Ibnu Abdil Wahhab: “Selain Wahhabiyah Kafir/Musyrik!” (15)
Menuduh kaum Muslimin yang menjalankan praktek-praktek tertentu seperti menziarahi makam, meminta keberkahan dari wali yang dimakamkan di pesarean tersebut, mengusap batu nisan makamnya, atau bertawassul dengan para wali dll. semua praktik seperti itu dan semua bentuk mengagungan dan pemulian terhadap para wali adalah penyembahan terhadap si wali itu di mata Wahhabiyah.
Jadi mereka (kaum Muslimin) adalah menyembah para wali dan kuburan sehingga mereka diejek-ejek dengan julukan Quburiyyûn. Penduduk Ahsâ’ dan wilayah Najd dituduhnya sebagai menyembah berhala dan bebatuan serta pepohonan.
Di bawah ini contoh dari vonis pengafiran tersebut!
Contoh Kedua Puluh Tiga: Penduduk Kota Ahsâ’ Menyembah Berhala!
Demikianlah dengan seenaknya Syeikh Ibnu Abdil Wahhâb menuduh kaum Msulimin sebagai menyembah berhala! Baca tuduhan itu dalam Ad Durar as Saniyyah,1/54.
Contoh Kedua Puluh Empat: Penduduk Wilayah Najd Menyembah Batu dan Pohon!
Penduduk wilayah Najd juga tidak selamat dari fitnah tuduhan palsu yang kemudian dijadikan pijakan untuk mengafirkan mereka. Mereka dituding menyembah bebatuan dan pohon-pohon.Dalam suratnya kepada Ibnu Abdil Lathîf seperti dalam Ad Durar as Saniyyah,1/53-54 ia menuliskan demikian:
“Sesungguhnya di kalangan mereka terdapat penyembahan terhadap berhala-berhala (batu dan pohon)”
Ia menambahkan bahwa
“Hal itu telah diketahui semua ulama tidak seorangpun menyelisihi dalam hal ini, kecuali para penyembah al Jibti wa ath Thaghûth (berhala/sesembahan selain Allah).”
Bahkan lebih dari itu, ia menambahkan bahwa
“Masyarakat di negerinya Ibnu Abdil Lathîf telah menyandang kemusyrikan akbar, terbesar.” dan lebih dari itu “Mereka mengajak kepadanya.”!
Semua yang ia katakana dalam surat itu adalah penggambaran yang berlebihan dan tidak riil. Andai sikap berlebihan yang muncul dari para ulama di wailayah Najd, Ahsâ’ dan Hijaz secara umum di masa hidup Syeikh Ibnu Abdil Wahhâb, jika itu ada, pastilah tidak sampai batas separah yang digambarkannya. Andai sikap berlebihan terhadap para waliyullah dan makam-makam mereka, jika itu ada, pastilah tidak akan berbeda dengan yang ada di masa Ibnu taimiyah dan Imam Ahmad ibn Hanbal.
Dapat dibuktikan bahwa tidak ada penyembahan terhadfap pohon dan batu, tidak ada penyembahan terhadap berhala-berhala! Andai benar mereka berlebihan dalam mengambil berkah dari para masyâikh, dan ara shalihin maka itu adalah hal berdasar, dan hanya akan dipandang berlebihan oleh Syeikh dan para muqallidnya saja! Dan andai itu memang benar salah seperti dalam pandangan kaum Wahhâbiyah, pastilah kesalahan itu hanya layak dikategorikan sebagai bid’ah, atau khurafât, bukan pada ketegori Syirik yang akan mengeluarkan mereka dari agama! Pahami itu!
Filed under: Akidah, Fatwa Pensesatan, Fatwa Wahabi-Salafy, Manhaj, Mengenal Pemimpin Wahabi, Wahabi dan Pengkafiran Umat Islam |
Tinggalkan Balasan