Ibnu Abdil Wahhâb: Selain Wahhâbiyah Kafir/Musyrik! (10)
Contoh Keenam Belas:
“Di Setiap Kota di Daerah Najd Terdapat Berhala yang disembah Selain Allah!”
Satu ciri yang memalukan dari kaum Wahhâbiyah ialah bahwa mereka tidak malu-malu untuk menggunakan istilah-istilah yang mereka paksakan dalam menggambarkan kondisi yang sedang dijalankan oleh kebanyakan Umat Islam! Betapa sering mereka menyebut berziarah ke makam seorang nabi atau wali sebagai menyembah kuburan, mengusap nisan makam seorang nabi atau wali disebut sebagai ibadah dan lain sebagianya.
Sebagai contoh ketika ia membela diri dari tuduhan mengafirkan kaum Muslimin, ia membantah dengan mengatakan bahwa ia tidak berani:
“Kalau kami tidak (berani) mengkafirkan orang yang beribadah kepada berhala yang ada di kubah (kuburan/ makam) Abdul Qadir Jaelani dan yang ada di kuburan Ahmad Al-Badawi dan sejenisnya, dikarenakan kejahilan mereka dan tidak adanya orang yang mengingatkannya. Bagaimana mungkin kami berani mengkafirkan orang yang tidak melakukan kesyirikan atau seorang muslim yang tidak berhijrah ke tempat kami…?! Maha suci Engkau ya Allah, sungguh ini merupakan kedustaan yang besar.” (Muhammad bin Abdul Wahhab Mushlihun Mazhlumun Wa Muftara ‘Alaihi, hal. 203)
lihat blog wahabi ini:
http://muwahiid.wordpress.com/2007/10/16/siapakah-wahabi-bantahan-terhadap-syubhat-tentang-wahabi/#more-172
Coba Anda perhatikan redaksi sumbang yang ia pilih dengan tanpa tanggung jawab, ia menuduh para peziarah makam Syeikh Abdul Qadir al-Jaîlani sebagai penyembah berhala yang ada di atas kuburannya! Pernahkan dalam sejarah makam beliua ada berhala yang diletakkan di atas kuburan beliau? Tentu tidak! Jadi apa maksud tuduhan dan penyebutan berhala di situ? Tentu yang ia maksud adalah batu nisan yang ditancapkan di atas kuburan beliau atau bisa jadi adalah qubah yang dibangun di atas kuburan beliau! Itulah yang dimaksud dengan berhala yang disembah para peziarah! Subhanallah, sepertinya setan benar-benar telah memperdaya akal pikiran para pendiri Sekte Wahhâbiyah ini!
Tentunya seperti itulah berhala yang dimaksud oleh Syeikh Ibnu Abdil Wahhâb ketika ia menuduh bahwa di setiap kota di wilayah Najd terdapat berhala yang disembah selain Allah SWT.! Atau bisa jadi yang ia maksud adalah para masyâikh, orang shaleh yang selau dimintai keberkahan mereka oleh masyarakat Muslim di sana! Atau makam-makam para wali dan orang shaleh yang selau diziarahi untuk mendapat keberkahan dengan membaca Al Qur’an, memanjatkan doa dan berdzikir di tempat yang merangkum jasad hamba-hamba shaleh kekasih Allah SWT.! Atau yang ia maksud dengan berhala adalah para fuqaha’ empat mazhab yang selalu dirujuk oleh masyarakat Muslim di sana untuk menimba pengetahuan agama dan mengetahui kewajiban dan larangan agama.
Jelas yang ia maksud dengan berhala bukanlah acara sesembahan seperti yang pernah disembah oleh kaum musyrikûn di zaman Nabi saw. misalnya, sebab sejarah wilayah Najd dan sekitarnya tidak pernah mencacat adanya berhala yang disembah oleh masyarakat Muslim di sana. Masyarakat di sana adalah beragama Islam, mereka adalah Muslimûn, hanya saja mereka tidak sependapat dengan Syeikh yang menganggap berbagai praktik yang telah dijalankan umat Islam berabad-abad sebagai kemusyrikan, seperti ziarah kubur, meminta keberkahan dari orang-orang shaleh, bertawassul, beristighatsah dll.
Jadi anggapan bahwa di setiap kota di wilayah Najd tedapat berhala yang telah disembah selain Allah seperti yang ia lontarkan dalam ad-Durar as Saniyyah,10/193 adalah sikap keterlaluan dalam mengafirkan Umat Islam!
Filed under: Akidah, Fatwa Pensesatan, Manhaj, Mengenal Pemimpin Wahabi, Menjawab Web/Blog Wahabi/Salafy, Ulama Salafy-Wahabi Bicara, Wahabi dan Pengkafiran Umat Islam |
Tinggalkan Balasan