Tuhan Kaum Wahhâbi-Salafi Mujassimah Dipikul Empat Malaikat Dalam Beragam Bentuk Binatang!
Sungguh jahat tak terhingga pengaruh dahsyat riwayat-riwayat palsu produk kaum sesat atas akal-akal kerdil kaum dungu… sehingga tidak cukup mempermainkan akal-akal mereka untuk menerima kayakinan bahwa Allah duduk di atas singgasana/Arsy-Nya dan dipikul oleh delapan ekor kambing hutan yang kemudian mereka ta’wilkan sebagai delapan malaikat yang berbentuk kambing hutan jantang… Padahal biasanya mereka mengharamkan dengan pengharaman yang keras pena’wilan nash-nash…
Tidak cukup demikian, riwayat-riwayat palsu produk pikiran Yahudiah itu, kini riwayat-riwayat itu berhasil membodohi akal pikiran kaum Wahhâbi/Salafi Mujassimah sehingga menerima kayakinan bahwa Tuhan (yang sebelumnya mereka gambarkan dipikul delapan kambing hutan jantan itu) kini ternyata dipikul oleh empat malaikat… lagi-lagi para malaikat mulia yang bertugas menggotong Allah itu mereka gambarkan dalam bentuk binatang-binatang buas…
Semua kesesatan pikiran dan penyimpangan akidah yang mereka yakini itu sama sekali bukanlah hal yang mengherankan bagi kita…. Sebab bagi kaum yang telah membuka lebar-lebar mulut mereka untuk menelan apapun yang dilontarkan kaum sesat berupa akidah sesat kaum Yahudi Musyrik… sebab bagi akal-akal yang telah terbelenggu oleh rantai-rantai doktrin Tajsîm dan Tabsybîh tidak susah untuk menerima dan mengimani segala bentuk penggambaran Allah dengan gambaran apaun yang mustahil bagi Dzat Allah SWT yang Maha Suci dari menyerupai hamba dan makhluk-Nya….
Lagi-lagi akidah sesat itu menjadi akidah kebanggaan kaum Salafi/Wahabi yang disebar-luaskan dan dipertahankan oleh para tokoh kaum Salafi Mujassimah ini…. Entah kalau-kalau nanti mereka dibisiki oleh para pendeta Yahudi bahwa Allah itu bersemayam di ketiak Ben Baz mungkin mereka juga akan mengimaninya sembari mengatakan: Tetapi tidak sepertyi bersemayamnya kuku-kuku busuk… semua akan mereka yakini dengan alasan yang lugu namun terselip di dalamnya kajahilan bahwa semua itu sudah disebutkan dalam nash-nash agama… jadi kita wajib mengimaninya…
Maha Suci Allah dari penggambaran dan pensifatan kaum jahil yang mujassim atau pun musyabbih!!
Mungkin ada di antara kaum awam yang terarcuni oleh propaganda ajakan Wahhâbi menuduh kami berdusta atas nama mazhab Salaf…. Tetapi saya harap Anda menahan tuduhan itu sehingga Anda membaca langsung keyakinan yang dibukukan para penggede Mazhab Salafi Mujassim-Musyabbih… setelahnya saya serahkan kepadda Anda untuk menghukumi… apakah saya sedang mengada-ada dan berdusta atau memang demikian keyakinan dan akidah kaum Salafiyah?
Penegasan Tokoh Sekte Salafi Mujassim
Untuk menghemat waktu Anda, saya akan sebutkan langsung keterangan yang dicecer para tokoh kebanggaan yang sangat dikagumi oleh kaum Salafi Mujassim.
- Pernyataan Ibnu Qayyim al Jauziyah
Ketika menyebut sifat-sifat yang diyakininya sebagai sifat Tuhan, yang ia kecam kelompok yang ia namai dengan Jahmiah Mu’aththilah[1] karena tidak mengimaninya seperti ia mengimaninya, Ibnu Qayyim menyebutkan:
.
وفي مسند الإمام أحمد من حديث ابن عباس رضي الله عنهما قصة الشفاعة الحديث بطوله مرفوعاً وفيه : فأتي ربي عز وجل فأجده على كرسيه أو سريره جالساً .
.
“Dalam Musnad Imam Ahmad dari hadis Ibnu Abbas ra. Tentang kisah syafa’at. Hadis itu dengan redaksi panjang telah dimarfu’kan (disamdarkan kepada Nabi saw.) dan di dalamnya: “Lalu aku datangi Tuhanku –Azza wa Jalla- maka aku temukan Dia di atas kursi-Nya atau di atas ranjang/singgasana-Nya sambil duduk.” [2]
.
Hadis ini mungkin belum sepenuhnya menggambarkan apa yang saya sebutkan di atas. Coba perhatikan lengkap akidah duduknya Allah di atas kursi-Nya itu… bagaimana model duduknya dan siapa yang memikul kursi-Nya yang Dia duduki.
- Pernyataan Ibnu Khuzaimah
Ibnu Khuzaimah sebagai salah satu tokoh penting yang selalu dirujuk dan ditaqlidi oleh kaum Salafi/Wahabi Mujassimah mempertegas akidah itu dalam kitab at Tauhid-nya [3] dengan mengutip sebuah riwayat sebagai berikut:
.
حدثنا محمد بن عيسى ، قال حدثنا سلمة بن الفضل ، قال حدثني محمد بن إسحاق ، عن عبد الرحمن بن الحارث بن عبد الله بن عياش بن أبي ربيعة ، عن عبد الله بن أبي سلمة أنّ عبد الله عمر بن الخطاب بعث إلى عبد الله بن العباس يسأله : هل رأى محمد صلى الله عليه (وآله) وسلم ربه ؟
فأرسل إليه عبد الله بن العباس : أنْ نعم . فرد عليه عبد الله بن عمر رسوله : أنْ كيف رآه ؟ قال : فأرسل أنه رآه في روضة خضراء دونه فراش من ذهب على كرسي من ذهب يحمله أربعة من الملائكة ، ملك في صورة رجل ، وملك في صورة ثور وملك في صورة نسر ، وملك في صورة أسد.
.
“Muhammad ibn Isa menyampaikan hadis kepada kami, ia berkata, …… dari Abdullah ibn Abi Salamah, bahwa Abdullah ibn Umar ibn al Khaththab mengutus seseorang untuk menemui Ibnu Abbas menanyainya, “Apakah Muhammad saw. melihat Tuhannya?”
Maka Abdullah ibn Abbas mengutus kepadanya menjawab, “Ya, benar. Ia melihatnya.”
Abdullah ibn Umar meminta pesuruhnya kembali kepada Ibnu Abbas untuk menanyakan, ‘Bagaimana ia melihat-Nya?’
Ibnu Abbas menjawab melalui utusan itu, “Dia melihat-Nya di sebuah kebun hijau, disekitarnya ada hambaran permadani dari emas, Dia duduk di atas kursi terbuat dari emas yang dipikul oleh empat malaikat; satu dalam bentuk orang laki-laki, satu dalam bentuk raga kerbau, satu lagi dalam bentuk raga burung garuda dan keempat dalam raga singa.” [4]
.
Kitab at Tauhid karya Ibnu Khuzaimah ini adalah kitab yang banyak diandalkan kaum Salafi Mujassimah dan diyakini penulisnya bahwa seluruh hadis yang ia muat di dalamnya adalah shahih dan dapat dipertanggung jawabkan sebab –menurut pengakuannya- ia telah meriwayatkannnya dengan sanad bersambung melalui para periwayat yang adil dan terpercaya. Demikian ia tegaskan di awal kitab tersebut.[5] Demikian juga ditegaskan Ibnu Taimiyah.
Ibnu Taimiyah menyebutnya sebagai Imam para imam. Ibnu Taimiyah berkata ketika mengomentari sebuah hadis yang diriwayatkan Ibnu Khuzaimah:
.
قد رواه إمام الأئمة ابن خزيمة في كتاب التوحيد الذي اشترط فيه أنه لا يحتج فيه إلا بما نقله العدل عن العدل ، موصولاً إلى النبي صلى الله عليه وسلم .
.
“Hadis ini telah diriwayatkan imam para imam; Ibnu Khuzaimah dalam kitab at Tauhid-nya yang telah ia syaratkan untuk tidak berhujah di dalamnya melainkan dengan hadis yang dinukil oleh parawi adil dari perawi adil lainnga sehingga bersamnbung kepada Nabi saw.” [6]
.
Al Farrâ’ telah menyebutkan beberapa nama kitab yang menyebutkan riwayat di atas, denga tujuan meyakinkan kita akan keotentikan akidah yang dimuatnya dan agar kita menjadi minder untuk menolak akidah sesat yang dikandung riwayat palsu seperti itu.
Baca keterangan Al Farrâ’ dalam kitab karangannya Ibthâl at Ta’wîlât yang kini menjadi buku pegangan andalan sekte Salafi/Wahabi Mujassimah.[7]
Al Farrâ’ berkata:
.
وقد ذكر أبو الحسن الدارقطني هذه الألفاظ في كتاب الرؤية من طرق .
.
“Abul Hasan ad Dâruquthni telah menyebutkan berbagai redaksi riwayat ini dari berbagai jalur dalam kitab ar Ru’yah-nya.”[8]
.
Kasihan para Malaikat Pemikul Tuhan Itu!
Dan sebelum saya menutup pembicaraan dalam masalah ini, saya tertarik menyebutkan sikap dan akidah Abu Ya’lâ al Mujassim, seperti dinukil oleh Ibnu Jauzi dalam Daf’u Syubah at Tasybîh. Ia telah meriwayatkan dari Khalid ibn Ma’dân bahwa ia berkata, “Sesungguhnya Dzat Yang Maha Kasih telah membuat berat para pemikul Arsy.” Setelahnya Abu Ya’lâ berkomentar, “Tidaklah mustahil nash itu diartikan secara zahir, dan sesungguhnya bobot Allah telah memberatkan dan itu terjadi secara bersentuhan (antara Dzat Allah dengan Arsy-Nya).
Inilah sikap dan keyakinan para tokoh yang tak henti-hentinya dibanggakan kaum Wahhâbi/Salafi Mujassimah ketika mereka memperkenalkan kepada kitab para pemegang teguh akidah Salaf Shaleh!! Adakah kesamaran akan kekentalan doqma tajsîm dalam kata-kata Abu Ya’læ di atas? Jika yang demikian bukan tajsîm, lalu yang bagaimana lagi yang disebut tajsîm?
Ikhtisar Kata
Hadis tentangnya telah dishahihkan oleh imam agung mereka yaitu Ibnu Khuzaimah kemudian diikuti oleh para pembesar sekte Hanabilah Mujassimah seperti Abu Ya’lâ al Farrâ’ –pimpinan tertinggi sekte Mujassimah Hanabilah di masanya.
Dan dari pemaparan ringkas di atas, dapat Anda mengerti bagaimana rendahnya kualitas akal pikiran sebagian ulama Hanabilah Mujassimah, sehingga tidak berlebihan jika Ibnu Jauzi mensifati mereka itu dengan para ahli hadis dungu.
Adakah kedunguan melebihi kedunguan kaum yang sesekali meyakini bahwa Allah SWT duduk di sebuah kursi yang dipikul oleh empat malaikat dalam bentuk raga yang berbeda-beda dan sesekali meyakini bahwa Tuhannya bersemayam di atas Arsy-Nya yang ditegakkan di atas punggung delapan ekor kambing hutan jantan yang mengapung di atas air di sebuah runag di atas langit ke tujuh…. Dan sesekali meyakini bahwa Tuhan mereka duduk berselonjor sambil meletakkan salah satu kaki-Nya di atas kaki lainnnya…
Semoga Allah mengilhamkan kepada kita kemurnian akidah dan kesucian keyakinan tentang sifat-sifat-Nya yang Maha Suci lagi Kudus serta kematangan logika. Sebab semua kesesatan pikiran dan penyimpangan akidah itu terjadi karena mereka “edan” kepada riwayat betapapun palsunya riwayat tersebut!
[1] Sudah menjadi kebiasaan kaum Mujassim untuk menteror kaum yang menyucikan Allah dari sifat-sifat yang tidak “karu-karuan” seperti yang diimani kaum Mujassim dengaan sebutan Jahmiah dan Mu’aththilah… maksudnya mereka menta’thilkaan/tidak menetapkan sifat apapun seperti yang disebutkan dalam riwayat-riwayat tajsîm untuk Allah. Maha Suci Allah dari sifat-sifat kekurangan..
[2] Ijtimâ’ al Juyûsy al Islamiyah:66. Cet. Maktabah Dâr al Bayân. Damasqus.
[3] Banyak kaum awam maupun mereka setengah alim setengah awam tertipu dengan gemerlapannya nama kitab yang ditulis Ibnu Khuzaimah itu…. Akan tetapi setelah mengetahui isinya pasti ia akan mengatakan bahwa banyak sekali riwayat-riwayat yang justru bertolak belakang dengan kemurnian Tauhid. Karenanya, setelah makin matang dalam pengembaraan intelektualnya, beliau menyesal karena telah menulis kitab tersebut, seperti dikisahkan oleh al hafidz al baihaqi dalam kitab al Asmâ’ wa ash Shifât:267. demikian disebutkan Sayyid Hasan ibn Ali as Seqaf dalam pengantarnya atas kitab Daf’u Syubah at Tasybîh:75.
[4] Kitab at Tauhid; Ibnu Khuzaimah:198 Cet. Dâr al Kotob al Ilmiah. Beirut. Tahun 1403 H/10883 M. riwayat serupa juga dikeluarkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam kitab al Arsy-nya:392-393. cet. Makbatah ar Rusyd. Riyadh Abar Saudi dan juga oleh ad Dâruquthni dalam dalam kitab ar Ru’yah dan Abdullah putra Imam Ahmad ibn Hanbal dalam kitab as Sunnah serta Ibnu Buththah dalam kitab al Ibânah.
[5] Ibid. 5.
[6] Majmû’ Fatâwa Ibn Taimiyah,3/192.
[7] Ibthâl at Ta’wîlât,1/137,138,139 nomer: 133 dan 134.
[8] Ibid. 139.
Filed under: Akidah, Akidah Tajsim & Tasybih, Dongeng Wahabi Salafy, Fatwa Jenaka Wahabi, Fatwa Pensesatan, Fatwa Wahabi-Salafy, Humor Wahabi Salafy, Kajian Hadis, Kenaifan Kaum Wahhabi, Manhaj, Mengenal Pemimpin Wahabi, Menjawab Web/Blog Wahabi/Salafy, Wahabi dan Pengkafiran Umat Islam, Wahabi-Salafy Meresahkan Ummat |
koq kuat ya menyangga Tuhannya padahal di sisi lain hadits andalan mereka Ibnu Khuzaimah meriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Rasulallah saw yang bersabda, “Neraka tidak menjadi penuh sehingga Allah me-letakkan kaki-Nya ke dalamnya. Lalu, neraka pun berkata, ‘Cukup2.’ Ketika itu lah neraka menjadi penuh.”[Kitab at-Tauhid, hal 184]
hehehehe
Maha Suci & Maha Tinggi Allah dr pendapat seperti ini ….
blog yang bagus….
keep blogging…………
:-bd
Abu Salafy:
Terima kasih… mohon doanya agar Allah selalu menyertai kami.
syukron…..ustadz…
saya terus menyimak blog ustadz..mantab.
slalu saya share ke teman2..
Maha suci Allah dari sifat sprti tuan Takur kur kur
Alangkah baiknya bila tulisan ini dijadikan ebook…
Bagaimana bermakmum sholat dengan imam yang mujasima..kebayang sang imam sedang membayangkan berhalanya sedang duduk dengan gagah di atas singasananya…
wahai abu salafy,, saya minta pendapat anda tentang kaum syiah.. bagaimanakah pendapat anda?????
Yang jelas syiah kaga punya fatwa2 anekdot macam fatwa2 para badui wahabi …!!!!
mohon diulas tentang pendapat salafy bahwa Tuhan-nya juga memiliki daging, tangan,kaki, kepala, bahkan kemaluan.
sangat dihargai jika disertekan referensi kitabnya.
terkadang tugasnya PELAWAK adalah mencampur adukkan antara KEBENARAN dan KEBATHILAN. harapannya adalah AGAR para pendengar dan simpatisannya TERTAWA dan SIMPATI kepadanya. ujung-ujungnya adalah PELAWAK tersebut dapat fulus.
Jadi, jangan belajar jadi PELAWAK atau janganlah diikuti PELAWAK tersebut kalau kita ingin ilmu yang benar.
betul ga….
ibnul jauzy siapa???
dikitab apa nukilan nt bung !!!!
jgn jauzy yg ……
Abu Salafy:
Akhi, lebih baik tanpakkan keseriusan Anda dalam berkomentar… jangan tanya seperti itu sebab nama kitab rujukan saya sudah saya sebutkan langsung setelah nama Ibnu Jauzi tapi Anda masih juga tanya di kitba mana? Bukankah itu bukti kegagalan kalian dalam membantah artikel kami?
PAK SALAFY YANG DIPAKE ITU NAMA ASLI Y??
OIA BUKUNYA BISA DIBELI DIMANA ?
Ustadz abu al muhtaram semoga slalu dalam lindungan Allah -azza wa jallla-… terima kasih ya ustadzt atas tulisannya.. memmelekkan pikirn saya dan teman-teman..
buat para ikhwani Salafiyyin.. mengapa ya kok kalian kalau sudah dipepet dengan dalil dan bukti malah bisanya marah-marah atau malah ngumpet nggak pada nongol…
Ini lho data yang dibongkar pak uustdaz abu, mbok ya kalian bantah aja!!!
Ayao biar kami kami ini jadi bisa bandingkan.. punya kalian dengan punya ahlusunnah!
ustad abu salafy maju terus….babat habis ke kebodohan wahaby/ salafy palsu……hihihihi.
PENGUMUMAN…PENGUMUMAAAN…PENGUMUMAAAAAAN……WAHAI WAHABIYIN KALIAN SUDAH DISERANG NICH,MASE GA ADE YANG LAWAN.MASE CUMA GINI DOANG KEOKKKK. KETAOAN YAAAA, KALO KALIAN MEMANG BENER2 SESAT. (yah cape dah gue teriak). SELAMAT DAH BUAT ORANG2 SALAFY YANG SESAAAAAAAAT (ngakunye aqidahnye murni kaye susu, ga taonye kotor banget kaye air comberan yang banyak sampah ame bangke tikus-jijik-bau-kotoor)….CONGRATULATION.
@jet li, mereka mungkin tidak bisa berkata banyak pada postingan kali ini, Allah Maha Tahu, kenapa? Tetapi jangan malah semakin menyudutkan mereka, siapa tahu inilah saat terbaik kita untuk mengajak mereka bertaubat.
Di solo menjamur radio wahabi.bagaimana aswaja siapa yang peduli…………….hub kami ….0271 794 7140…….kita hidupkan aswajasolo raya…..salam
wahabi katroook….. ustadnya super awam dlm memahami konsep ketuhanan
Jadi inget film2 kolosal, Rajanya di tandu sama prajurit/centeng2nya, Ih….. jadi geli ndengernya,,, masa paham begini ngaku tauhidnya yg paling murni. waduuh ini salah siapa????
Coba kalo ikut Indonesia mencari bakat, mungkin bisa masuk final,, abis idenya lucu banget.
@Nuryaqin, di/pada Juli 19, 2010 pada 9:04 am Dikatakan: r
Jadi inget film2 kolosal, Rajanya di tandu sama prajurit/centeng2nya, Ih….. jadi geli ndengernya,,, masa paham begini ngaku tauhidnya yg paling murni. waduuh ini salah siapa????
Coba kalo ikut Indonesia mencari bakat, mungkin bisa masuk final,, abis idenya lucu banget
================================================
Memang, akidah menyimpang mujassimah itu adalah konsekuensi dari bercampurnya peradaban islam dengan peradaban besar lainnya seperti yunani, dan lainnya seiring dengan meluasnya daerah kekuasan khilafah islamiyah sampai menyentuh eropa… contohnya aja yunani, tuhannya, zeus juga digambarkan punya tangan, bisa tertawa, dll…….dibantu dengan dewa2 kecilnya , mungkin kalo di kita malaikat kali ya….seperti dewa penguasa matahari, dewa penguasa laut, dll…. tetapi gembongnya sendiri, ibnu taimiyah, sudah takluk dan tobat untuk masalah akidah di tangan Imam Ibnu Hajar Asqolany, muhaddis agung, yang dalam menjelaskan akidah Islam menggunakan konsep Asy-Ariyah
naudzubillah,jelas bagi kita,aqidah salafy,seperti penuturan imam malik,bahwa Allah istiwa di arsyi.bagaimana caranya beristiwa???? kita jawab wallahu A’lam,menanyakan adalah perkara bid’ah,karena tidak ada dalil shahih tentang cara istiwa’ Allah. Itu jelas!,tanpa ta’wil,kalian yang aneh,kalo dapat hadist yang perlu pembahasan.langsung salafy yg dinisbahkan,semoga Allah Meluruskan Bibir dan hatimu.
tes aja
kita semua salfy. perkataan ana salafy bukan berarti bahwa hanya beliau yang salafy, maksud beliau adalah orang yang beraqidah sebagaiman aqidah Rosululloh dan para sahabat, semua adalah salafy. mohon tidak salah paham dengan perkataan ana salafy
Pasti yg bikin artikel ini dari kalangan Kafir Syiah Imam 12 Rafidhah, Syiah Laknatullah adalah aliran zindiq dari Iran Majusi