Seperti diketahui semua orang, bahwa pada awal kemunculan ajakannya, Ibnu Abdil Wahhab telah ditentang keras para ulama Islam, sementara kaum awam menyambut dan menerima ajakan dan seruannya. Sementara itu, seperti ia janjikan (dan telah kami sebeutkan sebelumnya, bahwa satu dari pengikutnya yang awam saja pasti mampu mengalahkan seribu ulama kaum Musyrikun -Muslimun maksudnya-), maka di sini ia perlu mempersenjatai para pengikutnya yan rata-rata awam itu dengan senjata yang dengannya pasti mereka menang dalam menghadapi siapa saja yang menentangnya dan menyalahkan akidah dan pandangannya dan dalam situasi apapun.
Apa senjata yaang dipersiapkan Ibnu Abdil Wahhab untuk para pengikutnya?
Karena Ibnu Ibnu Abdil Wahhab itu adalah seorang pemimpi yang “bijak” maka ia pasti akan memberikan senjata yan tepat untuk mereka. Ia mengerti benar kadar ilmu para pengikutnya yang awam, karenanya ia mempersenjatai mereka dengan senjata: asal inkar dan menggolonkkan dalil apapun yang dibawa lawan ajakan tauhidnya sebagai hal yangg mutasyâbih!
Apapun bukti yang akan diajukan lawan-lawan kalian, yang tidak kalian menerti, maka jabablah dengan:
o Senjata Inkar: “Dan apa yang Anda sebut wahai musyrik dari al-Quran dan sabda Nabi saw. tidak saya mengerti artinya.” (Kasyfu asy Syubuhât:48)
o Senjata Dalil Kamu Mutasyabih: Jika sebagian orang musyrikin berkata kepada Anda: Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)mereka bersedih hati. (Yunus: 62) Dan sesungguhnya syafa’at adalah itu haq (pasti adanya) dan para nabi memiliki kedudukan di sisi Allah atau si musyrik itu membawakan sabda-sabda Nabi saw. sebagai dalil atas kebatilan pendapatnya (tentangg syafa’at), sedang Anda tidak memahami arti ucapan yang ia sebutkan maka jawablah dengan: “Sesungguhnya Allah menyebutkan dalam Kitab-Nya bahwa mereka yang di hatinya ada kecenderungan kepada kebatilan maka mereka meninggalkan yang muhkam (tegas dan pasti maknanya) dan mengikuti yang muthasyabih (saram).” (Kasyfu asy Syubuhât:46).
Sungguh luar biasa senjata akal-akalan Imam Wahhabi yang satu ini…. ia mempersenjati para pengikutnya dengan senjata kebodohan, setiap kali ulama atau seorang awam kaum Muslimin membawakan dalil tantang syafa’at, misalnya, bahwa Nabi Muhammad saw. memiliki hak memberikan syafa’at untuk umatnya, dan kami memohon dari beliau agar memberikan syafa’at untuk kami, maka di sini Ibnu Abdil Wahhab mendoktrin pengikutnya dengan: “Katakan bahwa masalah itu adalah tergolongg mutasyâbih dalil yan kamu bawakan juga mutasyâbih, dan kegemaran orang yang sesat dan menyimpang hanya mengikuti ayat-ayat yang mutasyâbih!” dan “Ayat dan sabda Nabi saw. yang kamu uraikan itu saya tidak mengerti, tapi yang pasti bukan begitu!”
Demi Allah yang menciptakan akal sehat dan memberi hidayah para pencarinya, adakah senjata kebodohan dan sikap akal-akalan yang mengungguli apa yang didoktrinkan Imam Wahhabi ini?!
o Ayat-ayat Syafa’at Bukan Mutasyâbih
Seperti pernah saya jelaskan bahwa untuk mengolonkan sebuah ayat itu mutasyâbih atau muhkam, tidak dapat ditetapkan oleh selera kita dan atau asal-asalan. Kesamaran makna yang menyebabkan sebuah ayat digolongkan mutasyâbih itu harus ada sebabnya. Sementara kata-perkata dan kalimat perkalimat dalam ayat syafa’at itu sangat gamblang, tidak ada kesamaran sedikitpun. Lalu mengapakah Syeikh Ibnu Abdil Wahhab menggolongkannya sebagai ayat mutasyâbihât? Sisi mana dari, misalnya:
A) Para awliya’ Allah tidak ada khawf/rasa takut dan tidak sedih,
B) Para awliya’ Allah memiliki kedudukan di sisi Allah SWT,
yang menggandung unsur kemutasyâbihan?
Demikianlah doktrin untuk mengatakan kepada lawan-lawan da’wah Wahhabiyah bahwa “faham/dalil yan kamu sebutkan itu mutasyâbih sedang yang kami yakini adalah muhkam (pasti/tegas), maka tidak benar meningalkan yang muhkam demi mengikuti yang mutasyâbih atau melawan yang muhkan dengan dalil yang mutasyâbih” diajarkan kepada para pengikutnya, akan tetapi ini adalah metode keliru dalam mengajarkan cara berdiskusi atau berdabat, dan semua orang bisa mempersenjatai diri dengan senjata seperti itu setiap kali terpojokkan. Kemutasyâbihan itu tidak dapat ditetapkan dengan sekendak kaum awam Wahhabi, ada aturan dan kaidahnya yang dihabas panjang lebar oleh para ulama.
Jadi adalah aneh, kebanggaan yang dipampakkan Imam Wahhabi setelah mengajarkan dalil dan cara berdebat di atas: Hal ini merupakan hal yang muhkam dan jelas yang tidak bisa diubah artinya oleh siapapun. …. Akan tetapi jawaban ini tidak mungkin dipahami kecuali oleh orang yang telah diberi taufik oleh Allah.
Filed under: Akidah, Fatwa Pensesatan, Ibnu Abdul Wahab, Kasyfu asy Syubuhat, Kenaifan Kaum Wahhabi, Manhaj, Mengenal Pemimpin Wahabi, Ulama Salafy-Wahabi Bicara, Wahabi dan Pengkafiran Umat Islam |
sesungguhnya segala apa yg tampak dari dhohir seseorang,maka dr situlah kita menilainya.jd menurut sy,IMAM ABDUL WAHAB bukanlah org yg mengajarkan kebodohan kpd para pengikut2nya seperti tuduhan kotor anda yg sama sekali tdk berdasar ini.contoh dlm mslh TAKFIR trhdp org yg krn mengikuti tata cara org2 yahudi dan nasrani, dalilnya S.AL BAQOROH : SUNGGUH ORG2 YAHUDI DAN NASRANI TDK AKAN RIDHO KPD KAMU SAMPAI KAMU MENGIKUTI AGMA(TATA CARA) MEREKA. apakah sdh jelas ya abu??
___________
Abu Salafy:
Kalau bukti yang saya ajukan belum berarti mengajarkan kebodohan?, lalu apa defenisi kebodohan dalam kamus Anda?
Anda benar, bahwa kita harus menilai orang dari yang tampak darinya. Dan yang sangat tampak dari Ibnu Abdil Wahhab al Najdi adalah ia mengajarkan kebodohan dan doktrin takfir Muslimin!
sedangkan bila kita melihat banyaknya kaum muslimin saat ini telah benar2 menjadikan HUKUM2 mreka utk mengadili semua permasalahan2 yg ada diantara mrk,bukankah ini sdh termasuk telah mengikuti tata cara mrk? dan mslh bergantung trhdp hukum merk ini justru telah MEMURTADKAN kaum muslimin saat ini?? namun hanya sedikit hamba2 ALLAH yg tau dan merasa.
__________
Abu Salafy:
Kalau begitu yang pertama kafir dan keluar dari Islam adalah Imam Wahhabi Anda dan seluruh kaum Wahhabi, sebab mereka telah meningalkan sistem pemerintahan Islam dengan menegakkan sistem kerajaan! Apakah sistem kerajaan itu Islam mas? Atau ia bid’ah kubra dan super kubra!!
Apakah menegakkan kerajaan itu menjalankan sistem Islam atau sistem Jahiliyah?
Mas, saya berharap Anda mau memahami Al Qur’an dengan benar jauh dari kerancuan pemahman Arab baduwi Shahra’ yang kaku dan sempit!
Wahai Abu salaf….
entah dengan akal yang mana anda begitu lantangnya mencela kaum Wahabi dan lebih khusus lagi syeikh Abdil Wahab.
Ma`af, saya telah banyak mengenal agama islam dan hukumnya dari kaum yang anda sebut Wahabi, dan perlu anda ingat, tidak sedikitpun saya diemeng-emengi sesuatu sehingga saya mau mengikuti mereka.
Tapi dengan itikad yang bersih saya ingin benar-benar ingin mengetahui islam secara kafah.
Dari merekalah akal dan fikiran saya terbuka, dan juga perlu dicatat, saya belajar dari mereka cuma 1 bulan dan selebihnya saya belajar dari membaca buku-buku mereka.
Satu hal lagi yang harus dicatat, bahwa saya hidup dan dididik oleh lingkungan dan orang tua yang NU tulen!
saya hidup dan bergaul dengan kaum nahdiyin, semua ajaran agama islam yang saya terima 80% dari ajaran kaum nahdiyin dan saya tidak pernah dikecewakan mereka atau saya tidak memiliki latar belakang pernah kecewa dengan mereka.
Ma`af, saya orang yang gemar berfikir dengan logika, bukan denga menerka-nerka.
30 tahun saya mengenal agama dari kaum nahdiyin, tapi hanya dalam wakyu sekejap, saya beru sadar bahwa selama ini saya merasa dibodohi oleh faham kaum penganut bid`ah ini. ternyata banyak dalil-dalil yang disembunyikan oleh kaum nahdiyin yang sengaja tidak pernah diungkap karena memang akan membahayakan faham mereka sendiri.
Saya berani berdebat dengan siapapun untuk hal-hal yang selama ini menjadi perdebatan antara 2 golongan.
Akan saya ungkap semua kebodohan cara berfikir kaum anda yang hanya menerima kebenaran dengan doktrin dan fanatik buta.
Bagi saya hanya ada 1 kebenaran, yaitu apa yang telah disampaikan dan diajarkan sang pembawa risalah, Rosululloh SAW.
Saya tidak banyak tahu siapa Abdil Wahab, dan saya tidak keberatan sedikitpun apabila Syeikh Abdil Wahab dicela, kalau memang beliau pantas dicela!
Tapi saya merasa mendapat pencerahan dari ajaran yang beliau pelopori.
Saya tidak perlu mengomentari ocehan anda yang disetir oleh akal iblis laknatulloh.
Jika anda mau, saya bersedia berdebat dengan anda kapanpun dan dimanapun, sepoerti yang anda katakan, bahwa perlu pembahasan panjang lebar untuk menemukan titik terang dalam menelaah kebenaran.
Saya tunggu jawaban anda…!
_________________________
Abu Salafy:
* Ulama bijak berkata: “Barang siapa mengaku pandai, (telah banyak tau Islam) maka sebenarnya ia seorang yang bodoh”.
* Barang siapa mengaku telah mampu mengerti Islam dalam waktu satu bulan berarti ia telah mengaku lebih cerdas dari Sayyidina Umar yang untuk mengerti kandungan surah Al Baqarah saja butuh bertahun-tahun.
* Barang siapa yang menimba ilmu dari kaum yang tidak menghargai akal sehat bagaimana merasa mendapat pencerahan dan dibuka akalnya?!
* Bergaul dengan kaum awam biar seribu tahun tidaklah akan memberikan kepuasan intelektual:
لا يسمن ولا يغني من الجوع.
*Nabi mulia saw. telah mengecam siapa yang menuntut ilmu untuk berbangga-bangga di hadapan kaum awam atau mendebat kaum alim… belajarlah yang banyak dan jangan membatasi diri dengan membaca kitab-kitab Wahhabi. Coba baca juga kitab-kitab ulama Ahlusunnah wal Jama’ah seperti Imam Ghazali, Imam as Subki, Allamah Sayyid Muhammad Alawi al Maliki dll. agar tidak seperti katak dalam tempurng!
Wassalam.