Persembahan Untuk Ustadz Firanda: Ibnu Taimiyah Syaikhul Islam Atau Syaikhun Nifaq? (4)

Demi Kedengkiannya Kepada Sayyidina Ali, Ibnu Taimiyah Rela Memfitnah Para Sahabat!

Ketika borok kebencian telah menggerogoti keimanan seseorang, pasti ia akan menjadi berani berbohong atas nama siapapun demi memfasilitasi kedengkian itu! Itulah yang terjadi pada Ibnu Taimiyah yang demi melampiaskan kedengkiannya kepada Sayyidina Ali ra. ia menjadi buta mata hati. Apapun akan ia lakukan untuk meyakinkan bahwa kedengkiannnya itu beralasan! Mengapa aku (Ibnu Taimiyah) disalahkan ketika aku membenci Ali?! Bukankah banyak dari para sahabat mulia membencinya….? para tabi’în dan ulama Salaf juga panutanku dalam kedengkian itu! Salahkah sikapku ini?! Demikian kira-kira silat lidah Ibnu Taimiyah untuk menjustifikasi kemunafikannya itu!

Karenanya, ia berulang kali meyakinkan para penyembah kesesatannya agar tidak usah terlalu takut membenci dan menghina Ali! Kalau perlu jangan ragu-ragu untuk memeranginya dengan lisan-lisan dan pena-pena kalian! Perangi Ali! Jangan takut, sebab para sahabat  para tabi’în dan ulama Salaf Shaleh adalah Salaf kita dalam kedengnkian dan peperangan itu!

Dengan demikian, Ibnu Taimiyah hendak membidik dua sasaran sekaligus:

  • Menanamkan keraguan atas keasbsahan kekhalifahan Sayyidina Ali ra. (seperti telah kami bahas dalam kesempatan lain di blog kesayangan Anda ini).
  • Memberi amunisi dan semangat baru bagi siapa yang berminat membenci dan mendengki Sayyidina Ali ra.

Sekali lagi, kami katakan bahwa demi kedengkiannya itu Ibnu Taimiyah memfitnah para sahabat mulia bahwa mereka telah menolak kekhalifahan Ali… memerangi Ali… Membenci Ali… dan mencaci-maki Ali!

Ibnu Taimyah memulai fitnahnya dengan mengatakan:

.

وأما علي فكثير من السابقين الاولين لم يتّبعوه ولم يبايعوه ، وكثير من الصحابة والتابعين قاتلوه

“Adapun Ali, banyak dari para sahabat dari kalangan Sâbiqûn Awwalûn tidak mengikutinya dan tidak membaiatnya. Banyak dari sahabat dan Tabi’în memeranginya.”[1]

.

Abu Salafy:

Ini adalah awal dusta dan fitnah yang meluncur dari mulut busuk “Syeikhul Islam” kebanggaan kaum Salafi-Wahhâbi! Mengapakah ia tidak mampu menyebutkan nama-nama mereka generasi awal Sâbiqûn Awwalûn itu?! Apa arti kata banyak yang selalu ia sebutkan untuk membesar-besarkan para penentang Ali?!

Tidak cukup di sini, Ibnu Taimiyah juga melanjutkan fitnahnya atas para sahabat mulia:

.

و لَم يكن كذلك عليٌّ، فإنَّ كثيرًا من الصحابة و التابعين كانوا يَبْغُضونه و يسُبُّونه و يُفاتلونه.

“Ali tidak demikian! Banyak sahabat dan Tabi’în membencinya, mencaci-makinya dan memeranginya.[2]

.

Subhanallah! Kaburat kalimatan takhruju min afwâhihim in yaqûluna illâ kadziban/ sungguh besar dusta yang keluar dari mulut-mulut mereka (kaum munafik dan kafir). Mereka tidak berkata melainkan kepalsuan)!

Jika benar apa yang dikataka Ibnu Taimiyah; imam kalian, bahwa banyak dari sahabat membenci Ali, mencaci maki Ali dan memeranginya! Maka sekali lagi, mengapakah kalian wahai Taimiyyûn kebakaran jenggot jika ada seorang pecinta Ali membenci para pembenci Ali?!

Anda hai Ibnu Taimiyah hanya berdusta dan memfitnah para sahabat mulia! Yang membenci Ali dan mencacinya hanya tuan-tuan kalian, para penganjur kepada kesesatan dan api neraka… hanya bani Umayyah… khususnya Mu’awiyah, Marwan bin Hakam, Yazid, Hajjaj bin Yusuf dkk.

Salahkah jika ada yang mengatakan bahwa mereka itu adalah kaum munafik?! Sebab seperti dalam banyak hadis shahih ditegaskan bahwa pembenci Ali adalah munafik, siapapun dia! Apakah ia dianggap sebagai sahabat atau dari kalangan tabi’în atau ulama Salaf atau ulama khalaf apalagi ulama Salafi-Wahhâbi!

Perhatikan hadis Nabi saw. di bawah ini:

Dengan sanad bersambung kepada ats Tsawri dari A’masy dari Adi ibn Tsabit dari Zirr ibn Hubaisy, ia berkata, “Aku mendengar Ali as. bersabda:

.

وَ الذِي فَلَقَ الْحَبَّةَ و بَرَأَ النَّسَمَةَ إنَّهُ لَعَهْدُ النَّبِيِّ الأُمِّيْ أَنَّهُ : لاَ يُحِبُّنِيْ إلاَّ مُؤْمِنٌ ولاَ يُبْغِضُنِيْ إلا مُنافِقُ.

Demi Dzat Yang membelah biji-bijian dan menciptakan makhluk bernyawa, ini adalah ketetapan Nabi yang Ummi kepadaku bahwa tiada mencintaiku kecuali mukmin dan tiada membenciku kecuali munafik. [3]

.

Dan kata Allah SWT bahwa kaum munafik tempatnya adalah di neraka!

Allah berfirman:

.

إِنَّ الْمُنافِقينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَ لَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصيراً إِلاَّ الَّذينَ تابُوا وَ أَصْلَحُوا وَ اعْتَصَمُوا بِاللَّهِ وَ أَخْلَصُوا دينَهُمْ لِلَّهِ فَأُولئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنينَ وَ سَوْفَ يُؤْتِ اللَّهُ الْمُؤْمِنينَ أَجْراً عَظيماً.

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka.* Kecuali orang-orang yang tobat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.”(QS. An Nisâ’[4]:145-146)

.

Jadi betapapun kalian bermaksud membela kaum munafik, toh pasti siksa pedih Allah jauh lebih kuat dari pertolongan kalian!

Dan akhirnya, Ibnu Taimiyah berusaha meyakinkan kita semua bahwa separuh dari umat Islam atau lebih atau kurang menolak memberikan baiat setianya…  perhatikan apa kata Ibnu Taimiyah:

.

ونصف الاُمّة أو أقل أو أكثر لم يبايعوه ، بل كثير منهم قاتلوه وقاتلهم ، وكثير منهم لم يقاتلوه ولم يقاتلوا معه.

“Dan separuh umat atau kurang atau lebih tidak membaiatnya. Bahkan banyak dari mereka memeranginya dan Ali pun membunuh mereka. Banyak dari mereka tidak memeranginya dan tidak juga perperang di pihaknya/membelanya.” [4]

.

Demikianlah, Ibnu Taimiyah dengan tanpa dasar apapun berkata… memfitnah para sahabat dan para tabi’în mulia bahwa mereka membenci Sayyidina Ali ra.! sementara kenyataan sejarah membuktikan bahwa yang membenci Ali adalah kaum munafik dari kalangan bani Umayyah dan antek-antek mereka seperti Dajjâl bani Tsaqîf yang bernama Hajjâj bin Yusuf dkk.!

Selain itu, wahai saudaraku, bukankah aneh sikap keberagamaan kaum Salafi-Wahhâbi yang Nashibi ini… Mereka mengaku-ngaku berpegang teguh dengan al Qur’an dan Sunnah berdasarkan pemahaman Salaf; tiga generasi perdana Islam yaitu sahabat, Tâbi’în dan Tâbi’ut Tabi’în! Sementara kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang membenci Ali… memerangi Ali… mencaci maki dan melaknati Ali… Lalu bukankah itu artinya bahwa agama kaum Salafi-Wahhâbi yang Nashibi itu ditegakkan di atas agamanya kaum munafik?!

Kesimpulan Fifnah Ibnu Taimiyah!

Dan akhirnya, Ibnu Taimiyah menarik sebuah kesimpulan bahwa karena kenyataan bahwa Ali tidak mampu menjalankan kekhalifahan sesuai fungsinya… dan karena Ali tidak mampu meraih dukungan para sahabat mulia maka umat Islam di masa kekhalifahan Ali lebih memilih kepemimpinan Mu’awiyah!

Ibnu Taimiyah berkata menyimpulkan:

.

ونحن نعلم أنّ عليّاً لمّا تولّى ، كان كثير من الناس يختار ولاية معاوية وولاية غيرهما.

“Kami mengatahui bahwa Ali ketika memegang kekuasaan banyak dari manusia memilih kekepimpinan Mu’awiyah dan kekuasaan selain keduanya.[5]

.

Abu Salafy:

Hebat bukan?! Tetapi jika Anda bertanya kepada Ibnu Taimiyah, siapakah yang lebih memilih kepemimpinan Mu’awiyah? Apakah kaum Mukminin yang shalihin? Atau kaum munafik dan sisa-sisa kaum kafir yang belum sempat dipenggal kepalanya oleh pedang Islamnya para sahabat?!  Atau kaum Arab baduwi yang lebih memilih dunia ketimbang Akhirat?!

Akhirul Kalam:

Tidak dengan maksud menilai keagungan Sayyidina Ali ra. dengan apapun selain keagungan kepribadiannya, keadilannya, kepatuhannya kepada Allah dan Rasul-Nya dan jasa-jasa besar untuk Islam dan umat Islam! Tanpa bermasud demikian, kami katakan bahwa sejarah telah membuktikan bahwa telah bergabung bersama Ali para sahabat agung dan as Sâbiqûn al Awwalûn, para sahabat Perang Badr, Uhud dan yang berbaiat di bawah pohon/bai’atur ridhwân dalam menumpas para pemberontak, khsususnya Mu’awiyah dan kelompoknya yang ditegaskan Nabi saw. dalam sabdanya sebagai PENGANJUR KEPADA API NERAKA! Dan mereka menganggapnya sebuah kemuliaan dapat dipilih Allah untuk membela Ali dalam peperangannya itu…. sementara tidak bergabung bersama Mu’awiyah dalam memerangi Sayyidina Ali ra. melainkan sisa-sisa kaum kafir Quraisy, kaum munafik Arab Baduwi dan para penyembah dunia!

Di sini saya berharap, Ustadz Firanda dan antek-antek Wahhâbi lainnya sanggup menyebutkan nama-nama para sahabat Nabi mulia yang bergabung bersama Mu’awiyah dalam aksi kemunafikan dan kekafirannya itu!

Kami menanti Ustadz Firanda dan antek-antek Wahhâbi lainnya untuk tidak malu-malu menyebut nama-nama ‘Salaf Shaleh’ kaum Wahhâbi dari kalangan kaum munafik generasi awal yang telah memerangi Khalifah Ali ra.!


[1] Ibid.8/234.

[2] Ibid.7/131.

[3] Hadis telah diriwayatkan oleh banya ulama, diantaranya adalah:

1) Imam Muslim dalam Shahihnya

2) An Nasa’i dalam Sunannya dengan dua jalur dan dalam Khashâishnya dengan tiga jalur: hadis 95,96 dan 97, yang semuanya sahih berdasarkan komentar Abu Ishaq al Hawaini (korektor kitab Khashâish).

3) Turmudzi dalam Sunannya, Manâqibu Ali, bab 95 (Tuhfatu al Ahwadzi,10/239-230) dan ia berkata, :Hadis ini hasan sahih.”

4) Ibnu Mâjah dalam Shahihnya,bab fadhlu ali ibn Abi Thalib ra.,1/42, hadis114. Ia hadis pertama dalam bab itu.

5) Ibnu Abi ‘Âshim dalam kitab Sunnahnya,2/598.

6) Abu Nu’aim dalam Hilyatu al Awliyâ’,4/185 dari tiga jalur dari Adiy ibn Tsâbit dari Zirr, kemudian ia berkata, “Hadis ini muttafaqun ‘alaih (disepakati kesahihannya)”. Setelahnya ia menyebutkan banyak ulama yang meriwayatkan dari Adiy.

7) Al Muttaqi al Hindi dalam Kanz al ‘Umâlnya,6/394 dan ia berkata, “hadis ini telah dikeluarkan oleh Al Humaid, Ibnu Abi Syaibah, Ahmad ibn Hanbal, Al Adani, At Turmudzi, An Nasa’i, Ibnu Mâjah, Ibnu Hibbân, Abu Nu’aim dan Ibnu Abi ‘Âshim.

[4] Ibid.4/105.

[5] Ibid.2/89.

.

21 Tanggapan

  1. ini bukti baru ya pak abu?
    Kalau begit benar juga para ulama yang mengatakan kalau ibnu taimiyah itu munafik karena sikap bencinya kepada imam Ali.
    Himbauan buat yang mau bantah tulisan ini tolong pakai dalil donk! jangan asal bicara aja!

  2. super sekali…..
    saya mah bisa ucapain terika kasih kepada kang abu….
    saya bener-bener seneng ketemu blog ini…. informatif…. konsisten… tidak basa basi… tegas…. dan yang istimewa bukti/dalilnya pas!!!

  3. Syubhat Perkataan Ibnu Taimiyah yang Dikira Mencela Sahabat Ali

    Alhamdulillah. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Muhammad saw, keluarga dan para sahabat beliau.

    Wahai saudaraku, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dikenal sebagai ulama Ahlussunnah wal-Jamaah yang paling gigih melakukan bantahan terhadap kelompok-kelompok ahli bid’ah. Di antaranya kelompok Syiah Rafidhah. Salah seorang ulama Syiah Rafidhah, Ibnu Muthahhar, telah mengarang kitab dengan judul Minhaj al-Karamah fi Ushul al-Imamah. Kitab ini mempropagandakan aqidah-aqidah Syiah Rafidhah yang sesat yang ciri khasnya adalah mencela para sahabat Nabi saw. dan mengkafirkan mereka selain Imam Ali ra.

    Syaikhul Islam disodori kitab tersebut dan diminta untuk membantahnya. Maka beliau membantahnya dengan menyusun kitab Minhaj as-Sunnah fi Naqdhi Da’awi ar-Rafidhah wa al-Qadariyah. Beliau memberikan bantahan dengan bantahan yang tuntas dan memuaskan sehingga kelompok Rafidhah hanya bisa mencari celah-celah di dalam kitab beliau dalam rangka menjatuhkan nama baik dan dakwah beliau. Di antaranya adalah kata-kata beliau yang secara sepintas dipahami membenci atau merendahkan sahabat Ali. Sayangnya, hal demikian juga dilakukan sebagian Ahlussunnah yang mengkritisi beliau karena dianggap merendahkan Imam Ali. Semua itu disebabkan karena tidak memahami perkataan beliau secara utuh atau karena dengki dan rasa benci.

    Sebagai contoh dari apa yang saya telah katakan, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan di dalam kitab Minhaj as-Sunnah (7/80),

    وقد علم قدح كثير من الصحابة في علي

    “Dan sesungguhnya telah diketahui celaan banyak sahabat terhadap Ali.”

    Dari sini mereka menuduh Syaikhul Islam membenci sahabat Ali ra. Maka bantahan atas syubhat tersebut adalah berikut ini.

    Perlu kita tekankan dalam bab ini dan lainnya bahwa perkataan seorang alim bukanlah sesuatu yang harus diterima secara mutlak. Diterima dan tidaknya harus berdasarkan dalil. Jika sesuai dengan dalil, kita terima dan jika tidak sesuai, kita tinggalkan. Imam Syafi’i berkata, “Jika kamu melihat pendapatku bertentangan dengan hadits, ambillah hadits dan tinggalkanlah pendapatku.”

    Setiap ulama, siapapun dia, Ibnu Taimiyah atau lainnya, bukanlah orang yang maksum. Maka setiap orang dapat mengalami kesalahan, kecuali para Nabi as. Ini adalah suatu kaedah yang penting yang sering kali terabaikan oleh manusia.

    Adapun berkaitan dengan Syubhat di atas, kita tidak boleh memahaminya secara terpisah dari pokok pemikiran yang ingin disampaikan penulis, yakni Ibnu Taimiyah. Pokok pemikiran yang ingin disampaikan Ibnu Taimiyah adalah tidak membatasi tanda-tanda munafik hanya karena benci terhadap sahabat Ali bin Abi Thalib ra. Hal itu disebabkan sebagian orang dalam mendukung pemikiran bahwa benci terhadap Ali bin Abi Thalib ra. berarti munafik menggunakan sebuah riwayat dari Abu Said al-Khudri ra., ia berkata, “Sesungguhnya kami kaum Anshar mengetahui oang-orang munafik karena kebencian mereka terhadap Ali bin Abi Thalib.” Riwayat ini adalah dhaif. Syaikh Albani mengatakan, “Sanadnya dhaif jiddan.”

    Syaikhul Islam menyebutkan ungkapan di atas dalam rangka membantah sesuatu yang ingin ditetapkan oleh kaum Rafidhah. Yakni, hanya kebencian kepada Ali bin Abi Thalib atau mencelanya adalah sifat munafik. Maka Syaikhul Islam mengatakan, “Sesungguhnya ini merupakan kedustaan atas Abu Said menurut pakar hadits. Aku tidak menemukan sumber hadits palsu ini.”

    Setelah menjelaskan batilnya dalil naqli mereka karena sanadnya dhaif, Syaikhul Islam berpindah kepada sesuatu yang lain. Beliau berkata, “Seandainya memang Abu Said mengatakan demikian, ini hanyalah satu perkataan sahabat dari Abu Said. Dan perkataan satu sahabat yang bertentangan dengan sahabat lain bukanlah hujjah berdasarkan kesepakatan ulama.”

    Beliau mengatakan, “Yang kami maksudkan di sini, perkataan bahwa tidak ada tanda munafik kecuali membenci Ali adalah perkataan yang tidak benar. Tidak ada seorang sahabat pun yang berkata demikian. Tetapi, yang dapat dikatakan adalah, “Sesungguhnya membenci Ali merupakan bagian dari tanda-tanda munafik, sebagaimana tersebut dalam hadits marfu’, “Tidak membenciku kecuali orang munafik.” Awal hadits berbunyi, “Sesungguhnya Nabi yang Ummu telah membuat janji bahwa tidak mencintaiku kecuali orang mukmin dan tidak membenciku kecuali orang munafik.”

    Yang demikian dapat dipahami secara benar, karena barangsiapa yang mengetahui apa yang ada pada diri Ali bin Abi Thalib berupa iman kepada Allah dan Rasul-Nya dan jihad di jalan-Nya, kemudian membenci karena hal itu, dia adalah orang munafik.”

    Syaikhul Islam mengakhiri perkataannya dengan hakikat yang penting. Ia mengatakan, “Pendek kata, munafik karena membenci Umar lebih jelas daripada karena membenci Ali. Karena itulah, ketika kaum Rafidhah adalah kelompok yang paling besar munafiknya, mereka menyebut Umar bin Khattab sebagai Fir’aun umat ini. Mereka mendukung Abu Lukluah yang merupakan makhluk yang paling kafir dan paling besar permusuhannya terhadap Allah dan Rasulullah. Wallahu a’alam.”

    Inilah pokok pemikiran yang ingin disampaikan oleh Syaikhul Islam dalam penjelasan yang panjang.

    Sekarang kita membahas ungkapan Ibnu Taimiyah yang dianggap celah oleh kaum Rafidhah untuk menjatuhkan martabat beliau secara khusus dan Ahlulssunnah secara umum. Yakni ungkapan beliau, “Dan sesungguhnya telah diketahui celaan banyak sahabat terhadap Ali.”

    Ungkapan ada ini dalam konteks pokok pemikiran tadi. Beliau mengatakannya setelah menjelaskan batilnya riwayat yang digunakan dalil oleh Rafidhah bahwa para sahabat tidak mengetahui orang munafik kecuali karena benci terhadap Ali bin Abi Thaliba ra. Beliau juga menyebuatkan bahwa pemahaman tersebut bertentangan dengan realita.

    Hal itu karena di dalam sejarah panjang kehidupan Ali bin Abi Thalib ra. telah terjadi banyak perselisihan antara Ali bin Abi Thalib dan sebagian sahabat. Perselisihan ini terkadang membuat sebagian mereka mencela temannya. Perselisihan ini tidaklah masuk dalam hadits, “Tidak membenciku kecuali orang munafik.” Yang dimaksud benci di sini adalah benci karena agama. Karena itulah, Syaikhul Islam berkata setelahnya, “Sesungguhnya barangsiapa yang mengetahui apa yang ada dalam diri Ali ra. berupa iman kepada Allah dan Rasul-Nya dan jihad di jalan-Nya, kemudian membencinya karena itu, maka dia orang munafik.” Maksudnya, membencinya karena agamanya dan perjuangannya terhadap Islam.

    Adapun contoh-contoh celaan atau kebencian sebagian sahabat kepada Ali seperti berikut.

    Dari Abdillah bin Buraidah dari ayahnya, ia berkata, “Nabi saw. mengutus Ali kepada Khalid untuk mengambil seperlima (ghanimah). Ketika itu aku membenci Ali dan sesungguhnya ia telah mandi. Lalu aku berkata kepada Khalid, “Apakah kamu tidak melihat ini?” Ketika kami datang kepada Nabi saw., aku menyebutkan hal itu kepada beliau. Beliau bersabda, “Wahai Buraidah, “Apakah kamu membenci Ali?” Aku menjawab, “Ya.” Beliau bersabda, “Janganlah kamu membencinya. Sesungguhnya ia berhak mendapat bagian dari seperlima yang lebih banyak daripada itu.” (HR. Bukhari)

    Di sini kita menemukan sahabat Buraidah berterus terang membenci Ali di hadapan Nabi saw. Meskipun demikian, beliau tidak menghukuminya sebagai orang munafik, padahal beliaulah yang mengatakan, “Tidak membencimu kecuali orang munafik.” Hal ini karena perselisihan mereka bukan karena agama, tetapi perselisihan pribadi.

    Lebih jelas daripada itu adalah riwayat yang panjang tentang perselisihan antara Ali bin Abi Thalib dan Abbas ketika keduanya datang kepada Umar. Dalam riwayat Muslim disebutkan berikut ini.

    “Maka Umar bin Khattab mengizinkan keduanya. Lalu Abbas berkata, “Wahai Amirul Mukminin, putuskanlah (hukum) antara aku dan pendusta, pendosa, penipu dan pengkhianat ini.” Maka orang-orang berkata, “Benar, wahai Amirul Mukminin. Putuskanlah antara mereka dan buatlah mereka damai.” (HR. Muslim)

    Di sini kita temukan sahabat Ali tidak menyebut Abbas dengan, “Wahai orang munafik.” Sahabat Ali tidak menganggap Abbas sebagai orang munafik, meskipun Ali mengetahui hadits, “Tidak membenciku kecuali orang munafik.” Sesungguhnya sahabat Ali mengetahui bahwa perselisihan di antara mereka berdua hanyalah perselisihan manusiawi yang tidak ada kaitannya dengan agama.

    Dengan demikian jelas bahwa mencela sahabat Ali yang menjadikan munafik adalah mencela karena agamanya. Adapun mencela karena urusan duniawi tidak termasuk dalam kategori munafik, karena faktanya banyak sahabat yang melakukan celaan terhadap Ali, begitu juga sebaliknya. Dan mereka pun tidak saling mengkafirkan. Bahkan ketika Ali bin Abi Thalib ra. ditanya tentang musuh-musuhnya dalam perang Jamal, “Apakah mereka orang-orang musyrik?” Ali menjawab, “Mereka lari dari kemusyrikan.” Beliau ditanya, “Apakah mereka orang-orang munafik?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya orang-orang munafik tidak mengingat Allah kecuali sedikit.” Beliau ditanya, “Kalau begitu, siapa mereka?” Beliau menjawab, “Mereka saudara-saudara kami yang memberontak kami.” (HR. Baihaqi)

    Demikianlah penjelasan mengenai syubhat dalam ungkapan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Ini adalah satu contoh yang bisa dijadikan pelajaran terhadap masalah-masalah lain yang seringkali digunakan orang yang tidak suka dengan Ibnu Taimiyah sebagai celah untuk menjatuhkan martaba dan dakwah beliau. Wallahu a’lam.

    _____________
    Abu Salafy

    Lihat tanggapan saya DISINI

  4. bravo pak Abu.

  5. maju teus ustad abu………..
    ALLAHU AKBAR…………

    • maju si maju, tapi tolong dong pak abu salafy, komen saya yang belakangan kok gak dikeluarin, dimoderasi terus.

      takut ya?, ketahuan belangnya. Kalo begini caranya dengan berat hati mau gak mau saya katakan Abu salafy adalah PENGHIANAT ILMIAH sebelum ia keluarkan komentar saya yang sudah saya tulis tersebut.

  6. MAS YANG KERJAANNYA SUKA NGGAK BERANI NAMPILKAN KOMEN YANG REPOT SIH WAHABI BUKAN UST. ABU… BUKTINYA YUO PUNYA KOMENTAR YANG NGAWUR2 AJA DITAMPILKAN…………
    JANGAN ASAL FITNAH MAS!!!!!!!!! INI BULAN PUASA

  7. untuk apa takut kang abu fachri… lawong komen kamu itu sring nggak nyambung… semua di sini juga bisa nilai kok…
    wassalam… mana firandanya

    • inilah kebiasaan klen yang jelek, suka mengeralisir pernyataan :

      “semua di sini juga bisa nilai kok…”

      kalian terlalu seringa pake bahasa cari dukungan! istilahnya lihat-lihatan!

      kira posisi aman atau nggak ya?

      ya khan??!!

  8. dah hampir sebulan nih tapi firandanya belum juga nongol…. nggak seru deh

  9. terbukti memang ABU SALAFY adalah PENGKHIANAT ILMIAH, sudah beberapa hari ini, komen saya tentang “Syubhat Perkataan Ibnu Taimiyah yang Dikira Mencela Sahabat Ali” gak nongol2.

    Cukup sudah pertemuan kita!

    Buat apa kita berdiskusi dengan PENGKHIANAT ILMIAH, kalo dia akan selalu mengelabui kita dengan segala macam cara!

    Terima kasih, wassalam!

    ____________
    Abu Salafy

    Sabar sobat Abu Fachri, kami akan turunkan artikel yang terkait komen anda, jadi jangan tergesa-gesa, semua akan kami tanggapi… blog ini bukan blog salafy/wahabi yang takut menampilkan komen pembaca yang berseberangan, juga tidak seperti web/blog ustad Firanda yang juga dikeluhkan banyak pembaca disini karena tidak berani menampilkan komentarnya.
    Silahkan lihat komentar Sdr Solihin ini
    sementara kami masih fokus menulis beberapa artikel.

  10. ga ada yang bisa diucapkan kepada pembohong besar selain “KITA BUKTIKAN DI AKHIRAT KELAK, SIAPA YANG BERDUSTA DAN SIAPA YANG BENAR.!!”

  11. selamat berjuang ust. abu!

  12. Aduhh.. kayak kasus dahulu kejadian ama abu sayev vs abu salay (gadungan).. di sensor tuh postingan abu sayev katanya dengan alasan Ilmiah gtu bukan cuma ngurus abu sayev aja, padahal di wall dinding ujung webnya berkata laen… lucu ne web
    o iya Abu salafy ini ,
    satu orangkah
    organisasi kah
    wanita atau perempuan kah
    pernah nonggol dimana
    pernah g liat batang idungya bagi yg ngefans ama dia
    semua itu adalah tanda tanya..?

  13. Hati hati kpd para pembaca..pembuat blok ini/abu salafy byk membuat fitnah..jgn sampai trpengaruh..org2 salaf sgt mhhormati smua sahabat trmasuk Ali R.A..hati2..blok ini berbau syiah laknatutullah..pakai alquran n hadits sbg RUJUKAN…

  14. syiah LAKNATULLAH.sdh terbukti kebodohannya,kezalimannya di suriah,di irak dll.mereka mgkultuskan ali R,A sbg tuhan mrk n para imamnya maksum/terbebas dr dosa..ya Allah hancurkan & musnahkan syiah.,yahudi n org2 kafir krn mrk byk mmbuat kerusakan & menyekutukan Engkau sbg tuhan yg wajib disembah di dunia ini

  15. Abu fachri kepanjangan dasi sampai hilang akalnya… aku baru tau kalau si abu fachri itu jongosnya firanda.. firanda takut dibuat malu jadi nyuru jongosnya…
    maaf ya aku gunakan bahasa wahabi agak kasar…. takut wahabi nggak bisa ngerti kalau pakai bahasa orang solo alusan

  16. pemuja ibn taymiah kalo muncul bawaannya mencela…mengaku pengikut salaf saleh tapi yg keliatan nurut sama wong salah. nabi datang membawa rahmat mereka membawa laknat

  17. memang begitu itu sikap dan akalnya para wahabi pengikut arab-arab baduwi dari Najd yang kebanyakannya buta… dan yang pastinya sih buta mata hati mereka!
    ben Bazoka alias bin baz buta…
    yang satu lagi juga buta…
    yang ketiga juga buta…
    memangnya ullama wahabi buta semua ya?
    apa itu kutukan Allah krn suka ngntip TKW nanti?
    wallahu a;lam…. aku tdk berani menuduh….

  18. opo wae kok podo pinter pinteran,,,sakno seng awam.garai terjerumus n0k neroko

Tinggalkan Balasan ke sastrohandoyo Batalkan balasan