Satu Lagi Bukti Kebangkrutan Madzhab Salafy

Satu lagi Bukti Kebangkrutan Madzhab salafy

Di antara kepalsuan yang tak henti-hentinya disebarkan kaum Salafi adalah bahwa mereka adalah pewaris Mazhab “PS2” (Para Salaf Shaleh) dalam beragama dan berakidah, khususnya dalam masalah yang mereka namakan Tauhid fi ash Shifât. Akan tetapi bukti-bukti akurat menunjukkan kebohongan klaim palsu. Dan mereka pun tidak mampu menunjukkan bukti kongkrit bahwa akidah mereka adalah Akidah PS2!

Untuk menyingkat waktu mari kita perhatikan Saol-Jawab Syeikh Nâshiruddîn al Albâni; Pembesar Ulama Wahhabi yang menjadi kebanggaan para pemuda Salafi, baik yang awam maupun para ustadz yang setengah awam (!!);.

Soal: Apakah Akidah yang dianut kelompok Salafiyyûn adalah akidah para sahabat? Karena di sana ada banyak orang yang mengatakan jika benar memang akidah Shabat maka datangkan kepada kami walau hanya seorang sahabat saja yang berkata (tentang ayat/hadis sifat): Kami beriman dengan makna dan menyerahkan kaif-nya (kepada Allah).

Jawab: Apakah di sana ada seorang sahabat pun yang menakwil dengan ta’wilan kaum Khalaf, kami hanya menginginkan sata atau dua contoh saja?! Al Baghawi berkata tentang tafsir ayat: ثم استوى على العرش Al Kalbi dan Muqatil berkata: (artinya kata istawâ): adalah irtaqarra/bersemayam. Abu Ubaidah berkata: (artinya) Sha’ida/naik. Sedangkan kaum Mu’tazilah mena’wilkan dengan: istilâ’/menguasai. Adapun Ahlus Sunah berkata: al Istiwâ’ di atas Arsy adalah sifat Allah tanpa kaif/bentuk. Wajib atas seorang untuk mengimaninya dan menyerahkan ilmu tentangnya kepada Allah. Ada seorang bertanya kepada Imam Malik tentang ayat: الرحمن على العرش استوى Bagaimana Allah beristiwâ’? Maka Imam Malik menundukkan kepalanya sejenak dan beliau gemetar kemudian berkata: Istiwâ’ tidak majhûl, kaif tidak ma’qûl (tidak masuk akal), mengimaninya adalah wajib dan bertanya tentangnya adalah bid’ah. dan aku tidak melihatmu melainkan seorang yang sesat. Setelahnya ia diperintahkan agar dikeluarkan (dari majlis). (Fatâwa al Albâni:509)

Abu Salafy berkata:

Coba Anda perhatikan jawaban Pendekar Wahhabi yang satu ini terhadapan pertanyaan yang sederhana tersebut dari seorang penanya yang menanti jawaban yang menghilangkan dahaganya. Tapi sayang, sepertinya hanya itu yang dimiliki Si Pendekar Ajam dari Alban ini. Ia hanya mampu menghadapi si penanya dengan pertanyaan balik dengan mengatakan, “Jika engkau katakan tidak ada seorang sahabat pun yang memaknai ayat/hadis sifat secara dzahir lafadznya seperti layaknya keyakinan kaum Wahhabi, tetapi juga tidak ditemukan seorang pun dari sahabat yang menyetujui ta’wil kaum penakwil!

Dengan jawaban itu ia beranggapan akan selesai permasalahan. Tapi tentunya si penanya boleh saja bertanya kembali, “Selama para sahabat Nabi Saw. tidak menyesuai kaum Wahhabi dan tidak juga kaum penakwil, jadi yang benar adalah Mazhab Tafwîdh! Bagaimana al Albani mengingkari penakwilan para sahabat seperti A’isyah, Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud dkk. begitu juga ta’wil kaum Tabi’in?!

Dan akhirnya, Pendekar Wahhabi yang sedang kelabakan ini, setelah membongkar rak-rak kitab di perpustakaannya dan “memelototi” setiap baris dan lembar kitab di sana, ternyata hanya mampu menemukan ocehan Muqatil (seorang Parsi Majusi, murid andalan kaum Yahudi yang Mujassim) dan al Kalbi (yang dicacat semua kalangan ulama Islam) sebagai pendukung Mazhab Wahhabi!!

Coba perhatikan kena-asan dan kebangkrutan Mazhab yang selalu mengaku Pewaris Sejati Mazhab PS2 ini, dan yang taak henti-hentinya menudingkan pedang pengkafiran kepada kaum Muslimin! Bukankan aneh Mazhab yang satu ini! Mengaku pewaris sejati Mazhab PS2 ternyata hanya mampu menemukan ocehan Muqatil dan al Kalbi?! Itulah Salaf yang dimaksud!! Dan hanya mereka Salaf!! Sementara yang ditanyakan adalah adalah sahabat Nabi Muhammad Saw. yang sependapat dengan akidah Wahhabi? Bukan murid-murid kaum Yahudi Mujassimah seperti Muqatil, atau yang dicacat kepribadiannya seperti al Kalbi.