Ibnu Abdil Wahhâb: Selain Wahhâbiyah Kafir/Musyrik! (8)

IBNU ABDIL WAHAB SELAIN: SELAIN WAHABIYAH KAFIR/MUSYRIK (8)

Pengkafiran siapapun Yang Enggan Mengkafirkan Ahli Lâ ilâha illallahu.

Setiap orang yang telah bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maka haram darahnya untuk dicucurkan dan ia memiliki hak yang sama dengan kaum Muslimin lainnya. Ia tidak sah dikafirkan kecuali dengan adanya kekafiran yang nyata, dengan mengingkari syahadatain, atau mengkufuri hari kebangkitan, al ba’ts, atau menentang dengan sengaja prinsip yang telah disepakati oleh umat Islam.

Adapun sekedar berbeda pendapat atau pemahaman tentang masalah tertentu, maka adalah bahaya apabila vonis pengkafiran itu dilontarkan dengan tanpa tanggung jawab. Apalagi mengafirkan siapa yang enggan mengafirkan orang yanmg kita kafirkan (yang tentunya dengan tanpa dasar yang membenarkannya).

Inilah yang perlu diwaspadai dari penyimpangan keyakinan kaum wahhabiyah yang didoktrinkan pendirinya; Ibnu Abdil Wahhâb. Sebab ia hanya mengakui dirinya dan golongannya saja yang termasuk Ahli Lâ ilâha illallahu sejati, selain mereka adalah penentang Lâ ilâha illallahu.

Contoh Keempat Belas:

“Pengafiran Siapapun Yang Enggan Mengafirkan Ahli Lâ ilâha illallahu”.

Semua umat Islam, selain pengikutnya, adalah kafir dalam pandangan Ibnu Abdil Wahhâb, apalagi yang menolak dan menentang ajakannya. Kaum Muslimin, para ulama maupun awam, selain dirinya dan para pengikutnya adalah musyrikun, para penyembah berhala dan menyekutukan Allah dengan selain-Nya. Padahal semua mengetahui dengan pasti bahwa mereka adalah ahli Lâ ilâha illallahu, menjalankan rukun-rukun Islam dengan penuh, menegakkan shalat, berpuasa di bulan suci Ramadhan, mengeluarkan zakat, dan melaksanakan haji ke tanah suci Makka. Hanya saja kaum Muslimin ini berbeda pendapat dengan doktrin ajaran Ibnu Abdil Wahhâb yang karenanya mereka dihukumi kafir/musyrik!

Maka tidaklah heran apabila kita mendapatkan banyak dari mereka yang sempat tertarik dengan ajakan yang mengedepankan slogan Pemurnian Tauhid dari kemusyrikan dan Pemberantasa Bid’ah. Akan tetapi ketika banyak dari mereka, bahkan di antara mereka ada yang telah menerima da’wah Syeikh, mendapati Syeikh berlebihan dalam mengafirkan kaum Muslimin, maka hati nurani dan pemahaman keislaman menolaknya, mereka sangat keberatan melibatkan diri dalam mengafirkan ahli Lâ ilâha illallahu, maka untuk meruntuhkan ketakutan mereka untuk mengafirkan ahli Lâ ilâha illallahu, Syeikh Ibnu Abdil Wahhâb harus meluncurkan fatwa intimidatif yang tidak akan memberikan mereka peluang untuk berpikir panjang… maka siapa yang enggan mengafirkan selain pengikut Syeikh dari ahli Lâ ilâha illallahu maka ia juga menjadi kafir!!

Subhanallah, sebuah fatwa yang benar-benar benari dan aneh…. Tujuan darinya sudah jelas yaitu agar memutus kesempatan untuk memberi kesempatan berlemah lembut dengan para penentang ajakan Syeikh!! Fatwa-fatwa tidak bertanggung jawab seperti itu sering mungkin kita dengar atau baca dari para Ekstrimis sejak masa lampau, ketika mereka khawatir para pengikut mereka berhati-hati dalam menjatuhkan vonis pengafiran mereka, tingkatkan ekskalasi ketegangan dengan mengancam pengafiran bagi yang enggan mengafirkan pihak lawan. Sebagian kaum awam di masa Syeikh juga ada yang mengajukan keberatan itu, maka jalan pintas mengobati ketakutan mereka memasuki area pengafiran adalah ancaman vonis pengafiran atas mereka sendiri!

Anda mungkin menggeleng-ngelengakan kepala keheranan atau bahkan menuduh kami mengada-ngada atas nama Syeikh untuk memprofokasi umat agar membencinya dan memusuhi da’wah Wahhâbiyah! Tetapi agar Anda yakin baca langsung ad Durar as Saniyyah,10/139, maka Anda akan mendapat fatwa itu dengan tanpa sedikitpun kesamaran!

Satu Tanggapan

  1. 13.

    asww. temen2 mohon
    1. tahan diri unruk tidak memakai kata2 kasar, dan sikap2 tidak ilmiah dalam menghadapi salafy wahaby.
    2. sebarkan pada kalangan intelektual untuk sgera memikirkan masalah “salafy wahaby ” ini, untuk mengkaji secara jelas apakah mereka benar atau salah. Dan kalau benar salafy wahaby salah, sikap bagaimana yang tepat: sehingga tidak merugikan kaum muslimin.
    3. usaha2 seperti abu salafy ini perlu digalakkan, untuk penyadaran umat, tapi materi, info, dan isi harus bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya
    4. hindari bahasa atau sikap mengklaim dan memvonis, karena bukankah sikap2 seperti ini yang ingin dibersihkan dari kelompok salafy wahaby

    Tinggalkan Balasan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s