Mazhab Salaf dan Kepalsuan Mazhab Salafiyah Wahhabiyah (3)

Mazhab Salaf Dan Kepalsuan Mazhab Salafiyah Wahhabiyah (3)

Di antara bukti kepalsuan klaim Salafiyah-Wahhâbiyah bahwa mereka mengikuti mazhab Salaf adalah kenyataan di bawah ini.

Contoh Keempat:

Perselisihan pendapat “Salaf Shaleh” tentang siapa sahabat yang paling afdhal setelah para nabi as.

Masalah ini adalah salah satu masalah akidah yang menjadi bahan sengketa  dan perbedaan di kalangan Salaf Shaleh; para sahabat dan generasi tabi’în. Perselisihan mereka dalam masalah ini sangat masyhur di kalangan para ulama, sampai-sampai Ibnu Hazm al-Andalusi mengangkat tema ini dalam kitab al Fishal-nya, dan perselisihan ini juga menjadi biang persengketaan di antara kaum Muslimin.

Ia berkata, “Kaum Muslimin berselisih tentang siapa yang paling afdhal setelah para nabi as., sebagian Ahlusunnah, sebagian Mu’tazilah, sebagian Murjiah dan seluruh kalangan Syi’ah berpendapat bahwa Ali ibn Abi Thalib adalah orang paling afdhal setelah Rasulullah saw. dan pendapat ini telah kami riwayatkan dari sebagian sahabat ra. dan sekelompok tabi’în dan para fukaha.”

Al Hafidz Ibnu Abdil Barr dalam kitab Istî’âb-nya,3/52 mengatakan, “Para Salaf berselisih tentang pengutamaan Ali dan Abu Bakar.”

Dalam kesempatan lain ketika membicarakan sejarah hidup Sayyidina Ali (Karramallah Wajhahu fil Jannah),3/2 ia menyebutkan nama beberapa sahabat ra. yang mengutamakan Sayyidina Ali (Karramallah Wajhahu fil Jannah) atas para sahabat lain, termasuk sahabat Abu Bakar ra., ia berkata, “Dan telah diriwayatkan dari Salman, Ubay ibn Ka’ab, Miqdad, Khabâb, Jabir, Abu Sa’id al Khudri, Zaid ibn Arqam bahwa Ali ibn Abi Thalib ra. adalah orang pertama yang memeluk Islam dan mereka semua lebih mengutamakan Ali atas para sahabat lainnya.”

Ibnu Abdil Barr juga menyebut beberapa namaa sahabat lain yang mengutamakan Sayyidina Ali (Karramallah Wajhahu fil Jannah) atas sahabat-sahabat lainnya, seperti ketika ia menyebutkan sejarah hidup Abu Thufail ra., ia berkata, “Ia (Abu Thufail) sangat mencintai Ali ra. dan ia selalu mendampingi Ali dalam setiap kesempatan (dalam peperangannya melawan para pemberontak yang melepas ikatan baiat). Ia (Abu Thufail) adala seorang yang jujur lagi terpercaya. Ia mengakui keutamaan Abu Bakar dan Umar hanya saja ia lebih mengutamakan Ali atas sahabat lainnya.” (3/15)

Al Hafidz Ibnu Hajar ketika menyebut sejarah Abu Thfail dalam kitab al Ishâbah-nya,4/113 juga menyebutkan hal serupa.

Nama-nama para sahabat yang lebih mengutamakan Sayyidina Ali (Karramallah Wajhahu fil Jannah) atas para sahabat lainnya, termasuk Abu Bakar ra. telah dirangkum oleh Allamah Sayyid Abdul Aziz ibn ash Shiddîq dalam sebuah Risalah berjudul al Bâhits ‘An ‘Ilal ath Tha’ni Fil al Hârits. Di antaranya ia menyebutkan, “dan di antara yang berpendapat bahwa Ali as. lebih afdhal atas seluruh para sahabat, baik Abu Bakar apalagi yang lainnya, adalah: Salman al Farisi, Abu Dzarr, Miqdad, Khubâb, Jabir, Zaid ibn Arqam, Abu Thufail; ‘Âmir ibn Wâtsilah, Ammar ibn Yasir, Ubay ibn Ka’ab, Hudzaifah ibn Yamân, Buraidah, Abu Ayyub al ANshari, Sahl ibn Hunaif, Utsman ibn Hunaif, Abu Haitsam ibn Tayyahân, Khuzaiman ibn Tsâbit, Qais ibn Sa’ad, Abbas ibn Abdil Muththalib dan seluruh bani Hasyim dan semua bani Abdul Muththalib serta masih banyak lagi yang lainnya.” (Al Bâhits ‘An ‘Ilal ath Tha’ni Fil al Hârits:14)

Abu Salafy berkata:

Terlepas dari mana di antara dua pendapat ini yang memiliki kekuatan dalil yang lebih…, dan terlepas dari konsekuensi dari keunggulan itu dalam masalah kekhalifahan sepeninggal Rasulullah saw., seperti ramai dipolemikkan para ulama… terlepas dari itu semua, yang pasti bahwa “Salaf Shaleh” tidak memiliki mazhab yang tunggal dalam masalah ini maupun dalam masalah-masalah lain seperti telah Anda saksikan!

Jadi jika kaum Wahhabiyah Salafiyah mengaku sebagai pengikut setia kaum “Salaf Shaleh”, maka kami bertanya, ‘adakah mazhab yang tunggal dari kalangan Salaf Shaleh dalam masalah ini?

Dan jika ternyata mereka berselisih, seperti yang kita saksikan, maka pendapat manakah yang mereka yakini dan pilih?!

Atau jangan-jangan mereka akan memilih pendapat yang lebih diminati bani Umayyah dan musuh-musuh Ali?! Pendapat yang tidak memberikan penghormatan lebih kepada Ali atas lainnya!

Atau jangan-jangan mereka akan mengutuk sesiapa yang mengutamakan Sayyidina Ali ra. atas para sahabat lainnya dengan alasan membela “Salaf Shaleh”!

Mungkin semua itu bisa saja terjadi dan mereka lakukan, sebab memang pada kenyataannya mereka hanya akan mengikuti mazhab “Hawa Nafsu” yang untuk tujuan memikat kaum jahil mereka mengusung dengan nama mazhab “Para Salaf Shaleh” atau Mazhab PS2 (Para Salaf Shaleh)!

Sementara itu, Salaf Shaleh akan menjadi bulan-bulan kutukan mereka apabila terbutki mereka tidak sejalan dengan hawa nafsu mereka (Salafy-Wahhabi)!