Ummul Mukimin A’isyah ra. Mendustakankan Orang Yang Meyakini Allah SWT Dapat Dilhat Dengan Mata Telanjang
Di antara akidah menyimpang yang mendapat kecaman keras Ummul Mukminin A’isyah ra. adalah akidah bahwa Allah SWT dapat dilihat dengan mata telanjang (bukan mata hati) !
Bukhari meriwayatkan sebuah hadis dari Masruq, ia berkata:
قلت لعائشة: يا أُمَّتَاه هل رأى محمد (ص) ربه؟ فقالت: لقد قَفَّ شعري مما قلت! أين أنت من ثلاث من حدثكهن فقد كذب: من حدثك أن محمداً رأى ربه فقد كذب، ثم قرأت: لاتدركه الأبصار وهو يدرك الأبصار وهو اللطيف الخبير، وما كان لبشر أن يكلمه الله إلا وحياً أو من وراء حجاب، …. ولكنه رأى جبرئيل (عليه السلام) في صورته مرتين.
“Aku berkata kepada A’isyah, ‘Wahai Bunda, apakah (Nabi) Muhammad melihat Tuhannya?’, maka ia berkata: ‘Bulu romaku benar-benar telah merinding dari apa yang engkau katakana!’ Di mana kamu dari tiga perkara, yang barang siapa menyampaikannya kepadamu ketahui bahwa ia telah berbohong (atas nama Alllah); barang siapa menyampaikan kepadamu bahwa Muhammad telah melihat Tuhannya, maka ia telah berbohong!. Kemudian A’isyah membaca ayat:
لا تُدْرِكُهُ الْأَبْصارُ وَ هُوَ يُدْرِكُ الْأَبْصارَ وَ هُوَ اللَّطيفُ الْخَبيرُ
“Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS. 6;103)
وَ ما كانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلاَّ وَحْياً أَوْ مِنْ وَراءِ حِجابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولاً فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ ما يَشاءُ إِنَّهُ عَلِيٌّ حَكيمٌ
“Dan tidak ada bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata- kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin- Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.” (QS.42;51)
Akan tetapi ia melihat Jibril sebanyak dua kali.” (HR. Bukhari, 6/50)
Dalam kitab Shahih Muslim:1/110 dari A’isyah ia berkata:
عن عائشة: من زعم أن محمداً رأى ربه فقد أعظم على الله الفرية.
“Barang siapa mengaku bahwa Muhammad melihat Tuhannya berarti sungguh ia telah membuat kepalsuan besar atas nama Allah”.
Jadi jelaslah bahwa akidah yang mengatakan bahwa Allah dapat dilihat oleh makhluk-Nya adalah dusta dan kepalsuan atas nama Allah. Dan Ummul Mukminin A’isyah ra. dengan sekedar mendengar saja sampai-sampai bulu romanya merinding, karena besarnya kepalsuan itu!
Di sini kami bertanya kepada saudara-saudara para ulama Ahlusunnah, apa pendapat kalian terhadap fatwa Ummul Mukmini A’siyah yang mendustakan orang yang meyakini akidah tersebut?
Dan bagaimana pendapat kalian terhadap orang-orang Wahhabi yang mengafirkan siapa saja yang tidak meyakini Allah dapat dilihat dengan mata kepala? Apa mereka masih muslim sejati? Atau ahli bid’ah yang sesat karena manyalahkan dan bahkan “mengafirkan” A’isyah?!
Filed under: Akidah, Kajian Hadis, Kenaifan Kaum Wahhabi, Manhaj |
kami sekumpulan pengajian yang suka brosing internet agama dan masih awam agama sangat kaget dengan blog ini. Isinya keras sekali. Dan suka menjelek-jelekkan orang. Tidak seperti ustadz 2 pada umumnya (Aa Gym dan Yusuf Mansur). Kok gitu ya mas Abu? Semoga Tuhan memberikan kesejukan hati buat mas Abu dkk. Amin
NB: Jangan lupa banyak2 istighfar ya kak…
Abu Salafy:
Terima ksih atas nasihatnya.
dan lebih banyak belajar lagi ya pak.mudah-mudahan Allah memberi hidayah pada bapak sekeluarga
___________
abu salafy:
Amin !
mas abu maaf klo komen q gak ada kaitan x dengan hal di atas . Saya cuma mau nanya apakah mas abu udah pernah membahas tentang doa qunut dalam solat.klo udah bisa minta tolong di mana n apa judul postingan mas.terima kasih sebelum x. Moga mas abu selalu di beri kesehatan n keselamatan agar bisa terus berjuang demi kesatuan umat .
Abu Salafy:
Seingat kami belum pernah, akhi. Syukran atas doanya. Semoga Allah selalu bersama kita dengan taufiq dan hidayah-Nya.
pak abu emang pinter juga ya.keliatannya sedikit yg lebih pinter dari pak abu
Dan bagaimana pendapat kalian terhadap orang-orang Wahhabi yang mengafirkan siapa saja yang tidak meyakini Allah dapat dilihat dengan mata kepala? Apa mereka masih muslim sejati? Atau ahli bid’ah yang sesat karena manyalahkan dan bahkan mengafirkan A’isyah?
kalau kepepet bisa aja, seperti tuduhan bin baz terhadap Bilal bin Harits, yang bertawasul, sehingga orang BUTA tersebut menyatakan bahwa Bilal bin Harits mengajarkan kemusrikan. atau komentar ulam wahabiyun lain terhadap Ummu Salamah yang bertabaruk dengan ari wudlu Rasulullah Saw. sehingga dikatakan masih beraqidah jahiliyah.
tapi metodologi wahabi, terhadap apapun yang bertentangan dengan pemahaman mereka melalui tahap berikut.
1. dicari kelemahan hadisnya dan mencari hadis yang sama dengan sanad yang dhaif, kemudian mereka akan mengatakan yang beramal dengan hadis dahif adalah bid’ah.
2. Jika ternyata tidak dhaif mereka akan mengatakan, ini khusus untuk Nabi. lihat penjelasan mereka tentang meletakan pelaph kurma pada kuburan
3. Jika ternyata tidak khusus untuk Nabi, mereka akan mengatakan amalan ini hanya berlaku pada masa Nabi masih hidup. sekarang Nabi sudah wafat sehingga hal tersebut tak boleh diamalkan. ……lihat bid’ah saiyah yang dlakukan Utsaimin dalam merubah do’a tahiyat. dimana dia melarang kata2 ayuhan nabiyu menjadi alan nabi (assalamu ‘alaika ayuhan nabiyu.. dst menjadi assalamu ‘alaika alan nabi …dst dengan alasan Nabi sudah wafat. padahal kalimat tersebut diajarkan oleh Rasulullah Saw dan ditujukan bukan hanya untuk Rasulullah Saw saja, dan pada saat itu Nabi2 dari nabi Adam s/d nabi Isa sudah wafat. Utsaimin bahakn berani menentang ajaran Rasulullah Saw karena terlampua bersemangat terhadap propaganda ‘Nabi sudah wafat’
4. Mempertentangkan dengan Qur’an. dimulai dari benci hadis dhif, kemudaian benci hadis shahih, pda tingkatan ekstrim sempalan dari wahabiyun ini mendirikan aliran ingkar sunnah. boleh dicek mayoritas dari penganut sekte ini berakar dari wahabiyun
ah dasar bego-bego……..
maksudnya zohirnya mata manusia di dunia ….. itu gak bisa melihat Allah
adapun di akhirat maka dalilnya pun jelas bahwa manusia bisa melihat Allah dengan mata telanjang sebagaimana melihat bulan di malam purnama dan melihat matahari di siang bolong……
Abu Salafy:
Lalu, menurut Anda Ummul Mukminin Aisyah ra. ini ngawur ngomongnya?!
kok judulnya ummul mukimin sih?mang ibu aisyah sekarang mukim dimana?
Lalu, menurut Anda Ummul Mukminin Aisyah ra. ini ngawur ngomongnya?!
Hah dasar keblinger…….
Maksud Sayidah Aisyah berkata: “Dusta jika ada yang berkata nabi Muhammad telah melihat Tuhannya”. Maksud nya ketika Beliau masih hidup” dan tak ada satu manusia pun yang bisa dan mampu melihat-Nya.
terus ente bilang: “Dan bagaimana pendapat kalian terhadap orang-orang Wahhabi yang mengafirkan siapa saja yang tidak meyakini Allah dapat dilihat dengan mata kepala?
Maksudnya adalah di akhirat ketika dia telah ko’it maka dalilnya pun jelas bahwa manusia bisa melihat Allah dengan mata telanjang sebagaimana melihat bulan di malam purnama dan melihat matahari di siang bolong…… itu pun bwt yang masuk surga oooommm.
masih kurang jelas kah?
Abu Salafy:
Akhi muhtaram, saya harap Anda jangan berapi-api semagatnya… Ummul Mukminin Aisyah menentang anggapan itu dengan mengedepankan dalil yang bersifat umum yaitu tidak mungkin Allah Dzat Yang Maha Sembpurna itu dapat dilihat dengan mata telanjang maupun dengan alat bantu pembesar misalnya…. Dalil yang beliau bawa itu tidak terbatas hanya dalam kasus isra’ dan mi’raj… Apa anggap beliau ra. itu sembarangan dalam mengutarakan dalil tersebut?!
Mas, saya berharap ANda mau meluangkan waktu meneliti kembali dalil-dalil yang konon menunjukkan Allah dapat dilihat dengan mata kepala!
Apa anda beranggapan bahwa sesuatu yang mustahil dzati itu akan berubah menjadi tidak mustahul hanya kerena berubah tempat… kalau di duni mustahil dapat dilihat kalau di akhirat tidak mustahil!! Wassalam.
kalo gitu ana mo tanya sama akhi:
“Surga dan Neraka itu kan makhluk ya kang mas”
Nah di dalam al Quran: “Segala sesuatu pasti binasa kecuali Allah” Surah al Qoshosh (28): 88.
Karena akhi bilang: “Apa anda beranggapan bahwa sesuatu yang mustahil dzati itu akan berubah menjadi tidak mustahul hanya kerena berubah tempat… kalau di duni mustahil dapat dilihat kalau di akhirat tidak mustahil!!
Pertanyaan:
Apakah akhirat itu tidak kekal?
dan sejatinya Akhirat adalah makhluk dan setiap makhluk itu pasti musnah. Thx jawabannya.
Abu Salafy:
Mas menurut Anda dan kaum wahhabi bukankah ayat di atas diartikan wajah Allah.. dan hanya wajah Allah yang akan kekal jadi Tangan Allah, Mata Allah, Betis Allah dan anggota lainnya juga musnah!! Jadi ayat itu tidak relefan Anda bawakan di sini…
Selain itu tolong Anda perbaiki logika Anda dulu sebelum menganalogikan sesuatu. Maaf.
Kayaknya saya tidak mengatakannya, bukankah anda yang mengatakan Tangan Allah, Mata Allah, Betis Allah.
yang saya tanyakan korelasi bahwa anda megatakan “sesuatu yang mustahil dzati itu akan berubah menjadi tidak mustahul hanya kerena berubah tempat”
bukankah banyak dalil jika akhirat itu kekal, bagaimana dengan Surah al Qoshosh (28): 88.
itu saja mas!
Allah tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, itu bukan dari hadist saja tapi masih banyak dalil dalam alqur’an, seperti nabi musa as gunung pun ga sanggup melihat rab nya , ini hanyalah fitnah saya salafy dan baru saya dengar dari anda ini wahai kaum muslimin jaga lah lisan mu
manhaj salaf tidak meyakini allah Swt dapat dilihat dengan mata didunia ini, namun diakhirat kelak allah Swt bisa dilihat oleh manusia tanpa berdesak-desakan,
ini adalah finah yang menyatakan alla Swt bisa dilihat dengan mata telanjang didunia mana dalil nya anda jangan sembarang menuduh,,,,,,,,,,
Abu Salafy:
Kalau kaum Mujassimah meyakini Allah itu berpostur (walau tentu mereka malu-malu atau takut berteur terang mengatakannya), lalu apa repotnya Dia dapat dilihat dalam keyakinan mereka?!
Di akhirat, Allah dilihat dengan mata apa? mata fisik ini yang nempel di kepala Anda atau mata hati?
Apa yang kami katakan sama sekali bukan fitnah, hanya karena kalian malu mengakuinya, kalian menuduh kami memfitnah!! Kalian telah meyakininya!!! Buktinya kalian ngotot mengatakan bahwa Nabi Muhammad saw. melihat Allah di kala dimi’rajkan!!! Bukankan begitu akhi Wahabi???
saya belajar namun saya tidak seperti anda yang dangkal pemahaman saya udah menjelaskan allah tidak dapat dilihat dengan mata telanjang sewaktu didunia dan dakwah salaf juga sependapat dengan saya.
dan firman allah di surah al a’raf ayat 143
dan ketahuilah allah Swt hanya bisa dilihat diakhirat yaitu disurga dan menurut saya bisa dilihat dengan mata allahua’lam
Mau lihat cara beribadahnya orang orang shufi?
Silahkan klik link ini : Kayaknya si abu ini juga sholatnya ga lebih baik dari ini kalau ga lebih buruk
http://majalahummatie.wordpress.com/2009/09/14/hebooh-video-shalat-tarawih-tercepat-di-dunia/
sholat sampeyan dan orang2 salafy-wahaby kayaknya lebih bagus dari malaikat ya?..
video iseng kok dijadiin referensi… pasti yg ngambil gambar video itu orang salafy yang gak tarawih dan bertujuan provokasi…
ini ‘Urwah’ yg ditembak di Solo bareng Nurdin M Top?… selamat ya….
Salam serta sholawat tetep tercurah kepada junjungan kami kanjeng rasul saw. Mas urwah sebelumnya saya ucapkan mohon maaf lahir n batin hehe apakah sampeyan sudah benar2 alergi akan keberadaan tasawuf dalam ajaran islam, hingga sampean menuduh orang2 tasawuf sholatnya kek di video tsb?
1). Apa anda yakin 100% sholat anda akan diterima ALLOH SWT?
2). Apa kriteria sholat kusyuk menurut anda?
3). Apa anda yakin bisa masuk surga dng amal ibadah anda?
4). Apa anda yakin akan mendapatkan khusnul khotimah diakhir hidup anda?
5). Apa anda yakin ilmu yang anda miliki bisa membuat anda menjadi orang2 mulia disisi alloh swt, apa akan menjadikan bertambah hina?
Maap lho mas urwah jng di ambil hati yak kita ini saudara hehehe salam damai Dari sang pencari cinta sang fakir ilmu semutireng xexexe.
Wat kang abusalafy hehe ada2 aja yang jelas kita akan berseberangan dng saudara2 kita salafyyin, apabila telah membahas tauhid, tapi saran saya pribadi wat saudara2 dimari yg jelas gak alergi pada tasawuf carilah mursyid yg sambung sanadnya sampai rasulullah saw kalau kita semua ingin mendapatkan jawaban dari bahasan diatas, salam damai
amiin
apa yang dikatakan Siti Aisyah ra. itu sangat jelas sekali… kalau Allah itu tidak mungkin dapat dilihat dengan mata… lalu kira=kira kaum wahabi yang sok paling ikut Salafush sholeh mau bilang apa ya?! pasti ngomelin pak abu salafy!!! pasti!!! pasti!!! dan dituduhnya mengada-ngada!!! dusta!!! menfitnah!!!
Biasa lah senjatanya kaum dhu’afa’ fil aqli!!
atao janga-jangan nati Siti Aisyah mereka gasak juga… dituduh anti Salafi-Wahabi!!!
ha ha ha ngaca dulu!!
@ abu ammar bin yasin
jagalah lisanmu akhi belajarlah tentang dien ini
islam ini bukan mengedepankan akal tapi dalil
karna menuntut ilmu wajib hukumnya sebelum berdakwah dijalan allahSwt.
firmannya:” katakanlah:” inilah jalan (agama)ku, aku dan orang -orang yang mengikutiku mengajak(kamu) kepada allah dengan hujjah yang nyata:” (yusuf :108)
dan lebih baik anda belajar dulu tentang menunaikan shalat lima waktu , melrangnya meninggalkan shalat lima waktu berjama’ah , mengatur daN MENDIDIK RUMAH TANGGA/ memerintahkan shalat lima waktu ini adalah perkara yang jelas diketahui oleh orang awam,
namun perkara yang membutuhkan pemahaman/piqih atau ilmu yaitu perkara haram ,tauhid dan syirik maka harus dengan ilmu
Ini salah satu bukti kalo mazhab para sahabat itu gak satu,jadi kalo ada yang mengajak berpegang kepada ajaran salaf sahabah,maka salaf sahabah yang mana? sedangkan para sahabah rodiyallahu anhum sendiri saling bersilang pendapat………
jadi hargai aja perbedaan itu,itu sudah sunnatullah……….
Bismillah,
Aqidah Ahlus Sunnah meyakini Allah bisa dilihat dengan mata kepala nanti di akhirat, oleh para penghuni surga sebagai balsan tambahan.
Adapun di dunia maka tidak ada yang bisa melihat.
Ahhsan jika artikel ini dihapus saja atau orang-orang mengira kamu bodoh dalam memahami aqidah. wallahu a’lam.
@Admin Blog Sunniy Salafy:
Kalau kita memperhatikan ayat2 berikut ini :
لا تُدْرِكُهُ الْأَبْصارُ وَ هُوَ يُدْرِكُ الْأَبْصارَ وَ هُوَ اللَّطيفُ الْخَبيرُ
Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS. 6;103)
وَ ما كانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلاَّ وَحْياً أَوْ مِنْ وَراءِ حِجابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولاً فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ ما يَشاءُ إِنَّهُ عَلِيٌّ حَكيمٌ
“Dan tidak ada bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata- kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin- Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.” (QS.42;51)
maka baik di dunia maupun di akhirat Allah sbg Zat Mutlak tdk akan mungkin bisa dilihat dg mata telanjang. Secara akal Pencipta sangat berbeda dg ciptaan-Nya. Yg mungkin adalah melihat dg mata hati.
TO AL-HAQ. Anda tidak usahlah sok intelektual dengan menyatakan bahwa memahami harus dengan ilmu. Anda sendiri bilang Islam mengedepankan dalil bukan akal. Nah terus ilmu yang anda maksud itu disimpannya dimana? pada akal atau dengkul anda? Udahlah ngga usah sok intelek, semua orang tau koq kebekuan otak kaum wahabiyyun. Anda baca saja tuh fatwa sekelas DOKTOR-nya kaum wahabiyyun tentang fatwa Nikah sama Jin… Pikirin mas, intelek apa tidak DR level wahabi itu? Berilmu apa tidak yah mas DR wahabiyyun al-jumud itu? Nikah koq sama Jin, sekalian pikirin juga mas ranjang pengantinnya sebesar apa?
klo jinnya mau mang napa?
bismillah
dalam Qur’an surat al qiyamah ayat 22sampai 23 yang artinya “wajah wajah kaum mum mukminin pada hari itu berseri-seri kepada Rabnyalah mereka melihat ,ini satu dalil bahwa manusia yang beriman tentunya ,dijannah nanti akan benar-benar melihat Allah.
dan jika abu salafi berkenan tolong buka surat Qof ayat 35 dan al muthofifin ayat 22 sampai 23
Abu Salafy:
Mas mojanggarut yang saya muliakan.
Saya berharap Anda siap menuntaskan kajian tentang ayat-ayat dan hadis yang konon dianggap sebagai dalil Ru’yatulah… Mas, dalam hadis-hadis yang menyebutkan Ru’yatullah disebutkan bahwa kelak di hari kiamat yang melihat Allah bukan nhanya kum Mukminin saja tapi juga kaum munafikin dan tidak hanya di surga saja! Gimana mas menurut Anda?
kemudian dalam sebuah hadist dari abu Hurairoh beliau menceritakan bahwa orang-orang bertanya kepada Rasulullah “wahai Rasulullah ,apakah kami akan melihat Rabb kami pada hari kiamat “Rasulullah menjawab “Apakah kalian mendapat kesulitan melihat bulan pada malam purnama ?
lantas orang-orang itu menjawab “Tidak Wahai Rasulullah “Rasulullah pun melanjutkan .”Apakah kalian kesulitan melihat matahari yang tidak ditutupi awan ?mereka menjawab “Tidak wahai Rasulullah “sampai akhirnya Nabi pun bersabda
“MAKA DEMIKIAN ITULAH KALIAN AKAN MELIHAT -NYA “(MUTAFAQ ‘ALAIH )
mudah-mudahan Allah mengaruniakan hidayah ilmu kepada kita semua .dan Allah mengampuni setiap kekeliruan kita .Wallahu’alam
buat saudaraku rizal ,saudaraku hameed,jengot naga.abu ammar dkk, afwan jangan asal komentar , asal ngutip ayat / cari yang benar ,bukan menjastifikasi ,akan sungguh menyesal jika apa yang anda ingkari itu adalah sebuah kebenaran pahami sesuai pemahaman yang benar , belajar jangan asal ikut ikutan .mudah mudahan Allah memberi
ya memberi kita hidayah taufiknya sehingga dimudahkan jalan kita untuk mencapai jannahnya .aamin .
NB : coba simak radio 91,4 Fajri fm jika anda berada di daerah jabodetabek ,fajri am 1458 bandung,atau di http://www.fajrifm.com.wallahulmusta‘an .
bismillah
dalam Qur’an surat al qiyamah ayat 22sampai 23 yang artinya “wajah wajah kaum mum mukminin pada hari itu berseri-seri kepada Rabnyalah mereka melihat ,ini satu dalil bahwa manusia yang beriman tentunya ,dijannah nanti akan benar-benar melihat Allah.
dan jika abu salafi berkenan tolong buka surat Qof ayat 35 dan al muthofifin ayat 22 sampai 23
Abu Salafy:
Kang mas Al Qur’an itu bukan omongan dalang Sunaryo. Dia firman Allah Yang Maha Sempurna…. Jadi harus hari-hati dalam memaknainya… Kalau Anda menerjemahkan saja sudh salah tidak karu-karuan lalu bagaimana Anda mampu menyimpulkn kesimpulan-kesimpulan yang lebih dalam lagi?!
Kang Mas, atas dasar apa Anda memplesetkan ayat di atas untuk Anda cocokkan dengan faham ANda…. Coba Anda perhatikan lagi ayat di atas!!
Ayatnya berbunyi:
Wajuhun Yaumaidzin Nadzirah Ila Rabbiha Nadzirah Coba perhatikan baik-baik. Yang Anda terjemahkan dengan:“wajah wajah kaum mum mukminin pada hari itu berseri-seri kepada Rabnyalah mereka melihat Pertama=tama tidak ada kata-kata kaum Mukminin! Lalu dari mana Anda mengatakannya apa yang ANda tulis sebagai firman Allah? Bukankah itu berdusta atas nama Allah?!!!
Lalu: kepada Rabnyalah mereka melihat juga penyimpangan dalam penerjemahan, sebab Anda menerjemahkannya dengan:kepada Rabnyalah mereka melihat! Di mana kami bisa menemukan kata: Mereka. Sebab dalam ayat itu dikatakan bahwa yang Nadzirah itu adalah wajah, bukan hum (mereka) kemudian Anda menerjemahakna kata itu dengan melihat! Padahal semua juga tau yang beraktifitas melihat itu mata bukan wajah… itulah yang menjadi bukti bahwa ayat itu tidak sedang berbicara tentang melihat Allah dengan mata telanjang! Tetapi menanti rahmat dan anugerah ALlah di akhirat bukan melihat Dzat Allah.
Kang Mas kalau menerjemakhan dan memaknai ayat segamblang itu saja Anda salaf dan menyimpnag, lalu bagaimana Anda membanggakannya sebagai bukti kuat!!
kemudian dalam sebuah hadist dari abu Hurairoh beliau menceritakan bahwa orang-orang bertanya kepada Rasulullah “wahai Rasulullah ,apakah kami akan melihat Rabb kami pada hari kiamat “Rasulullah menjawab “Apakah kalian mendapat kesulitan melihat bulan pada malam purnama ?
Abu Salafy:
Hadis-hadis Ru’yah semacam itulah yang perlu diteliti ulang kebenarannya!
Do’akan semoga kami punya waktu menelitnya satu persatu.
abu salafy ente dibayar siapa ?
Abu Salafy:
Saya bukan model ustad-ustad salafy/wahabi yang banyak menerima santunan reyal dari Rezim Wahabi Arab Saudi!
Cukup Allah SWT yang memberi reziki untuk dakwah kami ini!
ingat dunia ini sementara akhirat itu kekal selamanya abadan abadan
lihat al Ankabut ayat 64
Abu Salafy:
Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya… Tapi inti masalahnya adalah apakah arti ayat itu seperti tafsiran kaum Wahabi…Jadi tolong tafsirkan ayat itu sesuai dengan tafsirna ulama Wahabi.
an nisa ayat 134
lihat al Ankabut ayat 64
Abu Salafy:
Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya… Tapi inti masalahnya adalah apakah arti ayat itu seperti tafsiran kaum Wahabi…Jadi tolong tafsirkan ayat itu sesuai dengan tafsiran ulama Wahabi.
al Baqoroh ayat 85
Abu Salafy:
Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya… Tapi inti masalahnya adalah apakah arti ayat itu seperti tafsiran kaum Wahabi…Jadi tolong tafsirkan ayat itu sesuai dengan tafsiran ulama Wahabi.
7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
8. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.
memang udah jelas janganlah kita mengikuti orang yang bukan ahlinya yang akan membawa kita binasa dan contohloh ulama terdahaulu bagaimana mereka memperoleh ilmu seperti syafei alhamdulilah semoga kita terjauhkan oleh allah dan berteman denga abu salafy ini memang bukan pengajar saya merasa iba hati dan sangat sedih karana begitu gampang dan bermudahan tentang dien ini tampa belajar
semoga allah membuka pintu hidayah buat anda abu salafy atau kah anda mendiami pintu jahannam nauzhubillah
**************
**************
__________
Abu Salafy
Mojang garut tolong jangan biasakan copy-paste, jangan bikin malu wahabi/salafy masak cuman bisa co-pas saja.
silahkan menanggapi tulisan diatas dari hasil pemikiran anda.
wassalamu alaikum
**************
**************
__________
Abu Salafy:rong>
Mojang garut tolong jangan biasakan copy-paste, jangan bikin malu wahabi/salafy masak cuman bisa co-pas saja.
silahkan menanggapi tulisan diatas dari hasil pemikiran anda.
wassalamu alaikum
**************
**************
__________
Abu Salafy:
Mojang garut tolong jangan biasakan copy-paste, jangan bikin malu wahabi/salafy masak cuman bisa co-pas saja.
silahkan menanggapi tulisan diatas dari hasil pemikiran anda.
wassalamu alaikum
+++++++++++
++++++++++++
_________
abu salafy:
Mbak mojang garut berkali-kali kita katakan bahwa blog ini tidak menerima copy-paste.
lihat pengumuman disebelah kanan blog!
kenapa antum ga berani nerima kebenaran,apa takut orang orang yang ngeliat blog ini lari.trus antum kehilangan penggemar .
ok lah antum ngoment kalimat kepada Rabnyalah mereka melihat juga penyimpangan dalam penerjemahan, sebab Anda menerjemahkannya dengan:kepada Rabnyalah mereka melihat! Di mana kami bisa menemukan kata: Mereka. ?Sebab dalam ayat itu dikatakan bahwa yang Nadzirah itu adalah wajah, bukan hum (mereka) kemudian Anda menerjemahakna kata itu dengan melihat! Padahal semua juga tau yang beraktifitas melihat itu mata bukan wajah…(ya ana koment statment antum, bahwa itulah sedangkal-dangkal penguasaan bahasa arab seorang yang lancang nyaci maki ulama lewat tulisan2nya ) trus antum koment !itulah yang menjadi bukti bahwa ayat itu tidak sedang berbicara tentang melihat Allah dengan mata telanjang! Tetapi menanti rahmat dan anugerah ALlah di akhirat bukan melihat Dzat Allah.
ana balik nanya siapa yang bilang ?siapa yang nafsirin menanti rahmat dan anugerah ALlah di akhirat bukan melihat Dzat Allah?antum sendiri !atau siapa ?trus kata siapa dalil dari seorang yang beriman akan melihat rab adalah kisah imam ahmad ?antum benci ya sama imam ahmad ? padahal hanya orang yang benci terhadap islamlah yang membenci beliau ? asal antum tahu yang nafsirin bahwa orang mukmin akan melihat wajah Allah dengan nyata adalah manusia yang paling paham akan kalamullah yaitu Rasulullah Shalallahu’alaihi wa salam. telah diriwayatkan oleh muslim
Dari Shuhaib dari Nabi Shalallahu’alaihi wa salam berliau bersabda: “Apabila ahli surga sudah masuk
surga, maka Allah berfirman: Apakah kalian menginginkan sesuatu yang dapat aku
tambahkan kepada kalian? Mereka menjawab: “Bukankah Engkau telah memutihkan
wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukan kami ke surga dan menyelamatkan
kami dari neraka?”
Lalu Allah menyingkapkan tirai, maka tidak ada sesuatupun yang telah diberikan
kepada mereka yang lebih mereka sukai dari pada memandang kepada Rab mereka.”
dalam riwayat lain oleh al Bukhori dalam kitab fathul barii jilid ke 12 halaman ke 430
“innakum satarouna rabbakum ‘iyaanaa”
artinya sesungguhnya kalian akan melihat Rab kalian secara Nyata .
dan masih banyak lagi hadist shohih lainya ! lengkapnya di kitab shohih tasir ibnu katsir baik asli maupun terjemahnya dan kitab shohih bukhori dan muslim .
n dalil yang antum pake salah kaprah asal comot buat ngebenerin hawa smata atau kejahilan yang nyata,lihat dengan teliti dibab apa antum ngambil dalil .adapun buat temen -temen yang udah kemakan propaganda antek yahudi ini,coba yang punya kitab shohih bukhori muslim juga tafsir ibnu katsir baik yang terjemahan ataupun yang asli cek kembali baru komentar.maka sbelum kalian nyesel diakhirat cepet tobat sebelum terlambat .Wallahu’alam wallahuwaliyuttaufik.
pakai acara sok mau teliti hadist ……………….!
ngimpi ya bung ?bangun-bangun bang……………………………un….bangun !
Akhi muhtaram, saya harap Anda jangan berapi-api semagatnya… Ummul Mukminin Aisyah menentang anggapan itu dengan mengedepankan dalil yang bersifat umum yaitu tidak mungkin Allah Dzat Yang Maha Sembpurna itu dapat dilihat dengan mata telanjang maupun dengan alat bantu pembesar misalnya…. Dalil yang beliau bawa itu tidak terbatas hanya dalam kasus isra’ dan mi’raj… Apa anggap beliau ra. itu sembarangan dalam mengutarakan dalil tersebut?!
Mas, saya berharap ANda mau meluangkan waktu meneliti kembali dalil-dalil yang konon menunjukkan Allah dapat dilihat dengan mata kepala!
Apa anda beranggapan bahwa sesuatu yang mustahil dzati itu akan berubah menjadi tidak mustahul hanya kerena berubah tempat… kalau di duni mustahil dapat dilihat kalau di akhirat tidak mustahil!! Wassalam
eh bung nyomot dari mana tu dalil emang antum yang bikin kitab hadist itu .”Mas, saya berharap ANda mau meluangkan waktu meneliti kembali dalil-dalil yang konon menunjukkan Allah dapat dilihat dengan mata kepala”!alah sok teliti ! ya antum yang harus neliti kembali ,jangan asal nyari trus dapat dalil eh yang cocok ama hawa antum ambil praktis tempelin de diblog konyol ini .baca tu kitab keseluruhannya .jangan sbagian -sebagian .
yang jelas Aisyah ummul mukminin tidak mengingkari keyakinan bahwa Allah dijannah akan menyingkap tirai dan
memang hanya Orang yang beriman lah yang akan bisa melhatNya ,alias mendapatkan tambahan tersebut .
pi kalau Aisyahnya Aisyah gadungan .ya bisa aja mengingkari . Aisyah umul mukimin .
Mas mojanggarut yang saya muliakan.
Saya berharap Anda siap menuntaskan kajian tentang ayat-ayat dan hadis yang konon dianggap sebagai dalil Ru’yatulah… Mas, dalam hadis-hadis yang menyebutkan Ru’yatullah disebutkan bahwa kelak di hari kiamat yang melihat Allah bukan nhanya kum Mukminin saja tapi juga kaum munafikin dan tidak hanya di surga saja! Gimana mas menurut Anda?
pikir aja sendiri.emang bener antum senyata -nyatanya seorang penta’wil ,pentasbih ,salah kaprah kalo antum nuduh orang -orang yang berpegang teguh pada manhaj ahlusunnah wal jamaah bahwa mereka kaum mujasimah,apalah terserah antum tulis ..dan ga usah belat belit tunjukin mana hadist nya ,atau antum buat dulu biar spektakuler biar selain dipuji karena pintar nyaci maki ulama ,juga pintar bikin hadist .
1. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. (Al-Baqarah: 223)
Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.
2. Penghormatan kepada mereka (orang-orang beriman) pada hari mereka menemui-Nya adalah salam. (Al-Ahzab: 44)
Salam penghormatan kepada mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari mereka menemui-Nya ialah: Salam; dan dia menyediakan pahala yang mulia bagi mereka.
3. Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih. (Al-Kahfi: 110)
Katakanlah: Sesungguhnya aku Ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku, “Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Tuhannya”.
4. Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah. (Al-Baqarah: 249)
Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata, “Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya, bukanlah ia pengikutku. Dan barang siapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, Maka dia adalah pengikutku.” Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata, “Tak ada kesanggupan kami pada hari Ini untuk melawan Jalut dan tentaranya.” Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata: “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Para ahli bahasa sepakat bahwa jika liqa’ itu dinisbahkan kepada yang hidup, yang selamat dari gangguan kebutaan dan penghalang lainnya. Maka, hal itu menuntut adanya penglihatan dengan mata.
untuk mas rizal yang sama asalnya ngambil dalil kayak kiyai abu salfy .dengan menulis sbagai berikut ,
Kalau kita memperhatikan ayat2 berikut ini :
لا تُدْرِكُهُ الْأَبْصارُ وَ هُوَ يُدْرِكُ الْأَبْصارَ وَ هُوَ اللَّطيفُ الْخَبيرُ
Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS. 6;103)
وَ ما كانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلاَّ وَحْياً أَوْ مِنْ وَراءِ حِجابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولاً فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ ما يَشاءُ إِنَّهُ عَلِيٌّ حَكيمٌ
“Dan tidak ada bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata- kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin- Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.” (QS.42;51)
maka baik di dunia maupun di akhirat Allah sbg Zat Mutlak tdk akan mungkin bisa dilihat dg mata telanjang. Secara akal Pencipta sangat berbeda dg ciptaan-Nya. Yg mungkin adalah melihat dg mata hati.
terkait Dengan Ayat pertama yaitu 103 Surat Al-An’am?
Laa tudriku hu al-absharu wa huwa yudriku al-abshara wa huwa al-lathiifu al-khabiir.
Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu.
Kata Ibnu Taimiyah, “Ayat ini lebih menunjukkan bahwa Allah bisa dilihat daripada menunjukkan tidak bisa dilihat. Allah menyebutkannya dalam konteks memberikan pujian. Sudah maklum bahwa pujian terhadap diri-NYa adalah sifat-sifat yang pasti dan melekat. Jika tidak ada, maka tidak sempurna, sehingga tidak layak dipuji.”
Ibnu Taimiyah menambahkan, “Hanya saja Allah itu dipuji dengan tidak adanya sesuatu bila sesuatu itu mengandung hal yang ada wujudnya, sebagaimana pujian terhadap diriNya dengan menafikan kantuk dan tidur yang mencakup kesempurnaan terus-menerusnya Allah mengurus makhluk-Nya; menafikan kematian yang berarti kesempurnaan hidup, serta menafikan capek dan letih yang mengandung kesempurnaan kekuasaan.”
Ibnu Taimiyah lalu menegaskan, “Oleh karena itu, Allah tidak memuji diri-Nya dengan ketiadaan yang mengandung sesuatu yang melekat. Sebab, sesuatu yang ditiadakan (ma’dum) itu menyertai yang disifati berkenaan dengan ketiadaan itu. Sesuatu Dzat Yang Sempurna tidak bisa disifati dengan hal yang layak bagi-Nya maupun sesuatu yang tiada. Jika saja yang dimaksud oleh firman Allah swt. laa tadrikuhu al-abshaaru adalah bahwa Dia tidak bisa dilihat dalam kondisi apa pun, maka dalam hal ini tidak ada pujian maupun kesempurnaan, karena yang tiada juga demikian. Sesuatu yang tiada jelas tidak bisa dilihat dan tidak bisa ditangkap dengan penglihatan, sedangkan Rabb jelas Mahatinggi untuk dipuji dengan sesuatu yang juga terdapat pada sesuatu yang jelas tidak ada. Dengan demikian, makna dari ayat di atas adalah bahwa Ia tetap bisa dilihat namun tidak bisa ditangkap sepenuhnya dan tidak bisa dimengerti hakikatnya.”
Maka, kata Ibnu Taimiyah, “Firman Allah laa tudrikuhu al-abshaaru menunjukkan puncak dari keagungan Allah. dan bahwa Dia lebih Besar dari segala sesuatu. Dan juga, karena keagunganNya, Dia tidak bisa ditangkap atau dimengerti oleh pandangan. Kata idraak adalah lebih dalam daripada ru’yah (melihat).”
Liqa’ullah Adalah Az-Ziyadah
Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam). Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada “pahala yang baik” (surga) dan “tambahannya”. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya. (Yunus: 25-26)
Menurut Ibnu Qayyim, yang dimaksud dengan kata al-husna di ayat itu adalah al-jannah (surga), sedangkan yang dimaksud dengan az-ziyadah (tambahan) adalah memandang wajah Allah Yang Mulia. Ini adalah tafsir Rasulullah saw. atas ayat itu dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-nya.
Rasulullah membaca ayat lilladzina ahsanu al-husna wa ziyadah, lalu bersabda, “Jika ahli surga sudah masuk ke dalam surga, demikian juga ahli neraka sudah masuk ke dalam neraka, maka ada seorang malaikat yang menyeru: Wahai ahli surga, sesungguhnya kalian telah dijanjikan di sisi Allah, maka sekarang Allah hendak menunaikan janji itu kepada kalian. Mereka berkata: apakah janji itu? Bukankah Dia telah membuat berat timbangan kebaikan kami dan telah membuat putih (cerah) wajah kami, serta telah memasukkan kami ke dalam surga dan mengeluarkan kami dari neraka? Akhirnya, tabir pun dibuka lalu mereka bisa melihat kepada-Nya. Sungguh tidak ada sesuatu yang telah Dia berikan kepada ahli surga yang lebih mereka cintai daripada melihat kepada-Nya. Itulah yang dimaksud dengan ziyadah.”
Ali bin Abi Thalib dan Anas bin Malik berkata, “Yang dimaksud adalah melihat Wajah Allah swt.” saat menafsirkan ayat lahum maa yasyaa-una fiihaa wa ladainaa maziid, mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada sisi kami ada tambahannya. (Qaf: 35).
Melihat Dengan Mata Kepala
Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Mereka melihat kepada RabbNya. (Al-Qiyamah: 22-23)
Ayat ini menegaskan dengan gamblang bahwa Allah akan dilihat dengan mata kepala secara langsung pada hari kiamat nanti. Tentang hal ini banyak hadits berderajat mutawatir.
Hadits Abu Hurairah dan Abu Sa’id dalam Shahihain menceritakan bahwa para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apakah kita akan melihat Rabb kita pada hari kiamat?” Rasulullah saw. menjawab, “Apakah kalian mendapatkan kesulitan melihat bulan pada saat purnama?” Mereka menjawab, “Tidak, ya Rasulullah.” Beliau bertanya lagi, “Apakah kalian mendapatkan kesulitan melihat matahari pada saat tidak ada awan?” Mereka menjawab, “Tidak.” Beliau kemudian bersabda, “Seperti itu juga kalian melihat Rabb kalian.”
Anas bin Malik berkata, “Manusia akan melihat Allah pada hari kiamat nanti dengan mata kepala mereka.”
Orang Kafir Tidak Akan Melihat Allah
Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka. Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Rabb mereka. (Al-Muthaffifin: 14-15)
Dan salah satu bagian dari hukuman terbesar terhadap orang-orang kafir adalah mereka terhalang untuk melihat Allah dan terhalang dari mendengar perkataan-Nya.
Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i menjelaskan tentang ayat itu, “Ketika mereka itu terhalang dari melihat Rabb mereka karena mereka dalah orang-orang yang dibenci atau dimurkai Allah, maka ini menjadi bukti bahwa wali Allah itu akan melihat Allah karena Allah meridhai mereka.”
Lalu Ar-Rabi’ bertanya, “Wahai Abu Abdillah, apakah benar engkau mengatakan demikian?” Ia menjawab, “Ya, benar! Karena itu pulalah aku menundukkan diri diri di hadapan Allah. Kalau saja Muhammad bin Idris tidak meyakini bahwa ia akan melihat Allah tentu ia tidak mau menghambakan diri kepada-Nya.”
tuk abu salafy ,
Orang Kafir Tidak Akan Melihat Allah!
Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka. Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Rabb mereka. (Al-Muthaffifin: 14-15)
Dan salah satu bagian dari hukuman terbesar terhadap orang-orang kafir adalah mereka terhalang untuk melihat Allah dan terhalang dari mendengar perkataan-Nya.
Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i menjelaskan tentang ayat itu, “Ketika mereka itu terhalang dari melihat Rabb mereka karena mereka dalah orang-orang yang dibenci atau dimurkai Allah, maka ini menjadi bukti bahwa wali Allah itu akan melihat Allah karena Allah meridhai mereka.”
Lalu Ar-Rabi’ bertanya, “Wahai Abu Abdillah, apakah benar engkau mengatakan demikian?” Ia menjawab, “Ya, benar! Karena itu pulalah aku menundukkan diri diri di hadapan Allah. Kalau saja Muhammad bin Idris tidak meyakini bahwa ia akan melihat Allah tentu ia tidak mau menghambakan diri kepada-Nya.”
Abu Salafy:
Terlepas dari segala masalahnya, saya katakab di sini bahwa dalam banyak riwayat tentang Ru’yatullahdikatakan bahwa di padang mahsyar kaum munafikun juga melihat Allah, tapi naasnya ketika mereka hendak sujud mereka tidak bisa… tapi sudah melihat Alllah lho rame-rame bersama kaum Mukminin…Apa Anda pernah membacanya? Gimana mas tanggapan Anda?
Oh Ya… Saya tidak mengerti apakah ide NONTON BARENG yang sering diadakan di Mall2 itu juga terilhami oleh hadis itu atau tidak?
assalamualaikum
mas abu yang saya hormati
saya baca di situs majelisrosululloh.org disitu habib munzir menjelaskan bahwa ALLAH dapat dilihat dengan mata telanjang! saya jadi agak bingung juga neeh! akhirnya saya berpendapat bahwa Allah dapat dilihat dengan mata atau dengan mata hati itu bukan urusan manusia! karena dalil apapun yang ada kita hanya bisa menafsirkan bukan memutuskan dengan pasti bahwa tujuan dalil tersebut adalah ini atau itu misalkan! seperti firman ALLAH ” wamaa utiitumminal ‘ilmi illaa qoliilaa”
karena pengetahuan manusia sangat terbatas dan klopun ada yang bertanya apakah nanti Allah dapat dilihat oleh mata ataupun mata hati saya lebih senang dijawab dengan ” Wallahu ‘alam” yang penting tidak ada saling menuduh yang engga2! mudah2an pendapat saya ga salah insya ALLAh! terimakasih
wassalamualaikum
____________
Abu salafy:
Bukankah para Imam Mazhab itu banyak yang berpesan yang maksudnya kurang lebih jika kamu dapati dalil/nash yang lebih kuat maka tinggalkan pendapatku!