Kaum Wahhâbiyah Mujassimah Memalsu Atas Nama Salaf! (4)

Kaum Mujassimah Berbohong Atas Nama Imam Syafi’i.

Kaum Mujassimah juga telah memalsu atas nama Imam Syafi’i bahwa beliau mengatakan:

القول في السنة التي أنا عليها ورأيت أصحابنا عليها أهل الحديث الذين رأيتهم وأخذت عنهم مثل سفيان ومالك وغيرهما الإقرار بالشهادة أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله ، وأن الله تعالى على عرشه في سمائه يقرب من خلقه كيف شاء وأن الله ينـزل إلى السماء الدنيا كيف شاء …

“Pendapat tentang Sunnah yang saya anut, dan aku saksikan teman-temanku menganutnya; Ahli hadis yang aku saksikan mereka dan aku timba ilmu dari mereka seperti Sufyân, Malik dan selain keduanya yaitu: Mengiqrarkan dua kalimah syahâtain; ‘Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah’. Dan sesungguhnya Allah berada di atas Arsy-Nya di dalam langit, Dia mendekat kepada hamba-Nya bagaimanapun Dia kehendaki, dan Dia turun ke langit terdekat dengan dunia bagaimanapun Dia kehendaaki… (dan kemudian kaum Mujassimah menyebutkan beberapa akidah yang mereka katakana diyakikini Imam Syaf’i)

Abu Salafy:

Pernyataan Imam Syafi’i di atas dapat Anda temukan dalam kitab Mukhtashar al ‘Uluw:176 tulisan pendekar hadis Wahhâbiyah; Syeikh Nâshiruddîn al Albani. Dia mengatakan bahwa pernyataan itu telah diriwayatkan oleh:

1) Syeikhul Islam Abul Hasan al Hakâri.

2) Al Hafidz Abu Muhammad ibn Idris asy Syafi’I al Maqdisi.

Uraian akidah atas nama Imam Syafi’i itu adalah palsu… mereka memalsunya atas nama Imam Syafi’i. Syeikh Nâshiruddîn al Albani bisa jadi telah mengetahui kepalsuan itu tetapi mendiamkannya atau ia tidak mengatahuinya, dan itu bukti kajahilannya! Namapun yang hendak dipilih kaum Wahhâbiyah, itu hak mereka, saya tidak memaksanya.

Bukti Kepalsuan!

Di antara bukti kepalsuan ucapan atas nama Imam Syafi’i itu adalah sebagai berikut:

A) Adapun Abul Hasan al Hakâri yang digelari Syeikhul Islam adalah seorang pembohong besar dan pemalsu! Anda tidak perlu terkejut, sebab banyak dari orang-orang yang digelari oleh kaum Wahabiyah dengan gelar Syeikhul Islam ternyata adalah pembohong besar!!

Adz Dzahabi berkata dalam Mîzân al I’tidâl,3/112 ketika menyebut datanya: Abul Qâsim Ibnu ‘Asâkir berkata:

لم يكن موثوقاً به.

“Dia (al Hakâri)tidak terpercaya.”

Ibnu Najjâr berkata:

متهم بوضع الحديث وتركيب الأسانيد.

“Ia tertuduh memalsu hadis dan membuat-buat sanad.”

Al Hafidz Ibnu Hajar dalam Lisân al Mîzân-nya,4/159 mengatakan demikian:

وكان الغالب على حديثه الغرائب والمنكرات ، وفي حديثه أشياء موضوعة ورأيت بخط بعض أصحاب الحديث أنه كان يضع الحديث بأصبهان.

“Dan kebanyakan hadis yang ia riwayatkan adalah gharîb dan munkar. Dan pada hadis riwayatnya terdapat banyak hadis palsu dan aku melihat dengan tulisan tangan sebagian Ahli hadis bahwa ia memalsu hadis di kota Isfahân.”

Abu Salafy berkata:

Tetapi anehnya, si pembohong besar dan pemalsu tak tau malu ini begitu disanjung oleh Ibnu Taimiyah; Syeikh dan imam besar kaum Wahhâbiyah Mujassimah! Baca Risalah Ibnu Taimiyah yang berjudul al Washiyyah al Kubra Fî al Aqîdah wa ad Da’wah, dan ia menggelarinya dengan Syeikhul Islam. Sementara ia adalah “pemaslu kelas kakap”. Sungguh luar biasa!! “Syeikhul Islam” menyanjung dan memuji “Syeikhul Islam”, si pembual menyanjung si pemalsu!!

B) Adapun orang kedua yang meriwayatkan uraian akidah Imam Syafi’i di atas adalah Abu Muhammad as Syafi’i, adalah seorang yang telah dihalalkan darahnya oleh pera karena kesesatan akidahnya. Ia seorang musyabbih murni!! Ketarangan tentangnya dapat And abaca dalam adz Dzail ‘alâ ar Rawdhatain atau yang dikenal juga dengan nama Tarâjim Rijâl al Qarnain tulisan al Hafidz Abu Syâmah al Maqdisi.

C) Selain itu, Abu Syu’aib perawi yang mereka aku sebagai yang meriwayatkan uraian akidah Imam Syafi’i di atas, ia baru lahir dua tahun setalah wafat Imam Stafi’i ! baca Târîkh Baghdâd,9/436.

Al Hafidz adz Dzahabi seperti dikutip al Hafidz Ibnu Hajar dalam Lisân al Mîzân,5/301 mengatakan bahwa uraian akidah itu adalah sesuatu yang disisipkan di luar kesadaran Abu Syu’aib:

أدخلوا عليه أشياء فحدث بها بسلامة باطن ، منها : حديث موضوع في فضل ليلة عاشوراء ، ومنها عقيدة الشافعي …

“Mereka memasukkan kepadanya banyak riwayat, lalu ia sampaikan dengan keluguan jiwa. Di antaranya adalah hadis palsu tentang keutamaan malam Asyura’ dan di antaranya pula adalah akidah asy Syafi’i.”

Maka dengan demikian gugurlah apa yang dijadikan sandaran oleh kaum Mujassimah untuk mendukung akidah tajsîm dan tasybîh mereka! Wal hamdulillah!

17 Tanggapan

  1. Klu membaca semua tulisan AS saya jd bingung. Mazhab apa yg dianut mereka atau ISME apa ya?

  2. yaaaah…..kang….kang….lagi2 sampean kecele dengan perkataan sampean sendiri.Perkataan Imam Syafi’i diatas kan ga diterima bukan lantaran matannya,tapi lantaran orang yang meriwayatkannya tertuduh suka memalsu hadits,makanya apapun yang dikatakannya itu dianggap palsu,sekalipun itu benar.

    Coba deh sampean fikir….Orang jahat itu apakah selama jahat?????kaga juga ,Dia punya hati nurani,mungkin dia berbuat jahat lantaran desakan sesuatu….atau faktor2 lain,ane ingat ama Po Atik seleb yang lucu itu..ketika ditanya ama wartawan:..Po Atik..Po Atik,sampean klo punya anak maunya seperti apa???jawab po Atik :…Aku sih maunya anakku nanti seperti itu..tu…(menunjuk kepada seorang perempuan yang berjilbab rapi)

    Tuh kang lihat seorang po Atik yang penampilannya selama ini kita lihat…masyaAllah….cita2nya apa??pingin punya anak yang beriman,berjilbab,pokoknya ngamalin Islam tulen deh,dia ga bilang saya pingin anak saya seperti artis anu,aktor anu…engga,Itulah yang namanya nurani kang..nurani yang kaga bisa dibohongi diri kita.

    Kembali pada pemalsu hadits diatas…apakah dia selama2nya pingin malsuin hadits,ana kira tidak,karena walaubagaimanapun hati nuraninya pasti berontak…dia pasti merasa bahwa ada konsekwensi yang harus dia bayar,yaitu azab Allah…dan hati yang suci pasti akan menuntun kita kepada kebenaran.

    Namun karena dia sudah dicap sebagai PEMALSU hadits oleh para kritikus hadits,maka apapun yang dia ucapkan DITOLAK MENTAH2,sekalipun ucapannya itu benar.Itu yang pertama

    Yang kedua: Dalam kitab2 lain juga disebutin aqidah Imam Syafi’i tentang Sifat2 Allah…kemaren sudah ana sebutin diblog sampean yang terdahulu…baik ana ulang lagi….bahkan diantara yang menukil perkataan Imam Syafi’i itu ada Imam Adz dzahaby dalam siar-nya:yg sampean bilang mengomentari Abul Hasan al Hakâri…

    Dalam hal sifat-sifat Allah, Imam Syafi’i mengimani makna zhahirnya lafazh tanpa takwil (meniadakan makna tersebut) apalagi ta’thil (membelokkan maknanya). Beliau berkata: “Hadits itu berdasarkan zhahirnya. Dan jika ia mengandung makna lebih dari satu, maka makna yang lebih mirip dengan zhahirnya itu yang lebih utama.”(Al-Mizanul Kubra, 1/60; Ijtima’ul Juyusy, 95).

    Imam Syafi’i pernah ditanya tentang sifat-sifat Allah yang harus diimani, maka beliau menjawab, ‘Allah memiliki nama-nama dan sifat-sifat yang telah dikabarkan oleh kitabNya dan dijelaskan oleh NabiNya kepada umatnya. Tidak seorang pun boleh menolaknya setelah hujjah (keterangan) sampai kepadanya karena Al-Qur’an turun dengan membawa nama-nama dan sifat-sifat itu. Maka barangsiapa yang menolaknya setelah tegaknya hujjah, ia adalah kafir. Adapun sebelum tegaknya hujjah, ia adalah ma’dzur (diampuni) karena kebodohannya, sebab hal (nama-nama dan sifat-sifat Allah) itu tidak bisa diketahui dengan akal dan pemikiran. Allah memberitahukan bahwa Dia memiliki sifat “Yadaini” (dua tangan), dengan firmanNya: “Tetapi kedua tangan Allah terbuka” (Al-Maidah: 64). Dia memiliki wajah, dengan firmanNya: “Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali wajahNya” (Al-Qashash: 88).” (Manaqib Asy-Syafi’i, Baihaqi, 1/412-413; Ushul I’tiqad Ahlis Sunnah, Al-Lalikai, 2/702; Siyar A’lam An-Nubala’, 10/79-80; Ijtima’ Al-Juyusy Al-Islamiyah, Ibnul Qayyim, 94).

    Kalau sampean ragu juga sampean bisa rujuk kekitab arrisalah karangan Imam Syafi’i,pada bagian muqaddimahnya disitu ada ungkapan bahwa beliau menetapkan apa yang ditetapkan Allah tanpa tasybiih dan ta’thiil…

    Itulah kang..kang..sampean itu ana sarankan ngaji dulu sama syaikh salafy setahun ke’,dua tahun ke’ ,baru ngritik.Ini cuma baca buku ibnu taimiyah sendiri,tanpa guru,baca buku Syaikh ibnu abdil wahhab sendiri,baca buku Nasiruddin al bani sendiri,difahami sendiri,ditelaah sendiri,disimpulkan sendiri….yaa kaga nyambung,Dulu kyai ana dipondok pernah pesan,..anak2 kalo baca kitab itu berguru,jangan difahami sendiri,ntar bisa salah faham dan sesat.

    Nah sekarang siapakah orang yang lebih faham dengan buku2 SyaikhulIslam Ibnu Taimiyah,Syaikh ibnu abdil wahhab,Syaikh Nasiruddin Albani,Syaikh bin baaz,Syaikh sholeh utsaimiin,…Ya jawabannya tentu saja syaikh2 salafy…kalo mereka yang lebih faham…ya belajarlah kita pada mereka…ga usah takut..ga usah takut jadi wahaby.Yang penting kita belajar sama mereka,kita ambil faedah dari mereka…kaga usah takut…toh mereka juga manusia biasa,bisa benar bisa salah,yang benernya kita ambil,yang salahnya dibuang…kan beres,gitu aja repot,he…he…he…he…sory kang aku mau kejalan dulu,kalo ada unek2 tentang salafy jgn sungkan2 kunjungi ana di ami_enal@yahoo.co.id

    udah dulu

    Abu Salafy:
    Pahami terlebih dahulu perkatan ulama baru menyimpulkan!
    Jawaban tanggapan saudara saya serehkan kepada para pembaca….

  3. alhamdulillah akhirnya terbuka syubhat. buku akidah imam syfii sudah banyak beredar ustad.

  4. walaaah…kang….kang…sebenarnya unek2 sampean itu apa????perkataan Imam Syafi’i itu kan udah jelas sejelas matahari disiang bolong…”sifatkanlah Allah sebagaimana Dia mensifatkan dirinya …

    Dijelasin kok sampean kaga percaya juga….

    udah gini aja tulis unek2 sampean kirim ke email ku ami_enal@yahoo.co.id.atau diblog sampean ini juga boleh,ntar tak jelasin….oke…tak tunggu lho

  5. Saya sependapat dengan ami jadi gak perlu repot2 ngomentari abu salafy…

  6. hmmm… ane balik lagi
    sama aja syubhatnya,…ngga keluar dari itu2 aja

    bosen ah….

  7. Assalamu’alaikum,

    Masak sih ulama hadist menilai perawi hadist cuma disandingkan dengan Po Atik,

    Sungguh keterlaluan,

    Kalau ada orang yang beramal dengan hadist dhoif aja, katanya bid’ah………………………

    Gimana sih,


  8. Mustahil Kristen Bisa Menjawab

    mustahil-kristen-bisa-menjawab.blogspot.com

  9. Ass…
    @ amy
    Itu namanya selektif,salahnya sndiri knp suka bohong? Trlepas suatu wkt dia benar jg,te2p bohong. Ga salah kan? Sy kmbikan kpd anda,seandainya anda sering dbohongi olh teman anda,suatu saat tmen anda itu benar apakh anda akan prcya? Apalagi sdh bnyk informasi yg msk kpd anda klo tman anda itu suka/sring bohong? Anda msh prcaya kpd dia? Silahkan..!
    Pernyataan anda mengutp prkataan imam syafi’i: hadits iu berdsarkan dzahirnya… dst,itu berkaitan dg hadits2 huktm (fiqh),ya memang msti dzhirnya yg ddhulukan..

  10. @Wonk a

    Anda katakan: Pernyataan anda mengutp prkataan imam syafi’i: hadits iu berdsarkan dzahirnya… dst,itu berkaitan dg hadits2 huktm (fiqh),ya memang msti dzhirnya yg ddhulukan.

    Apa anda tidak baca ini…Imam Syafi’i pernah ditanya tentang sifat-sifat Allah yang harus diimani, maka beliau menjawab, ‘Allah memiliki nama-nama dan sifat-sifat yang telah dikabarkan oleh kitabNya dan dijelaskan oleh NabiNya kepada umatnya. Tidak seorang pun boleh menolaknya setelah hujjah (keterangan) sampai kepadanya karena Al-Qur’an turun dengan membawa nama-nama dan sifat-sifat itu. Maka barangsiapa yang menolaknya setelah tegaknya hujjah, ia adalah kafir. Adapun sebelum tegaknya hujjah, ia adalah ma’dzur (diampuni) karena kebodohannya, sebab hal (nama-nama dan sifat-sifat Allah) itu tidak bisa diketahui dengan akal dan pemikiran. Allah memberitahukan bahwa Dia memiliki sifat “Yadaini” (dua tangan), dengan firmanNya: “Tetapi kedua tangan Allah terbuka” (Al-Maidah: 64). Dia memiliki wajah, dengan firmanNya: “Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali wajahNya” (Al-Qashash: 88).” (Manaqib Asy-Syafi’i, Baihaqi, 1/412-413; Ushul I’tiqad Ahlis Sunnah, Al-Lalikai, 2/702; Siyar A’lam An-Nubala’, 10/79-80; Ijtima’ Al-Juyusy Al-Islamiyah, Ibnul Qayyim, 9

    Apa perkataan Imam Syafi’i yang mengatakan Allah memiliki sifat dua tangan…..Apa ini berkenaan dengan hukum fiqih????

    Makanya baca dulu baru kasih komentar….

    Abu Salafy:

    mas ami, tidak perlu mengutip omongan Imam Syafi’i (ra) juga sudah disebutkan dalam Al Qur’an kata-kata tersebut…. tetapi masalahnya terletak pada memaknaannya! Apakah harus diartikan sesuai dzahir makna bahasa? Atau harus dita’wil? atau ditafwidh/diserahkan kepada ALlah dan Rasul-Nya? di situ mas letak masalahnya.
    Saya sedikit jabarkan mas ya, (ma’af bukan maksud saya menggurui)
    kata: نزل disebut dalam Al Qur’an untuk Allah SWT.
    Di sini ada dua tawaran, kata نزل diartikan sesuai dengan arti bahasa, bararti (dalam terjemahan bahasa Indonesia): Allah itu turun. Kata turun itu meniscayakan adanya perpindahan… perpindahan itu meniscayatan adanya gerak… dan gerak itu adalah sifat makhluk/hadits…. Jika kita katakan Allah turun, tetapi kita beri embel-embel: Tidak seperti turunya makhluk! maka tolong dijelaskan maksudnya? Mungkinkah ada turun tanpa adanya perpindahan dan gerak?
    Jadi embel-embel itu sebenarnya membubarkan pemankaan kata itu secara bahasa!
    tawaran kedua, adalah mena’wilkan kata tersebut dengan ta’wilan yang sesuai dengan kemaha sucian Allah SWT.
    Demikian juga dengan kata:يجلس secara bahasa artinya duduk… jika diberi embel-embel tidak seperti duduknya makhluk, maksud gimana? itu artinya kita memereteli kata itu dari makna habasanya…. saya pikir aliran itu lebih parah dari tafwidh… atau memaknai dengan ta’wil.

    -kata lain yang sering dinisbatkan kaum Mujassimah untuk Allah!

  11. @ abu muhana

    anda berkata: Masak sih ulama hadist menilai perawi hadist cuma disandingkan dengan Po Atik

    Saya tidak menyandingkan,saya hanya mengatakan bahwa sejahat2 manusia pasti punya nurani….

  12. kalau sudah punya label pembohong meskipun sekali waktu dia benar tetap dikatakan bohong sama orang lain…kasihan mas ami para ahli bahasa yang belajar bertahun-tahun sampai ubanen kok tidak pernah dikaji sama mas ami ini…apa beli bukunya di pasar loak jadi banyak halamannya yang hilang

  13. mas 10x

    mendingan pada ngaji deh, tapi jangan baca kitab kuning doang, maulidan doang, tahlilan doang, mendingan baca kitab ulama-ulama mu’tabar dari mutaqaddimin sampai ulama muta-akhir, kaya al-Umm, ar-Risalah keduanya karya Imam asy-Syafi’i rahimahullah,

    soalnya bagaimana mungkin kita tahu aqidah para imam kalao kaga baca kitab mereka dulu

    tul gaaaaaa?????

  14. Saya ingin bertanya pd mereka yg membenarkan kata2 Imam Syafei diatas:
    1. Allah bersemayam di ArsyNya coba jelaskan menurut anda bgm bentuk ArsyNya dan sebesar apa sebab anda2 sdh menentukan bentuk Allah
    2. Dan berada dalam langit. Apa yg anda2 arti dg langit dan dimana diatas, disekeliling kita atau atau terpisah dr bumi
    3. Allah memdekati hambaNya bgm Dia menghedaki.
    Coba anda jelaskan dg cara apa dan bgm ? Krn anda2 telah menetukan bentuk Allah maka pasti waktu ketemu anda2, anda2 bs melihat
    4. Begitu juga turun kebumi. Apa tanda2nya? Maksud saya agar jgn salah mengenal nanti kia kemu Iblis kita katakan Allah

  15. Betulllllllllllllllllllllll……1000 buat mas abdurrahman…
    saya ada pertanyaan ne mas: dimanakah Ben Baz meletakkan akalnya???

  16. ya kalo sumber katanya dari asy syafii ya merujuk kitabnya. mengaji kepada muridnya termasuk kitab2 muridnya biar gak salah arti.coba rujuk albuwaithy, almuzani, Alghazali, an nawawi, ar-rafii, imam haramain.mreke kan murid2 penerus syfii yang tidak terputus.kitabnya juga msih tersebar. kalo mau memahami secara berantai, tidak potong kompas.
    kalo berbohong masalah hadits ya sudah bubar. gak diterima sama sekali. gak pake ada nurani. karena sudah maudhu’. gitu kah maksudnya?

  17. Kalo ahli hadis sudah memfonis pembohong, pemalsu, ya udah ditinggalsaja. Untuk urusan Aqidah kita ga boleh maen2, apalagi pake “Mungkin, barangkali, nurani. Jadi terserah wahab,.mMo ikut pendapat pakar hadis apa mau ikut ami.
    Ini salah satu kerancuan berpikir wahaby, paling royal menebar kata2 itu hadis doif, maudlu, bid’ah, syirik, eh ternyata pendekar hadisnya tukang pemalsu dan pembohong.
    malu aku jadinya.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s