Negara Saudi II dan III
Oleh: Rizal Panggabean
Negara Wahabi/Saudi II (1824-1891)
Pada tahun 1924, Turki ibn Abdullah, putra dari penguasa Saudi yang dipenggal di Istambul, mengambil alih Riyad, sebuah pemukiman di sebelah selatan Dir`iyyah yang dikemudian hari menjadi kota penting. Ini dapat terjadi karena pasukan dari Mesir mengundurkan diri Dari Najd pada 1821. Dari sana, kekuasannya meluas ke daerah `Aridh, Kharj, Hotah, Mahmal, Sudayr dan Aflaj. Pada 1830, ia juga berhasil memperluas kekuasaan sampai ke wilayah Hasa, salah satu medan perang saudara di antara faksi-faksi klan Saudi. Amir Turki sendiri tidak mengutak-atik kekuasaan Usmaniyah dan Mesir di wilayah Hijaz, yang menjamin keamanan kafilah-kafilah haji. (al-Rasheed, 23).
Konflik internal di dalam negara Wahabi/Saudi kedua sudah dimulai sejak masa Amir Turki, Salah seorang musuhnya adalah Mishari, seorang saudara sepupu yang ia angkat menjadi Gubernur di Manfuhah, berada di balik komplotan yang membunuh Turki pada 1834, selepas salat Jumat. Ia digantikan anaknya, Faisal, yang dengan bantuan `Abdullah ibn Rashid, Amir dari Ha’il, berhasil membalas kematian ayahnya pada tahun yang sama. Tetapi, ia tidak lama berkuasa. Karena menolak membayar upeti kepada pasukan Mesir yang menduduki Hijaz, pada tahun 1837 ia ditangkap dan dikirim ke Kairo. Perebutan kekuasaan terjadi lagi di Riyad, di antara sesama keluarga Saud.
Pada 1840, Mesir meninggalkan Arabia dan pada tahun 1943, Faisal ibn Turki al-Saud melarikan diri dari Mesir dan kembali ke Riyad dan menjadi amir kembali sampai wafat pada 1865. Selama berkuasa, Faisal mengakui kekuasaan Khilafah Usmaniyah dan membeyar upeti kepada Khalifah. Setelah kematiannya, putra-putranya (dari istri yang berbeda-beda) bertarung memperebutkan kekuasanaan. Mereka adalah `Abdullah, Sa`ud, Muhammad, dan `Abd al-Rahman. `Abdullah, anak tertua yang menggantikan Faisal, bersaing dengan saudara-saudaranya. `Abdullah bahkan pernah meminta bantuan dari Midhat Pasya, Gubernur Usmaniyah di Baghdad, supaya membantunya dalam pertarungannya melawan saudara-saudaranya. Permintaan ini dipenuhi dan invasi dari Bagdad terjadi pada 1870, walaupun hanya berhasil menghentikan perang saudara sebentar. Demikian pula, Sa`ud memerangi abangnya dengan bantuan dari konfederasi suku-suku yang ingin bebas dari kekuasaan abangnya, dan dari dominasi klan Sa`udiyyah. `Abdullah menyerah dan Sa`ud praktis berkuasa sejak 1871 sampai ia wafat pada 1875. Setelah itu, perebutan kekuasan dilanjutkan `Abd al-Rahman, `Abdullah, dan keturunan Sa`ud (Al-Rasheed, 2005: 24,36; Al-Fahad, 2004).
Pada tahun 1887, `Abdullah meminta Muhammad ibn Rasyid, peguasa Ha’il, supaya membantunya menyingkirkan keturunan Sa`ud yang juga keponakan-keponakannya. Muhammad ibn Rasyid, pemimpin klan yang sudah lama menjadi musuh klan Sa`udi, bersedia. Setelah membasmi sebagian besar keponakan `Abdullah, sisanya kucar-kacir melarikan diri. Akan tetapi, Ibn Rasyid sendiri mengkhianati orang yang mengundangnya. Ia menawan `Abdullah dan mengasingkannya ke Ha’il, ibukota klan Rasyidi. Klan Rasyidi kemudian menguasai Riyad dan banyak wilayah Najd lainnya, atas nama Khalifah Usmani. Setelah `Abdullah wafat pada 1889, `Abd al-Rahman, yang sempat menjadi gubernur di bawah kekuasaan Rasyidi, masih berusaha merebut kekuasaan dari keluarga Rasyidi akan tetapi gagal. Muhammad ibn Rasyid mengalahkannya pada 1891 dan `Abd al-Rahman harus melarikan diri ke beberapa tempat sampai akhirnya, sejak 1893, ia menetap di Kuwait di bawah perlindungan klan al-Sabah, penguasa Kuwait yang ketika itu merupakan salah satu pelabuhan penting yang di kawasan Teluk, tempat Khilafah Usmani dan Inggris berebut pengaruh dan kekuasaan, dengan kemenangan Inggris melalui traktat perlindungan yang ditandatangani pada 1899.
Dimensi Agama pada Masa Negara Saudi II
Pada masa Negara Saudi II yang penuh pergolakan, ulama Wahabi secara politik didukung oleh Amir Turki dan Faisal. Setelah menguasai Riyad, Amir Turki segera meminta `Abd al-Rahman ibn Hasan, cucu pendiri Wahabiyah, supaya kembali ke Riyad dan menduduki jabatan yang dulu dipegang kakeknya, yaitu menjadi pemimpin agama dan penasihat penguasa.
Ulama Wahabi menjadi kadi dan guru agama, sambil menyebarkan paham Wahabiyah di wilayah-wilayah yang dikuasai Amir Turki dan Faisal. Para ulama Wahabi, yang menguasai pengetahuan keagamaan yang bersumber dari kitab suci, hadis, dan keteladanan al-salaf al-salih. Selain itu, jika diingat bahwa banyak ulama Wahabi adalah keturunan dari Muhammad ibn `Abd al-Wahhab dengan julukan Al al-Syaikh, maka ulama Wahabi juga memiliki status sosial yang terhormat.
Kadi, yang juga wakil resmi Wahabiyah, menjadi arbitrator sengketa, khatib salat Jumat, imam salat, dan guru agama di masjid agung kota-kota. Jika dikaitkan dengan dukungan politik yang mereka peroleh dan kaitan “kelas” ulama dengan Al al-Syaikh, jelaslah tidak banyak ruang bagi penolakan terhadap paham Wahabi. Salah satu di antaranya adalah kota `Unayzah di wilayah Qasim. Wilayah Qasim, dengan dua kota utama `Unayzah dan Buraidah, menentang Faisal, memiliki kontak yang lebih sering dengan daerah Usmaniyah melalui perdagangan, sebagai jalur utama orang naik haji dari Irak dan negeri-negeri Muslim di Timur ke Makkah dan Madinah, dan pendidikan, serta kalangan ulamanya juga tidak pernah seluruhnya menjadi Wahabi sehingga dapat mempertahankan tradisi mereka. Kekuasaan dinasti Rasyidi di wilayah ini turut menopang semangat menentang Wahabi (Al-Fahad, 2004: 505; Al-Rasheed, 2002: ).
Pembentukan Negara Wahabi/Saudi III (1902-1932
Pada tahun 1902, `Abdul Aziz, putra `Abd al-Rahman ibn Sa`ud yang mengungsi ke Kuwait, memulai usaha meraih kembali kejayaan dinasti Saudi yang hilang. Dengan bantuan Syeikh Kuwait yang selama ini melindunginya, Ibn Saud – nama populer `Abdul Aziz – berhasil meraih Riyad dan mengumumkan pemulihan kembali kekuasaan dinasti Sa`ud di sana. Klan al-Sabah di Kuwait mendorong Ibn Sa`ud menaklukkan Riyad karena mereka takut kekuasaan Rasyidi semakin kuat dan luas – terutama karena aliansi Rasyidi dengan Khilafah Usmani – sehingga mengancam Kuwait (al-Rasheed, 40).
Pertarungan di Najd terjadi antara Ibn Sa`ud yang dibantu Kuwait dan Inggris melawan Ibn Rasyid yang dibantu Khilafah Usmani. Inggris ikut campur karena kuatir dukungan Khilafah Usmani terhadap Ibn Rasyid akan mengancam kepentingan mereka di Kuwait. Pada tahun 1906, wilayah Qasim direbut sehingga kekuasaan Ibn Sa`ud semakin dekat ke jantung klan Rasyidi di Najd utara. Selain Qasim, Ibn Sa`ud juga menguasai kota-kota penting lain seperti `Unayzah dan Buraydah. Najd praktis terbelah dua: separuh dikuasai Ibn Sa`ud dan separuh lagi dikuasai Ibn Rasyid.
Ibn Sa`ud mengalihkan sasaran ke Hasa, tempat di kawasan timur Jazirah Arabia yang banyak didiami masyarakat Syiah. Setelah Hasa akhirnya takluk pada 1913, Ibn Sa`ud mengadakan perjanjian dengan ulama Syiah yang menetapkan bahwa Ibn Sa`ud akan memberikan mereka kebebasan menjalankan keyakinan mereka dengan syarat mereka patuh kepada Ibn Sa`ud. Pada saat yang sama, Syiah tetap dianggap sebagai kalangan Rafidlah, artinya yang menolak iman (al-Rasheed, 41).
Pada 26 Desember 1915, ketika Perang Dunia I berkecamuk, Ibn Sa`ud menyepakati traktat dengan Inggris. Berdasarkan traktat ini, pemerintah Inggris mengakui kekuasaan Ibn Sa`ud atas Najd, Hasa, Qatif, Jubail, dan wilayah-wilayah yang tergabung di dalam keempat wilayah utama ini. Apabila wilayah-wilayah ini diserang, Inggris akan membantu Ibn Sa`ud. Traktat ini juga mendatangkan keuntungan material bagi Ibn Sa`ud. Ia mendapatkan 1000 senapan dan uang £20.000 begitu traktat ditandatangani. Selain itu, Ibn Sa`ud menerima subsidi bulanan £5.000 dan bantuan senjata yang akan dikirim secara teratur sampai tahun 1924. Sebagai imbalannya, Ibn Sa`ud tidak akan mengadakan perundingan dan membuat traktat dengan negara asing lainnya. Ibn Sa`ud juga tidak akan menyerang ke, atau campur tangan di, Kuwait, Bahrain, Qatar, dan Oman – yang berada di bawah proteksi Inggris. Traktat ini mengawali keterlibatan langsung Inggris di dalam politik Ibn Sa`ud (Nakash, 2006: 33-34; Al-Rasheed, 2002: 42).
Sementara itu, saingan Ibn Sa`ud di Najd, Ibn Rasyid, tetap bersekutu dengan Khilafah Usmaniah. Ketika Kesultanan Usmani kalah dalam Perang Dunia I bersama-sama dengan Jerman, klan Rasyidi kehilangan sekutu utama. Selain itu, yang tidak kalah pentingnya, Rasyidi dilanda persaingan internal di bidang suksesi. Perang antara Ibn Sa`ud dan Ibn Rasyid sendiri tetap berlangsung selama PD I dan sesudahnya. Akhirnya, pada 4 November 1921 dan setelah berbulan-bulan dikepung, Ha’il, ibukota Rasyidi, jatuh ke tangan Ibn Sa`ud yang dibantu Inggris melalui dana dan persenjataan. Penduduk oase subur di utara itu pun mengucapkan bay`ah ketundukan kepada Ibn Sa`ud.
Sesudah menaklukkan Ha’il, Ibn Sa`ud beralih ke Hijaz. Satu-demi-satu kota di Hijaz jatuh ke tangan Ibn Sa`ud. `Asir, wilayah di Hijaz selatan, jatuh pada 1922, disusul Taif, Makkah, dan Medinah di tahun 1924, dan Jeddah di awal tahun 1925. Pada tahun 1925 juga, di bulan Desember, Ibn Sa`ud menyatakan diri sebagai Raja Hijaz, dan pada awal Januari 1926 ia menjadi Raja Hijaz dan Sultan Najd dan daerah-daerah bawahannya. Untuk pertama kali sejak Negara Saudi II, empat wilayah penting di Jazirah Arabia, yaitu Najd, Hijaz, `Asir, dan Hasa, kembali berada di tangan kekuasaan klan Saudi. Pada tahun 1932, Ibn Saud telah berhasil menyatukan apa yang sekarang dikenal sebagai Kerajaan Saudi Arabia. Penemuan minyak di wilayah padang pasir itu memberikan Ibn Saud kekayaan berlimpah yang ia perlukan membangun negerinya. Pada tahun 1953 ia wafat dan digantikan oleh Raja Saud dan kemudian Raja Faisal.
Dua Ilustrasi Fatwa Wahabi
1. Fatwa yang menghalalkan permintaan bantuan kepada Gubernur Usmaniyah
Ketika terjadi perang saudara di dalam tubuh klan Saudi pada abad XIX, `Abdullah yang sedang diperangi saudara-saudara dan keponakannya memutuskan untuk meminta bantuan dari Gubernur atau Wali Khilafah Usmaniyah yang berkedudukan di Bagdad, bernama Midhat Pasya. Masalahnya, dilihat dari paham Wahabiyah, adalah: apakah boleh meminta bantuan dan pertolongan dari orang-orang kafir dan musyrik seperti gubernur Khilafah Usmaniyah? Jawabannya, dalam situasi normal, tentu saja tidak.
Akan tetapi, `Abdullah berhasil mendapatkan fatwa dari salah seorang ulama,yaitu Muhammad ibn Ibrahim ibn `Ajlan. Menurutnya, meminta bantuan kepada Khilafah Usmaniyah tidak slebih berdosa dari tindkan yang dilakukan Ibn Taymiyah ketika ia meminta bantuan dari orang-orang Mesir dan Suriah dalam perang melawan invasi pasukan Mongol di akhir abad ke-13 dan awal abad ke-14. Jadi, menurut `Ajlan, boleh meminta bantuan dari orang-orang kafir ketika ada darurah (yaitu situasi genting dan darurat sehingga yang tadinya dilarang menjadi diperbolehkan). Apalagi, panglima dan perwira tinggi pasukan dari Bagdad juga tampak soleh.
Fatwa di atas menyulut kontroversi di kalangan ulama Wahabi. Sebagian mengatakan fatwa itu tidak sah dan sebagian lagi, seperti Hamad ibn `Atiq, mengatakan bahwa Ibn `Ajlan sudah murtad. Ulama besar Wahabi saat itu, `Abd al-Latif ibn `Abd al-Rahman ibn Hasan Al al-Syaikh, menghantam argumen `Ajlan walaupun ia tidak memandangnya murtad. Ia bilang bahwa
Suriah dan Mesir masa Ibn Taimiyah bukanlah kafir tapi muslim. Ibn Taimiyah sendiri pernah mengatakan bahwa negeri-negeri tersebut adalah darul islam.
Argumen mengenai kesalehan komandan dan perwira tidak dapat diterima karena banyak sekali orang-orang kafir yang nyata (kafir mu`ayyan) – seperti tokoh sufi semacam Ibn `Arabi dan Ibn al-Farid, adalah orang-orang yang terkenal kesalehannya.
Ada sebagian ulama yang membolehkan meminta bantuan orang-orang kafir atau nonmuslim, akant tetapi itu hanya dalam perang antara umat Islam melawan non-Muslim. Dalam kasus fatwa `Ajlan, yang berperang adalah pasukan Sa`ud melawan `Abdullah yang sama-sama muslim walaupun yang satu – yaitu pasukan Sa`ud, masuk kategori pemberontak (bughah).
Argumen dlarurah tidak dapat digunakan dalam kasus ini karena tidak terkait dengan agama dan iman dan hanya dalam rangka mempertahankan kekuasaan.
Masalahnya bukanlah boleh-tidaknya meminta bantuan Khilafah Usmaniyah. Sebab, penguasa Usmaniyah sendiri ingin datang, bertahan, dan memerintah di wilayah yang dikuasai Saudi/Wahabi (Al-Fahad, 2004: 501-504).
2. Fatwa membolehkan meminta pertolongan Amerika dalam Perang Teluk 1990-1991.
Pada 1990, Alm Saddam Husein menginvasi Kuwait dan menimbulkan salah satu krisis dan kemudian perang penting setelah Perang Dingin. Dalam rangka menentang agresi dan invasi tersebut, Raja Saudi Arabia meminta bantuan terutama dari Amerika Serikat. Majelis ulama senior Arab Saudi mengeluarkan fatwa yang membolehkan tindakan tersebut dengan alasan dlarurah.
Beberapa peristiwa yang tidak ada fatwa yang melarang/membolehkannya
Traktat Ibn Sa`ud – Inggris pada 26 Desember 1915
`Abd al-Rahman, ayahanda Ibn Sa`ud, yang mengungsi ke Kuwait, dilindungi klan al-Sabah, dan mendapat insentif bulanan dari Khalifah Usmaniyah.
Penempatan pangkalan udara penting milik AS di Dhahran, dari 1942 sampai 1962
Sumber: paramadina.wordpress
Filed under: Dinasti al-Saud, Sejarah Wahabi-Salafy, Ulah Wahabi |
“Dan janganlah kamu mengatakan apa yang kamu tidak memiliki ilmu padanya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya akan diminta pertanggungan jawaban.” (QS. Al Isra: 36)
***********************************
Sudahkah anda membuka kembali sejarah Rasulullah SAW, disaat-saat awal “Dakwah Islam” beliau di tengah2 kaum KAFIR. Bagaimana penilaian mereka2 terhadap Rasulullah, mereka sepakat bawah Muhammad membawa ajaran baru ditengah2 mereka serta ajaran baru tersebut harus dihentikan, ya mereka mulai melakukan makar terhadap Rasulullah.. sampai2 ingin membunuh beliau. Alhamdulillah, walaupun awalnya hanya seorang diri Muhammad SAW berdakwah, dengan pertolongan Allah SWT pengikut ajaran baru (menurut kafir) tersebut terus bertambah dan bertambah.
Ada pertanyaan nih.. sebetulnya siapa sih Ulama2 (mulai dari zaman sahabat sampai sekarang) yang bs dijadikan rujukan menurut anda??? agar semua bisa tau kepada siapa seharusnya mereka mencari ilmu Islam.
Abdulloh25@gmail.com
————————-
@abdullah
Tanggapan anda ga ada kaitannya sama artikel. Seharusnya pertanyaaannya begini,
Sudahkah anda membuka kembali sejarah Muhammad bin Abdul Wahhab, disaat-saat awal “Dakwah wahhabiyah” beliau di tengah2 kaum muslimin. Bagaimana tanggapan ulama-ulama waktu itu.
Tanggapan anda ga ada kaitannya sama artikel. Seharusnya pertanyaaannya begini,
**************************************
|
|
V
Aliansi Wahabi dan Dinasti Al-Saud I:
…..
Amir `Uyaynah, Usman ibn Mu`ammar, pada mulanya memberi ruang gerak bagi al- Muhammad ibn Abd al-Wahhab dan ajaran barunya. Akan tetapi, tidak lama kemudian, Muhammad ibn Abd al-Wahhab menimbulkan keributan. Ia menghukum orang yang tidak mau shalat jamaah, ikut merajam seorang perempuan yang selingkuh, dan banyak ulama menentang aliran baru tersebut dan kuatir ajarannya meluas. Amir `Uyaynah tidak senang, begitu pula Banu Khalid yang berkuasa di Hasa, dan banyak amir lain di Najd. Mereka meminta Amir `Uyaynah supaya membunuh Muhammad ibn Abd al-Wahhab.
…….
Maka saya menulis sbb :
Sudahkah anda membuka kembali sejarah Rasulullah SAW, disaat-saat awal “Dakwah Islam” beliau di tengah2 kaum KAFIR. Bagaimana penilaian mereka2 terhadap Rasulullah, mereka sepakat bawah Muhammad membawa ajaran baru ditengah2 mereka serta ajaran baru tersebut harus dihentikan, ya mereka mulai melakukan makar terhadap Rasulullah.. sampai2 ingin membunuh beliau. Alhamdulillah, walaupun awalnya hanya seorang diri Muhammad SAW berdakwah, dengan pertolongan Allah SWT pengikut ajaran baru (menurut kafir) tersebut terus bertambah dan bertambah.
Bisa difahami maksud saya menulis?
itulah kalo wahabi nggak bisa membela orang yang dianiyaya oleh pemerintah karena tunduknya pada thagout bukan pada ALLah
bertanyalah pada ahlu ilmi sunguh perkara agama ini berat dan sungguh darahnya ulama beracun jadi siapakah orang bodoh yg mau minum racun dan jgn lah engkau membeci seseorang berlebihan apa salah ulama siapakah anda apakah anda atau akan berkata siapakah ahamad dia adalah laki laki saya juga laki laki hanya orang bodoh yang berbicara tanpa ilmu yg setiap perkataannyatdk mengandung makna atau apapun itu dahulu para ulama berkata siapa yg mencintai imam AHMAD KETAHUILAH DIA ADALAH AHLUSSUNNAH SEDANG KAN MASA KINIYG TERSISA SEDIKIT AHLI ILMU LALU KAU HINAKAN DIA DGN SEHINA HINA NYA DIA KETAHUILAH SEKARANG SIAPA YANG MENCINTAI IMAM ABDULLAH BIN ABDULL WAHAB YAKINILAH DIA ADALAH AHLUSSUNNAH DAN YG MEMBECI NYA ADALAH AHLUL HAWA WAL BIDA DANYG MENCITAI IMAM ABDUL AZIZ BIN BAZZ DIA ADALAH AHLUSSUNNAH DAN YG MEMBENCINYA ADALAH AHLUL HAWA WAL AHLUL BIDAH SAYANGGILAH ULAMA AHLUSSUNAH KRN MEREKA CAHAYA DIATAS KEGELAPAN MALAM
_____________
-Abu Salafy-
itu kata kamu!
qul haatuu burhaanakum in kuntum shaadiqiin!
APAKAH ANDA LEBIH HEBAT DARI IMAM NAWAWI YG BISA MEMBUAT KARYA ILMIYAH YG TERAMAT BAGUS ATAUKAH ANDA TELAH BISA MERUMUSKAN TAUHID SUNGGUHN JAHIL PERKATAAN ANDA YANG ANDA ERKATA TANPA ILMU COBA ANDA TANYAKAN TENTANG KEMULYAAAN ILMU IMAMBIN BAZZ SAM SIAPA PUN ULAAMA HIZBIYUN MANA PUN PASTI MEREKA AKAN BERKATA BELIAU ADALAH SALAH SATU PELITA ILMU NAMUN ANDA BERKATA WAKAZA WAKAZA TUNJUKAN BUKTIN KLO ANDA DIATAS HIDAYAH YG MN ANDA DIATAS JLN ASSSUNNAH MANAAAAAAAA BUKKKKKKKKKKTTTTTTTTTTTTTTTTIIIIIIIIIINYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
______________
-Abu Salafy-
Tidak ada gunanya ngaku-ngaku. Imam Nawawi itu Syafi’i mazhabnya bukan Wahhabi. Ben Baz hanya pemungut fatwa dan pembaca hadis tanpa perenungan yang dalam, maklum dai orang ….. .
JEMBRET LO ABU BUKAN ABU SALAFY TAPI ABU ROKOK PERLU DITARUH DIATAS ASBAK AJAH GAK ADA MANFAAT KLO DMINUM BIKIN BENGEK DIMAKAN BIKIN SAKIT PERUT YACH DI BUANG AJAJ DECH SUNGGUH HADIRNYA NABI SAW UNTUK MEMISAHKAN ANTARA KAFIR,MUNAFIQIN DAN MUSLIM DAN DIMAN LETAK KEILMUAAAN NYA ANAK KECIL PASTI JUGA AKAN BERBICARA INI TULISAN KYAK CEKER AYAM KARNA MEMANG TDK DMENGERTI ISI DAN POKOK PEMBAHASAN NYA JUGA GAK JELAS TIDAK ADA KEILMUAAN DIDALAMNYA TUNJUKAN KADARKEILMIYAHAAN NYA DISITUSSSSSSSSSSSS INIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII
cara seperti ini tidak akan pernah bisa mengalahkan al haq!
semoga engkau letih dengan kebodohanmu!
____________
-Abu Salafy-
Kebenaran Allah tidak dapat ditutup-tutupi apapun. Tapi kesalahan orang pasti terbongkar. Tapi Wahhabi bukan bisa dibongkar kesalahan sebagain ajarannya.
Memang yang menjadi masalah, ada satu golongan yang suka mensesatkan golongan lain, jika anda tahu yang dianggap sesat bukan hanya tabligh tapi dibawah ini Listnya :
-PKS (Ikhwanul Muslimin)
-HT ( Hiztbut Tahrir)
– Semua orang Islam yang menganut 4 mahzab ( Syafii, hambali, hanafi & maliki)
-NU, Muhamadiyah
-dll
Siapa Dalangnya, ialah yang mengaku SALAFI /As-Sunnah ( Salah Fikir ) kata banyak orang, Mereka seperti ingin mendirikan mahzab ke-5 diluar 4 mahzab yang sudah ada, SELAIN mereka dikatakan SEMUANYA SESAT….!!!!!
Siapa yang sesat kalau begitu………………????????????
BTW KOK MUNCULIN BLOG MUHAMMADIYAH, BUKANKAH ORMAS INI BANYAK SEKALI PERBEDAAN PENDAPAT DENGAN NU TERUTAMA MASALAH TAWASSUL,SELAMATAN,DAN BANYAK YANG LAINYA. APA INI HANYA SEKEDAR MENCARI TEMAN. TAPI KALO DALAM DISKUSI KHAN MUHAMMADIYAH LEBIH CONDONG KE PEMAHAMAN SALAFY DARIPADA NU BUKTINYA MUHAMMADIYAH,SALAFY,HT,PKS DAN LAIN KHAN NDAK MENGENAL ACARA SELAMATAN DAN NGALAP BERKAH ATO TAWASUL DI MAKAM PARA WALI KARENA INI SALAH SATU BENTUK KESYIRIKAN(KECUALI TAWASUL YANG SESUAI TUNTUNAN SUNNAH).BAHKAN WAKTU GUSDUR LENGSER ORMAS MUHAMMDIYAH YANG JADI SASARANYA, DIANCAM SEKOLAHNYA&MASJIDNYA WADUUUUHH.BAHKAN DINAMAKAN JIHAD PADAHAL UNTUK MEMBELA SESEORANG SAJA. GIMANA LAGI PENTOLANYA TAMBAH MENDUKUNG.APA BUKTINYA KALO HT,MUHAMMADIYAH,PKS, SALAFY PERNAH MENYERANG FASILITAS NU DENGAN KEKERASAN. SYA RASA PERBUTAN MASJID ITU PUN MENJADI KEBIASAAN NU BUKTINYA “MASJID PONDOK BENOWO INDAH SURABAYA” SILAHKAN TANYAKAN SEJARAH KEPENGURUSAN MASJID YANG SEBELUMMNYA DIPEGANG PENGURUS MUHAMMADIYAH. BAYNGKAN PENGURUSNYA DISERANG PAKE PARANG TONGKAT BAHKAN DI HANTAM SEJAK SAAT ITULAH SAYA MEMILIH NETRAL MENJADI ORANG ISLAM YANG MENGIKUTI QUR’AN DAN SUNNAH DAN SEMUA MUSLIM ADALAH SAUDARAKU. TNTANG MASJID DI JAWA TENGAH YANG DIKEMUKAKAN OLEH BPK HASYIM MUZADI APAA BUKTI KEKERASAN DARI PIHAK MUHAMMADIYAH DAN SALAFY. JUSTRU MUHAAMDIYAH DAN SALAFY MENYARANKAN KEBEERSAMMAAN DALAM HAL YANG MA’RUF SEPERTI SHOLAT BERJAMAAH.
Mas Abu tolong yan teriak di delete saja karena kurang sopan dalam beretika internet
TOLONG JANGAN MEMBESAR-BESARKAN MASALAH KHILAFIYAH, INGAT YA AKHI “ORANG KAFIR YAHUDI DAN NASHRANI BESIAP2 UNTUK MENIKAM DARI BELAKANG” BERSATULAH UMAT ISLAM ! INGAT KITA BERSSAUDARA.
alan, musuh islam memang harus dihadapi dengan bersatunya umat islam. Tapi bagaimana jika benar:
1. info-info dari abu salafy tentang wahabi benar adanya.
2. paham wahaby /kaum wahaby ternyata menjadi salah satu sumber perpecahan yang membuat umat islam tidak bersatu
3. paham itu memeperlemah dan ,memghancurkan potensi2 umat islam
4. Jadi yang obyektif: Kaji, uji, buktikan: benarkah info-info dari abu salafy, trus kalau benar bagaimana mengatasinya?
5. Sikap anda harusnya ditujukkan pada model dakwah kaum wahaby sedari awal? mikir ndak si anda?
6. Maaf. semoga sikap anda bukan karena iru hati: kok bukan aku yang bisa mencounter wahaby ya? wah aku nggak suka ada yang lebih hebat dari aku, (maaf semoga tidak begitu)
Mau tau siapa sebenarnya Ibin Abdul Wahab si pendiri sekte nyeleneh wahabi, Tentang Ajarannya dan kejahatan-kejahatan yang pernah dilakukannya?.
silahkan membuka dan membaca tautan dibawah ini. Allahu Musta’an
1. Saudi Wahabi, Kerajaan Yang Didirikan dengan Penghianatan dan Kebengisan
http://qitori.wordpress.com/2007/09/12/kerajaan-yang-didirikan-dengan-pengkhianatan-dan-kebengisan/
2. Skandal Ibnu Abdul Wahab Dan Mata-mata Inggris
http://qitori.wordpress.com/2007/09/10/skandal-ibn-abdul-wahhab-dengan-mata-mata-inggeris/
3. Wahabi Salafy Mengusung Tauhid Atau Kedangkalan Pemikiran?
http://qitori.wordpress.com/2007/12/04/wahabi-salafy-tauhid-atau-kedangkalan-pemikiran/
4. Salafiyah: Mengapa Harus Keras Dan garang Terhadap Sesama Muslim?
http://qitori.wordpress.com/2007/11/15/salafiyah-mengapa-harus-keras-dan-garang-terhadap-sesama-muslim/
5. Wahabisme; Mengusung Monoteisme Atau Egotisme? (bag 1)
http://qitori.wordpress.com/2007/11/15/wahabisme-mengusung-monoteisme-atau-egotisme-bag1/
6. Wahabisme Pemahaman Agama yang sakit
http://qitori.wordpress.com/2007/10/26/wahhabisme-%e2%80%93-pemahaman-agama-yang-sakit/
abbas lagon al atsary sama alan itu satu orang kayanya, minimal pake satu komputer sama-sama deh (buktinya caps locknya macet…)
peace…
Abu Salafy yang terhormat, saya ingin sedikit bertanya mengenai beberapa hal tentang awal mula wahabi.
Saya sedikit meragukan karya Memoirs of Hempher, tapi saya memang meyakini adanya campur tangan dari pemerintahan Inggris dalam mendanai dan mempersenjatai Revolusi Wahabi pertama, seperti yang mas tulis dalam postingan lain. Yang ingin saya tanyakan adalah apakah dalam Revolusi Wahabi tersebut juga ada campur tangan Freemason?
____________
Abu Salafy
Wallahu A’lam