Al Barbahâri Bapak Mazhab Takfîriyah
Konsekuensi logis dari doktrin-doktrin ekstrim yang yang diatas namakan Imam Ahmad adalah bermunculannya sikap-sikap kaku dan lahirnya Islam Garis Keras yang selalu membidikkan “moncong mereiam-meriam” pengkafiran ke wajah umat Islam yang bersembah sujud hanya kepada Allah SWT karena satu sebab yang naïf yaitu karena mereka berbeda pendapat. Karena siapapun yang berbeda dengan mereka maka ia telah menyalahi Islam dan menentang Allah SWT. Salah satu dari “Lulusan Madsrasah Takfîr” tersebut adalah Syeikh Hasan al-Barbahâri al Hanbali, imam Mazhab hanbaliyah di masanya (w.329 H) yang digelari oleh kaum Wahhabiyah sekarang dengan Imam Ahli Sunnah wa al Jama’ah di masanya.
Dalam kitabnya Syarah as Sunnah, terbitan Dâr al Ghurabâ’ al Atsariyah, al Barbahâri berkata dalam mukaddimahnya, “Ketahuilah bahwa Islam adalah Sunnah dan Sunnah adalah Islam!” Di sini ia mengidentikkan Islam dengan Ahlusunnah, siapun yang bukan Sunni berarti ia bukan Muslim! Andai yang ia maksud adalah Sunnah Nabi Muhammad saw. pastilah semua sepakat dengannya, tetapi yang ia maksud adalah Sunnah yang diterima oleh kelompok Hanbaliyah, dengan gegabah menvonis kafir kelompok di luar mereka, seperti yang telah Anda saksikan sebagiannya dalam kitab As-Sunnah tulisan Abdullah putra Imam Ahmad yang telah kami sebutkan sebelumnya dan seperti akan kami sebutkan di bawah ini dari pernyataan al-Barbahâri sendiri. Pada halaman 109 al-Barbahâri menjatuhkan vonis kafir atas siapapun yng berani menolak satu kata pun dari apa yang ia tulis dalam kitabnya tersebut;
“Sesungguhnya barang siapa menghalalkan sesuatu yang berbeda dengan apa yang saya tulis dalam kitab ini maka ia benar-benar tidak beragama dengan agama Allah dan ia telah menolak total agama Allah.”
Di sini, ia mendudukan kitab kaarangannya sejajar dengan Kitab Allah yang tidak datang kepadanya sedikitpun kebatilan baik dari arah depan maupun belakang!
Padahal kita semua mengetahui bahwa kitab karangannya itu penuh dengan hadis-hadis palsu dan ucapan-ucapan batil. Ia mempertegas penyerupaannya itu dengan mengatakan;
“Sebagaimana jika ada seorang yang mengimani semua yang difirmankan Allah akan tetapi ia meragukan satu huruf saja maka ia sama dengan menolak seluruh firman Allah dan ia pasti dihukumi kafir.”
Subhanallah! Sungguh naïf sikap dan cara berpikir seperti itu. Semoga Allah menyelamatkan umat Islam dari kesesatan, amîn.
Sunnah apa yang sedang diajarkan al-Barbahâri?! Sunnah dan akidah apa yang sedang diperjuangkan al-Barbahâri dan kemudian dilestarikan kaum Wahhabiyah?! Pasti tidak lain adalah akidah tajsim yang meyakini Allah berpostur seperti makhluk-Nya. Maha suci Allah dari apa yang mereka sifati. Al-Barbahâri setiap kali duduk di kesempatan apapun kecuali ia menyebut-nyebu bahwa;
“Allah mendudukan Nabi Muhammad saw. bersama-Nya di Arsy-Nya bersandingan.”[1]
Inilah Islam yang sedang diperjuangkan al-Barbahâri, Imam Jama’ah Hanbaliyah di masanya. Dan dalam kesempatan lain kami akan membahas akidah Tajsîm dan Tasybîh yang kelihatan nyata dalam ajaran aliran Madzhab Hanbaliyah!
Filed under: Akidah, Fatwa Pensesatan, Manhaj, Wahhabi Versus Ulama Islam |
Pak barbari mestinya anda tidak berfatwa begitu pak!
Memangnya kitab karangan bapak itu QUr’an yang pasti shahehnya?
Ini mesti diberantas dari pikiran umat, biar tidak buat ruwet bin ribet.