Syeikh Ibnu Abdil Wahhâb berkata:
Dan juga para malaikat memberikan syafa’at, para wali, anak-anak yang mati sebelum mencapai usia balig, tidakkah Anda mengatakan sesungguhnya Allah telah memberikan syafa’at maka mintalah syafa’at itu dari mereka?
Jika Anda mengatakan hal ini (ya, aku meminta syafa’at dari mereka), maka Anda telah kembali kepada penyembahan orang-orang yang saleh yang telah disebutkan oleh Allah dalam kitab-Nya. Jika Anda berkata tidak, maka bohonglah ucapanmu bahwa Allah memberinya syafa’at dan aku mengharap pemberian tersebut.
____________
Catatan 19:
Meminta Syafa’at dari Para Malaikat dan Kaum Shaleh Adalah Sesuai dengan Tuntunan Al Qur’an dan Sunnah!
Seperti berulang kali saya sebutkan bahwa meminta syafa’at tidak keluar dari arti meminta doa. Syafa’at yang diberikan oleh Syafî’ (pemilik hak memberi syafa’at) adalah permohonan yang dipanjatkan olehnya kepada Allah agar Allah berkenan memberikan sesuatu kepada al masyfû’ lahu (peminta syafa’at kepada syafî’). Syafa’at Nabi Muhammad saw. atau lainnya adalah doa yang dipanjatkan oleh Nabi saw. untuk orang lain, dengan memintakan ampunan atas dosanya atau dipenuhinya hajat untuknya atau lainnya.
Jadi meminta syafa’at kepada orang lain sama dengan meminta darinya agar ia memdoakan!
Kaum Wahhabiyah membolehkan meminta doa kepada orang mukmin siapapun dia, seperti telah dijelaskan sebelumnya. Bahkan dibolehkannya meminta doa kepada orang Mukmin adalah hal gamblang dalam ajaran Islam. Maka tidaklah mengapa meminta syafa’at dari orang mukmin siapapun dia, apalagi memintanya dari para nabi as. dan kaum Shalihin dan juga dari para malaikat, dan khususnya dari Nabi Muhammad saw.!!
Bukankah Allah telah menjelaskan dalam Al Qur’an bahwa para malaikat itu memintakan maghfirah untuk kaum Mukminin yang hidup di bumi ini?!
Allah SWT berfiman:
الَّذينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَ مَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَ يَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذينَ آمَنُوا رَبَّنا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَ عِلْماً فَاغْفِرْ لِلَّذينَ تابُوا وَ اتَّبَعُوا سَبيلَكَ وَ قِهِمْ عَذابَ الْجَحيمِ.
”(Malaikat-malaikat) yang memikul Arasy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): ”Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala- nyala.“(QS.Ghafir [40]; 7)
Maka jika demikian, apa salahnya apabila kita meminta dari para malaikat, dari para waliyullah, dan dari setiap orang Mukmin?!
Di nama letak kebenaran anggapan menyimpang bahwa meminta doa dari mereka adalah sama artinya dengan menyembah mereka?!
Bagaimana Ibnu Abdil Wahhab mengatakan: Jika Anda mengatakan hal ini (ya, aku meminta syafa’at dari mereka), maka Anda telah kembali kepada penyembahan orang-orang yang saleh ?!
Sepertinya, Ibnu Abdil Wahhab perlu meluruskan pemahamannya tentang makna ibadah, syirik dan tauhid!!
Dan penyimpangannya dalam memahami makna hakikat ibadah, sehingga ia memasukkan meminta syafa’at kepada para malaikat, kaum shaleh dan para waliyullah ke dalam kataloq ibadah telah berdampak fatal… di mana ia akan menvonis musyrik mereka yang meminta syafa’at dari para waliyullah, kaum shelah dan para malaikat! Dan ini adalah doktrin pengafiran yang menyimpang dan sekalgus menyesatkan! Dan akibat darinya lahirlah generasi “Haus Sasaran Takfîr” yang selalu siap siaga mengarahkan panah-panah pengafiran beracum ke jantung kaum Muslimin yang Mukminin, mengesakan Allah SWT. menjalankan rukun-rukun Islam dan ta’at beribadah!
Sepertinya, Ibnu Abdil Wahhab yang memiliki hak penentu makna setiap kata yang hendak ia lontarkan! Jika ia memahaminya sebagai syirik, maka dengan tinta merah pekat ia akan menorehkan makna kemusyrikan untuk kata tersebut!
Sepertinya, sang penentu makna syirik dan tauhid untuk setiap praktik yang dijalankan umat Islam adalah Sang Pendekara Kesiangan dari Gurun Padang Pasir Gersang Pegunungan Najd!
Filed under: Akidah, Kasyfu asy Syubuhat, Kenaifan Kaum Wahhabi, Manhaj, Mengenal Pemimpin Wahabi |
kalau gitu bisa donk kita minta kirimi wesel dari habib2 dan wali2 yang telah meninggal????? enak…jadinya gaka pake repot!!!!!!!!!!!!!!!!!!
kalau sama malaikat gak usah nt repot2 minta syafaat nt cukup jadi orang beriman beramal sholeh tidak berbuat bid’ah dholalah OTOMATIS para malaikat akan mendoakan nt…
Makanya nt baca ayat itu bener2 atau pengunjung blog ini bisa mencermati ayat tsb apa orang yang sesat termasuk dalam orang yang didoakan oleh malaikat pemikul arsy???? (Padahal arsy itu dikatakan bukan makna sebenarnya??? yang saya bingung kenapa (Arsy) kekuasaan allah sampai bisa dipikul??? berarti kekuasaannya masih gedean malaikat lha buktinya malaikat aja bisa mikul)???
Abu Salafy:
Rupanya tuhan si benthaleb itu duduk di atas arsy lalu arsynya dipikul malaikat! lucu ya?
Pasalah do malaikat baca dan reungkan lagi saja maalah itu biar tidak menjadi dangkal pemahamannya.
Komentar saya boleh tidak dimuat. Saya banyak sepakat dengan isi blog antum. dari beberapa eksplorasi yang saya lakukan bahkan saya menemukan keterkaitan gerakan salafy di Timur tengah dgn agenda Barat. Cuma kalau bisa format kajian antum diformat lebih ilmiah saja dan kata-kata yang menurut saya, agak sarkasme, dikurangisaja sehingga bahts antum lebih cool dan semoga juga dapat dipertanggungjawabkan kepada Allah. da’wah bilhikmah, mau’idhatul hasanah, wajadilhum bilati hiya ahsan. Salam kenal
Abu Salafy:
Salam kenal juga mas Susiyanto terima kasih atas arahannya.
@benthaleb…rupa2nya benthaleb ini sering dapat wesel dari saudi ya…memang sulit kalau orang2 salaf ini tidak mau dikasih syafaat untung kalau ada yang mau ksh syafaat…minta aja sama fahd syafaat tapi mungkin fahd ndak punya syafaat tapi kalau yang bersifat minumam surgawi duniawi mungkin punya
@ berabeh
Wong sama habib dan wali yang sudah meninggal aja ana gak mau kok malah ama fahd…yo gak logis toh mas….!!!
Siapa Fahd itu???? Tapi kira2 kalau nt dapat dolarnya mungkin lain ceritanya!!!
hhhmmmmmm
setuju sama pak susiyanto ..
@benthaleb
Berkomentarlah dengan elegant, bantahlah dengan ilmiah. Tunjukkan mana yg salah dari pak abu ini.
Atau pak benthaleb tidak punya kitab yg sama.
@ wisanggeni
Semua komentar yang saya tuliskan saya anggap tepat saja dan gak masalah mas….jadi mana yang tidak elegan dan ilmiah???? Minta maaf tolong ditunjukkan!!???
Benar….mas kitabnya tidak sama…..Ustad abu pakai kasyfu syubuhat saya cuma pakai KISAH PENDEKAR PULAU ES Karangannya ASMARAMAN KHOO PING HOO ….jadi pasti gak nyambung ya mas…….
(Maaf abu salafy buat orang yang asal nyerocos ini saya kasih joke segar biar kepala jadi adhem)
hayo diskusi lagi
bantahlah pak abu dengan materi yang oke.
@benthaleb
Kang, kalau mau suruh nunjukkan mana yang tidak ilmiyah dari tulisan nt, nih saya tunjukkan. Pertama : nt menulis : ” kalau gitu bisa donk kita minta kirimi wesel dari habib2 dan wali2 yang telah meninggal????? enak…jadinya gaka pake repot!!!!!!!!!!!!!!!!!! ”
Tulisan nt ini benar-benar tidak ilmiyah, nt punya kesmpulan, kalau meminta syafaat kepada wali, malaikat itu dibolehkan berarti meminta kiriman wesel dari merekapun dibolehkan”
Saya bertanya kepaa nt, nt tentu yakin bahwa meminta kepada Allah itu boleh, bahkan kalau nt masih percaya sama Quran nt akan berkata ” Minta kepada Allah bukan hanya boleh bahkan diperintahkan” Sekarang saya akan pakai logika miring anda ” Kalau meminta kepada Allah itu boleh coba nt minta kepada Allah untuk tranver uang ke rekening nt jadi nt gak susah-susah bekerja
Coba logika nt di amalkan dengan penuh keyakinan, seyakin yakinnya dan tinggalkan semua pekerjaan. Nanti lihat rekening nt bertambah ndak, kalau bertambah berarti logika nt benar tatapi kalau tidak berarti nt sudah perlu di servis cara berlogikanya. Tapi dengan catatan yang ngirim uang Tuhan sendiri lho
Salam Kenal kang benthaleb n ana mohon maaf !
kawan-kawan jangan terlalu banyak mengkhayal seperti shohibul fadhilah wal majdi wal jalalah shohibus sumuw – benthaleb ini.
dan kawan-kawan jangan coba-coba memanggil nabi dengan Sayyid, karena kawan-kawan akan dikeroyok orang-orang wahhabi dan kawan-kawan akan dituduh Musyrik.
Tetapi untuk raja wahhabi kawan-kawan boleh memanggil dengan “shohibul fadhilah wal majdi wal jalalah shohibus sumuw” dan kalau bisa sambil cengar-cengir biar seperti orang arab benaran.
hihihiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii konyol benar wahhabi khan ?
Kawan-kawan, yang di arab belum tentu tahu tentang arab apa lagi tentang Nabi Muhammad SAW. Sya pernah piara unta disana. onta saya benar-benar lahir di arab, dibesarkan di arab, berkumpul dengan kawan-kawannya yang semua arab tapi masya Allah betapa terkejutnya saya ketika onta saya saya sapa denagn bahasa arab dia cuma cengar-cengir nggak bisa faham sama sekali
Maka kalau tanya tentang agama jangan tanyakan pada onta-onta di sana, antum akan kecewa dengan jawannya.
Benar lho ini kawan-kawan
bib jangan nyapa onta..
@benthaleb…
kita sudah tidak pakai dolar wan tapi pakai euro…
@benthaleb
” Wong sama habib dan wali yang sudah meninggal aja ana gak mau kok malah ama fahd…yo gak logis toh mas….!!! “. ini baru komentar aslinya wahabi…ahsantum…nt kalau cari kerja mintanya sama siapa…?sama orang yang punya pabrik?apa sama abdul wahab..?nt kalau nikah minta anaknya orang itu minta ke orang tuanya apa ke abdul wahab..????nt kalau bisa jawab ini berarti nt akan jujur.
@benthaleb…
kita sudah tidak pakai dolar wan tapi pakai euro…
@benthaleb
” Wong sama habib dan wali yang sudah meninggal aja ana gak mau kok malah ama fahd…yo gak logis toh mas….!!! “. ini baru komentar aslinya wahabi…ahsantum…nt kalau cari kerja mintanya sama siapa…?sama orang yang punya pabrik?ATAU apa sama abdul wahab..?nt kalau nikah minta anaknya orang itu minta ke orang tuanya apa ke abdul wahab..????nt kalau bisa jawab ini berarti nt akan jujur.
Ass…
Sy punya kitab al-Aqidah al-Shahihah wa Ma Yudloduha wa Nawaqid al-Islam,penulisnya guru besar dan pendekar tanpa tanding dr padepokan WAHABI,Abd Aziz ben Abdllah ben Baz. Pada bab Nawaqid al-Islam (hal.26),dia mengeluarkan jurus TAKFIR yg menghebohkan dan menggetarkan serta menakutkan dunia kaum muslimin bhwa,yg mmbtalkan keislaman ssorg yg mengakbtkan halal darah dan hartanya,diantaranya:
Man ja’ala baenahu wa baena Allah wasa’ith yad’uhum wayas’aluhum as-syafa’ah wa yatawakkalu ‘alaehim faqad KAFARO IJMA’AN.
Abu Salafy:
Anda tidak usah terkejut jika kerdil-kerdil yang ikut makan dari hidangan Ibnu Ibnu Tai miyah dan Abdil Wahhab akan selalu menikmati pengafiran kaum Muslim, sebab:
و الذي خبثَ لا يَخرجُ إلاَّ نكِدًا
و مثلكلمة خبيثة كشجرة خبيثة
Maha benar Allah dengan segala firmannya
saya tidak tau kedok Anda seperti apa. mengenal Abdul wahhab dan Bin Baz saja saya yakin anda tidak melakukannya dengan baik. memahami ucapan Abdul Wahab dan Bin Baz pun dengan baik dan benar, saya juga kurang yakin anda bisa melakukannya. dan yang Anda dan teman-teman Anda lakukan hanyalah mencopy paste dari orang-orang yang Hikd pada dua tokoh ini. dan dari tulisan ini saya melihat tidak ada hal baru yang bisa dijadikan pengetahuan yang bermanfaat, yang saya endus hanyalah sampah yang berpindah dari satu tong ke tong yang lain, dari satu waktu ke waktu yang lain. benar-benar tragis.
Anda ini kalau bisa….
ini hanya saran saya saja…….
jangan suka memahami ucapan orang lain menurut apa yang anda mau, meski harus diakui yang punya kuasa pada pikiran anda adalah anda sendiri. kalau anda memahami ucapan/pendapat orang lain menurut apa yang anda mau maka ucapan orang itu sudah bukan murni lagi ucapannya, melainkan ucapan anda sendiri…..singkat kata kulitnya memang seperti ucapan pengucapnya namun konten isinya adalah ucapan/pikiran anda. Atau bisa dibilang dengan bahasa jaman sekarang, “pembajakan hak-cipta”
hak-cipta penafsiran, penjelasan terhadap ucapan Abdul Wahab dan Bin Baz hanya ada pada mereka berdua, Anda ini hanyalah pembajak yang coba cari-cari untung dengan memanfaatkan keadaan demi kesenangan pribadi.
contoh : apa yang anda bawa dari tulisan Bin Baz dan Abdul Wahab saya kira itu adalah ucapan anda sendiri, karena andalah yang menyetir diri anda atau pembaca mengikuti arah laju pikiran yang anda mau dari ucapan keduanya..singkatnya, saya hanya bisa tertawa melihat kebodohan anda ini. Dasar pembacak salafy non-kreatif…
Banyaklah belajar…..
Wasalam
Abou Meriya
_____________
Abu Salafy:
Benar Anda saudaraku! Yang saya ucapkan itu adalah pemahaman tentang ucapan/tulisan Ibnu Abdil Wahhab! Itu benar!!
kalau Anda punya pemahana lain tentang ucapan/tulisan Ibnu Abdil Wahhab, tolong disampaikan di sini! Bukannya pemahaman Anda itu bukan ucapan/tulisan Ibnu Abdi Wahhab?
Lalu apa yang menjadikan Anda yakin bahwa saya salah dan pemahaman Anda adalah benar?
Kalau hak paten pemaknaan ucapan/tulisan Imam Wahhabi itu hanya hak dia, ya jangan nulis! Simpan aja dalam dadanya! Jangan diutarakan!
Apa Anda anggap tulisan/ucapan Imam Anda lebih suci dari sabda Nabi dan firman Allah?
Saya sudah biasa membaca tanggapan teman-teman Wahhabi kalau sudah kelabakan pasti bicara gitu!!
Jadi akan lebih ilmiah kalau Anda bantah saja! Buktikan mana yang salah, insya Allah saya akan membuka hati dan pikiran saya untuk menerimanya.
Berabeh berkata:
nt kalau cari kerja mintanya sama siapa…?sama orang yang punya pabrik?ATAU apa sama abdul wahab..?
Saya katakan kalau saya minta kerjaan ya sama yang punya perusahaan atau pabrik, misalnya pabrik A milik bapakmu terus bapakmu itu mati dan kamu yang ganti pegang perusahaan A tsb maka aku minta kerja sama kamu bukan sama bapakmu yang mati itu karena aku tahu bahwa bapakmu tidak mungkin bisa kasih referensi buat aku ke kamu untuk diterima kerja kenapa???? karena bapakmu sudah mati.
Berabeh berkata:
nt kalau nikah minta anaknya orang itu minta ke orang tuanya apa ke abdul wahab..????
Saya katakan kalau bapaknya mati ya aku minta sama walinya yang lain karena kalau aku bilang bahwa bapaknya menerima aku sebagai mantunya jelas wali yang lain gak percaya…bahkan aku bisa dibilang sinting karena mereka pasti beranggapan orang mati kok bisa menerima lamaran orang.
Gituuuuuuuuuu………beh…beh…
@ abdullah habib
nt ini majnun ya????…………………..komentar nt disini ana anggap lucu sampai ana hampir kencing dicelana…..onta kok nt ajak ngomong????? tapi pantes aja lha wong kuburan aja nt mintai syafaat!!!! onta kan masih hidup jadi lebih afdhol dimintai pendapat alias diajak ngomong2……
hahahahahahahahahah………………………………
Jangan nemen-nemen ya jelek-jelekkan wahhabi dan guru besarnya ibn taimiyah karena memang sudah jelas jeleknya. Ingat jasa beliau sangat besar, dalam hal ngapir ngapirkan orang.
Saya ada contoh bagaimana ibn taimiyah ngapirkan orang yang bertawassul kepada Allah, dalam buku yang sangat berharga di mata wahhabi “al-qo’idah al-waasithoh” bagian dari “Majmu’ah al tauhid hlmn. : 72 Cet. Darul Fikr. Orang yang sudah dikapirkan dengan dengan rumusan ini dia harus ” disuruh untuk taubat .masih ngeyel gak mau ? Bunuh ”
Ibnu Taimiyah menyatakan (yang kesimpulannya : orang yang bertawassul kepada Allah dengan para anbiya, auliya, ulama dan orang-salih ini ada 3 kemungkinan.
a. Meyakini bahwa Allah tidak Maha Tahu akan kebutuhan hambanNya, maka Allah membutuhkan orang yang dekat denganNya untuk memberi tahu.
“orang yang meyakini Allah Tidak Maha Tahu adalah Kafir”
b. Meyakini bahwa Allah lemah untuk mmenuhi kebutuhan hambaNya, maka dibutuhkanlah para pembantu yaitu para nabi, wali dan orang-orang salih.
“Orang yang meyakini bahwa Allah tidak maha kuasa, maka dia kafiirr.
c. Meyakini bahwa Tuhan tidak maha menghendaki untuk berbuat manfaat dan kebaikan kepada hambanya, maka Allah membutuhkan orang yang dekat denganNya untuk menasihati Allah agar Allah berbuat kebaikan. “Orang yang meyakini Allah tidak menghendaki kebaikan jelas dia Kaaaaafiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiir.
Inilah logika Imam Besar Ibn Taimiyah, mari kita fahami lebih lanjut dan apa saja yang akan ketumbur dengan logika orang sinting seperti ini. Kalau logika ibn taimiyah di terima maka :
Orang yang berdoa kepada Allah, sama dengan meyakini bahwa Alah tidak maha tahu akan kebutuhan hambanya, maka Allah perlu mendengar dari hambanya langsung sehingga Allah tahu kalau si hamba itu membutuhkan suatu keperluan. Orang yang meyakini bahwa Allah tidak maha tahu adalah kafiir Jadi berdoa menurut logika ibn taimiyah adalah kafir.
Meyakini Allah mengutus para utusan, sama dengan meyakini bahwa Allah tidak maha kuasa, sehingga Allah membutuhkan pembantu untuk menyampaikan pesan-pesannya. Orang yang percaya bahwa Allah tidak maha kuasa adalah kafiriiir. Jadi beriman kepada para utusan menurut logika gila ibn taimiyah adalah kafiiiirrrrrrrrrrrrrrr.
Orang melakukan salat dan membaca salawat terhadap nabi ketika tahiyyat, sama dengan meyakini bahwa Allah tidak berkehendak untuk memberi rahmat kepada RasulNya, maka dibutuhkan orang beramai ramai memohonkan salawat agar Allah memberikan rahmatNya kepada utusanNya itu. Orang yang meyakini bahwa Allah tidak berkehendak kebaikan terhadap utusanNya adah kaaafiiiiiirrrr. kesimpulannya Orang yang salat menurut ibn taimiyyah al junun, adalah kafiir.
Apakah ada logika yang lebih menghancurkan agama melebihi logika ibn taimiyah ini ? Hai Orang-orang Wahhaby coba tunjukkan !
Kawan-kawan tidak usah bersedih kalau di tuduh kafir oleh wahhabi karena pengkafiran mereka hanya dengan logika murahan seperti ini. “Katakan “Tidak” untuk wahhaby”
tanggapan untuk si abu salafy.dan benthaleb
ibnu mubarak pernah berkata: sanad itu adalah bagian dari agama, tanpa sanad maka siapaun akan berbicara semaunya dan sesukanya.
dari sini mari kita merenungi. kalau semua orang berbicara sesukanya, semaunya mengenai agama maka tiadalah guna rasul diutus dan tiadalah guna al-quran diturunkan, karena setiap orang menjadikan pikirannya sebagai referensi pribadinya, sementara al-quran dan hadis hanyalah slogan untuk menutupi kebuskan hatinya.
begitupun dengan abdul wahab, Anda semua memahami ucapannya beliau ini dari siapa>?????? dan dari mana????????
kalau dari guru anda, atau dari pikiran anda sendiri, yah itu sama saja bohong, guru anda bahkan anda akan berbicara semaunya, sesukanya tanpa ada rasa malu.
kalau anda mau mempelajari pemikiran beliau yah harus dengan sanad, dari murid-murid abdul wahab secara regenerasi dari sekarang sampai ke abdul wahab dengan rentetan sanad yang shahih, kalau tidak begitu yah terjadilah apa yang anda lihat sekarang ini, anda semua berbicara mengenai abdul wahab dengan sesuka hati dan semau pikiran anda tanpa rasa malu.
saran saya, kalau anda mendapatkan sebuah pemahaman asing diluar pemahaman yang membesarkan anda,( anda lahir misalnya dari ibu bapak yang syiah, kemudian anda diajarkan untuk membenci wahabi, lalu anda pun membencinya, baik dari pendidikan yang anda tempuh dll, lalu terprogram dalam pikiran anda sejak anda kecil sampai anda dewasa untuk membenci dan memberantas wahabi maka anda pun akan melakukannya, anda meyakini posisi anda benar sementara wahabi salah dan sesat),
nah disinilah anda harus pintar untuk membuktikan benarkah yang anda yakini tentang wahabi selama ini???? tanyakanlah, kepada mereka yang anda aggap tau tentang wahabi (ingat bukan wahabi cetek/sok tau) lalu mulailah belajar mengenai pemahaman abdul wahab dari murid-muridnya yang sudah beregenerasi (ingat bukan dari guru anda yang anti wahabi), lalu belajarlah dengan menggunakan pandangan kerelaan, setelah itu anda bandingkan dengan pemahaman adan yang sebelumnya,
nah disitulah anda bisa menemukan titik terang yang anda cari selama ini, ingat blog itu bukanlah wahana tertinggi untuk belajar islam, karena wahan yang tertinggi adalah anda langsung duduk dengan para ulama dan luzum kepada mereka, kalu anda suruh saya menyampaikan pemaham wahabi yang benar maka tidaklah mungkin blog ini mencukupi, kalau mau anda bisa ke tempat kami untuk belajar, kami tidak memaksa anda untuk mengikuti kami , kami hanya menyadarkan antum bahwa abdul wahab tidak layak diikuti bila ucapannya tidak sesuai dengan sabda nabi, dan begitulah abdul wahab mengajarkannya pada kami. dan tidak layak dicaci bila anda belum mengenalnya terlebih dahulu dengan baik dan benar.
itu saja dulu
wasalam
abou meriya as-salafy
Abu Salafy:
Salam akhi Aboumeriya. Jika Anda yakin dengan apa yang Anda nukil dari Ibnu Mubarak, maka sebenarnya, Anda lah orang pertama yang melanggarnya! Sebab Anda sekarang menukil omongan Ibnu Mubarak tanpa sanad!! Bukankah begitu kawan?!
Masalah mengenal mazhab atau pikiran orang lain, apakah salah jika dilakukan melalui menelaah kitab-kitab dan stitmen yang ia lontarkan?
Masalah harus dengan sanad, satu pertanyaan sederhana ingin saya tanyakan kepada Anda, Apa ben Abdil Wahhab punya sanad untuk memahami hadis Nabi saw. yang ada dalam Shahih Bukhari misalnya, sebab jika tidak punya bagaimana ia akan memahaminya. Yang saya tanyakan sanad pemaknaan/pemahaman hadis atau Al Qur’an seperti yang ia fahami! Apa punya sanad? Atau ia katakan dengandasar “Semau Ana”> seperti yang kecam Ibnu Mubarak!
Sepertinya Anda baru terjun dalam urusan agama, jadi agak berhati-hati dan mempersulit diri! Maaf.
@bentholib
Memang junun orang yang mengajaq bicara sama onta. Makha ana segera sadar dari kejununan itu dan ana mengajaq khawan-khawan thermasuq nt untuq tidaq menyafa onta lagi, apa lagi menanyakhan permasalahan agama.
Nt mau kencing di celana ? nt kena penyakit lho kang harus diobatkan (nanti celana nt baunya jadi amit-amit, itu kelepnya mungkin yang mau bocor.
Makanya khang bentholeb, jangan fahami kata-kata menurut lafalnya saja, ntar jadi bodoh kwadrat kaya onta arab lho
Tambahan dari kawan ana yang berjenggot lebat “ Masya Allah, di abad modern macam ini masih ada onta bicara agama”. “ Bukan onta syekh ! masak onta bisa internetan ?” jawab ana.
Syukron kang bentholib n salam kenal !
Salam akhi Aboumeriya. Jika Anda yakin dengan apa yang Anda nukil dari Ibnu Mubarak, maka sebenarnya, Anda lah orang pertama yang melanggarnya! Sebab Anda sekarang menukil omongan Ibnu Mubarak tanpa sanad!! Bukankah begitu kawan?!
Masalah mengenal mazhab atau pikiran orang lain, apakah salah jika dilakukan melalui menelaah kitab-kitab dan stitmen yang ia lontarkan?
Masalah harus dengan sanad, satu pertanyaan sederhana ingin saya tanyakan kepada Anda, Apa ben Abdil Wahhab punya sanad untuk memahami hadis Nabi saw. yang ada dalam Shahih Bukhari misalnya, sebab jika tidak punya bagaimana ia akan memahaminya. Yang saya tanyakan sanad pemaknaan/pemahaman hadis atau Al Qur’an seperti yang ia fahami! Apa punya sanad? Atau ia katakan dengandasar “Semau Ana”> seperti yang kecam Ibnu Mubarak!
Sepertinya Anda baru terjun dalam urusan agama, jadi agak berhati-hati dan mempersulit diri! Maaf.
Salam balik. Anda boleh berpikir demikian, silahkan. Ini negara bebas. Saya bisa memahaminya, karena Anda terlihat sangat-sangat buntu dalam mencari akses masuk kami kepada ibnu mubarak. Anda bilang kami menukil omongan ibnu mubarak tanpa sanad. Sungguh sangat mengharu birukan ucapan anda ini. Saya paham, anda bisa bicara begitu, karena ketidak tahuan anda saja mengenai keilmuan kami saja. Saya bisa memahaminya…..akan keluhan dan keputusasaan anda dalm mencari jawaban yang telak untuk membungkam pendapat saya.
Jelas salah kalua memang anda memnginginkan ucapan salah itu disebutkan, saya berikan contoh saja. Bila Guru anda menyampaikan ajaran islam kepada anda kemudian ucapan-omongannya itu kami telaah lalu kami tafsiri menurut pendapat kami yang nota bena jelas-jelas tidak sesuai dengan apa yang disampaikan kepada anda, bagaimana pandangan anda? Apa anda rela dengan semua itu?
Jelas dong, Ibnu Abdil Wahab memiliki sanad, kalau sampai dia tidak memiliki sanad yang bisa mengantarkan kami kepada rasulullah maka sudah dari dulu kami “murtad” dari abdul wahab. Dan ngapain amat kami ikuti orang ini. Dan Kenapa kami harus susah payah mengikuti orang ini???? Kalau memang justifikasi anda itu benar gitu loh.
Dalam setiap pengajaran kami tidak pernah menggunakan kata “menurut saya”, yang selalu kami katakan adalah berkata guru kami berkata si syaikh kami berkata si B _______berkata imam bukhari/ahmad/tirmidzi, dll, berkata fulan berkata lagi fulan __________Rasululah saw. bersabda,______
Kalau anda bilang saya baru terjun dalam urusan agama dan terlalu berhati-hati hingga mempersulit diri, lho wajar saja anda bicara begitu, karena anda baru berhadapan dengan saya. Yang nota bene baru melakukan pemanasan terlebih dahulu dengan anda, ayolah kita ini belum masuk pada inti masalah. Kenap terburu-buru begitu.
Saya tunggu respon baliknya
Abu Salafy:
Salam akhi aboumeriya… apa yang Anda katakan bahwa imam Anda punya sanad bersambung itu baru klaim… yang diperlukan di sini ada bukti!
@aboumeriya
aku ingin tahu juga lho sanadnya
Salam,
saya pengen tanya dengan ustadz benthaleb,saya panggil ustadz karena dia paling tahu Ibnu Abdulwahhab…
menurut sejarah yang saya baca, Ibnu Abdil Wahhab itu matinya dibakar,karena dia orang yang paling ahli buat hadis palsu, merendahkan dan menghina ahlulbait Rasulullah SAWW…jadi matinya dibakar dech…
gimana komentar Ustadz BenThaleb?
@Abu Salafy
Jangan dimasukin spam y, kalau memang itu masuk spam, tolong komentar saya ini dipindahkan ke blog Anda yang berkaitan dengan komentar saya ini.. Terimakasih
Salam,
@ Semua yang demam sanad
Orang sering salah dalam memahami fungsi sanad dalam hal menjaga kemurnian agama. Ada orang beranggapan bahwa kalau ilmu (ucapan) sudah pakai sanad yang bisa dipertanggung jawabkan maka otomatis semua yang dia katakan adalah benar. Ini merupakan kebodohan yang sangat jelas yang akan mengantarkan kelompok hizbiyyah untuk membangun madzhab sesat dengan sanadnya masing-masing.
Sanad hanya bertujuan untuk memastikan bahwa ucapan itu benar-benar diucapkan oleh orang yang menjadi sumber utama dalam ucapan tersebut., jadi kalau sumber pertama salah dalam membuat pernyataan, maka kuat dan sahihnya sanad hanya bisa mengantarkan pada kesimpulan bahwa sumber pertama dari pernyataan itu adalah salah, dan sekali-kali bukan merubah pernyataan yang salah itu menjadi benar.
Generasi pertama Islam, sangat mengutamakan dan menganggap sangat penting ilmu sanad ini, karena pada waktu itu semua informasi biasa disampaikan dari lisan ke lisan. Budaya menulis baru muncul pada generasi berikutnya.
Ilmu sanad bukan dimaksudkan untuk mengukur benar dan salahnya penafsiran, boleh jadi generasi yang akhir yang menerima informasi sabda Nabi (hadits Nabi) dengan melewati beberapa generasi sebelumnya lebih faham apa sebenarnya yang dimaksud oleh Rosul daripada generasi yang mendengar langsung sabda itu dari Rosulullah.
Ini yang dimaksud dengan Hadits Nabi : ” Hendaknya yang hadir ini menyampaikan kepada yang tidak hadir, boleh jadi yang kepadanya di sampaikan (sebuah Hadits) ia lebih mahami (au”aa) dari pada yang menyampaikannya”.
Sekarang zaman sudah berubah, ucapan orang (ulama) lebih banyak dituangkan dalam sebuah buku. Jadi kalau ucamapan itu ada pada sebuah buku yang ditulis oleh ibn abdl wahhab, maka tidak butuh lagi sanad untuk memastikan apakah benar ibn abdil wahhab mengatakan hal itu atau tidak.. Dan sama sekali dengan memakai sanad yang bisa menghubungkan antara orang sekarang dengan Ibn abdil wahhab lantas bisa memastikan bahwa pemikiran ibn abdil wahhab itu mesti benar.
Semua orang berhak untuk mengkritisi dan dikritisi ucapannya, kecuali Rasul., karena tidak ada ucapan yang mendapat jaminan kebenaran kecuali apa yang Beliau sabdakan.
Adapun menyimpulkan pemikiran orang lewat membaca buku yang ditulisnya adalah hal yang biasa, kecuali buku itu tidak dipublikasikan dan dimaksudkan hanya untuk pegangan pribadi.
Membedah buku-buku Ibn Taimiyah dan Ibn Abdil wahhab dan membongkar kesesatan-kesesatan pernyataannya, adalah tugas mulia yang tidak membutuhkan sanad yang dibutuhkan hanya mampu membaca dan memahami bahasa.
Selamat berfikir jernih dan jangan terlalu demam sanad !
bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu Alaikum
saya sudah agak lama membaca artikel-artikel tentang wahhabi tapi saya belum menemukan orang yang mendudukkan asal kata wahhabi itu dari mana. yang jadi sorotan adalah Muhammad bin Abdul Wahhab. kok sektenya bernama Wahhabi mestinya kan sesuai dengan nama yang bersangkutan bukan nama bapaknya, jadi seharusnya Muhammadi atau muhammadiyah, gitu.
kalau ada yang salah mohon di ralat.
trus ada sejarah yang saya baca bahwa pada zaman Muhammad bin Abdul Wahhab hidup ada seorang syaikh yang sangat membenci ajaran beliau, mengangap keterlaluan dan semacamnya. Ketika itu ada seseorang yang bersimpati terhadap Muhammad bin Abdul Wahhab, dia mengambil salah satu buku yang ditulis oleh Muhammad bin Abdul Wahhab dan memberikannya kepada syaikh yang membencinya tersebut dengan terlebih dahulu menghilangkan sampulnya. ketika buku tersebut dibaca oleh syaikh tadi beliau berkomentar bahwa buku ini sangat bagus dan belum pernah membaca buku seperti itu dalam masalah tauhid. buku yang menjelaskan secara terperinci seluk beluk ajaran tauhid. Syaikh tersebut bertanya kepada orang tadi dari mana ia mendapatkan buku tersebut, dan orang itu menjawab itulah buku karangan orang yang sangat anda benci selama ini, dan pada akhirnya syaikh inilah yang membela beliau mati-matian membela al-haq. coba baca buku ‘Al-Aqidah Al-Wasithiyyah” seperti itulah pemikiran Muhammad bin Abdul Wahhab.
mohon tanggapan dan perbaikan
Wassalamu Alaikum
_________________________________
-Abu Salafy-
Soal penyebutan nama wahhabi kami sudah bahas tuntas dalam artikel “Mengapa Mereka Enggan di Sebut Wahhabi” silahkan klik disini
@abu mariya
Anda mengatakan mengikuti Ibn Abdil wahhab, tetapi pernyataan anda simpang siur. Perhatikan perkataan anda : ” Dalam setiap pengajaran kami tidak pernah menggunakan kata “menurut saya”, yang selalu kami katakan adalah berkata guru kami berkata si syaikh kami berkata si B _______berkata imam bukhari/ahmad/tirmidzi, dll, berkata fulan berkata lagi fulan __________Rasululah saw. bersabda,______ ”
Kata-kata anda ” berkata guru saya ” kalau yang anda maksud adalah perkataan guru anda, adalah bentuk tashshub yang tercela, tetapi kalau yang anda katakan “guru saya” hanya sebagai sanad yang mengantarkan samapai pada sabda Rasul, itu adalah sikap yang yang amat baik dan terpuji adanya.
Tetapi anda harus faham, bahwa sanad harus berfungsi sebagai pembawa atau penyampai berita, bukan ikut berkomentar yang aneh-aneh seperti halnya ibn abdil wahhab dan para pengekornya.
tetapi melihat apa yang anda tulis, menunjukkan kebohongan anda, sederet tulisan yang anda tulis, mana hadist yang anda sampaikan ??
Belajar komit ya !
Assalamu ‘alaikum, Pak (Abd) Rahman!
Semoga anda segera bersiap berhujjah di hadapan Allah , karena menuduh “Syaikh Al Imam Ibn Wahhab paling ahli buat hadits palsu”. …. Allah maha mengetahui apa yang kamu katakan. dan Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam hati kita semua.Semoga tidak terjadi yang sebaliknya, hujjatun ‘alaka!
Harap kirimkan” kutipan”kalimat aslinya dari buku sejarah yang kamu baca itu, eh jangan -jangan dari buku terjeleknya syaikh Zaini Dahlan…….
Syukran. saya tunggu!
tak pernah kah kita perhatikan dan kita tadaburi ayat2 ALLAH bahwa DIA membenci sifat ghuluw atau berlebih lebihan… begitu pula dengan pengamalan islam kita.’Berdoalah kepada KU maka AKU kabulkan’ tu dah jelas….bwt apa minta ma yg laen kecuali jika disyariatkan….meminta kepada yang masih hidup itu tak apa….tapi meminta kpd yang telah mati……itu tak boleh…seharusnya kita yang berdoa kepda merka……….wallahualam bi showab
untuk M. Abdullah Habib
perkataan itu laksana kendaraan yang mengantarkan penumpangnya ke terminal “pemahaman”. artinya, kalau mau sampai ke suatu terminal ya lihat dulu kendaraannya. kalau mau lihat isi otak (baca: pemahaman) seseorang ya lihat saja ucapannya.
dan kesimpulan saya dari filosofi saya ini adalah si Abdullah Habib ini sudah bisa dibaca pemahamnnya melalui ucapannya (baca: bahasa tulisnya)
saya memang agak ceroboh ketika menggunakan bahasa-bahasa yang sifatnya monolingual yang yang lebih banyak hanya mampu dipahami oleh diri saya sendiri, harusnya dari awal saya menyemai di blog ini bahasa-bahasa dwilingual/multilingual (dari segi konteks bukan konten).
komentar saya buat M. Abdullah Habib (artinya: Muhammad hamba Allah yang penuh dengan cinta,) hai coi lain kali nama muhammad jangan disingkat menjadi m, ok!!!!)
1. berkata guru kami; maksudnya ini sebuah tradisi simaa’ wa liqaa` sebuah dalam penerimaan hadits, mengingat rawannya meriwayatkan hadits berdasarkan makna, karena yang urgen adalah meriwayatkan berdasarkan lafazh, demi menjaga keotentikan hadits. jadi murid mengatakan kembali kata-kata gurunya (bukan perkataan gurunya, tapi hadits yang dibacakan gurunya, goblok banget sih lu!!!!)
sebagaimana halnya NAbi saya yang tercinta Muhammad meriwayatkan kembali perkataan Allah tanpa merubah redaksinya, contoh katakanlah Allah itu esa (alikhlash ayat 1) tapi tidak mengatakan: Allah itu esa, tapi mengatakan, katakanlah Allah itu esa!!! mengerti coi!!!!
lalu elu bantah dengan:
“Kata-kata anda ” berkata guru saya ” kalau yang anda maksud adalah perkataan guru anda, adalah bentuk tashshub yang tercela, tetapi kalau yang anda katakan “guru saya” hanya sebagai sanad yang mengantarkan samapai pada sabda Rasul, itu adalah sikap yang yang amat baik dan terpuji adanya.”
wuih dari kata-katanya telah ketahuan sekali betapa dangkalnya ilmu si habib ini dalam ilmu hadits!!!!! oeoeoeoe,oaoaoao…ingat coi setiap amal perbuatan itu ditentukan oleh niatnya, niat gue ga seperti yang dalam otak kepala lu yang busuk itu kaleee!!!
2.habib said: Tetapi anda harus faham, bahwa sanad harus berfungsi sebagai pembawa atau penyampai berita, bukan ikut berkomentar yang aneh-aneh seperti halnya ibn abdil wahhab dan para pengekornya.
lha ini paragraf yang bau tai kucing!!!!! kasih bukti dong jangan ngomong yang aneh2 coi! aneh loeee!!!
sanad anda bilang fungsinya sebagai penyampai berita!! waduh ini tambah parah lagi ketahuan sekali betapa dalamnya kebodohan Anda melebihi samudra atlantik.oeoeoeo
hai coi fungsi sanad itu adalah untuk menjaga kestabilan makna/redaksi hadits baik itu shahih-nya atau dha`ifnya dll. dan yang melakukannya adalah “rawi”
kalau penyampai berita itu namanya “rawi” coi wahai orang goblok tolol bloon, preman ayat, cih otak udang!!! lu
secara defenisinya aja ketahuan lu ini ga tahu abnyak, banyak bicara tapi ga ada isinya, sama dengan kotoran sapi banyak keluarnya isi ga ada kecuali penyakit…
ini baru pukulan pertama
nantikan pukulan kedua….
Allahu yahdikum abu salafy
dan konco-konconya yang suka nginjak tai kucing tapi ga pernah dibersehin…
@M. Abdullah Habib….alkhurafat
kagak usah emosi kang habib….justru saya menilai jawaban mas benthaleb sangat ilmiah untuk menaggapi perkiraan-perkiraan kaum khurafat…..
hubungan manusia dengan manusia yang lain tentunya saling bisa memahami dalam berinteraksinya……..manusia satu jikalau diminta tolong oleh manusia yang lain tentu akan sangat logis tentang sanggup tidaknya dalam memenui………dan semua akan diwujudkan dengan tanggapan secara logis.
sedang hubungan manusia dengan Allah adalah hubungan vertikal…antara manusia dan sang Khaliq…….manusia dalam meminta kepada Allah….sangat bisa jadi manusia tersebut tidak mengetahui secara logika akal apakah Allah akan mengabulkan permohonan kita, namun dengan keimanan kita meyakini bahwa Allah pasti akan mengabulkan segala permintaan kita….hanya bagaimana cara Allah mengabulkannya kita yang tidak tahu.
jadi wal hasil kita memohon kepada Allah, dan bagaimana Allah akan mengabulkan permohonan kita tidak bisa disamakan dengan kita memohon pertolongan manusia yang bisa kita logika bagaimana cara pengabulannya.
MENURUT SAYA LOGIKA MAS BENTHALEB ITU ADALAH AKUMULASI DARI RASA GREGETEN TERHADAP KENDABLEKKAN KAUM KHURAFAT…..
LIHAT….MAS BENTHALEB MENGANDAIKAN YANG DEMIKIAN….KARENA MANUSIA BISA MEMINTA SESUATU KEPADA YANG LAIN YANG MASIH HIDUP SEMISAL MEMINTA WESEL, JIKALAU MEMINTA TOLONG KEPADA ORANG MATI ITU DIBOLEHKAN SEBAGAIMANA MEMINTA TOLONG KEPADA ORANG YANG MASIH HIDUP KHAN LOGIKA ITU BISA DIPAKAI. ATAU JIKALAU HAL ITU SIFATNYA GHAIB ATAU MANUSIA MEMPERCAYAI DENGAN KEYAKINAN BAHWA ITU DIBOLEHKAN SEMISAL, BUKANKAH ORANG ISLAM DIAJARKAN BAGAIMANA CARA BERDALIL…..DAN TENTUNYA ADA TUNTUNAN DARI YANG PALING TAHU TENTANG SYARI’AT.
SANGAT BERBEDA KETIKA KITA MEMOHON SESUATU KEPADA ALLAH…ITU SAMPAI KAPANPUN KITA TIDAK AKAN TAHU TENTANG BAGAIMANA CARA ALLAH MENGABULKANNYA….KECUALI DENGAN KEIMANAN KITA.
JUSTRU KALAU PERNYATAAN MAS BENTHALEB KEMUDIAN DIANALOGIKAN DENGAN PERMOHONAN KITA KEPADA ALLAH…MAKA JUSTRU OTAk SAMPEAN YANG PERLU DI SERVIS MAS
bisa disambung lagi……
@mas assabiq,
mas percuma kalau kita meminta dalil dari orang-orang khurafat, orang khurafat itu khan yang diambil asal mereka suka—-andai tidak suka ya dicampakkan saja…….termasuk dengan ulamaknya sendiri”””””AKU PERNAH BACA BAHWA MENURUT ZAINI DAHLAN MENYEDIAKAN MAKAN DAN MINUM DIACARA ORANG MENINGGAL ADALAH BID’AH DHALALAH””””’TAPI APA YANG DIKERJAKAN OLEH PARA KAUM KHURAFAT YANG KATANYA MERUJUK KEPADA DIA…….KIAI-KIAI JAMAN SEKARANG PALING SUKA MAKAN KUE DITEMPATNYA ORANG MATI….LALU KIAI ITU IKUT SIAPA YA….
@abumeriya
Terima kasih atas komentar anda terhadap apa yang saya tulis, semoga menjadi diskusi yang bermanfaat. Tanggapan saya terhadap tulisan anda sebenarnya berawal dari hasil membaca dan memahami tulisan anda.
Anda yakin bahwa Ibn Abdil Wahhab mempunyai sanad yang sampai kepada Rosulullah. SAW. oleh karena itu anda yakin bahwa apa yang menjadi ajaran Ibn Abdil Wahhab adalah benar. Anda berkata, :”Jelas dong, Ibnu Abdil Wahab memiliki sanad, kalau sampai dia tidak memiliki sanad yang bisa mengantarkan kami kepada rasulullah maka sudah dari dulu kami “murtad” dari abdul wahab. Dan ngapain amat kami ikuti orang ini. Dan Kenapa kami harus susah payah mengikuti orang ini???? Kalau memang justifikasi anda itu benar gitu loh. ”
Dari pernyataan itu saya dapat menyimpulkan bahwa anda tidak bisa membedakan mana penafsiran dan mana pula hadits nabi. Banyaknya kesalahan yang dilontarkan oleh ibn Abdil Wahhab lewat tulisan-tulisannya sebagaimana yang didiskusikan disini, anda tidak mau memahami dan anda lebih percaya kata-kata guru anda bahwa Ibn Abdil wahhab adalah benar karena dia mempunyaisanad. Ini suatu kesalah fatal dalam memahami fungsi sanad.
Ketika saya menulis, :”“Kata-kata anda ” berkata guru saya ” kalau yang anda maksud adalah perkataan guru anda, adalah bentuk tashshub yang tercela, tetapi kalau yang anda katakan “guru saya” hanya sebagai sanad yang mengantarkan samapai pada sabda Rasul, itu adalah sikap yang yang amat baik dan terpuji adanya.Tetapi anda harus faham, bahwa sanad harus berfungsi sebagai pembawa atau penyampai berita, bukan ikut berkomentar yang aneh-aneh seperti halnya ibn abdil wahhab dan para pengekornya.
” anda menjawab dengan, :”wuih dari kata-katanya telah ketahuan sekali betapa dangkalnya ilmu si habib ini dalam ilmu hadits!!!!! oeoeoeoe,oaoaoao…ingat coi setiap amal perbuatan itu ditentukan oleh niatnya, niat gue ga seperti yang dalam otak kepala lu yang busuk itu kaleee!!! selanjutanya anda berkata, : “lha ini paragraf yang bau tai kucing!!!!! kasih bukti dong jangan ngomong yang aneh2 coi! aneh loeee!!!
sanad anda bilang fungsinya sebagai penyampai berita!! waduh ini tambah parah lagi ketahuan sekali betapa dalamnya kebodohan Anda melebihi samudra atlantik.oeoeoeo
hai coi fungsi sanad itu adalah untuk menjaga kestabilan makna/redaksi hadits baik itu shahih-nya atau dha`ifnya dll. dan yang melakukannya adalah “rawi”
kalau penyampai berita itu namanya “rawi” coi wahai orang goblok tolol bloon, preman ayat, cih otak udang!!! lu ”
Maaf kata-kata anda ini tidak mengarah pada fokus pembicaraan dan anda tidak memahami dengan baik tentang ilmu Hadits. Dalam mushtholah Hadits anda hanya membaca lafal tanpa memahami makna.
Saya akan berikan contoh tentang rowi dan sanad sbb: Si A berkata bahwa fulan mengatakan, ” …….”, perkataan si fulan ini si A mendapatkan dari B, B mendapatkan dari C, dan C mendapatkannya dari D sedangkan D mendengar loangsung dari si Fulan. Dalam Ilmu Hadits si A disebut Rowi, sedangkan B,C dan D disebut danad.
Kalau anda bisa memahami dengan baik anda bisa tahu bahwa sanadpun berfungsi sebagai Pembawa berita. Dalam contoh di atas D membawakan berita kepada C dan C kepada B kemudian B kepada A.
Saya tidak akan bicara panjang tentang hal ini karena bukan tempatnya membicarakan ilmu Mushtholah hadits di sini, Kalau anda ingin tahu lebih dalam tentang ilmu Mushtholah Hadits silahkan anda membaca kita-kitab sbb : 1. Al Ba’its al hatsits fi ikhtishori ulum al hadits, 2. Al Mukhtashor fi Ushulil hadits, 3. al-manhaj al muqtaroh li fahmi al mushtholah dll.
Pessan saya jangan merasa paling pinter mas. “Diatas langit masih ada langit” kata embuh aku ra weruh.
@abusyef
Saya bukan pemarah kang sayef, dan saya mempersilahkan kang sayef membaca wirid faforit kang sayef sambil ngacungkan telunjuk ke kiri dan kanan ” Ahlul khurofat !, ahlul bid’ah !, musyrik !, kafir !dst. Saya memaklumi itu adalah aurod lazimah untuk kang sayef dan orang yang menjadi ikutan kang sayef. (maaf nih malah soyaf sayef terus). Saya memaklumi untuk orang-orang spt kang sayef tentu berat untuk meninggalkan wirid-wirid ini.
Saya bersyukur kang sayef mulai mau berlogika, walaupun masih terseok-seok. ini suatu kemajuan luuuwaar biasa, karena logika bagi idola kang sayef adalah harom, karena mereka mengharomkan logika mereka tidak sadar kalau memberikan penjelasan dengan logika dan mereka menganggap itu bukan logika.
Perkenankan saya menanggapi tulisan kang sayef.
Tulisan kang sayef :”
hubungan manusia dengan manusia yang lain tentunya saling bisa memahami dalam berinteraksinya……..manusia satu jikalau diminta tolong oleh manusia yang lain tentu akan sangat logis tentang sanggup tidaknya dalam memenui………dan semua akan diwujudkan dengan tanggapan secara logis.
sedang hubungan manusia dengan Allah adalah hubungan vertikal…antara manusia dan sang Khaliq…….manusia dalam meminta kepada Allah….sangat bisa jadi manusia tersebut tidak mengetahui secara logika akal apakah Allah akan mengabulkan permohonan kita, namun dengan keimanan kita meyakini bahwa Allah pasti akan mengabulkan segala permintaan kita….hanya bagaimana cara Allah mengabulkannya kita yang tidak tahu.
jadi wal hasil kita memohon kepada Allah, dan bagaimana Allah akan mengabulkan permohonan kita tidak bisa disamakan dengan kita memohon pertolongan manusia yang bisa kita logika bagaimana cara pengabulannya.
Kesimpulan saya :
a. Kang sayef membedakan antara pertolongan manusia dan pertolongan Allah, pertolongan manusia bila dilogika kan hasilnya sedang pertolongan Allah tidak.
b. Meminta pertolongan kepada sesama yang tidak bisa dilogikakan adalah (khurofat ?), seharusnya syirik to kang ?.
Jawaban Saya:
Kesimpulan sampeyan tidak benar. Sungguh sulit diterima logika sampeyan ini bagi yang berakal sehat.
Kesanggupan manusia dalam memberi pertolongan tidak musti bisa diukur dengan logika. Syirik atau tidak juga tidak bisa diukur dengan logika, tetapi harus nash shorih yang berbicara.
Orang-orang yang beriman bisa memberikan pertolongan kepada orang lain yang tidak bisa dilogikakan. Nabi kita pernah bersabda ” …….tolonglah aku dengan memperbanyak sujud !” (sengaja tidak saya sebutkan hadits ini subernya biar kang sayef cari sendiri).
Bisakah diukur dengan logika hasil pertolongan dengan memperbanyak sujud ini ?
Salat jenazah yang dilakukan kaum muslimin akan memberikan syafaat bagi jenazah, dapatkah dilogikakan bentuk syafaat yang diperoleh jenazah dari salat yang dilakukan kaum muslimin yang mensholatkannya ?.
Dalam sebuah hadits, doa orang yang teraniaya tak ada perintang antara dia dengan Allah walaupun dia seorang kafir. Bisakah dilogikakan bentuk bahaya doa yang diucapkan si madhlum (orang yang teraniaya) ini ?
Satu logika kang sayef ini bathal, maka bathal pula semua bentuk takfir (menuduh kafir) yang dibangun diatas logika ini.
Sekian dulu ya kang
Maaf
@Abdullah Habib
Saya ketawa membaca diskusi anda dengan pengikut sekte wahabi diatas, kenapa tidak, anda pake logika lurus wahabi pake logika badui gurun ya nggak nyambung-nyambung. KALO WAHABI (YANG MENGHARAMKAN LOGIKA) BERLOGIKA MAKA JADINYA YA MORAT-MARIT GITU.
KALO WAHABI NGERTI LOGIKA, SO PASTI MEREKA BAKAL MURTAD DARI PEMAHAMAN KONYOL IBNU ABDUL WAHAB DAN DEDENGKOT PEMIKIRAN MIRING SYAIKHUL MUNAFIQIN IBNU TAI-MIAH.
KALO IBNU ABDULWAHAB ITU SIH PENJAHAT PERANG…!! BERAPA BANYAK MANUSIA TIDAK BERDOSA YANG IA BANTAI HANYA KARENA TIDAK SEPENDAPAT DENGAN FAHAM NYA YANG EDAN. MEREKA DIA CAP KAFIR DAN MUSYRIK LALU SEENAK UDELNYA DIA BUNUH.. !!!
kembali ke sdr Abdullah: teruskan diskusi anda, saya salut dengan kesabaran anda meladeni onta-onta pengikut ibnu abdulwahab…..
@aboe jenggot
Terima kasih mas aboe, atas dukungan Anda. saya mengajak kawan-kawan mari bergabung bersama ust Abu Ssalafy untuk bersama-sama menjinakkan KERBAU GILA YANG SUKA SRUDUK SANA-SINI.
Mudah-mudahan kita bersama selamat dari srudukan gilanya, dan semoga KERBAU GILA itu segera sebuh dari penyakitnya.
Wallahul musta’an……!
amin….
WONG ISLAM KOQ SENENGE TUKARAN LAN PADU BAE, NGGOLEK BENERE DEWE
NORAK TAU……………………
Apakah pemahaman Abdul wahab,Ibnu Taimiyah dll tentang Alquran dan Al hadits sama dengan apa yang di inginkan oleh Alquran dan Al Hadits ??
salam,
hei… temen-emen! coba saling menghormati pendapat, terus kita hidup rukun deh sesama ummat islam.
Duh Andai Kanjeng Nabi ada di antara kita…
Semoga Alloh membukakan hati pengikut wahabi yg telah ditutupi wajah wahabi sebenarnya dari mereka…
Amiin…