Di antara alasan yang diutarakan Syekh Ibnu Abdil Wahhâb untuk melegalkan pengafiran dan penghalalan darah-darah dan harta-harta kaum Muslimin adalah beberapa asalan di bawah ini. Ia berkata:
وَيُقَالُ – أَيْضاً -: {الَّذِينَ قَالَ اللَّهُ فِيهِمْ {يَحْلِفُونَ بِاللَّهِ مَا قَالُوا وَلَقَدْ قَالُوا كَلِمَةَ الْكُفْرِ وَكَفَرُوا بَعْدَ إِسْلامِهِمْ } أَمَا سَمِعْتَ اللَّهَ كَفَّرَهُمْ بِكَلِمَةٍ مَع كَوْنِهِمْ في زَمَنِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَيُجَاهِدُونَ مَعَهُ ، وَيُصَلُّونَ مَعَهُ، وَيُزَكُّونَ ، وَيَحُجُّونَ ، وَيُوَحِّدُوْنَ ؟
Dikatakan juga, mereka yang oleh Allah Swt berfirman tentang mereka:
يَحْلِفُونَ بِاللَّهِ ما قالُوا وَ لَقَدْ قالُوا كَلِمَةَ الْكُفْرِ وَ كَفَرُوا بَعْدَ إِسْلامِهِمْ
Mereka bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa mereka tidak mengatakan (sesuatu yang menyakitimu). Sesungguhnya mereka telah mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah menjadi kafir sesudah Islam. (At-Taubah: 74)
Tidakkah engkau mendengar Allah mengafirkan mereka karena mengucapkan sebuah kalimat padahal mereka hidup di zaman Rasulullah saw., berjuang bersamanya dan salat, membayar zakat, haji dan mengesakan Allah.
_______
Catatan 31:
Ini adalah bukti lain yang hendak ditegakkan Syeikh Ibnu Abdil Wahhâb untuk melegalkan sikap gegabahnya dalam memvonis kafir kaum Muslim. Yaitu mereka berhak dikafirkan dikarenakan sebuah kalimat yang mereka lontarkan.
Setelah menyebut ayat 74 surah at Taubah di atas, Ibnu Abdil Wahhâb menegaskan, “Tidakkah engkau mendengar Allah mengafirkan mereka karena mengucapkan sebuah kalimat padahal mereka hidup di zaman Rasulullah saw., berjuang bersamanya dan salat, membayar zakat, haji dan mengesakan Allah.”
Abu Salafy berkata:
Sepertinya Syekh Wahhâbiyah ini memang selalu gemar mengobral kata-kata pujian palsu terhadap kaum-kaum yang dikutuk Allah SWT. Dalam keterangan-keterangannya yang telah lewat, ia membanggakan dan memuji kaum Musyrik Quraisy yang ia nilai lebih ringan kemusyrikannya dan lebih berakal dibanding Umat Islam yang sedang ia vonis musyrik!! Kali ini, Syekh membanggakan kaum Munafik dengan melukiskan untuk kita berbagai praktik memukau mereka…. shalat… berpuasa, haji dll. dan tidak ketinggalan Syekh menegaskan bahwa kaum munafik itu adalah hamba-hamba yang telah dengan sepenuh hati mentauhidkan Allah SWT…. dan mengesakan Allah!
Wahai Syekh! Ayat yang sedang engkau sitir itu turun membongkar kepalsuan kaum munafik…. kaum munafik itu jelas-jelas kaum kafir…. mereka itu akan ditempatkan fid darkil asfali minan nâr (kerak paling bawah dari api neraka)… Jika engkau tidak memahami hal ini, maka mukallid butamu; al ‘Utsaimin telah memahaminya! Dalam Syarah-nya atas kitab Kasyfu asy Sybubhât yang engkau tulis ia menegaskan bahwa ayat itu berkaitan dengan hukum kaum munafik. (hal.69) ini yang pertama.
Kedua, Nabi Muhammad saw. tidak pernah menghalalkan darah-darah harta-harta kaum munafik… tidak juga memerangi mereka… bahkan beliau saw. melarang dengan keras memerangi dan menghalalkan darah dan harta mereka! Ketika Hudzaifah berkata kepada Nabi saw. agar beliau mengutus seorang atau beberapa orang untuk membunuh kaum Munafik yang bersekongkol untuk membunuh Nabi saw. -seperti yang disebutkan pada ayat 65-66 surah at Taubah yang juga disitir Ibnu Abdil Wahhâb dan akan kami jelaskan nanti…-, maka Nabi saw. berkata kepada Hudzaifah, “Aku tidak ingin bangsa Arab berkata bahwa setelah dia (Nabi Muhammad) berhasil meraih kemenangan dengan bantuan sahabat-sahabatnya sekarang ia malah membunuhi mereka!”[1]
Dan kenyataan ini sangat bertolak belakang dengan sikap Syeikh Ibnu Abdil Wahhâb yang menvonis kafir kaum Muslim dan kemudian menghalakan darah dan harta mereka serta mengobarkan api peperangan untuk membumi hanguskan desa-desa mereka yang divonisnya telah musryik itu! Entah mengapa ia sengaja menyalahi Sunnah (ajaran/syari’at) Rasulullah saw.? Apa –karena dalam pandangaannya- Nabi saw. itu manusia biasa yang tidak terkontrol oleh Wahyu langit sehingga beliau menyimpang dari ketetapan Allah SWT? Atau Ibnu Abdil Wahhâb telah mendapat izin dan restu dari Allah SWT untuk membatalkan Syari’at Rasulullah saw.? Atau …? Atau… ?
Perhatikan! Mereka yang divonis Imam Besar Wahhâbiyah dengan kemusyrikan adalah kaum Muslim bukan kaum munafik dan mereka tidak sedang/pernah melontarkan kata-kata kekafiran… mereka hanya bertawassul, beristighâtsah, bertasyaffu’ kepada Nabi saw.! Mereka hanya berkata memohon: Hai Rasulullah! Sudilah Anda menjadi pemberi syafa’at untukku! Dan hanya akal dangkal Ibnu Abdil Wahhâb yang menuduhnya telah mempertuhankan Nabi Muhammad saw. dan menyembahnya selain Allah!
Apa Yang Mereka Katakan Sehingga Allah Mengecam Mereka?
Para mufassir menyebutkan beberapa riwayat yang menerangkan kata-kata apa yang dilontarkan kaum munafik (atau sebagian dari mereka). Di antaranya:
Al Wâhidi meriwayatkan dari adh Dhahhâk, ia berkata, “Kaum munafik keluar bersama Rasulullah saw. ke Tabûk. Dan apabila mereka sedang menyendiri bersama sesama teman munafik mereka, mereka mencaci maki Rasulullah saw. dan para sahabatnya serta mengecam kesucian agama. Lalu Hudzaifah melaporkannya kepada Rasulullah saw. kemudian beliau bersaba, ‘Hai kalain penyandang kemunafikan, kata-kata apa dari kalian yang telah sampai beritanya kepadaku ini?! Maka mereka bersumpah bahwa mereka tidak mengucapkan satu kata pun dari yang dilaporkan itu. Lalu Allah menurunkan ayat tersebut untuk membohongkan pengelakan mereka itu![2]
Ada riwayat lain dari Qatâdah ia menyebutkan bahwa Abdullah ibn Ubay ibn Salûl –gembong kaum munafik- berkata, “Perumpamaan kita dengan Muhammad itu seperti kata pepatah, ‘Kenyangkan anjingmu, ia akan memangsamu’ dan ia juga berkata, ‘Jika nanti kita kembali ke kota Madinah, kami (yang kuat ini) akan mengusir si hina dina itu (Muhammad maksudnya).’ Ketika hal itu dilaporkan kepada Nabi saw., ia bersumpah mengelaknya; bahwa ia tidak pernah mengucapkannya sama sekali.[3]
Dalam riwayat ketiga disebutkan: Ketika banyak ayat turun mengecam dan membongkar kedok kaum munafik dalam peperangan Tabûk, ada dua orang munafik bernama Jullâs ibn Suwaid dan Wadî’ah ibn Tsâbit berkata dengan nada mengejek “Jika Muhammad itu benar pastilah tuan-tuan dan orang-orang baik kami itu lebih buruk dari keledai!” Ketika ada yang melaporkannya kepada Rasulullah saw., lalu beliau pun menegur mereka, mereka bersumpah bahwa mereka tidak mengucapkan sama sekali kata-kata itu! Maka Allah SWT. menurunkan ayat tersebut.[4]
Allah SWT membohongkan sumpah mereka, sebab mereka benar-benar telah melontarkan kata-kata kufr itu… dan dan telah menjadi kafir sesudah Islam maksudnya mereka telah terang-tarangan menampakkan kekafiran setelah sebelumya berpura-pura menampakkan keislamanan mereka, kendati sejak awal dan pada dasarnya mereka itu adalah kafir dengan kemunafikan itu!
Dan dalam lanjutan ayat tersebut ditegaskan bahwa mereka telah bersekongkol merancanakan kehajatan atas Nabi saw. dengan membunuh dan mendorong kendaraan beliau dari puncak tebing![5]
Abu Salafy berkata:
Coba Anda perhatikan dan renungkan data-data kejahatan dan kekafiran kaum munafik di atas! Adakah kekejian dan kekafiran yang melebihi kaum yang menuduh Nabi Muhammad saw. sebagai pembohong, manusia hina dan lebih dari itu mereka merencanakan pembunuhan atas Rasul Allah! Inikah kaum yang dibanggakan pendiri sekte sempalan Wahhâbiyah; Ibnu Abdil Wahhâb dengan kata-katanya: “Tidakkah engkau mendengar Allah mengafirkan mereka karena mengucapkan sebuah kalimat padahal mereka hidup di zaman Rasulullah saw., berjuang bersamanya dan salat, membayar zakat, haji dan mengesakan Allah.”
Akankah keberpura-puraan mereka menampakkan keislaman dengan tujuan menyelamatkan diri itu berguna di sisi Allah SWT. kendati benar mereka memperagakan shalat dan dengan terpaksa ikut serta dalam rombongan para mujahidin Muslimin Mukminin?! Sementara itu mereka adalah kaum munafikun yang mencaci maki Rasulullah saw. dan mengecam kesucian agama Islam?!
Adilkan sikap Ibnu Abdil Wahhâb ketika menyamakan antara kaum munafikun itu dengan kaum Muslimin yang menjadi garapan “Proyek Pengafiran Massal”nya karena mereka bertawassul dengan maqam istimewa Rasulullah saw. dan para nabi serta para wali, bertabarruk dengan makam suci Rasulullah saw. dan para nabi serta para wali, beristighâtsah, memohon syafa’at dari Rasulullah saw. yang telah diberi Maqam Syafa’at Udzmâ?!
Kata-kata kekafiran mana yang dilontarkan kaum Muslimin ketika mereka bertawassul, beristighâtsan dll.?! Semua itu tidak ada! Semua itu tidak terjadi…. hanya saja Imam Besar Wahâbiyah mengada-ngada sebagai batu pijakan untuk memvonis musyrik dan setelahnya ia menghalalkan darah dan harta kaum Muslimin!
Sungguh biadab orang yang menyamakan kaum Muslim pecinta Rasulullah saw. dengan kaum munafik yang ingkar kebenaran dan bertekad membunuh Rasulullah saw.!
[1] Tafsir al Baghawi dan tafsir al Khâzin,3/117.
[2] Asbâb an Nuzûl:169-170.
[3] Asbâb an Nuzûl:169-170 dan Lubâb an Nuqûl; as Suyuthi:120.
[4] Lubâb an Nuqûl; as Suyuthi:121-122 dari riwayat Ibnu Abbas, Ka’ab ibn Mâlik dan Urwah. Baca juga tafsir Al Kasysyâf; az Zamakhsyari.
[5] Tafsri Fath al Qadîr,2/382-383, Asbâb an Nuzûl:170 dan kitab-kitab tafsir lain dan kitab-kitab Asbâb Nuzul lainnya.
Filed under: Fatwa Pensesatan, Ibnu Abdul Wahab, Kasyfu asy Syubuhat, Kenaifan Kaum Wahhabi, Manhaj, Mengenal Pemimpin Wahabi |
Aslmkm Pak Kyai….
يَحْلِفُونَ بِاللَّهِ ما قالُوا وَ لَقَدْ قالُوا كَلِمَةَ الْكُفْرِ وَ كَفَرُوا بَعْدَ إِسْلامِهِمْ
“Mereka (orang- orang munafik itu) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa mereka tidak mengatakan (sesuatu yang menyakitimu). Sesungguhnya mereka telah mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah menjadi kafir sesudah Islam.” (At Taubah[9]: 74)
Tidakkah engkau mendengar Allah mengafirkan mereka karena mengucapkan sebuah kalimat padahal mereka hidup di zaman Rasulullah saw., berjuang bersama dan salat, membayar zakat, haji dan mengesakan Allah.
Tanggapan :
Ini kalimat aneh bin ajaib yang telah diucapkan oleh Boss-nya Wahabi, Si Ibnu Abdil Wahhab.
PENGUMUMAN TO ANTEK DAN JONGOS WAHABI !!!
Bagi para antek dan jongos setia pemeluk sekte WAHABI. Coba kalian baca dan renungkan kalimat Syeikh kalian ini.
Yang perlu kalian garis bawahi adalah kalimat : “PADAHAL MEREKA HIDUP DI ZAMAN RASULULLAH SAW., BERJUANG BERSAMA DAN SHALAT, MEMBAYAR ZAKAT, HAJI DAN MENGESAKAN ALLAH”.
Siapakah yang hidup di-zaman Rasulullah?
Siapakan yang berjuang dan shalat bersama Rasulullah SAW??
Kalian coba baca definisi Shahabat menurut Ahlus Sunnah (dlm kitab Al-Bukhari)
Yang pasti mereka adalah PARA SHAHABAT Rasul, Syeikh anda telah MENGKAFIRKAN mereka (Shahabat) baik secara langsung ataupun tidak.
Tapi anehnya kalian selalu menebar fitnah (tanpa bukti) bahwa Mazhab Syiah-lah yang telah melakukan pengkafiran kepada Shahabat.
Saya baru mengerti mengapa para jonggos sekte Wahabi ini selalu berusaha untuk menebar Fitnah tentang Syiah? ternyata hanya untuk menutupi dan mengalihkan pandangan kaum MUSLIMIN, dari pendapat SYEIKH mereka sendiri Si Abdul Wahhab, yang secara JELAS telah MENGKAFIRKAN para Shahabat Nabi SAW, baik secara langsung ataupun tidak.
Untuk MUSLIMIN, coba baca kembali kalimat Si-Bedul Wahhab tersebut.
Bukankan iu satu bentuk pengkafiran?
Atau paling tidak pembenaran terhadap pengkafiran kepada para Shahabat.
Terima Kasih Banyak Pak Kyai (Abu Salafy), semoga Allah SWT memberi kesehatan dan berkah umur dan Ilmu kepada antum.
Kami senantiasa butuh pencerahan akan kebenaran dari antum.
Teruskan perjuangan antum, kami memberikan dukungan PENUH kepada antum.
Abu Salafy:
Amin. Syukran katsiran. Semoga Allah melindungi kita semua dari murka-Nya.
Ibnu Abdil Wahhab ternyata adalah seorang yang sangat keterlaluan dalam ke MUNAFIK annya.
Jika membaca kalimatnya, sangatlah jelas yang dimaksud olehnya adalah para sahabat Nabi.
Tanpa penafsiran ayat dengan jelas, hanya mengambil arti dari ayat secara utuh. Ini mengakibatkan ENDING dari kalimat Si-Syeikh jadi tertuju kepada Para Sahabat Nabi SAW.
TAK AKAN ADA SEORANG PUN YANG MAMPU MEMBENDUNG MANHAJ SALAFIYYAH INI, TIDAK JUGA PENULIS DI BLOG INI YANG ALIRAN ASYARIYAH + MUTAZILA.SEJAK BERIDIRINYA SITUS INI , MAKIN BANYAK SITUS2 DG DAKWAH MANHAJ SHALAFUSSHALIH, MAKIN BANYAK PONPES PONPES BERDIRI , MAKIN BANYAK MASYARAKAT YANG SUDAH TAHU TENTANG TAWASUL, TAHLIL, MAULID DLL. KASIHAN DIKAU HEHEHEHEHEHE
@Ujang & wahabiyun
Berarti makin banyak orang bodoh dalam agama
yang diperbodoh oleh pemahaman sheik Wahab….
iya..kan…
ujang makan toh kotoran mutowik mu dasar perusak islam
BOLAK BALIK BUKA BOLGNYA ABU SALAFY, DARI PIHAK SALAFIYUN KOMENTARNYA GA ADA YANG ILMIYAH YA? APA KAUM SALAFY GA ADA YANG BERILMU?
SAYA PERNAH LIAT TANGGAPAN SANGGAHAN TULISAN WANITA = ANJING HITAM DI BLOG LAIN http://situs.assunnah.web.id/2008/01/04/menjawab-abu-salafy-2/ TAPI KO SAYA TIDAK LIAT DI BLOGNYA ABU SALAFY YA?
kayaknya si Abdul Wahab ini ” kaki tangan orang Yahudi yang memang sengaja di susupkan ke islam untuk merusak islam.
salam,
Mata’allahu Tuula Hayatikum Ya Ayyuha S Syeikh Abu Salaf… Wa Anfa’anallahu wa hadaana Bi’ulumikum… Wa Ahlakallaahul Kuffaaro Wal Munaafiqiina fil ‘alamin… Alladzina Ya’shunallaha Warusulahu Wa Ashaba rasulillah saw azzahiduuna al atqiyaa, ruhamaau baynahum, wa asyidda ‘alal kuffaar. La’allaahu yahdi subulal waahibiyah wa anzala fi quluubihim mahabbatan wa salaman baynal muslimin fil ‘alamiin, wa laa yajadiluunahum bi Jahlihim Wa Taqlidihim, wa gafarallahu ibna abdil Wahhab bima qaala wa aftaa. ALLAHUMMAFTAH QULUUBAL WAAHIBIYYAH ‘ WAHDIHIM ILAA SHIROTOKAL MUSTAQIM AMIN..
TOLONG WAHIBIYAH & AHLUS SUNNAH UNTUK MENGAMINKAN DU’A INI.
hADANALLAHU wAIYYAKUM fI sABILIHI
Assalamu’alaiku. OH…..sungguh, suatu saat nanti umat ini akan terpecah beberapa golongan, mensunnahi umat Nashrani dan Yahudi. Dari blog ini, ternyata saya baru memahami umat yg baik ini hanya mempermasalahkan dalam umat itu sendiri. Mereka saling membelakangi, mendholimi, mengkhianati. Kemana ukhuwah itu? saya sangat rindu. Sebuah persatuan umat yg satu dengan yg lain menguatkan antara satu dengan yg lainnya seperti sebuah bangunan yg kokoh.