Aisyah Isrti Nabi saw. Menentang Fatwa Wahhabi

Hadis-hadis Ummul-mukminin Aisyah ra Menentang hadis yang menyamakan wanita dengan anjing dan keledai !!.

Fatwa Syeikh Masyhur Hasan Salman sebenarnya bersandar kepada sebuah hadis yang diatas-namakan junjunag besar Nabi Muhammad saw., sementara itu, ucapan itu ditolak oleh Ummul Mukminin Aisyah ra., istri Nabi saw… Sebagai seorang mufti semestinya ia mengerti hadis itu, yang dari sisi kualitas sanadnya cukup kuat… Riwayat-riwayat yang menyamakan wanita dengan binatang apalagi yang jelek-jelek tampilan rupanya seperti anjing hitam atau terkenal bodoh dan tidak cerdas seperti keledai adalah riwayat-riwayat yahg sangat patut diragukan… Jadi dalam berfatwa jangan kita asal comot riwayat! Mesti dibandingkan dengan riwayat-riwayat lain.

Nah, sekarang kenyataannya bahwa Ummul Mukminin Aisyah ra. Telah menolak dengan keras bahwa Nabi telah bersabda demikian… dan Dalam sebuah riwayat kita diperintah mengambil separoh informasi/ajaran agama dari humairâ’ (panggilan manja Siti Aisyah)… dengan demikian permasalahnnya adalah apakah kita akan mengikuti Syeikh Masyhur Hasan Salman al Wahhabi/ as Salafy atau mengikuti Ummul Mukminin Aisyah ra.?! Apakah Syeikh Masyhur Hasan Salman al Wahhabi/ as Salafy lebih pandai dari Ummul Mukminin Aisyah ra.?!

Bukankah Salafy mengklaim sebagai pengikut sejati para Salafush Shaleh? Mengapa sekarang meninggalkan dan mencampakkan Salafush Shaleh?!

Di bawah ini kami akan sebutkan beberapa kutipan hadis Ummul Mukminin Aisyah ra. yang telah diriwayatkan para ahli hadis.

(Semua Hadis Shahih Muslim dibawah ini kami kutip dari situs wahabi/salafy “al-Menhaj” yang memuat fatwa Syekh Masyhur Hasan Salman tersebut:

http://almenhaj.net/Ketab-Alhadeeth.php?catid=131&page=250&limit=25 )

Hadis 1.

Sumber: Shahih Muslim http://almenhaj.net/Show-Hadeeth.php?linkid=9919

سند الحديث

(512) حدثنا إسحاق بن إبراهيم. أخبرنا جرير عن منصور، عن إبراهيم، عن الأسود، عن عائشة؛ قالت:

متن الحديث

عدلتمونا بالكلاب والحمر.

لقد رأيتني مضطجعة على السرير. فيجيء رسول الله صلى الله عليه وسلم فيتوسط السرير. فيصلي. فأكره أن أسنحه. فأنسل من قبل رجلي السرير. حتى أنسل من لحافي.

Dari …. Aswad dari Aisyah, ia berkata, “Apakah kalian menyamakan kami (para wanita) dengan anjing-anjing dan keladai-keledai?!

Aku berbaring di atas ranjang, lalu datanglah Rasulullah saw. dan menengai ranjang lalu shalat, maka aku tidak ingin melintanginya lalu aku menarik diri dari sisi kaki ranjang sehingga aku menarik selimutku.

____________

Hadis 2-

Sumber: Shahih Muslim http://almenhaj.net/Show-Hadeeth.php?linkid=9917

 سند الحديث 

(512) وحدثني عمرو بن علي. حدثنا محمد بن جعفر. حدثنا شعبة عن أبي بكر بن حفص، عن عروة بن الزبير؛ قال: قالت عائشة:

متن الحديث

ما يقطع الصلاة؟ قال فقلنا: المرأة والحمار. فقالت: إن المرأة لدابة سوء! لقد رأيتني بين يدي رسول الله صلى الله عليه وسلم معترضة، كاعتراض الجنازة، وهو يصلي.

Dari … Urwah ibn Zubair, ia berkata, “Aisyah berkata: ‘Apa yang membatalkan shalat seorang?, Ia (urwah) berkata, ‘Wanita dan keledai.’ Maka Aisyah berkata, ‘[kalau begitu] Sesungguhnya wanita adalah binatang jelek! Aku benar-benar berada di hadapan Rasulullah saw. melintang seperti seorang jenazah yang melintang, dan beliau tetap [melanjutkan] shalat.

___________

Hadis 3

Sumber: Shahih Muslim http://almenhaj.net/Show-Hadeeth.php?linkid=9918

(512) حدثنا عمرو الناقد وأبو سعيد الأشج. قالا: حدثنا حفص بن غياث. ح قال وحدثنا عمر بن حفص بن غياث (واللفظ له) حدثنا أبي. حدثنا الأعمش. حدثني إبراهيم عن الأسود، عن عائشة.

متن الحديث

قال الأعمش: وحدثني مسلم عن مسروق عن عائشة. وذكر عندها ما يقطع الصلاة. الكلب والحمار والمرأة. فقالت عائشة: قد شبهتمونا بالحمير والكلاب. والله! لقد رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم يصلي وإني على السرير. بينه وبين القبلة مضطجعة. فتبدو لي الحاجة. فأكره أن أجلس فأوذي رسول الله صلى الله عليه وسلم. فأنسل من عند رجليه.

Dari … Masrûq dari Aisyah:, “Disebut-sebut di hadapan Aisyah bahwa yang membatalkan shalat adalah anjing, keledai dan wanita, maka Asiyah berkata, “Kalian telah menyamakan kami (kaum wanita) dengan keledai-keledai dan anjing-anjing. Demi Allah aku menyaksikan Rasulullah saw. sedang shalat dan ketika itu aku berada di atas ranjangku tepat diantara beliau dan arah kiblat, aku sedang terlentang, lalu aku butuh sesuatu, aku tidak ingin bangun khawatir menggangu Rasulullah saw., lalu aku menarik dari sisi kedua kaki beliau.”

__________________

Hadis 4.

Sumber: Shahih Muslim http://almenhaj.net/Show-Hadeeth.php?linkid=9915

سند الحديث

(512) حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة وعمرو الناقد وزهير بن حرب.قالوا:حدثنا سفيان بن عيينة عن الزهري، عن عروة، عن عائشة؛

متن الحديث

أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يصلي من الليل. وأنا معترضة بينه وبين القبلة. كاعتراض الجنازة.

Sesungguhnya Nabi saw. shalat malam, dan aku melintangi antara beliau dan arah kiblat seperti seorang nejazah.

_____________

Hadis 5

Sumber: Shahih Muslim http://almenhaj.net/ShowHadeeth.php?linkid=9920

سند الحديث

512) حدثنا يحيى بن يحيى. قال: قرأت على مالك عن أبي النضر، عن أبي سلمة بن عبدالرحمن، عن عائشة؛ قالت:

متن الحديث

كنت أنام بين يدي رسول الله صلى الله عليه وسلم. ورجلاي في قبلته. فإذا سجد غمزني فقبضت رجلي. وإذا قام بسطتهما. قالت، والبيوت يومئذ ليس فيها مصابيح.

Aisyah berkata, “aku tidur di hadapan Rasulullah saw. dan kedua kakiku menjulur ke arah kiblat, maka apabila beliaun sujud beliau menggoyangkan kakiku maka aku tarik kedua kakiku, dan apabila beliau berdiri aku julurkan.” Asiyah berkata, “dan ketika itu rumah tidak ada lampunya.

Jadi dimana kita temukan dalam prakti Nabi saw. tersebut yang menerangkan bahwa melintangnya seorang wanita dapat membatalkan shalat?

60 Tanggapan

  1. tuh gue bilang apa, wanita dibilang seperti keledai dan anjing… marah deh sekarang ibu kite Aisyah ra. aye juga kagak terima dibilang waniat percis keladai/anjing! Yang bener aje pak mufti…. rasanya perlu ditinjo ulang hadis nya tu.
    Pak mufti, entah kalau ngeluarin fatwa yang ngebelain cewek dong. masak yang jelek jelek dialamatken kekite.

  2. pemahaman anda pada nas hadits diatas itu perlu diluruskan… fahami agama dari sumber aslinya dan dengan bimbingan ulama ahli fikih seperti Syeilh allamah Masyhur Hasan.
    Semoga allah memberikan anda hidayah kejalan murakim

  3. DILIHAT DARI ISINYA AJA SUDAH SANGAT JAUH DARI AJARAN ISLAM, MASA WANITA DISAMAKAN DENGAN KELEDAI ?!!

    SAYA CUMA MUSLIM !!!

    LAA ILAAHA ILLA ALLAH WA MUHAMMAD RASUULULLAH

  4. Jadi dimana kita temukan dalam prakti Nabi saw. tersebut yang menerangkan bahwa melintangnya seorang wanita dapat membatalkan shalat?

    >
    >
    >
    Yang membatalkan sholat bukan wanita yang melintang didepan orang sholat, tapi wanita yang berjalan didepannya orang yang sedang sholat (antara orang sholat dengan sutrahnya).

    Kalau kasusnya seperti hadits diatas, artinya wanita (posisi diam/tidak berjalan) dan sholatnya belakangan, boleh jadi dia jadi sutrah.

    Oleh karena itu, agar amannya, kalau sholat kita harus dekat dengan sutrah. Ini perintah Rasulullah lho (haditsnya cukup banyak), apakah Gus Abu akan mengingkarinya?

    Kalau soal Aisyah menolak, bukan dalam kasus ini saja Gus Abu, masalah makanan yang haram, Aisyah hanya berpegang pada Qur’an, tidak mau mengikuti Hadits Rasul. Kalau Gus Abu mengikuti Aisyah, berarti Gus Abu biasa makan daging ular, daging harimau dll.

  5. Jadi dimana kita temukan dalam prakti Nabi saw. tersebut yang menerangkan bahwa melintangnya seorang wanita dapat membatalkan shalat?

    >
    >
    >
    Yang membatalkan sholat bukan wanita yang melintang didepan orang sholat, tapi wanita yang berjalan didepannya orang yang sedang sholat (antara orang sholat dengan sutrahnya).

    Kalau kasusnya seperti hadits diatas, artinya wanita (posisi diam/tidak berjalan) dan sholatnya belakangan, boleh jadi dia jadi sutrah.

    Oleh karena itu, agar amannya, kalau sholat kita harus dekat dengan sutrah. Ini perintah Rasulullah lho (haditsnya cukup banyak), apakah Gus Abu akan mengingkarinya?

    Kalau soal Aisyah menolak, bukan dalam kasus ini saja Gus Abu, masalah makanan yang haram, Aisyah hanya berpegang pada Qur’an, tidak mau mengikuti Hadits Rasul. Kalau Gus Abu mengikuti Aisyah, berarti Gus Abu biasa makan daging ular, daging harimau dll.

    _________________
    Abu Salafy:

    Anda mengatakan: masalah makanan yang haram, Aisyah hanya berpegang pada Qur’an, tidak mau mengikuti Hadits Rasul. Apakah anda hendak mengatakan bahwa beliau Ummul Mukminin Aisyah ra. itu inkar Sunnah Rasul?!

    Mengapa anda begitu ngotot membela hadis: Wanita=anjing hitam dan keledai, sehingga menuduh sitri Nabi saw. menetang suaminya sendiri…. Anda perlu tau bahwa beliau tidak menentang Sunnah Rasul saw, tapi menolak kalau Nabi saw pernah mensabdakan yang begituan… alias dalam keyakinan Siti Aisyah ra.hadis itu palsu bin maudhu’.

    Kalau Gus Abu mengikuti Aisyah, berarti Gus Abu biasa makan daging ular, daging harimau dll. coba anda terangkan dan rinci kata-kata anda “dll” itu! Apa juga mencakup daging babi, celeng, anjing hitam, putih dan aneka warna? Atau apa? Apakah anda mau menuduh Ummul Mukminin ra. ngawur dalam menolak hadis palsu itu?

    Mas mending ikut Umul Mukmin dari pada ikut Syeikh Salafy yang menantang SALAFUSH SHOLEH!

  6. Goblok banget kalau ada yang bilang aisyah ga ikut hadist rasul..!!

    tau ga ? kalau aisyah banyak meriwayatkan hadist rasul !!!

    Sapa bilang Aisyah makan ular ?!! GOBLOK !!!

    Kalau ga ngerti jangan membicarakan agama !!! tanya dulu ama yang faham!!!
    فاسئلوا أهل الذكر إن كنتم لا تعلمون

    Jangan berfatwa sesuai nafsu !!

    Jangan menulis perbedaan sesama Muslim !!!

    Ga lucu kalau islam jadi bahan ketawaan orang..!!!

    http://www.umroh.web.id

    • ajaran islam emamg ga jelas dan menyesatkan kok,jadi wajar saja kalo umat yg menganutnya juga ga jelas dan goblok2,makanya kalo cari ajaran tuh yg bener dan jelas biar tdk menyesatkan,sehingga bisa memberi kedamaian dan keindahan dlm hidup,gampang ditipu dgn istilah sabda2 dari tuhan dan rosul yg ga jelas wujud dan asal usulnya,,,..

  7. sadarlah wahabii

  8. Ini mas komentar saya yang belum ditampilkan, yang saya kirim setelah tulisan judul ini ditampilkan.

    Ternyata mau debatan masail fiqhiyyah. Kehabisan akal ya untuk membantah wahabi? Mas jangan menipu masyarakat, seolah-olah hanya hadits ini yang ada khilaf, kalau mau ditulis berapa banyak istidrak Aisyah Radhiyallahu anha terhadap para shahabat, hingga As-Suyuthi menulis Ainul Ishabah fi istidraki Aisyah Alash Shahabah.

    Dan khilaf di kalangan shahabat pun banyak, tapi itu karena adanya dalil yang belum sampai kepada mereka dan merekapun dalam menghadapinya tidak sedikit yang dengan sikap keras.

    Tidak perlu disebutkan contohnya kan? Yang mengkaji fiqh insyaallah tahu. Apa nanti mau disebutkan juga di blog ini bahwa nikah mut’ah (kawin kontrak) ditentang oleh sebagian shahabat?

    Mungkin nanti mau disebutkan lagi sama mas admin bahwa yang mengingkari hadits ini bukan hanya Aisyah radhiyallahu anha, Ibnu Abbas juga mengingkarinya sebagaimana diriwayatkan Bukhori (493), Nasai (2/65), Abu dawud (711-713) dan Ahmad (3/350) serta (4/49) dan pembahasan masalah ini sudah dibahas para ulama jauh sebelum mas admin nulis disini bahkan sebelum mas lahir.

    Kalau mau jujur coba sebutkan madzahib ulama dalam hal ini (apakah hadits ini hanya dipakai wahabi saja atau gimana), paling tidak madzhab Syafi’i saja lah, apakah mereka pakai hadits ini atau tidak, terus apakah dengan itu mereka menyamakan wanita dengan anjing atau tidak.

    Oh ya mas, kayaknya wahabi dalam menghadapi permasalahan fiqh ngambil yang rojih, yang lebih dekat dengan Kitab dan Sunnah, kalau marjuh ya ditinggal walaupun dari syaikh wahabi sendiri, tahu kan beberapa pendapat Syaikh Albani (mis

    ________________________
    Abu Salafy menjawab:

    Kami mengetahui bahwa bukan hanya hadis itu yang diingkari Aiysah, tapi yang kami tidak mengerti apa kaitannya dengan kata-kata anda jangan menipu masyarakat, seolah-olah hanya hadits ini yang ada khilaf,

    Kalau kenyataan yang terjadi di kalangan para sahabat mulia ra. seperti yang anda gambarkan:Dan khilaf di kalangan shahabat pun banyak, tapi itu karena adanya dalil yang belum sampai kepada mereka dan merekapun dalam menghadapinya tidak sedikit yang dengan sikap keras. , maka pertanyaannya ialah bagaimna kalian mengklaim sebagai pengikut Salafush Sholeh?! Mana di antara mereka (salaf yang berselisih itu) yang harus anda ikuti? tolong anda jelaskan konsep anda dalam masalah ini !!

    Pengikut madzahib islamiyah lainnya, sepertinya tidak pernah menggembar-gemborkan sebagai Pewaris Tunggal Konsep Salafiyah, seperti kaliam kaum Wahhabi, makanya adalah aneh kalau mereka (wahabi) sekarang mencampakkan pandangan Ummul Mukmimin Aisyah ra.!!

    Anda berkata: Oh ya mas, kayaknya wahabi dalam menghadapi permasalahan fiqh ngambil yang rojih, yang lebih dekat dengan Kitab dan Sunnah, kalau marjuh ya ditinggal adalah klaim menggelikan mas, apa anda mengira hanya Wahhabi saja yang bersikap demikian?! sementara para imam mazhab lainnya asal comot nash baik rajih maupun marjuh!! justru sebagian pengamat curiga bahwa kaum Wahhabi hanya mengambil kalam/pandangan Salaf atau dalil nash yang cocok dengan pandangan mereka yang telah mereka bangun sebelumnya. Maaf kalau kecurigaan itu menyinggung anda.

  9. Ahsantum fil jawab ya abu salafy
    mana nich bantahan baliknya dari pendukung salafi..!

  10. bejat dan sangat dilaknat kau wahabii (ma’af sensor) – (sensor) neraka,

    __________________
    Abu salafy menjawab:

    sebaiknya kita memakai bahasa yang sopan, jangan kita ikuti bahasa para wahabi/salafy !

  11. smoga Allah semakin membuka mata hati kita dengan kebenaran. aku merindukan kedamaian. nah siapa pula ni si as yang kata-katanya hampr sama dengan orang wahabi smoga kau sadar dan tidak terprovokasi dengan kesesatn suata golongan tobatlah.

    Abu Salafy:

    Amin.

  12. Lho dari mana mas Abu tahunya kalau itu Fatwa Wahabi.
    Hehe… hehe…. hehe… ketahuan nih ye kalau mas Abu nggak punya atau nggak pernah baca hadits.

    Katanya Ahlus Sunnah wal Jama’ah….
    Aswaja yang mana mas……
    Aswaja itu bukan kalau orang mengikuti kelompok “A” yang mengklaim kelompoknya adalah Aswaja, langsung otomatis jadi Aswaja mas……

    Tapi, Aswaja itu pada perorangan mas bukan kelompok. Asal dia berpegang teguh untuk mengamalkan Sunnah Rasul (tanpa kecuali), dia Aswaja mas….
    Lha kalau yang dilaksanakan Sunnah Rasul yang sesuai seleranya (dipilihi), ya bukan Aswaja tho mas-mas…..

    Yang disampaikan Aisyah itu kan mengomentari hadits yang terkait tentang pentingnya sutrah untuk sholat.

    Jadi bukan fatwa Wahabi

    Mas Abu, Rasulullah itu kalo bersabda, bukan berdasarkan hawa nafsunya lho mas, tapi atas bimbingan Allah. Lha kalo Aisyah bicaranya kan pakai hawa nafsu….

    Dan apa yang dikatakan Aisyah itu kan bukan syar’i mas, tapi sabda Rasulullah yang terkait dengan sutrah, itu perintah mas….

    Apa maksudnya mas Abu mengangkat komentarnya Aisyah ini sebagai dalih untuk memperkuat apa yang biasa mas Abu amalkan (sholat nggak pernah pakai sutrah)????

    Mas, kalau nggak pernah baca hadits jangan ditunjuk-tunjuki di forum gini mas…. memalukan……


    Abu salafy:

    Mas abd. yang mengamalkan sunnah itu bukan jennegan mawon mas. tapi memang ada kelompok lugu yang bersemangat mengamalkan semua yang disebut-sebut sebagai hadis/sunnah, walau tidak shahih.

    Mas kata-kata anda Lha kalo Aisyah bicaranya kan pakai hawa nafsu…. harus anda pertanggung jawabkan di hadapan Aisyah ra. kelak di depan Allah, dan kamu harus bisa buktikan bahwa ucapan Aisyah itu dalam kasus bersumber dari hawa nafsu! Atau jangan-jangan kamu menuduh demikian karena tidak cocok dengan nafsu kamu!

    memang Dan apa yang dikatakan Aisyah itu kan bukan syar’i mas, seperti kata kamu, tapi apa kamu dengar sendiri Nabi mensabda ucapan itu? kan kata orang! jadi bisa jadi orang itu yang memalsu atas nama Nabi saw!

    • abu salafi..kamu kayak abu jahal yg jahilnya ndak ketulungan ya…tepatnya kamu digelari neo jahal yg jahil..tu nama keren buat mu..sekeren ketertutupan hatimu terhadap sunnah yg sahih dan rojih…memang hanya hidayah Allah yg dpt membawa kita menuju hidayah…tobatlah wahai ahlu bid’ah, kebencianmu terhadap wahhabi yg murni bersumber kepada Quran dan Sunnah sesuai dg pemahaman sahabat yg soleh, telah menngerus akal sehatmu…selamat menikmati kejahilanmu ya neo abu jahal

      __________
      Abu Salafy:

      tulisan anda menunjukkan kebangkrutan dalil da argumen anda….!

      من سب مسلماً فقد فسق لقوله صلى الله عليه وسلم:
      [سباب المسلم فسوق، وقتاله كفر]
      (متفق عليه)

  13. Memang yang menjadi masalah, ada satu golongan yang suka mensesatkan golongan lain, jika anda tahu yang dianggap sesat bukan hanya tabligh tapi dibawah ini Listnya :
    -PKS (Ikhwanul Muslimin)
    -HT ( Hiztbut Tahrir)
    – Semua orang Islam yang menganut 4 mahzab ( Syafii, hambali, hanafi & maliki)
    -NU, Muhamadiyah
    -dll

    Siapa Dalangnya, ialah yang mengaku SALAFI /As-Sunnah ( Salah Fikir ) kata banyak orang, Mereka seperti ingin mendirikan mahzab ke-5 diluar 4 mahzab yang sudah ada, SELAIN mereka dikatakan SEMUANYA SESAT….!!!!!

    Siapa yang sesat kalau begitu………………????????????

    • hai abu jihad nama ente cukup bagus tidak sepadan dengan pemikiranmu yg penuh dengan hawa nafsu kebencian terhadap sunnah yg rojih…kamu seharusnya tau diantara 73 golongan muslim, hanya 1 yg kesurga, yg lain ya sesat ini hadist yg sahih om…jadi kalo akalmu msh jalan emang semua ormas dan golongan yg kau sebut di atas semua benar hah….cuma 1 om yg bener..nyahok te’……sy malah yakin kamu sendiri mau mengatakan bhw hanya kamu yg paling benar gitu yaaaaaa….makanya kalo’ komentar pake akal dan hati yg bersih jangan pake nafsu kebencian terhadap ahlu sunnah….akhirny ndak nyambung sendiri toh dg pendapatmu yg super rancu itu….tobatlah wahai ahlu bid’ah

  14. Abu Salafy:
    Dan apa yang dikatakan Aisyah itu kan bukan syar’i mas, seperti kata kamu, tapi apa kamu dengar sendiri Nabi mensabda ucapan itu? kan kata orang! jadi bisa jadi orang itu yang memalsu atas nama nabi!

    Abd. Rahman Saleh menjawab:
    Astaghfirullah, jadi kalau begitu mas Abu menganggap semua hadits itu palsu….
    Beristighfar mas sebelum kena laknat.
    Mas haditsnya Aisyah itu kita akui shohih, tapi apa kaitannya dengan syar’i?
    Kalau mas Abu percaya dengan hadits tsb, dan istrinya mas Abu lewat didepan mas Abu sholat, dan mas Abu menganggap sholatnya nggak terputus ya silahkan saja…

    __________________
    -Abu Salafy-

    Tolong sebelum berkomentar, pahami dulu keterangan yanmg kami tulis!
    Kesimpulan kamu itu: Astaghfirullah, jadi kalau begitu mas Abu menganggap semua hadits itu palsu…. pakai logika mana, mas?!

    Kalau kamu sudah mengakui hadis Ummul Mukminin Aisyah ra. yang menentang disamakannya wanita dengan anjing hitam dan keledai itu shahih ya bagus, tinggal kamu harus tolak sekarang hadis yang menyamakan wanita dengan anjing hitam dan keledai itu! Gitu aja kok repot!

    Di sini tidak ada tempat bagi selera pribadi sehingga kamu berkata:Kalau mas Abu percaya dengan hadits tsb, dan istrinya mas Abu lewat didepan mas Abu sholat, dan mas Abu menganggap sholatnya nggak terputus ya silahkan saja…

  15. ABU JIHAD berkata:
    Siapa Dalangnya, ialah yang mengaku SALAFI /As-Sunnah ( Salah Fikir ) kata banyak orang, Mereka seperti ingin mendirikan mahzab ke-5 diluar 4 mahzab yang sudah ada, SELAIN mereka dikatakan SEMUANYA SESAT….!!!!!

    Siapa yang sesat kalau begitu………………????????????

    Abd. Rahman Saleh bertanya:
    Apakah wajib sih mas muslimin bermadzhab kepada empat madzhab tsb?
    Tolong sebutkan haditsnya mas….

    Trus kaum muslimin yang hidup sebelum empat madzhab tsb lahir, lalu bermadzhab ke siapa mas?

    Kalau mas Abu Jihad bermadzhab ke Imam Syafi’i, yang mas Abu gunakan sebagai acuan itu berapa jilid mas.
    Saya berani taruhan, yang dipakai mas Abu Jihad hanya satu jilid.

    Sedangkan kitabnya Imam Syafi’i itu ada empat jilid mas. Bagaimana isinya bisa sama yang empat jilid jadi satu jilid.
    Mas yuk ngaji lagi bareng-bareng yuk…

  16. Abu Salafy:
    ……. tapi apa kamu dengar sendiri Nabi mensabda ucapan itu? kan kata orang! jadi bisa jadi orang itu yang memalsu atas nama nabi!

    >>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

    haha…. haha…. haha…..
    kok masih ada ya orang kayak gini…..
    Ini kalau waktu Rasulullah masih hidup, termasuk grupnya Abu Lahab. Begitu Rasul dapat wahyu, dia akan tanya mana buktinya….. seperti yahudi disuruh menyembelih sapi, masih nanyak yang warnanya apa, yang jantan apa betina, yang muda apa yang tua dst…..
    Bisa jadi Rasul dikatakan tukang sihir dsb…..

    ______________________
    -Abu Salafy menjawab-

    Pahami apa yang kami katakan baru komentar!

    Kalau ada yang mengatakan bahwa hadis yang menyamakan wanita dengan anjing itu shahih dengan alasan: Buktinya Aisyah menentangnya!! berarti hadis itu di zaman Aisyah ada!! dan itu artinya shahih.
    Kami berdalil dalam menolak hadis palsu itu dengan, -salah satunya- adalah penolakan siti Aisyah ra. kalau ada yang masih ngotot nyalahkan siti Aisyah ra. dengan mengakatan bahwa beliau itu kan manusia biasa yang bisa nolak pakai hawa nafsu, ya kita katakan, apa kamu mendengar sendiri Nabi saw. bersabda?! kan nggak? Jadi Aisyah pasti lebih mengerti tentang masalah ini. penolakan beliau adalah bukti hadis itu tidak pernah disabdakan Nabi saw.

  17. Nabi kita yang mulia shallallahu ‘alaihi wasallam bertutur dalam haditsnya yang agung :

    “Siapa yang mengada-adakan perkara baru dalam agama kami yang hal tersebut bukan dari agama ini maka perkara itu ditolak”.

    Hadits yang dibawakan oleh istri beliau yang mulia Ummul Mukminin Aisyah radliallahu anha

    bagaimana hadits ini kalau menurut pak kiai, mohon penjelasan

    Abu Salafy:
    Apa yang anda tanyakan? Status hadisnya atau makna hadisnya?

  18. najmaku Berkata:
    September 3rd, 2007 pada 7:12 pm

    Goblok banget kalau ada yang bilang aisyah ga ikut hadist rasul..!!

    tau ga ? kalau aisyah banyak meriwayatkan hadist rasul !!!

    Sapa bilang Aisyah makan ular ?!! GOBLOK !!!

    Kalau ga ngerti jangan membicarakan agama !!! tanya dulu ama yang faham!!!
    فاسئلوا أهل الذكر إن كنتم لا تعلمون

    Jangan berfatwa sesuai nafsu !!

    Jangan menulis perbedaan sesama Muslim !!!

    Ga lucu kalau islam jadi bahan ketawaan orang..!!!

    http://www.umroh.web.id
    ##########################################################
    seorang wanita, adalah yang lemah lembut, baik dalam ucapannya maupun dalam perbuatannya. engkau bisa menjadi sorga-dan neraka terhadap anak-anakmu, dan engkaupun akan bisa menghuni sorga dan neraka karena bktimu kepada seorang lelaki (suami). maka binasakan kebencianmu dalam segala ucapan karena kebodohan semata. adalah lebih selamat jika engkau diam

  19. kalau kami perhatikan akhi-akhi Salafi kok ribut membicarakan hukum sutrah (penutup/garis atau apa aja yang diletakkan di depan mushalli), padahal substansi masalahnya adalah penolakan Bunda Aisyah ra. akan kebenaran hadis disamaknannya wanita dengan anjing dan himar.
    Jadi di sini cuma ada dua asumsi:
    pertama: hadis benar disdabdakan Nabi saw. tapi Bunda Aisyah menolaknya (dengan hawa nafsu seperti dikatakan sebagian teman Salafy atau dengan apapun terserah teman2 Salafy).
    kedua: hadis itu tidak benar pernah disabdakan junjungan kita Nabi Muhammad saw…. Bunda Aisyah sebenarnya ingin membongkar kepalsuan itu… kamanya beliau marah dan menolaknya.
    rasanya asumsi kedua ini yang lebih tepat untuk diterima, sebab kalau hadisnya benar disabdakan Nabi, lalu Bunda Aisyah menolaknya, apa hukumnya orang yang terang2an menolak Sunah Nabi itu? kan riskan menuduh beliau menentang hadis Nabi?!
    Itu masalahnya bapak-bapak dan temen-teman Salafi. jadi jangan dibuat repot dan seakan keberan jenggot kalau ada yang menolak hadis itu.
    sekali lagi saya sependenpan dengan Bunda Aisyah dan kelompok yang menolakn hadis itu. semoga pendapat ini yang shahih di sisi Allah.

  20. dalam masalah yang diperselisih kan, bnyak pertentangan klo dicari..
    sperti kata aisyah q ndak salahkan kamu(secra orangnya) tpi telinga manusia kadang salah!

    kaidah fiqh bila 2 hadist shahih bertentangan
    1. menyatukan
    2. memilih yg lbih kuat
    3. menolak ke 2 nya…

    maka yg pertama dilakukan adl meneliti derajat hadist..krn sesungguhna sabda nabi tdak mungkin bertentangan.
    ALLOH NDAK LUPA AKAN FIRMAN PADA NABINYA MAS!

    Abu Salafy:

    Kaidah yang benar.. perlu ditrapkan dengan utuh.

  21. jika kalian berselisih faham ikutilah ahluts tsugur,
    takbeer

    Abu Salafy nanya:
    Siapa mereka? Apa Hizbullah? Ata Tentara Iran? Apa pemuda-pemuda Hamas? Atau Amir-amir Arab yang sedang menjaga perbatasan antara dua kasino di Eropa dan Amerika? Atau pak kyia di pesantren-pesantren yang anda maksud dengan ahlu tsughur?

  22. abu Salafy nanya:Siapa mereka? Apa Hizbullah? Ata Tentara Iran? Apa pemuda-pemuda Hamas? Atau Emir2 Arab yang sedang menjaga perbatasan antar dua kasino di Eropa dan Amerika? Atau pak kyia di pesantren2 yang anda maksud dengan ahlu tsughur?

    @@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@

    ya itu kalau mulut tidak tersambung dengan otak, atau mulutnya tersambung dengan otak tapi otaknya yang kadung membusuk, tu lihat kiai-kiaimu, penuh dengan skandal….aha….ha semua orang tahu siapa yang lebih baik akhlaknya, apakah kiai kiaimu atau ulama kami, siapa yang tidak kenal arianti dan selingkuhannya….dan masih banyak lagi, kisah romantis para rohanis, apakah itu yang namanya……. ha….ha….ha

    sory, ini nggak ilmiah tapi ini adalah nyata.


    Abu Salafy:

    Benar juga kata kamu sory, ini nggak ilmiah tapi ini adalah nyata kalau nyata, namanya ya ilmiah. jadi kalimat kamu yang pendek itu penuh dengan tanaqudh!

  23. Rupanya bapak abu salafy ini jago diskusi, suka memetik kalimat forum dan mendebatnya.

    Perlu semua pahami bahwa tidak semua orang arab itu salafi, termasuk juga amir-amir negara arab itu orang salafi smua.
    Kalau saya baca tolak ukur bapak abu salafy ini sepertinya hanya orang arab yang salafi dan sampai amirnya dimaki-maki.

    Do you have any problem with this people??

    Kenapa bapak abu salafy kok sepertinya dengki sekali dengan orang wahabi. Apa mungkin bapak itu orang wahabi yang menyamar???

    Sepengetahuan saya, siapa saja yang memegang teguh Al-quran dan Sunnah Rosul dan khulafaurrasyidin dan menisbatkan diri pada mereka berhak disebut salafi, konsekwensi dari hal tersebut adalah setiap sesuatu yang tidak berdasar/berdalilkan Al-quran dan Sunnah serta” ijma dan Qiyas” dalam arti menyeleweng adalah BID’AH.
    Tidak memandang apakah dia itu bermadhab yang empat atau bukan.
    Asal tidak keluar dari hukum-hukum islam yang telah kita ketahui.

    Bahkan orang yang fanatik buta terhadap madhabnya dia tidak bisa disebut salafi, karena bila dia fanatik buta, bisa jadi dia akan mencak-mencak atau memaki madhab lain.
    karemna memaki sudah kluar dari ajaran islam, SUDAH JELAS DIA BUKAN SALAFI.

    Dalam sunnah sendiri terdapat banyak hadis beda derajatnya, dari yang mutawatir sampai yang dhoif munkar.
    Yang saya ketahui salafiyun tidak pernah memakai hadis-hadis yang dhoif, munkar dan semisalnya, bahkan meninggalkannya. Karena semua hadis-hadis tersebut merupakan sumber dari bid’ah yang ada.

    Sedangkan Ijma’ dan Qiyas disini telah ditetapkan oleh para ulama besar dengan dasar ilmu mereka peroleh dan sejalan dengan Al-QURAN dan SUNNAH itu sendiri. Bila tidak sejalan dengan keduanya maka ditolak dan dikatakan BID’AH.
    Jadi bukan ditetapkan oleh ulama indonesia saja, atau yang cuma sekelas kiayi-kiayi yang mengumbar fatwa berdasarkan nafsu( karena harus sejalan dengan idenya saja).
    SEKALI LAGI BUKAN.

    Jadi kesimpulannya bagi kaum muslimin dan penuntut ilmu,
    JIKA ANDA MERASA MENJADI MUSLIM, ANDA HARUS BERPEGANG TEGUH PADA HUKUM-HUKUM DAN KAIDAH-KAIDAH DALAM ISLAM.

    HINDARI SESUATU YANG BID’AH, karena akan MENJERUMUSKAN ANDA SEKALIAN DALAM NERAKA.

    HATI-HATI DALAM MEMBAWAKAN HADIS, HATI-HATI MENERIMANYA BILA ANDA TIDAK BERILMU.
    MAKANYA TANYA ORANG YANG BERILMU, BUKAN ORANG YANG SETENGAH BERILMU DAN BERBICARA DENGAN HAWA NAFSU.
    DAN ILMUNYA DARI AL-QURAN DAN SUNNAH ITU SENDIRI, BUKAN DARI AKAL-AKALAN, IDE, ATAU PEMIKIRAN SESEORANG.

    فاسئلوا أهل الذكر إن كنتم لا تعلمون

    SEMOGA KITA SELALU TERBUKA HATI KITA UNTUK MENERIMA KEBENARAN.
    sesungguhnya kebenaran itu datangny dari ALLAH JALLA WA ‘ALAA.
    dan sebenar-benarnya petunjuk adalah petunjuk dari Rosululloh salallahu’alaihi wassalam.

    ___________________


    Abu salafy:

    Salam Khaitan.
    1) Apa anda bisa buktikan klau amir-amir Kerajan AS itu bukan Salafy/Wahhabi?

    2) Salahlah dugan anda jika anda menuduh kami dengki kepada kaum Wahhabi, kami hanya tidak suka dengan sikap ektrim mereka yang gampang menuduh selain mereka dengan bid’ah dan syirik.

    3) anda mengatakan: setiap sesuatu yang tidak berdasar/berdalilkan Al-quran dan Sunnah serta” ijma dan Qiyas” dalam arti menyeleweng adalah BID’AH. sepertinya anda sekarang sedang terjebak dalam kubangan BID’AH, buktinya anda tidak merasa cukup dengan Alqur’an dan Sunnah nabi saw,! Apakah keduanya masih kurang?!

    adapaun kata-kata kamu:Sedangkan Ijma’ dan Qiyas disini telah ditetapkan oleh para ulama besar dengan dasar ilmu mereka peroleh dan sejalan dengan Al-QURAN dan SUNNAH itu sendiri. bertolak dengan slogan salafy yang ngotot KEMBALI KEPADA ALQUR’AN DAN SUNNAH! YANG TIDAK ADA DALAM ALQUR’AN DAN SUNNAH ADALAH BID’AH! EH NDAK TAUNYA NGGELETEK TERNYTA TIDAK MERASA CUKUP DENGAN ALQUR’AN DAN SUNNAH!!!

    4)kamu mengtakan:Asal tidak keluar dari hukum-hukum islam yang telah kita ketahui. apakah tolok ukurnya adalah terletak pada kalimat hukum-hukum islam yang telah kita ketahui? sedangkan diluar itu gimana?

    5)Kata-kata anda:Bahkan orang yang fanatik buta terhadap madhabnya dia tidak bisa disebut salafi, karena bila dia fanatik buta, bisa jadi dia akan mencak-mencak atau memaki madhab lain. itu yang sering kita saksikan juga dari kaum Salafy/Wahhabi. Mereka Wahhabi/Salafy dengan mudahnya menuduh selain merea sebagai ahli bid’ah dan mengumbar hawa nafsu, contohnya adalah apa yang dikatakan saudara di sini: Jadi bukan ditetapkan oleh ulama indonesia saja, atau yang cuma sekelas kiayi-kiayi yang mengumbar fatwa berdasarkan nafsu( karena harus sejalan dengan idenya saja).
    SEKALI LAGI BUKAN.

    6) kata-kata anda: Jadi kesimpulannya bagi kaum muslimin dan penuntut ilmu,
    JIKA ANDA MERASA MENJADI MUSLIM, ANDA HARUS BERPEGANG TEGUH PADA HUKUM-HUKUM DAN KAIDAH-KAIDAH DALAM ISLAM.
    perlu diperjelas, HUKUM-HUKUM DAN KAIDAH-KAIDAH DALAM ISLAM berdasarkan ijtihadnya imam siapa? kan banyak perbedaannya? Apa berdasarkan ijtihad ulama yang kita cocoki saja? Itu artinya menyembah hawa nafsu!

    7)kata-kata anda:HINDARI SESUATU YANG BID’AH, karena akan MENJERUMUSKAN ANDA SEKALIAN DALAM NERAKA. tentang apa saja yang dianggap bid’ah masih diperselisihkan para imam dan ulama besar, jadi gimana ya caranya menghindari bid’ah itu?

    8] Berujuk kepada ahli ilmu seperti yang nasihatkan kami setuju sekali makanya kami berujuk kepada para ulama yang kompenten bukan kepada setengah ulama yang bisanya cuma menuduh sana dan sini atas dasar keterbatasan ilmunya.

    Terima kasih.
    wassalam.

  24. Abu Salafy:

    Benar juga kata kamu sory, ini nggak ilmiah tapi ini adalah nyata kalau nyata, namanya ya ilmiah. jadi kalimat kamu yang pendek itu penuh dengan tanaqudh!

    abu sayev:

    wah cocoknya memang tak kasih julukan kebo kiai slamet

    ==================================
    Abu Salafy:

    Benar juga kata kamu sory, ini nggak ilmiah tapi ini adalah nyata kalau nyata, namanya ya ilmiah. jadi kalimat kamu yang pendek itu penuh dengan tanaqudh!

    lihat kalimat di atas
    ini nyata karena ada yang ngomong
    tapi nggak ilmiah karena yang ngomong kebo kiai slamet
    ==================================

  25. Masya Allah Tabarakallaah, wahai Abu Salafi, coba simak : http://muwahiid.wordpress.com/wahabisyubhat-dan-bantahannya/ semoga Allah memberikan ampuna kepada anda.

  26. Istigfar ya ikhwanii jami’an…..
    La Ikraaha fi-Diin.. Semoga amalan kita diterima disisi-Nya
    Inilah yang membuat umat ini semakin terpuruk..
    Kita hanya bisa berdoa mudahan Allah menyatukan ummah yang besar ini dalam satu kalimah LA ILAAH ILLA ALLAH…

  27. saya berpikir seharusnya semua kembali belajar lagi. Tidak emosional, khususnya abusalafy, yang saya perhatikan kurang punya wawasan yang luas. Sebaiknya janganlah mencomot sana-sini sepotong-sepotong sehingga bikin orang salah paham. Bagi saya, kalau ibadah itu sudah jelas nashnya, laksanakan. Tak perlulah khawatir dituduh ini atau itu. Apalagi malah mencerca orang.

    Aku nasihatkan, rujukan kita adalah al-Qur’an dan sunnah Nabi
    Lalu aku dipanggil Wahabi
    Aku katakan, hadis hendaklah dipastikan sahih dari Nabi
    Lalu aku dipanggil Wahabi
    Aku cuba amalkan ibadatku mengikut cara Nabi
    Lalu aku dipanggil Wahabi

    Aku cuba amalkan solat mengikut cara Nabi
    Lalu aku dipanggil Wahabi
    Aku nasihatkan bahawa amalan itu dan ini bukan dari Nabi
    Lalu aku dipanggil Wahabi
    Aku katakan ramai guru-guru kini tidak mengajar dengan kaedah yang asli
    Lalu aku dipanggil Wahabi

    Aku bertanya guru, apakah ada dalil sahih untuk aku ikuti
    Lalu aku dipanggil Wahabi
    Aku katakan agama ini tidak semesti semuanya mengikut as-Syafie
    Lalu aku dipanggil Wahabi
    Aku katakan, khurafat, syirik dan bid’ah amat dilarang oleh Nabi
    Lalu aku dipanggil Wahabi

    Aku tidak hadiri kenduri arwah kerana ianya dilarang oleh Nabi
    Lalu aku dipanggil Wahabi
    Aku mengatakan kenduri arwah juga dilarang oleh as-Syafie
    Lalu aku dipanggil Wahabi
    Aku katakan amalan khusus Nisfu Sya’ban bukan diajar oleh Nabi
    Lalu aku dipanggil Wahabi
    Aku juga katakan ianya juga dilarang oleh al-Qaradhawi
    Lalu aku dipanggil Wahabi

    Aku pun tidak tahu, siapakah sebenarnya Wahabi?
    Kata mereka Wahabi adalah Wahabi
    Aku bertanya lagi, siapakah sebenarnya Wahabi?
    Kata mereka Wahabi adalah Wahabi
    Aku semakin bingung siapa itu Wahabi
    Namun …
    Jika benar Wahabi adalah yang nak ikut sunnah Nabi… Biarlah aku dipanggil Wahabi
    Jika benar Wahabi yang melarang khurafat, syirik dan bid’ah dari diikuti… Biarlah aku dipanggil Wahabi
    Jika Wahabi hanya beramal dengan amalan yang sahih dari Nabi…Biarlah aku dipanggil Wahabi

    Aku ingin mendapat keredhaan dari Ilahi …
    Biarlah aku dipanggil Wahabi
    Semoga di akhirat bersama Nabi aku berdiri
    Biarkan aku dipanggil Wahabi

    Abu Salafy:

    Akan lebih sempurna jika saudara tambahkan:
    Dan aku kafirkan umat Muhammad selain kelompokku
    lalu aku dipanggil wahhabi
    ya biar aku dipanggil wahhabi yang penting hanya wahhabi yang muslim di dunia ini.

  28. Assalamualaikum saudaraku seIslam.

    Alhamdulillah saya berkesempatan mengisi sedikit komentar dalam blog ini. Saya yang dlaif ini tidak mewakili manhaj salaf atau yang kalian sebut wahaby, saya hanya seorang yang berusaha berpegang teguh kepada manhaj salaf yang mulia ini meskipun banyak yang mencelanya (mudah-mudahan karena kejahilannya) bukan karena emosi dan dengki hingga mengeluarkan kata yang tidak pantas kepada ulama.

    Mengenai hadits Sutrah, sutrah itu wajib mengingat banyak ancaman Rasulullah bagi yang meninggalkannya, dan mengenai sholat yang batal ketika dilewati oleh WANITA, ANJING HITAM dan KELEDAI itu Shahih dan ini tidak menyamakan WANITA dengan hewan-hewan itu. Mungkin dalam pikiran antum semua, Hadits tersebut mengandung makna menyamakan Yaaaa…. Mungkin akal antum belum sampai kepada pemahaman yang shahih dan jangan pertentangkan dalil dengan dalil sebab bisa jadi itu hanya kemampuan memahami kita saja yang kurang.

    DAN UNTUK IKHWAN LAINNYA, cobalah jaga mulut kalian itu jangan asal SEMBUR saya tau dengan kuat bahwa komentar-komentar kalian ini keluar karena Salafy (yang kalian mencelanya dengan WAHABY) banyak mengkritik pemahaman lainnya. Tentunya jika kritikannya itu ilmiyah, apa salahnya kalo diterima, nah kalo terdapat kesalahan silahkan saja koreksi balik dengan arif.

    Yang perlu digaris bawahi adalah Salafy tidak pernah mencela Tokoh ahli bid’ah dengan kata ANJING, BABI, atau mendoakan mereka dengan keburukan Naudzubillah. Kritik mereka hanya dengan kata-kata yang pedas namun cukup pantas disematkan pada yang di kritik.

    BERBEDA dengan kalian yang menghujat lantaran rasa benci yang menggelora, sehingga tanpa ragu lagi dengan membabi buta mengeluarkan kata-kata yang TIDAK PANTAS diucapkan apalagi kepada seorang Ulama Ahli Hadits.

    SEMOGA Allah menunjuki kita jalan ang selamat, dan memberikan hidayah kepada hambanya yang tersesat.

    Jazakallah….

    ______________

    Abu Salafy:

    salam pak Daud dan terima kasih atas nasihatnya.

    Pak, apa kami boleh tau bagaimana garis besar dan dasar manhaj salaf yang Anda anut?

    Kedua, Apa bisa Anda buktikan bahwa hadis ((Rasulullah bagi yang meninggalkannya, dan mengenai sholat yang batal ketika dilewati oleh WANITA, ANJING HITAM dan KELEDAI itu Shahih))

    Ketiga,tidak sepenunya benar apa yang Anda katakan bahwa:Yang perlu digaris bawahi adalah Salafy tidak pernah mencela Tokoh ahli bid’ah dengan kata ANJING, BABI, atau mendoakan mereka dengan keburukan Naudzubillah. Kritik mereka hanya dengan kata-kata yang pedas namun cukup pantas disematkan pada yang di kritik. sebab mereka tidak segan menuduh yang lebih jahat dari itu, yaitu ahli bid’ah, musyrik, kafir dll.

    keempat, kalau Anda anggap kami belum sampai kepada pemahaman yang benar tentang hadis sutrah di atas, ya ngak apa-apa kami terima anggapan Anda itu dengan lapang dada, tapi tolong beri kami kepuasan akan makna yang benar bukan akal-akalan!

  29. ABU SALAFY mengomentari fatwa: Syekh Masyhur menyamakan posisi wanita dengan anjing hitam dan keledai, sama-sama membatalkan shalat jika lewat di hadapan mushalli (orang yang sedang salat)! Kalau orang laki-laki tidak membatalkan!! Hebatkan? Ikuti fatwa ala ulama wahabi ini!

    WAH ABU SALAFY INI SUDAH MENJADI DUKUN SAKTI, bisa tahu isi hari seseorang padahal belum pernah bertemu apalagi ngobrol, duh memang sangat sakti.

    PADAHAL isi fatwanya cuma masalah batal/tidaknya sholat, tidak berkaitan dengan menyamakan WANITA dengan ANJING dan KELEDAI. Dan hal ini tercantum dalam hadits IMAM MUSLIM dan Abu Salafy juga nyamtumin hadits tersebut.

    SEHARUSNYA Abu Salafy ini Menghujat yang berkata dalam hadits tersebut (Rasulullah) tapi dia ga berani (takut dibilang KAFIR) lalu dicari kambing hitam yang menyampaikan hadits tersebut, langsung ditembak dengan peluru kedustaan. seharusnya Abu Salafy gantu NAMA jadi ABUL KADZABY.

    GA JANTAN AHH, pelintir-pelintir Fatwa Ulama.

  30. TUK SAUDARA ABU SALAFY, Sebelum menjawab pertanyaan antum, saya mau tanya.
    1. Di kitab apa siapa penulisnya Manhaj Salaf dengan serampangan memvonis Ahli Bid’ah dan KAFIR?
    2. Apa pandangan antum tentang bid’ah, dan pelakunya? sedangkan ada Hadits yang mutawatir tentang haramnya bid’ah.

    Saya Alhamdulillah dan Insya Allah sekarang bermanhaj Salaf setelah pernah berpahaman sama dengan antum juga pernah sama dengan HTI dan IM. Salama yang saya pahami tidak pernah Ulama yang kapable selevel syaikh Albani memvonis Ahli Bid’ah dan Kafir tanpa hujjah. Tunjukan dimana para ulama memvonis secara serampangan.

    Terakhir, Antum menghujat Salafyin dengan mati-matian karena mereka mengkritik ulama lain. Lalu saya harus berkata apa sama antum yang bukan Ulama tapi menghujat Ulama? Bukan kah antum jadi lebih parah dari apa yang antum hujat?

    Insya Allah ana jaawab pertanyaan antum, dan antum bisa email ana, khawatir ana ga sempat buka blog antum. daud_al_ayyubi@yahoo.com

    _____________

    Abu Salafy:

    Di kitab apa siapa penulisnya Manhaj Salaf dengan serampangan memvonis Ahli Bid’ah dan KAFIR? baca dan ikuti terus artikel kami Selain Wahhabiyah Kafir/Musyrik, anda akan tau segalanya.

    Apa pandangan antum tentang bid’ah, dan pelakunya? sedangkan ada Hadits yang mutawatir tentang haramnya bid’ah. Baca dan renungkan dengan akal sehat artikel kami Sunnah versus Bid’ah anda akan tau apa itu sunnah dan apa itu bid’ah.

  31. Apa yang harus saya baca dari situs ini?! saya baca satu tulisan ini saja saya sudah tahu tingkat keilmuan antum, dan bagaimana saya bisa percaya semua yang antum tulis itu sedangkan dalam satu tulisan ini saja antum sudah sangat LICIK memelintir fatwa, .

    JADI KESIMPULANNYA MATERI YANG DISINI TIDAK ILMIYAH.
    COBA BELAJAR MENJAGA AMANAT ILMIYAH

  32. SEBUAH BANTAHAN UNTUK ABU SALAFY.

    ABU SALAFY menentangkan Antara hadits, dan mencela Ulama yang menyampaikan hadits padahal seharusnya Abu Salafy jangan menyalahkan ulama yang menyampaikan hadits tersebut, tapi yang berkata (yaitu Rasulullah) yang tentu akan berkonsekuensi kekufuran bagi Abu Salafy. Maka tersingkaplah kedok abu salafy sebenarnya apakah dia ingin menegakan kebenaran atau Abu Salafy ini Agen Yahudi yang ingin menjauhkan umat dari Dakwah Tauhid yang mulia ini????

    Abu salafy berkata “((Rasulullah bagi yang meninggalkannya, dan mengenai sholat yang batal ketika dilewati oleh WANITA, ANJING HITAM dan KELEDAI itu Shahih?))”

    PEMBAHASAN:
    Seharusnya Abu Salafy bertanya kepada ahli ilmu bila dia tidak mengetahui, jangan SERAMPANGAN. Sebagai bukti yang sangat kuat antum bisa lihat, bahwa hadits tersebut mempunyai derajat Mutawatir atau sedikitnya Masyur. LALU APAKAH ABU SALAFY MAU MENGAKUI KESALAHANNYA DAN BERTOBAT???

    حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة حدثنا إسمعيل ابن علية قال ح و حدثني زهير بن حرب حدثنا إسمعيل بن إبراهيم عن يونس عن حميد بن هلال عن عبد الله بن الصامت عن أبي ذر قال
    قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا قام أحدكم يصلي فإنه يستره إذا كان بين يديه مثل آخرة الرحل فإذا لم يكن بين يديه مثل آخرة الرحل فإنه يقطع صلاته الحمار والمرأة والكلب الأسود قلت يا أبا ذر ما بال الكلب الأسود من الكلب الأحمر من الكلب الأصفر قال يا ابن أخي سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم كما سألتني فقال الكلب الأسود

    Dan dari Abu Dzar, dia berkata: Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
    “Jika salah seorang dari kalian berdiri melakukan shalat, maka sesungguhnya dia telah tertutupi jika di hadapannya ada tiang setinggi pelana. Jika tidak ada tiang setinggi pelana di hadapannya, maka shalatnya akan diputus oleh keledai atau perempuan atau anjing hitam.”[Muslim No. 510]

    ______________

    Abu salafy:

    Abah Daud al Ayyubi.
    Anda harus buktikan kalau hadis itu shahih apalagi mutawatir atau masyhur. Jangan asal bicara, itu tidak ilmiah.
    Masalah tuduhan bahwa kami agen yahudi itu biasa. hanya mereka yang sakit hati dengan blog ini karena membongkar kedok wahhabiyah lah yang menjerit-jerit.

    kami pun biasa mendengar klaim bahwa da’wah Wahhabiyah adalah da’wah Tauhid murni… itu ngecap mas kata orang Jawa. Wahhabiyah justru paling dangkal pemahamannya tentang tauhid.

  33. DAN hadits-hadits dibawah ini bermakna serupa dengan hadits diatas.
    Dalam Shahih ibnu khuzaimah (Maktabah Asy Syamilah):
    juz 3 hal 351,
    قال أبو ذر : « يقطع الصلاة الحمار والمرأة والكلب الأسود قلت : يا أبا ذر : ما بال الكلب الأسود من الأبيض من الأصفر من الأحمر ؟ قال : يا ابن أخي ، سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم كما سألتني ، فقال : » الكلب الأسود شيطان

    Juz 3, Hal 351:
    أبي ذر ، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : « تعاد الصلاة من ممر الحمار ، والمرأة ، والكلب الأسود » قلت : ما بال الأسود من الكلب الأصفر ، من الكلب الأحمر ، فقال : سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم كما سألتني ، فقال : « الكلب الأسود شيطان

    Juz 3 hal 354:
    باب ذكر البيان أن النبي صلى الله عليه وسلم إنما أراد بالمرأة التي قرنها إلى الكلب الأسود والحمار وأعلم أنها تقطع الصلاة الحائض دون الطاهر ، وهذا من ألفاظ المفسر كما فسر خبر أبي هريرة وعبد الله بن مغفل في ذكر الكلب في خبر أبي ذر ، فأجمل ذكر الكلب في خبر أبي هريرة وعبد الله بن مغفل فقال : يقطع الصلاة الكلب والحمار والمرأة . وبين في خبر أبي ذر أن الكلب الذي يقطع الصلاة هو الأسود دون غيره ، وكذلك بين في خبر ابن عباس أن المرأة الحائض هي التي تقطع الصلاة دون غيرها

    Juz 3 hal. 358:
    قال أبو بكر : وليس في هذا الخبر أن النبي صلى الله عليه وسلم رأى الأتان تمر ، ولا ترتع بين يدي الصفوف ، ولا أن النبي صلى الله عليه وسلم أعلم بذلك فلم يأمر من مرت الأتان بين يديه بإعادة الصلاة ، والخبر ثابت صحيح عن النبي صلى الله عليه وسلم أن الكلب الأسود ، والمرأة الحائض ، والحمار ، يقطع الصلاة وما لم يثبت خبر عن النبي صلى الله عليه وسلم بضد ذلك لم يجز القول والفتيا بخلاف ما ثبت عن النبي صلى الله عليه وسلم

  34. Dalam Shahih Muslim (No. 789 Maktabah Asy Syamilah),
    قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا قام أحدكم يصلي فإنه يستره إذا كان بين يديه مثل آخرة الرحل فإذا لم يكن بين يديه مثل آخرة الرحل فإنه يقطع صلاته الحمار والمرأة والكلب الأسود قلت يا أبا ذر ما بال الكلب الأسود من الكلب الأحمر من الكلب الأصفر قال يا ابن أخي سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم كما سألتني فقال الكلب الأسود شيطان

    Dalam Sunan Abu Dawud (No. 602, Maktabah Asy Syamilah)
    حدثنا حفص بن عمر حدثنا شعبة ح و حدثنا عبد السلام بن مطهر وابن كثير المعنى أن سليمان بن المغيرة أخبرهم عن حميد بن هلال عن عبد الله بن الصامت عن أبي ذر
    قال حفص قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم يقطع صلاة الرجل وقال عن سليمان قال أبو ذر يقطع صلاة الرجل إذا لم يكن بين يديه قيد آخرة الرحل الحمار والكلب الأسود والمرأة فقلت ما بال الأسود من الأحمر من الأصفر من الأبيض فقال يا ابن أخي سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم كما سألتني فقال الكلب الأسود شيطان

  35. Dalam Sunan At Tirmidzi (Maktabah Asy Syamilah)
    No. 310:
    قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا صلى الرجل وليس بين يديه كآخرة الرحل أو كواسطة الرحل قطع صلاته الكلب الأسود والمرأة والحمار فقلت لأبي ذر ما بال الأسود من الأحمر من الأبيض فقال يا ابن أخي سألتني كما سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال الكلب الأسود شيطان

    Dalam Sunan An Nasa’i (Maktabah Asy Syamilah)
    No. 742:
    قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا كان أحدكم قائما يصلي فإنه يستره إذا كان بين يديه مثل آخرة الرحل فإن لم يكن بين يديه مثل آخرة الرحل فإنه يقطع صلاته المرأة والحمار والكلب الأسود قلت ما بال الأسود من الأصفر من الأحمر فقال سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم كما سألتني فقال الكلب الأسود شيطان

    Dalam Sunan Ibnu Majah (Maktabah Asy Syamilah)
    No. 939:
    حدثنا أبو بكر بن خلاد الباهلي حدثنا يحيى بن سعيد حدثنا شعبة حدثنا قتادة حدثنا جابر بن زيد عن ابن عباس
    عن النبي صلى الله عليه وسلم قال يقطع الصلاة الكلب الأسود والمرأة الحائض
    No. 942:
    عن النبي صلى الله عليه وسلم قال يقطع الصلاة إذا لم يكن بين يدي الرجل مثل مؤخرة الرحل المرأة والحمار والكلب الأسود قال قلت ما بال الأسود من الأحمر قال سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم كما سألتني فقال الكلب الأسود شيطان

  36. Dalam Musnad Ahmad (Maktabah Asy Syamilah)
    No. 20360:
    قال رسول الله صلى الله عليه وسلم يقطع صلاة الرجل إذا لم يكن بين يديه كآخرة الرحل المرأة والحمار والكلب الأسود قلت ما بال الأسود من الأحمر قال ابن أخي سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم كما سألتني فقال الكلب الأسود شيطان

    No. 20380:
    قال رسول الله صلى الله عليه وسلم يقطع صلاة الرجل إذا لم يكن بين يديه كآخرة الرحل المرأة والحمار والكلب الأسود قلت ما بال الأسود من الأحمر قال ابن أخي سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم كما سألتني فقال الكلب الأسود شيطان

    No. 20414:
    يقطع صلاة الرجل إذا لم يكن بين يديه مثل آخرة الرحل المرأة والحمار والكلب الأسود قال قلت لأبي ذر ما بال الكلب الأسود من الكلب الأحمر قال يا ابن أخي سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم كما سألتني فقال الكلب الأسود شيطان

    No. 20454:
    قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أحدكم قام يصلي فإنه يستره إذا كان بين يديه مثل آخرة الرحل فإن لم يكن بين يديه مثل آخرة الرحل فإنه يقطع صلاته الحمار والمرأة والكلب الأسود قال فقلت يا أبا ذر ما بال الكلب الأسود من الكلب الأحمر من الكلب الأصفر فقال يا ابن أخي سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم كما سألتني فقال الكلب الأسود شيطان

    No. 20482:
    يقطع الصلاة الكلب الأسود أحسبه قال والمرأة الحائض قال قلت لأبي ذر ما بال الكلب الأسود قال أما إني قد سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم عن ذاك فقال إنه شيطان
    Dan masih banyak lainnya, sehingga derajat hadits ini mutawatir atau sedikitnya masyur.
    Yaa tidak perlu diterjemahkan, antum sudah paham?!

    Lalu janganlah kau pertentangkan hadits shahih dengan hadits shahih apalagi dengan Al Qur’an, siapa tahu akal/pemahaman kita belum sampai kesana. Saya pribadi juga belum begitu memahami makna sebenarnya diantara hadit-hadits tersebut.

    _______________

    Abu salafy:

    Mutawatir tidaknyan hadis bukan ditentukan oleh selera pridabi apalagi kepentingan. Siapa di antara ulama yang mengatakannya? Coba sebutkan jalur-jlurnya; siapa sahabat yang meriwayatkannya? Berapa orang pada setiap thabaqahnya yang meriwayatkan hadis ini?

    Dari sini nanti kita bisa ketahui apakah klaim kemutawatiran itu berdasar atau sekedar khayalan.

  37. JADI KESALAHAN ABU SALAFY.
    1. Abu Salafy mengklaim fatwa tersebut adalah Fatwa Wahhabi, pahahal seharusnya itu adalah fatwa Rasulullah yang mana hadits tersebut berderajat shahih bahkan mutawatir.
    2. Abu Salafy ini Jahil atau pura-pura Jahil, hadits yang mutawatir saja Abu Salafy masih menyangsikannya, (dan Akh Salafi Tulen berkata, “kedua: hadis itu tidak benar pernah disabdakan junjungan kita Nabi Muhammad saw…”.
    3. Abu Salafy ini Mengaku ingin menegakkan sunnah, sunnah yang mana, apakah sunnahnya Al Maliky (ghofarullah anhu)? Tapi melecehkan Sunnah Rasulullah.
    4. Abu Salafy ini sangat pintar membolak balikan kata dan memelintir perkataan keluar dari makna sebenarnya, inilah salah satu orang yang wajib dijauhi bagi setiap Thalabul Ilmi (perkataan Imam Malik)
    5. Abu Salafy Ini menyesatkan Wahhaby/Salafy karena salafy mencela para ulama lain (menurut abu salafy), padahal ini biasa dikalangan ulama. LALU SIAPA ABU SALAFY, yang berani mencela SALAFY dan seluruh ulamanya.

    JADI SAYA HARUS BERKATA seperti APA yang pantas KEPADA ABU SALAFY?

    ___________

    -Abu Salafy:-

    Itu fatwa Rasulullah (!) Apa maksudnya (?)
    Itu hadis mutawatir (?) mana buktinya (?)
    Kami menganggap wahhabiy berbahaya karena mereka mengafirkan selain golongan mereka (!!!) bukan sekedar menyalahkan mereka(!!!)

    Menegakkan sunnah Nabi yang shahihah adalah misi kami, bukan sunnah yang palsu(!!)

  38. ass, perbedaan adalah rahmat, islam itu sudah pasti terpecah jadi 73 golongan, sesuai atsar-atsar yang rasulullah, muhammad bin abdullah, sabdakan.
    jangan kita bicara perbedaan di sini. kebenaran itu mesti dikemukakan, HARUS!!!
    tapi alangkah arifnya, seorang berilmu tidak menghujat orang lain yang baru belajar tentang dakwah salafiyah, dakwah yang mengikuti tiga generasi muslim awal, sahabat, tabi’in, tabiut tabi’in.
    dakwah salafiysh, dakwah bijak.
    kita seharusnya tidak memperuncing masalah, tapi mencoba mengoreksi perbedaan di masa ini. kita ini sudah dikacaukan oleh zionis dan misionaris, dan nampaknya mereka berhasil, tanpa perlu susah, islam sudah keropos dari dalam, mereka tertawa bahagia……………………..hahahahahahahaha
    ana nggak peduli apa antum itu nahdliyin, muhammadiyah, hizbut tahrir, ikhwanul muslimin, salafy, tabligh, syiah, atau apalah………………………………ana nggak akan mempermasalahkan itu, yang ingin ana tanya, apa antum sudah merasa punya kontribusi untuk islam?
    sudahkah antum beribadah secara kaffah? yang ana sendiri nggak tahu bagaimana ana bisa kaffah kalau mau belajar agama saja, dihadapkan dengan perbedaan yang nggak ada titik penyelesaiannya.
    sudahkah antum membahagiakan orang tua antum? jangan-jangan karena beda pandangan dengan antum, lantas antum mengkafirkan keduanya.
    sudahkah antum beramal jariyah?
    hai, abu salafy yang artinya bapaknya salafy……….koreksi diri antum sebelum dengan seenaknya memberikan sebuah argumen.
    jangan seperti si pandir yang berlagak seperti einstein, afwan kalau kata-kata ana tidak sopan. kasihanilah orang-orang seperti ana, penuntut ilmu.
    setelah antum membaca komentar dari orang yang belum berilmu seperti ana ini, renungkanlah, dan sebarkanlah dakwah ini secara bijak.
    jazakumullahu khairan katsira………………………..

  39. Antum telah menyembunyikan tanggapan teman ana : Abu Faris An-Nuri ya ?

    Lihat tanggapan nya yang kemudian di Forward di http://salafyitb.wordpress.com/2007/12/17/komentar-anti-wahhabi-menyamakan-wanita-dengan-keledai-dan-anjing/#more-106

    -Abu Salafy-

    Salam mas abu Jauzaa’

    Antum telah menyembunyikan tanggapan teman ana : Abu Faris An-Nuri ya ?

    ma’af mas abu nggak ada yang perlu disembunyi-sembunyikan disini, kalau tanggapan teman anda itu nggak ada mungkin aja masuk ke -spam- yang diluar kendala kami. Silahkan aja teman saudara itu menulis ulang kemari berikut ustadz anda kami siap mendiskusikan segala sesuatu yang berhubungan dengan akidah sekte wahabi saudara.

    ma’af nggak perlu ada yang ditakuti kok, karena ini blog bebas buat siapapun untuk menulis, tidak seperti blog-blog wahabi yang suka tidak memuat atau mensensor dan mengedit tanggapan pembaca, satu contoh tengok aja blog ikhwan saudara anto salafy disini: http://secondprince.wordpress.com/2007/11/06/membantai-tuduhan-antosalafy/

    saran saya kepada para pengikut sekte wahabi untuk bercermin diri dan menyorot blog-blog wahabi yang tidak jujur terhadap tanggapan pembaca!

    Oke pak abu kami tunggu tulisan saudara anda Abu Faris an-Nuri dan teman-teman wahabi anda untuk menanggapi artikel-artikel di blog ini yang membuka kedok wahabi. kami siap mendiskusikannya!

  40. salam.

    @Jemaah

    Masya Allah Tabarakallaah, wahai Abu Salafi, coba simak : http://muwahiid.wordpress.com/wahabisyubhat-dan-bantahannya/ semoga Allah memberikan ampuna kepada anda.

    sekedar info:
    mas jema’ah usulan saudara sudah disambut pak abu salafy, dan diberi bantahan ke blog yang anda maksud!

    apa saudara sudah baca bantahan pak abu?

    1. Mengapa Mereka Enggan Disebut Wahhâbi?
    Bantahan Abu Salafy Atas Artikel Blog muwahid, Siapakah Wahhabi? (1)

    Mengapa Mereka Enggan Disebut Wahhâbi?


    dan

    2. Sekte Wahhabiyah Di Mata Ulama Ahlusunnah
    Bantahan Atas Siapakah Wahabi (2)

    Sekte Wahhabiyah Di Mata Ulama Ahlusunnah

    gimana tanggapan saudara selanjutnya? kok ingin tahu saya. jangan kesusu kebakaran jenggot mas.

    dalam tradisi ulama Islam saling kritik itu sudah biasa. sepertinya para salafy saja yang tidak biasa soal itu. anehnya mereka maunya mengkritik dan mensesatkan/membid’ahkan golongan lain saja.
    begitu dikritik gerah semua dan menuduh caci-maki!

    sebaiknya mengaca diri saja!

  41. Anggaplah klaim abusalafy ini “belum memenuhi kriteria hadits mutawatir”, kita terima. Minimal hadits ini masyur. Tapi sekarang bukan masalah mutawatir atau tidaknya (bukan ini intinya), Ahad (shahih) juga sudah cukup bagi umat muslim untuk meyakininya.

    Kalo ingin tetap membuktikannya yaa coba abu salafy (yang merasa lebih alim ketimbang ulama wahhabi) menyelusuri sanad hadits ini. Para ulama wahhabi sudah bermandikan hadits dan tenggelam dengannya, coba kali ini giliran abusalafy mengurutnya dan menjelaskan kedudukan hadits-hadits tersebut serta rawi-rawinya. Tentu berdasarkan ilmu musthalah hadits, bukan berdasarkan ru’yah Manhaj al Malikiyah al Bidi’yah dan ilmu Kasyf ala shufiyah.

    Dan sekalian abusalafi mentahrij hadits aisyah tersebut, yang abusalafy menjadikannya senjata untuk menentang hadits lain. (kami salafiyun seluruhnya sepakat Hadits Bukhari dan Muslim adalah Shahih).

    Yaah gimana abu salafy ini?. Padahal tulisan antum juga sudah membuktikan adanya hadits tersebut, “Aisyah menentang fatwa ini” berarti hadits-hadits tersebut ada pada jaman para shahabat. Berarti hadits Aisyah ini menjadi Syawahid bagi hadits-hadits yang ana sampaikan. Bukan begitu?! (masih bingung? Atau ga nyampe akalnya? orang bingung kok cela ulama?!)

    Jadi kalau abu salafi ingin mencela Fatwa WAHHABI, maka Abu Salafy salah alamat! KECUALI jika maksud abu salafy “Wahhaby itu adalah Rosulullah”. Maka bila benar ini maksudnya (abusalafy) maka jelaslah kedok musang berbulu tangkis.

    Soal dendam AbuSalahy kepada Al Imam Ibnu Wahhab -rahimahullah- maka ini adalah wajar, sebab Sang Imam memerdekaan tanah Hijaz dan semakin luas dari penjara syirk, khurofat dan bid’ah. Maka sang Abu salafy dan yang sejenis merasa kepentingannya terusik.

    Akan tetapi apakah hasad ini menhajnya al Malikiyah Ash Shufiyah? Bila tujuannya menjelaskan kebathilan maka harus menimbang dengan adil bukan cuma asal vonis dengan memelintir fatwa, (tulisan abusalafy ini sebagai buktinya).

    KLARIFIKASI
    “Manhaj Salaf tidak pernah momvonis Mubtadi’ dan Kafir secara membabi buta tanpa memenuhi kriteria yang sangat ketat”.
    Tabdi dan Takfir terhadap perbuatan (mujmal) tentu berbeda dengan Takfir secara perorangan (mu’ayyan).
    Contoh: Memohon syurga kepada para orang shaleh yang sudah mati itu perbuatan kufur dan tidak ada perselisihan diantara ulama ahlu sunnah akan hal ini. Akan tetapi apakah setiap pelakunya adalah orang kafir yang halal darahnya?? Tidak, sebelum terpenuhi syarat-syaratnya (iqomatul hujjah, tidak tersembunyi syubuhat, berakal, sadar, tidak terpaksa).

    Justru sebaliknya, Manhaj salaf memperingatkan kaum muslimin dari bahaya takfir dan memperingatkan kelompok yang mudah mentakfir sembarangan, seperti Ikhwanul Muslimin, Hizb Tahrir, NU, LDII, JAMUS, MMI, Jama’atul takfir wal hijrah (mesir), Jamatul Jihad, kelompok usamah bin ladin, sururiyah, hadadiyah, kelompok abdurahman abdul khaliq, dll.

    Contoh/bukti:

    Manusia seluruhnya dan termasuk di dalamnya, mereka yang senantiasa mendengung-dengungkan ditempat adzan, baik dibelahan timur maupun barat bumi, kalimat : Laa ilaaha illallah, tanpa bukti dan konsekwensi …., dan mereka adalah yang berat dosanya, dan paling keras siksaannya pada hari kiamat, karena mereka telah murtad menuju peribadatan hamba, setelah petunjuk itu jelas bagi mereka, dan setelah memeluk agama Allah”
    [Sayyid Quthb: Fii Zhilalil Qur’an (2/1057)]

    Sayyid Quthub berkata : “Sesungguhnya, sekarang ini tidak ada satu negara atau masyrakat muslim pun di muka bumi, kaidah berinteraksi dengan mereka adalah dengan syari’at Allah dan fiqih Islam”
    [Fii Zhilalil Qur’an 4/2122]

    Salim Al-Bahnasawy [Penulis dari kalangan Ikhwanul Muslimin, pernah tinggal di Kuwait] berkata : “Sayyid Quthub telah mengadopsi sebagian pendapat Al-Maududi serta menampilkannya dalam tulisan-tulisannya, dan lebih khusus pada juz ke-7 dari tafsir Fii Zhilalil Qur’an, kemudian datang suatu kaum berkesimpulan atas dasar hal itu, bahwa kaum muslimin telah kafir, karena mereka mengucapkan syahadat tanpa mengetahui maknanya, dan tanpa mengamalkan isinya, sehingga meskipun mereka sholat, puasa, haji dan menyangka bahwa diri mereka kaum muslimin, maka sama sekali tidak merubah kekafiran mereka” [Al-Hukmu wa Qodhiyah Takfiril Muslimin hal : 50]

    Jadi, apabila ada pabrik mobil dituduh produknya amburadul karena menggunakan cat merk “takfir”, tapi kenyataan dan pengakuan dari seluruh karyawannya “tidak ditemui cat merek tersebut disini” bahkan melarang karyawannya untuk memakai cat tersebut. Apa masih logis bila tuduhan tersebut masih disematkan pada pabrik tersebut??? Kecuali yang menuduhnya Hilang Akal atau punya hasad untuk meruntuhkan pabrik tersebut.

    **** Kami Salafyiin (secara umum) tidak berminat memuat syubhat-syubhat yang akan merusak pemahaman umat yang awam.

  42. ass.wr.wb.

    @jema’ah

    tambah sedikit.

    mau nanya kenapa blog yang anda banggakan itu, semua komennya ditutup alias pengunjung ditutup untuk berkomentar?.

    betapa banyak situs dan blog wahabi bin salafy yang tidak membuka kesempatan berkomen bagi pengunjungnya!

    ya inilah salafy untuk sekedar diketahui bagi salafiyyun bin wahabiyyun, mbok nyontoh ustad abusalafy disini!

  43. Anggaplah klaim abusalafy ini “belum memenuhi kriteria hadits mutawatir”, kita terima. Minimal hadits ini masyur. Tapi sekarang bukan masalah mutawatir atau tidaknya (bukan ini intinya), Ahad (shahih) juga sudah cukup bagi umat muslim untuk meyakininya.

    Kalo ingin tetap membuktikannya yaa coba abu salafy (yang merasa lebih alim ketimbang ulama wahhabi) menyelusuri sanad hadits ini. Para ulama wahhabi sudah bermandikan hadits dan tenggelam dengannya, coba kali ini giliran abusalafy mengurutnya dan menjelaskan kedudukan hadits-hadits tersebut serta rawi-rawinya. Tentu berdasarkan ilmu musthalah hadits, bukan berdasarkan ru’yah Manhaj al Malikiyah al Bidi’yah dan ilmu Kasyf ala shufiyah.

    Dan sekalian abusalafi mentahrij hadits aisyah tersebut, yang abusalafy menjadikannya senjata untuk menentang hadits lain. (kami salafiyun seluruhnya sepakat Hadits Bukhari dan Muslim adalah Shahih).

    Yaah gimana abu salafy ini?. Padahal tulisan antum juga sudah membuktikan adanya hadits tersebut, “Aisyah menentang fatwa ini” berarti hadits-hadits tersebut ada pada jaman para shahabat. Berarti hadits Aisyah ini menjadi Syawahid bagi hadits-hadits yang ana sampaikan. Bukan begitu?! (masih bingung? Atau ga nyampe akalnya? orang bingung kok cela ulama?!)

    Jadi kalau abu salafi ingin mencela Fatwa WAHHABI, maka Abu Salafy salah alamat! KECUALI jika maksud abu salafy “Wahhaby itu adalah Rosulullah”. Maka bila benar ini maksudnya (abusalafy) maka jelaslah kedok musang berbulu tangkis.

    Soal dendam AbuSalahy kepada Al Imam Ibnu Wahhab -rahimahullah- maka ini adalah wajar, sebab Sang Imam memerdekaan tanah Hijaz dan semakin luas dari penjara syirk, khurofat dan bid’ah. Maka sang Abu salafy dan yang sejenis merasa kepentingannya terusik.

    Akan tetapi apakah hasad ini menhajnya al Malikiyah Ash Shufiyah? Bila tujuannya menjelaskan kebathilan maka harus menimbang dengan adil bukan cuma asal vonis dengan memelintir fatwa, (tulisan abusalafy ini sebagai buktinya).

    KLARIFIKASI
    “Manhaj Salaf tidak pernah momvonis Mubtadi’ dan Kafir secara membabi buta tanpa memenuhi kriteria yang sangat ketat”.
    Tabdi dan Takfir terhadap perbuatan (mujmal) tentu berbeda dengan Takfir secara perorangan (mu’ayyan).
    Contoh: Memohon syurga kepada para orang shaleh yang sudah mati itu perbuatan kufur dan tidak ada perselisihan diantara ulama ahlu sunnah akan hal ini. Akan tetapi apakah setiap pelakunya adalah orang kafir yang halal darahnya?? Tidak, sebelum terpenuhi syarat-syaratnya (iqomatul hujjah, tidak tersembunyi syubuhat, berakal, sadar, tidak terpaksa).

    Justru sebaliknya, Manhaj salaf memperingatkan kaum muslimin dari bahaya takfir dan memperingatkan kelompok yang mudah mentakfir sembarangan, seperti Ikhwanul Muslimin, Hizb Tahrir, NU, LDII, JAMUS, MMI, Jama’atul takfir wal hijrah (mesir), Jamatul Jihad, kelompok usamah bin ladin, sururiyah, hadadiyah, kelompok abdurahman abdul khaliq, dll.

    Contoh/bukti:

    Manusia seluruhnya dan termasuk di dalamnya, mereka yang senantiasa mendengung-dengungkan ditempat adzan, baik dibelahan timur maupun barat bumi, kalimat : Laa ilaaha illallah, tanpa bukti dan konsekwensi …., dan mereka adalah yang berat dosanya, dan paling keras siksaannya pada hari kiamat, karena mereka telah murtad menuju peribadatan hamba, setelah petunjuk itu jelas bagi mereka, dan setelah memeluk agama Allah”
    [Sayyid Quthb: Fii Zhilalil Qur’an (2/1057)]

    Sayyid Quthub berkata : “Sesungguhnya, sekarang ini tidak ada satu negara atau masyrakat muslim pun di muka bumi, kaidah berinteraksi dengan mereka adalah dengan syari’at Allah dan fiqih Islam”
    [Fii Zhilalil Qur’an 4/2122]

    Salim Al-Bahnasawy [Penulis dari kalangan Ikhwanul Muslimin, pernah tinggal di Kuwait] berkata : “Sayyid Quthub telah mengadopsi sebagian pendapat Al-Maududi serta menampilkannya dalam tulisan-tulisannya, dan lebih khusus pada juz ke-7 dari tafsir Fii Zhilalil Qur’an, kemudian datang suatu kaum berkesimpulan atas dasar hal itu, bahwa kaum muslimin telah kafir, karena mereka mengucapkan syahadat tanpa mengetahui maknanya, dan tanpa mengamalkan isinya, sehingga meskipun mereka sholat, puasa, haji dan menyangka bahwa diri mereka kaum muslimin, maka sama sekali tidak merubah kekafiran mereka” [Al-Hukmu wa Qodhiyah Takfiril Muslimin hal : 50]

    Jadi, apabila ada pabrik mobil dituduh produknya amburadul karena menggunakan cat merk “takfir”, tapi kenyataan dan pengakuan dari seluruh karyawannya “tidak ditemui cat merek tersebut disini” bahkan melarang karyawannya untuk memakai cat tersebut. Apa masih logis bila tuduhan tersebut masih disematkan pada pabrik tersebut??? Kecuali yang menuduhnya Hilang Akal atau punya hasad untuk meruntuhkan pabrik tersebut.

    ______________________________
    Abu Salafy:

    Tidak ada gunanya membela diri dan mengelak dari doktrin takfir atau melempar batu sembunyi tangan dengan menuduh Sayyid Quthb dll sebagai jama’ah takfiryah atau sebagainya, sementara ajaran Wahhabiyah ditegakkan di atas pilar-pilra takfir.

    kami persilahkan Anda meneliti dan merenungkan apa yang kami ungkap dalam artikel-artikel kami. Semua penuh dengan bukti yang disertai dengan data akurat doktrin Takfir Wahhabiyah yang membabi buta bahkan bukan cuma babi buta tapi babi tuli dan dungu! Maaf.

    Kegemaran kaum Wahhabiyah menuduh setiap yang berbeda pendapat dengannya dengan berbagai tuduhan tak berdasar adalah bukan kebiasan dan kegemaran yang samar, memang mereka terlalu DOYAN memcaci dengan tuduhan palsu, buktinya nyata di sini saja Anda (saudara) daud al Bakashi menuduh Sayyid Allamah Muhammad al Maliki dengan kata-kata keji:

    bukan berdasarkan ru’yah Manhaj al Malikiyah al Bidi’yah !

    Apakah saudara tau apa manhaj Al Malikiyah itu yang anda vonis sebagai manhaj Bid’ah ? Kalau belum tau lebih selamat dunia akhirat jika anda diam, itu ciri orang beriman dan berakal waras; Berkata yang baik atau diam… Berkatalah yang benar agar kamu beruntung dan diamlah dari berucap yang buruk agar kamu selamat!

  44. @ABU ALJAUZA

    ass. wr. wb

    Antum telah menyembunyikan tanggapan teman ana : Abu Faris An-Nuri ya ?
    Lihat tanggapan nya yang kemudian di Forward di http://salafyitb.wordpress.com/2007/12/17/komentar-anti-wahhabi-menyamakan-wanita-dengan-keledai-dan-anjing/#more-106

    Ternyata Pak Abu tidak menyembunyikan tulisan teman saudara tapi malah menyanggahnya coba lihat ini:

    Abu Salafy Menjawab Blog “salafyitb.wordpress” Tentang Hadis Menyamakan Wanita Dengan Keledai dan Anjing

    Mas Abu Al Jauza, sepertinya teman saudara Abu An-Nuri perlu menyaggah lagi tulisan Pak Abusalafy yang menyanggah balik tulisannya, saya juga menunggu!

    Dan saudara juga perlu membaca tanggapan pak Abusalafy atas tulisan teman saudara itu!

    saya juga tunggu tanggapan saudara!

  45. @DAUD AL-AYYUBI yth

    Assalamu alaikum pak Daud saya ingin sedikit mengomentari tulisan bapak.

    PADAHAL isi fatwanya cuma masalah batal/tidaknya sholat, tidak berkaitan dengan menyamakan WANITA dengan ANJING dan KELEDAI. Dan hal ini tercantum dalam hadits IMAM MUSLIM dan Abu Salafy juga nyamtumin hadits tersebut.

    Kurang jelas apa lagi pak, sedangkan Ummul mukminin Aisyah juga merasakannya dan membantahnya BAHWA hadis tersebut dipalsukan atas nama Nabi yang mulya,

    saya pikir sisa-sisa jahiliyah yang tidak menghargai wanita belum hilang seratus persen dikalagan bangsa arab waktu itu. (bahkan sampai sekarang saja kalau anda jeli, banyak produk-produk hukum dinegara salafy/wahabi Saudi Arabia yang diskriminasi terhadap wanita, padahal Islam tidak melarangnya). Kembali pada permasalahan diatas coba lihat bantahan situ Aisyah ra ini (sebagaimana disebut artikel diatas):

    _______________

    Sumber: Shahih Muslim http://almenhaj.net/Show-Hadeeth.php?linkid=9918

    : قد شبهتمونا بالحمير والكلاب. والله! لقد رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم يصلي وإني على السرير. بينه وبين القبلة مضطجعة. فتبدو لي الحاجة. فأكره أن أجلس فأوذي رسول الله صلى الله عليه وسلم. فأنسل من عند رجليه.

    Dari … Masrûq dari Aisyah:, “Disebut-sebut di hadapan Aisyah bahwa yang membatalkan shalat adalah anjing, keledai dan wanita, maka Asiyah berkata, “Kalian telah menyamakan kami (kaum wanita) dengan keledai-keledai dan anjing-anjing. Demi Allah aku menyaksikan Rasulullah saw. sedang shalat dan ketika itu aku berada di atas ranjangku tepat diantara beliau dan arah kiblat, aku sedang terlentang, lalu aku butuh sesuatu, aku tidak ingin bangun khawatir menggangu Rasulullah saw., lalu aku menarik dari sisi kedua kaki beliau.”

    Sumber: Shahih Muslim http://almenhaj.net/Show-Hadeeth.php?linkid=9917

    سند الحديث
    (512) وحدثني عمرو بن علي. حدثنا محمد بن جعفر. حدثنا شعبة عن أبي بكر بن حفص، عن عروة بن الزبير؛ قال: قالت عائشة:
    متن الحديث
    ما يقطع الصلاة؟ قال فقلنا: المرأة والحمار. فقالت: إن المرأة لدابة سوء! لقد رأيتني بين يدي رسول الله صلى الله عليه وسلم معترضة، كاعتراض الجنازة، وهو يصلي.
    Dari … Urwah ibn Zubair, ia berkata, “Aisyah berkata: ‘Apa yang membatalkan shalat seorang?, Ia (urwah) berkata, ‘Wanita dan keledai.’ Maka Aisyah berkata, ‘[kalau begitu] Sesungguhnya wanita adalah binatang jelek! Aku benar-benar berada di hadapan Rasulullah saw. melintang seperti seorang jenazah yang melintang, dan beliau tetap [melanjutkan] shalat.

    _____________________

    APAKAH BANTAHAN SITI AISYAH ra DIATAS TIDAK JELAS?

    “Kalian telah menyamakan kami (kaum wanita) dengan keledai-keledai dan anjing-anjing”.

    apakah ucapan siti Aisyah ra itu saudara anggap karena tersinggung sebagai wanita atau dari hawa nafsunya -audzu billahi min dzalik-? bukankah siti Aisyah ra membantah adanya pemalsuan hadis yang diatas-namakan Rasulullah saw -yang juga mendiskriditkan wanita-? Bukankah bantahan siti Aisyah ra juga disandarkan atas taqrir Rasulullah saw?!

    Aku benar-benar berada di hadapan Rasulullah saw. melintang seperti seorang jenazah yang melintang, dan beliau tetap [melanjutkan] shalat

    Demi Allah aku menyaksikan Rasulullah saw. sedang shalat dan ketika itu aku berada di atas ranjangku tepat diantara beliau dan arah kiblat, aku sedang terlentang, lalu aku butuh sesuatu, aku tidak ingin bangun khawatir menggangu Rasulullah saw., lalu aku menarik dari sisi kedua kaki beliau.”

    ____________

    tullisan Pak Daud

    ABU SALAFY menentangkan Antara hadits, dan mencela Ulama yang menyampaikan hadits padahal seharusnya Abu Salafy jangan menyalahkan ulama yang menyampaikan hadits tersebut, tapi yang berkata (yaitu Rasulullah) yang tentu akan berkonsekuensi kekufuran bagi Abu Salafy.

    Pak Daud anda harus membedakan orang yang menolak hadis “KARENA HADIS TSB DINILAI DHOIF ATAU MAUDHU’ (yang berarti bukan sabda kanjeng Nabi saw) DENGAN ORANG YANG MENGAKUI HADIS SHAHIH (berarti benar omongan Rasulullah saw) TAPI MENOLAKNYA” Itu beda pak!

    Lalu bagaimana dengan ulama wahabi/salafy yang menolak hadis-hadis yang membloehkan “tawasul’, “tabarruk” (bahkan menganggap pelakunya syirik dan bid’ah) dan penolakan terhadap hadis-hadis lainnya. padahal ulama selain wahabi berpendapat shahih, apakah ulama selain wahabi tersebut berhak mengatakan bahwa “ulama wahabi/salafy menolak sabda/hadis Nabi saw” ? tentu tidak !

    saudara jangan terlalu emosi dalam berdiskusi yang pada akhirnya terjerumus kedalam kenaifan, ma’af!

    Juz 3, Hal 351:
    أبي ذر ، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : « تعاد الصلاة من ممر الحمار ، والمرأة ، والكلب الأسود » قلت : ما بال الأسود من الكلب الأصفر ، من الكلب الأحمر ، فقال : سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم كما سألتني ، فقال : « الكلب الأسود شيطان

    Pak Daud mengutip hadis diatas, saya ingin bertanya, kalo “anjing hitam dianggap syetan” karenanya membatalkan shalat seseorang jika lewat dihadapannya -sama dengan wanita jika lewat dihadapan orang shalat- apakah setiap anjing hitam yang lewat depan orang shalat saudara anggap syetan? apakah selain anjing hitam (mis: putih, coklat, abu-abu dll) yang lewat didepan orang shalat tidak membatalkan shalatnya? tolong penjelasannya, mungkin saudara tahu penjelasan ulama salafy/wahabi soal itu.

    Cukup disini tanggapan saya soal hadis tersebut, selanjutnya, SAUDARA SAYA PERSILAHKAN MEMBACA TANGGAPAN BALIK PAK ABU SALAFY TERHADAP BLOG SALAFY/WAHABY SOAL HADIS TERSEBUT :

    Abu Salafy Menjawab Blog “salafyitb.wordpress” Tentang Hadis Menyamakan Wanita Dengan Keledai dan Anjing

    ——————

    Selanjutnya Pak Daud berkata:

    (kami salafiyun seluruhnya sepakat Hadits Bukhari dan Muslim adalah Shahih).

    Pak Daud. anda jangan terlalu tergesa-gesa, dan juga kaget kalau Ahli Hadis ANDALAN Wahabi/salafy -SYEKH ALBANI- banyak juga menolak hadis-hadis Bukhari dan Muslim

    فاسئلوا أهل الذكر إن كنتم لا تعلمون

    Jangan hanya bertanya kepada ulama wahabi/salafy saja. coba baca semua buku-buku ulama lintas madzhab.

    Nah sekedar INFO saya kasi contoh beberapa Hadis Bukhori-Muslim yang ditolak (baca di dhoifkan) Al-Bani.:

    [1] Hadis : Nabi SAW bersabda : ”Allah SWT berfirman bahwa ‘Aku akan menjadi musuh dari tiga kelompok orang : 1). Orang yang bersumpah dengan nama Allah namun ia merusaknya, 2). orang yang menjual seseorang sebagai budak dan memakan harganya, 3). Dan orang yang mempekerjakan seorang pekerja dan mendapat secara penuh kerja darinya (sang pekerja -pent) tetapi ia tidak membayar gajinya (HR. Bukhori no. 2114 -versi bahasa arab, atau lihat juga versi bahasa inggris 3430 hal. 236). Al-Albani menyatakan bahwa hadis ini dhoif dalam ‘Dhoif Al-Jami’ wa Ziyadatuhu’, 4111 no. 4054′. Sedikitnya apakah ia tidak mengetahui bahwa hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Bukhori dari Abu Hurairah ra. !!!

    [2]. Hadis : ‘Nabi SAW mempunyai seekor kuda yang dipanggil dengan ‘Al-Lahif”(HR. Bukhori, lihat Fath Al-Bari li Al-Hafidz Ibn Hajar 658 no. 2855.Tetapi Al-Albani menyatakan bahwa hadis ini ‘Dhoif’ dalam ‘Dhoif Al-Jami’ wa Ziyadatuhu, 4208 no. 4489′. Sekalipun hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhori dari Sahl Ibn Sa’ad ra. !!!

    [3]. Hadis : ‘Berkurban itu hanya untuk sapi yang dewasa, jika ini menyulitkanmu maka dalam hal ini kurbankanlah domba jantan !! (HR. Muslim no. 1963 – versi bahasa arab, atau lihat versi bahasa inggris 34836 hal. 1086). Al-Albani menyatakan bahwa hadis ini ‘Dhoif’ dalam ‘Dhoif Al-Jami’ wa Ziyadatuhu’, 664 no. 6222′. Sekalipun hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Muslim, Abu Dawud, Nasa’i dan Ibn Majah dari Jabir ra. !!!

    [4]. Hadis : Diantara manusia yang terjelek dalam pandangan Allah pada hari
    kiamat, adalah seorang lelaki yang mencintai istrinya dan istrinya
    mencintainya juga, kemudian ia mengumumkan rahasia istrinya (HR. Muslim No. 1437 – versi bahasa arab). Al-Albani mengklaim bahwa hadis ini ‘Dhoif’ dalam ‘Dhoif Al-Jami’ wa Ziyadatuhu, 2197 no. 2005′. Sekalipun hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abi Sayid ra. !!!

    [5]. Hadis : “Jika seseorang bangun pada malam hari (untuk sholat malam -pent), hendaknya ia mengawali sholatnya dengan 2 raka’at yang ringan (HR. Muslim No. 768). Al-Albani mengatakan bahwa hadis ini ‘Dhoif’ dalam ‘Dhoif Al-Jami’ wa Ziyadatuhu I213 no. 718′. Walaupun hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah ra. !!

    SELANJUTNYA SOAL AL-BANI MENDHOIFKAN HADIS-HADIS BUKHARI DAN MUSLIM BISA BUKA TAUTAN INI:

    1.
    http://www.mail-archive.com/mencintai-islam@yahoogroups.com/msg00571.html

    2.
    http://sidogiri.com/modules.php?name=Forums&file=viewtopic&t=187&start=0&postdays=0&postorder=asc&highlight=

    3.
    http://naqshbandiyun.blogspot.com/2007/02/al-bani-mendhoifkan-sejumlah-hadist.html

  46. wa’alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh-
    , Syaikh Bukhori….!?

    Entahlah apakah Syaikh Bukhari ini pernah belajar bahasa Indonesia dengan baik atau hanya pemahamannya sendiri.

    Syaikh Bukhari berkata dalam mengkomentari tanggapan saya (fatwa tersebut hanya berkaitan dengan batal/tidaknya sholat….):

    “Kurang jelas apa lagi pak, sedangkan Ummul mukminin Aisyah juga merasakannya dan membantahnya BAHWA hadis tersebut dipalsukan atas nama Nabi yang mulya”

    Mungkin pak Bukhori perlu baca dulu fatwanya, apakah dalam fatwa Syaikh Masyur Hasan Salman berkata “wanita=Anjing=Keledai”??? Jawab hai syaikh…
    Kita sedang membahas fatwa bukan haditsnya.
    Lalu AbuSalahi Memelintirnya menjadi “Wanita=Anjing=Keledai”. Jadi siapa sang pemelintir itu? Apakah isi fatwa itu yang berkata???
    Seandainya AbuSalahi Hanya mengutip dengan ilmiyah dan tidak memelintir itu akan lebih jantan, dan abu salafy membahasnya dengan kaidah ushul fiqh dan mentarjih, maka itu adalah ijtihadnya abusalafy (benar 2 pahala, salah 1pahala, bila abusalafy seorang mujtahid).

    Dan kata siapa Aisyah berkata hadits itu palsu, Aisyah hanya menentangnya tanpa menjelaskan. dan Bukhari dan Abu Salafy berani berkata atas nama Aisyah??? Bisa jadi Aisyah belum mendapatkan hadits dari Abu Dzar dll itu sedangkan pemahaman Aisyah bahwa Rasulullah Shalat menghadap ranjang yang terdapat dirinya (Aisyah).

    Bila cara fiqh antum seperti itu, tentu antum dapati fatwa Ibnu Abbas tentang bolehnya Nikah Mut’ah, Antum akan dapati Ijma penduduk Kufah tentang pembolehan Khamer. Antum akan dapati Imam Abu Hanifah Mengatakan Air seni yang sedikit tidak Najis. Apakah Ibnu Abbas menolak Hadits, apakah para penduduk kuffah pemabok?
    Tentu mereka bila Ijma adalah Maksum namun bila perorangan dan pendapatnya bertentangan dengan Sabda Rosulullah maka tertolak, tidak berarti merendahkan mereka sedangkan para shahabat semuanya Mujtahid.

    Tapi sekali lagi, SAYA HANYA MENOLAK PEMELINTIRAN FATWA WAHHABI INI. Tidak berkata Hadits Aisyah palsu atau dloif, syarh hadits ini memiliki pembahasan tersendiri dikalangan ahlul ilmi bukan para juhala.
    …………………………………………………………………………………..

    Al Bukhari berkata:
    “saya pikir sisa-sisa jahiliyah yang tidak menghargai wanita belum hilang seratus persen dikalagan bangsa arab waktu itu. (bahkan sampai sekarang saja kalau anda jeli, banyak produk-produk hukum dinegara salafy/wahabi Saudi Arabia yang diskriminasi terhadap wanita, padahal Islam tidak melarangnya)”

    Jangan cuma menuduh, namun bagaimana bentuk penghargaan Bukhari kepada wanita? apakah dengan membiarkannya safar tanpa mahrom, keluar malam, memeras keringatnya, dijadikan objek promosi produk, atau-atau….
    —————————————————————————-
    Ucapan Al Bukhari ketika mengomentari saya:
    “Pak Daud anda harus membedakan orang yang menolak hadis “KARENA HADIS TSB DINILAI DHOIF ATAU MAUDHU’ (yang berarti bukan sabda kanjeng Nabi saw) DENGAN ORANG YANG MENGAKUI HADIS SHAHIH (berarti benar omongan Rasulullah saw) TAPI MENOLAKNYA” Itu beda pak!”

    Yang saya permasalahkan hanyalah, KENAPA HADITS TERSEBUT Abu Dzar Dll. SEOLAH-OLAH ULAMA WAHHABI YANG MENCIPTAKANNYA JADI SAYA BERKATA “ABU SALAFY SALAH ALAMAT” bila ingin mencela Wahhabi.

    Ya saya sepakat dengan anda dalam perkataanmu diatas. Dan saya berkata hadits tersebut adalah mahsyur dan diantaranya diriwayatkan Imam Muslim, dan saya jg tidak menolak hadits Aisyah (HR. Bukhari). Jadi siapa yang menolak hadits?????? Cukup jelaskah???

    Mungkin anda berpendapat bisa seenaknya menganggap dloif hadits yang tidak dipahami, bila hal itu boleh tentu akan banyak umat seenaknya menolak hadits lantaran dianggap palsu/dloif, ada kaidahnya MAS…..

    Soal hadits tawasul (diluar bahasan ini), dan bila shohih tak ada halangan menerimanya tapi pemahamannya harus sesuai dengan apa yang dipahami Salafush Sholeh dong.
    —————————————————————–
    Syaikh Bukhari menulis:
    “Pak Daud mengutip hadis diatas, saya ingin bertanya, kalo “anjing hitam dianggap syetan”

    Baca saja pak haditsnya, HITAM ialah hitam dan bukan putih atau Abu-abu sesuai dengan zhahir hadits tersebut. Ini diluar pembahasan dan saya tidak akan membahas hal ini.
    ——————————————————————————
    Imam Bukhari berkata tentang Hadits:
    “Pak Daud. anda jangan terlalu tergesa-gesa, dan juga kaget kalau Ahli Hadis ANDALAN Wahabi/salafy -SYEKH ALBANI- banyak juga menolak hadis-hadis Bukhari dan Muslim”

    Maaf saya terpaksa berkata “anda kurang paham (kalau tidak mau dibilang jahil) tentang mustholah hadits. Dan mengutip dari sumber yang tidak paham juga.

    Ada sebuah ungkapan:
    Jika engkau mengikuti jejak burung gagak, maka dia akan membawamu ke tumpukan bangkai-bangkai.

    Contoh:
    Bukhari mengutip:
    “Al-Albani menyatakan bahwa hadis ini dhoif dalam ‘Dhoif Al-Jami’ wa Ziyadatuhu’, 4111 no. 4054′. Sedikitnya apakah ia tidak mengetahui bahwa hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Bukhori dari Abu Hurairah ra. !!!”

    Yaa akhi Bukhari, antum sebaiknya belajar lagi, ana sebenernya dah males membantahnya,
    “Al-Albani menyatakan bahwa hadis ini dhoif dalam ‘Dhoif Al-Jami’ wa Ziyadatuhu’, 4111 no. 4054” jadi yang dloif itu adalah hadits dalam kitab tersebut itu, bukan yang riwayat Bukhari dan selainnya.

    Antum harus tahu dulu para perawinya, siapakah yang di dloifkan, dan tidak semua hadits itu sama perawinya meskipun sama matannya. Karena bisa jadi satu matan itu rangkaian sanadnya itu berbeda-beda TIDAK SAMA.

    Dan perkataan saya, “Salafiyun sepakat keshahihan Hadits Bukhari dan Muslim” adalah derajat hadits yang terdapat dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.

    Seperti perkataan AL MUHADITS AL Imam Al Albani dalam muqoddimah Syarh Aqidah Thahawiyah:
    Ringkasnya: Seluruh Imam Ahlu Sunnah Sepakat Kesahihan Shahihain (Shohih Bukhari dan Muslim).

    JADI kesimpulannya berilmulah sebelum berkata dan beramal.
    Jazakallah….
    ===========================================
    Tuk Abu Salafy…..
    Semoga Allah menunjukimu thaifah Al Mansyurah.
    Antum sebagai pengikut Alawi Al Maliki Al Bid’i tentu lebih paham apa yang dipahaminya, apakah para salaf ada yang mengamalkan maulid yang dibela oleh Al Maliki itu hingga kematiannya. Kecuali Salafnya antum adalah Al Ubaidiyun Al Qaddah Ar Rofidhy pencetus Maulid pada abad ke 4 Hijriyah.
    Wassalam

    _________________________

    Abu Salafy:

    Salam mas Daud kami memaklumi apabila saudara begitu dengki kepada Allamah Sayyid Muhammad Alawi al Maliki (Rahimahullah), sebab beliaulah yang membombardir kesempitan pikiran arab-arab Wahhabi negeri Najd yang menduduki Makkah dan Madinah (dengan kekerasan dan memaksakan sistem Monarki yang tidak pernah akan dirsestui Islam, Allah dan rasul-Nya tidak meridhai sisten kerajaan). Kami tidak kaget sedikitpun apabila saudara marah sebab al Maliki yang paling getol memperjuangkan ajaran kekek beliau Nabi Muhammad saw. dari penyimpangan yang dipaksakan TITISAN KAUM KHAWARIJ YANG SEMPIT ILMUNYA DAN GEGABAH SIKAPNYA.
    Ya akhi yang al bid’i bukan al Maliki akan tetapi kaum jahil yang memipin umat dengan kehajilan maka ia sesat dan menyesatkan, dhalla wa adhalla.

  47. Siapakah Hasan As Saqqof yang Pak Bukhari banggakan ini sebagai Ahli Hadits sehingga Pak Bukhari ini mengambil perkataannya untuk mencela Ahlu Hadits Sejati???!

    As Saqqof pencela Shahabat, dia berkata:
    “”Aku (as-Saqqof) berkata : Mu’awiyah membunuh sekelompok kaum yang shalih dari kalangan sahabat dan selainnya hanya untuk mencapai kekayaan duniawi. Dan diantara mereka adalah Abdurrahman bin Khalid bin Walid. Ibnu Jarir menukilnya di dalam Tarikh-nya (III/202) dan Ibnul Atsir di dalam al-Kamil (III/453) dan lafazh ini darinya. Alasan kematiannya adalah pasalnya ia menjadi orang yang mulia/terkemuka di mata penduduk Syam, mereka lebih condong kepada beliau karena ia memiliki karakteristik yang mirip ayahnya (Khalid bin Walid), dan karena kemanfaatan pada dirinya bagi kaum muslimin di tanah Romawi dan juga karena keberaniannya. Jadi, Mu’awiyah menjadi takut dan khawatir terhadapnya, lantas ia memerintahkan Ibnu ’Uthaal seorang nashrani untuk merencanakan pembunuhannya. Mu’awiyah memberikan jaminan padanya pembebasan pajak selama umur hidupnya… jadi ketika Abdurrahman kembali dari Romawi, Ibnu Uthaal memasukkan racun ke dalam minumannya melalui pelayannya…… Ada empat karakteristik Mu’awiyah, dan setiap karakteristiknya akan diadzab di kubur, gegabah menghunus pedangnya secara zhalim kepada ummat ini sampai ia berhasil meraih kekhilafahan tanpa musyawarah, baik terhadap sahabat yang masih hidup saat itu dan orang-orang shalih lainnya. Ia mewariskan kekuasannya kepada puteranya yang seorang pemabuk[13], pemakai pakaian sutera dan pemain alat musik… ia membunuh Hujr dan sahabat-sahabat Hujr, maka celakalah dirinya dan apa yang ia lakukan kepada Hujr” (catatan kaki Daf’us Syubah (hal. 237))

    Apakah Ahli Hadits Pak Bukhari belum pernah membaca karya Abul Husain Muslim bin Hajjaj al-Quysairi an-Naisaburi (Imam Muslim) (w. 261) di dalam Shahih-nya, kitab Fadlailus Shahabah, Bab : Tahriimu Sabbis Sahabah Radhiallahu ‘anhum (Haramnya mencela sahabat radhiallahu ‘anhum)
    Atau Imam Abu Dawud Sulaiman bin al-Asy’ats as-Sijistani (w. 275) di dalam Sunan-nya, kitab as-Sunnah, Bab : an-Nahyu ‘an Sabbi Ashhabin Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam (Larangan mencela sahabat Nabi)

    Bagaimanakah Aqidah As Saqqof???
    As Saqqof berkata dalam at-Tandid biman ’adadit-Tauhid wa Ibthalu Muhawalatut-Tatslits fit Tauhid wal ’Aqidah Islamiyyah Hal. 58:
    “Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak disifati di luar alam semesta dan juga tidak di dalamnya ”
    Inilah aqidah seorang Jahmiyah Tulen, ga paham?? Makanya belajar.
    Lihat perkataan Ulama tentang Jahmiyah dalam kitab ar-Raddu ’alal JahmiyyahImam Ibnu Darimi, Imam Ahmad dan Imam Ibnu Khuzaimah juga menulis bantahan dengan judul yang sama, yaitu ar-Raddu ’alal Jahmiyyah, sebagian ulama menguluarkan Jahmiyah dari Islam (tidak termasuk yang 73)

    Prof. DR. Abdurrazaq bin Abdul Muhsin al-Abbad al-Badr berkata dalam kitabnya Al-Qoulus Sadiid fii Raddi ’ala man ankara Taqsiimit Tauhiid, “bahwa As Saqqof banyak kebohongannya dan sering melakukan tadlis dan talbis”

    Assaqqof bodoh terhadap objek kritikannya, berkata Syaikh Abdul Basith bin Yusuf al-Gharib dalam at-Tanbiihatul Maliihah :
    “semua hadits-hadits yg dikemukakan as-saqqof dalam kitabnya at-tanaqudlaat telah aku telusuri semua, dimana ia menyangka bahwa hadits-hadits yang dikemukakan oleh Syaikh al-Albany adalah bentuk pertentangan antara satu dengan lainnya, padahal sebenarnya bukanlah pertentangan, tetapi lebih merupakan ralat atau koreksi atau ruju’, dan ini sesuatu yang dapat difahami oleh para penuntut ilmu.

    Orang yang tidak paham kaidah ilmiyah ini jangankan membantah, berkata saja kita wajib menelitinya dengan jeli.

    Syaikh Ali Hasan al-Halaby al-Atsary berkata dalam al-Anwaarul Kaasyifah membantah kebodohan as-Saqqof :
    ”Ketahuilah, bahwasanya para muhaddits memiliki ucapan-ucapan tentang jarh wa ta’dil terhadap perawi yang berubah-ubah, pendapat tentang tashhih (penshahihah) dan tadl’if (pendhaifan) hadits yang berbeda-beda sebagaimana para fuqoha’ memiliki ucapan dan hukum yang bermacam-macam…

    “Berapa banyak dari permasalahan fikih yang imam Syafi’i memiliki dua perkataan atau pendapat di dalamnya?!!

    ”Ketahuilah, bahwa perkataan seorang alim tentang sanad suatu hadits : ’ini sanadnya dha’if’, tidaklah menafikan ucapannya terhadap hadits tersebut di tempat lain : ’sanadnya shahih’… karena terkadang suatu sanad yang dha’if dapat dishahihkan atau dihasankan dengan adanya jalan-jalan periwayatan lain dan syawaahid serta mutaabi’ (penyerta) lainnya. (Lihat Ulumul Hadits hal. 35 karya Ibnu Sholaah dan an-Nukat (I/473) karya al-Hafizh Ibnu Hajar),”

    Apakah kaidah ini dikatakan tanaaqudl wahai pembela as-Saqqof?!! Orang seperti inikah yang kau ikuti??!!

    Nih saya tambahkan lagi koleksi hadits antum dari assaqqof:
    As-Saqqof berkata dalam kitabnya at-Tanaaqudlaat, hal. 97. Hadits : ”Tabayun –dalam lafazh lain Ta`anni (sikap kehati-hatian)- adalah dari Allah dan al-’Ajalah (tergesa-gesa) datangnya dari Syaithan. Maka bertabayunlah…”

    Tuduhan : As-Saqqof berkata : ”Hadits ini didhaifkan oleh Syaikh Albani dalam Dha’if al-Jami’ wa Ziyaadatuhu (III/45 no. 2503), dimana lafazh : ”Tabayun dari Allah” dishahihkan oleh beliau di dalam Silsilah al-Ahaadits As-Shahiihah (IV/404, dengan nomor 1795).”

    As Saqqof menunjukan kebodohannya sendiri dalam Ilmu hadits, As-Saqqof telah bersikap tidak fair dan tidak menampakkan yang sebenarnya dengan menganggap bahwa hadits di atas adalah satu, padahal yang disebutkan dalam Dha’if al-Jami’ dan Silsilah ash-Shahihah adalah dua hadits yang berbeda. inilah yang dimaksud antum bukan dalam koleksi hadits assaqqof antum ?!

    As-Saqqof berkata di dalam kitabnya at-Tanaqudlaat (no. 99), hadits : “Tidak boleh (menerima) dalam Islam kesaksian seorang lelaki yang pengkhianat begitu pula seorang wanita pengkhianat, orang yang dikenakan hukuman jilid dan yang dengki terhadap saudaranya.”

    Tuduhan : as-Saqqof berkata : ”Hadits ini disebutkan oleh al-Albani di dalam Shahih Ibnu Majah (II/44 no. 1916), yang dianggap bertentangan karena beliau mendhaifkannya. Oleh karena itu beliau menyebutkannya dalam kumpulan hadits-hadits dhaif pada kitab Dha’if al-Jami’ wa Ziyadatuhu (VI/62, no. 6212).

    Assaqqof mengira, kedua hadits tersebut sama padahal 2 hadits yang berbeda. KALO BODOH DALAM HADITS JANGAN JADI AHLI HADITS YA ASSAQQOF!

    SIAPA GURU Assaqqof?
    Dia adalah MUHAMMAD ZAHID AL-KAUTSARI AL-HANAFI.
    Dia adalah penolak hadits, dia sudah mahsyur dikalangan ahli ilmu. Hadits yang ditolak:

    1. Hadits ”Allah menciptakan debu…” yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang ditolaknya di dalam kitab gelapnya al-Asma’ wash Shifaat. (hal. 26,383).

    2. Hadits kisah tentang Musa menyebabkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam kembali kepada Allah pada malam Israa’ tentang kewajiban sholat 50 rakaat, yang muttafaq ’alaihi, namun ditolaknya di dalam al-Asma’ wash Shifaat (hal. 189)

    3. Hadits tentang dilihatnya Allah pada hari kiamat yang Muttafaq ’alaihi, ditolaknya di dalam al-Asma’ wash Shifat (hal. 292).

    4. Hadits tentang hari kiamat bumi akan menjadi dataran putih yang dikeluarkan oleh Bukhari Muslim, ditolaknya dalam al-Asma’ wash Shifat (hal. 320)

    5. Hadits tentang ”dimana Allah” kepada seorang budak sahaya wanita yang masih anak-anak yang dikeluarkan oleh Muslim, ditolaknya di dalam al-Asma’ wash Shifat (hal. 421)
    Dan masih banyak lagi.
    Pantaslah Assaqqof jahil soal hadits, gurunya malah lebih parah.

    Betul kata pepatah:
    “Jika engkau mengikuti jejak burung gagak, maka dia akan membawamu ke tumpukan bangkai-bangkai”.

    SEBELUM MENCELA ULAMA SEBAIKNYA CELALAH GURUNYA SENDIRI.

    INILAH tokoh yang Pak Bukhari angkat/junjung setinggi langit, mengkin pak bukhari tidak tahu siapa dia, asal dia mencela Albani atau ulama Wahhabi, maka dia dianggap Mujahid Ilmiyah.
    Ittaqullah yaa akhi….

  48. @Daud Al Ayyubi
    Kalau soal Tahzir mentahzir, maaf ulama yang anda kutip semuanya rata-rata Ulama Salafy Mas
    Kalau mau bahas secara mendetail sih boleh saja
    Ngomong-ngomong Mas, sebutkan satu saja Kitab As Saqqaf yang anda baca sampai habis
    Perbandingan itu perlu
    saya curiga pengikut Salafy yang biasa ikutan mentahzir hanyalah mengikut apa kata Ulama Salafy dan tidak satupun membaca kitab Ulama yang ditahzir
    Bukti jelas adalah anda mengatakan As Saqqaf adalah Jahmiyah, wah itu sih khas Salafy
    Saya pribadi telah menelaah Kitab Shahih Sifat Shalat an Nabiy Syaikh As Saqqaf dan Syaikh Al Albani, semua ada kekurangan dan kelebihan masing-masing
    Hasil pembacaan saya, Syaikh As Saqqaf juga seorang ahli hadis
    Salam

  49. BUAT AKHI DAUD AL AYYUBI.
    Saya bener-bener acung jempol kepada Mu’awiyah putra pasutri Abu Sufyan&Hindun yang mampu membina para pemuja dari lapisan masyarakan yang beragam yang kerjanya membela dan maramu uzur untuk berbagai kekejaman, pelanggaran agama dan kezaliman yang tiada tara disejarah kekuasaan Umat Islam…. saya bener-bener salut bagaimana kemudian berkat para penjilat itu, Mu’awiyah mampu menyulap kejahatan-kejahatannya menjadi kebaikan dengan konsep IJTIHAD &TA”WIL yang diramu para penjilat itu. lebih dari itu di bawah slogan membela sahabat mulia nabi Muhammad para penjilat itu mati-matian membela keluarga besar bani Umayyah dan koleganya dan menghinakan keluarga Sayyidina Ali dan para pecintanya….
    Kalau Anda jujur mas daud dalam pembelaan anda terhadap Mu’awiyah (kerana ia sahabat), dan mengecam sayyid Hasan As Seqqaf al Husaini karena membongkar dan mengecam kejahatan Mu’awiyah (tuan anda itu), maka anda tidak tampakkan kecaman yang sama atas Ibnu Taimiyah yang terang-terangan menghina Sayidina Ali ra.?! Dan mengapakan anda tidak risau ketika Sayidina Ali ra yang dihina?! Hasan yang dihina?! Husain yang dihina?! Fatimah putri kesayangan Nabi yang dihina?! Ammar bin Yasir yang dihina?
    Apakah pembelaan terhadap sahabat itu berkalu buat anggota keluarga POHON TERKUTUK SAJA?!
    tapi saya hargai keterus terangan anda dalam menyuarakan pandangan anda dalam masal;ah ini! Itulah bedanya antara Ahlusunnah beneran dengan Nawashib (musuh Nabi dan keluarganya) yang ngaku sebagai Ahlusunnah! Itulah bedanya antara Wahhabi dan sunni sejati!
    Saya tanya kepada anda mas Daud, apakah anda menyangsikan data-data sejarah yang diajukan As Seqqaf yang membongkar kejahatan dan kefasian mu’awiyah?
    Ayo tunjukkan kelemahannya! Saya tantang anda dan ustadz-ustadz Wahhabi anda untuk berdiskusi di sini tentang kemunafikan Mu’awiyah!! saya siap!
    Semoga Allah mengutuk siapa yang menzalimi Nabi dan keluarganya!

  50. Oh ya, maaf ada yang ketinggalan mas Daud, anda menyebut as Seqqaf sebagai berakidah Jahmiyah tulen, apa benar apa yang saya fahami itu? Kalau ya, tolong didefenisikan apa dan bagaimana Jahmiyah itu? Sebab setau saya, orang-orang Wahhabi itu suka menuduh selain mereka dengan Jahmiyah! Mu’aththilah! dll.
    Trus hadis larangan mencaci sahabat (La tasubbu Ash-habi) itu asbab wurudnya apa ya? Kok rasa-rasanya aneh, Nabi berbicara di hadapan sahabatnya melarang sahabatnya mencela sahabatnya. Jadi sepertinya begini: Wahai sahabat-sahabatku! jangan kalian mencela sahabat-sahabatku! begitu kan, kira-kira makna hadsinya!
    apakah yang diajak bicara itu sekelompok orang Islam di zaman beliau, kepada mereka nabi bersabda; Hai kalian, jangan kalian mencaci sahabatku! Jadi siapa yang dimaksud dengan ash-habi itu?
    Syukran atas kesediannya menjawab secara ilmiah!

  51. @Allamah Daud Al-Ayyubi

    Assalamu alaikum wr. wb

    Mungkin pak Bukhori perlu baca dulu fatwanya, apakah dalam fatwa Syaikh Masyur Hasan Salman berkata “wanita=Anjing=Keledai”??? Jawab hai syaikh…
    Kita sedang membahas fatwa bukan haditsnya.

    Pak dawud, kurang jelas apalagi, justru fatwa tsbt terkait dengan penyamaan wanita dengan anjing hitam, dan keledai. karenanya Ummul mukminin Aisyah ra. membantahnya dengan jelas.

    عن عائشة؛ قالت عدلتمونا بالكلاب والحمر
    (dari Aisyah ra. Ia berkata: apakah kalian menyamakan kami (para wanita) dengan anjing-anjing dan keledai?

    فقالت عائشة قد شبهتمونا بالحمير والكلاب
    (Aisyah berkata: “Kalian telah menyamakan kami (kaum wanita) dengan keledai-keledai dan anjing-anjing.)

    kurang jelas apa lagi Pak Daud ungkapan Aisyah ra tersebut, tentang penyamaan wanita dengan anjing dan keledai! kemudiam beliau membantahnya dengan ucapannya:

    (Aku benar-benar berada di hadapan Rasulullah saw. melintang seperti seorang jenazah yang melintang, dan beliau tetap [melanjutkan] shalat.)

    lucunya oleh para penganut wahabi – yang berfaham literalis- ucapan Aisyah ra ((Aku benar-benar berada di hadapan Rasulullah saw. melintang seperti seorang jenazah yang melintang, dan beliau tetap [melanjutkan] shalat.) ditakwil sebagai sutra.

    karenaya menurut wahabi kalau wanita (haidh) jalan didepan orang shalat membatalkan shalat, akan tetapi kalu berhenti (duduk) didepannnya dianggap “sutra” -tidak membatalkan shalat-, ini lucu bin ajaib, anjing hitam yang lewat tidak ditakwil, difahami secara dzahir (Baca saja pak haditsnya, HITAM ialah hitam dan bukan putih atau Abu-abu sesuai dengan zhahir hadits tersebut) harusnya argumen (ucapan Aisyah ra) diatas tidak ditakwil juga dong, kalo benar-benar konsekwen dengan faham dzahiri tsb?

    Kenapa pak Daud al-Muhaddis tidak memahami ucapan Aisyah ra tsb secara zhahir seperti (HITAM ialah hitam dan bukan putih atau Abu-abu sesuai dengan zhahir hadits tersebut) memang para wahabi yang suka memahami nas secara -zhahir- sering tidak konsekwen, jika menghadapi nash yang merugikan mereka YA TERPAKSA di takwil, ini banyak contohnya!

    Bukankah maksud Aisyah ra. -kalo tidur saja didepan orang shalat tidak membatalkan shalatnya lalu apalagi berjalan?- Mustahil Aisyah ra yang pernah disabdakan Nabi saw “Ambillah setengah agamamu dari khumaira(yakni Aisyah ra)” ‘tidak mengetahui soal tersebut dan Rasul saw tidak memberitahu hukum yang berkenaan dengan wanita, kepada istrinya!

    kemudian soal ta’wil sebagai “sutra” -kembali kepada konsep pemahaman wahabi yang dzahiri- dimana keterangan dalam hadis tersebut atau hadis Rasul saw lainnya yang menerangkan bahwa kalau wanita tidur didepan mushalli dianggap sebagai sutra?
    Begitu juga dalam dialog antara Aisyah ra dengan sahabat sebagaimana direkam hadis-hadis diatas tidak ada sahabat yang membantah ucapan Aisyah bahwa -tidurnya beliau- didepan Rasul saw yang sedang shalat dianggap sebagai “sutra”?

    sedangkan para shahabat semuanya Mujtahid.

    Hadis darimana pak yang mengatakan semua sahabat Mujtahid?, sahabat tak lebih dari manusia biasa, hanya saja mereka mendapat kehormatan bertemu dengan Rasul yang mulia. tapi bukan jaminan lantas mereka semua mujtahid.

    Mereka ada yang pintar ada juga yang tidak, ada yang lama bergaul dengan Nabi saw ( jadi banyak mengetahui soal agama) atau banyak mengetahui informasi tentang sabda/hadis-hadis beliau, tapi ada juga yang jarang-jarang ketemu degan Nabi saw [karena bertempat tinggal yang jauh dari Nabi saw atau sebab-sebab lain, seperti sibuk dalam urusan pasar (bisnis) dll sebagaimana diungkapkan oleh Abu Huroiroh dalam Shahih Buklhari] karenanya mereka tidak mengetahui banyak hadis-hadis Nabi saw dan ada juga sahabat yang murtad, ada pula yang munafik, baik yang kemunafikannya diketahui Rasul saw, ataupun yang tidak diketahui beliau, sebagaimana firman Allah SWT yang menerangkan bahwa sebagian penduduk Madinah ada YANG MUNAFIK TETAPI TIDAK DIKETAHUI IDENTITASNYA OLEH RASUL saw HANYA ALLAH SAJA YANG TAHU [baca At-Taubah: 101] (jadi ada kemungkinan sahabat yang kita kenal sebagai sahabat Nabi saw tetapi dimata Allah saw dia dianggap sebagai munafik), ini suatu hal yang alami dan manusiawi. jangan di gebyah uyah! Jadi perlu difinisi yang jelas siapa yang dimaksud sahabat itu?!

    Jangan cuma menuduh, namun bagaimana bentuk penghargaan Bukhari kepada wanita? apakah dengan membiarkannya safar tanpa mahrom, keluar malam, memeras keringatnya, dijadikan objek promosi produk, atau-atau…..

    Fahami perkataan saya : “saya pikir sisa-sisa jahiliyah yang tidak menghargai wanita belum hilang seratus persen dikalagan bangsa arab waktu itu. (bahkan sampai sekarang saja kalau anda jeli, banyak produk-produk hukum dinegara salafy/wahabi Saudi Arabia yang diskriminasi terhadap wanita, padahal Islam tidak melarangnya)” bukan soal safar tanpa mahrom, tapi banyak hukum negara wahabi Saudi Arabia yang diskriminatif terhadap wanita padahal nggak ada hunbungannya dengan Islam, begitu juga di negara-negara teluk lainnya.

    Allamah al-Muhaddis Daud al-Ayyubi mengatakan:

    Ya saya sepakat dengan anda dalam perkataanmu diatas. Dan saya berkata hadits tersebut adalah mahsyur dan diantaranya diriwayatkan Imam Muslim, dan saya jg tidak menolak hadits Aisyah (HR. Bukhari). Jadi siapa yang menolak hadits?????? Cukup jelaskah???

    lalu bagaimana anda menyatukan dua hadis yang kontradiktif begitu?

    Soal hadits tawasul (diluar bahasan ini), dan bila shohih tak ada halangan menerimanya tapi pemahamannya harus sesuai dengan apa yang dipahami Salafush Sholeh dong

    Bukan maksud saya mau membahas soal-soal tsb. tapi sekedar contoh kalau anda memahami konteks tulisan saya. Mau nanya siapa sih yang dimaksud “salaf sholeh” oleh para wahabi? apa ada salaf yang tholeh?

    SOAL ALLAMAH ALMUHADDIS HASAN AS-SAQAF

    Soal Allamah al-Muhaddis Hasan As-Saqaf sepertinya pak Daud hanya membeo kepada para ulama wahabi saja. soal ulama wahabi yang mencaci beliau itu bukan lagu baru pak, dimata wahabi hanya ulama wahabi saja yang dianggap ulama. Allamah Hasan as-Seqaf dan ulama siapapun, bukan Nabi jadi tidak maksum dan bisa saja salah. Tapi bukti-bukti yang dikemukakan soal hadis-hadis Bukhari yang didhoifkan Al-Bani bukan hanya sebiji pak? . dan kontradiksi Al-bani bahkan seribu lebih hadis, apa itu semua tidak akurat? apa semua bukti yang disodorkan Allamah Hasan as-Saqaf bisa dipatahkan semua oleh ulama wahabi? yang bener aja Pak!

    Yang jelas disitu terbukti bahwa al-Bani mendhoifkan hadis Bukhari-Muslim!

    ”As Saqqof pencela Shahabat, dia berkata:
    “Aku (as-Saqqof) berkata : Mu’awiyah membunuh sekelompok kaum yang shalih dari kalangan sahabat dan selainnya hanya untuk mencapai kekayaan duniawi. Dan diantara mereka adalah Abdurrahman bin Khalid bin Walid. Ibnu Jarir menukilnya di dalam Tarikh-nya (III/202) dan Ibnul Atsir di dalam al-Kamil (III/453)…..dst

    Itu sih omongan klise para ulama wahabi tulen, semua yang mengkritik Muawiyah cs dan dinasti amawy dianggap mencaci sahabat atau rafidi!
    Apa yang ditulis Allamah Hasan as-Saqaf itu adalah realita sejarah, bukan caci-maki seperti anda katakan! Pak Bagaimana kalau sahabatnya sendiri saling mencela, dan saling laknat diantara mereka? hukumnya gimana pak? di Shahih Bukhari-Muslim banyak lho itu?

    Ada sebuah ungkapan:
    Jika engkau mengikuti jejak burung gagak, maka dia akan membawamu ke tumpukan bangkai-bangkai.

    Marilah kita buktikan ungkapan anda itu terhadap Imam Agung dan “Syaikhul Islam” anda dan Imam para Wahhabiyyun.

    Coba bandingkan Imam Agung anda itu dengan Allamah Hasan as-Saqaf, “Syeikhul Islam” anda itu tanpa malu berbohong demi membela tuan-tuannya keluarga dinasti amawi, sampai-sampai terjerumus membenci dan tanpa adab/mencaci sahabat besar Ali bin Abi Thalib ra. serta para ahlul bait Rasul saw. demi kecintaannya terhadap Muawiyah cs hingga menjadikan mata hatinya tertutup dan dengan hawa nafsunya menolak hadis-hadis shahih keutamaan Ali ra dan ahlul bait Rasul saw.

    INILAH SEBAGIAN BUKTI TENTANG KEBOHONGAN IBNU TAYMIAH YANG AKAN SAYA PAPARKAN

    Tidak mengherankan bahwa para wahabi seperti Allamah al-Muhaddis kita Daud Al-Ayyubi sangat bersemanagat sekali membela para tiran seperti dinasti amawi, karena Imam Agung mereka Ibnu Taymiah sudah terlebih dahulu membela sekuat tenaga dan mencarikan pembenaran-pembenaran atas kesalahan dan kejahatan-kejahatan keluarga Amawi.

    Sebagaimana kita ketahui Abu sufyan “The God Father” keluarga amawi adalah bekas musuh besar Rasulullah saw -sebelum masuk Islam secara terpaksa setelah ditaklukkannya Makkah, “Hindun” sang Ibu adalah pemakan jantung sayyidus-syuhada Hamzah bin Abi Thalib paman Nabi saw, Kemudian sang Anak Muawiyah bin Abi Sufyan, pembrontak khalifa yang syah (Ali ra) dan mengubah kekhalifaan yang rasyidah menjadi kerajaan yang dholim, tak cukup dengan itu Muawiyah melanjutkan dendam keluarganya dengan membunuh cucu kesayangan Rasulullah saw. salah satu pemuda pemuka ahli surga “Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra”. (hadis Nabi saw الحسن والحسين سيدا شباب اهل الجنه )

    Tak cukup dengan itu kejahatan keluarga ini, sang cucu “Yazid bin Muawiyah bin Abi Sufyan” membantai cucu kedua Rasulullah saw yaitu Husain bin Ali bin Abi Thalib ra -pemuka pemuda ahli surga- dan kejahatan-kejahatan lainnya dari keluarga ini yang terlalu banyak untuk disebut.

    Luar biasa pembelaan Ibnu Taymiah terhadap musuh-musuh keluarga suci Nabi saw (yang tiap hari umat Islam tiada henti membacakan sholawat kepada mereka, sementara para wahhabiyyun tiada henti membela musuh-musuh keluarga Nabi saw tsb -bani umayah-). sampai-sampai pembelaan tersebut membikin Imam Wahabi Ibnu Taymiah menjadi buta mata hatinya dan terjerumus membenci keluarga suci tersebut -entah disadari entah tidak-!, dan menolak banyak keutamaan mereka dan berbohong atasnya! Marilah kita lihat bukti-bukti ini.

    l. Tentang Hadis – أقضاكم علي – (paling pandai dalam “qadha” (hukum) diantara kamu adalah Ali ra)

    Berkata Ibnu Taymiah:

    فهذا الحديث لم يثبت، وليس له إسناد تقوم به الحجّة… لم يروه أحد في السنن المشهورة، ولا المساند المعروفة، لا بإسناد صحيح ولا ضعيف، وإنّما يروى من طريق
    من هو معروف بالكذب

    ً”Hadis ini tidak terbukti (pernah disabdakan Nabi), (hadis ini) tidak memiliki sanad (jalur) yang dapat tegak hujjah dengannya… (hadis ini) tidak diriwayatkan oleh seorangpun dalam kitab-kitab Sunan yang terkenal, tidak juga dalam kitab-kitab Musnad. Tidak dengan sanad yang sahih maupun dha’if. (hadis ini) hanya diriwayatkan dari jalur perawi yang dikenal pembohong!.”
    [Minhajus-Sunnah. 7:512]

    Masya Allah: Perhatikan ucapan “Syaikhul-Islam” dan Imam Para Wahabi ini;

    -(hadis ini) tidak diriwayatkan oleh seorangpun dalam kitab-kitab Sunan yang terkenal, tidak juga dalam kitab-kitab Musnad-. (hadis ini) hanya diriwayatkan dari jalur perawi yang dikenal pembohong!.”

    marilah kita buktikan siapa sebenarnya yang pembohong!

    “Paling pandai dalam “qadha” (hukum) diantara kamu adalah Ali” Hadis di atas atau yang serupa dengannya, seperti Paling pandainya umat ini tentang qadha’ adalah Ali dan dengan redaksi lain yang semakna telah diriwayatkan oleh para imam hadis kenamaan Ahlusunnah. Diantara mereka adalah:

    1. Shahih al-Bukhari, kitab tafsir, bab firman Allah
    مَا نَنْسَخ مِنْ آيَة أَوْ نُنْسِهَا نَأْتِ بِخَيْر مِنْهَا “Maa Nansakh min ayatin au nunsiha na’ti bikhoiri minha”

    Imam Bukhari meriwayatkan pengakuan Khalifah Umar sebagai mengatakan :أَقْضانا علِي.

    “Ali adalah orang yang paling pandai qadha’ di antara kami”

    Untuk hadis Bukhari ini anda saya persilahkan melihat disitus wahabi ini:

    http://hadith.al-islam.com/Display/Display.asp?Doc=0&Rec=6451

    Ibnu Hajar ketika mengomentari hadis ini menegaskan;

    ‘Demikian hadis ini dalam riwayat di atas ia mauqûf (berhenti pada Umar/ucapan Umar). Hadis ini juga telah dikeluarkan oleh at Turmudzi dan lainnya dari jalur Abu Qilâbah dari Anas marfû’an (sebagai sabda Nabi saw.) …

    Adapun hadis “Ali adalah orang yang paling pandai “qadha” di antara kami” ia telah datang secara marfû’ dari Anas dengan redaksi Paling pandainya umat ini tentang qadha’ adalah Ali ibn Abi Thalib. Hadis ini diriwayatkan oleh al Baghawi dan juga dari jalur Abdurrazzaq dari Ma’mar secara mursal (dengan tidak menyebut lengkap sanadnya) … bahkan masih menurut Ibnu Hajar al Asqallani, hal itu sedemikain masyhur sehingga Ibnu Mas’ud bertutur, “Kami, penduduk kota Madinah berbincang-bincang bahwa Ali ibn Abi Thalib-lah yang paling mengerti qadha’ di antara kita.”
    [Fathu al Bâri Bi Syarhi Shahih al Bukhari,17/18 ketika menerangkan hadis Bukhari 4481]

    Dan perawi-perawi lain hadis ini antara lain adalah:

    2. Ad-dur al-Mantsur
    3. An-Nasai
    4. Ibnu al-Anbari
    5. Dalail an-Nubuwah, oleh al-Baihaqi
    6. Juga dimuat dalam Thabaqat ibnu Sa’ad, dari sahabat Abu hurairah
    7. Ahmad bin Hanbal dalam musnadnya
    8.Tarjamah (Biografi( Ali ra. Di dalam kitab Sunan Ibnu Majah.
    9. Mustadrak ala al-shahihain, dalam kitab ini al-Hakim menshahihkan hadis tersebut.
    10. Ibnu abdil baar dalam Al-Isti’ab-nya
    11. Ibnu al-Atsir dalam Usdul-Ghabah-nya
    12. Abu Nu’aim dalam Hiliya al-Auliya’-nya
    13. Muhibbuddin ath-Thabari dalam al-Riyad al-Nadrah
    14. Dan lain-lain kitab [lihat at-Thababaqat al-Kubro 2:2:102]

    Jadi perawi-perawi hadis tersebut dimata Imam Wahabi Ibnu Taymiah adalah bukan perawi hadis yang masyhur dan kitab-kitab mereka bukanlah kitab terkenal, alias mereka dimata Ibnu Taymia adalah pembohong, PADAHAL si pembohong adalah dirinya sendiri!

    ….tidak diriwayatkan oleh seorangpun dalam kitab-kitab Sunan yang terkenal, tidak juga dalam kitab-kitab Musnad-. (hadis ini) hanya diriwayatkan dari jalur perawi yang dikenal pembohong!.”

    Beginilah kebencian Ibnu Taymiah kepada Ali ra hingga menjadikannya menutup mata dan menolak semua keutamaan Ali ra!

    ll. Tentang Hadis “Aku kota Ilmu dan Ali pintunya”

    berkata Ibnu Taymiah:

    وحديث «أنا مدينة العلم وعلي بابها» أضعف وأوهى، ولهذا إنّما يعدّ في الموضوعات

    -Hadis “Aku kota ilmu dan Ali pintunya” adalah hadis yang paling dhaif dan rapuh, karenanya dihitung sebagai hadis-hadis maudhu.” – [Minhajus-Sunnah jilid 7/515]

    Padahal hadis ini tergolong diantara paling sahihnya hadis dari sisi sanadnya dan kokoh dari sisi kandungannya, Hadis ini telah diriwayatkan oleh banyak sahabat Nabi saw. dan ahli hadis diantaranya:

    1. Yahya bin Main, 2. Ahamad bin Hanbal 3. Al-Turmudzi 4. Al-Bazzar 5. Ibnu Jarir al-Thabari 6. Al-Thabrani 7. Abu al-Syaikh 8. Ibnu Batthah 9. Al-Hakim 10. Ibnu mardaweh 11. Abu Naim 12. Abu Mudhaffar al-Sam’ani 13. Al-BaihaqI 14. Ibnu al-Atsir 15. Al-Nawawy 16. Al-ala’iey 17. Al-Mazzy 18. Ibnu Hajar al-Asqalany 19. As-Sakhowy 20. Al-Suyuthy 21. Al-Samhudy 22. Ibnu Hajar al-Makki 23. Al-Qari’ 24. Al-Mannawy 25. Al-Zarqany

    hadis ini telah disahihkan oleh puluhan ulama Ahlusunnah yang berkopenten dalam penilaian hadis Nabi saw., yang tidak perlu saya sebutkan disini untuk menyingkat waktu. lalu kenapa Ibnu Taymiah harus berkata seperti diatas? apakah kecintaannya kepada keluarga Amawi (Muawiyah) musuh Ali ra. dan keluarga Rasul saw membuat buta mata “Syeikhul Islam” ini? dan berusaha mengecilkan kebesaran Ali ra dan membohongkan hadis Rasul saw tentang keutamaannya?

    lll. Ibnu Taymiah memiliki keberanian yang luar biasa dan tak tertandingi dalam menolak dan meremehkan, atau mentakwil-takwil seenak udelnya setiap keutamaan Ali ra. Padahal hadis-hadis tersebut diriwayatkan dan dishahihkan banyak ahli hadis!

    Tentang sebab turunnya ayat al-Maidah:55-56 untuk Ali ra :

    إِنمَّاَ وَلِيُّكُمُ اللهُ وَ رَسُوْلُهُ وَ الَّذِيْنَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلاَةَ وَ يُؤْتُوْنَ الزَّكَاةَ وَ هُمْ رَاكِعُوْنَ * وَ مَنْ يَتَوَلَّ اللهَ وَ رَسُوْلَهُ وَ الَّذين آمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللهِ هُمُ الْغَالِبُوْنَ . (المائدة 55-56

    “Sesungguhnya wali kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk {kepada Allah}. Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut {agama} Allah itulah yang pasti menang”. (QS:5;55-56)

    Para ulama dan mufassir besar Ahlusunnah telah meriwayatkan tentang sebab turunnya ayat tersebut berkaitan dengan Ali ra. ketika beliau bersedekah dengan cincinya kepada seorang pengemis di masjid Nabi saw.

    Tahu-tahu dengan datang kesiangan Imam Agung para Wahhabi ini berkata:

    وَقَدْ وَضَعَ بَعْضُ الكَذَّابِيْنَ حَدِيْثًا مُفْتَرًى: أَنَّ هذه الآيَةَ نَزَلَتْ فِيْ عليٍّ لَمَّا تَصَدَّقَ بِخاتَمِهِ في الصلاةِ، و هذا كِذْبٌ بِإِجماعِ أهِلِ العِلْمِ بالنقْلِ، كِذْبَُهُ بيِّنٌ مِنْ وُجوهٍ كَثِيْرَةٍ

    “Para pembohong telah memalsukan hadis buatan bahwa ayat “انما وليكم الله …” turun untuk Ali ketika ia mensedekahkan cincinnya dalam shalat, itu adalah bohong (palsu) berdasarkan kesepakatan (Ijmak) para ulama dan Ahli Hadis, dan kebohongannya telah tampak dari banyak sisi”. [Minhâj al-Sunnah 2/30 ]

    Perhatikan Ucapan “Syeikhul Islam” Wahabi ini

    -kesepakatan (Ijmak) para ulama dan Ahli Hadis-

    Marilah kita lihat benarkah klaim -kesepakatan (Ijmak) para ulama dan Ahli Hadis- atau ia sekedar membual untuk mengalihkan perhatian para awam soal hadis tersebut, karena dihatinya tidak senang kalau keutamaan Ali ra disebut-sebut -persis dengan tuannya Muawiyah cs dan keluarga amawi yang tidak rela jika keutamaan musuhnya (Ali ra) disebut-sebut orang-. !!

    Hadis di atas dan penegasan bahwa ayat tersebut turun dalam kejadian itu, telah diriwayatkan oleh banyak ulama besar, tokoh-tokoh Ahlussunnah, para mufassir dan ahli hadis, di bawah ini akan kami sebutkan sebagian nama-nama mereka:

    1. Al-Qhadhi Abu Abdillah bin Umar al-Madani al-Waqidi (W:207 H.) sebagaimana dikutip oleh Muhibbuddin al Thabari dalam Dzakhair al-Uqba-nya,102.
    2. Al-Hafidz Abu Bakar Abdul Razzaq al-Shan’ani (W:211) sebagaimana disebutkan dalam tafsir Ibnu Katsir 2/71 dari jalur Abdul Wahhab bin Mujahid dari Ibnu Abbas.
    3. Al-Hafidz Abu al-Hasan Utsman bin Abi Syaibah al-Kufi (W:239 H.) dalam tafsirnya.
    4. Abu Ja’far al-Iskafi al-Mu’tazili (W:240 H.).
    5. Al-Hafidz Abdu bin Humaid al-Kasyi (W:249H.) dalam tafsirnya sebagaimana disebut dalam tafsir al-Durr al-Mantsur.
    6. Abu Said al-Asyaj al-Kufi (W:257 H.) dalam tafsirnya dari Abu Nu’aim Fadel bin Da’im dari Musa bin Qais al-Hadhrami dari Salamah bin Kuhail. Jalur ini sahih dan para perawinyan tisqah, terpercaya.
    7. Al-Hafidz Abu Abdu Rahman al-Nasa’i al-Syafi’i dalam kitab Sunannya.
    8. Ibnu Jarir al-Thabari (W:310 H.) dalam tafsirnya.6:186 dari beberapa jalur.
    9. Ibnu Abi Haitm al-Razi (W:327 H.) sebagaimana dikutib dalam tafsir Ibnu Katsir, al-Durr al-Mantsur dan Lubab al-Nuqul karya al-Suyuthi dari jalur Abu Said al-Asyajj di atas.
    10. Al-Hafidz Abu al-Qasim al-Thabarani (W:360 H.) dalam kitab Mu’jam al-Ausathnya.
    11. Al-Hafidz Abu Syeikh Abu Muhammad Abdullah bin Muhammad al-Anshari (W:369 H.) dalam kitab tafsirnya.
    12. Al-Hafidz Abu Bakar al-Jashshash al-Razi (W:370 H.) dalam Ahkam al-Qur’annya.2,542 dari beberapa jalur.
    13. Abu al-Hasan Ali bin Isa al-Rummani (W:384 H.) dalam tafsirnya.
    14. Al-Hakim Ibnu al-Bayyi’ (W:405 H.) dalam kitab Ma’rifat Ushul al-Hadits, 102.
    15. Al-Hafidz Abu Bakar Ibnu Mardawaih al-Ishbahani (W:416 H.) dari jalur Sufyan al-Tsauri dari Abu Sinan bin Said bin Sinan al-Barjani dari al-Dhahhak dari Ibnu Abbas. Jalur ini shahih dan para perawinya tsiqah ia juga meriwayatkan dari jalur lain yang ia katakana bahwa jalur ini tidak dapat dicacat dan ada jalur lain dari Ali ra. Ammar dan Abi Rafi’ ra.
    16. Abu Ishak al-Tsa’labi al-Nisaburi (W:427 atau 437 H.) dalam tafsirnya dari Abu Dzar seperti dalam riwayat di atas.
    17. Al-Hafidz Abu Nu’aim al-Ishfahani (W:430 H.) dari Ammar, Abu Rafi’, Ibnu Abbas, Jabir bin Abdillah atau Salamah bin Kuhail.
    18. Abu al-Hasan al-Mawardi al-Faqih al-Syafi’i (W: 450 H.) dalam tafsirnya.
    19. Al-Hafidz Abu Bakar al-Baihaqi (W:458 H.) dalam kitabnya al-Mushannaf.
    20. Al-Hafidz Abu Bakar al-Khatib al-Baghdadi al-Syafi’i (w: 463 H.) dalam kitab al-Muttafaqnya.
    21. Abu al-Qasim Zainul Islam Abdul Karim bin Hawazin al-Nisaburi (W:465 H.) dalam tafsirnya.
    22. Al-Hafidz Abu al-Hasan al-Wahidi al-Nisaburi (W:468 H.) dalam Asbab Nuzulnya,133 dari Jabir dan Ibnu Abbas.
    23. Al-Faqih Ibnu al-Maghazili al-Syafi’i (W:483 H.) dalam kitab Manaqibnya dari lima jalur; dari Ibnu Abbas dan Ali ra., hadis nomer 354-358.
    24. Abu Yusuf Abdus Salam bin Muhammad al-Qazwaini (W:488 H.) dalam karya besarnya tafsir al-Qur’an. Al-Dzahabi menyebutkan bahwa tafsir itu terdiri dari tiga ratus juz. Abu Yusuf adalah tokoh besar mazhab Mu’tazilah.
    25. Al-Hafidz Abu al-Qasim al-Hakim al-Hiskani (W:490 H.) dari jalur Ibnu Abbas ra, Abu Dzar ra. dan Abdullah bin Salam ra..
    26. Al-Faqih Abu al-Hasan Ali bin Muhammad al-Kiya al-Thabari al-Syafi’i (W:504 H.) dalam tafsirnya, dan ia berdalil dengannya bahwa gerakan sedikit dalam shalat tidak membatalkannya dan shadaqah sunnah juga dapat disebut dengan zakat. Demikian dikutip oleh al-Qurthubi dalam tafsirnya.
    27. Al-Hafidz Abu Muhammad al-Farra’ al-Baghawi al-Syafi’i (W:516 H.) dalam tafsirnya Ma’alim al-Tanzil dicetak dipinggiran tafsir al-Khazin.2:67.
    28. Abu Hasan Razin al-’Ahdari al-Andalusi (W:535 H.), disebutkan dalam kitab al-Jam’u Baina al-Shihah al-Sitta dari Shahih al-Nasa’i.
    29. Al-Zamakhsyari al-Hanafi (W:538 H.) dalam tafsirnya al-Kasysyaf.1:624.
    30. Al-Hafidz Abu Sa’ad al-Sam’ani al-Syafi’i (W:562 H.) dalam kitab Fadlail al-Shahabah dari Anas bin Malik.
    31. Abu al-Fath al-Thanzi (lahir tahun 480 H.) dalam kitab al-Khashaish al-’Alawiyah dari Ibnu Abbas dan dalam kitab al-Ibanah dari Jabir bin Abdillah al-Anshari.
    32. Al-Imam Abu Bakar bin Sa’adun al-Qurthubi (W:567 H.) dalam tafsirnya 6/221.
    33. Al-Khawarizmi (W:568 H.) dalam kitab al-Manaqibnya.178 dari dua jalur, dan ia menyebutkan sya’ir Hassaan ibn Tsabit tentang hal ini.
    34. Al-Hafidz Abu al-Qasim Ibnu ‘Asakir al-Dimasqi (W:571 H.) dalam kitabnya Tarikh al-Syam dari beberapa jalur.
    35. Al-Hafidz Abu al-Faraj Ibnu Jauzi al-Hambali (W:591 H.) sebagaimana dikutib dalam kitab al-Riyadl al-Nadhirah.2,178 dan 208 dan Dzakhair al-Uqba,102.
    36. Abu Abdillah Fakhruddin al-Razi al-Syafi’i (W:606 H.) dalam tafsirnya Mafatih al-Qhaib.3,431 dari Atha’ dari Abdullah bin Sallam, Ibnu Abbas dan Abu Dzar.
    37. Abu al-Sa’adat Mubarak bin al-Atsir al-Syaibani al-Jazari al-Syafi’i (W:606 H.) dalam kitab Jami’ al-Ushulnya dari jalur al-Nasa’i.
    38. Abu Salim Muhammad bin Thalhah al-Nashiibi al-Syafi’i (W:626 H.) dalam kitabnya Mathalib al-Suul dari riwayat Abu Dzar.
    39. Abu al-Mudzaffar sibthu Ibnu Jauzi al-Hanafi (W:654 H.) dalam Tadzkirat al-Khawashnya,9 menukil dari al-Suddi, ‘Utbah dan Ghalib bin Abdillah. Ia menyebutkan bait sya’ir Hassaan.
    40. Izzuddin Ibnu Abi al-Hadid al-Mu’tazili (W:655 H.) dalam kitabnya Syarh Nahj al-Balaghah.3,275.
    41. Al-Hafidz Abu Abdillah al-Kinji al-Syafi’i (w: 658 H.) dalam Kifayah al-Thalibnya:106, dari Jabir bin Anas bin Mali. Ia juga memuat bait-bait sya’ir Hassaan ibn Tsabit. Dan dalam hal.122 dari jalur Ibnu ‘Asakir, al-Khawarizmi, Hafidz al-’Iraqain, Abu Nuaim Dan al-Ghadhi Abu al-Ma’ali.
    42. Al-Ghadli Nashiruddin al-Baidhawi al-Syafi’i (W:685 H.) dalam tafsirnya 1/345, dan dalam Mathali’ al-Anwaar,477-479.
    43. Al-Hafidz Abu al-Abbas Muhibbuddin al-Thabari al-Syafi’i (W;694 H.) dalam al-Riyadl al-Nadhirah.2,170 dan 208 dan Dzakhair al-Uqba.12 dari jalur al-Wahidi, al-Waqidi, Ibnu Jauzi dan al-Fudlaili.
    44. Hafidz al-Din al-Nasafi (W:701 atau 710 H.) dalam tafsirnya,1/224.
    45. Syeikhul Islam al-Hamwaini (W:722 H.) dalam Faraid al-Simthainnya dan ia menyebutkan bait-bait Syair Hassaan.
    46. ‘Alauddin al-Khazim al-Baghdadi (W:741 H.) dalam tafsirnya juz, 2 hal, 67.
    47. Syamsuddin Mahmud bin Abu al-Qasim Abdul Rahman al-Isfahani (W: 746 atau 749 H.) dalam kitab Tasyyiid al Qawaid l-’Aqaid fi Syarhi Tajrid al ‘Aqaaid, ia menyebutkan kesepakatan para mufassirin bahwa ayat ini turun untuk Ali bin Abi Thalib as.
    48. Jamaluddin Muhammad bin Yusuf al-Zarandi (W:750 H.) dalam kitabnya Nadzmu Durar al-Simthain:86-88 dari Ammar dan Ibnu Abbas dalam bab khusus tentang ayat-ayat yang turun untuk Ali ra. Ia juga menyebutkan bait-bait sya’ir Hassaan.
    49. Abu Hayyan al-Andalusi (W:754 H.) dalam tafsir al-Bahrul al-Muhithnya 3/514.
    50. Al-Hafidz Muhammad bin Ahmad bin Juzzi al-Kalbi (W:758 H.) dalam tafsir al-Tashilnya.1,181.
    51. Al-Qadhi Al Iji al-Syafi’i (W:756 H.) dalam Mafaqifnya.:405.
    52. Nidzamuddin al-Qummi al-Nisaburi dalam tafsirnya Gharaib al-Qur’an. 3,461.
    53. Al-Tiftazani al-Syafi’i (W:791 H.) dalam Syarh al-Maqashid.2,288, ia juga menegaskan adanya kesepakatan para mufassir dalam masalah ini.
    54. Al-Jurjani (W:816 H.) dalam Syarh al-Mawaqif.
    55. Al-Qausyaji (W:879 H.) dalam Syarh al-Tajrid, ia juga mengakui adanya kesepakatan para mufassir dalam hal ini.
    56. Ibnu al-Shabbaqh al-Makki al-Maliki (W:855 H.) dalam kitabnya al-Fushul al-Muhimmah hal. 123.
    57. Jalaluddin al-Suyuthi dalam tafsirnya al-Durr al-Manstur.2,293 dari jalur al-Khatib, Abdul Razzaq, Abdu bin Humaid, Ibnu Jarir, Abu Syeikh, Ibnu Mardawaih dari Ibnu Abbas. Dari jalur al-Thabarani, Ibnu Mardawaih dari Ammar bin Yasin. Dari jalur Abu Syeikh dan al-Thabarani dari Ali ra. Dari jalur Ibnu Abi Hatim, Abu Syeikh, dan Ibnu ‘Asakir dari Salamah bin Kuhail. Dari jalur Ibnu Jarir dari Mujahid, al-Suddi dan Uthah bin Hakim. Dan dari jalur al-Thabrani, Ibnu Mardawaih dan Abu Nu’aim dari Abu Rafi’. Dan dalam kitab Lubab al-Nuquhnya hal. 93 dari jalur-jalur yang telah lewat, kemudian ia berkata, ” Dan ini adalah bukti-bukti yang saling mendukung”. Dan dalam kitab Jam’u al-Jawami’nya hal. 391 dari jalur al-Khatib dari Ibnu Abbas dan hal. 405 dari jalur Abu Syeikh dan Ibnu Mardawaih dari Ali as. Dalam kitab Iklilnya hal. 93, ia mengutip komentar Ibnu al-Furs bahwa ayat itu menunjukkan bahwa gerakan yang sedikit dalam shalat tidak membatalkannya dan shadaqah sunnah juga disebut zakat, karena sebab turunnya ayat ini berkaitan dengan sedekah Imam Ali as. kepada seorang pengemis ketika beliau dalam keadaan ruku’.
    58. Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Haitami al-Anshari al-Syafi’i (W:974 H.) dalam kitab Shawaiqnya:41.

    Jadi semua ulama dan ahli hadis serta para mufassirin diatas, dimata “Syaikhul Islam” wahabi Ibnu Taymia ini, adalah pembohong! hanya gara-gara meriwayatkan keutamaan Ali ra Harun-nya Muhammad saw !

    lV. Tentang Hadis Nabi Tanda-tanda kemunafikan adalah membenci Ali.

    Berkata Ibnu Taymiyah:

    لم يعرف أنّ عليّاً كان يبغضه الكفّار والمنافقون

    “Tidak diketahui bahwa Ali dibenci oleh orang kafir dan munafiq”
    [Minhajus-Sunnah 7/461]

    Saya tidak akan komentar banyak tentang ucapan Ibnu Taymiah ini tapi akan saya kutipkan hadis Nabi saw. berkenaan dengan ini yang dimuat dalam blog wahabi “haulasyiah’ ditulis disampig blog nya dengan judul “Keutamaan Ali radhiallahu ‘anhu”

    Rasulullah saw. bersabda kepada ‘Ali : “Tidaklah seseorang yang mencintaimu kecuali dia adalah seorang mukmin dan tidak membencimu kecuali dia adalah seorang munafik”

    Kalau Ali ra.tidak mempunyai banyak musuh dikalangan orang kafir dan munafiq, lalu kenapa Rasul saw bersabda seperti itu? Betapa banyak kaum kafir yang dibunuh Ali ra dalam setiap peperangan membela Islam, termasuk berapa keluarga Muawiyah dan bani Umayah yang dibunuh Ali di Badar, Uhud dll?! karenanya Ali ra memiliki banyak musuh dikalangan orang kafir dan munafiq !

    V. Ibnu Taymiah meragukan keimanan Ali ra

    Tidak cukup Dengan itu Ibnu Taymiah menunjukkan kebenciannya terhadap Ali ra. dengan ucapannya yang mungkin Allamah kita Daud Al-Ayyubi menuduh saya membuat yang bukan-bukan, maka saya persilahkan Allamah kita Daud al-ayyubi membuka buku “Minhajus-Sunnah-nya dan mengeceknya, apa yang saya kutip ini. tidak tanggung-tanggung Imam Agung Wahabi ini MERAGUKAN KEIMANAN ALI BIN ABI THALIB ra.

    Ibnu Taymiah berkata:

    إنّ الرافضة تعجز عن إثبات إيمان علي وعدالته… فإنْ احتجّوا بما تواتر من إسلامه وهجرته وجهاده، فقد تواتر إسلام معاوية ويزيد وخلفاء بني أُميّة وبني العباس،
    وصلاتهم وصيامهم وجهادهم

    “Kaum Rafidhah tidak mampu membuktikan keimanan dan keadilan Ali…….. Jika mereka berhujjah dengan kemutawatiran berita tentang Islam dan hijrahnya, maka sesungguhnya telah mutawatir pula islamnya Mu’awiyah, Yazid dan para penguasa bani Umayyah dan bani Abbas, demikian pula telah mutawatir salat, puasa dan jihad mereka melawan kaum kafir!.”
    [Minhajus-Sunnah 2/62]

    Di sini Anda mungkin terheran-heran membaca komentar di atas. Ali tidak dapat dibuktikan keimanannya? luar biasa Imam Agung dan Syaikhul Islam Wahabi ini yang sangat lancang meragukan ke-imanan Ali ra.!!

    Sungguh kecintaannya terhadap Tiran Bani Umayah membuat buta mata hatinya dan kurang ajar terhadap sahabat besar Ali ra. Buat Allamah kita Daud Al-Ayyubi jika anda tersinggung dengan kritik ilmiah Allamah Hasan as-Seqaf terhadap Muawiyah cs, Lalu bagaimana pembelaan anda terhadap Sayyidina Ali ra. -(yang dikatakan oleh Rasulullah saw, -kedudukanmu denganku bagaikan kedudukan Harun kepada Musa, sebagaimana diriwayatkan Bukhari)- terhadap kelancangan, kebencian dan cacian Imam agung para Wahhabi -Ibnu Taymiah-? luar biasa dimata Ibnu taymiah Ali ra dibandigkan dengan Muawiyah (Yang tidak ada satu hadis shahih-pun tentang keutamaannya) dan Yazid si durhaka!

    Vl. Ali memiliki banyak fatwa yang bertentangan dengan nash agaman.

    Tidak cukup dengan semua itu, Ibnu Taimiyah dengan hawa nafsunya menuduh dan meremehkan kemampuan sahabat Ali ra dalam permasalahan hukum (fiqih/qadha’), dikatakan bahwa Ali ra memiliki banyak fatwa yang bertentangan dengan nash dan dalam rangka menguatkan pendapatnya tersebut, ia tidak segan-segan untuk mengatas-namakan beberapa ulama Ahlusunnah yang disangkanya dapat sesuai dengan pernyataannya itu. Lantas dia mengatakan:

    وقد جمع الشافعي ومحمد بن نصر المروزي كتاباً كبيراً فيما لم يأخذ به المسلمون من قول عليّ، لكون قول غيره من الصحابة اتبع للكتاب والسنة

    “As-Syafi’i dan Muhammad bin Nasr al-Marwazi telah mengumpulkan dalam satu kitab besar berkaitan dengan hukum yang dipegang oleh kaum muslimin yang tidak diambil dari ungkapan Ali. Hal itu dikarenakan ungkapan sahabat-sahabat selainnya (Ali), lebih sesuai dengan al-Kitab (al-Quran) dan as-Sunnah”. [ Minhajus-Sunnah, 8/28,]

    Dalam kesempatan lain ia kembali mengatakan:

    و قَدْ جمعَ الشافِعِيُّ في كتاب خلافِ عليٍّ وعبدِ اللهِ مِنْ أَقوالِ عليٍِّ التي ترَكَها الناسُ لِمُخالَفَتِها النَّصَّ أو معنى النصِّ جُزْءً كبيرًا، و جمع بعده محمد بن نصر المَروزِيِ أكثَرَ مِنْ ذلكَ، فَإِنَّهُ أذَا ناظرَهُ الكُوفِيُّونَ يَحْتَجُّ بالنصوْصِ فَيَقُولونَ نحْنُ أَخَذْنا بقولِ علِيٍّ و ابن مسعودٍ، فجمعَ لَهُمْ أشياءَ كثيْرَةً من قول عليٍّ و ابن مسعودٍ تركوهُ أو تركهُ الناسُ.

    “Dan Syafi’i telah mengumpulkan dalam kitab “Khlilaf Ali dan Abdullah” satu juz besar ucapan-ucapan (pendapat-pendapat) Ali yang ditinggalkan orang-orang (manusia) karena bertentangan dengan nash atau makna nash. Dan setelahnya Muhammad ibn Nasr al Marwazi mengumpulkan lebih banyak lagi. Sebab ia apabila berdebat dengan penduduk Kufah selalu berdalil dengan nash, lalu mereka mengatakan kami mengikuti pendapat Ali dan Ibnu Mas’ud. Maka ia mengumpulkan untuk mereka banyak pendapat Ali dan Ibnu Mas’ud yang mereka tinggalkan atau ditinggalkan manusia.

    Benarkah klaim dan dakwahan “Syaikul Islam” para wahabi ini?

    Adapun tentang ungkapan Ibnu Taimiyah yang menukil pendapat orang lain perihal Ali ra. tersebut merupakan kebohongan atas pribadi yang dinukil tadi. Karena maksud al-Marwazi yang menulis karya besar tadi, ialah dalam rangka mengumpulkan fatwa-fatwa Abu Hanifah –pendiri mazhab Hanafi- yang bertentangan dengan pendapat sahabat Ali ra. dan Ibnu Mas’ud ra. Jadi topik utama pembahasan kitab tersebut adalah fatwa Abu Hanifah dan ungkapan sahabat, yang dalam hal ini berkaitan dengan Ali dan Ibnu Mas’ud. Tampak, betapa terburu-burunya Ibnu Taimiyah dalam membidik Ali ra. dengan menukil pendapat orang lain, tanpa membaca lebih lanjut dan teliti tujuan penulisan buku tersebut. Ini merupakan salah satu contoh pengkhianatan Ibnu Taimiyah atas beberapa pemuka Ahlussunah. !!

    Vll. Tentang kedalaman ilmu dan pengetahuan Ali ra dan berkenaan dengan turunnya ayat (QS 69:12) kepada beliau:

    لنجعلها لكم تذكرة و تعيها اذن واعية – الحاقة :12.

    “Agar Kami jadikan Peristiwa itu peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar”
    QS. 69 [ al Hâaqqah];12)

    Ketika ayat tersebut di atas turun, Nabi saw. bersabda kepada Ali ra.:

    سَأَلْتُ اللهَ أَنْ يَجْعَلَهَا أُذُنَكَ
    “Aku memohon kepada Allah agar Dia menjadikan telingmu sebagai telinga itu”.

    Lalu Ali ra. berkata:

    فَمَا سَمِعْتُ شَيْئًا مِنْ رَسُوْلَ اللهَ صلى اللهُ عليهِ و آلِهِ فَنَسِْتُهُ.
    “Maka aku tidak pernah lupa sesuatu apapun yang aku dengar dari Rasulullah saw”

    (Tafsir Jâmi’ al Bayân; Ath Thabari, 29/55, Tafsir Ibnu Katsir,4/413, Tafsir Fathu al Qadîr; Asy Syaukani, 5/282, Nadzm Durar as Simthain, Az Zarandi al Hanafi: 92, Manâqib; Ibnu Maghazili: 265 hadis 312.)

    Lalu datanglah Ibnu Taymiah dan berkata:

    إنّه حديث موضوع باتّفاق أهل العلم
    “Hadis ini palsu berdasarkan kesepakatan ahli ilmi (ulama)”
    [Minhajus-Sunnah 7/522]

    Hobi Ibnu Taymiah adalah mengatakan “berdasarkan kesepakatan ahli ilm” entah ahli ilm siapa yang dia maksud! Padahal hadis-hadis berkenaan dengan itu telah diriwayatkan para tokoh ahli tafsir dan ahli hadis Ahlussunnah kenamaan seperti:

    1. Tafsir ath Thabari,29/55,
    2. Tafsir al-Fahrur-Razi
    3. as Suyuthi dalam Tafsir Ad-Durr al Mantsûr-nya,8/267
    4. Asbâb an Nuzûl; Al Wahidi:249.5.
    5. Manâqib Ali; Ibnu al Maghâzili asy Syâfi’i:319 hadis 364.
    6. Tafsir Ibnu Katsir,4/413,
    7. Tafsir Fathu al Qadîr; Asy Syaukani, 5/282,
    8. Nadzm Durar as Simthain, Az Zarandi al Hanafi: 92,
    9. Abu bakar al Bazzâr dalam Musnad-nya
    10. Musnad Said Ibin Mansur
    11. Ibnu Abu Hatim dalam tafsirnya,
    12. Tafsir Ibnu Mardawaih,
    13. Tafsir az-Zamakhsyari
    14. Ibnu Asakir
    15. Ibnu al Mundzir,
    16. Dhiyâ’ al Maqdisi dalam al Mukhtârahnya,
    17. al Haitsami dalam Majma’ az Zawâidnya.

    Jadi para pakar tafsir dan hadis tersebut menurut Ibnu Taymiah -telah sepakat meriwayatkan hadis palsu, maudhû’ – !!

    Duhai besar rasa amanat dan tanggung jawab mereka sehingga mereka tidak mau ketinggalan bersepakat meriwayatkan hadis palsu!! Atau justru Ibnu Taimiah yang berbohong, dan tidak amanat, serta mengatas-namakan mereka, seperti kebiasaannya!!

    Lagi-lagi Imam Jama’ah takfiri ini tidak amanat dalam menukil suatau riwayat atau hadis! jadi kalau menurut ilmu “Jarh wa at-Ta’dil” -Syaikhul Islam- para Wahhabi ini dikategorikan “MATRUK” atau “Kaddzab”

    Sebelum saya akhiri berikut tambahan ucapan Ibnu Taymiah yang menunjukkan kebenciannya kepada Ali Bin Abi Thalib ra.

    1. “Kekhilafahan Ali tidak menjadi rahmat bagi segenap kaum mukmin, tidak seperti (yang terjadi pada) kekhilafahan Abu Bakar dan Umar”.
    [Minhajus-Sunnah:4/485]

    2. وعلي يقاتل ليطاع ويتصرّف في النفوس والاموال، فكيف يجعل هذا قتالاً على الدين

    “Ali berperang (bertujuan) untuk ditaati dan untuk menguasai atas umat, juga (karena) harta. Lantas, bagaimana mungkin ia (Ali) menjadikan dasar peperangan tersebut untuk agama?”
    [Minhajus-Sunnah:8 Hal:329 atau 4/500]

    kemudian ia berkata:

    فمن أراد العلوّ في الارض والفساد لم يكن من أهل السعادة في الاخرة

    “Sedangkan jika ia menghendaki kemuliaan di dunia dan kerusakan (fasad), niscaya tiada akan menjadi pribadi yang mendapat kemuliaan di akherat”. [Minhajus-Sunnah 4/500]

    Biar tidak berkepanjangan saya akhiri sampai disini saja bukti-bukti kebohongan Ibnu Taymiah, dan kebenciannya terhadap Harun-nya Rasulullah saw Ali bin Abi Thali ra. dan akan saya tutup dengan komentar tokoh-tokoh ulama ahlussunnah:

    1. Ibnu Hajar al-Asqalani dalam menjelaskan tentang pribadi Ibnu Taimiyah mengatakan:

    “Ia terlalu berlebihan dalam menghinakan pendapat rafidhi (Allamah al-Hilli seorang ulama Syiah. red) sehingga terjerumus kedalam penghinaan terhadap pribadi Ali” [.Lisan al-Mizan Jil:6 Hal:319-320]

    2. Allamah Zahid al-Kautsari mengatakan:

    “…dari beberapa ungkapannya dapat dengan jelas dilihat kesan-kesan kebencian terhadap Ali
    [Al-Hawi fi Sirah at-Thahawi Hal:26]

    3.Syeikh Abdullah Ghumari pernah menyatakan:

    “Para ulama yang sezaman dengannya menyebutnya (Ibnu Taimiyah) sebagai seorang yang munafik dikarenakan penyimpangannya atas pribadi Ali”. [Ar-Rasail al-Ghomariyah Hal:120-121]

    4. Hasan bin Farhan al-Maliki menyatakan:

    “Dalam diri Ibnu Taimiyah terdapat jiwa ¬nashibi (membenci keluarga Nabi .red) dan permusuhan terhadap Ali”.
    [Dinukil dari kitab Nahwa Inqod at-Tarikh al-Islami karya Sulaiman bin Shaleh al-Khurasyi hal:35]

    5. Juga Ibnu Hajar dalam Fathul-Bâri memiliki komentar tentang Ibnu Taymiah:

    إبنُ تيمية عبدٌ خذلَهُ اللهُ و أضَلَّهُ و أعماهُ و أَصَمَّهُ و أذلَّهُ. و بذلكَ صرَّحَ الأئمةُ الين بيَّنُوا فسادَ أحوالِهِ و كِذْبَ أقوالِهِز و من أراد ذلكَ فعليه بِمُطالَعَةِ كلامِ الإمام الْمُجتهد المُتَّفق على إمامتِهِ و جلالَتِهِ و بلوغه مرتبةَ الإجتهاد، أبي الحسن السبكيْ ولدِهِ التاج و الإمام العز إبن جماعَة، و أهلُ عصرِهِ و غيرهم من الشافعية و المالكية و الحنفية

    Ibnu Taymiah adalah hamba yang telah ditelantarkan Allah, disesatkan, dibutakan, ditulikan dan dihinakan. Demikian dijelaskan para imam yang telah membongkar kejelakan keadaannya dan kepalsuan ucapannya. Siapa yang mengetahui hal itu hendaknya ia menelaah komentar Imam Mujtahid yang telah disepakati akan ketokohan dan keagaungannya serta sampainya ke derajat ijtihad; Abu al Hasan as Subki dan putranya, serta Imam al Izz ibn Jama’ah, demikian pula komentar mereka yang sezaman dan lainnya dari kalangan ulama mazhab Syafi’ah, Malikiah dan Hanafiah.

    Akhirnya marilah kita kembali kepada Allamah al-Muhaddis kita Daud Al-Ayyubi, beliau berkata:

    Betul kata pepatah:
    “Jika engkau mengikuti jejak burung gagak, maka dia akan membawamu ke tumpukan bangkai-bangkai”.
    SEBELUM MENCELA ULAMA SEBAIKNYA CELALAH GURUNYA SENDIRI.
    INILAH tokoh yang Pak Bukhari angkat/junjung setinggi langit, mengkin pak bukhari tidak tahu siapa dia, asal dia mencela Albani atau ulama Wahhabi, maka dia dianggap Mujahid Ilmiyah.
    Ittaqullah yaa akhi….

    Nasehat Bukhori:

    Jaga lidah Allamah Daud Al-Ayyubi
    Jika engkau mengikuti “Syaikhul Islam” wahabimu -Ibnu Taymiah- (si burung gagak) itu, Maka dia akan membawamu ketumpukan bangkai-bangkai !!

    SEBELUM MENCELA ULAMA SEBAIKNYA CELALAH GURU SENDIRI. SEBELUM MENCELA ORANG, LIHAT DIRI DAN ULAMA ANDA SENDIRI !!

    INILAH tokoh yang ALLAMAH ALMUHADDIS DAUD AL-AYYUBI dan para Wahabi angkat/junjung setinggi langit, mungkin Allamah al-Muhaddis Al-Ayyubi tidak tahu siapa dia, asal dia mencela sahabat Ali ra dan keluarga Nabi saw, maka dia dianggap “Syaikhul Islam”, Mujahid Ilmiyah.

    Ittaqullah yaa akhi…. !!

    Nasehat saya jika anda berdiskusi jangan ikuti pola dan cara ulama wahabimu. dan jika rumah anda dari kaca jangan lempar rumah orang dengan batu !!

    Saya tunggu komentar Allamah kita Daud al-Ayyubi pengikut dan penyanjung Ibnu Taymiah, untuk membela Syaikhul Islam-nya itu.

    wassalam
    Hamba Allah yang faqir dan serba kekurangan

    Bukhori
    ____________________
    Rujukan Minhajus-Sunnah:
    1. Minhajus-Sunnah, Cetakan Saudi, di-tahqiq oleh Dr. Muhammad Rasyad Salim. Mudzir Universitas Imam Muhammad bin Saud
    2. Minhajus-Sunnah, Maktabah al-Ilmiyah, Beirut

  52. Wah rame diskusinya, giliran imam wahabi ibnu taimiah kena “sengat” para wahabi dan salafi pada kabur.

    ketika sdr. muhibbus salaf menantang mas daud al-ayyubi-

    kutip tulisan muhibbus salaf:

    {{Saya tanya kepada anda mas Daud, apakah anda menyangsikan data-data sejarah yang diajukan As Seqqaf yang membongkar kejahatan dan kefasian mu’awiyah?

    Ayo tunjukkan kelemahannya! Saya tantang anda dan ustadz-ustadz Wahhabi anda untuk berdiskusi di sini tentang kemunafikan Mu’awiyah!! saya siap!
    Semoga Allah mengutuk siapa yang menzalimi Nabi dan keluarganya }}

    eh… mas Daud malah sembunyi, begitu juga ketika mas Bukhori membongkar ketidakjujuran dan kebohongan ilmiah Imam wahabi “Ibnu Taimiah” mas Daud dan para wahabi menghilang.

    Omong-omong soal Ibnu Taimiah memang dari sononya suka tidak konsisiten sering melakukan kebohongan ilmiah demi hawa nafsunya. lebih-lebih jika terpaksa membela keluarga bani umayyah.

    Hanya para wahabi/salafi saja yang taklid buta kepada omongan ibnu taimiah. kan mereka penganut sekte yang tidak menggunakan akal.

    kalo mereka pake akal nggak bakalan jadi wahabi atau mengikuti Ibnu Taimiah dan Ibnu abdul wahab (si pembantai umat Islam).

    Untuk mengetahui SIAPA SEBENARNYA ANAK TAIMIAH INI, silahkan pengunjung blog ini mengunjungi blog yang mengkhususkan kajian tentang pemikiran Ibnu taimiah:

    http://ibnutaymiah.wordpress.com/

    sejak saya ikuti blog tersebut sampai sekarang tidak saya dapatkan pembelaan para wahabi dan salafi kepada imamnya (ibnu taimiah) yang suka melakukan kebohongan ilmiah tersebut.

    bagi mas Daud al-ayyubi dan wahabi tulen lainnya yang “gila” ibnu taimiah silahkan berdiskusi dan membela imamnya disana ( http://ibnutaymiah.wordpress.com/ ) . kok saya pingin tahu argumen mereka.

  53. Memelintir perkataan adalah kedustaan, benahilah diri-diri kalian, sebelum kalian masuk ke liang kubur.

    Tak perlulah kalian bersusah payah untuk mencela ibnu Taimiyah, sebab tidak ada seorang wahhabipun yang kalian tuduh Taimiyahisme itu Taqlidul Amma terhadap beliau, ini hanyalah sebuah pistol tak berpeluru, kalian menuduh dengan tuduhan kosong, bahkan Shahabatpun tidak ada yag maksum, hanya saja Ahlu Sunnah Wajid diam terhadap kesalahan mereka, sedangkan kebaikan mereka jauh lebih baik dari pada kesalahannya.

    Jadi tuduhan engkau bahwa Wahhabi taqlid/membeo terhadap ibnu Taimiyah/Ibnu Wahhab/Al Albani / Ibnu Bazz/ Ibnu Utsaimin itu keliru dan tidak ada, merekapun bisa benar dan bisa salah, benarnya dapat 2 pahala dan bila salah mendapat 1 pahala.

    Hanya bagi yang berdusta atas mereka, semoga Allah melaknatnya di dunia dan akherat.

    Mungkin sedikit yang mau memahami, itulah Al Ghuraba.

    Ingat Syubuhat itu kuat menyambar sedangkan hati itu lemah. Afwn tidak berpanjang kalam, silahkan intropeksi diri masing-masing, banyaklah menuntut ilmu syar;i dari pada berpanjang kalam dalam hal ini.

    _____________________
    Abu Salafy:

    Ketika Allah mengecam kaum Ahlul Kitab bahwa mereka menjadikan ahbar dan ruhban (pemuka agama) mereka sebagai tuhan-tuhan… ada yang menyangkal dengan mengatakan: Kami tidak menyembah… tidak sujud untuk mereka!

    lalu Nabi saw. menerangkan bahwa maksud menjadikan mereka tuhan-tuhan adalah mengikuti mereka secara membuta, apabila mereka mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram di ikuti!
    Jadi kami tidak akan menanti dari kaum Wahhabi untuk mengatakan bahwa: Kami memaksumkan Ibnu Taimyah. ben Abdi Wahhab, ben Baz CS! Tapi cukuplah bahwa setiap kali mereka dikritik, dibongkar kesalahannya, mereka dibela seakan tak pernah dan tak bisa salah alias maksum!

    Tidak ada bukti bertaqlid buta yang lebih terang dari apa yang dilakukan kaum wahhabi….. hanya sekali setahu saya kaum Wahhabi tidak bertaqlid kepada Ibnu Taimyah! Kapan? Ketika dia memuliakan dan mewalikan Syeikh Abdil Qadir al Jilani (ra)… di sini kaum wahhabiyah kafir terhadap kayakinan Ibnu Taimiyah!!

    Satu hal lagi yang aneh dari kalian (Wahhabiyah)…. kalau kalian dibuktikan telah menyimpang dari ijma’ dan pendapat mayoritas ulama dan kaum Muslimin di sepanjang abad! Kalian bangkit menyanyikan hadis bahwa Islam itu muncul pertama kali GHARIBAN/asing dan akan kembali asing kelak di akhir zaman, maka beruntunglaha kaum asing/ghuraba’!

    Kami sudah tidak perlu lagi dengan nyanyian itu…. kalian menyanyi bahwa ajaran kami telah kami warisi turun temurun generasi demi generasi hingga bersambung kepada Salaf umat ini!!! Tangan Allah bersama Jama’ah…. ikuti as Sawad al A’dzam (ikuti yang mayoritas)!!! Aneh hadis-hadis hanya dinyanyikan di sa’at diperlukan!!! Inilah kalian!

  54. lau kaana khairan laa sabiquna awwalun
    (seandainya hal (perbuatan) itu baik maka para sahabat sudah mendahului kita dalam melakukannya)

    Abu Salafy:

    Suhbanallah! Luar biasa, akhi al ayyubi bangga menirukan omongan yang mirip dengan omongan kaum Musyrikun Mekkah! Baca surah al Ahqaf ayat 11.

  55. Yang Nulis Artikrl Di atas kayaknya mesti banyak belajar dulu deh….. Biar ngerti……

  56. ck ck ck…

    ada aja situs ginian, dari awal sampe akhir dari atas sampe bawah…benginian terus, apa benci dikau thd orang2 yang dinisbatkan wahabi?

  57. Inilah contoh ajaran pedofilia Muhammad:

    Dikisahkan Jabir bin ‘Abdullah: Ketika aku menikah, Rasullah bersabda kepadaku, perempuan macam apa yang kamu nikahi? Aku menjawab, aku menikahi seorang janda muda? Beliau bersabda, Mengapa kamu tidak bernafsu pada para perawan dan memanjakannya? Jabir juga berkisah: Rasullah bersabda, mengapa kamu tidak menikahi seorang perawan muda sehingga kamu dapat memuaskan nafsumu dengannya dan dia denganmu?

    Hadits Bukhari Vol.7, Kitab 62, Pasal 17.

    A’isyah (Allah dibuatnya bahagia) diceritakan bahwa Rasullah (semoga damai sejahtera atas beliau) dinikahi ketika usianya tujuh tahun, dan diambilnya untuk rumahnya sebagai pengantin ketika dia sembilan tahun, dan bonekanya masih bersamanya; dan ketika beliau (Nabi Yang Kudus) mampus usianya delapan belas tahun.

    Kitab Sahih Muslim 8, Pasal 3311.

    Dikisahkan A’isyah: bahwa Nabi menikahinya ketika dia berusia enam tahun dan menikmati pernikahannya ketika berusia sembilan tahun. Hisham berkata: Aku telah menceritakan bahwa A’isyah menghabiskan waktunya dengan Nabi selama sembilan tahun (yaitu hingga kematiannya).

    Bukhari Vol.7, Kitab 62, Pasal 65.

    Muhammad telah bernasu birahi kepada anak berusia enam tahun. Apa yang tersimpan di dalam otak Muhammad? Apa pikiran mesum nabi merupakan perbuatan suci? Seorang anak kecil Muhammad nodai dalam nama allah. Dalam ilmu psikologi moderen, yang dilakukan Muhammad disebut pedofilia, dan seorang yang melakukan pedofilia dapat dikenakan sanksi hukuman mati, karena telah merampas masa depan anak-anak, dan membuat anak-anak menderita trauma kejiwaan.

Tinggalkan Balasan ke Daud Al Ayyubi Batalkan balasan