Persembahan Untuk Kaum Salafi Wahhabi!
Bagi Anda yang rajin meneliti kebiasaan kaum Mujassim Musyabbihah pendahulu kaum Wahhâbi Salafi pasti Anda tidak keget dengan kebiasaan buruk mereka dalam memalsu ucapan dan atau pendapat para ulama Salaf, baik dari kalangan sabahat, bati’în maun para imam mazhab!
Hal demikian karena memang sejak awal merasa bahwa kesesatan pendapat dan akidahnya tidak akan mampu ditegakkan di atas dalil-dalil yang berkualitas… Al Qur’an dan Sunnah shahihah tidak pernah mendukung penyimpangan akidah mereka! Sebagaimana penyimpangan mereka sama sekali tidak pernah direstui oleh para pembesar umat Islam! Maka demi mempertahankan penyimpangan dan kesesatan akidah mereka, di hadapan mereka tidak banyak pilihan kecuali memalsu hadis atau ucapan para imam mazhab!
Inilah yang terjadi… Imam Malik mereka aku sebagai berakidah seperti akidah menyimpang mereka… kemudian diproduklah atsar/ucapan dan kemudian mareka dnisbatkan kepada Imam Malik… atau mereka berusaha memperkosa ucapan Imam Malik agar terlihat sesuai dengan penyimpangan akidah mereka!
Imam Syafi’i ra. tidak terkacuali! Beliau diaku sebagai berakidah menyimpang seperti mereka dalam keyakinan tentang ketuhanan! Khususnya dalam masalah bahwa Allah SWT bertempat dan manggon di atas singgasana-Nya! Mendekat secara fisakal dengan makhluk-Nya!
Kaum Wahhâbi Salafi Mujassimah Musyabbihah berkata:
قال الإمام الشافعي رحمه الله(204ه) (القول في السُّنة التي أنا عليها ورأيت أصحابنا عليها أهل الحديث الذين رأيتهم وأخذت عنهم مثل سفيان ومالك وغيرهما الإقرار بشهادة أن لا إله إلا الله , وأن محمداً رسول الله وأن الله تعالى على عرشه في سمائه يَقرُب من خلقه كيف شاء وأن الله تعالى ينزل إلى السماء الدنيا كيف شاء.
“Imam Syafi’i –rahimahullah (W.204 H) berkata, “Pendapat (yang benar) yang sesuai dengan Sunnah yang saya yakini dan saya saksikan para ulama kami dan para Ahli Hadis yang saya belajar (agama) dari mereka seperti Sufyan ats Tsawri, Malik dan lainnya meyakininya adalah: Bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Dan sesungguhnya Allah –Ta’âla- berada di atas Arsy-Nya di atas langit sana, Dia mendekat dari ciptaan-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Dan bahwa Allah turun ke langit terdekta (dengan bumi) sesuai dengan yang Dia kehendaki.”
Demikianlah kaum Wahhâbi Salafi meyakinkan kaum awam dengan kutipan para imam mazhab dan pembesar umat Islam generasi awal.
Tetapi apakah penukilan atas nama Imam Syafi’i Imam Malik dan Sufyan di atas itu valid sehingga mereka berhak bersandar kepadanya?! Atau ia hanya sekedar kebohongan yang sengaja diproduk oleh pendahulu kaum Wahhâbi Salafi yang memang punya track record dalam kebiasaan memalsu atas nama Nabi, para sahabat dan para umat demi membela keyakinan sesatnya!
Dan yang tidak dapat dipungkiri bahwa kaum Wahhâbi Salafi sekarang ini (yang mengaku mewarisi ajaran PS2 (Para Salaf Shaleh) telah membangun banyak bagian vital dalam akidahnya di atas hadis-hadis dan dukumen-dokumen palsu! Mungkin itu karena dorongan semangat keberagamaan mereka dan juga karena leuguan mereka (baca kedunguan) dalam menganbil agama dari sumber terpercaya! Karena semangat yang berapi-api sehingga mereka rela membangun akidahnya di atas riwayat-riwayat kaum pemalsu! Sementara itu mereka mengecam habis-habisan pihak lain hanya kerena mengambil hadis dha’îf dalam Fadhâilul Amal/amalan-amalan yang anjuran dalam agama!
Abu Salafy:
Apa yang dikatakan dan dinukil oleh kaum Salafi Wahhâbi di atas adalah kepalsuan belaka atas nama Imam Syafi’i! Ia adalah produk seorang pemalsu yang tidak punya malu! Dokumne ucapan Imam Syafi’i itu dapat Anda temukan dalam kitab Mukhtashar al Uluw:176 dan juga dalam kitabnya Ibnu Qayyim al Jauziyah (penjaja akidah Tajsîmnya Ibnu Taimiyah) yang berjudul Ijtimâ’ al Jusyûsy dengan redaksi sebagai berikut:
روى شيخ الإسلام أبو الحسن الهكاري ، والحافظ أبو محمد المقدسي بإسنادهم إلى أبي ثور وأبي شعيب كلاهما عن الإمام محمد بن إدريس الشافعي ناصر الحديث رحمه الله قال: القول في السنة التي أنا عليها ورأيت أصحابنا عليها أهل الحديث الذين رأيتهم وأخذت عنهم مثل سفيان ومالك وغيرهما الاقرار بالشهادة أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله ، وأن الله تعالى على عرشه في سمائه يقرب من خلقه كيف شاء وأن الله ينزل إلى السماء الدنيا كيف شاء . . . وذكر سائر الاعتقاد ”
“Syeikhul Islam Abul Hasan al Hakâri dan al Hafidz Abu Muhammad al Maqdisi dengan sanad mereka kepada Abu Tsaur dan Abu Syu’aib keduanya dari Imam Muhammad bin Idris asy Syafi’i –pembela Sunnah- semoga rahmat Allah atasnya, ia berkata, ““Pendapat (yang benar) yang sesuai dengan Sunnah yang saya yakini dan saya saksikan para ulama kami dan para Ahli Hadis yang saya belajar (agama) dari mereka seperti Sufyan ats Tsawri, Malik dan lainnya meyakininya adalah: Bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Dan sesungguhnya Allah –Ta’âla- berada di atas Arsy-Nya di atas langit sana, Dia mendekat dari ciptaan-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Dan bahwa Allah turun ke langit terdekta (dengan bumi) sesuai dengan yang Dia kehendaki.” (kemudian beliau menyebut seluruh poin akidah… )
Abu Salafy:
Demikianlah, para ustadz Wahhâbi Salafi (yang baru melek agama itu) seakan menemukan wahyu langit yang tersembunyi di gua-gua para Salaf. Mereka segera menari-nari kegeringan hingga lupa daratan bahwa tenyata dokumen yang mereka banggakan itu adalah hasil produk kaum pemalsu yang mengatas namakan Imam Syafi’i…. tetapi karena mereka akadah kaum lugu (baca muallaf yang baru bergelut dengan dunia agama) maka mereka menerimanya dan mekaska selurh kaum Muslim untuk meyakininya dengan mengabaikan akal sehat dan etika berakidah sebagaimana mereka yang telah membuang akal-akal mereka yang Allah anugerahkan sebagai pembela manusia dengan binatang ternak!!
Perhatikan wahai saudaraku yang sedang tertipu perawi yang meriwayatkan dokumen ucapan Imam Syafi’i di atas! Pasti kamu dengan mudah mengerti bahwa ternyata ia adalah dokumen palsu!
Para Perawi Dokumen Ucapan Imam Syafi’i Adalah Para Pembohong!
Perhatikan nama pertama yaitu al Hakâri. Dia adalah seorang gembong pembohong besar/kadzdzâb! Adz Dzahabi dalam Mîizân-nya,3/112 berkata:
قال أبو القاسم بن عساكر : لم يكن موثوقاً به ، وقال ابن النجار : متهم بوضع الحديث وتركيب الأسانيد
Abul Qâsim bin ‘Asâkir berkata, “Ia tidak dapat dipercaya. Ibnu an Najjâr berkata, “Ia tertuduh gemar memalsu hadis dan menyusun sanad (untuk dirakitkan dengan teks hadis/ucapan sahabat atau lainnya)”
Ibnu Hajar dalam Lisân al Mîzân-nya,4/159 berkata:
وكان الغالب على حديثه الغرائب والمنكرات ، وفي حديثه أشياء موضوعة ورأيت بخط بعض أصحاب الحديث أنه كان يضع الحديث بأصبهان
وقال ابراهيم بن محمد بن سبط ابن العجمي ابو الوفا الحلبي الطرابلسي في كتابه “الكشف الحثيث عمن رمى بوضع الحديث الجزء الاول صفحة 184: علي بن أحمد شيخ الإسلام أبو الحسن الهكاري قال بن النجار متهم بوضع الحديث وتركيب الأسانيد قاله الذهبي في ترجمة عبد السلام بن محمد”
“Dan yang dominan dalam hadis riwayatnya adalah hadis-hadis Gharî dan Munkar. Dan dalam hadisnya banyak hal palsu. Dan aku menyaksikan (kesaksian) dengan tulisan tangan sebagian Ahli Hadis bahwa dia adalah telah memalsu hadis di kota Isfahan.
Ibrahim bin Muhammad bin Sibth bin al ‘Ajami; Abul Wafâ’ al Hulli ath Taharblusi dalam kitabnya al Kasyfu al Hatsîts:184 (buku yang mengungkap para parawi yang tertuduh sebagai pemalsu hadis): Ali bin Ahmad Syeikhul Islam Abul Hasan al Hakâri. Ibnu Najjâr berkata, “Ia tertuduh sebagai pe,malsu hadis dan menyusun mata rantai sanad. Demikian dikatakan adz Dzahabi ketika menyebut biodata Abdus Salâm bi Muhammad.”
Abu Salafy:
Dan dia adalah seorang pembohong dan pemalsu hadis! Lalu apakah Anda suci membangun akidah Anda di atas dokumen produk seorang pembohong besar?! Tentu setiap orang berakal sehat tidak akan sudi. Tetapi bagi kaum Wahhâbi Salafi hal demikian bukan masalah selama dokumen itu sesuai dengan kesesatan akidah mereka!
Perawi Kedua:
Nama perawi lain yang harus segera Anda teliti adalah Abu Syu’aib. Ia mengklaim bahwa ia menukil akidah itu dari Imam Syafi’i. Coba kita perhatikan baik-baik! Ternyata ia baru lahir dua tahun setelah wafat Imam Syafi’i! Demikian ditegaskan dalam kitab târîkh Baghdad,9/436.
Abu Salafy:
Adapun akidah yang dinisbatkan kepada Imam Syafi’i dari riwayat Abu Thalib al ‘Usyâri seperti yang disebutkan dalam kitab Thabaqat karya Abu Ya’la,1/283 dan kitab Ijtimâ’ al Juyûsy al Islamiyah:165 adalah tidak benar! Sanadnya tidak shahih kepada Imam Syafi’i. Kendati sebagian orang berusa memasarkan akidah itu atas nama Imam Syafi’i. Pada mata rantai sanadnya terdapat seorang pembohong besar dan pemalsu hadis/kadzdzâb wadhdhâ’ yaitu Abul ‘Izz Ahmad bin Ubaidullah bin Kâdisy (W.526).
Dalam Mîzân-nya,1/118 adz Dzahabi berkata tentangnya:
قال ابن النجار : كان ضعيفا في الرواية ، مخلطا كذابا ، لا يحتج به ، وللأئمة فيه مقال.قال السمعاني : كان ابن ناصر يسيء القول فيه . وقال عبد الوهاب الأنماطي : كان مخلطا .
“Ibnu Najjâr berkata, “Ia seorang yang lemah dalam periwayatan. Kacau balau riwayatnya. Seorang pembohong. Tidak boleh dijadikan hujjah. Para imam/ulama besar telah berbicara banyak tentangnya.
As Sam’âni berkata, “Ibnu Nâshir menilai buruk tentangnya.”
Abdul Wahhâb al Anmâthi berkata, “Ia seorang yang kacau riwayatnya.”
As Sam’ani juga berkata, “Aku mendengar Nâshir berkata, “Aku mendengarIbrahim bin Sulaiman berkata, “Aku mendengar Abul ‘Izz ibn Kâdisy berkata, ‘Aku telah memalsu hadis atas nama Rasulullah saw.” ia telah mengakuinya di hadapanku.
Al hasil kegemarannya dalam memaslu hadis tidak samar bagi para ulama. Dia juga gemar memalsu hadis yang menmuji-muji Sayyidina Abu Bakar ra. dan dia menganggapnya sebagai amal kebajikan. Lebih lanjut baca Lisân al Mîzân,1/218.
Adapun al Usyâri.
Adapun al Usyâri Abu Thalib Muhammad bin Ali al Usyari (W.452 H) kendati ia dinilai sebagai seorang yang shadûq akan tetapi karena keluguan dan kelengahannya ia menyampaikan banyak hadis palsu termasuk tentang keutamaan bulan Sya’ban dan juga akidah yang diatas-namakan Imam Syafi’i. Demikian ditegaskan oleh adz Dzahabi dalam Mîzân-nya,3/656 dan Ibnu Hajar dalam Lisân al Mîzân-nya,5/301.
Abu Salafy:
Sampai di sini jelaslah bagi Anda bagaimana kualitas dokumen yang dibanggakan kaum Wahhâbi Salafi dalam membangun akidah miring mereka! Mereka siap menerima kepalsuan demi mazhab mereka bahwa mereka tidak segen-segan juga memalsu riwayat demi mendukung akidah menyimpang mazhab mereka!
Penutup:
Dan sebelum menutup kajian ini saya ajak Anda menyimak akidah yang diyakini Imam Syafi’i yang menunjukkan bagaimana beliau menyucikan Allah dari tasybîh dan tajsîm yang diadopsi kaum Salafi dari para pendahulu mereka:
ءامنت بلا تشبيه وصدقت بلا تمثيل واتهمت نفسي في الإدراك وأمسكت عن الخوض فيه كل الإمساك
“Tentang Istiwâ’ Imam Syafi’i berkata: Aku beriman tanpa penyerupaan dan aku membenarkan tanpa tamtsîl/penyamaan. Dan aku menuduh (pendapat) pribadiku dalam menjangkau pemahaman tentangnya dan aku menahan diri dari secara total menjeburkan diri dalam membahas masalah ini.”[1]
Tentang keyakinan bahwa Allah SWT tidak bertempat (berbeda dengan akidah kaum Wahhâbi Salafi dan para pendahulu mereka), Imam Syafi’i menegaskan:
“إنه تعالى كان ولا مكان فخلق المكان وهو على صفة الأزلية كما كان قبل خلقه المكانَ لا يجوز عليه التغييرُ في ذاته ولا التبديل في صفاته”
”Sesunngguhnya Allah telah ada sebelum ada tempat. Lalu Dia menciptkan tempat. Dia tetap dengan sifat Azaliyahh-Nya sebagaimana sebelum Dia menciptkana tempat. Dia boleh/mengalami perubahan dalam Dzat-Nya dan juga dalam sifat-Nya.”
Demikian dinukil oleh Imam az Ziabidi dalam kitabnya Ithâf as Sâdah al Muttaqîn,2/24’
Mudah-mudahan Allah menjaga akidaah kita dari penyimpangan kaum Mujassimah Musyabbihah.
[1] Lebih lanjut baca al Burhân al Muayyad; Imam Ahmad Rifâ’i:24 dan Daf’u Syubah Man Syahhaba wa tamarrada; Imam Taqiyyuddîn al Hishni:18.
Filed under: Akidah, Akidah Tajsim & Tasybih, Fatwa Jenaka Wahabi, Fatwa Wahabi-Salafy, Ibnu Abdul Wahab, Kajian Hadis, Kenaifan Kaum Wahhabi, Manhaj, Mengenal Pemimpin Wahabi, Menjawab Web/Blog Wahabi/Salafy, Ulah Wahabi, Ulama' Ahlusunnah |
kepada siapapun, orang yang kayak abu salafy ( kapiken jeneng ) rasah ditanggapi, tambah kesel tur mumet, tokne ae, dongakne ae oleh hidayah.
PINTER KEBLINGER YO NGONO KUI
mantap kang abu salafyartikelnya, LANJUTKAN PERJUANGAN AKANG, SEMOGA ALLAH SWT MEMBERKAHI AKANG!
fakta mayoritas muslimin di dunia termasuk indonesia sampai sekarang meyakini Allah ada tanpa tempat dan arah. wahabi dan sejenisnya hanya sebagian kecil yg dg aqidah tasybih dan dana besar dari saudi banyak menyesatkan sebagian kaum muslimin.
innalillahi.. ulama’2 yg diakui keilmuanya di dunia islam bukan yg anti madzab. inilah fakta dalam berita u abu aisyah
Abu Salafy:
Benar! Dan Anda bisa baca lebih lanjut artikel2 di sini dengan judul Ternyata Tuhan Tidak Di Langit
Yang penting kenyataannya bang Abu Aisyah, ayo lawan dengan hujjah yang ilmiah juga dong. Jangan OMDONK…………….. Maaf.
lagi-lagi abu aisyah kelihatan “pinternya” deh… pusing ya dipikul hujjahnya ustadz Abu Salafy… ganti aja namanya kang dengan Abi Hindun… emaknya Mu’awiyah!!!
biasanya konco konco wahabi kalau tidak bisa bantah mrk menempuh 1 dari 2 cara:
NGOMEL NGOMEL
ATAU : MELARIKAN DIRI DARI DISKUSI!
SAYA JAMIN DEH, PERHATIKAN AJA KOMENT MRK, KAYA APA?
ya kalo orang sperti saya ga ada apa2nya dibanding Abu Salapi,krna bliau sekolahnya di luar ngeri.tapi kenyataannya bliau ga mau menunjukkan identitas diri.agar yg sekelas dengan Abu salapi bisa berdiskusi/berdialog secara langsung.kenyataanya siapa yg sembunyi??bersikap objektif masbro.sebelum antum menilai sesuatu,kenalilah benar2.antum memperhatikan wahabi hanya dri luar.jadi belum tau sendiri dalemnya kayak apa.orang awam sperti kita hanya menunggu hasil dialog langsung abu salapi cs dengan para ulama/ustad wahabi.mungkin abu salapi sendiri yg ga mau muncul.
jangan nisbatkan dulu diri anda sebagai sesuatu, anggaplah semua yang ada diatas sebagai tambahan ilmu, jadikan lah dulu diri anda2 semua sebagai murid yang ingin menimba ilmu sebanyak banyaknya dari apa yang anda anggap benar, karena kalau anda sudah dalami dan cari ke sumber aslinya maka mungkin anda akan berpendapat lain tentang nisbat yang sekarang anda sandang.
Karena boleh jadi sekarang anda nisbatkan diri anda kepada “a” misalnya bisa jadi anda akan berpaling ke “b”. Dst
Karena pusat ilmu ISLAM itu ada di Mekkah dan atau Madinah maka cobalah korbankan harta anda untuk belajar ilmu di universitas Islam yang ada di kedua kota itu.
Karena kebanyakan dari kita, hanya belajar dari guru2 kita saja, kita juga boleh khawatir akan pemahaman guru kita terhadap kitab tertentu atau ulama tertentu?
Maka saran saya, jadilah sarjana lulusan Mekkah atau Madinah dulu sebelum anda bisa berhujjah
mana ya dalilnya dulur wahabi
ada jaminan apa belajar nyalaf di Mekkah Madinah itu masuk surga? kalo belajarnya secara tidak langsung untuk “mencela” Nabi Muhammad SAW? untuk belajar bagaimana cara mengatakan bid’ah, syirik, kafir kepada sesama Muslim??? Jami’ah Islam itu Regeneresasi neo Khawarij kawan 😀 buktinya mereka yang lulusan sana pasti akan membid’ahkan, mensyirikkan, sampai mengkafirkan kita2 yang berada di Indonesia, mereka jadi seakan yang paling nyunnah sendiri, gak tau maksudnya sunnahnya siapa itu, sunnahnya bin Baz mungkin yaa….. Super Mentor wahabi aka salafy
penyokong dana jami’ah nyang ente maksud itu Raja Saudi, sebagai raja yang arogan dari keturunan arogan dia juga menyokong jami’ah yg arogan tentunya.
kerajaan yg sepanjang sejarahnya berjabat tangan dan tunduk dengan Imperialis musuh2 Islam 😦
Apabila salah satu kita memimami suatu sholat yang di makmumi oleh ribuan orang atau lebih, tidakkah kita akan merasa berat menimami mereka?, tidakkah ada rasa khawatir di hati kalaulah salah dalam penyelenggaraan sholat tsb, tidakkah ada rasa khawatir akan badan kita akan kesuciannya, sudahkah kita tersuci dari hadast besar maupun kecil?
Tidakkan ada rasa khawatir akan pakaian yang kita pakai, apakah juga suci dari hadast besar maupun kecil?
Tidakkah ada rasa khawatir akan sepatu atau sandal yang kita pakai akan kesuciannya.
Tidakkah ada rasa khawatir akan jalan yang kita lewati tadi sewaktu hendak ke masjid, apakah menginjak hadast besar atau hadast kecil dan menyiprat ke baju atau sarung atau celana yang kita pakai?
Tidakkah kita khawatir akan wudhu kita, apakah sudah memenuhi rukun dan syarat wudhu yang menurut tuntunan Rasulullah atau tidak?
Tidakkah ada rasa khawatir akan rukun sholat, bacaan ayat, makhrajal huruf, tajwid, tuma’ninah dll.
Jika salah satu dari urutan itu tidak terpenuhi maka kita telah salah dalam mengimami manusia maka kita harus menanggung dosa semua jamaah, Sanggupkah?
Begitu juga dengan mengajak orang ke dalam apa yang kita yakini benar, tidakkah kita punya rasa khawatir akan dosa yang akan kita tanggung?
Apa2 yang kita ucapkan sedikit2 akan merubah keyakinan yang dulu mereka yakini, ini akan merusak akhlaq mereka, akan merusak tauhid mereka, bahkan iman mereka, kalau apa2 yang kita ucapkan dulu salah, atau bersumber dari yang salah, Sanggupkah menanggung dosa mereka??
Kalau apa2 yang kita ucapkan ternyata memang haq maka kitapun akan mendapat pahala dari apa2 yang kita ajarkan??
Jadi menurut saya, kalau kita akan menanggung dosa banyak orang maka mending dakwahi dulu keluarga kita, anak, istri dll yang disekitar kita, kalaulah kita sudah punya akhlaq yang baik, tauhid yang haq dan iman yang kokoh maka itupun akan jadi perhatian orang banyak, itu juga Dakwah
Saya tidak hobi berdebat, cuma ingin bertanya :
(1) Pak Sultan Albarraw, darimana Anda dapat kesimpulan bahwa pusat ilmu Islam itu ada di Mekkah dan atau Madinah ? Bukan tradisi keilmuan Islam di Mesir jauh lebih kuat, sampai saat ini. Dan bukankah Baghdad pernah jadi pusat keilmuan dan peradaban Islam ? Dan juga Turki.; (2) Jika Rasulullah diutus untuk memperbaiki akhlak, apakah ulama (ahli ilmu) disana akhlaknya baik dibandingkan dengan Indonesia, Malaysia dan Yaman ? , (3) Beberapa ulama Indonesia, diantaranya Prof Said Agil Siradj lulusan Saudi, apa bapak mau mendengar pandangan lulusan sana yang beraliran “NU” ?
Wassalam.
hujjah yg bagus…