuatu selain Allah yang mengampuni dosa dan tiada pensyafa’at dapat memberikan syafa’at melainkan setelah mendapat izin dan restu dari Allah SWT.

Allah berfirman:

فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَ مَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ اللَّهُ وَ لَمْ يُصِرُّوا عَلى‏ ما فَعَلُوا وَ هُمْ يَعْلَمُونَ

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Âlu ‘Imrân [3];135)

Dan:

قُلْ لِلَّهِ الشَّفاعَةُ جَميعاً لَهُ مُلْكُ السَّماواتِ وَ الْأَرْضِ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

“Katakanlah: “Hanya kepunyaan Allah syafaat itu semuanya. Kepunyaan-Nya kerajaan langit dan bumi. Kemudian kepada-Nya lah kamu dikembalikan.” (QS az Zumar [39];44)

Serta:

وَ لا يَمْلِكُ الَّذينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ الشَّفاعَةَ

“Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memberi syafaat.” (QS. Az Zukhruf [43];86 )

Adapun kaum musyrik mereka meyakini bahwa syafa’at ada di tangan Arbâb dan Âlihah, tuhan-tuhan palsu sesembahan mereka. Cukup sebagai bukti adalah bahwa ayat-ayat di atas yang membatasi bahwa syafa’at adalah di tangan Allah dan hak Allah adalah turun sebagai bantahan atas keyakinan menyimpang mereka dimana mereka berkeyakinan bahwa sesembahan mereka memiliki maqam syafa’at dengan atau tanpa izin dan restu Allah. Karenanya ayat  turun demi untuk membantah akidah mereka itu, seperti:

لا يَمْلِكُونَ الشَّفاعَةَ إِلاَّ مَنِ اتَّخَذَ عِنْدَ الرَّحْمنِ عَهْداً

Mereka tidak berhak mendapat syafaat kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah. (Maryam [19];87)

Dan:

وَ لا تَنْفَعُ الشَّفاعَةُ عِنْدَهُ إِلاَّ لِمَنْ أَذِنَ لَهُ حَتَّى إِذا فُزِّعَ عَنْ قُلُوبِهِمْ قالُوا ما ذا قالَ رَبُّكُمْ قالُوا الْحَقَّ وَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبيرُ

“Dan tiadalah berguna syafaat di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafaat itu, sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata:”Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan-mu.” Mereka menjawab: ”(Perkataan) yang benar”, dan Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Saba’ [34];23)

Dan:

وَ لا يَمْلِكُ الَّذينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ الشَّفاعَةَ إِلاَّ مَنْ شَهِدَ بِالْحَقِّ وَ هُمْ يَعْلَمُونَ

“Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memberi syafaat; akan tetapi (orang yang dapat memberi syafaat ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini(nya).” (QS. Az Zukhruf [43];86 )

  • Kaum Mukmin Muhawwid meyakini bahwa nasib dan kesudahannya baik di dunia maupun akhirat tergantung sepenuhnya kepada Allah SWT. Panutan mereka adalah “Pendekar Tauhid”; Nabi Ibrahim as. ketika beliau mengumumkan akidah dan keyakinannya di hadapan kaumnya, seperti direkam Al Qur’an:

الَّذي خَلَقَني‏ فَهُوَ يَهْدينِ  * وَ الَّذي هُوَ يُطْعِمُني‏ وَ يَسْقينِ  * َ إِذا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفينِ *  وَ الَّذي يُميتُني‏ ثُمَّ يُحْيينِ

“ (yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku * Dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku* dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku * dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali).” (QS’ asy Syu’arâ’ [26];78-81)

Sementara kaum kaum musyrik meyakini semua yang disebutkan di atas atau sebagian besar darinya adalah berada di tangan Âlihah dan Arbâb/sesembahan-sesembahan mereka. Demikian disinggung Al Quran:

وَ مِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُوْنِ اللهِ أَنْدَاداً يُحِبُّوْنَهُمْ كَحُبِّ اللهِ وَ الَّذِيْنَ آمَنُوْا أَشَدُّ حُبًّا ِللهِ

Dan ada sebagian manusia yang memilih sekutu-sekutu selain Allah yang mereka mencintainya seperti kecintaan mereka kepada Allah. Sedangkan kecintaan orang-orang yang beriman kepada Allah adalah lebih kokoh... “ (QS. Al Baqarah [2];165)

Dan dalam ayat lain Allah mengisahkan penyesalan kaum musyrik kelak di hari kiamat, dengan firman-Nya:

تَاللَّهِ إِنْ كُنَّا لَفي‏ ضَلالٍ مُبينٍ *  إِذْ نُسَوِّيكُمْ بِرَبِّ الْعالَمينَ

Demi Allah: sungguh kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata, karena kita mempersamakan kamu dengan Tuhan semesta alam.” (QS. Asy Syu’arâ’97-98)

Kaum Mukmin Muwahhid meyakini bahwa menetapkan syari’at; halal dan haram adalah hak Allah SWT bukan selain-Nya.

Allah berfirman:

إِنِ الْحُكْمُ إِلاَّ لِلَّهِ

“Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah.” (QS. Yusuf [12];40)

Berbeda dengan kaum musyrik dan kaum kuffâr, di nama mereka berkeyakinan bahwa para pendeta dan pemuka agama memiliki hak pembuatan hukum dan ketetapan undang-undang/syari’at.

اتَّخَذُوا أَحْبارَهُمْ وَ رُهْبانَهُمْ أَرْباباً مِنْ دُونِ اللَّهِ

Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah.” (QS. At Taubah [9];31)

Serta masih banyak lagi perbedaan-perbedaan mendasar yang membedakan antara kaum Muslimin Mukimin yang mengesakan Allah SWT. dengan kaum musyrik! Sehingga sikap gegabah pendiri sekte Wahhâbiyah yang sekarang dianut oleh kaum Salafi yang menvonis umat Islam (selain Wahhâbi) sebagai telah musyrik karena praktik-praktik tertentu perlu mereka segera tinjan ulang!

Dari pemaparan ringkas di atas dapat Anda saksikan bahwa ketundukan kaum musyrik kepada sesembahan mereka tidak lahir sekedar dari kecintaan kosong, akan tetapi lahir dari keyakinan khusus mereka terhadap sesembahan-sesembahan itu. Lahir dari keyakinan bahwa seluruh atau sebagian urusan pengaturan alam semesta ini di tangan sesembahan mereka dan diserahkan kepada mereka sehingga secara independen mereka mampu menjalankannya!

 Mudah-mudahan dalam kesempatan lain kami dapat menyajikan kajian terkait. Amîn.


[1] Poin inilah yang ditentang habis oleh Ustadz Firanda dalam bantahannya terhadap abusalafy. Dan sepertinya bagi yang berminat memperpanjang diskusi kami persilahkan merujuk dahulu polemik kami dengan Ustadz Firanda!

50 Tanggapan

  1. sebuah paparan yg runut, teratur, serasi dan sangat ilmiah. ini adalah petunjuk yang jelas semoga para wahabiyun menjadi sadar dan mau mengoreksi diri. Mas Abu Salafi semoga keberkahan dari Allah SWT selalu menyertaimu. ditunggu artikel-artikel yang lain

    • ilmiah dari sisi mana mas??? wong jelimet gitu kok dibilang ilmiah?

      • coba baca kutipan berikut :

        “dan semua juga maklum bahwa urusam halal-haram itu harus masuk dalam area fikih bukan akidah!”

        ini bukan bahasa ilmiah, tapi bahasa cari dukungan. Seharusnya ia jelaskan argumentasinya.

        siapa yang bilang kalo area halal haram adalah area fikih? adakah imam empat madzhab menyatakan demikian atau hanya akal-akalan kang Abu?

        lalu apakah dihalalkan bila seseorang berpegah pada aqidah kufur walaupun dibungkus dengan label islam?

        Abu Salafy:

        Benar apa yang dikatakan orang bijak bahwa: Lebih baik diam jika tidak mengerti. Sebab berbicara tanpa ilmu pengetahuan akan membuka aib seorang.

      • Lho kok malah ikutan saya bersyair kang mas?

        katanya gak perlu bersyair, La sampean ikutan juga.

        betul gak kata saya kalo pernyataanmu

        ““dan semua juga maklum bahwa urusan halal-haram itu harus masuk dalam area fikih bukan akidah!”

        sekarang coba rinci pernyataanmu dengan dalil mas. jangan asal ngomong.

        itu termasuk ijma’ (versi latah) atau jangan2 hanya salah kaprah saja. ya Lattah istilahnya, ngikut seperti kebanyakan tanpa perlu asal usulnya.

        pernyataan antum ini diibaratkan sebuah kaidah dalam mempelajari ilmu Islam namun gak tau sapa yang buat.

        Ini sedikit penjelasan:

        Al Fiqh adalah sekumpulan hukum syar’iy yang wajib dipegangi oleh setiap muslim dalam kehidupan praktisnya. Hukum-hukum ini mencakup urusan pribadi maupun sosial, meliputi:

        -Al Ibadah: yaitu hukum yang berkaitan dengan shalat, haji dan zakat dan puasa. Yang biasanya dimulai dengan penjelasakan tentang masalah Thoharah yang diawali dengan penjelasan tentang air, najis, bersuci dari hadats kecil dan besar, hal-hal yang membatalkannya dan bejana-bejana yang boleh digunakan dan yang tidak boleh digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

        – Al Ahwal asy Syahsiyyah: yaitu hukum yang berkaitan dengan keluarga sejak awal sampai akhir, yang biasanya dimulai dengan penjelasan tentang pernikahan, kemudian perceraian, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan keluarga.

        – Al Mu’amalat: yaitu hukum yang berkaitan dengan hubungan antar manusia satu dengan yang lain seperti hukum akad jual beli, sewa menyewa, hak kepemilikan, dan lain-lain.

        – Al Ahkam As Sulthaniyah: yaitu hukum yang berkaitan dengan hubungan negara dan rakyat, hokum-hukum peradilan dan mekanisme peradilan yang sesuai dengan hukum-hukum Islam serta contoh-contoh kasus dan pemecahannya.

        – Ahakmus silmi wal harbi: yaitu yang mengatur hubungan antar Negara, hukum-hukum yang berhubungan dengan jihad dan lain-lain

        Sesungguhnya kompleksitas fiqh Islam terhadap masalah-masalah ini dan sejenisnya menegaskan bahwa Islam adalah jalan hidup yang tidak hanya mengatur agama tetapi juga mengatur negara.

        Adapun urutan-urutan pembahasan masing-masing cabang di atas kadang-kadang terdapat perbedaan diantara madzhab-mazhab yang ada, terutama untuk yang no. 2 dan 3. Ini mengacu kepada prinsip dasar masing-masing madzhab.

        Aqidah Islamiyyah:
        Maknanya adalah keimanan yang pasti teguh dengan Rububiyyah Allah Ta’ala, Uluhiyyah-Nya, para Rasul-Nya, hari Kiamat, takdir baik maupun buruk, semua yang terdapat dalam masalah yang ghaib, pokok-pokok agama dan apa yang sudah disepakati oleh Salafush Shalih dengan ketundukkan yang bulat kepada Allah Ta’ala baik dalam perintah-Nya, hukum-Nya maupun ketaatan kepada-Nya serta meneladani Rasulullah SAW.

        —————-
        jadi apakah benar pernyataan Anda “dan semua juga maklum bahwa urusam halal-haram itu harus masuk dalam area fikih bukan akidah!”

  2. Akibat vonis musyrik oleh wahabiyun terjadilah kisah memilukan di jazirah arab hususnya Mekah dan madinah terjadilah takdir Allah kaum muslimin dibantai dg kejinya oleh gerombolan yg mengaku memurnikan tauhid. ulama’ disembelih tak perduli sudah tua renta, ibu dan bayi dalam susuan juga mereka bantai .

    masakini hendaklah kita belajar sejarah masa abad XXII H tentang Muhammad ibnu Wahab pengasas madzab Wahabi.
    Bahwa akibat memahami AlQuran dan Sunnah nabi tanpa sanad bisa berakibat hancurnya umat Islam.

    masakini yahudi tdk usah berpayah2 memurtadkan umat islam karena sudah tercipta mesin supercanggih dan ganas seperti wahabiyun.
    Sampai hari ini berdasr doktrim wahabi umat islam tinggal hanya beberapa persen dari penduduk dunia karena telah musyik, kafir.

    Sungguh canggih mr.hempler biasa dipanggil Syeh Majmu’i terkenal dg sebutan lauren of arabia sang orientalis inggris dlm mencuci otak Syeh Ibnu wahab. dg jargon kembali ke alquran dan sunnah untuk memurnikan tauhid mereka meninggalkan ajaran kelembutan dan kasih sayang yg telah dicontohkan rosulullah saw.

    orang yg menganut faham 3T(tabdi, takfir, tasybih) adalah golongan yg diciptakan orentalis inggris dalam rangka menjatuhkan kekhalifahan Ustmani berlanjut sampai sekarang dg varian yg banyak.

    ciri ciri golongan 3T
    – itu tdk ada tuntunanya
    – itu bid’ah
    – itu syirik akbar
    – telah musyik
    -dan semacamnya

    klo dikit2 tak ada tuntunanya jangankan kita berdiri tidurpun tak akan bisa. Rosulullah seorang Rosul, kepala negara tdk tidur dipermadani seperti kita, tdk mendirikan pantiasuhan kaya kita ini yg karena malas membawa anak yatimpiatu kerumah kita masing2.

    mari mawas diri .

    Abu Salafy:

    Terima kasih… Jangan lupa ikuti terus kajian di sini…. untuk mengisi ibadah Ramadhan!

  3. Benar-benar cantik… kita perlu kembangkan konsep tauhid yang utuh dan qur’ani… kami tunggu kajian Tauhid nya kang abu!
    Selamat berjuang!

  4. INFOSALAFI.COM-

    عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ ذَكَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَأْمِنَا اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي يَمَنِنَا قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَفِي نَجْدِنَا قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَأْمِنَا اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي يَمَنِنَا قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَفِي نَجْدِنَا فَأَظُنُّهُ قَالَ فِي الثَّالِثَةِ هُنَاكَ الزَّلَازِلُ وَالْفِتَنُ وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ رواه البخاري، والترمذي، وأحمد وابن حبان في صحيحه

    Daripada Abdullah Ibn Umar r.a., beliau berkata: Rasulullah SAW menyebut: Ya Allah! Berkatilah kami pada Yaman kami dan berkatilah kami Ya Allah! pada Syam kami.Maka sebahagian sahabat berkata: Dan pada Najd kami Ya Rasulallah! Rasulullah pun bersabda: Ya Allah! Berkatilah kami pada Yaman kami dan berkatilah kami Ya Allah! pada Syam kami. Maka sebahagian sahabat berkata: Dan pada Najd kami Ya Rasulallah!Dan aku menyangka (seingat aku) pada kali ketiga Rasulullah SAW bersabda: Di sanalah berlakunya gegaran-gegaran, fitnah-fitnah dan di sanalah terbitnya tanduk Syaitan. (Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, Imam al-Tirmidzi, Imam Ahmad, Imam Ibnu Hibban dan lain-lain.)

  5. Penjelasan yang sangat bagus, saya mendukung sepenuhnya upaya abusalafy… Namun ada sedikit yg permasalahan yg kurang saya pahami, mengapa Abu mengikutkan sertakan peristiwa sujudnya malaikat kepada Nabi Adam, dan sujudnya umat nabi Yusuf kepada nabi Yusuf sebagai pembanding… krn dlm syari’at nabi Yusuf memang dibolehkan sujud kepada makhluk, namun tidak demikian dlm syari’at Nabi Muhammad…. menurut saya, hal ini akan membuka ruang bagi mereka untuk menyerang balik…….
    Syukran^^

    _______________________

    Abu Salafy:

    Terima kasih.
    adapun kekhawatiran Anda berkaitan dengan kasus sujud Malaikat kepada Adam dan keluarga Yusuf kepada Yusuf, di sini perlu Anda yakini bahwa sesuatu yang mengandung unsur syirik tidak mungkin dibolehkan oleh Allah apalagi diperintahkan!

    Adapaun masalah sujud kepada makhluk (walau pun sekedar sebagai penghormatan dan pengagungan dan tidak dengan maksud menyembah) itu dilarang dalam syari’at Islam, itu akan menjadikannya sebagai sesuatu yang haram! sehingga pembahasan tentangnya masuk dalam area bid’ah atau sunnah bukan Tauhid atau syirik!

    Di sini, para ulama Wahhabi terjebak dalam kerancuan sehingga mereka sering mengkategorikan dan mengidentikkan sesuatu yang bid’ah sebagai kemusyrikan!

    Jika sujud dan sekedar sujud walaupun tidak dengan maksud menyembah itu syirik lantas apakah esesni kemusyrikan itu akan berubah menjadi bukan kemusyrikan hanya sekedar karena adanya perintah?! menganggap asal sujud sebagai kemusyrikan itu artinya si pelaku dianggap telah menyembah selain Allah SWT!

    Sementara ini jawaban kami. Mudah-mudahan dalam kesempatan lain kami berkesempatan menurunkan tulisan tentangnya. mohon doanya.

    Benar dalam syari’at Islam kita diharamkan bersujud kepada selain Allah!

  6. Adakah yang berani mubahalah dengan kaum salafy WAHHABI?
    apakah abu salafy mau mubahalah dengan mereka? apa beliau takut? jika memang benar seharusnya tidak perlu takut. Karena para Wahhabiyyun sering melakukan hal tersebut dan akhirnya mereka menang.
    Wahai abu salafy! apa anda tertarik??

    Abu Salafy:

    Sungguh aneh teman-teman Salafi Wahhabi… di mana-mana senengnya menantang mubahalah! kalian mengaku anti bid’ah dan berjuang memerangi bid’ah, tetapi sekarang meminta kami menjalannkan bid’ah!
    Akhi, tunjukkan keppada kami dari Sunah perbuatan Nabi saw. bahwa beliau pernah bermubahalah dengan sesama kaum Muslimin, baru permintaan kamu itu ada dasar Sunnnahnya! Kalau tidak, ya berarti kalian memang tidak konsisten! Atau jangan-jangan ini hanya karena semangat perjuangan Dakwah kalian tapi sayangnya tidak bermodalkan ilmu agama yang cukup!
    AKHI, BEMUBAHALAH DENGAN SESAMA MUSLIM ITU BID’AH DHALALAH… JADI ANDA JANGAN MENGAJAK KAMI MELAKUKANNYA! KECUALI JIKA KALIAN MENGANGGAP SELAIN SALAFI WAHHABI ITU KAFIR MUSYRIK! JIKA DEMIKIAN, MAKA KAMI SIAP BERMUBAHALAH!

    • mubahalah takusah ya, diskusi2an ajalah seperti:
      -Prof dr.Salim Bajre assalafiwahabi dg Buya yahya beritanya Profesornya KO lo.
      -Abuhanzah ustadz assalafiwahabi dg mahasiswa anak ingusan:
      Bid’ah itu dlolalah masuk neraka , anak ingusan says: wahai ustadz Sayyidina Ali ra membuat redaksi sholawat tdk spt rosul ajarkan,juga imam Ahmad bin Hambal Imamnya Ustadz,yg dalam sujudnya sang Imam selalu mendoakan Imam Syafi’i sang imam idolaku. apakah mereka berdua masuk neraka karena hal tersebut?
      sang ustadz diam lalu lebih baik ini itu daripada itu ini.
      walah-walah.. kasihan deh.loo
      -diPascasarjana Sunan Ampel Machrus Ali assalafiwahabi karena kurang ilmu lalu ngumpet ahirnya diwakili pendekar dari PP Muhammadiyah lulusan saudi Al-Hamidi VS anakmuda NU lulusan lokal terjadilah perangtanding. Sang lulusan Saudi kaga bisa ngomong tak seimbang lah. kalau machrus Ali assalafiwahabi TKO perdekarnya kata orang tiongkok Haayaah..gitu aja kok KO ue nyesel kasih beasiswa.

      di Opera Van Java dunianye Sule :
      pandai nyleneh dg khan guyonan cingkrang duitnya banyak loo.

      di Opera Van Islam dunianya wahabiyun
      Pinter nyleneh otak-atik/service Hadist Real nya juga banyak loo.
      pengikut nyeleh ada beasiswa nya loo.

      Mau ikut ?

    • Muhabalah bid’ah??? wah enteng bener buat pernytaan?? kayak ulama kabir aja?? mana bukti perkataanmu??

      Ibnu ‘Abidin mengatakan bahwa mubahalah bermakna mula’anah (saling melaknat) ini disyariatkan pada masa kita. Pada asalnya mubahalah ini terdapat didalam firman Allah :

      إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (٥٩)الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلا تَكُنْ مِنَ الْمُمْتَرِينَ (٦٠)فَمَنْ حَاجَّكَ فِيهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعَالَوْا نَدْعُ أَبْنَاءَنَا وَأَبْنَاءَكُمْ وَنِسَاءَنَا وَنِسَاءَكُمْ وَأَنْفُسَنَا وَأَنْفُسَكُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَلْ لَعْنَةَ اللَّهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ (٦١)

      Artinya : “Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), Maka jadilah Dia. (apa yang telah Kami ceritakan itu), Itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu. Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), Maka Katakanlah (kepadanya): “Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya la’nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.” (QS. Al Imran : 59 – 61)

      Ayat ini turun disebabkan adanya utusan dari Najran yang bertemu Nabi saw dan bertanya kepada beliau saw tentang Isa. Mereka mengatakan,”Setiap anak Adam memiliki ayah. Bagaimana dengan Isa yang tidak memiliki ayah?

      Terdapat riwayat bahwa tatkala Nabi saw mengajak seorang uskup Najran dan pemimpin Nasrani kepada Islam mereka mengatakan,”Sesungguhnya kami telah muslim sebelum kamu.’ Nabi saw bersabda,”Kalian bohong. Tiga hal yang menghalangi kalian berdua dari islam : 1. Perkataan kalian : “Allah mengambil seorang anak” 2. Sujud kalian kepada salib. 3. Makanan kalian adalah babi.’

      Mereka berkata,”Siapakah ayahnya Isa? .. lalu Allah turunkan ayat إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِندَ اللّهِ كَمَثَلِ hingga firman-Nya فَنَجْعَل لَّعْنَةُ اللّهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ . Lalu Nabi saw mengajak mereka untuk bermubahalah. Sebagian mereka mengatakan kepada sebagian lainnya,”Jika kalian melakukan maka bukit ini akan menjadi perapian yang membakar kalian. Maka sesungguhnya Muhammad adalah Nabi yang diutus dan sesungguhnya kalian telah mengetahui bahwa dia (Muhammad) datang kepada kalian dengan sesuatu yang rinci tentang Isa.” Mereka berkata,”Apa yang kamu tawarkan kepada kami selain ini (mubahalah, pen)?’ Beliau saw menjawab,”masuk islam, jizyah atau perang.” Maka mereka pun menetapkan untuk membayar jizyah lalu kembali ke negeri mereka.. (Al Mausu’ah Al Fiqhiyah juz II hal 13128 – 13129)

      Sebagaimana pengertian mubahalah diatas dapat diketahui bahwa mubahalah dilakukan diantara dua pihak yang berselisih yang masing-masingnya berdoa kepada Allah swt dengan sungguh-sungguh agar Allah menjatuhkan laknat kepada pihak yang zhalim atau berdusta diantara mereka.
      Dan jika kita melihat kepada sebab turunnya ayat tentang mubahalah diatas bahwa hal itu terjadi antara Rasulullah saw dengan orang-orang Nasrani dari Najran untuk menghilangkan syubhat yang mereka lontarkan terhadap perkara Nabi Isa as. Untuk itu diperbolehkan bagi seorang muslim melakukan mubahalah terhadap orang-orang kafir, musyrik, ahli bid’ah dan sejenisnya.

      _____________________

      Abu Salafy:

      Tadinya melihat tanggapan yang panjang oleh saudara Abu Fachri ia ingin menyampaikan sesuatu yang berbobot… tapi ternyata agak kecewa setelah membacanya…. kelihatan sekali bahwa “beliau yang muliia” Ustadz Abu Fachri (seperti junjungannya; Ustadz Firanda “al Muhtaram” ahli plintir memelintir!

      Permata yang lucu dari tanggapannya yang panjang itu adalah ia berkata menuduh kami berfatwa:Muhabalah bid’ah??? wah enteng bener buat pernytaan?? kayak ulama kabir aja?? mana bukti perkataanmu??
      Seingat kami, kami tidak pernah mengatakan Mubahalah Bid’ah? kami juga tau kalau ada ayat dalamm surah ALi Imran seperti yang beliau sebutkan (bukan hanya beliau yang bisa dan biasa ngaji tafsir)… yang kami katakan adalah bahwa:

      “Akhi, tunjukkan keppada kami dari Sunah perbuatan Nabi saw. bahwa beliau pernah bermubahalah dengan sesama kaum Muslimin, baru permintaan kamu itu ada dasar Sunnnahnya! Kalau tidak, ya berarti kalian memang tidak konsisten! Atau jangan-jangan ini hanya karena semangat perjuangan Dakwah kalian tapi sayangnya tidak bermodalkan ilmu agama yang cukup!
      AKHI, BEMUBAHALAH DENGAN SESAMA MUSLIM ITU BID’AH DHALALAH… JADI ANDA JANGAN MENGAJAK KAMI MELAKUKANNYA! KECUALI JIKA KALIAN MENGANGGAP SELAIN SALAFI WAHHABI ITU KAFIR MUSYRIK! JIKA DEMIKIAN, MAKA KAMI SIAP BERMUBAHALAH!” inilah yang kami katakan dalam tanggapan kami kepada akhi Abu Fachri tertanggal 27-07-2012.

      Apakah Anda wahai pembaca mulia menyaksikan kami bertafwa seperti yang dituduhkan Ustadz Abu Fachri? dengan semutlak itu… kami mengatakan Mubahalah adalah Bid’ah?!
      kedua: Kami tidak mengerti, kesalahan itu memang sengaja ia lakukan… dengan sengaja ia memelintir kata-kata kami? Atau itu akibat kecerdasan beliau melebihi umumnya bani Adam. Sehingga dalam hal yang gamblang seperti itu saja ia salah!

      Asumis pertama artinya ia senngaja main curang untuk cari menang. Dan hal seperti itu bukan aneh dari para wahabi. abusalafy sudah sangat terbiasa menagalaminya dari mereka!

      Jika asumsi kedua yang benar berarti kami selama ini salah meladeni diskusi dengan seorang Ustadz Wahabi yang sangat jenius sehingga tidak mampu mengerti perkara-perkara gamblang segamblang matahari di sing bolong!

      Ketiga: Setelah ia sengaja memelintir kata-kata kami, ia membangun hujatan dan kecamannya atas abusalafy…. jadi kecaman itu tidak berarti! dan tidak layak kami tanggapi. takut dosa melanggar firman Allah agar berpaling dari kaum JAHIL!

      Keempat: Di sini, ia persis imam panutannya yang gemar menyembunyikan keutamaan keluarga Nabi saw. Dia tidak suka hati menyebutkan asbab nuzul yang lengkap sebagaimana diriwayatkan para ulama tafsir Ahlusunnah. di mana dalam bermubahalah itu Nabi saw. keluar mengajak Sayyiduna Ali, Siti Fatimah, Sayyiduna Hasan dan Sayyiduna Husain dan bersabda kepada mereka: Jika aku berdoa (dalam mubahalah itu) maka panjatkan Amin.

      para ulama mengatakan bahwa dalam peristiwa itu terdapat keutamaan dan keagungan Ahlul Bait yang sangat agung!
      karena yang diajak Nabi bukan Bu Hindun bukan Pak Abu Sufyan dan Mu’awiyah atau orang-orang munafik kebanggaan Wahabi lainnya, makanya Ustadz Abu Fachri tidak sudi menyebutkan lengkap kisah asbab nuzulnya.

      Kami yakin bahwa dengan meneybutkan Ahlul Bait Nabi dalam kaitan ayat di atas para pemuja Mu’awiyah akan segera menuduh kami sebagai Syi’ah Rafidhah!

      Akhi Abu Fachri…. mana dalilnya dari sunnah praktik Nabi atau sunnah qauliyah Nabi yang mengajarkan atau membolehkan bermubahalah dengan sesama Muslim!

      coba perhatikan baik-baik apa yang ia sebutkan:
      Dan jika kita melihat kepada sebab turunnya ayat tentang mubahalah diatas bahwa hal itu terjadi antara Rasulullah saw dengan orang-orang Nasrani dari Najran untuk menghilangkan syubhat yang mereka lontarkan terhadap perkara Nabi Isa as. Untuk itu diperbolehkan bagi seorang muslim melakukan mubahalah terhadap orang-orang kafir, musyrik, ahli bid’ah dan sejenisnya.

      Kami tidak menyangka kalau saudara kita yang satu ini benar-benar kekurangan bahas sehingga harus membawakan fatwa ulama… selain itu fatwa yang ia bawakan tidak mengena sasaran! jauh dari yang diminta!
      Kami juga tidak tau persis apakah yang ia katakan ini dari fatwa si alim tersebut atau dari kesimpulan sang mufti Abu Fachri.

      selainitu apa dalilnya ketika ia mengatakan: ahli bid’ah dan sejenisnya?
      Jika tidak ada dalilnya itu artinya ngawur!

      Akhirul Kalam:
      Kami masih menanti dari beliau untuk membawakan dalil dibolehkannnya mubahalah dengan sesama Muslim! Kecuali apabila beliau menggolongkan kami abusalafy sebagai nashrani, kafir dan majusi!

      NB: Entah kenapa Ustadz Abu Fachri kok lama baru membantah tanggapan kami… apa masih rembuk dengan bosnya di kota Nabi atau masih baru ketemu dalil ayat dan kutipannya… apapun penyebabnya kami sangat hargai usaha ngotot beliau. Syukran

      • nah ketahuan, kalo ente abu salafy sebenarnya tidak punya cara berfikir yang ilmiah alias asbun (asal bunyi)

      • La kalo gak berdasarkan fatwa ulama jadi fatwa siapa?
        emang kurang ya penjelasan di atas. baca dengan seksama!

        kenapa muhabalah itu hanya sekali terjadi (bahkan tidak terjadi) dikarenakan sulitnya untuk menerapkannya, artinya tidak sembarangan. Saking sulitnya hal itu tidak pernah terjadi di jama kerasulan.

        bukan berarti Lalu Abu salafy dengan seenak udelnya mengatakan muhabalah itu bid’ah.

        kalo bagitu mana yang lebih tawadu’ dan tidak kegabah, sang ulama atau kas mas abu salafy.

        sekian, monggo!

      • Dah kalau begitu berarti jelas oleh kita dengan sendirinya, kang abu salafy juga suka vonis, bilang bid’ah sembarangan. Sementara ulama memberikan perincian dia (abu salafi) malah main vonis aja.

      • @Abu Fachri

        Abu Salafy sangat jelas meminta anda:

        Akhi Abu Fachri…. mana dalilnya dari sunnah praktik Nabi atau sunnah qauliyah Nabi yang mengajarkan atau membolehkan bermubahalah dengan sesama Muslim!

        tapi jawaban anda berputar-putar nggak nyambung

        abu salafy meminta anda dalil dan contoh dari Nabi saw tentang mubahalah kepada sesama muslim…. eh malah anda bawa2 ulama..
        bawa2 nama ulama boleh saja asal anda sertakan juga hujjah ulama tersebut yang disandarkan kepada nash… kalo tidak itu hanya sekedar pendapat yang tidak ada kewajiban untuk mengikutinya

        sama saja dengan pendapat ulama ahlussunah tentang tahlil, tabaruk, maulidan dsb yang bukan hanya ditolak oleh salafiyun tapi di malah disesatkan dan di bd’ahkan oleh wahabiyun salafiyun

        kalo hanya sekedar merujuk ucapan atau pendapat ulama selesai perkara maka saya sarankan para salafiyun mulai sekarang menghentikan hujatannya apalagi menuduh bid’ah, syirik, sesat dsb kepada golongan lain toh mereka juga merujuk ulama.

        saya tunggu jawaban abu fachri atas pertanyaan abu salafy ini:

        Akhi Abu Fachri…. mana dalilnya dari sunnah praktik Nabi atau sunnah qauliyah Nabi yang mengajarkan atau membolehkan bermubahalah dengan sesama Muslim!

  7. Alhamdulillah, syukron. Kami tekun menyimak kajian di sini.
    Solusi cantik ini semoga bisa dipahami oleh semua pihak, terutama kaum Wahabi Salafy yang mudah salah paham akibat malas berpikir tentang kalimat-kalimat walaupun kalimat-kalimat yang dibuatynya sendiri. Sangat sering mereka terjebak perkataan sendiri tetapi anehnya mereka tidak menyadarinya. Akhirnya pakai jurus “NGEYEL”.

    • Sajian yang menyejukkan pikiran… Dan sepertinya hanya wahabi aja yang kepanasan… Dasar Pikirannya memang panas… Mazhab api!!! Itu contohnya si abufachri.. bisanya ngeyel bin ngengkel…
      Syukran pak ustadz abu…

  8. Alhamdulillah……………….Matur suwun Syech Abu Salafy.

  9. Dengan visi dan misi Memurnikan Tauhid dan memberantas TBC (tahayyul,bid’ah,churafat) jamaah 3T(Takfiri,Tabdi,Tasybih) Hempler University jl. Syeh Majmu’i Riyad SaudiArabia membuka pendaftaran baru JURUSAN SERVICE HADIST dg pokok bahasan bagaimana caranya Mendhoifkan Hadist Shohih dan Menshohihkan Hadist Dhoif.

    Dibukanya jurusan Service Hadist KARENA walaupun Al-Imam Bukhori hafal 600rb hadist toh sang Imam manusia biasa juga ada salahnya.

    meminati inilah wartanya:

    PENGUMUMAN
    HEMPLER UNIVERSITY
    JL.SYEH MAJMU’I NO.19 RIYAD SAUDI ARABIA
    BAGI SIAPA SAJA UMAT ISLAM DI INDONESIA TELAH DIBUKA PESERTA DIDIK BARU
    JURUSAN : SEVICE HADIST
    KAPASITAS : 20 SISWA
    SYARAT PEND. : MENGISI PENDAFTARAN (GRATIS)
    IQ.47 MINIMAL
    MENGUASAI BAHASA ARAB
    UMUR MIN.20TH MAK.40TH
    DIUTAMAKAN YG SUDAH BERISTRI
    HAFAL 3 HADIST BERIKUT SANAD MATANNYA
    UJIAN SELEKSI : 30 SYAWAL 1433H
    BAGI YANG LULUS SELEKSI DIBERIKAN FASILITAS Sbb:
    1. BEASISWA SELAMA PENDIDIKAN
    2. BAGI SISWA BERPRESTASI DISEDIAKAN DANA 1 JUTA REAL
    3. ASRAMA MEWAH LENGKAP DG ISINYA BERIKUT PEMBANTU
    SIAP PAKAI
    4. BAGI YG SUDAH BERISTRI KARENA JAUH DARI TEMPAT
    TINGGAL JANGAN CEMAS DAN GELISAH BERDASR FATWA
    PARA SYEH DI HEMPLER UNIVERSITY BAHWA BOLEH
    KAWIN DENGAN NIAT TALAK MAKA PIHAK UNIVERSITY
    MENYEDIAKAN WANITA2 SIAP PAKAI DAN SETIA SETIAP
    SAAT SEPERTI REXONA UNTUK DIKAWIN KONTRAK.
    5. PENDIDIKAN : SELAMA 2 TAHUN
    MASA MOS ADALAH 3 BULAN PERTAMA DG BUKU PANDUAN
    KAMUS CAKIMAKI ALBANI SUSUNAN SYEH HASAN SAQOF
    DARI YORDANIA DIHARAP PARA SISWA MENGUASAINYA.
    6. DOSEN PEMBIMBING : PROF.DR. SYEH JENU,MA
    PROF.DR. SYEH KALI ,MA ,
    PRPF.DR. BIN NGASIMIN
    DOKTOR DULAH , ALUSYEH
    UNTUK LEBIH JELASNYA KUNJUNGI https:www.salafiwahabi@najdi.com

    mohon maaf lahirdan batin
    sukron bang Abu Salafy

    • emangnya kalo KO berarti kalah, Enggak Akhi!!!!!

      Kebenaran tidak diukur dengan KO atau menang. Tapi diukur dengan kesahihan dalil, meski banyak manusia yang menentangnya. Dan kebenaran tidak diukur dengan banyaknya pendukung. Sebab bila kita mengikuti kebanyakan manusia kita akan disesatkannya.

      maka dilarang berjidal dengan :
      1. Orang Bodoh/jahil : karena jelas kita akan kalah, sebab dengan kejahilannya ia akan mengelabui si Alim sehingga si Alim mau tidak mau akan mengalah (bukan kalah ya). Bahkan, si Alim bisa saja akan terikut dengan kejahilan orang tersebut.(sama bodohnya)

      2. Orang yang sepadan : tidak menyelesaikan masalah, sebab ujungnya akan seri.

      3. Orang yang lebih alim (sebab alim disini tidak berarti dalam kebenaran) : karena jelas kita akan dikalahkannya dan mau tak mau ikut dengan ideologinya.

      jadi silahkan kira2 debat (vs) yang antum maksud, tipe yang mana?

      • akibat terlalu banyak dzikir TBC(tahayul,bid’ah,churafat) maka hatinya membatu pikiranya keruh. kami sarankan abu fachri untuk KAWIN DG NIAK TALAK SESUAI FATWA BIGBOSSNYA. seperti SYIAH dg NIKAH MUT”AHnya biar pikiran dan hatinya jernih.

        BEMUBAHALAH DENGAN SESAMA MUSLIM ITU BID’AH DHALALAH ini kata2 bang Abusalafi

        MUBAHALAH ITU BID’AH ? ini kata2 abufachri meledek bang AbuSalafy.

        sepintah sama bagi pemuja kedunguan. korupsi menggunting untaian kata2 adalah kebiasaan wahabiyun. jangankan perkataan bang AbuSalafy , kitab2 para ulama saja mereka palsukan.

        ini beritanya:Ini adalah kitab Nihayah al-Qaul al-Mufid fi Ilm at-Tajwid karya Syaikh
        Muhammad Makki Nashr al-Juraisi, Imam Masjid az-Zahid Kairo Mesir. Buku ini ditahkik oleh Syaikh al-‘Allamah ad-Dhabba’ dan dicetak pada awal abad ke-14 Hijriah dengan versi cetakan lama.
        Namun pada cetakan baru terbitan Maktabah ash-Shafa yang terletak di Darbu al-Atrak di samping Universitas Al-Azhar Kairo Mesir, dengna pentahkiknya Syaikh Thaha Abdur R’uf Sa’ad, buku itu mengalami perubahan teks asli.
        Ucapan Syaikh Muhammad Makki Nashr al-Juraisi dipalsukan. Diduga, pemalsuan ini dilakukan oleh pihak penerbit, yaitu Maktabah ash-Shafa, yang memang kencang menerbitkan buku-buku berfaham Salafi Wahabi di Mesir. Di dalam buku yang dipalsukan itu, mereka enggan untuk menulis dan mengakui—sesuai teks aslinya—bahwa Syaikh Muhammad Makki Nashr al-Juraisi adalah seorang sufi yang menempuh jalan tarekat (thariqah) Imam Sadzily, bahkan beliau menyelam dan basah kuyup di dalam tarekat sufinya itu.
        Inilah scan teks dari buku Nihayah al-Qaul al-Mufid fi Ilm at-Tajwid versi asli sebelum dipalsukan (silakan cermati redaksi yang digarisbawah):

        Sedangkan gambar di bawah ini adalah versi palsu berikut perubahan teksnya:

        Anda dapat membandingkan tulisan tersebut, antara versi yang telah diubah (palsu) dengan versi asli, khususnya yang tulisannya ditandai dengan garis. Lebih jelasnya, penulis salinkan tulisan di versi asli tersebut sebagai berikut:
        فيقول أسير الشهوات كثير الهفوات الرا خي من مولاه الفوز والنصر الفقير محمد مكي نصر الجريسيّ مولدا والشافعي مذهبا الشاذلي طريقة ومشربا. إن أولي ما شغل العبد به لسانه وعمر به قلبه وجنانه وأفضل مايقوسل به إلي نيل الغفران وأعظم مايتو صل به إلي دخول الجنان قراءة كتاب الله الجيد
        “Telah berkata-orang yang digelari-sang Pemenjara Syahwat, sang Banyak Hikmah, sang Pengharap Pertolongan dan Kemenangan dari Tuhannya, yaitu al-Faqir Muhammad Makki Nashr yang dilahirkan di Jurais, bermazhab Syafi’i, bertarekat Syadzili dan menyelam di dalamnya: “Sesungguhnya kesibukan seorang hamba yang paling utama dari lidah, hati dan pikirannya, dan tawasul yang paling afdal untuk memperoleh ampunan Allah, serta wasilah yang paling agung untuk masuk ke dalam surga-Nya adalah membaca Al-Qur’ an yang mulia…”
        Sedangkan tulisan pada versi palsunya tertulis:
        فيقول أسير الشهوات كثير الهفوات الرا خي من مولاه الفوز والنصر الفقير محمد مكي نصر الجريسيّ مولدا والشافعي مدهبا . إن أولي ما شغل العبد به لسانه وعمر به قلبه وجنانه وأفضل مايقوسل به إلي نيل الغفران وأعظم مايتو صل به إلي دخول الجنان قراءة كتاب الله الجيد
        “Telah berkata-orang yang digelari-sang Pemenjara Syahwat, sang Banyak Hikmah, sang Pengharap Pertolongan dan Kemenangan dari Tuhannya, yaitu al-Faqir Muhammad Makki Nashr yang dilahirkan di Jurais, bermazhab Syafi’i, * * * ** kalimat di sini menghilang* * * * *: “Sesungguhnya kesibukan seorang hamba yang paling utama dari lidah, hati, dan pikirannya, dan tawasul yang paling afdal untuk memperoleh ampunan Allah, serta sarana yang paling agung untuk masuk ke dalam surga- Nya adalah membaca Al-Qur’an yang mulia…”
        Dengan penghapusan dan pemalsuan tersebut, sepertinya Salafi Wahabi merasa takut sekali jika umat Islam mengamalkan nilai-nilai ajaran tasawuf. Padahal, nilai-nilai tasawuf itu pada hakikatnya dari Rasulullah Saw. Pada masa Rasul, sebagaimana masyhur adanya, kata tasawuf sebagai istilah tentang ilmu tertentu belum muncul, namun hakikat dan spiritnya sudah ada dalam kehidupan sehari-hari beliau. Demikian pula istilah fikih, ilmu kalam, dan lain-lain. Sebaiknya, biarkan saja teks-teks tulisan ulama berada di buku itu seperti apa adanya, tidak perlu diubah, apalagi dipalsukan. Sebab, tasawuf ada dalilnya dari ajaran Rasulullah Saw., dan karenanya perlu disampaikan, bukan ditutup-tutupi. Biarkan saja umat yang menilai, mana yang baik dan mana yang buruk. Toh Rasulullah Saw telah menjamin bahwa umatnya tidak akan mudah tergelincir ke dalam jurang kemusyrikan, sebagaimana disinggung pada sebuah hadis:
        إنّي اُعطيت مفاتيح خزثڽ الأرض أومفاتيح الأرض وإنّي والله ما أخاف عليكم أن تشركوا بعدي ولكن أخاف عليكم أن تنافسوا فيها
        “Sesungguhnya aku telah diberikan berbagai kunci gudang-gudang dunia—atau kunci-kunci dunia—dan sesungguhnya aku tidak takut (sama sekaii) kalian akan musyrik setelah wafatku. Namun, yang aku takutkan terhadap kalian adalah kalian saling memperebutkan dunia.” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Baihaqi, Thabarani, Ibnu Hibban dan lainnya).

        Akibat kebablasen memurnikan tauhid dan memberantas TBC mereka tukang jagal kitab.

        klo dulu yahusi memalsukan kitab suci, kini wahabi dg sangat ilmiah korupsi / tukang jagal kitab

        memalukan

      • Abu Fachri@

        Kalau dalam dunia tinju KO itu sama dg KEOK dalam pertarungan sabung ayam. Nah, kalau dalam dunia debat apa artinya?
        http://ummatipress.com/2012/07/30/kisah-nyata-ustadz-firanda-jadi-musyrik-akibat-pemahamannya-sendiri/#more-6887

  10. yowes abu salafy ya jgan menjelek jelekan ust. Firanda klo nganggap ustadz Firanda sodara semuslim, kirim surat kepadanya atas kesalahannya bukan Nulis kaya gini….. g sesuai sunnah jg kan yg abu salafy lakukan…………. tunjukan kebenarannya kepada ustadz Firanda…. datangi Dia…….. jika antum membela sunnah g usah takut Allah bersama mu tp klo takut ana jadi ragu dengan argumen anda tersebut………

  11. akhi mustofa Ahda… yang suruh berhenti menyesatkan orang awam itu si Firanda dulu… dia nyebarkan akidah ngawur dan kecam sana kecam sini di webnya lalu ust. Abu bongkar dusta dan fitnahnya kamu sok jadi tukang nasihat…. naif nt…
    Kenapa Allah tdk kirim surat aja langsung ke Fir’aun? Knp Allah “jelek-jelekin” Fir’aun dalm Qur’an?
    Sebab pengaruh buruk Fir’an sdh nyebar dan membahayakan banyak orang!!
    ngerti nggak!

    • waduh neh orang, esmosi banget seh. nyantai aja bro.
      dah tobatkan? ya walaupun tobat versi sampean. tunjukkan dong klo dah bener2 tobat. ternyata ente juga merasa bener sendiri neh. terjebak dengan jebakan sendiri ya. waduh kasian.
      zudah belajar dulu zana

  12. kepada abu salafy dan teman2nya ini bulan puasa jangan sampai puasa anda cm nahan lapar dan dahaga karena menjelek jelekan ustadz Firanda…… Ustadz Firanda manusia yg bisa salah begitu pula abu salafy dan teman2 nya bisa salah juga………
    smoga allah memberikan hidayah pemahaman yang lurus kepda kita sehingga tidak hujat sana sini………… Seandainya abu salafy dan teman2nya faham pasti akan berhenti karena sadar ustadz Firanda juga sodara kita…..

  13. Ya, kelihatan dech jurus terakhir kaum wahabi………. (Ngeyel bangettttttt).
    Maaf…..

    • pake dalil dong mas bro, jangan cuma bisa merepet!

      buktikan kalo ente berilmu!

      maaf

      • sesuai dengan namanya tawwadhu, seharusnya bicara mas bro

        sebagaimana orang yang tawwadhu, gitu lho.

        Kebablasan ya mas bro? oh ndak apa2, biasanya itu sifat

        manusia.

        Lain kali mas bro gunakan kata-katanya dingin dan menyejukkan hati,

        sesuai dengan namanya mas bro!!

        Sekian dulu ya mas bro

  14. haq akan mngalahkan batil…mskipun batil yg K.O tdk merasa kalah,,krna mmg perasaanya mati,,

    • Kebenaran itu ibarat matahari di siang hari, dan ibarat purnama di malam hari.

      “haq akan mngalahkan batil…mskipun batil yg K.O tdk merasa kalah,,krna mmg perasaanya mati,,”

      jangan mentang2 nama ente purnama, lalu merasa kebenaran ada pada pihak ente!!!

      jangan marah ya…pis pis ^_^

  15. kalau saya amati ya… ustaz abufachri itu ngotot menuduh pak abu mengatakan kalau mubahalah itu bid’ah… padahal Pak abu tidak bilang begitu… dan sudah juga dijawab…. tapi eeh ia ulangi lagi tuduhan itu!!!! kok begitu ya orang wahabi itu? ngeyel…. ngotot… sulit paham omongan lawan bicara… ada gangguan komunikasi mungkin?!
    saya minta kamu abufachri baca ulang lagi jawsaban Pak abu untuk kamu biar kamu ttidak ngulang-ngulang terus barang basi!!!!

    • Jangan esmosi gitu dong kang somad efendi!

      saya bukan nuduh tapi itu fakta mas bro.

      tapi nampaknya mas abu salafy seperti yang ente bilang : ngeyel…. ngotot… sulit paham omongan lawan bicara… ada gangguan komunikasi mungkin?!

      saya jawab : mungkin sekali, sebab seringkali abu salafy argumentasinya mutar2 dan ujungnya gak nyambung, kalo istilah medisnya ini tipe gangguan sirkumtansial!!!

  16. abu fachri banyak kome tapi banyak juga tidak berasnya… ibarat pepatah TONG KOSONG NYARING BUNYINYA.dan seperti kata hadis: SIAPA YANG BANYAK BICARANYA BANYAK SALAHNYA

  17. TERNYATA ABUFACHRI SOMBONG… FITNAH KYAI ABU KATANYA BILANG MUBAHALAH BID’AH… SETALAH SAYA CEK TERNYATA TDK BEGITU.. JADI ITU NAMANYA FITNAH

  18. @Abu Fachri
    Mengingatkan pertanyaan Ustadz Abu Salafi :

    “Kami masih menanti dari beliau untuk membawakan dalil dibolehkannnya mubahalah dengan sesama Muslim! Kecuali apabila beliau menggolongkan kami abusalafy sebagai nashrani, kafir dan majusi!
    NB: Entah kenapa Ustadz Abu Fachri kok lama baru membantah tanggapan kami… apa masih rembuk dengan bosnya di kota Nabi atau masih baru ketemu dalil ayat dan kutipannya… apapun penyebabnya kami sangat hargai usaha ngotot beliau. Syukran”

  19. se7 ustad ummati

  20. cantik benerang ulasannya….. bagus… sangat jelas.. tdk muter muter… dllil Qur’annya pas.. poko’e mantep!

  21. untuk akhuna abu fachri… jngn suka menyelewengkan omongan orang…. itu tdk bener… berat tanggung jwbnya di hadapan Mahkamah Allah

  22. kalau aja semua masalah terurai seperti ini pasti nggak aada ribut2

  23. BUKTI-BUKTI ALIRAN SALAFY WAHABIYYUN SESAT & BERBAHAYA BAGI UMMAT ISLAM DUNIA.
    1. MENGKULTUSKAN DAN “MENABIKAN” BAHKAN MEMUJA ULAMA-ULAMA YANG MEREKA YAKINI, SEPERTI SYEKH ALBANI, SYEKH IBNU TAIMIYAH, M. BIN ABDUL WAHAB, SYEKH UTSAIMIN, SYEKH BAAZ DLL.
    FAKTA: mereka melarang taqlid kepada para imam mujtahid, tapi mereka sendiri taqlid buta kepada ulama yg mereka yakini, mereka hanya bisa jadi burung beo yang meniru kicauan ulama-ulama yang mereka yakini, nya bahkan mengkultuskan dan menabikan ulama-ulama mereka, seolah ucapan ulama mereka adalah ucapan Rosulullah yang pasti benar, misal kata ulama mereka maulid, tawasul, Ziarah kubur dll adalah bid’ah yang harus dijauhi, maka para wahabiyyun ini langsung menelan mentah-mentah setiap fatwa dari ulama-ulama mereka, sehingga yang menyelisihi ulama-ulama mereka(berbeda pendapat/fatwa) adalah salah dan sesat. Mereka dengan sombongnya menghina dan merendahkan Ulama-ulama panutan ummat islam di luar kelompok mereka, semisal Imam Ghozali, Imam Asy’ari, Imam Abul Hasan Syadziliy dll. Juga coba tanyakan kepada mereka: SEANDAINYA ULAMA-ULAMA YANG ANTUM YAKINI TIDAK BERFATWA/BERPENDAPAT DEMIKIAN, ANTUM AKAN BERFATWA SEPERTI ITU???? LANGSUNG DIAM TAK BERKUTIK

    2. MEMBENCI DAN MEMUSUHI DENGAN SETIAP UMMAT ISLAM YANG BUKAN DARI GOLONGAN MEREKA DENGAN VONIS TAKHAYUL, BID’AH, KHURAFAT, KAFIR DAN MUSYRIK.
    FAKTA: ini bisa kita lihat dan buktikan sekarang juga, baik di dunia nyata maupun di dunia maya, mereka KALAF (MARAH MEMBABI BUTA, bukan salaf ya) menyerang siapa saja yang tak sefaham dengan mereka dengan vonis TBC, kafir dan musyrik. Sehingga mereka sering berdzikir “YA TAKHAYYUL, YA BID’AH, YA BID’AH, YA MUSYRIK YA KAFIR” MINIMAL 10.000X PERHARI (INI DZIKIR DAJJAAL YANG MUJAROB AGAR MENJADI MUJTAHID SESAT dan SANGAT MENYESATKAN). Karena hampir setiap amalan ummat islam yang tak sefaham dengan mereka adalah salah. Di dumay ini, bisa kita lihat, setiap mereka coment pasti berhiaskan dzikir ya bid’ah, musyrik dan kafir. Tuh lihat di sini sekarang juga.Padahal jelas ya musuh yang nyata bagi kita adalah syetan, beserta para pengikutnya yang ingin menghancurkan islam.
    3. TELAH MEMBANTU YAHUDI DAN NASRONI (ATAU KAFIRIN LAINNYA YANG MEMUSUHI ISLAM)DENGAN MENEBAR KEBENCIAN DAN PERMUSUHAN ANTAR SESAMA UMMAT ISLAM SERTA MENGHANCURKAN ISLAM DARI DALAM.
    Fakta: INI SANGAT BERBAHAYYA!!! Lihat sekarang juga ya. Daripada membentengi akidah dari rongorongan yahudi/nashroni, atau kaum yang jelas menyimpang (sperti JIL dan Ahmadiyah), juga daripada peduli dengan sesama muslim yang sedang dibantai kaum kafir (seperti di Myanmar) eeh malah asyik memvonis sesama muslim yang berbeda faham dengan mereka(seperti kita ini ya). Daripada mendebat kaum kuffar yang menghina islam, mereka lebih senang merendahkan, mennghina dan mendebat ummat islam di luar kelompok mereka. Sehingga tak heran, klo salafy-wahabi adalah musuh Islam sedunia, di luar golongan mereka!! Walhasil, ukhuwah islamiyah terkoyak, virus kebencian dan permusuhan mengggerogoti ummat islam, perang dingin antarsesama umat islam merebak di mana-mana, bahkan bisa mengarah menjadi perang terbuka. Sehingga ummat islam sangat lemah, bak buih di lautan, sangat mudah dihancurkan oleh kelompok yang memusuhi Islam. Daaan Iblis pun tertawa .

    4. Menyerupai Missionaris/ Zending Nasroni (Tasyabbuh bilkuffaar).
    Fakta: Orang Nasroni menganggap penganut agama di luar mereka( Terutama ummat Islam) adalah domba sesat yang harus masuk millah mereka, apapun caranya. Kita lihat orang-orang yang berfaham salafy wahabiyyun ini, mereka getol dan semangatnya memaksa orang-orang yang Islam di luar kelompok mereka agar masuk golongannya, sambil berzikir dajjaal ala mereka” “YA TAKHAYYUL, YA BID’AH, YA BID’AH, YA MUSYRIK YA KAFIR”!! karena menganggap kelompok di luar mereka adalah sesat yang harus disadarkan, harus masuk ke dalam kelompok mereka. Hmmm
    5. Jargon: “KEMBALI KEPADA AL QUR’AN DAN AL HADITS” adalah perkataan yang BENAR DENGAN TUJUAN YANG BATHIL(MENYESATKAN!!!).
    Fakta: Mereka melarang dan menyalahkan orang-orang yang taqlid kepada Imam Mujtahid seperti Imam Syafi’i, Maliki, Hanbali, Hanafi. Mereka menyuruh agar semua orang islam berijtihad sendiri, langsung mengambil dan menggali sendiri dari Al Qur’an dan al hadits. Padahal sebenarnya kita harus mengekor dan harus jadi burung beo yang menirukan nyanyian sumbang ulama-ulama yang mereka yakini alias kudu TAQLID BUTA kepada ulama mereka. Apa akibat dari semua ini? SANGAT FATAL!!! Ini adalah THE REAL LIBERALISM(faham liberal yang sebenarnya). Secara langsung/tidak menyebarkan LIBERALISME/kebebaasan yang seluas-luasnya kepada semua orang agar menajdi mujtahid, yaitu mengeluarkan hukum tersendiri atau membuat madzhab sendiri. Semua ummat islam akan berijtihad dengan caranya sendiri: tukang beca, tukang cukur, pemulung, buruh, karyawan, anak sekolah, tukang koran, presiden, polisi, pokonya semua orang islam dengan pekerjaannya masing-masing. Maka lahirlah beribu-ribu fatwa, bahkan madzhab. Mungkin nanti ada madzhab A sampai dengan Z, madzhab petani, madzhab selesritis, madzhab facebook, madzhab blogspot, madzhab ndot com, Madzhab yahoo, Madzhab copypaste, mufti mbah google, DLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLL. Lihat sekarang banyak mujtahid copypaste dan mufti google!!!

    • tedung la cong………………………………
      tak usa rok norok benta, gun karo buh merombuh……………..

  24. usalan yang canti secanti judulnya

  25. MEWASPADAI MISSIONARIS NASRONI BERBAJU ISLAM: SALAFY WAHABI
    Assalaamu’alaykum diberitahukan kepada ummat islam di mana pun berada, agar selalu waspada karena Missionaris Nasroni zaman sekarang bernama salafy wahabi akan menghancurkan islam dari dalam, ia berusaha dengan berbagai macam cara agar ummat islam di luar kelompoknya mau mengkuti ajaran, menjadikan nabi dan menyembah ulama-ulama mereka. Di antara ciri-cirinya yag paling jelas adalah selalu berkicau bid’ah, sesat, kafir n musyrik. dan berdalih sebagai penngikut salaf dan sunnah rosul. ini persis sebagaimana di isyaratkan dalam al Qur’an: Yahudi dan Nasroni tak kan rela/ridho kepadamu wahai ummat Islam, sehingga kamu mengikuti millah-millah mereka.

  26. yah di negara asalanya saja (Saudi) mendirikan kerajaan wahabi ini dengan menumpahkan ribuan darah umat Muslim… kesianye pemuda Indonesia yg di cuci otaknyah!

  27. sebaiknya blog/situs/web ABU SALAFY ni di TUTUP sj!!!!
    KENAPA???? jawabannya…………
    SAYA UNDANG ANTUM SEMUA KE RUMAH SAYA……
    sukodono lumajang jawa timur

  28. Jadi intinya nih g bisa buktiin Sunnah Nabi Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم untuk ber-mubahala sesama muslim – Rasul (ﷺ) nggak pernah melaksanakan mubahala sesama muslim atau menganjurkannya – yg bid’ah dholalah itu orang2 yg praktik hal2 baru yg tdk dilaksanakan atau diperintahkan oleh Allah سبحانه وتعالى & Nabi صلى الله عليه وآله وسلم . Jadi yg praktik mubahala sesama muslim sebenarnya adalah ‘ahli bid’ah’ ….sama seperti maling teriak maling. Jangan berkelit2

    Najd (bukan Iraq) itu tanduk setan…….masa hadith nya sudah jelas supaya hati2 thdp corong syaiton….eh malah cari2 pembenaran untuk ikuti corong syaiton……

    Ya Allah persatukan hati muslimin dengan Qur’an, Sunnah Nabi (ﷺ) dan Ahlilbayt yg bagaikan bahtera nabi Nuh (ﷺ), selamatlah orang orang yg berada di bahtera tersebut…Ya Allah lindungi kami dari fitnah wahabiyyah dan fitnah2 sepertinya yg memecah umat dan mendatangkan kegelapan…Ya Allah berikan kami cahaya tuntunan dan kedekatan kepada Mu dan Rasul Mu صلى الله عليه وآله وسلم dan keluarganya dan dhuriyyatnya dan orang2 yg menyintai mereka…

    اللهم صل وسلم وبارك علي سيدنا محمد وعلي اله وصحبه

    Bethlehem, Pennsylvania

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s